AKUNTANSI PAJAK ASET TETAP
Kelompok 1 Dosen
: Dr. Harnovinsah, Ak., M.Si
Mata kuliah
: Akuntansi Perpajakan
Kelas
: T-405 Tower Mercu Buana
Disusun oleh: 1. Erik (5551511075) 2. Astrid (5551110073) 3. Fadly (5551511076)
PROGRAM PASCASARJANA MAGISTER AKUNTANSI UNIVERSITAS MERCU BUANA TAHUN AJARAN 2015/2016
Daftar isi
Cover Datar isi BAB I
Pendahuluan a. Latar belakang b. Rumusan masalah
BAB II
Pembahasan a. Parlakuan aset tetap b. Nila perolehan aset tetap c. Penyusutan aset tetap d. Pelepasan dan penghapusan e. Pengelompokan asset tetap f.
BAB III
Revalasi aset tetap
Penutup a. Kesimpulan
Daftar isi
Cover Datar isi BAB I
Pendahuluan a. Latar belakang b. Rumusan masalah
BAB II
Pembahasan a. Parlakuan aset tetap b. Nila perolehan aset tetap c. Penyusutan aset tetap d. Pelepasan dan penghapusan e. Pengelompokan asset tetap f.
BAB III
Revalasi aset tetap
Penutup a. Kesimpulan
BAB I Pendahuluan
A. Latar Belakang Dalam pembelajaran akuntansi perpajakan baiknya kita mengetahui tentang apa yang ada didalam ilmu ini. Salah satu yang terdapat didalamnya adalah tentang Aset Tetap yang akan kami uraikan di dalam makalah kami ini yang mencakup bahasan Aset Tetap. Aktiva tetap sangat berarti terhadap kelayakan laporan keuangan, kesalahan dalam menilai aktiva tetap berwujud dapat mengakibatkan kesalahan yang cukup material karena nilai investasi yang ditanamkan pada aktiva tetap relative besar. Mengingat pentingnya akuntansi aktiva tetap dalam dalam laporan keuangan tersebut, maka perlakuannya harus berdasarkan pada Standar Akuntansi Keuangan (PSAK No.16). Aktiva
tetap
tersebut
dalam
penyajiannya
pada
laporan
keuangan
seharusnya
membebankan biaya depresiasi yang dimiliki secara konsisten pada setiap periode dengan menggunakan metode yang dianggap sesuai dengan standart akuntansi di Indonesia, agar diketahui nilai sisanya pada akhir periode. Dalam perpajakan perlakuan akuntansi atas aset tetap tidak seluruhnya sama dengan Pernyatan setandar akuntansi keuangan (PSAK) dikarenakan dalam perpajakan terdapat undang undang yang lebih mengikat atau memaksa sehingga alam akuntasi perpajakan tidak dapat mengikuti PSAK secara keseluruhan. Oleh karena itu kami akan menguraikan mengenai Akuntansi perpajakan yang ada di Indonesia dengan materi “akuntansi “ akuntansi pajak atas aset tetap”. tetap”.
B. Rumusan masalah Dari latar belakang yang telah dijelaskan tersebut di atas maka kita dapat tarik beberapa permasalahan yang mungkin akan timbul dalam operasional perusahaan, beberapa rumusan masalah yang akan kami bahas dalam bab II diantaranya adalah sebagai berikut: 1.
Bagaimana pengakuan akuntansi aset tetap dalam sistem perpajakan? 1
2.
Bagaimana perlakuan untuk biaya perolehan dalam pengukuran aset tetap sesuai ketentuan perpajakan?
3.
Bagaimana bila terdapat penarikan and pelepasan aset tetap perusahaan sesuai ketentuan perpajakan?
4.
Bagaimana perhitungan dan metode penyusutan aset tetap sesuai ketentuan perpajakan?
5.
Bagaimanakah penentuan pengelompokan aset tetap yang dimiliki perusahaan sesuai dengan ketentuan perpajakan?
6.
Apakah perlakuan akuntansi perpajakan bila terjadi revaluasi aset tetap?
2
BAB II Pembahasan A. Pengakuan Aset Tetap
Pernyataan standar Akntansi Keuangan No. 16 (Revisi 2007) bertujuan untuk mengatur perlakuan akuntansi aset tetap, agar pengguna laporan keuangan dapat memahami informasi mengenai investasi entitas di asset tetap, dan perubahan dalam investasi tersebut pernyataan tersebut tidaklah berlaku untuk hak penambangan dan reservasi tambang seperti minyak, gas alam, dan sumber daya alam sejenis yang tidak dapat di perbaharui. Namun demikian pernyataan tersebut tetap berlaku untuk asset yang di gunakan untuk mengembangkan asset yang terkait dengan hak penambangan aset yang terkait dengan hak penambangan dan reservasi tambang tersebut.(waluyo,2011) Aktiva tetap adalah harta yang dapat digunakan lebih dari satu tahun. Aktiva tetap terbagi atas: 1. Aktiva yang dapat disusutkan (depreciable assets) Contoh: Bangunan, mesin dan peralatan yang lain. 2. Aktiva yang tidak dapat disusutkan (nondepreciable assets) Contoh: Tanah Aktiva tidak berwujud adalah hak mutlak perusahaan terhadap sesuatu yang diperolehnya karena keistimewaan tertentu. Syarat- syarat harta tidak berwujud : 1. Ada hak mutlak 2. Ada keistimewaan tertentu 3. Ada pengeluaran biaya Contoh : Hak paten, hak cipta, franchise, hak guna usaha, hak guna bangunan, goodwill, hak penambangan, hak pengusahaan hutan, trade mark.
