DREDGING PERAIRAN DANGKAL Oktoberty Staf Pengajar Akademi Teknik Perkapalan (ATP) Veteran Semarang
Abstrak
Perairan yang bermanfaat ekonomis adalah perairan yang dapat memberikan keuntungan bagi pemilik dan pemakai secara riil yang berupa kelancaran perjalanan pemakainya, pemakainya, secara khusus khusus adalah perjalanan kapal laut. Perairan yang dangkal tidak dapat dipakai untuk lalu lintas kapal sehingga memerlukan pendalaman dengan tahapan pengerukan (Dredging) tanah / lumpur yang berada berada dibawah permukaan permukaan perairan perairan / air laut. Cara pendalaman terbaik dengan menggunakan alat pengerukan berupa armada Kapal Keruk. Dengan mengambil tanah / lumpur dari permukaan perairan kemudian diangkut untuk dibuang ke daerah lain yang lebih dalam atau ke daratan, sehinga memerlukan Kapal keruk dan beberapa armada pendukung yang mempercepat mempercepat dan memeperlancar proses pendalaman pendalaman suatu perairan. Kata Kunci : pengerukan, peraian, dangkal PENDAHULUAN Pengerukan (bahasa Inggris : Dredging ) berasal dari kata dasar keruk (dredge) , , menurut kamus berarti proses, proses, cara, cara, perbuatan mengeruk . Sedangkan definisi pengerukan menurut Asosiasi Internasional Perusahaan Pengerukan adalah mengambil tanah atau material dari lokasi di dasar air, biasanya perairan dangkal seperti seperti danau, danau, sungai, muara ataupun ataupun laut dangkal, dan memindahkan atau membuangnya ke lokasi lain. Untuk melakukan pengerukan biasanya digunakan kapal digunakan kapal keruk yang memiliki alat-alat khusus sesuai dengan kondisi di areal yang akan dikeruk, seperti : Kondisi dasar air (berbatu, pasir, dll) Areal yang akan dikeruk (sungai, danau, muara, laut dangkal, dll.) Peraturan atau hal – hal yang diminta oleh pemerintah lokal ataupun oleh pihak yang meminta dilakukan pengerukan
Tahapan pengerukan Pengerukan utamanya terdiri dari 3 tahap, yaitu : 1. Memisahkan dan mengambil material dari dasar air dengan menggunakan : o Pengikisan (erosion) o Memancarkan air tekanan tinggi ( jetting ) o Memotong (cutting ) o Menghisap ( suction) o Memecah (breaking ) o Mengambil dengan menggunakan bucket ( grabbing ) 2. Mengangkut material dengan menggunakan : o Tongkang (barges) o Tongkang atau kapal yang didesain secara khusus memiliki wadah penampung (hoppers) o pipa terapung / floating pipeline o conveyor-belt o Truk 3. Pembuangan material tersebut dengan menggunakan : o Pembuangan pipa ( pipeline discharge) o Alat angkat seperti crane o Membuka pintu di bawah pada beberapa kapal atau tongkang yang didesain secara khusus (hopper barges)
Pengerukan ini dilakukan untuk membuat : Pelabuhan baru, termasuk alur pelayarannya. Melebarkan dan atau mendalami pelabuhan / terusan / sungai yang sudah ada. Proyek reklamasi. Hal-hal lainnya yang terkait dengan pertambangan.
Alat Pengerukan Alat yang biasa dipergunakan untuk mengambil tanah atau material dari lokasi di dasar air, biasanya perairan dangkal seperti danau, sungai, muara ataupun laut dangkal, dan memindahkan atau membuangnya ke lokasi lain biasa disebut Kapal Keruk. Kapal Keruk atau dalam bahasa Inggris sering disebut dredger merupakan kapal yang memiliki peralatan khusus untuk melakukan pengerukan. Kapal ini dibuat untuk memenuhi kebutuhan, baik dari suatu pelabuhan, alur pelayaran,
ataupun industri lepas pantai, agar dapat bekerja sebagaimana halnya alat-alat levelling yang ada di darat seperti excavator dan Buldoser . Ada beberapa jenis kapal keruk diantaranya adalah : 1. Kapal keruk penghisap / Suction dredgers 1.1 .Trailing suction hopper dredger 1.2. Cutter-suction dredger 2. Bucket dredger 3. Backhoe/dipper dredge 4. Water injection dredger
Gambar 1. Trailing suction hopper dredger (TSHD) Trailing Suction Hopper Hredger (TSHD) membuang material dari hopper (penampung), jenis pembuangan ini disebut rainbowing , digunakan untuk melakukan reklamasi : 1. Kapal keruk penghisap / Suction dredgers Beroperasi dengan menghisap material melalui pipa panjang seperti vacuum cleaner . Jenis ini terdiri dari beberapa tipe, yaitu :
a. Trailing Suction Hopper Hredger
Gambar 2. TSHD menyeret pipa penghisap Sebuah trailing suction hopper dredger (TSHD) menyeret pipa penghisap ketika bekerja, dan mengisi material yang diisap tersebut ke satu atau beberapa penampung (hopper) di dalam kapal. Ketika penampung sudah penuh, TSHD akan berlayar ke lokasi pembuangan dan membuang material tersebut melalui pintu yang ada di bawah kapal atau dapat pula memompa material tersebut ke luar kapal. TSHD terbesar di dunia adalah milik perusahaan Belgia yaitu Jan De Nul TSHD. Vasco Da Gama (33.000 m³ penampung, 37,060 kW total tenaga yang ada) dan perusahaan Belanda Boskalis TSHD. W.D. Fairway (35.000 m³ penampung). PT Pengerukan Indonesia memiliki pula kapal keruk jenis ini seperti TSHD Halmahera dan TSHD Irian Jaya. Digunakan untuk melakukan maintenance dredging di pelabuhan-pelabuhan seluruh Indonesia.
