AKUNTANSI PERPAJAKAN AKUNTANSI ATAS INVESTASI JANGKA PANJANG & ASET LAIN - LAIN
Disusun Oleh:
Kelompok 4 Defi arina damayanti Risna dewi gustiana
NIM : 122010300008 Nim : 122010300012
Fakultas Ekonomi / Prodi Akuntansi Sore A (6A) UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SIDOARJO TAHUN 2015
AKUNTANSI PAJAK TERHADAP INVESTASI JANGKA PANJANG DAN AKTIVA LAIN-LAIN
Investasi Jangka Panjang
Investasi jangka panjang adalah penanaman sebagian kekayaan suatu perusahaan pada perusahaan lain dengan maksud untuk memperoleh pendapatan tetap dan atau untuk menguasai atau mengendalikan perusahaan tersebut. Investasi jangka panjang dapat berupa: 1. Penyertaan dalam bentuk saham, obligasi, dan surat berharga lainnya. 2. Dana untuk melunasi utang jangka panjang, atau dana khusus lainnya. 3. Aktiva lain-lain, seperti pembelian tanah dengan rencana penggunaan dimasa yang akan datang.
Terdapat beberapa jenis investasi yang dapat dibuktikan dengan sertifikat atau dokumen lain yang serupa. Hakikat suatu investasi dapa tberupa hutang, selain hutang jangka pendek atau hutang dagang, atau instrumen ekuitas. Pada umumnya investasi memiliki hak finansial, sebagai berwujud seperti investasi tanah, bangunan, emas, berlian, atau komoditi lain yang dapat dipasarkan. Untuk beberapa jenis investasi, terdapat pasar yang aktif yang dapat membentuk nilai pasar. Untuk jenis investasi tersebut nilai pasar digunakan sebagai in dikator penetapan nilai wajar. Sedangkan untuk investasi yang tidak memiliki pasar aktif, cara lain digunakan untuk menentukan nilai wajar. Atas dasar seluruh uraian di atas maka akhirnya dapat disimpulkan bahwa hakekat investasi jangka panjang adalah: a. Bagian dari aktiva perusahaan, b. Ditanamkan
atas
dasar
seluruh
uraian
di
atas
maka
akhirnya
dapat
disimpulkan bahwa hakekat investasi jangka panjang adalah : a)
Bagian dari aktiva perusahaan,
b)
Ditanamkan dalam bentuk tertentu,
c)
Dimaksudkan
untuk
mencari
keuntungan/menambah
kekayaan
atau
untuk tujuan lainnya. d)
Dalam waktu lebih dari satu tahun.
Tujuan Investasi Jangka Panjang
Investasi Jangka Panjang bertujuan : 1. Untuk memperoleh pendapatan yang tetap dalam setiap periode, antara lain seperti bunga, royalti, deviden, atau uang sewa dan lain-lainnya. 2. Untuk membentuk suatu dana khusus, misalnya dana untuk kepentingan ekspansi, kepentingan sosial. 3. Untuk mengontrol atau mengendalikan perusahaan lain, melalui pemilikan sebagian ekuitas perusahaan tersebut.
4. Untuk menjamin tersedianya bahan baku dan mendapatkan pasar u ntuk produk yang dihasilkan. 5. Untuk mengurangi persaingan di antara perusahaan-perusahaan yang sejenis. 6. Untuk menjaga hubungan antar perusahaan. Bentuk-bentuk Investasi Jangka Panjang
Ada banyak pilihan bagi perusahaan untuk menetapkan bentuk investasi jangka panjangnya. Ada perusahaan yang memilih investasi pada tanah atau bangunan (bukan untuk operasi perusahaan) yang disebut dengan investasi properti. Ada juga yang memilih investasi dalam bentuk tabungan atau deposito, atau pilihan investasi yang lain yaitu pembelian saham atau obligasi. Investasi jangka panjang dapat dilakukan perusahaan dalam bentuk obligasi atau saham. Apabila diperbandingkan, kedua bentuk investasi tersebut mempunyai kelebihan dan kekurangan. Investasi jangka panjang dalam obligasi memberikan jaminan yang pasti atas penerimaan bunga selama kurun waktu tertentu. Bila tingkat bunga di pasaran menurun, tingkat bunga obligasi tidak berubah karena tingkat bunganya sudah ditetapkan dalam perjanjian awal. Di lain pihak, investasi jangka panjang dalam saham akan memberikan penghasilan yang lebih tinggi daripada tingkat bunga obligasi, apabila perusahaan mendapat keuntungan yang tinggi dan sebaliknya. 1.