3
Berdasarkan masa manfaatnya, aktiva tidak berwujud terbagi atas : 1.
Aktiva tidak berwujud yang masa manfaatnya dibatasi oleh undang-undang. Misalnya : hak paten, hak cipta, franchise.
2. Aktiva tidak berwujud yang masa manfaatnya tidak dibatasi oleh undang-undang. Misalnya : goodwill dan merk dagang. Perusahaan
harus
segera
mengakui
setiap
aktiva
yang
dimiliki
dan
mengelompokkannya sebagai aktiva tetap, apabila aktiva yang dimaksud memenuhi pengertian dan memiliki sifat - sifat sebagai aktiva tetap. Mengenai pengakuan aktiva tetap ini, Ikatan Akuntan Indonesia memberikan pernyataan dalam PSAK Nomor 16 paragraf 06, yaitu : (Ikatan Akuntan Indonesia, op. c it. No 16 paragraf 6) Suatu benda berwujud harus diakui sebagai suatu aktiva dan dikelompokkan sebagai aktiva tetap apabila: Besar kemungkinan bahwa manfaat keekonomisan di masa yang akan datang yang berkaitan dengan aktiva tersebut akan mengalir dalam perusahaan; untuk dapat menilai apakah manfaat keekonomisan di masa yang akan datang dalam perusahaan
maka harus di
nilai tingkat
tersebut akan mengalir ke
kepastian terjadinya aliran
manfaat
keekonomisan tersebut, yang juga memerlukan suatu kepastian bahwa perusahaan akan menerima imbalan dan menerima resiko terkait. Biaya perolehan aktiva dapat di ukur secara handal; sedangkan kriteria kedua mengarah kepada bukti-bukti yang diperlukan untuk mendukungnya. Dalam kerangka dasar penyusunan dan
penyajian laporan keuangan ditekankan pula masalah pengendalian
manfaat yang diharapkan dari suatu aktiva. Agar aktiva yang digunakan dapat memberikan manfaat yang optimal terhadap kegiatan operasi perusahaan.
4
Dengan demikian satu hal yang penting yang berkaitan pula dengan pengakuan suatu aktiva adalah perusahaan memiliki kendali atas manfaat yang diharapkan dari aktiva tersebut. 1. Penggolongan Aktiva Tetap
Aktiva tetap dikelompokkan karena memiliki sifat yang berbeda dengan aktiva lainnya. Kriteria
aktiva
penggelompokkan lebih
tetap lanjut
terdiri atas
dari
berbagai jenis
aktiva-aktiva
barang
tersebut.
maka
dilakukan
Pengelompokkan
itu
tergantung pada kebijaksanaan akuntansi perusahaan masing-masing karena umumnya semakin banyak aktiva tetap yang dimiliki oleh perusahaan maka semakin banyak pula kelompoknya. Aktiva tetap yang dimiliki perusahaan terdiri dari berbagai jenis dan bentuk, tergantung pada sifat dan bidang usaha yang diterjuni perusahaan tersebut. Aktiva tetap sering merupakan suatu
bagian utama
dari aktiva
signifikan dalam penyajian posisi keuangan. Nilai yang relatif
perusahaan, karenanya besar serta jenis dan
bentuk yang beragam dari aktiva tetap menyebabkan perusahaan harus hati-hati dalam menggolongkannya. Dari macam-macam aktiva tetap, untuk tujuan akuntansi dilakukan penggolongan sebagai berikut: a.
Aktiva tetap yang umumnya tidak terbatas seperti tanah untuk letak perusahaan, pertanian dan peternakan.
b. Aktiva tetap yang umumnya terbatas dan apabila sudah habis masa penggunaannya dapat diganti dengan aktiva yang sejenis, misalnya bangunan, mesin, alat-alat, mebel dan lain-lain.
5
c.
Aktiva
tetap
yang
umumnya
terbatas
dan
apabila
sudah
habis
masa
penggunaannya tidak dapat diganti dengan aktiva yang sejenis, misalnya sumber-sumber alam seperti hasil tambang dan l ain-lain.
Selain itu aset tetap juga apat di golongkan dari beberapa sudut pandang diantaranya: a.
