Teknik-teknik Komunikasi Terapeutik dan Contohnya Teknik-teknik Komunikasi Terapeutik dan Contohnya seorang perawat harus menguasai teknik-teknik berkomunikasi agar terapeutik dan menggunakannya secara efektif pada saat berinteraksi dengan pasien.
Berikut ini teknik komunikasi Stuart dan Sundeen (1998) yang dikombinasikan dengan pendapat ahli lainnya: Mendengarkan Mendengarkan dengan penuh perhatian (listening)
Mendengarkan dengan penuh perhatian merupakan upaya untuk mengerti seluruh pesan verbal dan nonverbal yang sedang dikomunikasikan. Keterampilan mendengarkan dengan penuh perhatian dapat ditunjukkan dengan dengan sikap berikut. 1. 2. 3. 4. 5.
Pandang klien ketika sedang bicara. Pertahankan kontak mata yang memancarkan keinginan untuk mendengarkan. Hindarkan gerakan yang tidak perlu. Anggukkan kepala jika klien membicarakan hal penting atau memerlukan umpan balik. Condongkan tubuh ke arah lawan bicara.
Menunjukkan penerimaan (accepting)
Menerima tidak berarti menyetujui. Menerima berarti bersedia untuk mendengarkan orang lain, tanpa menunjukkan keraguan atau tidak setuju. Tentu saja sebagai perawat kita tidak harus menerima semua perilaku klien. Perawat sebaiknya menghindarkan ekspresi wajah dan gerakan tubuh yang menunjukkan tidak setuju, seperti mengerutkan kening atau menggelengkan kepala seakan tidak percaya. Sikap perawat yang menunjukkan penerimaan dapat diidentifikasi seperti perilaku berikut. 1. 2. 3. 4.
Mendengarkan tanpa memutuskan pembicaraan. Memberikan umpan balik verbal yang menampakkan pengertian. Memastikan bahwa isyarat nonverbal cocok dengan komunikasi verbal. Menghindarkan untuk berdebat, menghindarkan mengekspresikan keraguan, atau menghindari untuk mengubah pikiran klien. 5. Perawat dapat menganggukan kepalanya atau berkata “ya” atau “saya mengerti apa yang bapak-ibu inginkan”. inginkan ”. Menanyakan pertanyaan yang berkaitan
Tujuan perawat bertanya adalah untuk mendapatkan informasi yang spesifik mengenai klien. Paling baik jika pertanyaan dikaitkan dengan topik yang dibicarakan dan gunakan kata-kata dalam konteks sosial budaya klien. Mengulang (restating/repeating) (restating/repeating)
Maksud mengulang adalah teknik mengulang kembali ucapan klien dengan bahasa perawat. Teknik ini dapat memberikan makna bahwa perawat memberikan umpan balik sehingga klien mengetahui bahwa pesannya dimengerti dan mengharapkan komunikasi berl anjut. Contoh: Pasien : “Saya tidak nafsu makan, seharian saya belum makan.” Perawat: “Bapak mengalami gangguan untuk makan?” Klarifikasi (clarification)
Teknik ini dilakukan jika perawat ingin memperjelas maksud ungkapan klien. Teknik ini digunakan jika perawat tidak mengerti, tidak jelas, atau tidak mendengar apa yang dibicarakan klien. Perawat perlu mengklarifikasi untuk menyamakan persepsi dengan klien. Contoh: “Coba jelaskan kembali apa yang Bapak maksud dengan kesenangan hidup?” Memfokuskan (focusing)
Metode ini dilakukan dengan tujuan membatasi bahan pembicara an sehingga lebih spesifik dan dimengerti. Perawat tidak seharusnya memutus pembicaraan klien ketika menyampaikan masalah yang penting, kecuali jika pembicaraan berlanjut tanpa informasi yang baru. Perawat membantu klien membicarakan topik yang telah dipilih dan penting. Contoh: Pasien : “Ya, beginilah nasib wanita yang teraniaya seperti saya. Tapi, saya pikir untuk apa saya pikirkan sakit ini?” Perawat : “Coba ceritakan bagaimana perasaan ibu sebagai wanita.” Merefleksikan (reflecting/feedback) (reflecting/feedback)
Perawat perlu memberikan umpan balik kepada klien dengan menyatakan ha sil pengamatannya sehingga dapat diketahui apakah pesan diterima dengan benar. Perawat menguraikan kesan yang ditimbulkan oleh syarat nonverbal klien. Menyampaikan hasil pengamatan perawat sering membuat klien berkomunikasi lebih jelas tanpa harus bertambah memfokuskan atau mengklarifikasi pesan. Contoh: “Ibu tampak sedih. Apakah Ibu merasa tidak senang apabila Ibu ….” Memberi informasi (informing)
Memberikan informasi merupakan teknik yang digunakan dalam rangka menyampaikan informasi-informasi penting melalui pendidikan kesehatan. Apabila ada informasi yang ditutupi oleh dokter, perawat perlu mengklarifikasi alasannya. Setelah informasi disampaikan, perawat memfasilitasi klien untuk membuat keputusan.