b. Cutter-suction dredger
Gambar 3. Cutter-Suction Dredger (CSD) Cutter-Suction Dredger (CSD) mempunyai tabung penghisap berkepala pemotong di pintu masuk penghisap. Pemotong dapat pula digunakan untuk material keras seperti kerikil atau batu. Material yang dikeruk biasanya diisap oleh pompa pengisap sentrifugal dan dikeluarkan melalui pipa atau ke tongkang. CSD dengan pemotong yang lebih kuat telah dibangun beberapa tahun terakhir, digunakan untuk memotong batu tapi peledakan. CSD memiliki dua buah spud can di bagian belakang serta dua jangkar di bagian depan kiri dan kanan. Spud can berguna sebagai poros bergerak CSD, dua jangkar untuk menarik ke kiri dan kanan. Dua CSD terbesar di dunia adalah CSD milik Dredging International CSD D'Artagnan (28.200 kW) dan Jan De Nul CSD J.F.J. DeNul (27.240 kW). 2. Bucket dr edger
Bucket dredger adalah jenis tertua dari suatu kapal keruk. Biasanya dilengkapi dengan beberapa alat seperti timba / bucket yang bergerak secara simultan untuk mengangkat sedimen dari dasar air. Varian dari Bucket dredger ini adalah Bucket Wheel Dredger . Beberapa Bucket dredger dan Grab dredger cukup kuat untuk mengeruk dan mengangkat karang agar dapat membuat alur pelayaran.
Gambar 4. Bucket dredger Bucket dredger masih dipergunakan untuk penambangan bijih timah di Provinsi Bangka Belitung dan Kepulauan Riau yang dioperasikan oleh PT Timah Tbk. 3. Backhoe / dipper dr edge
Backhoe/dipper dredger memiliki sebuah backhoe seperti excavator . Backhoe dredger dapat pula menggunakan excavator untuk darat, diletakkan di atas tongkang. Biasanya backhoe dredger ini memiliki tiga buah spudcan, yaitu tiang yang berguna sebagai pengganti jangkar agar kapal tidak bergerak, dan pada backhoe dredger yang high-tech, hanya memerlukan satu orang untuk mengoperasikannya. Dua backhoe dredger terbesar di dunia adalah milik dari Bean L.L.C. yaitu TAURACAVOR dan milik dari Great Lakes Dredge & Dock Co. NEW YORK. Keduanya dilengkapi dengan Excavator Liebherr 996.
4. Water inj ection dr edger
Gambar 5. Water Injection Dredger (WID) Water Injection Dredger menembakkan air di dalam sebuah jet kecil bertekanan rendah (tekanan rendah karena material seharusnya tidak bertebaran kemanapun, karena harus secara hati-hati agar material dapat dipindah) ke sedimen di dasar air agar air dapat mengikat sedimen sehingga melayang di air, selanjutnya di dorong oleh arus dan gaya berat keluar dari lokasi pengerukan. Biasanya digunakan untuk maintenance dredging di pelabuhan. Beberapa pihak menyatakan bahwa WID adalah bukan pengerukan sementara pihak lain menyatakan sebaliknya. Hal ini terjadi karena pengukuran yang seksama harus dibuat untuk mengukur kedalaman air, sedangkan beberapa alat ukur untuk itu (seperti singlebeam echosounder ) kesulitan untuk mendapat hasil yang akurat dan harus menggunakan alat ukur yang lebih mahal (multibeam echosounder ) untuk mendapat hasil ukuran yang lebih baik. Didalam pelaksanaan untuk mengambil tanah atau material dari lokasi di dasar air, biasanya perairan dangkal seperti danau, sungai, muara ataupun laut dangkal, dan memindahkan atau membuangnya ke lokasi lain memerlukan alat bantu lain yang sering disebut kapal penunjang pelaksanaan. Adapun kapal-kapal penunjang untuk memperlancar pengoperasian kapal keruk, terdiri dari :