Sudut substansi 1) Tangible Assets
atau aktiva berwujud seperti
lahan, mesin,
gedung, dan
peralatan. 2) Intangible Assets atau aktiva yang tidak berwujud seperti Goodwill, Patent, Copyright, Hak Cipta, Franchise dan lain-lain. b. Sudut disusutkan atau tidak: 1) Depreciated Plant Assets yaitu aktiva tetap yang disusutkan seperti Building (Bangunan), Equipment (Peralatan), Machinary (Mesin), Inventaris,
Jalan dan
lain-lain. 2) Undepreciated Plant Assets yaitu aktiva yang tidak dapat disusutkan, seperti land (Tanah).
Aset tetap juga dapat di golongkan berdasarkan Jenisnya diantaranya dapat dibagi sebagai berikut: a.
Lahan – Lahan adalah bidang tanah terhampar baik yang merupakan tempat bangunan maupun yang masih kosong. Dalam akuntansi apabila ada lahan yang didirikan bangunan diatasnya harus dipisahkan pencatatan dari lahan itu sendiri.
6
b. Bangunan gedung – Gedung adalah bangunan yang berdiri di atas bumi ini baik di atas lahan/air. Pencatatannya
harus terpisah
dari lahan
yang menjadi
lokasi
gedung. c.
Mesin – Mesin termasuk peralatan-peralatan yang menjadi bagian dari mesin yang bersangkutan.
d. Kendaraan - Semua jenis kendaraan seperti alat pengangkut, truk, grader, traktor, forklift, mobil, kendaraan bermotor dan lain-lain. e. Perabot - Dalam jenis ini termasuk perabotan kantor, perabot
laboratorium,
perabot pabrik yang merupakan isi dari suatu bangunan f.
Inventaris – Peralatan yang dianggap merupakan alat-alat besar yang digunakan dalam perusahaan
seperti
inventaris
kantor,
inventaris
pabrik , inventaris
laboratorium, inventaris gudang dan lain-lain. g.
Prasarana – Prasarana merupakan kebiasaan bahwa perusahaan membuat klasifikasi khusus prasarana seperti: jalan, jembatan, roil, pagar dan lain-lain.
B. Nilai Perolehan Aktiva Tetap
Penentuan harga perolehan aktiva tetap sangat penting karena harga perolehan menjadi dasar untuk menghitung besarnya biaya penyusutan tiap-tiap tahun. Adapun ketentuan sesuai dengan pasal 10 UU PPh, penentuan harga perolehan aktiva t etap sebagai berikut: 1. Harga perolehan atau harga penjualan dalam hal terjadi jual beli harta yang tidak dipengaruhi hubungan istimewa adalah jumlah yang sesungguhnya dikeluarkan atau diterima sedangkan apabila terdapat hubungan istimewa adalah jumlah yang seharusnya dikeluarkan atau diterima.
7
2. Nilai perolehan atau niai penjualan dalam hal terjadi tukar-menukar harta adalah jumlah yang seharusnya dikeluarkan atau diterima berdasarkan harga pasar. 3. Nilai perolehan atau nilai pengalihan harta yang dialihkan dalam rangka likuidasi, penggabungan, peleburan pemekaran, pemecahan, atau pengambilalihan usaha adalah jumlah yang seharunya dikeluarkan atau diterima berdasarkan harga pasar, kecuali ditetapkan lain oleh Menteri Keuangan. 4. Dasar penilaian harta yang dialihkan dalam rangka bantuan sumbangan atau hibah: a.
Yang memenuhi syarat sebagai bukan Objek Pajak bagi yang meneima pengalihan, sama dengan nilai sisa buku dari pihak yang melakukan pengalihan atau nilai yang ditetapkan Direktur Jenderal Pajak.
b. Yang tidak memenuhi syarat sebagai bukan Objek Pajak bagi yang menerima pengalihan, sama dengan nilai pasar dan harta tersebut. 5. Dasar penilaian harta yang dialihkan dalam rangka penyetoran modal bagi badan yang menerima pengalihan, sama dengan nilai pasar dari harta tesebut. Perolehan
Aktiva tetap diakui
sebesar
harga perolehannya
(the acquisition cost ).
Sementara itu yang dimaksud dengan harga perolehan adalah pengeluaran-pengeluaran yang timbul mulai dari peruses pembelian hingga aktiva tersebut siap beroperasi.Maka harga perolehan dapat dirumuskan dengan : Nilai Beli + Pengeluaran yang timbul dari proses pembelian hingga aktiva tersebut siap operasi
Untuk mendapatkan aset yang di inginkan perusahaan dapat menggunakan berbagai macam cara, berikut ini merupakan macam-macam cara untuk memperoleh aktiva tetap, diantaranya (yang paling sering terjadi) : 1. Dibeli tunai (kontan) 2. Dibeli dengan mencicil (kontrak jangka panjang)
8
3. Dibeli dengan saham 4. Dibangun Sendiri 5. Pertukaran Suatu aset tetap yang memenuhi kualifikasi di akui sebagai aset pada awal harus di ukur sebesar biaya perolehan. Sebagai komponen biaya perolehan aset tetap tersebut meliputi berikut ini (penerapan paragraf 16 PSAK No. 16 Revisi 2007). 1.
