BAB I PENDAHULUAN
Dengan makin pesatnya kemajuan lalu lintas baik dari segi jumlah pemakai jalan, jumlah kendaraan, jumlah pemakai jasa angkutan dan bertambahnya jaringan jalan dan kecepatan kendaraan maka mayoritas kemungkinan terjadinya fraktur adalah akibat kecelakaan lalu lintas. Sementara trauma - trauma lain yang dapat mengakibatkan fraktur adalah jatuh dari ketinggian, kecelakaan kerja, dan cedera olah raga. Sebagian besar fraktur disebabkan oleh kekuatan yang tiba - tiba dan berlebihan berlebihan,, yang dapat berupa berupa benturan, benturan, pemukulan pemukulan,, penghanc penghancuran, uran, penekuka penekukan n atau terjatuh dengan posisi miring, pemuntiran, atau penarikan. Akibat trauma pada tulang bergantung pada jenis trauma, kekuatan, dan arahnya. Kita harus dapat membayangkan rekonstruksi terjadinya kecelakaan agar dapat menduga fraktur yang dapat terjadi. Setiap trauma yang dapat mengakibatkan fraktur juga dapat sekaligus merusak jaringan lunak di sekitar fraktur mulai dari otot, fascia fascia,, kulit, kulit, tulang tulang,, sampa sampaii strukt struktur ur neurov neurovask askule ulerr atau atau organ organ - organ organ pentin pentingl gl ainnya. Fraktur bukan hanya persoalan terputusnya kontinuitas tulang dan bagaimana mengat mengatasi asinya nya,, akan akan tetapi tetapi harus harus ditinj ditinjau au secara secara keselu keseluruh ruhan an dan harus harus diatas diatasii secara simultan. arus dilihat apa yang terjadi secara menyeluruh, bagaimana, jenis penye penyebab babny nya, a, apaka apakah h ada ada kerusa kerusakan kan kulit, kulit, pembu pembuluh luh darah, darah, syara syaraf, f, dan harus harus diperhatikan lokasi kejadian, !aktu terjadinya agar dalam mengambil tindakan dapat dihasilkan sesuatu yang optimal.
1
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. ANATOMI FEMUR "erupakan "erupakan tulang tulang panjang panjang dalam tubuh yang dibagi dibagi atas Caput Caput Corpus Corpus dan collum dengan ujung distal dan proksimal. #ulang ini bersendi dengan acetabulum dalam struktur persendian panggul dan bersendi dengan tulang tibia pada sendi lutut. #ulang paha atau tungkai atas merupakan tulang terpanjang dan terbesar pada tubuh yang termasuk seperempat bagian dari panjang tubuh. #ulang paha terdiri dari $ bagian, yaitu epiphysis proximalis, proximalis, diaphysis, diaphysis, dan epiphysis distalis. distalis. %"oore, &''()
Epiphysis Proksim!is
-
*jung membuat bulatan &+$ bagian bola disebut caput femoris yang punya facies articularis untuk bersendi dengan acetabulum ditengahnya terdapat cekungan disebut fovea capitis. aput melanjutkan diri sebagai collum femoris yang kemudian disebelah lateral membulat disebut trochanter major ke arah medial juga membulat kecil disebut trochanter minor. Dilihat dari depan, kedua bulatan major dan minor ini dihubungkan oleh garis yang disebut linea intertrochanterica %linea spiralis). Dilihat dari dari
belak lakang ang,
kedu edua
bulat ulata an
ini ini
dih dihubu ubungka gkan
intertroch intertrochanteri anterica. ca. Dilihat dari belakang belakang pula,
oleh leh
rig rigi
diseb isebu ut
cris crista ta
maka disebelah disebelah medial medial trochantor trochantor
major terdapat cekungan disebut fossa trochanterica. %"oore, &''()
2
Diphysis
-
"erup "erupaka akan n bagia bagian n yang yang panjan panjang g disebu disebutt corpus corpus.. enamp enampang ang melint melintang ang merupakan segitiga dengan basis menghadap ke depan. "empunyai dataran yaitu facies medialis, facies lateralis, facies anterior. atas antara facies medialis dan lateralis nampak di bagian belakang berupa garis disebut linea aspera, yang dimulai dari bagian pro/imal dengan adanya suatu tonjolan kasar disebut tuberositas glutea. 0inea ini terbagi menjadi dua bibit yaitu labium mediale dan labium laterale, labium medial sendiri merupakan lanjutan dari linea intertrochanrterica. 0inea aspera bagian distal membentuk segitiga disebut planum popliseum. Dari trochantor minor terdapat suatu suatu garis garis disebu disebutt linea linea pectin pectinea. ea. ada ada datar dataran an belaka belakang ng terda terdapat pat forame foramen n nutric nutricium ium,, labium labium medial medial latera laterall disebu disebutt juga juga supra supracon condy dylari laris s latera lateralis lis+me +media dialis lis.. %"oore, &''() Epiphysis "is#!is
-
"erupakan bulatan sepasang yang disebut condylus medialis dan condylus lateralis. Disebelah pro/imal tonjolan ini terdapat lagi masing-masing sebuah bulatan kecil kecil disebu disebutt epicon epicondyl dylus us medial medialis is dan dan epico epicondy ndylus lus latera lateralis lis.. 1picon 1picondyl dylus us ini merupakan akhir perjalanan linea aspera bagian distal dilihat dari depan terdapat dataran dataran sendi sendi yang melebar disebut facies patelaris patelaris untuk bersendi bersendi dengan os. patella. patella. 2ntercondy 2ntercondyloide loidea a yang dibagian pro/imalny pro/imalnya a terdapat terdapat garis disebut linea intercondyloidea. %"oore, &''()
2.2. FRAKTUR 2.2.1. DEFINISI FRAKTUR Fraktur adalah hilangnya kontinuitas tulang, tulang ra!an sendi, tulang ra!an epifisis, baik yang bersifat total maupun bersifat parsial. %3asjad, &''() Fraktur adalah terputusnya kontinuitas jaringan tulang dan atau tulang ra!an yang umumnya disebabkan oleh rudapaksa. %Sjamsuhidajat, &'4')
3
2.2.2. PROSES TERJADIN$A FRAKTUR *ntuk mengetahui mengetahui mengapa mengapa dan bagaimana bagaimana tulang tulang mengalami mengalami kepatahan kepatahan kita harus mengetahui keadaan fisik tulang dan keadaan trauma yang menyebabkan tulang patah. #ulang kortikal mempunyai struktur yang dapat menahan kompresi dan tekanan memuntir %shearing). %3asjad, &''() Kebany Kebanyaka akan n fraktu frakturr terjad terjadii karena karena kegaga kegagalan lan tulang tulang menaha menahan n tekana tekanan n terutama tekanan membengkok, memutar, tarikan. %3asjad, &''() #rauma bisa bersifat5 %3asjad, &''() •
#rauma 0angsung #rauma langsung menyebabkan tekanan langsung pada tulang dan terjad terjadii fraktu frakturr pada pada daerah daerah tekana tekanan. n. Fraktu Frakturr yang yang terjad terjadii biasan biasanya ya
•
bersifat komunitif dan jaringan lunak ikut mengalami kerusakan. #rauma tidak langsung Disebut trauma tidak langsung apabila trauma dihantarkan ke daerah yang yang lebih lebih jauh jauh dari dari daera daerah h fraktu fraktur, r, misaln misalnya ya jatuh jatuh dengan dengan tangan tangan ekstensi dapat menyebabkan fraktur pada klavikula. ada keadaan ini biasanya jaringan lunak tetap utuh.
-
#ekanan pada tulang dapat berupa5 %3asjad, &''() #ekanan kanan berputa berputarr yang yang menyeb menyebabka abkan n fraktur fraktur bersifat bersifat spiral spiral atau oblik #ekanan kanan memben membengko gkok k yang meny menyeba ebabka bkan n fraktur fraktur transv transvers ersal al #ekanan kanan sepanja sepanjang ng aksis aksis tulang tulang yang yang dapat dapat menyebabk menyebabkan an fraktur fraktur impak impaksi, si,
-
dislokasi, atau fraktur dislokasi. Komp Kompre resi si vert vertic ical al dapa dapatt meny menyeb ebab abka kan n frakt fraktur ur komu komuni niti tiff atau atau meme memeca cah h
-
misalnya pada badan vertebra, talus, atau fraktur buckle pada anak-anak #raum #rauma a langsun langsung g diserta disertaii dengan dengan resist resistens ensii pada satu satu jarak jarak tertent tertentu u akan
-
menyebabkan fraktur oblik atau fraktur 6 Frak Fraktu turr ole oleh h kar kare ena remu remuk k #raum #rauma a karena karena tarika tarikan n pada ligam ligament ent atau atau tendo tendo akan akan menari menarik k sebagi sebagian an tulang
2.2.%. KLASIFIKASI FRAKTUR KLASIFIKASI ETIOLO&IS %3asjad, &''() - Fraktur traumatic #erjadi karena trauma yang tiba-tiba - Fraktur patologis 4
#erjadi karena kelemahan tulang sebelumnya akibat kelainan patologis di -
dalam tulang Fraktur stress #erjadi karena adanya trauma yang terus menerus pada suatu tempat tertentu
KLASIFIKASI KLINIS %3asjad, &''() - Frak Fraktu turr tertu tertutu tup p %simp %simple le frak fraktu tur) r) Adalah suatu fraktur yang yang tidak mempunyai hubungan hubungan dengan dunia luar luar - Frak Fraktu turr ter terbu buka ka %com %compo poun und d fra fract ctur ure) e) Fraktur yang mempunyai hubungan dengan dunia luar melalui luka pada jaringan lunak dapat membentuk from !ithin %dari dalam) atau from -
!ithout %dari luar) Fraktu Frakturr deng dengan an kompl komplika ikasi si %compi %compilca lcaton ton fractu fracture) re) Fraktu Frakturr yang yang disert disertai ai dengan dengan kompli komplikas kasii misaln misalnya ya maluni malunion, on, delay delayed ed union, nonunion, infeksi tulang.