Diam (silence)
Diam memberikan kesempatan kepada perawat dan klien untuk mengorganisasi pikirannya. Penggunaan metode diam memerlukan keterampilan dan ketetapan waktu. Diam memungkinkan klien untuk berkomunikasi terhadap dirinya sendiri, mengorganisasi pikirannya, dan memproses informasi. Bagi perawat, diam berarti memberikan kesempatan klien untuk berpikir dan berpendapat/berbicara. Identifikasi tema (theme identification)
Identifikasi tema adalah menyimpulkan ide pokok/utama yang telah dikomunikasikan secara singkat. Metode ini bermanfaat untuk membantu topik yang telah dibahas s ebelum meneruskan pada pembicaraan berikutnya. Teknik ini penting dilakukan sebelum melanjutkan pembicaraan dengan topik yang berkaitan. Contoh: “Saya paham terhadap masalah Ibu. Ibu merasa bahwa anak -anak dewasa dan semua telah meninggalkan Ibu sendirian di rumah. Terkait masalah ini, apa rencana yang akan Ibu lakukan untuk mengatasi masalah?” Memberikan penghargaan (reward)
Menunjukkan perubahan yang terjadi pada klien adalah upaya untuk menghargai klien. Penghargaan tersebut jangan sampai menjadi beban bagi klien yang berakibat klien melakukan segala upaya untuk mendapatkan pujian. Contoh: “Saya perhatikan Ibu sudah lebih segar dan sehat. Selamat, ya bu. Semoga Ibu dapat segera sembuh”. Menawarkan diri
Klien mungkin belum siap untuk berkomunikasi secara verbal dengan orang lain atau klien tidak mampu untuk membuat dirinya dimengerti. Sering kali perawat hanya menawarkan kehadirannya, rasa tertarik, dan teknik komunikasi ini harus dilakukan tanpa pamrih. Contoh: “Saya ingin bapak/ibuk merasa tenang dan nyaman.” Memberi kesempatan kepada klien untuk memulai pembicaraan
Memberi kesempatan pada klien untuk berinisiatif dala m memilih topik pembicaraan. Perawat dapat berperan dalam menstimulasi klien untuk mengambil inisiatif dalam membuka pembicaraan. Contoh: “Adakah sesuatu yang ingin Ibu bicarakan?” “Apakah yang sedang Ibu pikirkan?” “Dari mana Ibu ingin mulai pembicaraan ini?” Menganjurkan untuk meneruskan pembicaraan
Hal ini merupakan teknik mendengarkan yang aktif, yaitu perawat menganjurkan atau mengarahkan pasien untuk terus bercerita. Teknik ini mengindikasikan bahwa perawat sedang
TEKNIK PENGERTIAN 1. Menden Proses aktif dan penerimaan gar aktif informasi serta penelaahan reaksi seseorang terhadap pesan yang diterima (Hubson, S dalam Suryani, 2005) 1. Menden Kegiatan mendengar dengan gar pasif kegiatan non verbal untuk klien. Misalnya dengan kontak mata, menganggukkan kepala dan juga keikutsertaan secara verbal
1.
1.
CONTOH Mendengarkan keluh kesah klien dan memberikan respon atas masalah tersebut.
Mendengarkan keluh kesah klien dan memberikan respon atas masalah tersebut.
Penerim Mendukung dan menerima Mendengarkan keluhan klien dan menerima dengan lapang dada. aan informasi dengan tingkah laku yang menunjukkan ketertarikan dan tidak menilai. Penerimaan bukan berarti persetujuan. Menunjukkan penerimaan berarti kesediaan mendengar tanpa menunjukkan keraguan atau ketidaksetujuan.
Klarifik Menanyakan kepada klien apa yang “saya tidak yakin saya mengikuti apa yang anda katakan “ asi tidak dimengerti perawat terhadap situasi yang ada,atau menjelaskan kembali ide atau pikiran klien yang tidak jelas atau meminta klien untuk “ apa yang katakan tadi adalah…” menjelaskan arti dari ungkapannya (Gerald, D dalam Suryani, 2005). 1. Observa Kegiatan mengamati klien/orang “anda tampak cemas dan pucat” si lain. Observasi dilakukan apabila terdapat konflik antara verbal dan “apakah anda merasa tidak tenang apabila anda…..” non verbal klien dan saat tingkah laku verbal dan non verbal nyata dan tidak biasa ada pada klien, Stuart & Sundeen, cit Nurjanah (2001). Observasi dilakukan sedemikian rupa sehingga klien tidak menjadi malu atau marah. 1. Diam Digunakan untuk memberikan Klien : “Saya jengkel kepada suami saya.” (memelih kesempatan pada klien sebelum Perawat : Diam (member kesempatan klien) ara kete menjawab pertanyaan perawat. Klien : “Suami saya selalu telat pulang kerja tanpa alasan yang jel nangan); Diam akan memberikan kesempatan kalau saya tanya pasti marah.” kepada perawat dan klien untuk mengorganisasi pikiran masingmasing (Stuart & Sundeen dalam Suryani, 2005). 1. Assertiv Kemampuan dengan secara P: “maaf bu apakah ibu bersedia untuk saya infus?” e meyakinkan dan nyaman mengekspresikan pikiran dan k: apakah infus adalah jalan satu-satunya? perasaan diri dengan tetap menghargai hak orang lain, Nurjanah, 2001
1.
P:“iya,bu karna dengan di infus ibu tidak akan kekurangan cairan dapat memudahkan ibu untuk mengonsumsi obat,yaitu dengan cara memasukan kedalam cairan infus” “Dari hasil pengkajian disini bahwa pasien menderita penyakit D
Menyim Membawa poin-poin penting dari pulkan diskusi untuk meningkatkan pemahaman. Memberi kesempatan untuk mengklarifikasi komunikasi agar sama denga ide dalam pikiran, Varcarolis, cit, Nurjanah, 2001 1. Giving Memberi penghargan merupakan “Selamat pagi Ibu Sri.” Atau “Assalmualaikum” recogniti tehnik untuk memberikan on (me pengakkuan dan “Saya perhatikan Ibu sudah bisa berjalan dan bisa beraktifitas ke mberiaka menandakan kesadaran, Schultz & n Videbeck, cit, Nurjanah, 2001. pengakua n/ pengharg aan) 1.
Offering Menyediakan diri anda tanpa respon “ jika ibu membutuhkan bantuan saya ibu bisa panggil saya di rua Sel bersyarat atau respon yang bisa menekan tombol yang ada di samping tempat tidur” (menawa diharapkan, Schultz & Videbeck.cit. rakan di Nurjanah, 2001 “Saya ingin anda merasa tenang dan nyaman” ri);
1.
Offering Mendukung klien untuk “ saya mendukung jika ibu melakukan terapi supaya ibu bisa be general meneruskan, Schultz & Videbeck cit, seperti biasanya” leads Nurjanah, 2001 (memberi kan petunjuk umum);
1.
Giving Mendorong klien untuk menyeleksi “apa yang anda pikirkan hari ini” broad topik yang akan dibicarakan. opening Kegiatan ini bernilai terapeuitik (memberi apabila klien menunjukkan kan penerimaan dan nilai dari pertanyaa inisiatif klien dan menjadi non n terapeuitk terbuka): apabila perawatan mendominasi inte raksi dan menolak res[pon klien, Stuart % Sundeen, cit, Nurjanah, 2001. 1. Placing Melakukan klarifikasi antara waktu – “Apakah yang terjadi sebelum dan sesudahnya”. the time dan kejadian atau antara satu kejadian in dengan kejadian – “Kapan kejadian tersebut terjadi”. time/sequ lain. Teknik bernilai terapeutik ence apabila perawat
(penempa dapat mengeksplorasi klien dan tan memahami masalah yang penting. urutan/w Tehnik ini menjadi tidak terapeutik aktu); bila perawat memberikannasehat, meyakinkan atau tidak mengakui klien. 1. Reflekti Digunakan pada saat klien ng menanyakan pada perawat tentang (Refleksi peneliaian atau kesetujuannya. ): Tehnik ini akan membantu perawat untuk tetap memelihara pendekatan yang tidak menilai, Boyd & Nihart, cit, Nurjanah
K: “Apakah menurutmu saya harus mengatakannya kepada dokter P: “Apakah menurut anda, anda harus mengatakannya?” K: “Suami saya sudah lama tidak datang mengunjungi saya, bahw tidak menelpon saya, kalau dia datang saya tidak ingin berbicara dengannya.