Harga Perolehan Dalam komponen harga perolehan termasuk bea impor dan pajak pembelian yang tidak boleh di kreditkan setelah di kurangi diskon pembelian dan potongan-potongan lain.
2. Biaya-biaya yang dapat didistribusikan secara langsung untuk membawa aset ke lokasi dan kondisi yang di inginkan agar aset siap di gunakan sesuai dengan keinginan dan manajemen. 3. Estimasi awal biaya pembongkaran dan pemindahan aset tetap dan restorasi lokasi aset. Kewajiban biaya-biaya tersebut timbul pada saat aset diperoleh atau karena entitas menggunakan aset selama periode tertentu yang bertujuan selain menghasilkan persediaan sebagai biaya yang didistribusikan secara langsung. Berikut merupakan macam macam perolehan aset tetap diantaranya: 1. Perolehan aset tetap secara gabungan. Apabila aset di peroleh secara gabungan, maka harga perolehan masing-masing aset
tetap
ditentukan
dengan
megalokasikan
harga
gabungan
berdasarkan
perbandingan nilai wajar masing-masing aset yang bersangkutan sebagai contoh harga bangunan termasuk tanah seharga Rp 300.000.000,00 (termasuk biaya notaris, bea balik nama, bea perolehan hak atas tanah dan bangunan dan lain – lain ).
9
Contoh :
Ayat jurnal yang pada saat pembelian tunai sebagai berikut:
2. Perolehan aset tetap secara angsuran Terhadap ase tetap yang diperoleh secara angsuran perlu di perhatikan mengenai kontrak pembeliannya. Sebagai contoh aset teap di beli secara angsuran dalam 24 kali angsuran dengan harga perolehan tunai Rp 120.000.000, dengan bunga 25% per tahun.
10
Jurnal pada saat pembelian aset tetap:
Jurnal pada saat pembayaran:
3. Perolehan aset tetap dengan cara membangun sendiri Bunga yang dkeluarkan atas pinjaman untuk pembangunan selama konstruksi akan di kaptalisasi. Hal ini sesuai dengan keentuan apabila bunga pinjaman apa didistribusikan secara langsung dengan aset tertentu, maka biaya pinjaman harus di kapitalisasi terhadap aset tertentu, perlakukan akuntans komersial dapat diikuti oleh akuntasi pajak, sedangkan bunga yang di kapialisasi akan di bebankan ke penghasilan melalui penyusutan selama masa manfaat. 4. Perolehan secara Hibah, bantuan, dan sumbangan Dalam perolehan secara hibah, bantuan dan sumbangan secara langsung dihubungkan dengan perlakuan akuntansi pajak, karena akuntansi komersial sedikit mengatur aset yang di peroleh dari sumbangan (donasi). Modal donasi dari sisi akuntansi pajak mengacu pada pasal 10 ayat (4) undang undang pajak penghasilan, undang undang ini saling berkaitan dengan Pasal 4 ayat (3) yang mengatur mengenai persyaratan dalam menerima aset secara atau berupa bantuan, sumbangan, dan hibah.
11
C. Penyusutan Aktiva Tetap
Penyusutan adalah beban yang diakui atas penurunan nilai aset akibat penggunaannya. Sehingga pengakuannya baru bias dilakukan ketika aset sudah mulai digunakan. Penyusutan atau jumlah yang disusutkan (depreciable amount) adalah biaya perolehan suatu aset atau jumlah lain yang disubtitusikan untuk biaya dalam laporan keuangan di kurangi nilai sisa .(waluyo,2011) Dalam pengaturan penyusutan tersebut, persyaratan aset yang dapat disusutkan menurut ketentuan perpajakan meliputi : 1. Harta yang dapat di susutkan adalah harta berwujud. 2. Harta tersebut mempunyai manfaat lebih dari satu tahun. 3. Harta tersebut di gunakan untuk mendapatkan, menagih, dan memelihara penghasilan. Terdapat pula aset tetap yang menurut akuntansi dapat disusutkan, tetapi menurut akuntansi pajak tidak dapat disusutkan,yaitu : 1. Aset tetap perusahaan berupa kendaraan yang dikuasai dan di bawa pulang pegawai, termasuk juga yang ada didaerah terpencil. 2. Aset tetap perusahaan berupa rumah yang terletak bukan didaerah terpencil yang ditempati pegawai yang tidak diberi tunjangan oleh perusahaan. Pada peraturan pajak UU No. 36 tahun 2008, metode Penyusutan yang diakui dan seharusnya dipergunakan Dalam laporan keuangan adalah metode garis lurus Dan metode saldo menurun. 1. Metode garis lurus (straight line method ) Dalam metode garis lurus lebih melihat aspek waktu dari pada aspek kegunaan metode ini paling banyak diterapkan oleh perusahaan-perusahaan karena paling mudah diaplikasikan
dalam
akuntansi.
