STRUKTUR DINDING STRUKTUR DAN UTILITAS III
Disusun Oleh : 1. Indriani Citra Lestari
(41215010099) (41215010099)
2. Anisa Kurniawati D P
(41216010001) (41216010001)
3. Gween Fiona Hanifianti
(41216010028) (41216010028)
4. Rara Wangi Arafah
(41216010076) (41216010076)
5. Elleine Ghozaly
(41216010078) (41216010078)
Dosen
: Wibisono Bagus Nimpuno, ST, M.Sc
FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI ARSITEKTUR JAKARTA 2018
i
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas izin, rahmat dan karunia-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik. Makalah dengan judul “Struktur Dinding” ini disusun dengan tujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah Struktur Utilitas III (SU III). Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu tentang struktur bangunan khususnya mengenai tentang dinding yang disajikan berdasarkan berbagai sumber informasi dan referensi Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam proses penyusunan makalah ini khususnya kepada dosen Struktur Utilitas III, yaitu Wibisono Bagus Nimpuno, ST, M.Sc. yang bersedia membimbing dan mengarahkan kami dalam penyusunan makalah ini. kami berharap agar makalah yang telah disusun ini dapat memberikan inspirasi bagi pembaca dan penulis yang lain. kami juga berharap agar makalah ini menjadi acuan yang baik dan berkualitas.
Jakarta, 16 Mei 2018
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR…………………………………………………………………..….…ii DAFTAR ISI……………………………………………………………………………….…iii LANDASAN TEORI 1.1.
PENGERTIAN DINDING…………………………………………………………….1
1.2.
FUNGSI DINDING……………………………………………………………………1
1.3.
PERSYARATAN SEBUAH DINDING ………………………………………………1
1.4.
JENIS…………………………………………………………………………………..1
1.5.
KONSTRUKSI………………………………………………………………………...2
1.6.
BAHAN PENYUSUN DINDING…………………………………………………….4
1.7.
PERMASALAHAN PADA DINDING DAN SOLUSINYA…………………………7
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………………….8
iii
LANDASAN TEORI
1.1.
PENGERTIAN DINDING
Dinding (menurut KBBI) adalah penutup sisi samping (penyekat) ruang, rumah, bilik, dan sebagainya (dibuat) dari papan, anyaman bambu, tembok, dan sebagainya.
1.2.
FUNGSI DINDING
1. Pemisah antar ruang yang mempunyai fungsi berbeda 2. Pemisah ruang yang bersifat pribadi dan ruang yang bersifat umum 3. Penahan cahaya, angin, hujan, banjir, dan lain-lain yang bersumber dari alam 4. Pembatas fisik ruang 5. Penahan struktur (untuk fungsi tertentu misal dinding lift, reservoir, dan lain-lain) 6. Penahan kebisingan untuk ruang yang memerlukan ambang kekedapan suara tertentu, seperti studio rekaman atau studio siaran 7. Penahan radiasi sinar atau zat-zat tertentu, seperti ruang radiologi, ruang operasi, laboratorium, dan lain-lain 8. Elemen statis yang memiliki fungsi artistik tertentu 9. Pelindung, misalnya pada penyimpanan surat-surat berharga, seperti brankas di bank, dan sebagainya (Susanta, 2007).
1.3.
PERSYARATAN SEBUAH DINDING
1. Kokoh dan cukup kaku 2. Mampu menjadi isolator suhu 3. Mampu meredam suara 4. Kedap air 5. Diusahakan seringan mungkin 6. Mudah dalam pemasangan 7. Memberikan bentuk-bentuk dan tampilan yang baik.
1.4.
JENIS
Dari segi struktur dan konstruksi, terdapat dua jenis dinding, yaitu (Sahid,2010) : 1. Dinding structural Dinding sebagai struktur bangunan (bearing wall). Dinding ini berperan untuk menopang atap dan sama sekali tidak menggunakan cor beton untuk kolom (besi 1
beton). Bahan dinding struktur yang biasa digunakan pada suatu bangunan adalah batu bata. 2. Dinding non-struktural Dinding ini adalah dinding yang tidak menopang beban, hanya sebagai pembatas, apabila dinding ini dirobohkan maka bangunan tetap berdiri. Beberapa material dinding non-struktural diantaranya seperti batu bata, batako, bata ringan, kayu dan kaca. Dinding pengisi/ partisi sifatnya non struktural harus diperkuat dengan rangka (untuk kayu) dan kolom praktis-sloof-ringbalok (untuk bata).
