REFERAT MATA
UVEITIS
RAJA RANI VERDIANTI, Sked 110.2006.211
KEPANITERAAN KLINIK BAGIAN ILMU KESEHATAN MATA RSUD ARJAWINANGUN KABUPATEN CIREBON FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS YARSI 2012
PENDAHULUAN
Uveitis adalah peradangan atau inflamasi yang terjadi pada lapisan traktus uvealis yang meliputi peradangan pada iris, korpus siliaris dan koroid yang disebabkan oleh infeksi, trauma, neoplasia, atau proses autoimun. Struktur yang berdekatan dengan jaringan uvea yang mengalami inflamasi biasanya juga ikut mengalami inflamasi. Peradangan pada uvea dapat hanya mengenai bagian depan jaringan uvea atau iris yang disebut iritis. Bila mengenai badan badan tengah tengah disebut disebut siklitis. siklitis. Iritis dengan siklitis disebut disebut iridosiklit iridosiklitis is atau disebut disebut juga dengan uveitis anterior dan merupakan bentuk uveitis tersering. Dan bila mengenai lapisan koroid disebut uveitis posterior atau koroiditis. Uveitis umumnya unilateral, biasanya terjadi pada dewasa muda dan usia pertengahan. pertengahan. Ditandai adanya riwayat sakit, fotofobia, dan penglihatan yang kabur, mata merah tanpa sekret mata purulen dan pupil kecil atau ireguler. Insi Inside den n uvei uveiti tiss di Ameri Amerika ka Serik Serikat at dan dan di selu seluru ruh h
duni duniaa dipe diperk rkir irak akan an sebe sebesa sarr 15
kasus/100.000 penduduk dengan perbandingan yang sama antara laki-laki dan perempuan. Uveitis merupakan salah satu penyebab kebutaan. Morbiditas akibat uveitis terjadi karena terbentukn terbentuknya ya sinekia sinekia posterior posterior sehingga sehingga menimbulka menimbulkan n peningkata peningkatan n tekanan tekanan intraokuler intraokuler dan gangguan pada nervus optikus. Selain itu, dapat timbul katarak akibat penggunaan steroid. Oleh karena itu, diperlukan penanganan uveitis yang meliputi anamnesis yang komprehensif, pem pemeri eriks ksaa aan n fisik fisik dan dan oftal oftalmo molo logi giss yang yang meny menyel elur uruh uh,, peme pemeri riks ksaan aan penu penunj njan ang g dan dan penanganan yang tepat.
I.
ANATOMI UVEA
Uvea atau traktus uvealis merupakan lapisan vaskular di dalam bola mata yang terdiri atas iris, badan siliar, dan koroid.
Iris Iris merupa merupakan kan suatu membra membran n datar datar sebaga sebagaii lanjut lanjutan an dari dari badan badan siliar siliar ke depan depan (anterior). Di bagian tengah iris terdapat lubang yang disebut pupil yang berfungsi untuk mengatur besarnya sinar yang masuk mata. Pada iris terdapat 2 macam otot yang mengatur besarnya pupil, yaitu : 1. Muscu Musculus lus dila dilatato tatorr yang meleb melebarka arkan n pupil pupil 2. Muscu Musculus lus sfin sfingte gterr yang meng mengeci ecilka lkan n pupil pupil Kedua otot tersebut memelihara ketegangan iris sehingga tetap tergelar datar. Dalam keadaan normal, pupil kanan dan kiri kira-kira sama besarnya, keadaan ini disebut isokoria. Apabila ukuran pupil kanan dan kiri tidak sama besar, keadaan ini disebut anisokoria. Badan siliar berbentuk cincin yang terdapat di sebelah dalam dari tempat tepi kornea melekat di sklera. Badan siliar merupakan bagian uvea yang terletak antara iris dan koroid. Badan siliar menghasilkan humor akuos. Humor akuos ini sangat menentukan tekanan bola mata (tekanan intraokular = TIO). Humor akuos mengalir melalui kamera okuli posterior ke kamera okuli anterior, anterior, kemudian kemudian lewat trabekulum trabekulum meshwork menuju canalis Schlemm, Schlemm, selanj selanjutn utnya ya menuju menuju kanali kanaliss kolekt kolektor or masuk masuk ke dalam dalam vena vena episkl episklera era untuk untuk kembal kembalii ke jantung.