Dalam
12
metode penyusutan
garis
lurus,
beban
penyusutan untuk tiap tahun nilainya sama besar dan tidak dipengaruhi dengan hasil atau output yang berproduksi. Perhitungan tarif penyusutan untuk metode garis lurus adalah sebagai berikut: Beban penyusutan :
2. Metode saldo menurun (declining balance method ) Metode
ini
juga
merupakan
metode
penurunan
beban
Penyusutan
yang
menggunakan tingkat penyusutan (diekspresikan dalam persentase) yang merupakan perkalian dari metode garis lurus. Tingkat penyusutan metode ini selalu tetap dan diaplikasikan untuk mengurangi nilai buku pada setiap akhir tahun. Tidak seperti metode lain, dalam metode saldo menurun nilai sisa tidak dikurangkan dari harga perolehan dalam menghitung nilai yang dapat disusutkan. beban penyusutan : penyusutan % x harga perolehan - akm penyusutan
Menurut IAI ( 2007 ) dalam PSAK 16, Penyusutan adalah alokasi sistematis jumlah yang dapat disusutkan dari suatu aset selama umur manfaatnya. Sedangkan jumlah yang dapat disusutkan adalah jumlah tercatatnya ( baik mengikuti model biaya maupun model revaluasi) dikurangi dengan nilai residu aset yang bersangkutan. Contoh: Penyusutan aktiva tetap menggunakan metode garis lurus : Harga perolehan tetap
: 11.500.000
nilai residu
: 1.500.000
Umur manfaat aktiva tetap
: 5 Tahun
Biaya depresiasi pertahun
:
: 2.000.000 Biaya depresiasi perbulan
: 13
Aktiva tetap yang di susutkan adalah Rp 10.000.000 setelah dikurangi nilai residu sebesar Rp 1.500.000. Penyusutan pertahunnya adalah Rp 2.000.000 dari perhitungan estimasi biaya depresiasi di bagi umur manfaat selama 5 tahun. Pencatatan transaksi perbulan:
Transaksi penyusutan aktiva tetap pada akhir tahun :
D.
Pengelompokkan aktiva tetap untuk penyusutan dalam Pajak
Metode penyusutan menurut ketentuan perundang-undangan perpajakan sebagaimana telah diatur dalam pasal 11 Undang-Undang Pajak Penghasilan adalah : 1. Metode saldo menurun (decline balance method) untuk aset tetap berwujud bukan bangunan dan untuk berupa bangunan menggunakan Metode garis lurus (straight line method). 2. Metode garis lurus untuk aset tetap berwujud.
14
Kelompok harta dan tarif penyusutan, penentuan kelompok dan tarif penyusutan harta berwujud didasarkan pada pasal 11 Undang-Undang Pajak Penghasilan sebagai berikut: Tarif Kelompok Harta Berwujud
I.
Masa Manfaat
Penyusutan
Tarif
Penyusutan
berdasarkan Metode
berdasarkan Metode
Garis Lurus
Saldo Menurun
Kelompok bangunan Kelompok 1
4 tahun
25 %
50 %
Kelompok 2
8 tahun
12, 5 %
25 %
Kelompok 3
16 tahun
6,25 %
12, 5 %
Kelompok 4
20 tahun
5%
10 %
20 tahun
5%
-
10 tahun
10 %
-
II. Bangunan Permanen Tidak Permanen
Untuk
lebih
memudahkan
Wajib
Pajak
dan
memberikan
keseragaman
dalam
pengelompokan harta tetap berwujud, dikeluarkannya Keputusan Menteri keuangan Nomor 96/PMK.03/2009 yang berlaku sejak 1 januari 2009 mengatur tentang pengelompokan jenis jenis Harta Berwujud,:
1. Jenis-jenis Harta Berwujud Yang Termasuk dalam Kelompok I Nomor
Jenis Usaha
Jenis Harta
Semua jenis usaha
a. Mebel dan peralatan dari kayu atau rotan termasuk
Urut 1.
15
meja, bangku, kursi, lemari, dan sejenisnya yang bukan bagian dari bangunan. b. Mesin kantor seperti mesin ketik, mesin hitung, duplikator,
mesin
fotokopi,
mesin
akunting/pembukuan, komputer, printer, scanner, dan sejenisnya. c. Perlengkapan lainnya seperti amplifier, tape/cassete, video recorder, televisi dan sejenisnya. d. Sepeda motor, sepeda, dan becak. e. Alat perlengkapan khusus (tools) bagi industri/jasa 2. yang bersangkutan.
Pertanian, perkebunan, kehutanan, perikanan
f.
Dies, jigs, dan mould
g.
Alat-alat
komunikasi,
seperti
pesawat
telepon,
3, faksimile, telepon seluler, dan sejenisnya
Industri makanan dan minuman Alat yang digerakkan bukan dengan mesin 4.