1.5.
KONSTRUKSI EKSTERIOR
Dinding eksterior bisa dibuat dari structural insulating sheathing panels, Oriented Strand Board atau kayu lapis yang dihubungkan ke papan atau tiang – tiang eksterior, lalu dibungkus dengan house-wrap material atau asphalt-treated building paper . Dinding eksterior biasanya memiliki bukaan atau “cavity” opening , meliputi penggunaan material isolasi untuk memproteksi bangunan dari penetrasi cuaca. Segera setelah seluruh bagian bangunan tertutupi, permukaan ini ditambahkan material – material yang misalnya batu bata, kayu, atau stucco sebagai tekstur sekaligus meningkatkan ketahanan dinding. 1. Load-Bearing Walls
Dinding load-bearing memiliki fungsi untuk menahan dan menyangga beban struktural dari sebuah rumah. Konstruksi dinding ini biasanya memiliki top plates ganda yang dipasang secara horizontal di ujung vertikal kayu yang menjadi frame atau kerangka bangunan rumah. Hampir semua dinding eksterior tergolong jenis dinding load-bearing , namun hanya beberapa dinding interior yang tergolong ke dalam jenis ini. 2. Non-Load-Bearing Walls Dinding Non-load-bearing kebanyakan digunakan sebagai dinding interior. Konstruksi dinding non-load-bearing adalah konstruksi dinding yang tidak menopang atau menahan beban bangunan dan kebanyakan hanya berfungsi sebagai partisi saja. Contohnya, sebuah dinding yang memisahkan dua kamar yang bersebelahan, biasanya tergolong dinding non-load-bearing . Konstruksi dinding ini, biasanya tidak sejajar dengan support beams yang ada di atasnya seperti halnya dinding load-bearing. 2
3. Systems-Built Walls Systems-built walls adalah konstruksi dinding yang dibuat secara off-site di pabrikan. Dinding dikirim kemudian diinstal di area yang akan dibangun. Tersedia dalam beragam pilihan desain dan material yang dibuat secara custom-made. Hasilnya, dinding ini lebih kokoh, kuat, dan tahan lama daripada dinding biasa yang dibuat secara manual. 4. Dinding vinyl vs dinding drywall Dinding vinyl maupun dinding drywall merupakan jenis dinding yang dibuat melalui proses pabrikan. Dinding vinyl banyak digunakan karena tergolong mudah dan tidak memakan waktu yang lama dalam proses instalasi. Konstruksi dindingnya relatif sederhana sehingga memudahkan dalam menyelesaikan proses instalasi dalam waktu singkat. Dalam proses transportasi, persiapan dan instalasi, bahan vinyl ini tidak mudah retak. Proses pemasangan drywall di bangunan, kontraktor harus melapisi sendi atau joints nya. Lalu tekstur pada permukaan dinding ditambahkan untuk menutupi bagian – bagian yang cacat selama proses instalasi.
Keuntungan dan kerugian dari drywall maupun vinyl
Dinding drywall relatif lebih mudah dicat ketimbang dinding vinyl, namun dinding vinyl lebih mudah dibersihkan mengingat permukaannya tidak menyerap cairan semudah dinding drywall. Selain itu, drywall biasanya lebih fleksibel digunakan, tersedia dalam berbagai macam desain, dan lebih bisa menyesuaikan dengan konsep desain arsitektur bangunan ketimbang vinyl. Beberapa contohnya yaitu pintu kubah, sudut ruangan, dan built-in entertainment centers. Drywall juga memiliki nilai isolasi yang lebih tinggi ketimbang dinding vinyl yang memiliki ukuran yang cenderung lebih tipis. Kerugian dinding vinyl maupun drywall, yakni kedua jenis dinding ini memiliki level volatile organic compounds (VOCs) yang tidak baik bagi lingkungan.