Koroid merupakan bagian uvea yang paling luar, terletak antara retina (di sebelah dalam) dan sklera (di sebelah luar). Koroid berbentuk mangkuk yang tepi depannya berada di cincin badan siliar. Koroid adalah jaringan vascular yang terdiri atas anyaman pembuluh darah. darah. Retina Retina tidak tidak menimp menimpali ali (overla (overlappi pping) ng) seluru seluruh h koroid koroid,, tetapi tetapi berhen berhenti ti beberap beberapaa millimeter sebelum badan siliar. Bagian koroid yang tidak terselubungi retina disebut pars plana.
II.
KLASIFIKASI UV UVEITIS
Uveitis adalah peradangan atau inflamasi yang terjadi pada lapisan traktus uvealis yang meliputi peradangan pada iris, korpus siliaris dan koroid. Klasifikasi uveitis dibedakan menjad menjadii empat empat kelomp kelompok ok utama, utama, yaitu yaitu klasif klasifika ikasi si secara secara anatom anatomis, is, klinis klinis,, etiolog etiologis, is, dan patologis. Penyakit peradangan traktus uvealis umumnya unilateral, biasanya terjadi pada oreng dewasa dan usia pertengahan. Pada kebanyakan kasus penyebabnya tidak diketahui.
1. Klas Klasif ifik ikas asii Anat Anatom omis is a) Uvei Uveiti tiss ant anter erio ior r Merupa Merupakan kan inflam inflamasi asi yang yang terjad terjadii terutama terutama pada pada iris iris dan korpu korpuss siliar siliaris is atau atau disebut juga dengan iridosiklitis. b) b) Uvei Uveiti tiss inte interm rmed ediet iet Merupakan Merupakan inflamasi dominan dominan pada pars plana dan retina perifer yang disertai dengan peradangan vitreous. c) Uvei Uveiti tiss post poster erio ior r Merupakan inflamasi yang mengenai retina atau koroid. d) Panu anuveit veitis is
Merupakan inflamasi yang mengenai seluruh lapisan uvea.
2. Klas Klasif ifik ikas asii Klin Klinis is a) Uveiti eitiss akut akut Uvei Uveiti tiss yang yang berl berlan angs gsun ung g sela selama ma < 6 ming minggu gu,, onse onsetn tnya ya cepat cepat dan dan bers bersif ifat at simptomatik. b) b) Uvei Uveiti tiss kro kroni nik k Uveit Uveitis is yang yang berlan berlangsu gsung ng selama selama > 6 minggu minggu bahkan bahkan sampai sampai berbul berbulanan-bul bulan an atau bertahun-tahun, seringkali onset tidak jelas dan bersifat asimtomatik. 3. Klas Klasif ifik ikas asii Eti Etiol olog ogis is a) Uvei Uveiti tiss infe infeks ksiu iuss Uveitis yang disebabkan oleh infeksi virus, parasit, dan bakteri b) b) Uvei Uveiti tiss nonnon-in infek feksi sius us Uveitis yang disebabkan oleh kelainan imunologi atau autoimun. 4. Klas Klasif ifik ikas asii pato patolo logi giss a) Uveit Uveitis is non-gr non-granu anulom lomato atosa sa Infiltrat dominan limfosit pada koroid b) b) Uvei Uveiti tiss gran granul ulom omat atos osaa Infiltrat dominan sel epiteloid dan sel-sel raksasa multinukleus
III.
UVEITIS AN ANTERIOR
DEFINISI
Uveiti Uveitiss anterio anteriorr merupa merupakan kan perada peradanga ngan n iris iris dan bagian bagian depan depan badan badan siliar siliar (pars (pars plicata), kadang-kadang menyertai peradangan bagian belakang bola mata, kornea dan sklera. Peradangan pada uvea dapat mengenai hanya pada iris yang di sebut iritis atau mengenai badan siliar yang di sebut siklitis. Biasanya iritis akan disertai dengan siklitis yang disebut iridosiklitis atau uveitis anterior.