Perhubungan, pergudangan Mesin ringan yang dapat dipindah-pindahkan seperti
5.
dan komunikasi huller, pemecah kulit, penyosoh, pengering, pallet dan sejenisnya Industri semi konduktor
Mobil, taksi , bus dan truk yang digunakan sebagai
16
angkutan umum
Flash memory tester, writer machine, biporar test system, eliminator (PE8-1), pose checker
2. Jenis-jenis Harta Berwujud Yang Termasuk dalam Kelompok II Nomor
Jenis Usaha
Jenis Harta
Semua jenis usaha
a. Mebel dan peralatan dari logam termasuk meja,
Urut 1.
bangku, kursi, lemari dan sejenisnya yang bukan merupakan bagian dari bangunan. Alat pengatur udara seperti AC, kipas angin, dan sejenisnya
2.
Pertanian, perkebunan,
b.
Mobil, bus, truk, speed boat dan sejenisnya
c.
Container dan sejenisnya
kehutanan, perikanan
a. Mesin pertanian/perkebunan seperti traktor dan mesin bajak, b. Mesin yang mengolah atau menghasilkan atau
3.
Industri makanan dan
memperoduksi bahan atau barang pertanian,
17
minuman
kehutanan, perkebunan dan perikanan
a. Mesin yang mengolah produk asal binatang, unggas dan perikanan, misalnya pabrik susu, pengalengan ikan 4.
b. Mesin yang mengolah produk nabati, misalnya mesin minyak kelapa, margarine, penggilingan Industri mesin
kopi, kembang gula, mesin pengolah biji-bijian seperti penggilingan beras, gandum,dan tapioca
5.
c. Mesin
Perkayuan
yang
menghasilkan/memproduksi
minuman dan buah buahan d. Mesin yang menghasilkan/memproduksi bahan-
6.
bahan makanan dan makanan segala jenis Konstruksi Mesin yang menghasilkan/produksi mesin ringan
7
(misalnya mesin jahit, pompa air) Perhubungan, pergudangan
Mesin
dan
peralatan
penebangan
kayu
dan komunikasi
Peralatan yang dipergunakan seperti truk berat, dump truck, crane ,buldozer dan sejenisnya
18
a. Truck kerja untuk pengangkutan dan bongkar muat,
truck
peron.
truck
ngangkang,
dan
sejenisnya b. Kapal penumpang, kapal barang, kapal khusus dibuat untuk pengangkutan barang tertentu (misalnya gandum, batu-batuan, biji tambang Telekomunikasi
dan sebagainya) termasuk kapal pendingin, kapal tangki, kapal penangkap ikan dan sejenisnya, yang mempunyai berat sampai dengan 100 DWT
8.
Industri semi konduktor c. Kapal yang dibuat khusus untuk menghela atau mendorong kapal-kapal suar, kapal pemadam kebakaran, kapal keruk, keran terapung dan sejenisnya,
yang
mempunyai
berat
sampai
dengan 100 DWT 9.
d. Perahu layar pakai atau tanpa motor yang mempunyai berat sampai dengan 250 DWT e.
Kapal balon
a. Perangkat pesawat telepon b. Pesawat telegraf termasuk pesawat pengiriman dan
19
penerimaan radio telegraf dan radio telepon
Autoframe loader, automatic logic handler, baking oven,
ball
sheartester,
bipolar
test
handler
(automatic), cleaning machine, coating machine, curing oven, cutting press, dambar cut machine, dicer, die bonder, die shear test, dynamic burn-in system oven, dynamic test handler, eliminator (PGE01), full automatic handler, full automatic mark, hand maker, individual mark, inserter remover machine, laser marker (FUM-A-01), logic test system, marker (mark), memory test system, molding, mounter, MPS automatic, MPS manual, O/S tester manual, pass oven, pose checker, re-from machine, SMD stocker, taping machine, tieber cut press, trimming/forming machine, wire bonder, wire pull tester
3. Jenis-jenis Harta Berwujud Yang Termasuk dalam Kelompok III Nomor
Jenis Usaha
Jenis Harta
20
Urut 1.
Pertambangan selain
Mesin-mesin
minyak dan gas
pertambangan,
yang
dipakai
termasuk
dalam
bidang
mesin-mesin
yang
mengolah produk pelikan 2.
Pemintalan, pertenunan dan pencelupan
a. Mesin yang mengolah/menghasilkan produkproduk tekstil (misalnya kain katun, sutra, seratserat buatan, wol dan bulu hewan lainnya, lena rami, permadani, kain-kain bulu, tule)
3.
b. Mesin untuk yarn preparation, bleaching, dyeing, printing,finishing, Perkayuan
texturing,
packaging
dan
sejenisnya
4.
a. Mesin yang mengolah/menghasilkan produkIndustri Kimia
produk kayu,barang-barang dari jerami, rumput dan bahan anyaman lainnya b. Mesin dan peralatan penggergajian kayu
a. Mesin peralatan yang mengolah/menghasilkan produk industry kimia dan industri yang ada hubungannya dengan industry kimia (misalnya bahan kimia anorganis, persenyawaan organis
21
dan anorganis dan logam mulia, elemen radio aktif, isotop, bahan kimia organis, produk farmasi, pupuk, obat celup, obat pewarna, cat, pernis, minyak eteris dan resinoidaresinoida wangi-wangian, obat kecantikan dan obat rias, 5.
sabun, detergent, dan bahan organis pembersih lainnya, zat albumina, perekat, bahan peledak, produk pirotehnik, korek api, alloy piroforis, Industri Mesin
6.
barang fotografi dan sinematografi) b. Mesin
yang
mengolah/menghasilkan
produk
industri lainnya (misalnya damar tiruan, bahan Perhubungan dan
plastik, ester dan ester dari selulosa, karet
Komunikasi
sintetis, karet tiruan, kulit samak, jangat dan kulit mentah).