KLASIFIKASI RADIOLO&IS %3asjad, &''() 4. 0oka okalisa lisas si a. Diafisial b. "eta "etafi fisi sia al c. 2nta 2nta-a -art rtik ikul uler er
klasifikasi fraktur menurut lokalisasi a. Fraktur di diafisis c. Di Dislokasi da dan fr fraktur b. Frak raktur tur me metafi tafis sis d. Frak Fraktu turr intr intra a-art -artik iku ule d. Fraktu Frakturr deng dengan an dislok dislokasi asi &. Konfi onfig guras urasii Fraktur transversal o Fraktur oblik o Fraktur spiral o o Fraktur 6 o Fraktur segmental o Fraktur komunitif, fraktur yang lebih dari & fragmen o Fraktur baji biasanya pada vertebra karena trauma kompresi
5
o
Fraktur avulse, fragmen kecil tertarik oleh otot atau tendo misalnya
o
fraktur epikondilus humeri, Fraktur trokanter mayor, Fraktur patela Fraktur depresi, karena trauma langsung misalnya trauma tulang
o
tengkorak Fraktur impaksi Fraktur pecah %burst) dimana terjadi fragmen kecil yang berpisah
o
misalnya fraktur vertebra, patella, talus, kalkaneus Fraktur epifisis
o
%a. #ransversal b. 7blik c. Spiral d. Kupu-kupu e. Komunitif f. Segmental g. Depresi) "enurut ekstensi o Fraktur total Fraktur tidak total %Fraktur crack) o Fraktur buckle atau torus o Fraktur garis rambut o Fraktur green stick o "enurut hubungan antara fragmen dengan fragmen lainnya - #idak bergeser %undisplaced) - ergeser %displaced) Dapat terjadi 8 cara5 a. ersampingan b. Angulasi c. 3otasi d. Distraksi e. 7ver-riding f. 2mpaksi
6
2.2.'. &AMBARAN KLINIS FRAKTUR A(m()sis iasanya pasien datang dengan suatu trauma %traumatic fracture), baik yang hebat
maupun trauma
ringan
dan
diikuti
dengan
ketidakmampuan
untuk
menggunakan anggota gerak. Anamnesis harus dilakukan dengan cermat karena fraktur tidak selamanya terjadi didaerah trauma dan m ungkin fraktur terjadi di daerah lain. #rauma dapat terjadi karena kecelakaan lalu lintas, jatuh dari ketinggian atau jatuh di kamar mandi pada orang tua, penganiayaan, tertimpa benda berat, kecelakaan pada pekerja oleh mesin atau karena trauma olah raga. enderita biasanya datamh karena adanya nyeri, kelainan gerak, krepitasi, atau datang dengan gejala lain. %3asjad, &''() P)m)riks( Fisik ada pemeriksaan a!al penderita perlu diperhatikan adanya 4. Syok, anemia atau perdarahan &. Kerusakan pada oran-organ lain, misalnya otak, sumsum tulang belakang, atau organ pada rongga thorak, panggul dan abdomen. $. Faktor predisposisi misalnya fraktur patologis %3asjad, &''() P)m)riks( Lok! %3asjad, &''() 4. 2nspeksi %0ook) - andingkan dengan bagian yang sehat - erhatikan posisi anggota gerak - Keadaan umum penderita secara keseluruhan - 1kspresi !ajah karena nyeri 7
-
0idah kering atau basah Adanya tanda-tanda anemia karena perdarahan Apakah terdapat luka pada kulit dan jaringan lunak untuk membedakan
fraktur tertutup atau terbuka - 1kstravasasi darah subkutan dalam beberapa jam sampai beberapa hari - erhatikan adanya deformitas berupa angulasi, rotasi, kependekan - 0akukan survey pada seluruh tubuh apakah ada trauma pada organ lain - erhatikan kondisi mentak pasien - Keadaan vaskularisasi &. alpasi %feel) alpasi dilakukan secara hati-hati oleh karena penderita biasanya mengeluh sangat nyeri al-hal yang perlu diperhatikan5 - #emperature setempat yang meningkat - 9yeri tekan yang bersifat superficial biasanya disebabkan oleh kerusakan jaringan lunak yang dalam akibat frajtur pada tulang - Krepitasi dapat diketahui dengan perabaan dan harus dilakukan secara -
hati-hati emeriksaan vaskuler pada daerah distal trauma berupa palpasi arteri radialis, dorsalis pedis, tibialis posterior, sesuai anggota gerak yang terkena 3efilling %pengisian) arteri pada kuku, !arna kulit pada bagian distal
-
trauma, temperature kulit engukuran tungkai terutama pada tungkai ba!ah untuk mengetahui
adanya perbedaan panajng tungkai $. ergerakan %move) Dengan mengajak penderita untuk menggerakkan secara aktif dan pasif sendi proksimal dan distal pada daerah yang mengalami trauma. ada penderita dengan fraktur setiap gerakan akan menyebabkan nyeri hebat sehingga uji pergerakan tidak boleh dilakukan secara kasar, di samping itu juga dapat menyebabkan kerusakan pada jaringan lunak seperti pembuluh darah dan saraf. :. emeriksaan neurologis erupa pemerikasaan saraf secara sensoris dan motoris serta gradasi kelainan neurologis yaitu neuropraksia, aksonotmesis, atau neurotmesis. Kelainan saraf yang didapatkan harus dicatat dengan baik karena dapat menimbulkan masalah asuransi dan tuntutan %klaim) penderita serta merupakan patokan untuk pengobatan untuk pengobatan selanjutnya
;. emeriksaan radiologis 8
Foto polos Dengan pemeriksaan klinik kita sudah dapat mencurigai adanya fraktur.
demikian
pemeriksaan
radiologi
diperlukan
untuk
menentukan keadaan, lokasi, serta ekstensi fraktur. *ntuk menghindarkan nyeri serta kerusakan jaringan lunak selanjutnya, maka sebaiknya kita menggunakan bidai yang bersifat radiolusen untuk imobilisasi sementara sebelum dilakukan pemeriksaan radiologis. #ujuan pemeriksaan radiologis5 - *ntuk mempelajari gambaran normal tulang dan sendi - *ntuk konfimasi adanya fraktur - *ntuk melihat sejauh mana pergerakan dan konfigurasi fragmen serta pergerakannya - *ntuk menentuka pengobatan - *ntuk menentukan fraktur baru atau bukan - *ntuk menentukan fraktur intra-artikuler atau ekstra-artikuler - *ntuk melihat adanya keadaan patologis lain dari tulang - *ntuk melihat adanya benda asing, misalnya peluru :. emeriksaan radiologis dilakukan dengan beberapa prinsip dua5 %3asjad, &''() - Dua posisi proyeksi= dilakukan sekurang-kurangnya yaitu pada antero-
posterior dan lateral Dua sendi pada anggota gerak dan tungkai harus difoto, di atas dan di
-
ba!ah sendi yang mengalami fraktur Dua anggota gerak. ada anak-anak sebaiknya dilakukan foto pada kedua
-
anggota gerak terutama pada fraktur epifisis Dua trauma, pada trauma yang hebat sering menyebabkan fraktur pada dua daerah tulang. "isalnya pada fraktur kalkaneus atau femur, maka
-
perlu dilakukan foto pada panggul dan tulang belakang Dua kali dilakukan foto. ada fraktur tertentu misalnya fraktur tulang skafoid foto pertama biasanya lebih jelas sehingga biasanya diperlukan foto berikutnya 4'-4: hari kemudian
emeriksaan radiologis lainnya5 4. &. $. :.
#omografi, misalnya pada fraktur vertebra atau fraktur kondilus tibia #-scan "32 3adioisotope scanning
9
*mumnya foto polos dapat mendiagnosis fraktur, tetapi perlu dinyatakan apakah terbuka+tertutup, tulang mana yang terkena, dan lokalisasinya, apakah sendi juga mengalami fraktur serta bentuk fraktur sendiri.
2.2.*. PEN$EBAB FRAKTUR #ulang bersifat relatif rapuh, namun cukup mempunyai kekuatan dan gaya pegas untuk menahan tekanan. Fraktur dapat terjadi akibat5 %3asjad, &''() 1. Frk#+r Tr+m Sebagian besar fraktur disebabkan oleh kekuatan yang tiba-tiba dan berlebihan, yang dapat berupa pemukulan, penghancuran, penekukan, pemuntiran, atau penarikan. ila terkena kekuatan langsung, tulang dapat patah pada tempat yang terkena, jaringan lunaknya juga pasti rusak. ila terkena kekuatan tak langsung, tulang dapat mengalami fraktur pada tempat yang jauh dari tempat yang terkena kekuatan itu, kerusakan jaringan lunak di tempat fraktur mungkin tidak ada.
2. Frk#+r S#r)s ,Fatigue FractureFraktur ini terjadi karena adanya stres yang kecil dan berulang-ulang pada daerah tulang yang menopang berat badan. Fraktur Stres jarang sekalin ditemukan pada ekstrimitas atas. Daerah fraktur sering ditemukan pada daerah 5 a) Fraktur metatarsal 22 %March fracture), biasanya terjadi pada penderita yang sering melakukan jalan jauh. b) Fraktur fibula pada penderita yang sering lari c) Fraktur tibia pada penari balet d) Fraktur leher femur pada aktifitas fisik yang hebat, misal pada tentara yang melakukan jalan jauh %3asjad, &''().
%. Frk#+r p#o!ois #umor jinakkelainan 5 Fraktur yang terjadi pada tulang karena adanya atau penyakit yang menyebabkan kelemahan pada tulang.
a. Kondroma %enkondroma) b. Giant cell tumor T/)! 2.' K!si0iksi p)(y)// 0rk#+r p#o!ois ,Rs" 2334-. c. emangioma %vertebra) 1. P)(yki# !ok! p" tumor ganas tulang #+!( d. 7steogenik sarkoma I(0)ksi 5 e. #umor 1!ing f. "ieloma soliter g. #umor metastasis %paruparu, mammae, prostat, tiroid, ginjal) h. Sarkoma metastasis
10
a. Os#)omi)!i#is pio)(ik b. I(0)ksi si0i!is ,os#)o!i#ikLi(6!i( 5 3arefaksi tulang yang bersifat a. Kis# #+!( so!i#)r b. Fi/ros "isp!si mo(os#o#ik umum 5 c. &r(+!om )osi(o0i!ik a. 7steoporosis senilis d. A#ro0i #+!( kr)( pr!isis mis!(y po!iomi)!i#is b. 7steodistrofi paratiroid e. T/)s "ors!is f. T+!( rp+h ki/# p)(yi(r( c. Sindroma ushing d. Infantile rickets 2. K)!i(( /)rsi0# e. Coeliac rickets +m+m p" #+!( f. Renal rickets K)!i(( /7( 5 g. Sistinosis %sindroma a. Os#)o)()sis imp)r0)k# Fanconi) T+mor6 #+mor y( m)(y)/r 5 h. 7steomalasia nutrisi a. Mi)!om m+!#ip)! b. M)#s#sis krsi(om y( "i0+s Li(6!i( 5 a. P)(yki# P)# b. Fi/ros "isp!si po!ios#o#ik c. P)(yki# &+8h)r d. P)(yki# H("6S8h+!!)r69hris#i(
2.2.:. PEN$EMBUHAN FRAKTUR roses penyembuhan tulang pada fraktur terbagi atas : bagian tulang 5 %3asjad, &''() A. enyembuhan fraktur pada tulang kortikal terdiri dari ; fase, yaitu 5
4.)