Investasi dalam Saham
Saham (stock) merupakan salah satu jenis surat berharga (efek) yang diperdagangkan di bursa efek. Saham diartikan sebagai bukti penyertaan modal di suatu perusahaan, atau merupakan bukti kepemilikan atas suatu perusahaan. Siapa saja yang memiliki saham berarti ia ikut menyertakan modal atau memiliki perusahaan yang mengeluarkan saham tersebut. Umumnya ada dua tipe dasar saham yang dikeluarkan perusahaan, saham biasa dan saham istimewa. Kesamaan dari kedua jenis saham tersebut adalah sama-sama merupakan saham kepemilikan yang diterbitkan oleh perusahaan dan diperdagangkan oleh para investor. Di samping itu para pemegang saham biasa maupun saham istimewa tidak bertanggung jawab atas hutang-hutang perusahaan. 5 Perbedaan yang mendasar antara saham biasa dan saham istimewa :
Investasi dalam bentuk saham merupakan pembelian/ penyertaan/ kepemilikan perusahaan lain dengan tujuan untuk memperoleh pendapatan yang berupa deviden. Keuntungan lainnya bisa berupa kontrol manajemen yaitu hak menentukan kebijakan atas perusaan yang dibeli. Kontrol manajemen diperoleh jika kepemilikan saham mencapai tujuan mayoritas. Perusahaan yang merupakan investasi saham disebut perusahaan induk, sedangkan perusahaan yang mengeluarkan saham disebut perusahaan anak, hubungan keduanya biasa disebut perusahaan berafiliasi. 2.
Investasi pada Obligasi
Obligasi merupakan surat pinjaman uang yang akan dilunasi setelah jangka waktu tertentu. Umumnya obligasi memberikan penghasilan bunga dengan jumlah tetap kepada investor. Adakalanya obligasi juga mempunyai hak atas pembagian keuntungan. Kalau diterima oleh pemegang obligasi yang berbentuk badan, dengan rekarakterisasi sebagai deviden, bagian keuntungan yang diterima itu tidak dikenakkan pajak. Namun, bagi pembayar bunga yang direkarakterisasi sebagi deviden itu bukan merupakan biaya pengurang penghasilan. Karena pada saat jatuh temponya, obligasi akan dibayar (kembali) sejumlah nominalnya, agio obligasi merupakan kerugian bagi investor dan sebaliknya disagio merupakan penghasilan. Hal sebaliknya berlaku untuk perusahaan penerbit obligasi. Dalam praktek akuntansi komersial, dengan adanya agio dan disagio (diskonto) obligasi itu, investor mendapatkan penghasilan bunga efektif yang berbeda dengan tingkat bunga nominal. Perhitungan bunga efektif itu menghendaki adanya amortisasi agio dan disagio sebagai koreksi terhadap nilai buku obligasi. Bertujuan memperoleh bunga tetap setiap tahun selama masa investasi. Penyesuaian Bunga Berjalan & Amortisasi :
•
Jurnal penyesuaian terhadap bunga yg belum di terima jika tgl bunga tidak tepat pada tgl akhir periode akuntansi
•
Jurnal penyesuaian terhadap amortisasi agio atau disagio, jika obligasi dibeli dengan harga diatas atau dibawah nilai nominal. Penjualan Investasi :
Selisih harga jual dan nilai buku investasi obligasi diakui sbg keuntungan & sebaliknya sbg kerugian
Saat penjualan, Kas bertambah sebesar Harga Jual bersih + bunga (bila ada), sedang investasi obligasi berkurang
Karakteristik Obligasi
Nilai Nominal (Face Value), adalah nilai pokok dari suatu obligasi yang akan diterima oleh pemegang obligasi pada saat obligasi tersebut jatuh tempo
Kupon (the Interest Rate), adalah nilai bunga yang diterima pemegang obligasi secara berkala (kelaziman pembayaran kupon obligasi adalah setiap 3 atau bulanan) Kupon obligasi 6 dinyatakan dalam manualpresentase.
