“KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA”
VENTILASI INDUSTRI
Dosen Pembimbing: Yovita Erin Sastrini, M.Kes TINGKAT II A Kelompok 2 Derlina Kohat
NIM : 1511114043389
Destiana Adelia
NIM : 1511114043391
Elis Mirawati
NIM : 1511114043401
Maria Christine Keling
NIM : 1511114043441
Maria Patricia Wunu
NIM : 1511114043446
AKADEMI KEPERAWATAN DIRGAHAYU SAMARINDA TAHUN 2017 i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat dan karunia-Nya kami dapat menyelesaikan makalah tentang Ventilasi Industri ini dengan baik meskipun banyak kekurangan didalamnya. Dan juga kami berterima kasih pada: 1. Ibu Bernanda Teting., BSN., MSN selaku direktur akademi keperawatan dirgahayu 2. Ibu Yovita Erin Sastrini, M.Kes selaku koordinator mata kuliah K3 sekaligus sebagai dosen pembimbing pembuatan makalah Ventilasi Industri ini 3. Staff Perpustakaan Akademi Keperawatan Dirgahayu Samarinda yang telah menyediakan buku sumber Kami berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan mengenai Ventilasi Industri. . Kami juga menyadari bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah yang telah kami buat di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun. Semoga makalah ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya. Sekiranya Asuhan Keperawatan yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang membangun dari Anda demi perbaikan makalah ini di waktu yang akan datang.
Samarinda, April 2017
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
Kata pengantar .................................................. .....................................................................
ii
Daftar isi.................................................................................................................................
iii
BAB I Pendahuluan ................................................... ............................................................
1
A. Latar belakang ................................................ ............................................................
1
B. Tujuan umum ................................................. ............................................................
2
C. Tujuan khusus ................................................ ............................................................
2
BAB II Konsep teori .................................................. ............................................................
3
A. Pengertian ............................................. .....................................................................
3
B. Prinsip sistem ventilasi ..............................................................................................
3
C. Tempat kerja berbahaya ................................................... ..........................................
3
D. Kondisi ventilasi di industri .......................................................................................
4
E. Pemilihan sistem ventilasi di industri ................................................ ........................
6
BAB III Penutup ............................................... .....................................................................
9
A. Kesimpulan ................................................................................................................
9
B. Saran ..........................................................................................................................
9
Daftar pustaka ................................................... .....................................................................
10
iii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