Fase hematoma Apabila terjadi fraktur, maka pembuluh darah kecil yang mele!ati kanalikuli dalam sistem aversian mengalami robekan pada daerah fraktur dan akan membentuk hematoma di antara kedua sisi fraktur. #erjadi 4-& / &: jam.
&.)
Fase proliferasi seluler sub periosteal dan endosteal.
11
#erjadi reaksi jaringan lunak sekitar fraktur sebagai suatu reaksi. enyembuhan-penyembuhan fraktur sekitar terjadi karena adanya sel-sel osteogenik yang berfroliferasi dari periosteum untuk membentuk kalus eksterna serta pada daerah endosteum membentuk kalus interna sebagai aktivitas seluler dalam kanalis modularis. #erjadi hari ke & setelah trauma terjadi. $.)
Fase pembentukan kalus %fase union secara klinis). Setelah pembentukan jaringan seluler yang bertumbuh dari setiap fragmen sel dasar yang berasal dari osteoblas dan kemudian pada kondroblas membentuk tulang ra!an. #empat osteoblas diduduki oleh matriks interseluler kolagen dan perlekatan polisakarida oleh garam-garam kalsium membentuk suatu tulang yang imatur. entuk tulang ini disebut sebagai !oven bone. ada pemeriksaan radiologis kalus sudah terlihat dan merupakan indikasi radiologik pertama terjadinya penyembuhan fraktur. ari ke 8-4' setelah trauma.
:.)
Fase konsolidasi %fase union secara radiologi).
;.)
Fase remodeling ilamana union telah lengkap, maka tulang yang baru membentuk bagian yang menyerupai bulbus yang meliputi tulang tetapi tanpa kanalis medularis. ada fase remodeling ini, perlahan-lahan terjadi resorbsi secara osteoklastik dan tetap terjadi proses osteoblastik pada tulang dan kalus eksterna secara perlahan-lahan menghilang. Kalus intermediat berubah menjadi tulang yang kompak dan berisi sistem aversian dan kalus bagian dalam akan mengalami peronggaan untuk membentuk ruang sum-sum.
. enyembuhan fraktur pada tulang spongiosa. enyembuhan terutama oleh aktivitas endosteum dalam trabekula. ila vaskularisasi+kontak baik, maka penyembuhannya cepat.
. enyembuhan fraktur pada lempeng epifisis. Fraktur epifisis sangat cepat penyembuhannya, oleh karena epifisis aktif dalam pembentukan tulang. 12
D. enyembuhan fraktur pada tulang ra!an sendi enyembuhan sulit %vaskularisasi kurang+tidak ada). ila ada celah fraktur akan diisi oleh jaringan ikat. enyembuhan kembali menjadi tulang ra!an hialin dimungkinkan bila dilakukan reposisi anatomis dan fiksasi interna khusus dengan " %Continous Passive Movement ).
;. Faktor yang berpengaruh dalam kecepatan penyembuhan fraktur. %3asjad, &''() 4.)
*mur penderita.
&.)
0okalisasi dan konfigurasi fraktur.
$.)
ergeseran a!al fraktur.
:.)
>askularisasi pada kedua fragmen.
;.)
3eduksi serta imobilisasi.
8.)
(.)
3uangan di antara kedua fragmen serta interposisi oleh jaringan lunak).
?.)
Adanya infeksi.
@.)
airan sinovia.
4'.)
erakan aktif dan pasif anggota gerak.
8. #imetable menurut erkins5 erkiraan union pada fraktur spiral ekstrimitas atas adalah $ minggu, untuk konsolidasi dikalikan &= untuk ekstrimitas ba!ah dikalikan & lagi= untuk fraktur trasversal kalikan & lagi. Badi misalnya fraktur spiral pada ekstrimitas atas akan mengalami konsolidasi 8-? minggu= sedangkan ekstrimitas ba!ah & kali lebih lama.#ambahkan &;C jika fraktur bukan spiral atau fraktur femur.
2.2.4. PEN$EMBUHAN ABNORMAL PADA FRAKTUR %3asjad, &''() a.
"al union Keadaan di mana fraktur menyembuh pada saatnya, tetapi terdapat
deformitas yang berbentuk angulasi, varus+valgus, rotasi, kependekan. b.
Delayed union
13
Fraktur yang tidak sembuh setelah selang !aktu $ ; bulan %tiga bulan untuk anggota gerak atas dan lima bulan untuk anggota gerak ba!ah). c.
9on union Apabila fraktur tidak menyembuh antaran 8 ? bulan dan tidak didapatkan
konsolidasi sehingga terdapat pseudoartrosis %sendi palsu).
2.2.;. PRINSIP6 PRINSIP PEN&OBATAN FRAKTUR PENATALAKSANAAN A
eberapa komplikasi fraktur terjadi akibat tramu yang antara lain disebabkan karena pengobatan yang diberikan yang disebut iatrogenic. al ini perlu diperhatikan oleh karena banyak kasus terjadi akibat penanganan dokter yang menimbulkan komplikasi atau memperburuk keadaan fraktur yang ada sehingga menimbulkan kasus malpraktek yang dapat menjadi kasus di pengadialan. eberapa komplikasi yang bersifat iatrogenic dapat dihindarkan bila kita dapat mencegahnya dengan melakukan tindakan yang memadai seperti mencegah kerusakan jaringan lunak pada saat transportasi penderita, serta luka terbuka dengan pera!atan yang tepat. &. engobatan berdasarkan atas diagnosis dan prognosis yang akurat Dengan melakukan diagnosis yang tepat pada fraktur, kita dapat melakukan prognosis trauma yang dialami sehingga dapat diEilih metoda pengobatan yang tepat. Factor factor yang penting dalam penyembuhan trauma yaitu umur penderita, lokalisasi dan konfigurasi, pergeseran a!al serta vaskularisasi dari fragmen fraktur. erlu ditetapkan apakah fraktur ini memerlukan reduksi dan apabila perlu apakah bersifat tertutup atau terbuka.
$. Seleksi pengobatan dengan tujuan khusus - "enghilangkan nyeri 9yeri timbul karena trauma pada jaringan lunak termasuk periosteum dan endosteum. 9yeri bertambah bila ada gerakan pada daerah fraktur disertai spasme otot serta pembengkakan dan progresif dalam ruang yang tertutup. 9yeri dapat diatasi dengan imobilisasi fraktur dan pemberian -
analgetik. "emperoleh posisi yang baik dari fragmen eberapa fraktur tanpa pergeseran fragmen
tulang atau dengan
pergeseran yang sedikit saja sehingga tidak diperlukan reduksi. 3eduksi tidak perlu akurat secara radiologic oleh karena kita mengobati penderita -
dan tidak mengobati gambaran radiologik. "engusahakan terjadinya penyambungan tulang *mumnya fraktur yang telah ditangani dalam !aktu singkat dapat terjadi proses penyembuhan. ada fraktur tertentu apabila terjadi kerusakan pada periosteum+ jaringan lunak sekitarnya kemungkinan diperlukan
-
usaha agar terjadi union misalnya dengan bone graft. "engembalikan fungsi secara optimal
15
enyembuhan fraktur dengan imobilisasi harus dipikirkan pencegahan atrofi pada anggota gerak sehingga perlu diberikan latihan yang bersifat aktif dinamik %isotonic). Dengan latihan dapat pula dipertahankan kekuatan otot serta sirkulasi darah. :. "engingat hukum-hukum penyembuhan secara alami Baringan musculoskeletal bereaksi terhadap suatu fraktur sesuai dengan hokum alami yang telah diterangkan sebelumnya. ;. ersifat realistic dan praktis dalam memilih jenis pengobatan Dalam memilih pengobatan harus dipertimbangkan pengobatan yang realistic dan praktis. 8. Seleksi pengobatan sesuai dengan penderita secara individual Setiap fraktur memerlukan penilaian pengobatan yang sesuai, yaitu dengan mempertimbangkan factor umur, jenis fraktur, komplikasi yang terjadi dan perlu pula dipertimbangkan keadaaan social ekonomi penderita secara individual.