1.
Eksplori Mempelajari suatu topik lebih ng mendalam. Eksplorasi bertujuan (Ekspora untuk mencari atau menggali lebih si); auh atau lebih dalam masalah yang dialami klien (Antai-Otong dalam Suryani, 2005) supaya masalah tersebut bisa diatasi. Tehnik ini bermanfaat pada tahap kerja untuk mendapatkan gambaran yang detail tentang masalah yang dialami klien.
1.
Presenti Menyediakan informasi dengan ng perilaku yang tidak menilai reality ( menghadi kan realitas/k enyataan)
P: “Ini menyebabkan anda marah”. “ceritakan tentang apa yang telah anda gambarkan tadi”
“saya tidak mendengar seorang pun bicara disini”
1.
Voucing Menyelipkan persepsi perawat “ceritakan kepada saya bagaimana perasaan saudara ketika akan doubt mengenai realitas. Tehnik ini di operasi” (menunju digunakan dengan sangat berhatikkan ke hati dan hanya pada saat perawat “apa yang sedang terjadi” raguan); merasa yakin tentang suatu yang detil. Ini digunakan pada saat perawat ingin memberi petunjuk pada klien mengenai penjelasan lain. 1. Seeking Pencarian pengertian mengenai K : “saya tidak dapat tidur nyenyak, sepanjang malam saya terjag consensu komunikasi baik oleh perawat al valida maupun klien. Membantu P : “ Saudara mengalami kesulitan untuk tidur….” tion klien lebih jelas terhadap apa yang mereka pikirkan. 1. Verbaliz Memverbalisasikan kata-kata yang “ Sebaiknya ibu dianjurkan untuk melakukan terapi agar ibu ing the klien tunjukkan atau anjuran. cepat sembuh” implied 1.
1.
Encoura Perawat membantu klien ging mempertimbangkan orang dan evaluatio kejadian kedalam nilai dirinya. n (mend ukung evaluasi):
“Apa ibu sudah yakin dengan pilihan ibu saat ini?”
Fokusin Kegiatan komunikasi yang Klien : “Petugas kesehatan yang ada di rumah sakit ini kurang per g dilakukan untuk membatasi area pada pasiennya”. diskusi sehingga Perawat : “Apakah Ibu sudah minum obat? percakapan menjadi lebih spesifik dan dimengerti, Stuart & Sundeen, cit Nurjanah (2001). 1. Menawa Menyediakan tambahan informasi Klien : “Suster, kenapa suhu tubuh saya masih tinggi? Padahal sa rkan dengan tujuan untuk mendapatkan minum obat, kira-kira kenapa ya Suster?” informasi respon lebih lanjut. Beberapa Perawat : “Baik saya jelaskan, panas tubuh atau suhu tubuh menin keuntungan dari menawarkan dapat disebabkan oleh beberapa hal diantaranya karena ada proses informasi adalah akan dehidrasi atau karena metabolism tubuh yang meningkat.” memfasilitasi komunikasi, mendorong pendidikan kesehatan, dan memfasilitasi klien untuk mengambil keputusan, Stuart & Sundeen, cit, Nurjanah, (2001). 1. Attempt Membantu klien untuk “ada apa ibu sejak tadi ibu melamun” ing to mengidentifikasi perasaan translate berhubungan dengan kejadian into feel atau pernyataan . ing (usaha menerje mahkan
perasaan) ; 1.
Suggesti Penekanan kegiatan kerja dengan ng klien tidak menekan melakukan collabora sesuatu untuk klien. Mendukung ting pandangan bahwa terdapat (menganj kemungkinan perubahan melalui urkan k kolaborasi. olaborasi ):
Perawat untuk mendapatkan kesembuhan pasien yang maksimal perawat bisa mengkolaborasi terapi di berikan ke pasien seperti fis dan okupasi terapi “ saya yakin, pasti sembuh”
1.
Encoura Memberikan kesempatan pada klien Tidak ada hanya tim medis yang mengadakan sebuah tindakan ter gingform untuk mengantisipasi alternative dari pasien tetapi juga harus ada dukungan rencana tindakan dari pasien ulation tindakan untuk masa yang akan sendiri of plan datang. of action (menduk ung terbentuk nya rencana tindakan) :
1.
Estabilis Statemen yang menunjukkan peran, “Memberikan gelang pasien untuk membedakan,sesuai ing tujuan dan batasan untuk interaksi. dengan penyakitnya guideline Hal ini akan menolong klien untuk s (meny mengetahui apa yang dia harapkan ediakan dari dirinya. petunjuk) ; mengikuti apa yang sedang dibicarakan klien dan tertarik dengan apa yang akan dibicarakan selanjutnya. Contoh: “… lanjutkan Ibu ….” “… dan kemudian …? “Ceritakan kepada saya tentang itu ….” Refleksi
Refleksi menganjurkan klien untuk mengemukakan serta menerima ide dan perasaannya sebagai bagian dari dirinya sendiri. Contoh: “Bagaimana menurutmu?” atau “Bagaimana perasaanmu?” Dengan teknik ini , dapat diindikasikan bahwa pendapat klien adalah berharga.
Humor
Humor yang dimaksud adalah humor yang efektif. Humor ini bertujuan untuk menjaga keseimbangan antara ketegangan dan relaksasi. Perawat harus hati-hati dalam menggunakan teknik ini karena ketidaktepatan penggunaan waktu dapat menyinggung perasaan klien yang berakibat pada ketidakpercayaan klien kepada perawat.
https://pujikesehatan.wordpress.com/2013/03/13/teknik-komunikasi-terapeutik/
1. Bertanya Suatu hari ada seorang pasien remaja laki-laki yang sedang dirawat di sebuah ruang rawat inap. Dia adalah pasien yang menderita patah tulang kaki dan luka sobek di dahi karena kecelakaan motor. Pagi itu ada seorang perawat yang bertugas mengontrol kondisinya. Perawat
: “ selamat pagi adek?”
