Antonio Leonardo Agriva Devaly Avista Angelia Rosari Yudhytha Yudhytha Anggarhani Q. Evan Gunawan Stefanus Indra G. Sherly Damima Desi Irwanta Theresia Nurida A. Lukas Surya Trifonia Rosa K.
(108114112) (108114113) (108114115) (108114116) (108114117) (108114118) (108114119) (108114124) (108114126) (108114128) (108114131) (10811413 1)
1
DYSPEPSIA
2
DYSPEPSIA
DEFINISI Nyeri kronis atau berulang atau ketidaknyamanan ketidaknyamanan yang berpusat di perut bagian atas yang ditandai dengan cepat kenyang atau rasa penuh di perut bagian atas
Dyspepsia dikategorikan dikategorikan menjadi 2 yaitu: Uninvestigated Dyspepsia Functional Dyspepsia
3
DYSPEPSIA
EPIDEMIOLOGI
Di amerika serikat, prevalensi dypsesia adalah sekitar 25% yang diikuti dengan gejala mulas dan muntahan. Di skandinavia, tingkat kejadian dypsesia adalah kurang dari 1% dalam waktu 3 bulan setelah dilaporkan
4
DYSPEPSIA
ETIOLOGI Dispepsia disebabkan oleh : •
Makanan yang bersifat asam
•
Obat-obatan, contohnya: NSAID’s
•
Minuman beralkohol
•
Stress
•
Merokok 5
DYSPEPSIA
PATOFISIOLOGI
Gesekan dinding lambung
Dispepsia
Peningkatan asam lambung
6
DYSPEPSIA
PROGNOSIS Mengkonsumsi makanan dengan kadar asam tinggi
Mengkonsumsi makanan yang memiliki rasa pedas
Mengkonsumsi alkohol & rokok
7
DYSPEPSIA
TERAPI
DYSPEPSIA
KASUS Pria berusia 29 tahun terkadang merasa tidak nyaman pada perut tanpa disertai dengan penurunan berat badan atau perdarahan pada saluran pencernaan. Pasien mengaku tidak mengkonsumsi aspirin atau NSAIDs. Pemeriksaan abdomen menunjukkan epigastric tenderness. Tes serologi positif untuk H. Pylori dan pasien telah menerima terapi berupa omeprazole, amoxicillin, dan clarithromycin selama 10 hari. 6 minggu kemudian pasien tersebut mengalami gejala yang sama. Bagaimana management dan evaluasi penyakit ini? 9
DYSPEPSIA
Mengganti pola makan seperti : Mengunyah makanan secara perlahan Makan secara teratur Jangan makan selama makan Hindari melakukan olahraga setelah makan Istirahat cukup dan hindari stress 10
DYSPEPSIA
OUTCOME Ppi (proton pump inhibitor) digunakan sebagai penekan asam
Aksi farmakologi
Berikatan dengan H+/K+ ATPase pada sel parietal lambung sehingga menyebabkan blocking sekresi asam lambung 11
DYSPEPSIA omeprazole (20 mg PO) amoxicilin 1000 mg dan clarithomycin 500mg
EFEK SAMPING berupa pusing, sakit kepala, batuk, muntah asan, konstipasi, diare, mual, muntah, rash, dan ditemukan kemungkinan fraktura tulang pada post marketing reports .