Mesin
yang
menghasilkan/memproduksi
mesin
menengah dan berat (misalnya mesin mobil, mesin kapal)
a. Kapal penumpang, kapal barang, kapal khusus dibuat
untuk
pengangkutan
barang-barang
tertentu (misalnya gandum, batu-batuan, biji
22
tambang
dan
sejenisnya)
termasuk
kapal
pendingin dan kapal tangki, kapal penangkap ikan dan sejenisnya, yang mempunyai berat di atas Telekomunikasi
100 DWT sampai dengan 1.000 DWT b. Kapal dibuat khusus untuk menghela atau
7.
mendorong kapal, kapal suar, kapal pemadam kebakaran, kapal keruk, keran terapung dan sejenisnya, yang mempunyai berat di atas 100 DWT sampai dengan 1.000 DWT c. Dok terapung d. Perahu layar pakai atau tanpa motor yang mempunyai berat di atas 250 DWT e. Pesawat terbang dan helikopter-helikopter segala jenis
Perangkat radio navigasi, radar dan kendali jarak jauh
4. Jenis-jenis Harta Berwujud Yang Termasuk dalam Kelompok I V Nomor
Jenis Usaha
Jenis Harta
Urut
23
1.
2.
Konstuksi
Mesin berat untuk konstruksi
Perhubungan dan
a. Lokomotif uap dan tender atas rel
komunikasi
b. Lokomotif listrik atas rel, dijalankan dengan batere atau dengan tenaga listrik dari sumbr luar c. Lokomotif atas rel lainnya d. Kereta, gerbong penumpang dan barang, termasuk
container
khusus
dibuat
dan
diperlengkapi untuk ditarik dengan satu alat atau beberapa alat pengangkutan e. Kapal
penumpang,
kapal
barang,
kapal
khusus dibuat untuk pengangkutan barangbarang tertentu (misalnya gandum, batubatuan,
biji
tambang
dan
sejenisnya)
termasuk kapal pendingin dan kapal tangki, kapal penangkap ikan dan sejenisnya, yang mempunyai berat di atas 1.000 DWT f.
Kapal dibuat khusus untuk menghela atau mendorong
kapal,
kapal
pemadam
kebakaran,
suar, kapal
kapal keruk,
kerankeran terapung dan sebagainya, yang
24
mempunyai berat di atas 1.000 DWT
Sedangkan dalam PSAK no 16 : 1. Aktiva tetap dapat disusutkan berdasarkan kebijakan manajemen aktiva dalam menentukan umur manfaatnya. 2. Tanah dan bagunan harus diperlakukan sebagai aktiva yang terpisah untuk tujuan akuntansi ,walaupun diperoleh secara sekaligus. Tanah biasanya memiliki usia tak terbatas , oleh karena itu tidak disusutkan. Sedangkan bangunan memiliki usia terbatas sehingga harus disusutkan .
Untuk metode penyusutan yang diatur dalam PSAK No 17 dalam laporan keuangan perusahaan , Penyusutan dapat dilakukan dengan berbagai metode yang dapat
dikelompokkan menurut kriteria berikut : 1 . Berdasarkan kriteria waktu:
a. metode garis lurus Penyusutan
=
Nilai residu adalah nilai sisa (yang telah digunakan) b. metode pembebanan yang menurun : 1) metode jumlah angka tahun : Penyusutan
=
Jika masa tahun umur manfaatnya 4 tahun maka :
25
1 + 2 + 3 + 4 = 10 maka ditahun pertama 4/10 x (Harga perolehan – Nilai residu) 2) metode saldo-menurun/saldo menurun ganda, dalam metode ini tidak mengenal istilah nilai residu Penyusutan
=
x 2
2. Berdasarkan penggunaan : a. metode jam jasa Penyusutan perjam =
Metode penyusutan ini menggunakan jumlah jam kerja sebagai dasar pengalokasian beban penyusutan untuk tiap periode
Contoh
:
Sebuah pesawat terbang dibeli dengan harga Rp. 700.000.000. Diperkirakan akan memberikan jasa penerbangan 1.000 jasa jam terbang. Pada tahun 2014 diperkirakan digunakan selama 300 jam terbang. Maka penyusutan selama tahun 2014 dihitung: Penyusutan per jam = Rp. 700.000.000,-/1.000 = Rp. 700.000 Penyusutan tahun 2014 = Rp. 700.000 x 300 = Rp. 210.000.000
a. metode jumlah unit produksi Menentukan tarif penyusutan terlebih dahulu. Tarif penyusutan per unit dihasilkan =
Biaya penyusutan = Tarif penyusutan per unit x unit diproduksi
26
3. Berdasarkan kriteria lainnya : Biaya penyusutan dapat dihitung dengan dasar jenis dan kelompok. Dengan sistem metode garis lurus tanpa mengenal nilai residu. Biaya penyusutan =
Tarif penyusutan
E.