Pasien
: “ Pagi suster.”
Perawat : “ Saya suster Juwarti dek, yang akan mengganti balutan luka di dahi adek. Oh…iya dek, bagaimana rasanya sudah dua hari dirawat?” Pasien : “ Alhamdulillah sudah agak membaik sus, rasa nyeri didahi dengan rasa sakit di kaki sudah agak mendingan. Tapi sus saya ingin cepat pulang karena sudah kangen sama rumah dan juga ingin cepat masuk sekolah.” Perawat
: “ iya…sabar dulu ya dek ya. Tunggu sampai benar - benar sembuh ya dek.”
Pasien
: “ iya suster, terima kasih sus.”
Perawat
: “ iya..sama-sama adek.”
2. Penerimaan Seorang pasien di ruang inap sedang berbincang-bincang dengan seorang perawat yang merawatnya. Pasien tersebut bercerita tentang masalah pribadinya dengan si Perawat tersebut. Pasien : “ suster, suami saya itu tidak terlalu perhatian pada saya sus, padahal sekarang ini kan saya lagi sakit, seharusnya dia lebih memperhatikan saya. Malah dia hanya satu kali dalam sehari menengok saya. Padahal saya ingin dia terus mendampingi saya suster. Perawat : ( duduk disebelah pasien dan menunjukkan mimik wajah yang menunjukkan bahwa perawat tersebut memang benar-benar mau mendengarkan curhatan Pasien tersebut. Dan perawat pun tidak memotong pembicaraan sang Pasien. 3. Mengulangi ( Restating) Disuatu ruangan rawat inap, ada seorang perawat sedang mengecek kondisi kesehatan seorang pasien wanita tua penderita penyakit stoke. Pasien : “ suster, saya tadi malam tidak bisa tidur sus, karena dada saya rasanya sesak sekali sus.” Perawat
: “oh…jadi ibu dari tadi malam tidak bisa tidur karena dada ibu terasa sesak.”
Pasien
: ” Iya…suster.”
Perawat
: “ Biar nanti saya beritahu Dokter tentang keluhan Ibu.”
Pasien
: “ iya sudah sus, terima kasih.”
Perawat
: “ Sama-sama ibu.”
4. Klarifikasi Ada seorang Bapak dari pasien disebuah rumah sakit yang hendak membayar uang administrasi di tempat administrasi. Orang tersebut adalah orang kurang mampu yang saat ini anaknya harus segera dioperasi karena menderita penyakit efusi pleura. Dia menemui perawat yang bertugas di bagian administrasi. Perawat : “ Bapak Ali, bapak harus segera melunasi biaya operasi yang akan segera dokter lakukan pada anak bapak.” Bapak Ali : “ maaf sus, saya tidak mampu untuk bayar uang sebesar itu sus.” Perawat : “ maaf Bapak, dapatkah Bapak menjelaskan alasan m engapa bapak tidak bisa membayar uang operasi itu?.” Bapak Ali : “ Saya tidak punya uang sebanyak itu sus, saya orang tidak punya.” 5. Refleksi Seorang pasien perempuan muda bernama Sarah yang menderita penyakit leukimia bersikeras tidak mau minum obat yang sudah dokter anjurkan padanya. Dia beranggapan tidak ada gunanya minum obat, karena penyakitnya sudah staduim 4. Seorang perawat datang membujuk pasien tersebut agar segera meminum obatnya. Perawat : “ loh mbak Sarah kok tetap tidak diminum obatnya. Apa mbah Sarah tidak ingin cepat sembuh?” Pasien Sarah: “ buat apa juga suster saya minum obat itu, kalau umur saya tetap tidak lama lagi.” Perawat : “ lantas menurut mbak Sarah, dengan Mbak mogok minum obat lantas bisa menyelesaikan masalah begitu?.” Pasien Sarah: “ ya kalau itu yang terbaik buat saya, kenapa tidak saya lakukan.” 6. Mengkaji Hubungan Seorang pasien perempuan muda yang dirawat dirumah sakit karena berusaha bunuh diri dengan meminum sebuah obat anti serangga, hal itu dilakukan karena hubungannya dengan kekasihnya tidak direstui oleh orang tuanya. Perawat : “ mbak Tia, mbak harus tetap semangat untuk masa depan mbak, jangan putus asa seperti ini mbak.” Pasien Tia : “ Buat apa sus saya hidup, keluarga saya tidak merestui hubungan saya dengan kekasih saya.”
Perawat : “ memangnya sudah sejauh mana hubungan mbak Tia dengan kekasihnya? Sampai-sampai Mbak Tia mencoba bunuh diri seperti ini.” Pasien Tia : “ saya sudah pacaran sejak lima tahun yang lalu sus, dan hubungan saya dengan dia sangat harmonis sekali, dia tidak pernah menyakiti saya.” Perawat
: “lantas hubungan Mbak Tia dengan orang tua saat ini seperti apa?”
Pasien Tia : “ Sampai saat ini kedua orang tua saya marah pada saya.” 7. Memfokuskan Ada seorang pasien yang meminta seorang perawat untuk datang ke ruang inapnya. Pasien tersebut bermaksud untuk berkonsultasi dengan perawat tersebut. Perawat
: “ selamat sore ibu.”
Pasien
: “ selamat sore suster, mari suster silahkan duduk.”
Perawat
: “ oh…iya ibu, tadi sepertinya ibu ingin berkonsultasi dengan saya?”
Pasien
: “ iya suster, ini masalah perkembangan kesehatan saya sus.”
Perawat
: “ iya ibu silahkan, apa yang ibu keluhkan?”
Pasien
: “ oh iya sus, tadi saya diperiksa sama seorang perawat yang judes sekali sus.”
Perawat : “ maaf ibu, tadi sepertinya ibu mau berkonsultasi tentang kesehatan ibu pada saya. Bukan begitu Ibu?” Pasien
: “ oh…iya sus, saya sampai lupa.”
8. Memberikan Informasi Seorang pasien wanita tua yang menderita penyakit Diabetes Militus sedang berkonsultasi dengan seorang perawat yang mendampinginya setiap harinya. Pasien : “ Suster, mengapa ya sus, saya selalu merasa haus dan cepat sekali merasa lapar, padahal saya baru selesai makan. Itu kenapa ya sus?” Perawat : “ iya ibu..saya mengerti. Baik ya ibu jelaskan. Ibu sering merasa haus itu karena terjadi penurunan volume darah dalam tubuh ibu, sedangkan yang penyebab bertambahnya nafsu makan ibu itu terjadi karena sel-sel tubuh Ibu kekurangan karbohidrat. Bisa dipahami Ibu?” Pasien
: “ iya suster saya mengerti.”