KONTRAINDIKASI Penyesuain dosis untuk pasien dengan gangguan hepar Hipersensitif terhadap omeprazole atau PPI lain Dapat meningkatkan kemungkinan terjadinya osteoporosis Termasuk kategori obat C untuk ibu hamil dan tidak aman digunakan untuk ibu menyusui karena didistribusikan melalui ASI 12
DYSPEPSIA
13
GASTRITIS
14
GASTRITIS
Definis Gastritis peradangan mukosa lambung (diagnosis histologik)
Gastritis
AKUT
Erosif
Infeksi KRONIK Non Infeksi Atrofi Mukosa dan metaplasia intestinal 15
GASTRITIS
ETIOLOGI Gastritis Akut
Gastritis Kronik
Helicobacter pylori
Obat NSAID
16
GASTRITIS
EPIDEMOLOGI •34.5%
gastritis (medical record Rumah Sakit Hospital pada tahun 2010 ) •Dari
1.645 responden, 60% responden menderita gastritis (Brain & Co dengan PT. Kalbe Farma tahun 2010)
17
GASTRITIS
PATOFISIOLOGI
Gastritis
akut
Iritan masuk ke lambung
H.pylori
Peningkatan sekresi asam lambung
kronik
Iritasi mukosa lambung
Merusak mukosa lambung
18
GASTRITIS
19
GASTRITIS
Terapi • • •
Antacids H2 blocker, such as ranitidine Proton Pump Inhibitors (PPI)
20
GASTRITIS
Terapi untuk Infeksi H. pylori Lini Pertama Amoxicillin 1 g (Metronidazole 20 mg), klaritomisin 500 mg, PPI 2x1 hari 7-14 hari
Lini kedua(Quadruple therapy ) • omeprazol 2x20 mg/hari • bismuth subsalisilat 4x525 mg/hari • metronidazol 4x250 mg/hari • tetrasiklin 4x500 mg/hari • selama 10-14 hari
10-14 hari
21
GASTRITIS
Lini ketiga • levofloksasin adalah 2x500 mg/hari • amoksisilin 2x1 g/hari • omeprazol 2x20 mg/hari
10 hari
22
GASTRITIS
KASUS •
•
•
Ny. R, 50 thn masuk RS tgl 13 Juni 2012 Keluhan: nyeri perut kiri atas, terasa seperti diremas-remas, nyeri dirasakan setiap saat dada terasa panas mual badan mengigil wajah tampak menahan rasa sakit Riwayat: pasien diawat di RS 3 minggu lalu dengan keluhan serupa hipertensi selama 3 tahun (tdk terkontrol)
•
•
•
Pemeriksaan fisik secara umum dalam keadaan SEDANG. TD : 130/80 mmHg Nadi : 82 x / menit Respirasi : 20 x / menit Suhu tubuh : 36 C terdapat nyeri tekan di ulu hati dan perut atas bag. Kiri Pemeriksaan lab (SGPT dan SGOT > normal) endoskopi 23
GASTRITIS
•
•
Farmakologi: IVFD Asering 500 ml 20 tpm, Neurosanbe 1 x 3 ml/drip, injeksi omeprazle 1 x 40 mg, braxidin 2 x 2.5 mg/oral, ulsicral sirup 3 x 1 sendok takar Non farmakologi : Relaksasi Olah nafas Distraksi (diajak ngobrol dan mendengarkan musik intrumental)
24
Braxidin • •
•
•
GASTRITIS
Indikasi : Terapi simptomatik tukak lambung & usus 12 jari Efek samping : gangguan mental & penglihatan, mengantuk, amnesia, ketergantungan, retensi urin, hipotensi Kontra Indikasi : Glaukoma, syok, psikosis berat Dosis : Dws 3-4 tab/hr. Lansia & penderita yg lemah Awal 1-2 tab/hr, ditingkatkan bertahap s/d dosis efektif
Ulsicral •
•
• •
memberikan sebuah efek sitoprotektif lambung sebagai pertahanan mukosa Efek samping : 1-10%, Sembelit (2%), <1%, sakit kepala, Pusing, Insomnia, mulut kering, perut kembung, Diare (0,2-0,4%), gangguan pencernaan, Mual (0,2-0,4%), muntah Kontraindikasi : Riwayat penyakit hipertensi Dosis untuk anak-anak 1 g PO tiap 6 jam selama 4-8 minggu, (1 jam sebelum makan atau 2 jam setelah makan), orang dewasa 40-80 mg / kg / hari tiap 6 jam PO atau 0,5-1 g PO tiap 6 jam 25
