PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG 5 (LIMA) LANTAI DEKRANASDA DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN PROPINSI JAWA TENGAH Jl. Pahlawan No. 04 Semarang
Disusun sebagai Syarat Ujian Tahap Akhir Program Diploma III Teknik Sipil Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Negeri Semarang
Disusun oleh : Nama
: Karjono
Nim
: 5150303020
Program Studi : D3 Teknik Sipil Jurusan Teknik Sipil
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2006 LEMBAR PENGESAHAN
Proyek Tugas Akhir dengan Judul Perencanaan Struktur Gedung 5 (Lima) Lantai Dekranasda Dinas Perindustrian Dan Perdagangan Propinsi Jawa Tengah ini telah disetujui dan disahkan pada : Hari
:
Tanggal
:
Pembimbing,
Penguji,
K. Satrijo Utomo, S.T., M.T. NIP. 132238497
Untoro Nugroho, S.T., M.T. NIP. 132158473
Ketua Jurusan,
Ketua Program Studi,
Drs. Lashari, M.T. NIP. 131471402
Drs. Tugino, M.T. NIP. 131763887
Mengetahui: Dekan Fakultas Teknik
Prof. Dr. Soesanto NIP. 130875753
KATA PENGANTAR
Penyusunan Tugas Akhir ini dimaksudkan untuk memenuhi persyaratan menyelesaikan pendidikan jenjang Diploma III Teknik Sipil Universitas Negeri Semarang. Selama proses penyusunan ini, penulis menyadari banyak sekali hambatan yang dihadapi, akan tetapi berkat bantuan dan bimbingan dari semua pihak yang berkompeten, akhirnya Tugas Akhir ini dapat diselesaikan dengan baik. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada : 1. Bapak Prof. Dr. Soesanto Sebagai Dekan Fakultas Teknik Universitas Negeri Semarang; 2. Bapak Drs. Lashari, M.T. Sebagai Ketua Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Negeri Semarang; 3. Bapak Karuniadi Satrijo Utomo, S.T., M.T. Selaku pembimbing selama penyusunan Proyek Akhir ini; 4. Bapak dan ibu yang telah memberikan dorongan serta bimbingan sehingga laporan Tugas Akhir ini dapat diselesaikan; dan 5. Rekan – rekan yang turut membantu dalam penyelesaian laporan ini. Penyusun menyadari bahwa laporan Tugas Akhir ini masih jauh dari kesempurnaan dan banyak kekurangannya. Hal ini disebabkan pengetahuan dan
pengalaman kami yang belum mencukupi serta terbatasnya waktu, sehingga tidak semua hal yang dapat penyusun laporkan dengan baik. Oleh kerena itu kami sangat mengharapkan saran dan kritik kearah perbaikan agar laporan Proyek Akhir ini menjadi sempurna. Akhir kata semoga laporan Tugas Akhir ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.
Semarang,
Agustus 2006
Penulis
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO
Kehidupan mengalami empat tahap yaitu hidup, tumbuh, berkembang, mati
(Jhon)
Kemalasan adalah kebiasaan beristirahat sebelum orang benarbenar merasa lelah
(Jules Benard)
Kesempatan hanya datang sekali dalam kehidupan, jangan siasiakan itu
(Jhon FK)
PERSEMBAHAN
Kupersembahkan kepada : ¾ Ayah dan Ibuku yang selalu mendo’akan aku ¾ Adikku yang ngasih semangat buat aku ¾ Keluargaku yang mendorong aku untuk selalu maju ¾ Sahabat-sahabatku yang senantiasa membantu aku dalam suka dan duka ¾ Teman-teman D3_vil ‘03