9. Menyimpulkan ( summerizing) Seorang anggota keluarga pasien sedang menunggu hasil diagnosa dari tes darah yang dilakukan pasien dua jam yang lalu. Kemudian seorang perawat keluar dari ruangan laboratorium dengan membawa amplop yang didalamnya berisi hasil diagnosa. Perawat
: “ Nona Ani !”
Ibu pasien : “ iya sus, saya Ibunya.” Perawat : “ Ibu, dari hasil pemerik saan kami, Nona Ani atau anak Ibu menderita tipus dan Demam Berdarah, jadi harus segera dirawat inap ibu.” 10. Mengubah Cara Pandang ( Reframing ) Seorang perawat yang bekerja di sebuah panti jompo sedang merawat seorang wanita tua yang baru saja dititipkan oleh keluarganya di panti jompo tersebut. Perawat : “ selamat siang ibu Nini, saya suster Juwarti Ibu, saya yang akan merawat Ibu selama ibu berda disini.” Pasien (ibu Nini) : “ iya suster.” Sambil menangis Perawat merawat ibu.”
: “ Ibu tidak usah menangis, sekarang kan sudah ada saya ibu yang
Pasien (Ibu Nini) : “ Tapi kenapa ya suster anak -anak saya tidak mau merawat saya, malah membuang saya ke panti jompo ini. Apa mereka memang tidak sayang pada saya ya sus?” Perawat : “ Bukan seperti itu Ibu, anak ibu membawa ibu kesini bukan karena mereka tidak sayang pada Ibu, mungkin mereka sedang sibuk dan mungkin saja mereka ada suatu urusan yang memang mengharuskan mereka menitipkan ibu disini,dengan maksud mereka tidak membebani ibu dengan urusan mereka Ibu, itu karena mereka sangat sayang pada Ibu dan tidak bermaksud membuang Ibu.” Pasien ( Ibu Nini) : “ oh…seperti itu ya sus.” Perawat keluarga ibu.”
: “ iya Ibu, oleh karena itu ibu jangan berpikiran negatif dulu pada
11. Observasi seorang perawat sedang menjalankan tugasnya mengontrol kondisi seorang pasien yang dalam dua hari lagi akan segera menjalani operasi usus buntu. Perawat tersebut ternyata diam-diam mengamati perilaku pasien yang akhir-akhir ini tidak pernah tidur ketika mal am hari. Perawat : “ maaf Ibu, saya amati kok sepertinya sudah dua hari ini ibu tidak tidur ketika malam hari, dan Ibu pun seperti merasa gelisah, benar s eperti itu Ibu?”
Pasien : “ iya suster, saya dua hari ini tidak bisatidur dan merasa takut, karena dua hari lagi saya akan menjalani operasi. Operasi itu yang saya khawatirkan sus.” Perawat lancar.”
: “ tenangkan diri ibu, Insyaallah akan baik -baik dan operasinya akan berjalan
12. Eksplorasi Ada seorang pasien yang menderita luka-luka karena dia merupakan korban KDRT suaminya. Setiap hari dia menangis ruang inapnya. Saat itu dia sedang berbincang dengan seorang perawat yang setiap hari mengontrol kesehatannya. Pasien : “ Kenapa ya sus, hal ini harus terjadi pada saya? Suami saya tega memperlakukan saya seperti ini.” Perawat : “ memangnya ibu berbuat salah apa sehingga ibu menjadi memdapatkan perlakuan suami ibu seperti ini?” Pasien : “ masalahnya simpel sus, saya dipukuli karena suami saya di P HK dan dia uringuringan dan terus menerus memarahi dan bahkan memukul saya. 13. Membagi Persepsi Seorang pasien yang sedang sedang berbaring di tempat tidur di ruang rawat inapnya. Lalu datanglah seorang perawat untuk memeriksa kondisinya hari ini. Perawat
: “ selamat siang Bapak?”
Pasien :” selamat siang suster.” ( mimik wajahnya sedikit meringis seperti sedang menahan rasa sakit) Perawat
: “ Apakah kondisi bapak baik - baik saja? Atau ada keluhan Bapak?”
Pasien
: “ tidak ada suster.” ( mimik wajahnya tetap meringis)
Perawat : “ Bapak bilang baik -baik saja, tetapi saya merasa sepertinya ada yang Bapak keluhkan, atau Bapak sedang menahan rasa sakit?” Pasien
: “ sebenarnya saya pusing dari tadi pagi suster.”
14. Identifikasi Tema Seorang pasien mengeluh pada seorang perawat. Pasien : “ suster, saya tidak mau disuntik sama siapapun entah itu dokter, suster sendiri atau suster yang manapun, yang jelas saya tidak mau disuntik.” Perawat
: “ oh…jadi masalahnya kamu takut dengan jarum suntik?”
Pasien : “ iya suster, saya takut sama jarum suntik, saya lebih baik minum obat yang banyak daripada disuntik.” 15. Menganjurkan untuk melanjutkan pembicaraan Seorang pasien wanita memanggil seorang perawat untuk datang keruang inapnya. Pasien berniat untuk bercerita atau berkonsultasi dengan perawat tersebut. Perawat
: “ selamat malam ibu.”
Pasien
: “ malam sus, mari silahkan duduk sus.”
Perawat
: “ iya..ibu, apa yang ibu ingin ceritakan pada saya?”
Pasien : “ saya ingin cerita sesuatu sus, tapi ini masalah pribadi saya, dan tidak ada kaitannya dengan kondisi kesehatan saya.” Perawat : “ tidak apa-apa ibu, ibu lanjutkan saja cerita ibu, saya mau mendengarkan kok. Mungkin saja nanti saya bisa bantu.” Pasien
: “ iya suster terima kasih.”
16. Humor Seorang perawat sedang menyuapi pasien balita yang menderita penyakit radang paru-paru. Pada saat itu, si pasien balita tidak mau makan dan terus menutup mulutnya. Perawat
: “ ayo…adek manis, makan dulu ya..supaya cepat sembuh.”