IVFD ASERING •
•
•
•
GASTRITIS
Kandungan per 1000 ml : Fruktosa, Dekstrosa 0,2 gram, CaCl 2, KCL 0,3 gram, NaCl 6 gram, Na asetat 3,8 gram. Indikasi : Nutrien dan pengobatan asidosis yang berhubungan dengan dehidrasi dan kehilangan ion alkali dalam tubuh. Kontra indikasi : Gagal jantung kaongesif, kerusakan ginjal, adema paru yang disebabkan oleh retensi Natrium dan hiperproteinemia, hipernatremia, hiperkloremia, dan hiperdehidrasi. Efek samping : Demam, infekasi pada tempat penyuntikan, thrombosis vena atau flebitis (radang pembuluh balik) pada tempat penyuntikan, hipervolemia (bertambahnya volume plasma darah yang beredar)
NEUROSANBE •
• • •
Kandungan per tablet : Vitamin B1 100 mg, Vitamin B6 200 mg, Vitamin B12 µg Indikasi : kelainan sistem saraf tepi, merupakan vitamin saraf Dosis : 2x3 sehari 1 tablet Penyajian : Dikonsumsi bersama dengan makanan 26
GERD Gastro Esophageal Reflux Disease
27
GERD
Definisi GERD Kelainan pada LES
28
GERD
Epidemiologi
- Amerika Utara : 19,8% (1997), 20% (1999) usia 25-74 tahun - Eropa : 10,3% (usia 17-91 tahun) - Asia : 3,1% (usia 18-70 tahun) 29
GERD
Etiologi (penyebab) • • • • •
Hiatal Hernia Paparan asam lambung berlebih LES hipotensi Pengosongan lambung yang tertunda Resistensi mukosa LES
30
GERD
Patofisiologi
normal
Relaksasi pada LES
GERD
Relaksasi sementara LES
TRLES berlangsung 10-35 detik
Tiap 2-6 kali dalam sejam
- TRLES berlangsung lama - Sering dari biasa - Tekanan kontraksi LES kurang adekuat 31
GERD
Prognosis • • •
•
Kehamilan Obesitas Penggunaan obat-obatan antikolinergik, antihipertensi, dan antidepresan Pola hidup
32
GERD
Penampakan Klinis Gejala khas
Gejala tak khas
Gejala alarm (bahaya)
Dapat diperburuk dengan refluks gastroesophageal pada posis berbaring, membungkuk, atau pada saat makan makanan tinggi lemak Heartburn Hipersalivasi Sendawa reurgitasi
Dalam beberapa kasus, gejala khas tidak nampak, hal tersebut menyulitkan dalam mengenali penyebab GERD, terutama ketika pengecekan endoskopi normal nonallergic asthma batuk kronis serak/parau pharyngitis nyeri dada erosi gigi
Gejala ini mungkin mengindikasikan komplikasi
dari GERD seperti Barrett’s
esophagus, penyempitan esofagus, kanker esofagus nyeri berulang dysphagia odynphagia kehilangan berat badan yang tidak diketahui penyebabnya
33
GERD
Pengobatan GERD Outcome
Tujuan terapi
Target terapi
• gejala GERD berkurang/hilang
• untuk meringankan/mengurangi gejala • mengurangi frekuensi dan durasi RGE • meningkatkan penyembuhan mukosa yang terluka • mencegah berkembangnya komplikasi
• ditujukan pada menormalkan abnormalitas
patofisiologi
34
GERD
Strategi Pengobatan Non farmakologi: Modifikasi gaya hidup, tidak mengkonsumsi makanan yang dapat memperburuk gejala RGE. Farmakologi Kondisi pasien
Terapi yang dianjurkan
Fase I Gejala ringan
A. merubah gaya hidup PLUS B. Antasid (Maalox atau Milanta) AND / OR C. Dosis rendah untuk OTC antagonis reseptor H2 (cimetidin, famotidin, nizatidin, ranitidin) 35