Jatuh Tempo (Maturity), adalah tanggal dimana pemegang obligasi akan mendapatkan pembayaran kembali pokok atau Nilai Nominal obligasi yang dimilikinya. Periode jatuh tempo obligasi bervariasi mulai dari 365 hari sampai dengan diatas 5 tahun. Obligasi yang akan jatuh tempo dalam waktu 1 tahun akan lebih mudah untuk di prediksi, sehingga memilki resiko yang lebih kecil dibandingkan dengan obligasi yang memiliki periode jatuh tempo dalam waktu 5 tahun. Secara umum, semakin panjang jatuh tempo suatu obligasi, semakin tinggi kupon bunganya.
Penerbit / Emiten (Issuer), mengetahui dan mengenal penerbit obligasi merupakan faktor sangat penting dalam melakukan investasi Obligasi Ritel. Mengukur resiko / kemungkinan dari penerbit obigasi tidak dapat melakukan pembayaran kupon dan atau pokok obligasi tepat waktu (disebut default risk) dapat dilihat dari peringkat (rating) obligasi yang dikeluarkan oleh lembaga pemeringkat seperti PEFINDO atau Kasnic Indonesia.
Pembelian Obligasi
Investasi dalam obligasi pada umumnya dilakukan dengan tujuan untuk memperoleh pendapatan yang tetap dalam jangka panjang. Obligasi yang dibeli perusahaan sebagai investasi jangka panjang, dicatat sebesar harga perolehannya. Harga perolahan meliputi harga beli obligasi ditambah komisi perantara, pajak, dan biaya-biaya lain yang berhubungan dengan pembelian obligasi. Seperti halnya dalam investasi sementara, apabila obligasi dibeli antara dua tanggal bunga, maka bunga berjalan atas obligasi sejak tanggal bunga yang terakhir, harus dibayar lebih dulu oleh investor. Harga yang harus dibayar untuk suatu
obligasi akan tergantung pada tingkat bunga pasar yang berlaku pada tanggal pembelian obligasi. Tingkat bunga pasar tersebut akan menentukan kurs obligasi di pasaran. Oleh karena tingkat bunga pasar seringkali berubah-berubah, maka kurs obligasi juga berubah-ubah. Perbedaan harga perolehan obligasi dengan nilai nominal obligasi menyebabkan tejadinya premi atau diskonto obligasi. 3.