Sebelum mengambil keputusan untuk melakukan pengobatan definitif, prinsip
pengobatan ada empat %:3)5 %3asjad, &''() 4. R)8o(i#io(= diagnosis dan penilaian fraktur rinsip pertama adalah mengetahui dan enilai keadaan frkatur dengan anamnesis, pemeriksaan klinis dan radiologis. ada a!al pengobatan perlu diperhatikan5 - 0okalisasi fraktur - entuk fraktur - "enentukan teknik yang sesuai untuk pengobatan - Komplikasi yang mungkin terjadi selama dan sesudah pengobatan &. R)"+8#io(= reduksi fraktur apabila perlu 3estorasi fragmen fraktur dilakukan untuk mendapatkan posisi yang dapat diterima. ada fraktur intra-artikuler diperlukan reduksi anatomis dan sedapat mungkin mengembalikan fungsi normal dan mencegah komplikasi seperti kekakuan deformitas serta perubahan osteoarthritis di kemudian hari. osisi yang baik adalah5 Alignment yang sempurna Aposisi yang sempurna Fraktur seperti fraktur klavikula, iga dan fraktur impaksi dari humerus tidak memerlukan reduksi. Angulasi ;Gpada tulang panjang anggota gerak ba!ah dan lengan atas dan angulasi sampai 4' pada humerus dapat diterima. #erdapat kontak sekurang-kurangnya ;'C dan overriding tidak melebihi ',; inchi pada fraktur femur. Adanya rotasi tidak dapat diterima dimanapktur terutama un lokalisasi fraktur. 16
$. R)#)(#io(= imobilisasi fraktur :. R)h/i!i##io(= mengembalikan aktifitas fungsional semaksimal mungkin. M)#o") p)(o/#( k)!i(( /)"h or#op)"i ada umumnya penanganan pada bidang bedah ortopedi dapat dibagi dalam tiga cara, yaitu5 %Solomon, &'4') 1. T(p p)(o/#( Sekurang-kurangnya
;'C
penderita
%tidak
termasuk
fraktur)
tidak
memerlukan tindakan pengobatan dan hanya diperlukan penjelasan serta nasihat-nasihat seperlunya dari dokter. #api tidak jarang penderita belum merasa puas bila hanya diberikan nasihat %terutama oleh dokter umum) sehingga perlu dirujuk kedokter ahli bedah tulang untuk penjelasan rinci tentang penyakit yang diderita dan prognosisnya. 2. P)(o/#( (o(6op)r#i0 %Solomon, &'4') ed 3est ed rest merupakan salah satu jenis metode pengobatan, baik •
secara umum ataupun hanya lokal dengan mengistirahatkan anggota •
gerak+tulang belakang dengan cara-cara tertentu. & emberian alat bantu Alat bantu ortopedi dapat terbuat dari kayu, aluminium atau gips, berupa bidai, gips korset, korset badan, ortosis %brace), tongkat atau alat jalan lainnya. emberian alat bantu bertujuan untuk mengistirahatkan bagian tubuh yang mengalami gangguan, untuk mengurangi beban tubuh, membanu untuk berjalan, untuk stabilisasi sendi atau utuk mencegah deformitas yang ada bertambah berat. Alat bantu ortopedi yang diberikan bisa bersifat sementara dengn menggunakan bidai, gips pada badan %gips korset ), bisa juga untuk pemakaian jangka !aktu lama+permanen misalnya pemberian ortosis, protesa, tongkat atau pemberian alat jalan lainnya untuk menyangga bagian-bagian dari anggota tubuh+anggota gerak yang mengalami
•
kelemahan atau kelumpuhan pada penderita. emberian obat-obatan emberian obat-obatan dalam bidang ortopedi meliputi5 a. 7bat-obat anti-bakteri b. 7bat-obat anti inflamasi c. Analgetik dan sedatif d. 7bat-obat khusus e. 7bat-obat sitostatika f. >itamin 17
g. 2njeksi lokal.
%. P)(o/#( op)r#i0 %Solomon, &'4') a. Amputasi 2ndikasi pelaksanaan amputasi adalah5 "engancam kelangsungan hidup penderita misalnya pada luka remuk •
%crush injury ), sepsis yang berat %misalnya gangren), adanya tumor•
tumor ganas. Kematian jaringan baik akibat diabetes melitus, penyakit vaskuler,
•
setelah suatu trauma, kombusio atau nekrosis akibat dingin. Anggota gerak tidak berfungsi sama sekali %merupakan gangguan atau benda asingsaja), sensibilitas anggota gerak hilang sama sekali, adanya nyeri hebat, malformasi hebat atau osteomilitis yang disertai
dengan kerusakan hebat. b. 1ksostektomi 2ni adalah operasi pengeluaran tonjolan tulang+tulang ra!an misalnya pada osteoma tulang frontal atau osteokondroma. c. 7steotomi 7steotomi merupakan tindakan yang bertujuan mengoreksi deformitas pada tulang, misalnya osteotomi tibial akibat malunion pada tibia %akibat angulasi atau akibat rotasi) atau pada kubitus varus sendi siku setelah suatu fraktur suprakondiler humeri pada anak. 7steotomi juga untuk mengurangi rasa nyeri pada osteoartritis di suatu sendi. ada osteoartritis akibat genu varus misalnya, untuk mengurangi nyeri terutama pada kompartemen medial sendi lutut dilakukan osteotomi tinggi tibia. d. 7steosintesis 7steosintesis adalah operasi tulang untuk menyambung dua bagian tulang atau lebih dengan menggunakan alat-alat fiksasi dalam seperti plate, screw, nail plate, wire/kwire. #eknik osteosintesis yang terkenal adalah metode A7-AS2F % !ssociation for the "tudy of Internal #ixation) yang mengadakan kursus secara teratur di Davos, S!istHerland. rinsip dasar metode ini adalah fiksasi rigid dan mobilisasi dini pada anggota gerak. e. one grafting %tandur alih tulang) 18
Dikenal tiga sumber jaringan tulang yang dapat dipakai dalam bone graft yaitu 5 Autograft Disebut autograft bila sumber tulang berasal dari penderita senidri
•
%dari kristal iliaka,kosta, femur distal, tibia proksimal atau fibula). Daerah sumber disebut daerah donor sedangkan daerah penerima •
disebut resipien. Allograft %homograft) Disebut allograft bila sumber tulang berasal dari orang lain yang biasanya disimpan dalam bank tulang, misalnya setelah operasi sendi panggul atau operasi-operasi tulang yang besar. Selain itu, allograft
•
juga bisa dari tulang mayat. Ienograft %heterograft) Disebut heterograft bila sumber tulang bukan berasal dari tulang manusia, tetapi dari spesies yang lain.
METODE6METODE PEN&OBATAN FRAKTUR FRAKTUR TERTUTUP "etode pengobatan fraktur pada umumnya dibagi dalam5 %3asjad, &''() 4. Konservatif &. 3eduksi tertutup dengan fiksasi eksterna atau fikasi perkutaneus dengan K!ire $. 3eduksi terbuka dan fiksasi interna atau fiksasi eksterna tulang :. 1ksisi fragmen tulang dan penggantian dengan protesis. 1. KONSER=ATIF #erdiri atas5 4. roteksi semata-mata %tanpa reduksi atau imobilisasi) roteksi fraktur terutama untuk mencegah trauma lebih lanjut misalnya dengan cara memberikan sling %mitela) pada anggota gerak atas atau tongkat pada anggota gerak ba!ah 2ndikasi5 #erutama diindikasikan pada fraktur-fraktur tidak bergeser, fraktur iga yang stabil, falangs, dan metacarpal atau fraktur kalvikula pada anak. 2ndikasi lain yaitu fraktur humerus proksimal serta fraktur yang sudah mengalami union secara klinis, tetapi belum mencapai konsolidasi radiologic. 19
&. 2mobilisasi dengan bidai eksterna %tanpa reduksi) 2mobilisasi fraktur dengan bidai ekterna hanya memberikan sedikit imobilisasi, biasanya menggunakan plaster of paris %gips) atau dengan bermacammacam bidai dari plastic atau metal. 2ndikasi Digunakan pada fraktur yang perlu dipertahankan posisinya dalam dalam proses penyembuhan. $. 3eduksi tertutup dengan manipulasi dan imobilisasi eksterna, menggunakan gips. 3eduksi tertutup yang diartikan manipulasi, dilakukan baik dengan pembiusan umum ataupun local. 3eposisi yang dilakukan mela!an kekuatan terjadinya fraktur. enggunaan gips untuk imobilisasi merupakan alat utama pada teknik ini. 2ndikasi5 %3asjad, &''() - Sebagai bidai pada fraktur untuk pertolongan pertama - 2mobilisasi sebagai pengobatan definitif dari fraktur. - Diperlukan manipulasi pada fraktur yang bergeser dan diharapkan dapat direduksi dengan cara tertutup dan dapat dipertahankan. Fraktur yang stabil atau bersifat komunitif akan bergerak di dalam gips sehingga diperlukan pemerikasaan radiologis yang berulang-ulang. - 2mobilisasi untuk mencegah fraktur patologis - Sebagai alat bantu tambahan pada fiksasi interna yang kurang kuat. :. 3eduksi tertutup dengan traksi berlanjut diikuti dengan imobilisasi. 3eduksi tertutup pada fraktur yang diikuti dengan traksi berlanjut dapat dilakukan dengan berbagai cara, yaitu traksi kulit dan traksi tulang. ;. 3eduksi tertutup dengan traksi kontinu dan counter traksi Dengan menggunakan alat-alat mekanik seperti bidai #homas, bidai bro!n bohler, bidai #homas dengan earson knee fle/ion attachment. #indakan ini mempunyai dua tujuan utama berupa reduksi yang bertahap dan imobilisasi. 2ndikasi - ilamana reduksi tertutup dengan manipulasi dan imobilisasi tidak memungkinkan serta untuk mencegah tindakan operatif misalnya pada -
fraktur batang femur, fraktur vertebra servilalis. ilamana terdapat otot yang kuat mengelilingi fraktur pada tulang tungkai ba!ah yang menarik fragmen dan menyebabkan angulasi, over-riding dan
-
rotasi yang dapat menimbulkan malunion, nonunion, atau delayed union. ilamana terdapat fraktur yang tidak stabil, oblik, fraktur spiral atau
-
komunitif pada tulang panjang Fraktur vertebra servikalis yang tidak stabil Fraktur femur pada anak-anak %traksi ryant J traksi allo!)
20
-
Fraktur dengan pembengkakan yang sangat hebat disertai dengan pergeseran yang hebat serta stabil misalnya pada fraktur suprakondiler
-
humerus Barang fraktur pada metacarpal Sekali-kali pada fraktur olles atau fraktur pada orang tua dimana reduksi tertutup dan imobilisasi eksterna tidak memungkinkan. Ada : metode traksi kontinu yang digunakan5 %Solomon, &'4') a. #raksi kulit #raksi kulit dengan menggunakan leukoplas yang melekat pada kulit disertai dengan pemakaian bidai #homas atau bidai bro!n bohler. #raksi menurut ryant %allo!) pada anak-anak di ba!ah & tahun dengan berat badan 4' kg. traksi juga dapat dilakukan pada fraktur suprakondiler humeri menurut Dunlop. b. #raksi menetap #raksi menetap juga menggunakan leukoplas yang melekat pada bidai #homas atau bidai bro!n bohler yang difiksasi salah satu bagian dari bidai #homas. iasanya dilakukan pada fraktur femur yang tidak bergeser. c. #raksi tulang #raksi tulang dengan ka!at Kirschner %K-!ire) dan spin Steinmann yang dimasukkan ke dalam tulang dan juga dilakukan traksi dengan menggunakan berat badan dengan bantuan bidai #homas atau bidai bro!n bohler. #empat untuk memasukkan pin, yaitu pada bagian proksimal tibia di ba!ah tuberositas tibia, trokanter mayor, bagian distal femur pada kondilus femur, kalkaneus %jarang dilakukan), prosesus olekranon, bagian distal metacarpal dan tengkorak. d. #raksi berimbang dan traksi sliding #raksi berimbang dan traksi sliding terutama dipergunakan pada fraktur femur, menggunakan traksi skeletal dengan beberapa katrol dan bantalan khusus, biasanya digunakan bidai #homas dan pearson attachment. Kompilkasi dari traksi kontinu yaitu5 enyakit trombo-emboli o 2nfeksi kulit superficial dan reaksi alergi o 0eukoplas yang mengalami robekan sehingga fraktur mengalami o o o
pergeseran 2nfeksi tulang akibat pemasangan pin #erjadi distraksi di antara kedua fragmen fraktur
21
o
Dekubitus pada daerah tekanan bidai #homas misalnya pada tuberositas isiadikus.