=
x 100 %
Penarikan dan atau Pelepasan Aktiva Aktiva tetap yang tidak bermanfaat lagi, dapat di lepas dengan c ara:
1. Pembuangan Aktiva Tetap (Discarding of Plant Assets) Aktiva tetap yang sudah habis masa guna atau umur ekonomisnya atau mungkin mengalami kerusakan karena proses produksi, dan tidak dapat diperbaiki lagi, perusahaan dapat mengambil keputusan untuk membuang aktiva tetap tersebut. 2. Penjualan Aktiva Tetap (Selling of Plant Assets) Aktiva yang tidak terpakai lagi jika masih laku, maka perusahaan dapat menjual aktiva tersebut. 3. Pertukaran Aktiva Tetap (Exchange of Plant Assets ) Aktiva yang sudah tidak terpakai, selain dibuang dan dijual, dapat ditukar dengan aktiva tetap yang lain, baik dengan perusahaan lain, maupun ditukar yang baru dengan menambah uang /pembayaran. Aktiva tersebut dapat ditukar dengan aktiva sejenis maupun aktiva lain.
Contoh : 1. Penarikan dan atau Pelepasan Harta Karena Dijual Menurut Fiskal
27
Sebuah mesin dengan nilai perolehan Rp 40.000.000 dengan akumulasi penyusutan Rp31.000.000 dijual dengan harga Rp 16.000.000. Biaya yang dikeluarkan berkenaan dengan penjualan sebesar Rp 1.500.000 Diketahui :
Keuntungan sebesar Rp 5.500.000 merupakan penghasilan yang menjadi objek pajak PPh. Apabila transaksi ini dicatat maka ayat jurnal adalah sbb:
Penerimaan kas
Rp 16.000.000
Akumulasi penyusutan
Rp 31.000.000
Mesin
Rp 40.000.000
Hutang Biaya
Rp 1.500.000
Laba
Rp 5.500.000
28
F. Revaluasi Aktiva tetap. Revaluasi aset tetap merupakan penilaian kembali aset tetap perusahaan, yang diakibatkan adanya kenaikan nilai aset tetap tersebut dipasaran atau karena rendahnya nilai aset tetap dalam laporan keuangan perusahaan yang disebabkan oleh devaluasi atau sebab lain, sehingga nilai aset tetap dalam laporan keuangan tidak lagi mencerminkan nilai yang wajar. (Waluyo, 2011). Pada dasarnya penilaian kembali aset tetap dilakukan berdasarkan nilai pasar atau nilai wajar aset tetap tersebut pada saat penilaian dengan menggunakan metode peneliian yang lazim berlaku di Indonesia dan dilakukan oleh perusahaan penilai atau penilai yang diakui oleh Pemerintah. Jika nilai wajar yang ditetapkan oleh perusahaan penilai atau penilai yang diakui oleh Pemerintah tidak mencerminkan keadaan yang sebenarnya maka Direktur Jenderal Pajak akan menetapkan kembali nilai pasar atau nilai wajar asset yang bersangkutan (Keputusan Menteri keuangan Nomor 79/PMK.03/2009) Alasan Wajib Pajak Melakukan Revaluasi:
1. Meningkatkan nilai perusahaan (mark-up) sehingga memudahkan perusahaan dalam proses pencarian dana, baik melalui pinjaman bank maupun pinjaman saham (go public);
2. Meningkatkan biaya penyusutan aktiva tetap dimasa datang sehingga deductibie expense dimasa datang semakin besar dan beban pajak semakin kecil;
3. Meningkatkan keakuratan perhitungan penghasilan maupun biaya sehingga mencerminkan kemampuan perusahaan yang sebenarnya dalam menghasilkan laba;
4. Agar neraca perusahaan menunjukan posisi kekayaan perusahaan yang sebenarnya.
29
Contoh : PT. Pola Petra memiliki daftar aktiva per tanggal 31 Desember 2012 sbb :
Pada tahun 2013, perusahaan berniat melakukan revaluasi atas aktiva tetap yang dimilikinya. Untuk itu perusahaan menggunakan jasa penilai yang diakui untuk menilai aktiva tetapnya. Dari hasil penilaian diketahui nilai pasar wajar dan sisa manfaat aktiva per tanggal 15 Januari 2013 sbb :
30
Hitunglah PPh final Revaluasi dan tentukan nilai yang harus disajikan dalam neraca
Jawab :
31
Jurnal:
32