Investasi pada Surat Berharga yang Lain
Selain saham dan obligasi, perusahaan dapat melakukan investasi pada surat berharga lain, misalnya warkat komersial. Surat berharga komersial atau Commercial Paper adalah sekuritas dalam pasar uang yang diterbitkan oleh bank berkapitalisasi
besar serta perusahaan. Biasanya instrumen ini tidak digunakan sebagai investasi jangka panjang melainkan hanya sebagai pembelian inventaris atau untuk pengelolaan modal kerja. Dimana biasanya pula instrumen ini dibeli oleh lembaga keuangan karena nilai nominalnya terlalu besar bagi investor perorangan, dan termasuk dalam kategori investasi yang sangat aman sehingga imbal hasil dari surat berharga komersial ini juga rendah. Ada empat macam bentuk dasar dari surat berharga komersial ini yaitu :
Surat sanggup bayar
Cek
Deposito
Wesel aksep (Bank draft ) Sebab jatuh tempo dari surat berharga komersial ini tidak melebihi 9 bulan
serta penggunaannya hanya untuk keperluan pembayaran transaksi maka surat berharga komersial ini dikecualikan dari kewajiban pendaftaran sebagai surat berharga yang dapat diperdagangkan oleh komisi pengawas bursa efek Amerika (Securities and Exchange Commission-SEC) Apabila
suatu
usaha
telah
sedemikian
besarnya
dan
memiliki
peringkat kredit yang tinggi maka penggunaan surat berharga komersial ini sebagai sumber pembiayaan akan lebih murah daripada menggunakan sumber pembiayaan dari pinjaman bank. Sehingga surat berharga ini dapat dianggap alternatif sumber pembiayaan selain bank. Namun demikian banyak perusahaan tetap mengambil fasilitas kredit sebagai
perlindungan
atas
surat
berharga
komersial
yang
diterbitkannya. Dalam keadaan demikian, bank seringkali mengenakan biaya atas fasilitas kredit tersebut walaupun kenyataannya dana kredit tersebut belum digunakan. Walaupun imbalan ini nampaknya suatu keuntungan bagi bank namun apabila perusahaan tersebut menggunakan fasilitas kredit tersebut guna membayar surat berharga komersialnya yang jatuh tempo maka seringkali perusahaan tersebut akan sulit mengembalikan kredit yang diambilnya.
Pencatatan pada investasi dalam warkat komersial itu hampir sama dengan obligasi. Perbedaan kecil kemungkinan terjadi dengan adanya diskonto pada jenis surat berharga itu. Diskonto dimaksud merupakan penghasilan dari pemegang warkat komersial yang akan direalisasi pada saat pelunasan warkat itu. 4.
Investasi dalam Dana
Perusahaan karena keharusan (sesuai dengan kontrak) atau secara sukarela setiap tahun dapat menyisihkan suatu dana dalam jumlah tertentu. Dana itu dapat dibentuk misalnya untuk pelunasan utang (obligasi), saham preferen atau pembelian aktiva. Dalam hubungan dengan ketentuan perpajakan, sebagai contoh dengan pembentukan dana (cadangan) reklamasi perusahaan pertambangan yang dananya harus dititipkan pada bank pemerintah. Selanjutnya, dana itu dapat dikelola sendiri atau diserahkan kepada pihak ketiga. Penanaman dana itu dapat memberikan hasil bagi perusahaan, misalnya dalam bentuk bunga (dari deposito dan tabungan yang lain), dividen (saham), dan sewa (dari harta). Pasal 4 ayat (3) bagian (g) UU PPh menyatakan penghasilan itu sepanjang diperoleh Yayasan Dana Pensiun (yang pendirinya disahkan Menteri Keuangan) tidak dianggap sebagai penghasil pajak.serhingga tidak perlu dilaporkan sebagai penghasilan kena pajak. 5.
Investasi dalam Aktiva Lain-lain
Perusahaan dapat melakukan investasi pada aktiva lain-lain, misalnya tanah dan bangunan atau properti. Selain karena ada kelebihan dana, investasi itu dimaksudkan untuk keperluan ekspansi masa yang akan datang. Penghasilan dari investasi itu pada umumnya merupakan penghasilan kena pajak. Begitu juga dengan keuntungannya apabila investasi itu dijual. 6.
Aktiva Tak Berwujud
Didefinisikan sebagai aktiva modal yang tidak mempunyai wujud fisik dan nilainya tergantung pada hak dan keuntungan dari kepemilikan. Dimana banyak intagibles ini berupa semacam hak monopoli kepada pemiliknya, seperti paten, copyright, franchise dll. Aktiva tak berwujud mempunyai karakteristik penting, yaitu : 1.