Pasien Balita : ( diam dan menutup mulutnya dengan tangannya) Perawat : “ adek manis..ciluk baa…ciluk baa…ayo ini pesawat terbangnya mau mendarat..ah..ahh..ayo buka mulutnya dek. ( perawat menerbang-nerbangkan sendok yang berisi makanan yang seolah-olah sendok itu pesawat).” Pasien Balita : ( membuka mulutnya sambil tertawa-tawa riang melihat tingkah perawat) 17. Mendorong Melakukan Evaluasi Seorang pasien wanita yang menderita kanker rahim stadium dua sedang dirawat disebuah rumah sakit. Pasien tersebut diminta oleh dokter untuk memilih operasi pengangkatan rahim atau menjalani kemoterapi. Diutuslah perawat oleh dokter untuk menanyakan lebih lanjut mengenai dua pilihan tersebut. Perawat
: “ Selamat siang ibu ?”
Pasien
: “ selamat siang suster.”
Perawat : “ bagaimana ibu, apakah ibu sudah menentukan pilihan jalan pengobatan mana yang akan ibu tempuh?”
Pasien : “ iya…suster saya memilih untuk menjalani pengobatan kemoterapi saja, karena saya takut dan belum siap untuk dioperasi.” Perawat
: “ apakah ibu sudah yakin seyakin-yakinnya dengan keputusan ibu saat ini?”
Pasien
: “ Insyaallah saya yakin suster.”
18. Menyusun Rencana dan Perencanaan Seorang pasien rumah sakit jiwa yang sudah hampir pulih kesehatan jiwanya sedang berbincang-bincang dengan seorang perawat yang mengurus dirinya. Dia depresi karena suaminya sering mengKDRT dirinya. Pasien : “ suster, nanti kalau saya sudah keluar dari rumah sakit ini, saya ing in hidup sama anak saya saja suster. Kita akan hidup bersama dan akan bahagia tanpa suami saya.” Perawat
: “ Ya..kalau menurut ibu, hidup sendiri itu lebih baik kenapa tidak.”
Pasien : “ iya suster, saya juga tidak akan mengizinkan suami saya melihat anak saya. Saya tidak ingin dia menyakiti kami lagi sus.” Perawat : “ ya..jangan seperti itu juga Ibu, bagaimanapun dia kan bapak dari anak ibu, ibu tidak bisa memisahkan mereka.” Pasien
: “ iya suster, tapi saya tidak akan menemui dia lagi sus.”
19. Memberikan Pujian Seorang pasien anak kecil berumur 5 tahun yang menderita penyakit demam berdarah yang kondisinya sudah mulai membaik. Dia sudah bisa bermain-main dan sudah mulai nafsu makannya bertambah. Perawat
: “ selamat sore adek manis.”
Ibu Pasien : “ selamat sore juga suster. Gitu dek!” (ibu pasien yang menjawab karena si pasien malu-malu dan sedikit takut dengan kehadiran perawat tersebut) Perawat : “ wah..memang anak pintar ya, sudah bisa main-main sekarang. Sudah hampir sembuh ya dek ya, makan yang banyak ya dek biar cepat sembuh dan bisa cepat pulang dan main sama temannya dirumah.” 20. Menawarkan Diri Seorang pasien wanita tua yang menderita penyakit stroke dan mengalami kelumpuhan separuh badan sedang dirawat inap di sebuah rumah sakit. Setiap waktu ada seorang perawat yang mengontrol kondisi pasien wanita tua tersebut. Perawat
: “ Sudah selesai dianti infusnya Ibu.”
Pasien
: “ iya suster terima kasih.”
Perawat : “ iya sama-sama Ibu. Ibu, jika ibu butuh bantuan saya ibu bisa menyuruh orang untuk memanggil saya diruangan, atau ibu bisa pencet saja tombol alarm yang ada disebelah tempat tidur ibu. Saya siap melayani dan membantu ibu kapan saja ibu butu hkan.” Pasien
: “ iya suster.”
21. Memberikan Penghargaan seorang pasien anak berumur 5 tahun yang sedang menderita penyakit kelainan j antung, kondisinya sudah mulai membaik. Perawat
: “ selamat pagi adek.”
Pasien
: “ selamat pagi suster.”
Perawat : “ wah…adek sudah terlihat lebih baik ya.. dan sudah mau menjawab salam suster lagi. Ini sebagai hadiah karena adek kondisinya sudah membaik hari ini. ( sambil memberikan coklat pada pasien itu). Nanti dek kalau kondisi adek lebih baik dari sekarang, nanti suster kasih hadiah lagi buat adek.” Pasien
: “ benar suster?”
Perawat
: “ iya benar, asalkan kondisi adek lebih sehat lagi.”
22. Menempatkan Urutan Waktu ( Placing the Time in Time) Ada seorang ibu yang tergopoh-gopoh menggendong anaknya yang sedang pingsan dipangkuannya kesebuah rumah sakit. Ibu itu terlihat tegang dan perawat pun berdatangan menolong anak tersebut. Kemudian anak tersebut diperiksa dan ternyata ada pendarahan di kepala bagian belakangnya. Dan perawat yang mendampingi dokter pun diminta untuk menemui ibu pasien. Perawat : “ Maaf ibu, anak ibu harus dirawat dahulu dirumah sakit i ni. Kalau boleh tahu anak ibu kenapa kok bisa pingsan? Apa baru saja jatuh atau bagaimana ibu?” Ibu pasien : “ tidak sus, anak saya tidak jatuh, dia tiba-tiba saja mengeluh kepalanya sakit dan langsung pingsan.” Perawat : “ apakah sebelumnya pernah terjadi seperti ini ? atau apakah juga anak ibu sebelumnya pernah mengalami kecelakaan?” Ibu pasien : “ dia sudah seperti ini dua kali sus, dan kalau masalah kecelakaan, dia pernah jatuh dari sepeda dan kepalanya terbentur tembok pagar didepan rumah, tapi tidak luka sus.” Perawat : “ berarti benar kalau pendarahan dikepala anak ibu itu terjadi karena jatuh terbentur tembok itu.”
23. Mendukung Perbandingan ( Encourage Comparison ) Seorang ibu sedang mengantarkan anaknya yang sedang sakit kesebuah rumah sakit. Anak ibu tersebut terlihat pucat dan suhu tubuhnya sangat tinggi. Lalu datanglah seornag perawat mempersilahkan Ibu tersebut memasuki ruang pemeriksaan. Perawat
: “ sudah berapa lama ibu, anak ibu panas tinggi seperti ini?”