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL……………………………………………………………. i LEMBAR PENGESAHAN…………………………………………………….. ii MOTTO DAN PERSEMBAHAN……………………………………………... iii KATA PENGANTAR…………………………………………………………. iv DAFTAR ISI……………………………………………………………….…... vi DAFTAR TABEL………………………………………………………………. x DAFTAR GAMBAR…………………………………………………………... xi DAFTAR LAMPIRAN………………………………………………………… xii BAB I PENDAHULUAN 1.1 Nama Proyek………………………………………………………….. 1 1.2 Latar Belakang………………………………………………………… 1 1.3 Lokasi Proyek…………………………………………………………. 2 1.4 Maksud dan Tujuan Proyek …………………………………………... 3 1.5 Ruang Lingkup Penulisan……………………………………………... 3 1.6 Metodologi…………………………………………………………….. 4 1.7 Sistematika Penulisan………………………………………………….. 5 BAB II PERENCANAAN 2.1 Uraian Umum…………………………………………………………. 7 2.2 Kriteria dan Azaz–azaz Perencanaan…………………………………. 7 2.3 Dasar – dasar Perencanaan……………………………………………. 11 2.4 Metode Perhitungan……………………………………………………14 2.5 Klasifikasi Pembebanan Rencana…………………………………….. 15 2.6 Dasar Perhitungan…………………………………………………….. 16 BAB III PERHITUNGAN STRUKTUR 3.1 Perencanaan Stuktur Atap……………………….……………………. 17 3.1.1 Perhitungan struktur rangka atap…………………………… 17 3.1.2 Perhitungan Struktur Plat……………………………………... 44 3.2 Perencanaan Tangga………………………………………………….. 56 3.2.1 Data Teknis Tangga..…………………………………………. 58
3.2.2 Pembebanan dan Penulangan Pangga..……………….……… 59 3.2.3 Pembebanan dan Penulangan Bordes…………………………. 69 3.3 Perhitungan Struktur Akibat Gaya Gempa……………………..…….. 84 3.3.1 Berat Bangunan Total (Wt)…………………….…….……….. 85 3.3.2 Waktu Getar Bangunan (T)………………………….…….….. 89 3.3.3 Koefisien Gempa Dasar…………………………….….…...… 89 3.3.4 Faktor Keamanan I dan Faktor Jenis Struktur K........................ 89 3.3.5 Gaya Geser Horisontal Total Akibat Gempa ke Sepanjang Tinggi Gedung........................................................................... 89 3.3.6 Distribusi Gaya Geser Horisontal Total Akibat Gempa Kesepanjang Tinggi Gedung..…..……………………………. 90 3.4 Perencanaan Balok………………………………………..…………... 91 3.4.1 Balok Sloof …………………………………………………… 91 3.4.2 Balok Lantai ………………………………………………….. 95 3.4.3 Balok Ringbalk……………………………………………….. 98 3.5 Perencanaan Kolom ............................................................................ 102 3.5.1 Penulangan Kolom Lantai 1..................................................... 102 3.5.2 Penulangan Kolom Lantai 2..................................................... 106 3.5.3 Penulangan Kolom Lantai 3..................................................... 110 3.5.4 Penulangan Kolom Lantai 4..................................................... 115 3.5.5 Penulangan Kolom Lantai 5..................................................... 120 3.6 Perhitungan Pondasi..............................................................................125 3.6.1 Uraian Umum........................................................................... 125 3.6.2 Analisis Daya Dukung............................................................. 125 3.6.3 Perhitungan Pondasi................................................................. 126 BAB IV RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT 4.1 Syarat-syarat Umum............................................................................. 129 4.2 Syarat-syarat Administrasi................................................................... 151 4.3 Syarat-syarat Teknis Umum................................................................ 165 4.4 Syarat-syarat Teknis Pelaksanaan Pekerjaan....................................... 167