Kurang memiliki eksistensi fisik , tidak seperti aktiva berwujud seperti property,
pabrik, dan peralatan, aktiva tak berwujud memperoleh nilai dari hak dan keistimewaan
atau
privilege
yang
diberikan
pada
perusahaan
yang
menggunakannya. 2.
Bukan merupakan instrument keuangan , aktiva seperti deposito bank, piutang
usaha, dan investasi jangka panjang dalam obligasi serta saham tidak memiliki substansi fisik, tetapi tidak diklasifikasikan sebagai aktiva tak berwujud. Aktiva
ini merupakan instrument keuangan dan menghasilkan nilainya dari hak untuk menerima kas atau ekuivalen kas di masa depan. 3.
Bersifat jangka panjang dan menjadi subjek amortisasi , Aktiva tak berwujud
menyediakan jasa selama periode bertahun tahun. Investasi dalam aktiva ini biasanya dibebankan pada periode masa mendatang melalui beban amortisasi periodik.
Akuntansi untuk aktiva tak berwujud mempunyai masalah yang sama dengan akuntansi aktiva jangka panjang lainya, yaitu menentukan nilai terbawa awalnya, akuntansi untuk jumlah setelah akuisisi dalam kondisi bisnis normal ( amortisasi ), dan akuntansi untuk jumlah jika nilainya turun secara substansial serta terus -menerus.
Klasifikasi Aktiva Tak Berwujud
1.
Cara akuisisi (manner of acquisition). Aktiva tak berwujud dapat diperoleh dengan cara membelinya dari entitas lain. Seperti membeli wiralaba atau paten dari orang lain. Cara lain untuk memperoleh aktiva tak berwujud adalah dengan cara membuatnya sendiri melalui operasi, contohnya adalah paten dan merek dagang.
2.
Dapat diidentifikasi (identifiability). Beberapa aktiva tak berwujud dapat diidentifikasi secara terpisah dari perusahaan lainya. Contohnya hak pataen, merek dagang , dan wiralaba. Aktiva tak berwujud lainya tidak dapat dipisahkan tetapi nilainya dapat diturunkan dari nilai aktiva yang berhubungan denganya. Contohnya adalah goodwill, yang nilainya dibedakan atas beberapa factor seperti loyalitas konsumen atas kualitas produk, dan bukan dari kepemilikan khusus.
3.
Dapat dipertukarkan (exchangeability). Beberapa aktiva tak berwujud dapat diidentifikasi dapat dijual maupun dibeli, atau dengan kata lain dapat dipertukarkan. Contohnya termasuk paten, merek dagang dan wiralaba. Aktiv atak berwujud lainya, yang dapat depertukarkan kecuali dengan menjual perusahaan itu juga. Contohnya dalah biaya organisasi. Tidak ada pihak lain yang mau membeli biaya organisasi ini secara terpisah (terlepas dari perusahaanya). Goodwill adalah contoh aktiva tak berwujud yang tidak dapat diidentifikasi dan tidak dapat dipertukarkan. Goodwill hanya hanya akan memepunyai nilai jika dikombinasikan atau dihubungkan denan aktiva lainya dan tidak dapat diperoleh kecuali dengan mengakuisisi aktiva lainya secara simultan.
4.
Periode manfaat yang diharapkan (period of expected benefit). Beberapa aktiva tak berwujud, seperti biaya organisasi, diharapkan dapat memeberikan manfaat kepada perusahaan dalam jangka waktu yang tidak terbatas. Sebagai contoh
paten memeiliki umur hokum selama 17 tahun, dan periode manfaat leasehold yang dicantumkan dalam kontrak lease.
Prinsip Akuntansi Dasar untuk Aktiva tak berwujud
Akuntansi untuk aktiva tak berwujud melibatkan prinsip dan prosedur akuntansi serupa yang diaplikasikan untuk aktiva tak berwujud lainya, seperti properti, pabrik dan peralatan yaitu : 1.
Pada akuisisi menerapkan prinsip biaya.
2.
Selama periode penggunaan, menerapkan prinsip penandingan.
3.