GERD Fase II Gejala RGE A. Modifikasi pola hidup A. Perubahan gaya hidup PLUS PLUS B Dosis standar dari antagonis reseptor H2 B. PPI untuk 8-16 minggu untuk 6-12 minggu Esomeprazol 20-40mg/hr Simetidin 400 mg Lansoprazol 30mg/hr Famotidin 20 mg Omeprazol 20mg/hr Nizatidin 150 mg Pantoprazol 40mg/hr Ranitidin 150 mg Rabeprazol 20mg/hr OR OR C. PPI untuk 4-8 minggu C. Antagonis reseptor H2 dosis tinggi untuk Esomeprazol 20mg/hr 8-12 minggu Lansoprazol 15-30mg/hr Simetidin 400 mg atau 800 mg Omeprazol 20mg/hr Famotidin 40 mg Pantoprazol 40mg/hr Nizatidin 150 mg Rabeprazol 20mg/hr Ranitidin 150 mg
Fase III
Terapi interventional (operasi antirefluks atau terapi endoluminal)
36
GERD
• •
•
•
•
•
•
Laki-laki 49 tahun, sehat Nyeri retrosternal ± 6 bulan, frekuensi 1-2 kali/ minggu setelah makan, saat membungkuk atau berbaring (tidak saat aktivitas atau bernafas), nyeri disertai asam dimulut Selama bulan lalu, gejala telah terjadi setiap hari, dengan pasien kadang-kadang terbangun di malam hari dengan gejala serupa yang mengganggu tidur Pasien telah menggunakan TUMS ® dan Maalox ®, obat tersebut bekerja, tetapi hanya menghilangkan gejala sementara Pasien belum pernah menemui seorang dokter untuk gejala yang sama atau menggunakan obat yang diresepkan Pasien tidak melaporkan disfagia apapun, mual, muntah, nyeri perut lainnya, perubahan kebiasaan buang air besar, melena, feses dengan darah merah terang, atau penurunan berat badan Non-perokok, konsumsi alkohol rendah (rata-rata dua bir per minggu)
Kasus
37
GERD
Obat OTC dan Obat Herbal: Tidak ada Pemeriksaan Fisik: Pasien umumnya muncul bergizi baik – BP 132/70, denyut nadi 84 bpm, afebris – Berat sekarang 102 kg dan tinggi 178 cm – Tidak pucat konjungtiva, tidak ikterus scleral – Rongga mulut normal, gigi yang normal – kecuali untuk obesitas sentral, sisa pemeriksaan fisik dalam batas normal –
38
GERD Omeprazole 20 mg/hr
TERAPI
4 minggu setelah pemberian
Gejala muncul kembali :
Tidak ada gejala
Terapi PPI dilanjutkan (omeprazole 20mg/hr)
Heartburn memburuk
PPI ditingkatkan H2RA
(omeprazole 40mg/hr)
Mengganti PPI
39
GERD
Indikasi : refluks gastroesofagus, dispepsia karena asam lambung • golongan PPI menekan sekresi asam lambung oleh penghambatan spesifik dari H + / K+-ATPase dalam sel parietal lambung • 20 mg sehari selama 4 minggu diikuti 4-8 minggu berikutnya jika tidak sepenuhnya sembuh. Penyakit refluks (penatalaksanaan jangka panjang), 10 mg sehari meningkat sampai 20 mg sehari jika gejala muncul kembali. Omeprazole diminum setelah makan. • Peringatan : PPI harus hati-hati pada pasien Interaksi : dengan penyakit hati, kehamilan dan menyusui. – antikoagulan : kerja warfarin ditingkatkan Sebelumoleh pengobatan adanya kanker lambung omeprazol harus dikeluarkan. – antiepileptik : efek fenitoin ditingkatkan oleh : urtikaria, mual dan muntah, • Efek samping omeprazol konstipasi, kembung, nyeri abdomen, lesu, – ansiolitika dan hipnotik : metabolisme eritema multiforme, angiodema, demam, diazepam dihambat oleh omeprazol bronkospasme, fotosensititas, nefritis intersisial, 40 alopesia, insomnia, berkeringat, ginekomastia, •
omeprazole
•
GERD
Nonfarmakologis •
•
konsumsi alkohol dikurangi atau tidak minum sama sekali mengangkat kepala pada saat tidur (meningkatkan pengosongan lambung). Gunakan 4-6 inchi penyangga dibawah kepala dari tempat tidur. Tidur pada kasur busa.
41