BAB V RENCANA ANGGARAN BIAYA 5.1 Perhitungan Volume Pekerjaan............................................................. 296 5.1.1 Pekerjaan Struktur dan Atap.................................................... 296 5.1.2 Pekerjaan Finishing Arsitektur................................................. 307 5.2 Rencana Anggaran Biaya......................................……........................ 342 5.3 Justifikasi Rencana Anggaran Biaya.....................……........................ 354 5.4 Time Schedule…………….....................................……...................... 356 BAB VI PENUTUP 6.1 Kesimpulan……………………………………………………………. 357 6.2 Saran…………………………………………………………………… 358 DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Denah Lokasi Proyek Pembangunan Gedung Dekranasda Disperindag Gambar 2. Rangka Kuda-Kuda Gambar 3. Denah Balok Lantai Gambar 4. Skema Tangga Type K Gambar 5. Denah Tangga Gambar 6. Potongan Tangga Gambar 7. Penulangan Balok Sloof Gambar 8. Penulangan Balok Lantai 2, 3, 4, dan 5 Gambar 9. Penulangan Ringbalk Gambar 10. Penulangan Kolom Lantai 1 Gambar 11. Penulangan Kolom Lantai 2 Gambar 12. Penulangan Kolom Lantai 3 Gambar 13. Penulangan Kolom Lantai 4 Gambar 14. Penulangan Kolom Lantai 5 Gambar 15. Detail Pondasi
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Dimensi Balok Tabel 2. Dimensi Kolom Tabel 3. Syarat-syarat Lendutan Maksimum Berdasarkan (PBBI 1987) Tabel 4. Gaya-gaya pada Kuda-kuda Tabel 5. Asumsi Dimensi Balok Tabel 6. Distribusi Gaya Geser Total Akibat Gempa Tabel 7. Perhitungan Pondasi Tiang Pancang Tabel 8. Pekerjaan Persiapan Tabel 9. Pekerjaan Struktur dan Atap Tabel 10. Pekerjaan Finishing Arsitektur Lantai 1 Tabel 11. Pekerjaan Finishing Arsitektur Lantai 2 Tabel 12. Pekerjaan Finishing Arsitektur Lantai 3 Tabel 13. Pekerjaan Finishing Arsitektur Lantai 4 Tabel 14. Pekerjaan Finishing Arsitektur Lantai 5 Tabel 15. Pekerjaan Sarana dan Fasilitas Tabel 16. Justifikasi Rencana Anggaran Biaya Tabel 17. Time Schedule
LEMBAR PENGESAHAN Proyek Tugas Akhir dengan Judul Perencanaan Struktur Gedung 5 (Lima) Lantai Dekranasda Dinas Perindustrian Dan Perdagangan Propinsi Jawa Tengah ini telah disetujui dan disahkan pada : Hari
:
Tanggal
:
Pembimbing
Ketua Program Studi
K. Satrijo Utomo, S.T., M.T.
Drs. Tugino, M.T.
NIP. 132238497
NIP. 131763887
Mengetahui: Ketua Jurusan Teknik Sipil
Drs. Lashari, M.T. NIP. 131 471 402
DAFTAR LAMPIRAN
1. Gambar Grafik Kuda-Kuda Baja (SAP 2000) 2. Input Kuda-Kuda Baja (SAP 2000) 3. Output Kuda-Kuda Baja (SAP 2000) 4. Gambar Grafik Portal (SAP 2000) 5. Input Portal (SAP 2000) 6. Output Portal (SAP 2000) 7. Uji Tarik dan Bengkok Baja 8. Laporan Hasil Penyelidikan Tanah 9. Gambar Bestek
BAB I PENDAHULUAN
1.1
Nama Proyek Nama proyek ini adalah Perencanaan Struktur Gedung 5 (Lima) Lantai Dekranasda Dinas Perindustrian dan Perdagangan Propinsi Jawa Tengah yang berlokasi di Jalan Pahlawan No.4 Semarang.
1.2
Latar belakang Proyek Proyek Pembangunan Gedung Dekranasda Disperindag Propinsi Jawa Tengah ini dilatarbelakangi oleh Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan kepada Pemerintah Daerah Semarang merasa karena masih banyaknya kekurangan sarana dan prasarana bila dibandingkan dengan kepentingan Disperindag yang membutuhkan tempat atau sarana gedung dengan kapasitas yang memadai. Pemilihan Proyek Pembangunan Gedung Dekranasda sebagai Tugas Akhir dikarenakan struktur gedung yang memiliki 5 (lima) lantai dan sebagai pertimbangan lain belum adanya Tugas Akhir dari teman satu angkatan dengan struktur yang berlantai banyak. Pembangunan gedung ini nantinya akan di gunakan untuk kegiatan yang membutuhkan ruang luas. Pembangunan Gedung Dekranasda mempunyai maksud dan tujuan antara lain : 1 . Meningkatkan sarana dan prasarana di Disperindag. 2 . Meningkatkan kenyamanan dan efektifitas kegiatan di Disperindag. 1
2
1.3
Lokasi Proyek Lokasi Proyek Pembangunan Gedung Dekranasda Disperindag Propinsi Jawa Tengah ini terletak di Jl. Pahlawan No.4 Semarang.