Ibu pasien : “ sudah hari ini sus.” Perawat : “ Apa sebelumnya anak ibu pernah sakit dan menunjukkan gejala yang sama dengan gejala yang sekarang ini? Atau mungkin lebih para yang sekarang.” Ibu Pasien : “ iya suster, anak saya pernah seperti ini juga dua minggu yang lalu, tapi sepertinya lebih parah dan suhu tubuhnya lebih tinggi yang sekarang ini sus.” 24. Mendukung Deskribsi dan Persepsi Seorang perawat sedang memeriksa tensi pasien penderita hipertensi. Perawat
: “ ditensi dulu ya Ibu?”
Pasien
: “ iya suster.” (dengan nada sedikit tak acuh pada perawat tersebut.)
Perawat : “ loh..Ibu tensinya kok sudah tinggi lagi? Padahal tadi malam sa ya tensi sudah mulai normal. Ibu sedang banyak pikiran ya, atau ibu makan-makanan yang dilarang dokter untuk dimakan?” Pasien : “ iya sus, saya lagi memikirkan masalah anak saya, terus tadi pagi juga sa ya sarapan bubur kuah opor ayam.” 25. Menghadirkan Realita Disebuah rumah sakit jiwa terdapat pasien yang mengalami gangguan kejiwaan karena anak perempuan semata wayangnya yang baru berumur 7 tahun meninggal di pangkuannya karena sakit demam tinggi dan terlambat mendapatkan pertolongan. Ada seorang perawat yang setiap hari menemani dan mentrapi pasien tersebut. Suatu hari perawat sedang menemani dan mentrapi dirinya. Perawat
: “ Ibu sedang apa ?”
Pasien
: “ saya sedang menunggu anak saya pulang sekolah.”
Perawat
: “ pulang sekolahnya kapan Ibu?”
Pasien
: “ sebentar lagi pulang.” Sambil tersenyum sendiri.
Tiba- tiba ibu pasien berdiri
Pasien : “ itu dia anakku panggil-panggil ibu. Itu kan sus saya bilang juga apa, sebentar lagi anak saya pasti datang.” Perawat : “ ibu…Ibu…tenang dulu, duduk lagi ibu. Saya sepertinya tidak mendengar anak ibu panggil- panggil nama ibu. Ibu salah dengar mungkin.” Pasien
: “ tidak suster , itu sepertinya anak saya memang memanggil saya.”
Perawat
: “ dulu terakhir kali ibu melihat anak ibu dimana?”
Pasien
: “ dipangkuan saya suster.”
Perawat
: “dia kenapa ibu?”
Pasien : “ dia sakit suster, terus ketika sampai dirumah sakit anak saya meninggal dipangkuan saya karena terlambat ditolong sus.” Perawat : “ jadi kalau orang sudah meninggal, tidak mungkin bisa memanggil orang yang masih hidup kan Ibu? “ Pasien : “iya suster..jadi yang tadi itu bukan suara anak sa ya ya suster, saya salah dengar ya suster?” Perawat
: “ iya Ibu.”
26. Voucing doubt ( Menyelipkan keraguan) Ada seorang pasien yang sedang mengalami koma, keadaanya semakin parah dan sudah kritis. Dokter memprediksi bahwa pasien tersebut mungkin tidak akan bertahan, karena mengingat kondisinya yang semakin para. Saat itu pasien kembali kritis, dakter dan perawat memeriksa pasien. Di luar ruangan ICU banyak keluarga pasien yang sedang gelisah menunggu kabar pasien. Keluarlah perawat menemui salah satu keluarga pasien. Perawat : “ Bapak, keadaan pasien saat ini sudah sangat kritis. Kami selaku tim medis sudah berusaha semaksimal mungkin, tapi kami tidak yakin pasien bisa bertahan dengan kondisinya saat ini.” Keluarga Pasien
: “ kami sudah pasrah sus dengan keadaanya.”
27. Assertive Seorang pasien penderita kanker payudara sedang bimbang. Dia pagi itu didampingi oleh seorang perawat. Hari itu adalah hari dimana pasien akan menghadapi pengobatan kemoterapi. Perawat : “ Maaf ibu, apakah ibu sudah siap untuk segera keruang kemoterapi untuk segera menjalani kemoterapi sekarang juga? Pasien
: “ apakah kemoterapi adalah cara satu-satunya suster untuk pengobatan saya.?
Perawat : “ iya Ibu, karena dengan kemoterapi ini, kanker payudara ibu akan menjadi jinak dan bisa segera diopeasi. Karena jika kondisi kanker saat ini yang masih bisa dikatakan ganas, itu dokter tidak bisa melakukan operasi Ibu.” http://juwarti.web.unej.ac.id/2015/05/02/contoh-teknik-komunikasi-dalam-keperawatan/ 1. Mendengar aktif; Mendengar mempunyai arti: konsentrasi aktif .dan persepsi terhadap pesan orang lain yang menggunakan semua indra, Liendberg et al, cit Nurjanah (2001) 2. Mendengar pasif; Mendengar pasif adalah kegiatan mendengar dengan kegiatan no n verbal untuk klien. Misalnya dengan kontak mata, menganggukkan kepala dan juga keikutsertaan secara verbal 3. Penerimaan: Yang dimaksud menerima adalah mendukung dan menerima informasi dengan tingkah laku yang menunjukkan ketertarikan dan tidak menilai. Penerimaan bukan berarti persetujuan. Menunjukkan penerimaan berarti kesediaan mendengar tanpa menunjukkan keraguan atau ketidaksetujuan. 4. Klarifikasi; Klarifikasi sama dengan validasi yaitu menanyakan kepada klien apa yang tidak dimengerti perawat terhadap situasi yang ada. Klarifikasi dilakukan apabula pesan yang disampaikan oleh klien belum jelas bagi perawat dan perawat mencoba memahami situasi yang digambarkan oleh klien. 5. Fokusing; Fokusing adalah kegiatan komunikasi yang dilakukan untuk membatasi area diskusi sehingga percakapan menjadi lebih spesifik dan dimengerti, Stuart & Sundeen, cit Nurjanah (2001). 6. Observasi; Observasi merupakan kegiatan mengamati klien/orang lain. Observasi dilakukan apabila terdapat konflik antara verbal dan non verbal klien dan saat tingkah laku verbal dan non verbal nyata dan tidak biasa ada pada klien, Stuart & Sundeen, cit Nurjanah (2001). Observasi dilakukan sedemikian rupa sehingga klien tidak menjadi mal u atau marah. 7. Menawarkan informasi; Menyediakan tambahan informasi dengan tujuan untuk mendapatkan respon lebih lanjut. Beberapa keuntungan dari menawarkan informasi adalah akan memfasilitasi komunikasi, mendorong pendidikan kesehatan, dan memfasilitasi klien untuk mengambil keputusan, Stuart & Sundeen, cit, Nurjanah, (2001). Penahanan informasi pada saat klien membutuhkan akan mengakibatkan klien tidak percaya. Hal yang tidak boleh dilakukan adalah menasehati klien pada saat memberikan informasi. 