Pada disposisi, menerapkan prinsip pendapatan. Keuntungan atau kerugian yang diakui atas pelepasan sama dengan selisih antara pertimbangan yang diterima.
Mencatat Biaya Pembelian Aktiva Tak Berwujud
Sesuai dengan prinsip biaya, aktiva tak berwujud harus dicatat pada saat diakuisisi dengan biaya ekuivalen kas saat ini. Biaya ini termasuk harga beli, biaya transfer dan hukum, dan setiap pengeluaran lainya yang berkaitan dengan akuisisi. Biaya akuisisi merupakan biaya pasar saat ini dari semua penukar yang diserahkan atau dari aktiva yang diterima, mana yang lebih dapat ditentukan.
Perlakuan akuntansi untuk berbagai jenis aktiva tak berwujud Cara Akuisisi Jenis
1. Aktiva tak
Pembelian
berwujud
1. Dikapitalisasikan
yang
dapat
diidentifikasi
secara 2. Diamortisasi
terpisah
paten,
merek
(hak dagang,
dan
biaya organisasi)
2. Aktiva yang
tak tidak
diidentifikasi
berwujud dapat secara
terpisah (goodwill)
Dibuat secara internal
pada
biaya akuisisi
umur
hukum
1. Dibebankan
atau
dikapitalisasi selama atau
tergantung pada aktiva tak berwujud tertentu.
estimasi masa manfaat
2. Jika dikapitalisasi, akan
mana yang lebih singkat
di amortisasi sebagai
dengan umur maksimum
aktiva
40 tahun
yang dibeli.
tak
berwujud
1. Dibebankan pada saat terjadinya. 2. Tidak tersedia pilihan untuk pengkapitalisasian, sehingga
tidak
akan
ada amortisasi
Mencatat Biaya Aktiva Tak Berwujud yang Dibuat secara Internal.
Kadang kala perusahaan membuat sendiri aktiva tak berwujud, seperti paten. Hanya biaya yang secara spesifik dapat diidentifikasi dari penciptaan aktiva tak berwujud tersebut hanya akan diidentifikasi. Jadi, walaupun perusahaan telah mengeluarkan biaya penelitian yang sangat besar untuk membentuk hal yang dipatenkan, namun hanya biaya untuk mendapatkan paten tersebut yang dikapitalisasi sebagai aktiva. Karena kendala ini, biaya yang dikapitalisasi untuk aktiva tak berwujud yang dibuat secara internal mungkin tidak mencerminkan nilainya, sedangkan biaya yang dikapitalisasi untuk aktiva tak berwujud yang dibeli melalui transaksi yang wajar diasumsikan mencermikan nilainya.
Amortisasi Biaya Aktiva Tak Berwujud
Beberapa fakor yang harus dipertimbangkan dalam mengestimasi umur aktiva tak berwujud : 1.
Ketentuan hukum, peraturan, atau kontraktual yang dapat membatasi umur manfaat maksimum.
2.
Ketentuan untuk pembaruan ( renewal ) atau perpanjangan ( extension ) yang dpat mengubah batas umur masa manfaat aktiva tersebut.
3.
Pengaruh keusangan, permintaan, dan factor ekonomis lainya yang dapat mengurangi umur manfaat.
4.
Perkiraan umur pelayanan ( service life ) dari seorang atau kelompok pegawai.
5.
Tindakan yang diharapkan dilakukan pesaing dan pihak lainya yang dapat membatasi keunggulan kompetitif yang sudah ada.
6.
Umur manfaat yang tidak terbatas dan masa manfaat yang tidak dapat diproyeksikan dengan layak.
7.
Apakah aktiva tak berwujud itu terdiri dari berbagai factor individual dengan umur manfaat efektif yang bervariasi.
Menurut sifatnya itu, maka aktiva tak berwujud jarang mempunyai nilai residu. Biaya aktiva tak berwujud yang tidak memiliki masa umur manfaat yang dapat ditetntukan atau umur hukum tidak terbatas juga harus diamortisasi berdasarkan estimasi umur manfaatnya.