Ventilasi merupakan proses untuk mencatu udara segar ke dalam bangunan gedung dalam jumlah yang sesuai kebutuhan. Udara yang mengalir dan selalu berganti memang dibutuhkan oleh sistem pendingin tubuh manusia yang mengandalkan pelepasan panas tubuh melalui permukaan kulit. Udara dengan kejenuhan tinggi yang tidak mengalir di permukaan kulit kita tentu akan menghambat sistem pelepasan kalor panas dari tubuh kita. Diperlukan udara pengganti yang kurang jenuh untuk memperlancar pelepasan panas dari tubuh. Di sinilah pentingnya udara yang mengalir di satu ruangan. Hal tersebut dapat kita siasati dengan pembuatan ventilasi pada bangunan-bangunan Hunian, dimana ventilasi tersebut mempunyai banyak fungsi. Fungsi pertama adalah untuk menjaga agar aliran udara. Hal ini berarti keseimbangan O2 yang diperlukan akan tetap terjaga. Kurangnya ventilasi akan menyebabkan kurangnya O2 yang berarti kadar CO2 yang bersifat racun bagi penghuninya menjadi meningkat. Disamping itu tidak cukupnya ventilasi akan menyebabkan kelembaban udara di dalam ruangan naik karena terjadi proses penguapan cairan dari kulit dan penyerapan. Kelembaban akan merupakan media yang baik untuk bakteri-bakteri patogen (bakteri-bakteri penyebab penyakit).Fungsi kedua daripada ventilasi adalah membebaskan udara ruangan dari bakteri-bakteri terutama bakteri patogen karena disitu selalu terjadi aliran udara yang terus-menerus. Bakteri yang terbawa oleh udara akan selalu mengalir. Tujuan utama dari sebuah sistem ventilasi udara adalah untuk dapat menyediakan sebuah kondisi iklim mikro yang dapat diterima didalam sebuah ruangan, baik dari aspek kenyamanan maupun kesehatan bagi para penghuni ruangan (occupant ). Dalam hal ini, iklim mikro mengacu pada lingkungan termal dan kualitas udara ruang dalam ( IAQ, Indoor Air Quality). Dua faktor ini wajib dipertimbangkan pada desain sebuah sistem ventilasi udara, karena faktor-faktor tersebut sangat berpengaruh terhadap kenyamanan dan kelayakan tempat beraktivitas bagi penghuni manusia atau untu k sebuah kualitas dari hasil sebuah proses industri. Pada sebuah masyarakat modern, manusia menghabiskan waktu lebih dari 90% seluruh waktunya berada didalam lingkungan buatan (artificial environment ), mungkin rumah, tempat 1
kerja ataupun sebuah kendaraan. Sebagai reaksi dari gerakan penghematan energi yang terjadi pada awal 1970 an hal tersebut selanjutnya akan menghasilkan lingkungan ruang dalam (indoor ) yang mengalami perubahan radikal, beberapa positif namun sebagian negatif. Dari sisi positif, meningkatkan tingkat kenyamanan termal dengan melalui pengembangan isolasi termal dan juga peralatan penyejukan udara atau desain sistem pemanasan. Sisi negatifnya adalah penurunan kualitas udara ruang dalam (indoor air quality) yang dialami khususnya pada gedung-gedung fasilitas umum. Istilah ‘ sick building syndrome’ semakin menjadi fenomena buruk pada era penghematan energi. Permasalahan kualitas udara ruang dalam ini berkaitan dengan perawatan instalasi yang rendah, konsentrasi tinggi dari polutan yang tumbuh secara internal dan laju pemasukan ( supply) udara luar rendah. B. Tujuan Umum
Mahasiswa mampu mengikuti dan memahami seminar tentang ventilasi industri. C. Tujuan Khusus
1. Mahasiswa mampu menejalaskan apa itu ventilasi industri 2. Mahasiswa mampu menjelaskan prinsip sistem ventilasi 3. Mahasiswa mampu menjelaskna tempat kerja berbahaya pada industri 4. Mahasiswa mampu menjelaskna bagaimana kondisi ve ntilasi di industri 5. Mahasiswa mampu menjelaskan bagaimana pemilihan sistem ventilasi di indu stri
2
BAB II KONSEP TEORI A. Pengertian
Ventilasi insdustri atau pertukaran udara di dalam insdustri merupakan suatu metode yang digunakan untuk memelihara dan menciptakan udara suatu ruangan yang sesuai dengan kebutuhan proses produksi atau kenyamanan pekerja. Disamping itu juga digunakan untuk menurunkan kadar suatu kontaminan di udara tempat kerja sampai batas yang tidak membahayakan bagi kesehatan dan keselamatan pekerja. B. Prinsip Sistem Ventilasi