3
5. Shear Wall Struktur terhadap
bangunan
gaya
bertingkat
lateral,
yaitu
rawan
gaya
yang
ditimbulkan oleh gempa. Dalam menghitung struktur bangunan bertingkat ada 2 cara, yaitu Open Frame dan kombinasi Open Frame dengan shear wall. Seiring perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi,
salah
satu
solusi
untuk
meningkatkan kinerja struktur bangunan tingkat tinggi yaitu dengan dinding geser (shear wall) yang Perencanaan Penulangan Struktur Dinding Geser (Shear Wall) Berdasarkan Tata Cara SNI 03-2847-2002
1.6.
menambah
kekakuan
struktur
dan
menyerap gaya geser seiring dengan semakin tingginya struktur.
BAHAN PENYUSUN DINDING
1. Tanah liat Sebelum dipasang, tanah liat di campur air hingga plastis(mudah dibentuk). Lalu tanah dibentuk blok-blok atau sesuai keinginan untuk mempermudah pemasangan.
Kemudian
blok-blok
tersebut
disusun
membenuk
dinding.
Keunggulan dari tanah ini menjaga suhu di dalam ruang tetap dingin meskipun di luar ruangan panas. Kelemahannya adalah sifatnya yang getas sehingga membahayakan pada saat terjadi gempa bumi. Sampai sekarang, dinding ini masih digunakan untuk rumah-rumah di beberapa daerah seperti di Timur Tengah, Afrika, Amerika Latin dll.
Kelebihan : a. Pemasangannya relatif mudah dan tidak membutuhkan keahlian khusus b. Harga murah c. Mudah pengangkutan d. Mudah didapatk e. Tahan panas dan api f. Tidak perlu bahan perekat khusus g. Fleksibel untuk membangun bidang besar maupun kecil
4
Kekurangan : a. Bentuk tidak sama b. Boros penggunaan bahan perekat c. Mudah menyerap suhu sehingga terasa panas saat musim kemarau dan dingin ketika musim penghujan d. Tingkat kualitas tidak bisa diketahui dengan pasti karena dibuat secara tradisional e. Mengharuskan penerapan bahan plesteran yang tebal f. Bobot yang lebih berat daripada bata ringan g. Waktu kering lebih lama.
Desain Interior Ruangan dengan Material Dinding Bata (Brick Wall) 2. Bambu Dinding ini terbuat dari anyaman bambu yang disayat menjadi bentuk pita kemudian dianyam membentuk lembaran. Anyaman bambu yang dibuat dari bagian kulit akan memiliki kekuatan dan keawetan yang lebih baik dibanding dengan anyaman yang tidak menyertakan kulit bambu. Pada pemasangannya, memerlukan penyokong dinding karena dinding ini tidak cukup kaku untuk berdiri sendiri. Dinding ini biasa digunakan pada rumah-rumah sederhana, seperti perdesaan dan juga bangunan non permanen.
Kelebihan : a. Murah dan mudah didapat. b. Pengerjaan mudah c. Kesan alami d. Ringan e. Sudah ada jenis bambu bagus untuk motif khusus.
5
Kekurangan : a. Mudah terbakar, b. Mudah kena bubuk kayu. c. Kadang bengkok jika menahan beban.
3. Kayu Dinding kayu biasa berupa papan-papan yang dipasang saling bers ebelahan sehingga membentuk dinding, atau dari batang kayu yang ditumpuk dengan perkuatan pada arah vertikal. Papan dipasang pada arah vertikal maupun horizontal dengan metode penyambungan dan perkuatan tertentu. Teknik penyambungan pada dinding kayu menekankan agar air tidak masuk ke permukaan bagian dalam dinding. Estetika dinding ini dapat memberikan penampilan yang alami, namun diperlukan usaha untuk pengawetan. Kelebihannya baik digunakan pada daerah dengan empat musim karena awet. Kelemahan dinding ini apabila menggunakan jenis kayu dengan kualitas baik dapat menjadi lebih mahal dibandingkan dinding pasangan bata.