KLASIFIKASI
Menurut klinisnya uveitis anterior dibedakan dalam uveitis anterior akut yaitu uveitis yang berlangsung berlangsung selama < 6 minggu, minggu, onsetnya onsetnya cepat dan bersifat simptomatik simptomatik dan uveitis uveitis anterior kronik uveitis yang berlangsung selama > 6 minggu bahkan sampai berbulan-bulan
atau bertahun bertahun-tahun -tahun,, seringkali seringkali onset tidak jelas dan bersifat bersifat asimtomatik asimtomatik.. Pada kebanyakan kebanyakan kasus penyebabnya tidak diketahui. Berd Berdas asar arka kan n pato patolo logi gi dapa dapatt dibe dibeda daka kan n dua dua jeni jeniss besa besarr uvei uveiti tis: s: yang yang nonnongranul granuloma omatos tosaa (lebih (lebih umum) umum) dan granul granuloma omatos tosa. a. Penyak Penyakit it perada peradanga ngan n traktu traktuss uveali uvealiss umumnya unilateral, biasanya terjadi pada oreng dewasa dan usia pertengahan. Uveitis nongranulomatosa terutama timbul di bagian anterior traktus uvealis ini, yaitu iris dan korpus siliaris. Terdapat reaksi radang, dengan terlihatnya infiltrat sel-sel limfosit dan sel plasma dengan jumlah cukup banyak dan sedikit mononuklear. Uveitis granulomatosa yaitu adanya invasi mikroba aktif ke jaringan oleh bakteri. Dapat mengenai uvea bagian anterior maupun poste posterio rior. r. Infilt Infiltrat rat domina dominan n sel limfos limfosit, it, adanya adanya aggreg aggregasi asi makrof makrofag ag dan sel-sel sel-sel raksas raksasaa multinukleus. Pada kasus berat dapat terbentuk bekuan fibrin besar atau hipopion di kamera okuli anterior.
Perbedaan Uveitis granulomatosa dan non-granulomatosa Onset
Non- Granulomatosa Akut
Granulomatosa Tersembunyi
Nyeri
Nyata
Tidak ada atau ringan
Fotofobia
Nyata
Ringan
Penglihatan Kabur
Sedang
Nyata
Merah Sirkumneal
Nyata
Ringan
Keratic precipitates
Putih halus
Kelabu besar (“mutton fat”)
Pupil
Kecil dan tak teratur
Kecil dan tak teratur
Sinekia posterior
Kadang-kadang
Kadang-kadang
Noduli iris
Tidak ada
Kadang-kadang
Lokasi
Uvea anterior
Uvea anterior, posterior,difus
Perjalanan penyakit
Akut
Kronik
Kekambuhan
Sering
Kadang-kadang
PATOFISIOLOGI
Badan siliar berfungsi sebagai pembentuk cairan bilik mata (humor aqueus) yang memberi makanan kepada lensa dan kornea. Dengan adanya peradangan di iris dan badan siliar, maka timbullah hiperemi yang aktif, pembuluh darah melebar, pembentukan cairan bertambah, sehingga dapat menyebabkan glaukoma sekunder. Selain oleh cairan bilik mata, dinding pembuluh darah dapat juga dilalui oleh sel darah putih, sel darah merah, dan eksudat
yang yang akan akan meng mengak akib ibat atkan kan teka tekana nan n osmo osmose se caira cairan n bili bilik k mata mata bert bertam amba bah h dan dan dapa dapatt mengakibatkan glaukoma. Cairan dengan lain-lainya lain-lainya ini, dari bilik mata belakang belakang melalui celah antar lensa iris, dan pupil ke kamera kamera okuli okuli anteri anterior. or. Di kamera kamera okuli okuli anteri anterior, or, oleh karena karena iris banyak banyak mengandung pembuluh darah, maka suhunya meningkat dan berat jenis cairan berkurang, sehingga cairan akan bergerak ke atas. Di daerah kornea karena tidak mengandung pembuluh darah, suhu menurun dan berat jenis cairan bertambah, sehingga di sini cairan akan bergerak ke bawah. Sambil turun sel-sel radang dan fibrin dapat melekat pada endotel kornea, membentuk keratik presipitat yang dari depan tampak sebagai segitiga dengan endapan yang makin ke bawah semakin besar. Di sudut kamera okuli anterior cairan melalui trabekula masuk ke dalam kanalis Schlemn untuk menuju ke pembuluh darah episklera. Bila keluar masuknya cairan ini masih seimbang maka tekanan mata akan berada pada batas normal 15-20 mmHg. Sel radang dan fibrin dapat pula menyum menyumbat bat sudut sudut kamera kamera okuli okuli anteri anterior, or, sehing sehingga ga aliran alirannya nya terham terhambat bat dan terjadi terjadilah lah glaukoma sekunder. Galukoma juga bisa terjadi akibat trabekula yang meradang atau sakit (Wijana,1993) Elemen darah dapat berkumpuk di kamera okuli anterior