Prinsip sistem ventilasi yang digunakan dalam suatu industry adalah membuat suatu proses pertukaran udara di dalam ruang kerja. Pertukaran udara ini biasa dicapai dengan cara memindahkan udara dari tempat kerja dan mengganti dengan udara segar yang di laksanakan secara bersama-sama. Menurut Talty T.John(1988),jika tidak ada sistem pertukaran udara, kontaminan yang akan beregerak perlahan didalam udara ruang kerja. Sehingga kontaminan akan tetap berada disekitar sumber dan di daerah sekitar pernapasan pekerja dengan konsentrasi yang tinggi. Pertukaran udara dapat dilakukan baik secara alami maupun dengan bantuan perawatan mekanik. Pertukaran udara terjadi karena adanya perbedaan tekanan,dimana udara bergerak dari daerah yang mempunyai tekanan tinggi ke daerah yang tekanannya rendah. Pertukaran udara secara mekanik di lakukan dengan cara memasang sistem pengeluaran udara(exhaust system) dan pemasukan udara ( supply system) dengan menggunakan Fan. Exhaust system dipasang untuk mengeluarkan udara beserta kontaminan yang ada disekitar ruang kerja,biasanya ditempatkan disekitar ruang kerja atau dekat dengan sumber-sumber dimana kontaminan dikeluarkan. Supply system di pasang untuk memasukkan udara didalam ruangan,umumnya digunakan untuk menurunkan tingkat konsentrasi kontaminan didalam lingkungan kerja. C. Tempat Kerja Berbahaya
Lingkungan kerja merupakan tempat dimana kita melakukan pekerjaan banyak faktor bahaya di lingkungan kerja yang dapat mengakibatkan gangguan kesehatan, keselamatan,
3
bahkan dapat menimbulkan kebakaran dan peledakan. Faktor bahaya tersebut bersumber dari kegiatan dimana proses produksi berlangsung. Terdapat beberapa tempat kerja yang dalam proses kegiatan dilokasi tersebut merupakan sumber bahaya, diantaranya : 1. Tempat peleburan, penuangan dan pengecoran logam. 2. Tempat penimbangan bahan cat,penuangan larutan/ solvent pengadukan bahan cat, dan tempat pencucian tangki-tangki kotor pada industry cat. 3. Tempat-tempat solder dan pengelasan pada industry elektronik. 4. Tempat pengisisan,pengangkutan bahan dengan menggunakan conveyor pada industry semen. 5. Tempat pengecatan pada industry otomotif. 6. Tempat-tempat pekerjaan logam seperti gerindra logam,pemotongan logam dan penghalusan logam. 7. Tempat dimana bahan-bahan yang sangat beracun dikerjakan. 8. Tempat-tempat pekerjaan kayu,penggergajian. D. Kondisi Ventilasi di Industri
Masih banyak industri yang kurang diperhatikan sistem ventilasi dalam menciptakan kondisi lingkungan kerja,yang sesuai dengan kebutuhan produksi maupun kenyamanan pekerja. Bila pemasangan sistem ventilasi tidak tepat dapat menyebabkan ketidaknyamanan atau bahkan dapat menurunkan kondisi kesehatan pekerja. Pemasukan udara segar yang kurang, penyaringan volutan udara luar yang tidak efektif, serta gerakan udara sirkulasi dalam ruangan terlalu kecil adalah sebagian besar masalah yang berkaitan dalam sistem ventilasi. Beberapa penilaian menunjukkan bahwa kualitas udara yang tidak memenuhi syarat menyebabkan biaya tinggi yang meliputi biaya pemeliharaan kesehatan langsung, kerusakan bahan dan peralatan serta biaya kehilangan produksi. Menurut Soedirman(1981) ada beberapa permasalahan yang berkaitan dengan sistem ventilasi di dalam industry,dimana kondisi lingkungan kerja tidak sesuai dengan kebutuhan proses produksi dan kenyamanan pekerja,yang disebabkan karena : 1. Tidak adanya perlengkapan sistem ventilasi Dengan tidak adanya perlengkapan sistem ventilasi pada suatu mesin/perlatan dimana suatu proses sedang berlangsung,maka pengeceran terhadap kontaminan atau 4
panas ynag dipancarkan oleh sumber akan berlangsung secara alami. Pertukaran udara secara alami ini disebabkan kekuatan angin (tekanan udara luar) yang masuk melalui lubang jendela atau pintu,pengaruh tekanan udara, lewat ventilasi atap,atau karena kecepatan dan arah angin. Umumnya,pancaran debu,uap logam,ataupun gas sangat sukar untuk dikendalikan hanya dengan pertuakaran udara secara alami. 2. Sistem ventilasi yang ada kurang memadai a. Pemilihan tipe ventilasi yang tidak tepat dan sesuai dengan kebutuhan. Contoh,pada
