ANALISA SINTESA TINDAKAN PEMASANGAN INFUS PADA Tn. W DI RUANG MELATI TIMUR RSUD dr. SOEHADI PRIJONEGORO SRAGEN
Hari
: Jum’at
Tanggal
: 20 April 2018
Jam
: 19.30 WIB
A. Keluhan Utama
Nyeri akut B. Diagnosa Medis
Abdominal paint C. Diagnosis Keperawatan
Nyeri akut berhubungan dengan deng an agen cidera biologis
D. Data yang mendukung
DS
: Pasien mengatakan nyeri di perut
DO
: Tekanan darah : 120/80 mmHg, HR: 84 kali/menit, RR : 24 kali/menit. Pasien tampak gelisah/tidak nyaman Skala nyeri :
P: Biologis Q: Seperti ditusuk tusuk R: di abdomen/perut S: 7 T: Hilang timbul
E. Dasar Pemikiran
Abdominal pain (nyeri abdomen) merupakan sensasi subjektif tidak menyenangkan yang terasa di sertiap regio abdomen. Kasus abdominal paint tercatat 5% sampai 10% dari semua kunjungan gawat darurat atau 5 sampai sepuluh juta pasien di Amerika Serikat (Pierce A. Grace & Neil R. Borley, 2009). Nteri perut dapat berupa nyeri viseral dan nyeri somatik, dan dapat berasal dari berbagai proses pada berbagai organ struktur dalam rongga perut atau diluar rongga perut, misalnya rongga dada (Sjamsuhidajat dkk, 2010).
Nyeri yang di derita oleh Tn. W merupakan nyeri viseral yang terjadi karena terdapat rangsangan nyeri pada organ atau struktur rongga perut, yaitu terjadi karena terdapat cedera atau radang di dalam perut.
F. Prinsip tindakan Keperawatan
Terapi infus merupakan tindakan yang paling sering dilakukan pada pasien yang menjalan rawat inap sebagai jalur terapi intravena (IV), pemberian obat, cairan, dan pemberian produk darah, atau sampling darah (Alexander, Corigan, Gorski, Hankins, & Perucca, 2010). Standar Operasional Prosedur (SOP) memasang selang infus adalah : 1. Cuci tangan 2. Dekatkan alat 3. Jelaskan kepada klien tentang prosedur dan sensasi yang akan dirasakan selama pemasangan infus 4. Atur posisi pasien / berbaring 5. Siapkan cairan dengan menyambung botol cairan dengan selang infus dan gantungkan pada standar infus 6. Menentukan area vena yang akan ditusuk 7. Pasang alas 8. Pasang tourniket pembendung ± 15 cm diatas vena yang akan ditusuk 9. Pakai sarung tangan 10. Desinfeksi area yang akan ditusuk dengan diameter 5-10 cm 11. Tusukan IV catheter ke vena dengan jarum menghadap ke jantung 12. Pastikan jarum IV masuk ke vena 13. Sambungkan jarum IV dengan selang infus 14. Lakukan fiksasi ujung jarum IV ditempat insersi 15. Tutup area insersi dengan kasa kering kemudian plester 16. Atur tetesan infus sesuai program medis 17. Lepas sarung tangan 18. Pasang label pelaksanaan tindakan yang berisi : nama pelaksana, tanggal dan jam pelaksanaan 19. Bereskan alat 20. Cuci tangan
21. Observasi dan evaluasi respon pasien, catat pada dokumentasi keperawatan
G. Analisa tindakan
Pemasangan infus pada Tn. W bertujuan untuk mempertahankan atau mengganti cairan tubuh yang mengandung air, elektrolit, vitamin, protein, lemak dan kalori yang tidak dapat dipertahankan melalui oral, mengoreksi dan mencegah gangguan cairan dan elektrolit, memperbaiki keseimbangan asam basa, menyediakan media untuk pemberian obat intravena, dan membantu pemberian nutrisi parenteral. Saat dilakukan tindakan pemasangan infus, terdapat kendala yaitu harus dilakukan penusukan pada vena sampai 2 kali baru bisa terpasang di vena pada kaki kanan pasien. Dikarenakan pembuluh darah vena pada Tn. W kecil dan berkelok – kelok, sehingga resiko pecahnya pembuluh darah saat pemasangan infus cukup besar.
H. Bahaya dilakukannya tindakan
Terapi infus sebagai salah satu tindakan invasif memerlukan keterampilan yang cukup saat melakukan pemasangannya. Akibat prosedur pemasangan yang kurang tepat, posisi yang salah, kegagalan saat menginsersi vena, serta ketidakstabilan dalam memasang fiksasi, semua hal tersebut dapat menimbulkan ketidaknyamanan bagi pasien. Selain itu, pemberian terapi infus juga dapat menimbulkan komplikasi plebitis. Penyebab plebitis yang paling sering adalah karena ketidaksesuaian ukuran kateter dan pemilihan lokasi vena, jenis cairan, kurang aseptik saat pemasangan, dan waktu kanulasi yang lama (Alexander, et al., 2010)
I. Tindakan Keperawatan lain yang dilakukan
Management nyeri : 1. Monitor nyeri 2. Posisikan pasien senyaman mungkin 3. Ajarkan pasien teknik relaksasi nafas dalam 4. Monitor TTV 5. Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian analgetik.
J. Hasil yang didapatkan setelah dilakukan tindakan
S
: Pasien mengatakan nyeri di perut
O : Tekanan darah : 120/80 mmHg, HR: 84 kali/menit, RR : 24 kali/menit. A : Masalah nyeri akut belum teratasi P
: Lanjutkan intervensi Airway management :
6. Monitor nyeri 7. Posisikan pasien senyaman mungkin 8. Ajarkan pasien teknik relaksasi nafas dalam 9. Monitor TTV 10. Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian analgetik. K. Evaluasi diri
Saya senang bisa melakukan pemasangan infus pada Tn. W walaupun masih terdapat kekurangan pada saat melakukan pemasangan infus, karena tindakan hari ini adalah di stase pertama pelaksanaan praktek profesi ners. Pada kesempatan yang lain saya ingin melakukannya secara lebih baik lagi. Pada tindakan pemasangan infus yang dilakukan tidak ada kesenjangan antara teori dan praktik.
L. Daftar pustaka
Alexander,
M,
Corrigan,
A,
Gorski,
L,
Hankins,
J.,
&
Perucca, R. (2010). Infusion nursing society, Infusion nursing: An evidence-based approach (3rd Ed.). St. Louis: Dauders Elsevier.
Wayunah. (2013). Jurnal Keperawatan Indonesia, Volume 16 No.2 Pengetahuan Perawat tentang Terapi Infus Memengaruhi Kejadian Plebitis Dan Kenyamanan Pasien.
Mengetahui Mahasiswa Praktikan
(Waluyo)
Pembimbing Klinik/CI
(Ns. Rudi Atmono, S.Kep)