dan timbullah hifema (bila banyak mengandung sel darah merah) dan hipopion (yang terkumpul banyak mengandung sel darah putihnya). Elemen-elemen radang yang mengandung fibrin yang menempel pada pupil dapat juga mengalami mengalami organisasi, organisasi, sehingga sehingga melekatkan ujung iris pada lensa. Perlekatan Perlekatan ini disebu disebutt sineki sinekiaa poste posterio rior. r. Bila Bila seluru seluruh h iris iris menemp menempel el pada pada lensa, lensa, disebu disebutt seklus seklusio io pupil pupil sehingga cairan yang dari kamera okuli posterior tidak dapat melalui pupil untuk masuk ke kamera okuli anterior, iris terdorong ke depan, disebut iris bombe dan menyebabkan sudut kamera okuli anterior menyempit, dan timbullah glaukoma sekunder. Perlekatan-perlekatan iris pada lens menyebabkan bentuk pupil tidak teratur. Pupil dapat pula diisi oleh sel-sel radang yang menyebabkan organisasi jaringan dan terjadi oklusi pupil. Peradangan badan siliar dapat pula menyebabkan kekeruhan pada badan kaca, yang tampak seperti kekeruhan karena debu. Dengan adanya peradangan ini maka metabolisme pada pada lensa lensa tergang terganggu gu dan dapat dapat mengak mengakiba ibatkan tkan katara katarak. k. Pada Pada kasus kasus yang yang sudah sudah lanjut lanjut,, kekeruhan badan kaca pun dapat mengakibatkan organisasi jaringan yang tampak sebagai membrana yang terdiri dari jaringan ikat dengan neurovaskularisasi dari retina yang disebut retinitis proloferans. Pada kasus yang lebih lanjut lagi dapat mengakibatkan ablasi retina.
GEJALA KLINIS dan PEMERIKSAAN FISIK
Keluhan pasien dengan uveitis anterior adalah mata sakit, mata merah, fotofobia, penglihatan turun ringan dengan mata berair. Keluhan sukar melihat dekat pada pasien uveitis dapat terjadi akibat ikut meradangnya otot-otot otot- otot akomodasi. Pupil kecil akibat peradangan otot sfingt sfingter er pupil pupil dan terdapa terdapatny tnyaa edema edema iris. iris. Pada Pada proses proses akut akut dapat dapat terjadi terjadi miopis miopisii akibat akibat rangsangan badan siliar dan edema lensa. Pada pemeriksaan slit lamp dapat terlihat flare di bilik mata depan dan bila terjadi inflamasi berat dapat terlihat hifema atau hipopion. Pada uveitis non-granulomatosa dapat terlihat presipitat halus pada dataran belakang kornea. Pada uveiti uveitiss granul granuloma omatos tosaa dapat dapat terlih terlihat at presip presipitat itat besar besar atau mutto mutton n fat fat noduli Koeppe (penimbunan sel pada tepi pupil) atau noduli Busacca (penimbunan sel pada permukaan iris).
IV.
UVEITIS IN INTERMEDIATE
Uveitis Uveitis intermediate intermediate disebut juga siklitis, siklitis, uveitis perifer perifer atau pars planitis planitis adalah peradangan peradangan intraokular intraokular terbanyak terbanyak kedua. kedua. Tanda uveitis intermediet intermediet yang terpenting yaitu adanya peradangan vitreus. Uveitis intermediet biasanya bilateral dan cenderung mengenai pasien remaja akhir atau dewasa muda. Pria lebih banyak yang terkena dibandingkan wanita. Gejala- gejala yang khas meliputi meliputi floaters floaters dan penglihatan penglihatan kabur. Nyeri, fotofobia dan mata merah biasanya tidak ada atau hanya sedikit. Temuan pemeriksaan yang menyolok adalah vitritis seringkali disertai dengan kondensat vitreus yang melayang bebas seperti bola salju ( snowballs menyelimuti pars plana plana dan corpus ciliare ciliare seperti seperti gundukan gundukan salju ( snow snowballs) atau menyelimuti snow). Peradangan Peradangan bilik mata depan minimal tetapi jika sangat sangat jelas peradangan peradangan ini lebih banking ). tepat disebut panuveitis panuveitis.. Penyebab Penyebab uveitis intermediate intermediate tidak diketahui diketahui pada sebagian sebagian besar pasien, tetapi sarkoidosis dan multipel sklerosis berperan pada 10-20% kasus. Komplikasi uveiti uveitiss interm intermedi ediate ate yang yang terser tersering ing adalah adalah edema edema makula makula kistoi kistoid, d, vaskul vaskuliti itiss retina retina dan neovaskularisasi pada diskus optikus.