Penurunan Nilai Aktiva Tak Berwujud
Jika jumlah yang tidak didiskontokan atas arus kas masuk yang diharapkan dari penggunaan aktiva tak berwujud yang dapat diidentifikasi lebih kecil dari nilai buku
yang belum diamortisasikan, maka aktiva tak berwujud disesuaikan ke nilai wajarnya. Kerugian penurunan ini langsung diakui sebesar perbedaan antara nilai buku dan nilai wajar. Niali buku aktiva yang telah direvisi akan diamortisasi selama sisa umur manfaat aktiva tersebut, tetapi periode amortisasi tidak lebih dari 40 tahun.
Pelepasan Aktiva Tak Berwujud
Ketika sebuah aktiva tak berwujud dijual, dipertukarkan, atau dilepaskan, biaya yang belum diamortisasi harus dihilangkan dari akun keuntungan atau kerugian pelepasan diakui dan dicatat. Keuntungan atau kerugian adalah sama dengan perbedaan antara hasil bersih dari pelepasan dan biaya yang belum diamortisasi.
Aktiva Tak Berwujud yang dapat dipertukarkan
Aktiva Tak Berwujud yang dapat dipertukarkan adalah adalah aktiva tak berwujud yang dapat diidentifikasi sebagian dari aktiva lainya dan dapat dijual secara terpisah. Contohnya : 1.
Paten
Paten adalah sebuah hak khusus yang diakui secara hukum dan terdaftar Di Kantor Hak Paten Amerika Serikat. Hak tersebut membuat pemegangnya dapat menggunakan, menjual, dan mengendalikan barang-barang, proses, atau kegiatan yang tercangkup dalam paten tanpa adanya pengaruh atau gangguan dari luar. Pendaftaran Paten di Kantor Paten tidak menjamin adanya perlindungan. Sebuah paten tidak akan menjadi hak khusus, kecuali bila paten tersebut dapat dimenangkan di pengadilan, jadi ada kesepakatan umum bahwa biaya untuk memepertahankan paten dipengadilan harus dikapitalisasi sebagai bagian dari biaya paten. Jika tuntutan tidak dapat dimenangkan, maka biaya hukum dan biaya paten yang belum diamortisasi harus dihapus. Kerugian penurunan niali ini harus didebet untuk setiap jumlah yang diharuskan. Paten memiliki umur hukum selama 17 tahun, walaupun umur paten biasanya lebih pendek karena kemajuan teknologi dapat menyebabkan produk kehilangan keunggulan kompetitif dengan cepat.
2.
Hak Cipta
Hak Cipta adalah sebuah bentuk perlindungan hukum bagi para penulis literatur, musisi, artistic, dan pekerjaan sejenis. Pemilik hak cipta memiliki hak ekslusif seperti hak mencetak, mencetak ulang, menyalin pekerjaan, menjual atau mendistribusikan salinan itu, dan untuk mengerjakan atau mencatat pekerjaan.
Undang-undang hak cipta tahun 1978 melindungi umur hak cipta itu selama umur penulis ditambah 50 tahun. Hak cipta dapat dijual atau secara kontrakual diserahkan kepihak lainya. Biaya hak cipta diukur sesuai dengan prinsip biaya. Jika sebuah hak cipta tidak memiliki umur ekonomis untuk keseluruhan umur hukumnya, maka biaya hak cipta harus diamortisasi selama peride diharapkan menghasilkan pendapatan. Hak cipta tidak boleh diamortisasi melebihi sisa umur hukumnya atau 40 tahun, mana yang lebih singkat.
3.