8. Diam (memelihara ketenangan); Diam dilakukan dengan tujuan mengorganisir pemikiran, memproses informasi, menunjukkan bahwa perawat bersedia untuk menunggu respon. Kediaman ini akan bermanfaat pada saat klien mengalami kesulitan untuk membagi persepsinya dengan perawat. Diam tidak dapat dilakukan dalam waktu yang lama karena akan mengakibatkan klien menjadi khawatir. Diam dapat juga diartikan sebagai m engerti, atau marah. Diam disini juga menunjukkan kesediaan seseorang untuk menanti orang lain agar punya kesempatan berpikir, meskipun begitu diam yang tidak tepat menyebabkan orang lain merasa cemas. 9. Assertive: Assertive adalah kemampuan dengan secara meyakinkan dan nyaman mengekspresikan pikiran dan perasaan diri dengan tetap menghargai hak orang lain, Nurjanah, 2001. 10. Menyimpulkan; Membawa poin-poin penting dari diskusi untuk meningkatkan pemahaman. Memberi kesempatan untuk mengklarifikasi komunikasi agar sama denga ide dalam pikiran, Varcarolis, cit, Nurjanah, 2001. 11. Giving recognition (memberiakn pengakkuan/penghargaan); Memberi penghargan merupakan tehnik untuk memberikan pengakkuan dan menandakan kesadaran, Schultz & Videbeck, cit, Nurjanah, 2001. 12. Offering Sel (menawarakan diri); Menawarkan diri adalah menyediakan diri anda tanpa respon bersyarat atau respon yang diharapkan, Schultz & Videbeck.cit. Nurjanah, 2001
13. Offering general leads (memberikan petunjuk umum); Mendukung klien untuk meneruskan, Schultz & Videbeck cit, Nurjanah, 2001 14. Giving broad opening (memberikan pertanyaan terbuka): Mendorong klien untuk menyeleksi topik yang akan dibicarakan. Kegiatan ini bernilai terapeuitik apabila klien menunjukkan penerimaan dan nilai dari inisiatif klien dan menjadi non terapeuitk apabila perawatan mendominasi interaksi dan menolak res[pon klien, Stuart % Sundeen, cit, Nurjanah, 2001. 15. Placing the time in time/sequence (penempatan urutan/waktu); Melakukan klarifikasi antara waktu dan kejadian atau antara satu kejadian dengan kejadian lain. Teknik bernilai terapeutik apabila perawat dapat mengeksplorasi klien dan memahami masalah yang penting. Tehnik ini menjadi tidak terapeutik bila perawat memberikannasehat, meyakinkan atau tidak mengakui klien. 16. Encourage deskripition of perception (mendukung deskripsi dari persepsi); Meminta kepada klien mengungkapkan secara verbal apa yang dirasakan atau diterima, S chulz & Videbeck, cit, Nurjanah, 2001 17. Encourage Comparison (mendukung perbandingan); Menanyakan kepada klien mengenai persamaan atau perbedaan 18. Restating (mengulang) Restating; adalah pengulangan pikiran utama yang diekspresiakn klien, Stuart & Sundeen, Cit Nurjanah, 2001. 19. Reflekting (Refleksi): Digunakan pada saat klien menanyakan pada perawat tentang peneliaian atau kesetujuannya. Tehnik ini akan membantu perawat untuk tetap memelihara pendekatan yang tidak menilai, Boyd & Nihart, cit, Nurjanah 20. Eksploring (Eksporasi); Mempelajari suatu topik lebih mendalam 21. Presenting reality (menghadikan realitas/kenyataan); Menyediakan informasi dengan perilaku yang tidak menilai 22. Voucing doubt (menunjukkan keraguan); Menyelipkan persepsi perawat mengenai realitas. Tehnik ini digunakan dengan sangat berhati-hati dan hanya pada saat perawat merasa yakin tentang suatu yang detil. Ini digunakan pada saat perawat ingin memberi petunjuk pada klien mengenai penjelasan lain. 23. Seeking consensual validation; Pencarian pengertian mengenai komunikasi baik oleh perawat maupun klien. Membantu klien lebih jelas terhadap apa yang mereka pikirkan. 24. Verbalizing the implied: Memverbalisasikan kata-kata yang klien tunjukkan atau anjuran. evaluation (mendukung evaluasi): 25. Encouraging Perawat membantu klien mempertimbangkan orang dan kejadian kedalam nilai dirinya 26. Attempting to translate into feeling (usaha menerjemahkan perasaan); Membantu klien untuk mengidentifikasi perasaan berhubungan dengan kejadian atau pernyataan . 27. Suggesting collaborating (menganjurkan kolaborasi): Penekanan kegiatan kerja dengan klien tidak menekan melakukan sesuatu untuk klien. Mendukung pandangan bahwa terdapat kemungkinan perubahan melalui kolaborasi. 28. Encouragingformulation of plan of action (mendukng terbentuknya rencana tindakan): Memberikan kesempatan pada klien untuk mengantisipasi alternative dari tindakan untuk masa yang akan datang. 29. Estabilising guidelines (menyediakan petunjuk); Statemen yang menunjukkan peran, tujuan dan batasan untuk interaksi. Hal ini akan menolong klien untuk mengetahui apa yang dia harapkan dari dirinya. 30. Open- ended comments (komentar terbuka-tertutup): Komentar secara umum untuk menentukan arah dari interaksi yang seharusnya dilakukan. Hal ini akan mengijinkan klien untuk memutuskan apa topik/materi yang paling relevan dan mendukung klien untuk meneruskan interaksi. 31. Reducing distant (penurunan jarak); Menurunkan jarak fisik antara perawat dank lien. Hal ini menunjukkan komunikasi non verbal dimana perawat ingin terlibat dengan klien.
32. Humor; Dugan (1989) menyebutkan humor sebagai hal yang penting dalam komunikasi verbal dikarenakan: tertawa mengurangi keteganan dan rasa sakit akibat stress, serat meningkatkan keberhasilan asuhan keperawatan .
http://perawatpskiatri.blogspot.co.id/2009/03/teknik-komunikasi-terapeutik.html