V.
UVEITIS POSTERIOR
Uveiti Uveitiss posteri posterior or adalah adalah perada peradanga ngan n yang yang mengen mengenai ai uvea uvea bagian bagian poste posterio riorr yang yang meliputi retinitis, koroiditis, vaskulitis retina dan papilitis yang bisa terjadi sendiri-sendiri atau secara bersamaan. bersamaan. Gejala yang timbul adalah floaters, kehilangan kehilangan lapang pandang atau scotoma, penurunan tajam penglihatan. Sedangkan pada koroiditis aktif pada makula atau
papillomacular bundle menyebabkan kehilangan penglihatan sentral dan dapat terjadi ablasio retina.
VI.
PENATALAKSANAAN
Tujuan Tujuan terapi uveitis adalah mencegah komplikasi komplikasi yang mengancam mengancam penglihata penglihatan, n, menghi menghilan langka gkan n keluha keluhan n pasien pasien,, dan jika jika mungki mungkin n mengob mengobati ati penyeb penyebabn abnya. ya. Ada empat empat kelompok obat yang yang digunakan dalam terapi uveitis, yaitu midriatikum, steroid, sitotoksik, dan siklos siklospor porin. in. Sedang Sedangkan kan uveitis uveitis akibat akibat infeks infeksii harus harus diterap diterapii dengan dengan antiba antibakte kteri ri atau antivirus yang sesuai. a. Kort Kortik ikos oste tero roid id topi topika kal, l, perio perioku kule ler, r, sist sistem emik ik (ora (oral, l, subt subten enon on,, intr intrav avit itrea real) l) dan dan sikloplegia b. Pember Pemberian ian anti antiinf inflam lamasi asi non non ster steroid oid c. Pemb Pember eria ian n obat obat jeni jeniss sito sitoto toks ksik ik sepe sepert rtii klor kloram ambu busi sil) l),,
anti antime metab tabol olit it (azat (azatrio riopr prin in,,
anky ankyla lati ting ng agen agentt (sik (siklo lofo fosf sfam amid id,, meto metotre trexa xat) t) dan dan sel sel
T supr supres esor or
(siklosporin) d. Terapi Terapi operatif operatif untuk untuk evaluasi evaluasi diagnost diagnostik ik (paras (parasent entesi esis, s, vitreu vitreuss tap dan biopsi biopsi korioretinal untuk menyingkirkan neoplasma atau proses infeksi) bila diperlukan. e. Terapi untuk untuk memperb memperbaiki aiki dan mengat mengatasi asi komplikasi komplikasi seperti seperti katarak, katarak, mengon mengontrol trol glaukoma dan vitrektomi. f. Midria Midriatik tikum um berfungs berfungsii untuk untuk memberik memberikan an kenyaman kenyamanan an pada pasien, pasien, menceg mencegah ah pembe pembentu ntukan kan sineki sinekiaa poste posterio rior, r, dan mengha menghancu ncurka rkan n sineki sinekia. a. Member Memberika ikan n kenyam kenyamana anan n dengan dengan mengur mengurang angii spasme spasme muskul muskulus us siliar siliaris is dan sfingt sfingter er pupil pupil dengan menggunakan atropin. Atropin tidak diberikan lebih dari 1-2 minggu. g. Steroi Steroid d topika topikall hanya hanya diguna digunakan kan pada uveitis uveitis anterior anterior dengan dengan pember pemberian ian steroid steroid kuat, seperti dexametason, betametason, dan prednisolon. Komplikasi pemakaian steroid adalah glaukoma, posterior subcapsular subcapsular cataract, komplikasi kornea, dan efek samping sistemik
VII.