2. REDUKSI
TERTUTUP
DEN&AN
FIKSASI
EKSTERNA
ATAU
FIKSASI PERKUTANEUS DEN&AN K6
%. REDUKSI TERBUKA DEN&AN FIKSASI INTERNA ATAU FIKSASI EKSTERNA TULAN& #indakan operasi harus diputuskan dengan cermat dan dilakukan oleh ahli bedah yang berpengalaman t dan dilakukan oleh ahli bedah yang berpengalaman
dalam
ruangan
aseptic,
operasi
harus
dilakukan
secepatnya %dalam 4 mingperasi harus dilakukan secepatnya %dalam 4 minggu) kecuali bila ada halangan. Alat-alat yang dipergunakan dalam operasi yaitu ka!at bedah, ka!at kirschner, scre!, scre! dan plate, pin Kuntscher intrameduler, pin 3ush, pin steinnmann, pin #rephine %pin smith eterson), plate dan scre! smith eterson, pin plate teleskopik, pin Be!ett dan protesis. Selain alat metal, tulang yang mati ataupun hidup dapat pulang digunakan sebagai bone graft, untuk mengisi defek tulang atau pada fraktur yang nonunion. 7perasi yang dilakukan dengan cara membuka dengan cara membuka daerah fraktur dan fragmen direduksi secra akurat dengan penglihatan langsung. Saat ini teknik operasi pada tulang 22
dikembangkan oleh grup AS2F %metode 7D) yang dilakukan di S!iss dengan menggunakan perralatan secara biomekanik telah diteliti. %3asjad, &''() 2ndikasi 5 %3asjad, &''() -
Fraktur intra-artikuler misalnya fraktur maleolus, kondilus, olekranon,
-
patella 3eduksi tertutup yang mengalami kegagalan misalnya fraktur radius dan
-
ulna disertai malposisi yang hebat atau fraktur yang tidak stabil ila terdapat interposisi jaringan di antara kedua fragmen ila diperlukan fiksasi rigid misalnya pada fraktur leher femur ila terjadi fraktur dislokasi yang tidak dapat direduksi secara baik dengan
-
reduksi tertutup misalnya fraktur "onteggia atau fraktur ennett Fraktur terbuka ila terdapat kontraindikasi pada imobilisasi eksterna sedangkan
-
diperlukan imobilisasi yang cepat misalnya fraktur pada orang tua 1ksisi fragmen yang kecil 1ksisi fragmen tulang yang kemungkinan mengalami nekrosis avaskuler
-
misalnya fraktur leher femur pada orang tua Fraktur avulse misalnya pada kondilus humeri Fraktur epifisis tertentu pada grade 222 dan 2> %Salter arris) pada anak-
-
anak Fraktur multiple misalnya fraktur pada tungkai atas dan ba!ah *ntuk mempermudah pera!atan penderita misalnya fraktur vertebra tulang belakang yang disertai paraplegi 3eduksi terbuka dengan fiksasi eksterna menggunakan kanselosa scre! dengan metilmetakrilat atau fiksasi ekterna dengan jenis lain misalnya menurut A7 atau inovasi sendiri dengan menggunakan scre! schanH 2ndikasi5 %3asjad, &''()
-
Fraktur terbuka grade 22 dan grade 222 Fraktur terbuka disertai hilangnya jaringan atau tulang yang hebat Fraktur dengan infeksi atau infeksi pseudoartritis Fraktur yang miskin jaringan ikat Kadang pada fraktur tungkai ba!ah penderita diabetes mellitus
Komplikasi reduksi terbuka5 %3asjad, &''() 4. 2nfeksi %osteomyelitis) &. Kerusakan pembuluh darah syaraf 23
$. Kekakuan sendi bagian proksimal dan distal :. Kerusakan periosteum yang hebat sehingga terjadi delayed union atau nonunion '. EKSISI
FRA&MEN
TULAN&
DAN
PEM&&ANTIAN
DEN&AN
PROTESIS ada fraktur leher femur dan sendi siku orang tua biasanya terjadi nekrosis avaskuler dari fragmen atau nonunion, oleh karena itu dilakukan pemasangan protesis yaitu alat dengan komposisi metal tertentu untuk menggantikan bagian yang nekrosis. Sebagai bahan tambahan sering digunakan metilmetakrilat. %3asjad, &''() FRAKTUR TER BUKA KLASIFIKASI Klasifikasi fraktur terbuka paling sering digunakan menurut ustillo dan Anderson %4@(8), yang menilai fraktur terbuka berdasarkan mekanisme cedera, derajat kerusakan jaringan lunak, konfigurasi fraktur dan derajat kontaminasi. Kalsifikasi ustillo ini membagi fraktur terbuka menjadi tipe 2, 22, dan 222 5 #21
A#ASA9
2
0uka bersih dengan panjang luka 4 cm
22
anjang luka 4 cm tanpa kerusakan jaringan lunak yang berat
222
Kerusakan jaringan lunak yang berat dan luas, fraktur segmental terbuka, trauma amputasi, luka tembak dengan kecepatan tinggi, fraktur terbuka di pertanian, fraktur yang perlu repair vaskulr dan fraktur yang lebih dari ? jam setelah kejadian.
Keterangan 5 •
#ipe 2 berupa luka kecil kurang dari 4 cm akibat tusukan fragmen fraktur dan bersih. Kerusakan jaringan lunak sedikit dan fraktur tidak kominutif. iasanya luka tersebut akibat tusukan fragmen fraktur atau in-out.
•
#ipe 22 terjadi jika luka lebih dari 4 cm tapi tidak banyak kerusakan jaringn lunak dan fraktur tidak kominutif. 24
•
#ipe 222 dijumpai kerusakan hebat maupun kehilangan cukup luas pada kulit, jaringan lunak dan putus atau hancurnya struktur neurovaskuler dengan kontaminasi, juga termasuk fraktur segmental terbuka atau amputasi traumatik. Kalsifikasi ini juga termasuk trauma luka tembak dengan kecepatan tinggi atau
high velocity, fraktur terbuka di pertanian, fraktur yang perlu repair vaskulr dan fraktur yang lebih dari ? jam setelah kejadian. Kemudian ustillo membagi tipe 222 menjadi subtipe, yaitu tipe 222A, 222, dan 222 5 #21
A#ASA9
222A
eriostenum masih membungkus fragmen fraktur dengan kerusakan jaringn lunak yang luas
222
Kehilangan jaringn lunak yang luas, kontaminasi berat, periostenal striping atau terjadi bone expose
222
Disertai kerusakan arteri yang memerlukan repair tanpa melihat tingkat kerusakan jaringn lunak
Keterangan 5 •
#ipe 222A terjadi apabila fragmen fraktur masih dibungkus oleh jaringan lunak, !alaupun adanya kerusakan jaringan lunak yang luas dan berat.
•
#ipe 222 terjadi pada fragmen fraktur tidak dibungkus oleh jaringn lunak, sehingga tulang terlihat jelas atau bone e/pose, terdapat pelepasan periosteum, fraktur kominutif. iasanya disertai kontaminasi masif dan merupakan trauma high energy tanpa memandang luas luka.
•
#ipe 222 terdapat trauma pada arteri yang membutuhkan perbaikan agar kehidupan bagian distal dapat dipertahankan tanpa memandang derajat kerusakan jaringan lunak.
25
anyak pasien dengan fraktur terbuka mengalami cedera ganda dan syok hebat. agi mereka, terapi yang tepat di tempat kecelakaan sangat penting. 0uka harus ditutup dengan pembalut steril atau bahan yang bersih dan dibiarkan tidak terganggu hingga pasien mencapai bagian ra!at kecelakaan. Di 3umah Sakit, penilaian umum yang cepat merupakan langkah yang pertama, dan setiap keadaan yang membahayakan ji!a dapat diatasi. 0uka kemudian diperiksa, idealnya dipotret dengan kamera polaroid. Setelah itu dapat ditutup lagi dan dibiarkan tidak terganggu hingga pasien berada di kamar bedah. 1mpat pertanyaan yang perlu dija!ab 5 4. agaimana sifat luka tersebut. &. agaimana keadaan kulit di sekitar luka. $. Apakah sirkulasi cukup baik. :. Apakah saraf utuh. Semua fraktur terbuka, tidak peduli seberapa ringannya, harus dianggap terkontaminasi, penting untuk mencoba mencegahnya infeksi. *ntuk tujuan ini, perlu diperhatikan empat hal yang penting 5 4. embalutan luka dengan segera. &. rofilaksis antibiotika. $. Debridement luka secara dini. :. Stabilisasi fraktur. P)(((( 0rk#+r #)r/+k ada kasus fraktur terbuka diperlukan ketepatan dan kecepatan diagnosis pada penanganan agar komplikasi terhindar dari kematian atau kecacatan. enatalaksanaan fraktur terbuka derajat 222 meliputi tindakan life sa$ing dan life limb 26
dengan resusitasi sesuai dengan indikasi, pembersihan luka dengan irigasi, eksisi jaringan mati dan debridement, pemberian antibiotik %sebelum, selama, dan sesudah operasi), pemberian anti tetanus, penutupan luka, stabilisasi fraktur dan fisioterapi. #indakan definitif dihindari pada hari ketiga atau keempat karena jaringan masih inflamasi+ infeksi dan sebaiknya ditunda sampai (-4' hari, kecuali dapat dikerjakan sebelum 8-? jam pasca trauma.