suatu proses dipasang suatu canopyhood dan dekat dengan sumber kontaminan seperti yang terlihat pada gambar A, maka selama tenaga kerja melakukan pekerjaan akan selalu terpapar oleh kontaminan yang dipancarkan oleh sumber-sumber. Tipe ventilasi yang cocok seperti yang ditunjukkan pada gambar B. b. Pemasangan sistem ventilasi yang tidak tepat
Contoh gambar C menunjukkan pemasangan sistem ventilasi tipe slot yang dipasang dibawah tangki proses pencelupan yang berisi solven yang mudah menguap (amly lacetate)
tujuan dari pemasangan sistem ventilasi tipe ini untuk mengamankan
lingkungan tempat kerja dari bahaya
kebakaran/peledakan. Namun ditinjau dari
kesehatan dan keselamatan kerja,maka tipe tersebut tidak memadai, oleh karena tenaga kerja akan terpapar oleh amly lacetate. Untuk untuk maka sistem pemasangan ventilasi slot tersebut harus dipasang diatas dan sejajar dengan permukaan tangki seperti yang ditunjukkan pada gambar D. c. Pemasangan sistem ventilasi yang tidak sempurna
Apabila udara yang dikeluarkan ketempat terbuka dari suatu sistem ventilasi mengandung sejumlah kontaminan, sedang sistem ventilasi tanpa dilengkapi dengan alat pembersih seperti
scrubber ,cyclone,bag house filter,kemungkinan udara
kontaminan tersebut sebagian akan masuk kembali dan mencemari lingkungan tempat kerja. Demikian pula yang jatuh diluar perusahaan,walaupun dalam jumlah yang kecil namun lama kelamaan akan mengendap dan menumpuk yang akhirnya dapat menyebabkan gangguan kesehatan yang serius.
5
3. Perencanan pipa-pipa (ductwork) yang tidak baik a. Beberapa industr telah memasang sistem ventilasi pada proses-proses tertentu yang diperkirakan sebagai sumber dipancarkannya kontaminan, dengan pipa yang berbentuk segi empat dan bentuk pipa yang baik adalah pipa bulat b. Ada pipa-pipa yang harus dibuat membelok (elbow) yang bbelum banyak diperhatikan dalam pemansangannya. Bentuk elbow yang baik adalah bila jari-jari elbow lebih besar dari diameter duct. c. Pada pembuatan pipa-pipa cabang juga banyak yang berbuat kekeliruan. Bentuk bentuk pipa cabang adalah bila sudut antara pipa induk dengan pipa cabang sebesar 300 atau kurang. 4. Pemilihan Fan Sering terdapat pula sistem ventilasi yang dipasang di perusahaan menggunakan fan yang tidak tempat, baik bentuk maupun tenaga (horse power) yang diperlukan. Akibatnya kekuatan hisap didalam duct sangat kecil, demikian pula capture velocity¸sehingga sistem ventilasi ini tidak dapat menghisap seluruh kontaminan yang dipancarkan dari sumber, bahkan kontaminan yang ada dihamburkan keluar dan mencemari udara/lingkungan tempat kerja. E. Pemilihan Sistem Ventilasi di industri
Sistem ventilasi yang digunakan dalam suatu industri sesusai kebutuhan tiap departemen dalam suatu industri dapat berbeda tergantung pada keadaan, prosees atau penggunaan bahan kimia yang digunakan. Menegtahui tujuan penggunaan ventilasi akan membantu menentukan sistem ventilasi yang mana yang lebih tepat untuk operasi tertentu. Berikut ini adalah beberapa contoh tipe sistem ventilasi yang dapat digunakan untuk keperluan operasi didalam suatu industri. 1. Comfort ventilation Pertukaran udara adalah merupakan suatu cara dimana bagian dalam dari suatu ruangan dipanaskan atau didinginkan, atau mengubah kelembaban udara, untuk mengendalikan suatu proses atau membuat keadaan menjadi nyaman. Pertukarna udara untuk membuat keadaan menjaidi nyaman dikenal sebagai Comfort Ventilation, sebagai contoh adalah penggunaan Air Conditioning untuk meningkatkan perasaan naman dan
6