DIAGNOSIS BA BANDING
Penting untuk menentukan apakah lesi yang terjadi akibat inflamasi, tumor, proses vaskuler, vaskuler, atau proses degenerasi degenerasi.. Meksipun flare dan sel di COA merupakan tanda tanda utama uveitis, tapi bukan merupakan suatu tanda diagnostik pasti uveitis karena proses nekrotik atau metastasis neoplasma juga dapat menyebabkan proses inflamasi. Debris seluler vitreus juga
dapat terjadi akibat proses degeneratif seperti retinitis pigmentosa atau retinal detachment. Beberapa kelainan yang sering di kelirukan dengan uveitis antara lain : a. Konjungtiv Konjungtivitis itis dibedakan dibedakan dengan dengan adany adanyaa sekret dan dan kemerahan kemerahan pada pada konjungtiv konjungtivaa b. Keratitis Keratitis di bedakan bedakan dengan dengan adanya adanya pewarnaan pewarnaan atau defek defek pada pada epitel epitel atau atau adanya adanya penebalan atau infiltrat pada stroma c. Glauko Glaukoma ma akut sudut sudut tertutu tertutup p ditand ditandai ai dengan dengan peningk peningkatan atan tekanan tekanan intra intra okula okular, r, kekeruhan dan edema kornea dan sudut bilik mata depan yang sempit.
VII VIII. KOMP OMPLI LIKA KAS SI
Komplikasi Komplikasi terpeting yaitu terjadinya terjadinya peningkata peningkatan n tekanan tekanan intraokuler intraokuler (TIO) akut yang yang terjad terjadii sekund sekunder er akibat akibat blok blok pupil pupil (sinek (sinekia ia poste posterio rior), r), inflam inflamasi asi,, atau atau penggu penggunaa naan n kort kortik ikos oste tero roid id topi topika kal. l. Katar Katarak ak juga juga dapa dapatt terja terjadi di akib akibat at pema pemaka kaian ian korti kortiko kost stero eroid id.. Penggunaan siklopegik dapan mengganggu akomodasi pada pasien yang berusia diatas 45 tahun. Peningkatan TIO dapat menyebabkan atrofi nervus optikus dan kehilangan penglihatan permanen. permanen. Komplikasi Komplikasi lain meliputi meliputi corneal corneal band-shape band-shape keratopathy keratopathy,, katarak, katarak, pengerutan permukaan makula, edema diskus optikus dan makula, edema kornea, dan retinal detachment.
IX.
PROGNOSIS
Prognosis uveitis tergantung pada banyak hal diantaranya derajat keparahan, lokasi, dan penyebab peradangan. Secara umum, peradangan yang berat perlu waktu lebih lama untuk untuk sembuh sembuh serta serta lebih lebih sering sering menyeb menyebabk abkan an kerusa kerusakan kan intrao intraokul kular ar dan kehila kehilanga ngan n penglihatan dibandingkan dengan peradangan ringan atau sedang. Selain itu uveitis anterior cender cenderung ung lebih lebih cepat cepat meresp merespon on pengob pengobata atan n diband dibanding ingkan kan dengan dengan uveiti uveitiss interm intermedi ediet, et, posterior atau difus. Umumnya kasus uveitis anterior prognosisnya baik bila di diagnosis lebih awal dan diberi pengobatan yang tepat. Prognosis visual pada iritis kebanyakan pulih dengan dengan baik baik tanpa tanpa adanya adanya katarak katarak,, glauko glaukoma ma dan uveiti uveitiss poster posterior ior.. Keterli Keterlibat batan an retina, retina, koroid atau nervus optikus cenderung memberi prognosis yang lebih buruk.
DAFTAR PUSTAKA
•
Vaughan & Asbury. 2007. Oftalmologi Umum Edisi 17 (hl 150-153). Jakarta : EGC.
•
Ilyas, H. Sidarta, prof, dr. 2005. Ilmu Ilmu Penyaki Penyakitt Mata Mata Edisi Edisi 3 (hl 6-10, 172-174, 199) . Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
•
“Diag Diagn nosis sis
etio etiolo log gik
uveit veitis is
ante anteri rior or””
(dia (diaks kses es
tan tanggal ggal
16
Febr Februa uari ri
2012 2012))
http://www.kalbe.co.id/files/cdk/files/14DiagnosisEtiologik087.pdf/14DiagnosisEtiologik 087.pdf •
“Uveitis Anterior” http://yumizone.wordpress.com/2009/02/24/uveitis-anterior/ (di akses tanggal 18 Februari 2012)
•
“Uveit “Uveitis is anteri anterior or granul granuloma omatos tosa” a” http://www.scribd.com/doc/79552912/13/Uveitisanterior-granulomatosa (di akses tanggal 19 Februari 2012)
•
“Iritis “Iritis dan Uveiti Uveitis” s” http://emedicine.medscape.com/article/798323-overview (di akses akses tanggal