rinsip penanganan fraktur terbuka derajat 222 secara umum adalah sebagai berikut 5 4. ertolongan pertama Secara umum adalah untuk mengurangi atau menghilangkan nyeri dan mencegah
gerakan-gerakan
fragmen
yang
dapat
merusak
jaringan
sekitarnya. Stabilisasi fraktur bisa menggunakan splint atau bandage yang mudah dikerjakan dan efektif. 0uka ditutup dengan material yang bersih dan steril. &. 3esusitasi enatalaksanaan sesuai dengan A#0S %Advance #rauma 0ife Support) dengan memberikan penanganan sesuai prioritas %resusitasi), bersamaan itu pula dikerjakan penanganan fraktur terbuka agar terhindar dari komplikasi. Kehilangn banyak darah pada frkatur terbuka derajat 222 dapat mengakibatkan syok hipovolemik dan dapat diperberat oleh rasa nyeri yang dapat menyebabkan syok neurogenik. #indakan resusitasi dilakukan dilakukan bila ditemukan tanda syok hipovolemik, gangguan nafas atau denyut jantung karena fraktur terbukaseringkali bersamaan dengan cedera organ lain. enderita diberikan resusitasi cairan 3inger 0aktat atau transfusi darah dan pemberian analgetik selama tidak ada kontraindikasi. emeriksaan radiologis dilakukan setelah pasien stabil. $. enilaian a!al emeriksaan yang teliti dan hati-hati merupakan dasar dalam observasi dan penanganan a!al yang memadai. Fakta-fakta pada pemeriksaan harus
27
direkam dengan baik termasuk trauma pada daerah atau organ lain dan komplikasi akibat fraktur itu sendiri. :. #erapi antibiotik dan anti tetanus serum %A#S) emberian antibiotik sebaiknya diberikan segera mungkin setelah terjadinya trauma. Antibiotik adalah yang berspektrum luas, yaitu sefalosporin generasi 2 %cefaHolin 4-& gram) dan dikombinasikan dengan aminoglikosid %gentamisin 4& mg+kg tiap ? jam) selama ; hari. Selanjutnya pera!atan luka dilakukan setiap hari dengan memperhatikan sterilitas, dan pemberian antibiotik disesuaikan dengan hasil kultur dan sensitifitas terbaru. ila dalampera!atan ditemukan gejala dan tanda infeksi, maka dilakukan pemeriksaan kultur dan sensitifitas ulang untuk penyesuaian ualng pemberian antibiotik yang digunakan. emberian anti tetanus diindikasikan pada fraktur kruris terbuka derajat 222 berhubungan dengan kondisi luka yang dalam, luka yang terkontaminasi, luka dengan kerusakan jaringan yang luas serta luka dengan kecurigaan sepsis. ada penderita yang belum pernah mendapat imunisasi anti tetanus dapat diberikan gemaglobulin anti tetanus manusia dengan dosis &;' unit pada penderita diatas usia 4' tahun dan de!asa, 4&; unit pada usia ;-4' tahun dan (; unit pada anak diba!ah ; tahun. Dapat pula diberikan serum anti tetanus dari binatang dengan dosis 4;'' unit dengan tes subkutan',4 selama $' menit. Bika telah mendapat imunisasi toksoid tetanus %##) maka hanya diberikan 4 dosis boster ',; ml secara intramuskular. ;. Debridement 7perasi bertujuan untuk membersihkan luka dari benda asing dan jaringan mati, memberikan persediaan darah yang baik di seluruh bagian itu. Dalam anestesi
umum,
mempertahankan
pakaian traksi
pasien
pada
dilepas,
tungkai
yang
sementara
itu
asisten
mengalami
cedera
dan
menahannya agar tetap ditempat. embalut yang sebelumnya digunakan pada luka diganti dengan bantalan yang steril dan kulit di sekelilingnya dibersihkan dan dicukur. Kemudian bantalan tersebut diangkat dan luka diirigasi seluruhnya dengan sejumlah besar garam fisiologis. 2rigasi akhir dapat disertai obat antibiotika, misalnya basitrasin. #urniket tidak digunakan karena akan lebih jauh membahayakan sirkulasi dan menyulitkan pengenalan struktur yang mati. Baringan itu kemudian ditangani sebagai berikut 5 28
•
Kulit anya sesedikit mungkin kulit dieksisi dari tepi luka, pertahankan sebanyak mungkin kulit. 0uka perlu diperluas dengan insisi yang terencana untuk memperoleh daerah terbuka yang memadai. Setelah diperbesar, pembalut dan bahan asing lain dapat dilepas.
•
Fasia Fasia dibelah secara meluas sehingga sirkulasi tidak terhalang.
•
7tot 7tot yang mati berbahaya, ini merupakan makanan bagi bakteri. 7tot yang mati ini biasanya dapat dikenal melalui perubahan !arna yang keungu-unguannya,
konsistensinya
yang
buruk,
tidak
dapat
berkontraksi bila dirangsang dan tidak berdarah. Semua otot mati dan yang kemampuan hidupnya meragukan perlu dieksisi. •
embuluh darah embuluh darah yang banyak mengalami perdarahan diikat dengan cermat, tetapi untuk meminimalkan jumlah benang yang tertinggal dalam luka, pembuluh darah yang kecil dijepit dengan gunting tang arteri dan dipilin.
•
Saraf Saraf yang terpotong biasanya terbaik dibiarkan saja. #etapi, bila luka itu bersih dan ujung-ujung saraf tidak terdiseksi, selubung saraf dijahit dengan bahan
yang
tidak
dapat
diserap
untuk memudahkan
pengenalan di kemudian hari. •
#endon iasanya, tendon yang terpotong juga dibiarkan saja. Seperti halnya saraf, penjahitan diperbolehkan hanya jika luka itu bersih dan diseksi tidak perlu dilakukan.
•
#ulang
29
ermukaan fraktur dibersihkan secara perlahan dan ditempatkan kembali pada posisi yang benar. #ulang, seperti kulit, harus diselamatkan dan fragmen baru boleh dibuang bila kecil dan lepas sama sekali. •
Sendi edera sendi terbuka terbaik diterapi dengan pembersihan luka, penutupan sinovium dan kapsul, dan antibiotik sistemik 5 drainase atau irigasi sedotan hanya digunakan kalau terjadi kontaminasi hebat.
Debridement dapat juga dilakukan dengan 5 •
embersihan luka embersihan luka dilakukan dengan cara irigasi dengan cairan 9al fisiologis secara mekanis untuk mengeluarkan benda asing yang melekat.
•
1ksisi jaringan yang mati dan tersangka mati %debridement) Semua jaringan yang kehilangan vaskularisasinya merupakan daerah tempat pembenihan bakteri sehingga diperlukan eksisi secara operasi pada kulit, jaringan subkutaneus, lemak, fasia, otot dan fragmenfragmen yang lepas.
•
engobatan fraktur itu sendiri Fraktur dengan luka yang hebat memerlukan suatu traksi skeletal atau reduksi terbuka dengan fiksasi eksterna tulang. Fraktur grade 22 dan 222 sebaiknya difiksasi dengan fiksasi eksterna.
•
enutupan kulit Apabila fraktur terbuka diobati dalam !aktu periode emas %8-( jam mulai dari terjadinya kecelakaan), maka sebaiknya kulit ditutup. al ini tidak dilakukan apabila penutupan membuat kulit sangat tegang. Dapat dilakukan split thickness skin-graft serta pemasangan drainase isap untuk mencegah akumulasi darah dan serum pada luka yang dalam. 0uka dapat dibiarkan terbuka setelah beberapa hari tapi tidak 30
lebih dari 4' hari. Kulit dapat ditutup kembali disebut delayed primary closure. Lang perlu mendapat perhatian adalah penutupan kulit tidak dipaksakan yang mengakibatkan sehingga kulit menjadi tegang. •
emberian antibiotik emberian antibiotik bertujuan untuk mencegah infeksi. Antibiotik diberikan dalam dosis yang adekuat sebelum, pada saat dan seudah tindakan operasi.
•
encegahan tetanus Semua penderita dengan fraktur terbuka perlu diberikan pencegahan tetanus. ada penderita yang telah mendapat imunisasi aktif cukup dengan pemberian toksoid tapi bagi yang belum, dapat diberikan &;' unit tetanus imunoglobulin %manusia).
8. enanganan jaringan lunak ada kehilangan jaringan lunak yang luas dapat dilakukan soft tissue tranplantation atau falap pada tindakan berikutnya, sedangkan tulang yang hilang dapat dilakukan bone grafting setelah pengobatan infeksi berhasil baik. (. enutupan luka ada luka yang kecil dan tidak banyak kontaminasi setelah dilakukan debridement dan irigasi dapat langsung dilakukan penutupan secara primer tanpa tegangan. ada luka yang luas dan dicurigai kontaminasi yang berat sebaiknya dira!at secara terbuka, luka dibalut kassa steril dan dilakukan evaluasi setiap hari. Setelah ; ( hari dan luka bebas dan infeksi dapat dilakukan penutupan kulit secara sekunder atau melalui tandur kulit. ada anak sebaiknya dihindari pera!atan terbuka untuk menghindari terjadi khondrolisis yaitu kerusakan epiphyseal plate akibat infeksi. enyambungan tulang pada anak relatif lebih cepat, maka reposisi dan fiksasi dikerjakan secepatnya untuk mencegahnya deformitas. ?. Stabilitas fraktur 31
Dalam melakukan stabilitas fraktur a!al penggunaangips sebagai temporary splinting dianjurkan sampai dicapai penanganan luka yang adekuat, kemudian bisa dilanjutkan dengan pemasangan gips sirkuler atau diganti fiksasi dalam dengan plate and scre!, intermedullary nail atau e/ternal fi/ator devices sebagai terapi stabilisasi definitif. emasangan fiksasi dalam dapat dipasang setelah luka jaringan luka baik dan diyakini tidak ada infeksi lagi. enggunaan fiksasi luar %e/ternal fi/ation devices) pada fraktur terbuka derajat 222 adalah salah satu pilihan untuk memfiksasi fragmen-fragmen fraktur tersebut dan untuk mempermudah pera!atan luka harian.
2.2.>. KOMPLIKASI FRAKTUR A. Komp!iksi "i(i %Solomon, &'4') - trauma visceral - trauma saraf - #rauma pembuluha darah - compartement syndrome - hemartrosis - gas gangrene - dekubitus - non-union - malunion - avaskular nekrosis - osteoarthritis B. Komp!iksi !(+# - kekakuan sendi
32
- kontraktur otot - Kompresi saraf
2.%. FRAKTUR FEMUR Femur merupakan tulang yang terpanjang pada badan dimana fraktur dapat terjadi mulai dari proksimal sampai distal tulang.