enak selama bekerja. Dalam hal ini, rassa nyaman tersdebut dipandang sebagai suatu keharusan dari pada suatu kebutuhan. 2. Dilution ventilation Beban panas yang tinggi, pancaran gas atau uap atau kontaminan lain di dalam suatu ruangan dapat di kendalikan dengan cara memasukan udara segara kedalam ruangan tersebut (terjadi pengenceran). Dan menghisap keluar udara kontaminan dari lingkungan kerja. Cara ini disebut Dilution ventilation. Umum nya Dilution ventilation sangat baik untuk mengendalikan beban panas, seringkali juga dapat digunakan dan berhasil dengan baik untuk mengendalikan uap bahan kimia organik di udara tempat kerja, atau dari larutan-larutan yang menguap pada suhu kamar. 3. Local Exhaust Ventilation Tujuan dari sistem ventilasi ini adalah untuk mengeluarkan udara kontaminan dari sumber tanpa memberi kesempatan kepada kontaminan untuk mengadakan difusi dengan udara didalam lingkungan kerja. Umumnya Local Exhaust Ventilation ditempatkan sangat dekat dengan sumber emisi. Penggunaannya lebih menguntungkan dibandingkan dengan Dilution ventilation. Dengan mengisap keluar kontaminan dari lingkungan kerja dan mengendapkan kontaminan dalam suatu kolektor, berarti membuat pabrik lebih bersih dan juga mengurangi biaya ketata-rumahtanggan. 4. Exhausted enclosure Kecepatan yang sangat tinggi dari kontaminan yang dip ancarkan dari suatu sumber dan merupakan bahan yang sangat beracun harus dikendalikan den gan proses isolasi, dan selanjutnya untuk ventilasi pada ruangan tersebut dilakukan menggunakan pengendalian jarak jauh. Tenaga kerja yang sewaktu-waktu masuk keruangan tersebut perlu menggunakan alat pelindung diri di lengkapi breathing apparatus. 5. Clean room ventilation Beberapa proses industri harus mengusahakan agar debu didalam ruangan kerja tetap dalam keadaan biasa seperti keadaan diluar ruangan adalah merupakan suatu masalah. Pada pembuatan gyroscopes misalnya, dan juga penggunan instrument lain yang memerlukan akurasi tinggi dikerjakan didalam ruangan yang bersih, demikian juga pada industri photographi dan pembuatan obat-obatan. Sistem pertukaran udara dari beberapa kamar yang saling berhubungan dipasang filter yang mempunyai efisiensi tinggi untuk 7
memberi udar segar yang ditempatkan sedekat mungkin kepada tempat kerja. Filter mungkin akan menutup salah satu dinding (sisi ruangan) atau atap ruangan, dan dibuat lubang disalah satu sisi atau dilantai ruangan untuk mengeluarkan kontaminan.
8
BAB III PENUTUP A. Kesimpulan
1. Ventilasi insdustri atau pertukaran udara di dalam insdustri merupakan suatu metode yang digunakan untuk memelihara dan menciptakan udara suatu ruangan yang sesuai dengan kebutuhan proses produksi atau kenyamanan pekerja. 2. Prinsip sistem ventilasi yang digunakan dalam suatu industry adalah membuat suatu proses pertukaran udara di dalam ruang kerja. 3. Lingkungan kerja merupakan tempat dimana kita melakukan pekerjaan banyak faktor bahaya di lingkungan kerja yang dapat mengakibatkan gangguan kesehatan, keselamatan, bahkan dapat menimbulkan kebakaran dan peledakan. Faktor bahaya tersebut bersumber dari kegiatan dimana proses produksi berlangsung. 4. Masih banyak industri yang kurang diperhatikan sistem ventilasi dalam menciptakan kondisi lingkungan kerja,yang sesuai dengan kebutuhan produksi maupun kenyamanan pekerja. 5. Sistem ventilasi yang digunakan dalam suatu industri sesusai kebutuhan tiap departemen dalam suatu industri dapat berbeda tergantung pada keadaan, prosees atau penggunaan bahan kimia yang digunakan. B. Saran
Aspek-aspek yang menyangkut ventilasi industri perlu diteliti lagi agar didapatkan sistem ventilasi yang terbaik, sehingga akan diperoleh suatu rancang bangun isstem ventilasi yang efektif dalam peningkatan kenyamanan dan penjagaan kesehatan.
9
DAFTRA PUSTAKA
Universitas Diponegoro Semarang.2003. Bunga Rampai Hiperkes Dan KK. Badan Penerbit Universitas Diponegoro Semarang :Semarang.
10