1. Kapal Tunda Penggunaan kapal tunda dalam pengoperasian kapal keruk, dapat dibedakan menjadi 3 tahap kegiatan, yaitu : a. Penggunaan pada saat mobilitasi armada keruk Untuk keperluan mobilisasi ini, kapal tunda digunakan untuk menarik kapal keruk, tongkang lumpur, tongkang minyak, tongkang air, yang biasanya tidak mempunyai mesin penggerak sendiri, dari home base ke lokasi pengerukan dan sebaliknya b. Penggunaan pada saat transportasi bahan keruk Dalam hal ini, kapal tunda digunakan untruk menarik tongkang-tongkang lumpur dilokasi pengerukan ke tempat pembuangan akhir yang telah ditentukan dilaut, di pinggir pantai/sungai dan sebaliknya c. Penggunaan di lokasi pengerukan Pada lokasi pengerukan, biasanya kapal tunda digunakan untuk memindahkan posisi kapal keruk, posisi jangkar, menempatkan tongkangtongkang lumpur disamping kapal keruk, dan membantu pemasangan pipa pipa apung pada kapal keruk 2. Kapal Kerja Kapal kerja mulai melakukan kegiatan dilokasi pengerukan yaitu digunakan sebagai tempat untuk mereparasi peralatan yang cepat aus, seperti pipa-pipa apung, sling-sling, rol-rol,kepala potong dan timba-timba keruk 3. Kapal survey Kapal survey digunakan di lokasi pengerukan sebelum dan sesudah kapal keruk beroprasi. Pekerjaan yang digunakan adalah mengukur kedalaman dasar laut/sungai sebelum dan sesudahnya, menyelidiki jenis tanah/limpur yang akan dikeruk dan volume bahan keruk yang akan dikeruk 4. Tongkang Lumpur Tongkang lumpur dengan mesin penggerak sendiri digunakan untuk mengangkut hasil-hasil keruk dari lokasi pembuangan akhir, yang berada di tengah laut atau dipinggir pantai, tanpa bantuan kapal tunda Tongkang lumpur tnapa mesin penggerak sendiri digunakan untuk mengumpulkan bahan hasil keruk dan membawanya kelokasi pembuangan akhir yang berada di tengah laut atau pinggir pantai denagn bantuan kapal tunda
5. Tongkang Minyak Tongkang minyak dengan mesin penggerak sendiri digunakan untuk mengangkut bahan bakar dari pelabuhan ke lokasi pengerukan. Setelah sampai ke lokasi pengerukan, bahan bakar biasanya langsung di pindahkan ke tongkang penyimpanan bahan bakar. Tongkang minyak tanpa mesin penggerak sendiri digunakan untuk menyimpan bahan bakar dilokasi pengerukan, sebagai persediaan harian bagi keperluan pengoperasian kapal keruk selama kegiatan pengerukan berlangsung 6. Tongkang Air Tongkang air digunakan untuk menyimpan air tawar di lokasi pengerukan sebagai persediaan harian baik untuk keperluan minuman, masak serta mandi ABK dan karyawan maupun untuk air pendingin mesin induk dan mesin bantu kapal keruk dan kapal-kapal penunjang lainnya. Pengerukan ini dilakukan untuk hal-hal berikut : a. Navigasi b. Infrastruktur c. Rekayasa pantai / Coastal Engineering Salah satunya adalah beach nourishment yaitu menambang pasir di lepas pantai dan ditempatkan di pantai untuk mengganti pasir yang tererosi oleh badai atau ombak. Hal ini dilakukan untuk melindungi fungsi dari pantai dan rekreasi. d. Industri pertambangan o Pengerukan mineral o Memindahkan permukaan tanah yang digali / overburden o Reklamasi bekas tambang e. Industri pertambangan lepas-pantai. o Pembuatan parit untuk pipa bawah laut o Menyiapkan lokasi pengeboran lepas-pantai o Menstabilkan platform lepas-pantai o Melindungi pipa bawah laut KESIMPULAN Pengerukan tanah dibawah air pada daerah perairan seperti danau, sungai, muara ataupun laut dangkal, dan memindahkan atau membuangnya ke lokasi lain ternyata memerlukan perencanaan dan koordinasi yang sangat intensif dan efisien.
Sarana dan prasarana yang diperlukan telah dimiliki dan dipergunakan oleh bangsa Indonesia, hanya saja perlu intensif dan terstruktur pelaksanaannya sehingga dapat lebih bermanfaat bagi anak cucu kita secara luas, baik untuk fungsi perlindungan pantai, tempat rekreasi maupun perkembangan teknologi lepas pantai dan pertambangan. DAFTAR PUSTAKA 1. Herbich JB, Coastal & Deep Ocean Dredping 2. Holland IHC, Ports and Dredging & Oil Report 3. Hubert R, Cooper, Practical Dredging 4. Tasrun Sjahrun, (1987), Membangun Kapal Penunjang Secara Praktis, Ikhwan, Jakarta. 5. Peter Nissen, Pengalaman Menggunakan Mesin Disel pada Kapal Tunda 6. Ship & Boat International (1980), Survey Vessel and British Work Boat 7. World Dredging, (1979), Australia Workboat Designed for vertility, Manuver Ability.