2.%.1. PENAN&ANAN UMUM FRAKTUR FEMUR 1. T)rpi ko(s)r?#i0 5 %Solomon, &'4') roteksi 2mmobilisasi saja tanpa reposisi 3eposisi tertutup dan fiksasi dengan gips #raksi enyembuhan fraktur bertujuan mengembalikan fungsi tulang yang patah • • • •
dalam jangka !aktu sesingkat mungkin 2. M)#o") P)ms(( #rksi5 %Solomon, &'4') #raksi "anual #ujuan 5 erbaikan dislokasi, "engurangi •
•
fraktur,
ada
keadaan
1mergency.Dilakukan dengan menarik bagian tubuh. #raksi "ekanik Ada dua macam, yaitu 5 #raksi Kulit Dipasang pada dasar sistem skeletal untuk struktur yang lain, misalnya5 otot. #raksi kulit terbatas untuk : minggu dan beban ; kg.*ntuk anak-anak !aktu beban tersebut mencukupi untuk dipakai sebagai fraksi definitif, bila tidak diteruskan dengan pemasangan gips. #raksi Skeletal
33
"erupakan traksi definitif pada orang de!asa yang merupakan balanced traction. Dilakukanuntuk menyempurnakan luka operasi dengan ka!at
metal
atau
penjepit
melalui
tulang+jaringanmetal.Kegunaan
pemasangan traksi#raksi yang dipasang pada leher, di tungkai, lengan atau panggul, kegunaannya 5 "engurangi nyeri akibat spasme otot "emperbaiki dan mencegah deformitas 2mmobilisasi Difraksi penyakit %dengan penekanan untuk nyeri tulang sendi). "engencangkan pada perlekatannya.
%. T)rpi op)r#i0 %Solomon, &'4') 732F %7pen 3eduction internal fi/ation), 2ndikasi 732F 5
Fraktur yang tidak bisa sembuh atau bahaya avasculair necrosis tinggi Fraktur yang tidak bisa direposisi tertutup Fraktur yang dapat direposisi tetapi sulit dipertahankan Fraktur yang berdasarkan pengalaman memberi hasil yang lebih baik dengan operasi
2.%.2. FRAKTUR LEHER FEMUR Fraktur leher femur merupakan jenis fraktur yang sering ditemukan pada orang tua terutama !anita umur 8' tahun ke atas disertai tulang yang osteoporosis. %3asjad, &''() M)k(ism) #r+m5 Batuh pada daerah trokhanter baik karena kecelakaan lalu lintas atau jatuh dari tempat yang tidak terlalu tinggi seperti terpleset di kamar mandi di mana panggul dalam keadaan fleksi dan rotasi. %3asjad, &''() K!si0iksi%3asjad, &''() 4. ubungan terhadap kapsul - 1kstrakapsuler - 2ntrakapsuler &. Sesuai lokasi - Sub-kapital - #rans-servikal - asal $. 3adiologis a. erdasarkan keadaan fraktur #idak ada pergeseran fraktur o 34
o
Fragmen distal, rotasi eksterna, abduksi, dan dapat bergeser ke
proksimal o Fraktur impaksi b. Klasifikasi menurut arden
-
#ingkat 2= fraktur impaksi yang tidak total #ingkat 22= fraktur total tapi tidak bergeser #ingkat 222= fraktur total disertai sedikit pergeseran #ingkat 2>= fraktur disertai pergeseran yang hebat
c. Klasifikasi menurut au!el Klasifikasi ini berdasarkan atas sudut inklinasi leher femur
-
#ipe 2= fraktur dengan garis fraktur $'G #ipe 22= fraktur dengan garis fraktur ;'G #ipe 222= fraktur dengan garis fraktur ('G
P#o!oi %3asjad, &''() aput femur mendapat aliran darah dari $ sumber, yaitu5 -
embuluh darah intrameduler di dalam leher femur embuluh darah servikal ascenden dalam retinakulum kapsul sendi embuluh darah dari ligament yang berputar
35
ada saat terjadi fraktur pembuluh darah intra-meduler dan retinakulum selalu mengalami robekan, bila terjadi pergeseran fragmen. Fraktur transervikal adalah fraktur yang bersifat intrakapsuler yang mempunyai kapasitas yang sangat rendah dalam penyembuhan karena adanya kerusakan pembuluh darah, periosteum yang rapuh serta hambatan dari cairan sinovia.
&m/r( k!i(is%3asjad, &''() 3i!ayat jatuh dari ketinggian disertai nyeri pada daerah panggul terutama pada daerah inguinal depan. 9yeri dan pemendekan anggota gerak ba!ah dalam posisi rotasi lateral. P)m)riks( r"io!ois%3asjad, &''() Dengan pemeriksaan radiologis dapat diketahui jenis fraktru serta klasifikasi dan dapat ditentukan jenis pengobatan dan prognosisnya. P)(o/#(%3asjad, &''() engobatan fraktur leher femur dapat berupa5 a. Konservatif dengan indikasi yang sangat terbatas #erapi a!al5 -
#raksi kulit %$-: kg) untuk mengurangi rasa nyeri, tetapi tidak dapat untuk
mengurangi displacement fraktur. - emberian analgetik - emberian cairan intravena dan transfusi darah bila diperlukan b. #erapi operatif engobatan operatif hampir selalu dilakukan pada penderit a baik orang de!asa muda maupun orang tua karena5 -
erlu reduksi yang akurat dan stabil Diperlukan mobilisasi yang cepat pada orang tua untuk mencegah komplikasi
Komp!iksi %3asjad, &''() Komplikasi tergantung beberapa factor5 4. Komplikasi yang bersifat umum= thrombosis vena, emboli paru, pneumonia, dekubitus
&. 9ekrosis avaskuler kaput femur 9ekrosis avaskuler terjadi pada $'C penderita dengan fraktur yang disertai pergeseran dan 4'C pada fraktur yang tanpa pergeseran. Apabila lokalisasi 36
fraktur lebih ke proksimal maka kemungkinan untuk terjadi nekrosis avaskuler $. :. ;. 8. (. ?.
lebih besar. 9on union 7steoarthritis Anggota gerak memendek "alunion "alrotasi berupa rotasi eksterna Koksavara
2.%.2. FRAKTUR DAERAH TROKANTER Fraktur
daerah
trokanter
biasa
juga
disebut
fraktur
trokanterik
%intertrokanterik) adalah semua fraktur yang terjadi antara trokanter mayor dan minor. Fraktur ini bersifat ekstra-artikuler dan sering terjadi pada orang tua di atas umur 8' tahun. %3asjad, &''()
M)k(ism) #r+m Fraktur trokanterik terjadi bila penderita jatuh dngan trauma langsung pada trokanter mayor atau pada trauma yang bersifat memuntir. Keretakan tulang terjadi antara trokanter mayor dan minor dimana fragmen proksimal cerdrung bergeser secara varus. Fraktur dapat bersifat komunitif terutama pada korteks bagian posteromedial.
K!si0iksi Fraktur trokanterik dapat dibagi5 4. Stabil &. #idak stabil Disebut fraktur tidak stabil apabila korteks bagian medial remuk dan fragmen besar mengalami pergeseran terutama trokanter minor
Fraktur trokanterik diklasifikasikan atas : tipe5
37
-
#ipe 2 Fraktur mele!ati trokanter mayor dan minor tanpa pergeseran #ipe 22 Fraktur mele!ati trokanter mayor disertai pergeseran trokanter minor #ipe 222 Fraktur disertai dengan fraktur komunitif #ipe 2> Fraktur yang disertai dengan fraktur spiral femu
&)! k!i(is enderita lanjut usia dengan ri!ayat trauma pada daerah femur proksimal. ada pemeriksaan didapatkan pemendekan anggota gerak ba!ah disertai rotasi eksterna. %3asjad, &''()
P)m)riks( r"io!ois emeriksaan radiologis dapat menetukan jenis fraktur serta seberapa jauh pergeseran fraktur P)(o/#( Fraktur tanpa pergeseran dapat dilakukan terapi konservatif dengan traksi. ada fraktur trokanterik sebaiknya dilakukan pemasangan fiksasi interna. 4. *ntuk memperoleh fiksasi yang kuat &. *ntuk memberikan mobilisasi yang cepat pada orang tua
#erapi konservatif ada pasien yang kondisinya kurang baik bila dilakukan anestesia atau ada masalah lain berhubungan dengan traumanya, dapat dilakukan terapi konservatif yaitu pemasangan #homas splint
38
Komp!iksi Komplikasi dini sama dengan komplikasi fraktur leher femur. Komplikasi lanjut berupa deformitas varus dan rotasi eksterna serat malunion, tetapi kelainan ini jarang ditemukan. %3asjad, &''()
39
2.%.% FRAKTUR SUBTROKANTER Fraktur subtrokanter dapat terjadi pada setiap umur dan biasanya akibat trauma yang hebat.
&m/r( k!i(is Anggota gerak ba!ah dalam keadaan rotasi eksterna, memendek dan ditemukan pembengkakan pada daerah proksimal femur disertai nyeri pada pergerakan. P)m)riks( r"io!ois Dapat menunukkan fraktur yang terjadi di ba!ah trokanter minor. aris fraktur dapat bersifat transversal, oblik, atau spiral dan sering bersifat komunitif. Fragmen proksimal dalam posisi fleksi sedangkan distal dalam posisi adduksi dan bergeser ke proksimal. P)(o/#( 3eduksi terbuka dan fiksasi interna merupakan pengobatan pilihan dengan menggunakan plate dan scre!.
Komp!iksi Komplikasi yang sering ditemukan adalah nonunion dan malunion. Komplikasi ini dapat diatasi dengsn koreksi osteotomi atau bone grafting. %3asjad, &''()
40
2.%.'. FRAKTUR DIAFISIS FEMUR Fraktur diafisis femur dapat terjadi pada setiap umur, biasanya karena trauma hebat misalnya kecelakaan lalu lintas atau trauma lain misalnya jatuh dari ketinggian. Femur diliputi oleh otot yang kuat dan merupakan proteksi untuk tulang femur, tetapi juga dapat berakibat jelek karena dapat menarik fragmen fragmen fraktur sehingga bergeser. Femur dapat mengalami fraktur patologis akibat metastasis tumor ganas. Fraktur femur sering disertai dengan perdarahan massif yang harus selalu dipikirkan sebagai penyebab syok. %3asjad, &''()
M)k(ism) #r+m Fraktur spiral terjadi apabila jatuh dengan posisi kaki melekat erat pada dasar sambil terjadi putaran yang diteruskan pada femur. Fraktur yang bersifat transversal dan oblik terjadi karena trauma langsung dan trauma angulasi. %3asjad, &''()
K!si0iksi Fraktur femur dapat bersifat tertutup atau terbuka, simple, komunitif, fraktur 6 atau segmental.