Merek Dagang Dan Nama Dagang
Merek Dagang (seperti lambang ‘busur emas’ Mcdonald) dan Coca-cola adalah nama symbol atau identitas lain yang membedakan perusahaan produk, jasa. Semuanya dapat didaftarkan ke Kantor Paten di Amerika untuk memperjelas kepemilikan atau perlindungan hukum. Merek dagang dan nama dagang yang telah diperbaharui setelah 20 tahun, yang akan menambah umurnya manjadi tidak terbatas. Jumlah ekuivalen yang dibayarkan untuk membeli merek dagang akan dikapitalisasi.
Biaya
yang
secara
langsung
terjadi
dalam
pengembangan,
perlindungan , perluasan, pendaftaran, atau mempertahankan merek dagang harus dikapitalisasi dan diamortisasi selama umur manfaat merek dagang itu atau selama 40 tahun, mana yang lebih singkat.
4.
Waralaba
Suatu waralaba (franchise) adalah perjanjian kontraktual dimana pemilik waralaba (franchisor) memberikan hak kepada pemegang waralaba (franchise) untuk menjual produk atau jasa tertentu, untuk menggunakan merek dagang atau nama dagang tertentu, atau melakukan fungsi fungsi tertentu, biasanya didaerah geografis yang telah ditentukan. Franchisor, yang telah mengembangkan suatu konsep atau produk yang unik melindungi konsep atau produknya dengan paten, hak cipta, merek dagang, atau nama dagang. Franchise memperoleh hak untuk memanfaatkan ide ide atau produk franchisor dengan menandatangani perjanjian waralaba. Jenis waralaba lainnya adalah perjanjian yang biasa dilakukan oleh pemerintah kota dan penggunaan property public oleh suatu perusahaan bisnis. Contohnya penggunaan saluran telepon untuk tv kabel atau penggunaan jalan raya untuk lintasan bis. Hak pengoperasian seperti itu diperoleh melalui perjanjian dengan unit atau lembaga pemerintah, yang sering kali disebut sebagai lisensi (licenses) atau ijin.
5.
Hak sewa (Leasehold )
Adalah hak untuk menggunakan aset tetap tertentu yang diatur dalam perjanjian sewa-menyewa. Perlakuan akuntansi terhadap pengeluaran untuk
mendapatkan hak sewa tergantung bagaimana cara pembayaran sewa dilakukan. Terdapat dua cara pembayaran sewa, yaitu: 1. Sewa dibayar setiap periode, maka pembayaran sewa diperlakukan sebagai beban operasional untuk periode dibayarkan sewanya. 2. Sewa dibayar untuk beberapa periode, bila sewa yang dibayarkan itu untuk beberapa periode yang relative pendek maka sewa dibayar dimuka tersebut diklasifikasikan sebagai aset lancar dicatat dalam perkiraan sewa dibayar dimuka. Sedangkan bila sewa dibayar dimuka untuk beberapa periode yang relatif panjang maka sewa dibayar dimuka tersebut diklasifikasikan sebagai aset tidak berwujud dalam perkiraan Hak Sewa.
Harga perolehan hak sewa adalah meliputi pembayaran sewa kepada pemilik aset dan pengeluaran-pengeluaran lain untuk mempersiapkan aset yang disewa tersebut siap digunakan dalam operasi perusahaan.
6.
Hak Eksklusif
Adalah hak khusus yang diberikan oleh negara untuk mengelola fasilitas publik atau sumber daya alam yang dimiliki negara. Harga perolehan hak eksklusif meliputi biaya
survei,
biaya
riset,
biaya
pemetaan,
biaya
eksplorasi,
biaya
pengadaan/pembangunan berbagai fasilitas, biaya perijinan dan biaya-biaya lain terkait dengan uapaya perolehan hak tersebut hingga hak eksklusif tersebut dinyatakan siap untuk memberikan kontribusinya pada operasi perusahaan.
DAFTAR PUSTAKA
http://dendyraharjo.blogspot.com/2013/05/akuntansi-pajak-terhadap-investasi.html http://seftilove.blogspot.com/2013/05/investasi-jangka-panjang-dalam-obligasi.html http://akuntansi2011a.blogspot.com/2013/01/aset-tidak-berwujud.html