Kelebihan : a. Mudah dalam pengerjaan b. Bahan mudah diperoleh. c. Mudah dikombinasikan d. Bernuansa alami (estetika) e. Pekerjaan finishing mudah f. Mudah dibentuk dan ringan g. Daerah dengan empat musim karena awet
Kekurangan : a. Mudah terbakar b. Beberapa jenis kayu tidak tahan rayap. c. Tidak tahan air pada beberapa kayu d. Harga kayu sangat mahal. e. Mudah susut dan bengkok.
Dinding dapat dibuat dari bermacam-macam material sesuai kebutuhannya, antara lain: 1. Dinding batu buatan : bata dan batako 2. Dinding batu alam/ batu kali
6
3. Dinding kayu: kayu log/ batang, papan dan sirap 4. Dinding beton (struktural – dinding geser, pengisi – clayding wall/ beton pra cetak)
1.7.
PERMASALAHAN PADA DINDING DAN SOLUSINYA
1. Atap bocor yang menyebabkan air merembes pada dinding. Solusi : a. Perbaiki atap secara keseluruhan, dari nok hingga dudukan atap. b. Tutup retak-retak pada tembok dengan adukan semen dan aqua proof. 2. Efflorescence (kotoran putih berbentuk bunga-bunga) terjadi pada permukaan dari plesteran semen, beton atau batu bata. Solusi : a. Hindari penggunaan batu bata yang mengadung garam. b. Keringkan batu bata sebelum maupun sesudah pemasangan setiap hari. 3. Noda seperti efflorescence, akibat tumpukan kapur tapi tidak bisa hilang saat hujan. Solusi : a. Bersihkan dinding dengan air bersih b. Ditambah cairan pembersih (baking soda/sabun cuci) kemudian disikat. c. Lakukan perawatan secara teratur. 4. Lumut, jamur atau tumbuhan tertentu. Solusi : a. Bersihkan secara periodik dengan sodium ortho pentachlorophenate. 5. Retakan karena kualitas beton jelek, tebal plesteran dan acian tidak rata. Solusi : a. Injection (grouting), masukan bahan encer ke retakan, kemudian diinjection dengan tekanan hingga mengalir keluar pada celah lainnya. b. Epoxy injection, cairan kimia khusus yang cepat kering dan mengikat (epoxy), lalu disuntik/ grouting pada daerah retakan. c. Ganti plesteran lama.
7
DAFTAR PUSTAKA
1.
Tya. 2014. Ketahui Lebih Dalam Kelebihan Dan Kekurangan Dinding Rumah Dari Kayu Dan Dinding Bambu. http://www.toentang-gallery.com/2012/03/ketahui-lebihdalam-kelebihan-dan.html. Diakses 15 Mei 2018
2.
Indonesia,
Komunitas
Insinyur.
2017.
Dinding
Struktur
Bangunan.
https://www.ilmutekniksipil.com/struktur-bangunan/dinding-struktur-bangunan. Diakses 15 Mei 2018 3.
Udayana,
Mahasiswa
Universitas.
2014.
Bab
2
Landasan
Teori.
http://erepo.unud.ac.id/9750/3/125595e6faa8154a05c3273ca7a932f2.pdf. Diakses
15
Mei 2018 4.
Sinaga, AT. 2012. Bab 2 Landasan Teori. http://e-journal.uajy.ac.id/73/3/2TS12115.pdf. Diakses 15 Mei 2018
5.
ZY, Yaritzu. 2011. Dinding Struktural . https://ancu07.blogspot.co.id/2011/03/dindingstruktural.html. Diakses 15 Mei 2018
6.
Munir, Rajil. 2015. Perencanaan Penulangan Struktur Dinding Geser (Shear Wall) Berdasarkan
Tata
Cara
SNI
03-2847-2002.
http://jurnalarsitek.blogspot.co.id/2017/04/perencanaan-penulangan-strukturdinding.html. Diakses 15 Mei 2018 7.
Santika,
Ayu.
2014.
Dinding .
http://www.academia.edu/30941291/MAKALAH_DINDING. Diakses 15 Mei 2018 8.
Hermansyah.
Ermi.
2010.
Struktur
Dinding.
http://arsitekistn.blogspot.co.id/2011/03/struktur-dinding.html. Diakses 15 Mei 2018
8