&m/r( k!i(is enderita pada umumnya de!asa muda. Ditemukan pembengkakan dan deformitas pada tungkai atas berupa rotasi eksterna dan pemendekan tungkai dan mungkin datang dalam keadaan syok.
41
P)m)riks( r"io!ois Dengan foto rontgen dapat ditentukan lokalisasi dan jenis fraktur.
P)(o/#( 4. #erapi konservatif Fraktur diafisis sering diterapi konservatif, prinsip utamanya adalah fraktur dipengaruhi
oleh
massa otot yang
besar dari
Muadriceps
%4)
dan
hamstringsehingga dapat menyebabkan pemendekan %$)
42
-
#raksi kulit merupakan pengobatan sementara sebelum dilakukan terapi
-
definitive untuk mengurangi spasme otot #raksi tulang #homas splint dan pearson pada sendi lutut. 2ndikasi traksi terutama
-
fraktur yang bersifat komunitif "enggunakan cast bracing yang dipasang setelah terjadi union fraktur secara klinis Trksi k+!i# "( #rksi #+!(
43
9r p)ms(( #rksi k+!i#
9r p)ms(( #rksi #+!(
44
9r p)ms(( Thoms sp!i(# #r8#io(
45
46
47
48
Trksi Hmi!#o(6R+ss)!
&. #erapi operatif - emasangan plate dan scre! terutama pada fraktur proksimal dan distal -
femur "enggunaka K-nail, A7-nail dengan operasi terbuka+tertutup Fiksasi ekternaterutama pada fraktur segmental, komunitif, infected pseudoartrosis atau fraktur terbuka dengan kerusakan jaringan lunak yang hebat.
Komp!iksi 4. Komplikasi dini - Syok - 1mboli lemak 49
- #rauma pembuluh darah besar - #rauma saraf - #rombo-emboli &. Komplikasi lanjut - Delayed union - 9onunion - "alunion - Kaku sendi lutut - 3efraktur%3asjad, &''()
2.%.*. FRAKTUR SUPRAKONDILER FEMUR Daerah suprakondiler adalah daerah antara batas proksimal kondilus femur dengan batas metafisis dengan diafisis femur.
M)k(ism) #r+m Fraktur terjadi karena tekanan fraktur atau valgus disertai kekuatan aksial dan putaran.
K!si0iksi
4. &. $. :.
#idak bergeser 2mpaksi ergeser Komunitif
&m/r( k!i(is erdasarkan pembengkakan
anamnesis dan
ditemukan
deformitas
ri!ayat
pada
trauma
daerah
yang
suprakondiler.
disertai ada
pemeriksaan ditemukan krepitasi. emeriksaan radiologis *ntuk menentukan jenis fraktur P)(o/#( 4. Konservatif
50
-
#raksi berimbang dengan menggunakan bidai #homas dan penahan lutut
pearson - ast bracing - Spika panggul &. 7peratif Komp!iksi 4. Dini - enetrasi fragmen fraktur ke kulit yang menyebabkan fraktur menjadi terbuka - #rauma pembuluh darah besar - #rauma saraf &. 0anjut - "alunion - Kekakuan sendi lutut %3asjad, &''() 2.%.:. FRAKTUR
SUPRAKONDILER
FEMUR
DAN
FRAKTUR
INTERKONDILER Fraktur
suprakondiler
femur
sering bersama-sama dengan fraktur
interkondiler yang memberikan masalah pengelolaan yang lebih kompleks K!si0iksi "enurut 9eer, rantham, Shelton -
#ipe 2 fraktur suprakondiler dan kondiler bentuk # #ipe 22A fraktur suprakondiler dan kondiler dengan sebagian metafisis
-
%bentuk L) #ipe 22 sama seperti 22A tapi bagian metafisis lebih kecil #ipe 222 fraktur suprakondilerkomunitif dengan fraktur kondiler yang tidak total
P)(o/#( 4. Konservatif Seperti fraktur suprakondiler &. 7peratif Komp!iksi -
#rauma pembuluh darah Kaku sendi 7steoarthritis lutut %3asjad, &''()
2.%.4. FRAKTUR KONDILUS FEMUR K!si0iksi -
#ipe 2 fraktur kondilus dalam posisi sagital
51
-
#ipe 22 fraktur dalam posisi koronal dimana bagian posterior kondilus femur
-
bergeser #ipe 222 kombinasi antara sagital dan koronal
&m/r( k!i(is 9yeri dan pembengkakan. "ungkin ada krepitasi dan hemartrosis sendi lutut P)m)riks( r"io!oi Difoto dengan A, lateral, oblik untuk melihat posisi fraktur P)(o/#( 4. Konservatif - ada fraktur yang tidak bergeser digunakan gips sirkuler di atas lutut &. 7peratif Komp!iksi 4. &. $. :.
#rauma pembuluh darah dan saraf "alunion 7steoarthritis Kekakuan sendi lutut
2.%.;. T)rpi Ko(s)r?#i0 Frk#+r F)m+r p" (k a. Fraktur leher femur Fraktur pada leher femur biasanya jarang terjadi pada anak namun merupakan keadaan yang serius karena pada leher femur terdapat sangat banyak pembuluh darah yang mensuplai daerah caput femur. Sehingga kemungkinan terjadinya avaskular nekrosis setelah fraktur sangat besar. Fraktur leher femur sangat tidak stabil sehingga tidak dapat bila hanya dilakukan reduksi tertutup dan imobilisasi eksterna atau dengan traksi. b. Fraktur diafisis femur Usi ()o(#+s 6 * #h+( Dilakukan traksi kulit selama beberapa hari kemudian dilakukan hip spica cast dengan hip dan lutut sedikit fleksi. ada anak sampai usia & tahun dipasang ryantNs traction. #raksi kulit-ryan traksi juga menjadi pilihan terapi pada fraktur batang femur. Anak diposisikan dengan tidur terlentang di tempat tidur, kedua tungkai dipasang traksi kulit, kemudian kedua tungkainya ditegakkan ke atas, ditarik dengan tali yang diberi beban 4-& kg, sampai kedua bokong anak tersebut terangkat dari tempat tidur. 52
ryan traksi Komplikasi ryan traksi adalah terjadi iskemik paralisis. al ini disebabkan karena terganggunya aliran darah pada tungkai yang ditinggikan. ada anak &-; tahun dipasang #homas splint traction. Setelahnya anak dapat diperbolehkan pulang dengan menggunakan hip spica cast. Setelah pulang pasien diharuskan kontrol secara teratur untuk difoto radiologi untuk melihat garis fraktur. Spica cast setelah reduksi tertutup pada fraktur femur merupakan pilihan pengobatan pada kebanyakan ahli bedah ortopedik pediatric. osisi fraktur tungkai diatur pada fleksi @'o pada panggul dan lutut. Dalam hal mencegah deformitas varus sekunder, fraktur tungkai dijaga agar tetap dalam abduksi yang nertal, saat sisi kontralateral dapat diabduksi yang memungkinkan untuk menukar popok. 3adiografi rutin dalam dua plane disarankan setelah pemasangan cast . jika ibu atau keluarga diinformasikan baik tentang pera!atan terhadap bayi dengan spica cast, anak tidak perlu dira!at di rumah sakit. Selama kontrol ulang di klinik selama 4 minggu, radiografi rutin akan mendeteksi angular deviasi. Karena konsolidasi pembentukan 53
callus yang cepat dalam & $ minggu, setelah pelepasan cast perbaikan fungsi terjadi cepat. avlik harness digunakan selama periode $ ; minggu merupakan alternatif pengobatan untuk bayi yang sangat kecil. emasangan alat ini tidak membutuhkan anestesi dan !aktu hospitalisasi dapat diminimalkan.
Usi *613 #h+( Setelah beberapa hari dipasang traksi kulit kemudian bisa dilakukan reduksi tertutup menggunakan hip spica atau dilakukan operasi. #raksi masih digunakan secara luas untuk fraktur batang femur pada anak anak pra sekolah dan anak tahun pertama sekolah. ospitalisasi selama : 8 minggu dirasakan sudah memadai. #raksi kulit overhead %o$erhead skin traction) memiliki risiko berupa efek yang merugikan pada sirkulasi ekstremitas. #raksi kulit sebaiknya dipilih bahan yang hipoalergenik %e/, 1lastoplast) untuk pasien yang alergi dengan bahan yang biasa atau pada orang tua dimana kulitnya telah rapuh. Kontraindikasi traksi kulit yaitu bila terdapat luka atau kerusakan kulit serta traksi itu, itu, yang memerlukan beban ; kg. Akibat traksi kulit yang kelebihan beban di antaranya adalah nekrosis kulit, obstruksi vaskuler, oedem distal, serta peroneal nerve palsy pada traksi tungkai.
54
2.%.>. PRO&NOSIS %Solomon, &'4')
55
enyembuhan
fraktur
merupakan
suatu
proses
biologis
yang
menakjubkan. #idak seperti jaringan lainnya, tulang yang mengalami fraktur dapat sembuh tanpa jaringan parut. engertian tentang reaksi tulang yang hidup dan periosteum pada penyembuhan fraktur mulai terjadi segera setelah tulang mengalami kerusakan apabila lingkungan untuk penyembuhan memadai smapai terjadi konsolidasi. Faktor mekanis yang penting seperti imobilisasi fragmen tulang secara fisik sangat penting dalam penyembuhan, selain faktor biologis yang juga merupakan suatu faktor yang sangat esensial dalam penyembuhan fraktur.
DAFTAR PUSTAKA
"c3ae 3, 1sser 3, ractical Fracture #reatment fourth edition, hurchil 0ivingstone "oore, Keith 0 and Agur, Anne ".3, &''(. 1ssential linical Anatomy, $rd 1dition. 0ippincott
56