Error! U Plaza Simpang Lima
E
B
C
Jl. Pahlawan
A
D
Keterangan : A. Lapangan Pancasila B. Biro Pusat Statistik (BPS) C. DISPERINDAG (Lokasi Proyek) D. Bundaran Air Mancur E. Ramayana Dept. Store
Gambar 1. Denah Lokasi Proyek Pembangunan Gedung Dekranasda Disperindag Propinsi Jawa Tengah
3
1.4
Maksud dan Tujuan Proyek Tujuan dari Proyek Akhir ini adalah untuk menerapkan materi perkuliahan yang telah diperoleh ke dalam bentuk penerapan secara utuh. Penerapan materi perkuliahan yang telah diperoleh diaplikasikan dengan merencanakan suatu bangunan gedung bertingkat banyak, minimal tiga lantai. Dengan merencanakan suatu bangunan bertingkat ini diharapkan mahasiswa dapat memperoleh ilmu pengetahuan yang diaplikasikan dan mampu merencanakan suatu struktur yang cukup kompleks.
1.5
Ruang Lingkup Penulisan Dalam Penyusunan Proyek Akhir ini, Penulis hanya menentukan pada permasalahan dari sudut pandang ilmu teknik sipil yaitu pada bidang perencanaan struktur meliputi: 1. Perencanaan atap, 2. Perencanaan plat lantai, 3. Perencanaan tangga, 4. Perencanaan balok, 5. Perencanaan kolom, 6. Perencanaan pondasi, 7. Rencana kerja dan syarat - syarat (RKS), dan 8. Rencana anggaran biaya
4
1.6
Metodologi Data yang akan digunakan sebagai dasar dalam penyusunan laporan Proyek Akhir ini dapat di kelompokkan dalam dua jenis yaitu: 1. Data Primer Data Primer adalah data yang didapat melalui peninjauan dan pengamatan langsung di lapangan terdari dari: a. Lokasi Proyek
: Jl. Pahlawan No.4 Semaramg
b. Topografi
: Tanah datar
c. Elevasi bangunan
:
o Lantai 1 : + 00,00 m o Lantai 2 : + 04,73 m o Lantai 3 : + 09,46 m o Lantai 4 : + 14,19 m o Lantai 5 : + 28,77 m 2. Data Sekunder Data sekunder merupakan data pendukung yang dipakai dalam proses pembuatan dan penyusunan laporan Proyek Akhir. Yang termasuk dalam klasifikasi data sekunder ini antara lain: a. Literatur panjang b. Grafik – grafik penunjang c. Tabel – tabel penunjang
5
Adapun metode pengumpulan data yang dilakukan adalah : 1) Observasi Observasi dilakukan untuk mengumpulkan data primer melalui peninjauan
dan
pengamatan
langsung
di
lapangan
sejak
melaksanakan Kerja Praktek, yang telah dilaksanakan pada proyek yang sama pada tanggal 1 September sampai dengan 1 November 2005. 2) Studi pustaka Studi pustaka dilakukan untuk pengumpulan data sekunder dan landasan teori dengan
mengambil data literatur yang relevan
maupun standar yang diperlukan dalam perencanaan bangunan. Pengumpulan dilakukan melalui perpustakaan atau pun instansi – instansi pemerintah yang terkait.
1.7
Sistematika Penulisan
Proyek Akhir ini garis besarnya disusun dalam 6 (enam) bab yang terdiri dari : BAB I
: PENDAHULUAN Berisi nama proyek, latar belakang, lokasi proyek, maksud dan tujuan, pembahasan masalah, dan sistematika penulisan.
6
BAB II : PERENCANAAN Berisi uraian, kriteria, dan azas – azas perencanaan, dasar – dasar perencanaan, metode perencanaan, dasar perhitungan, dan klasifikasi pembebanan rencana. BAB III : PERHITUNGAN STRUKTUR Berisi perhitungan pembebanan, perencanaan atap, tulangan plat, tulangan balok, tulangan kolom, tulangan tangga, dan pondasi BAB IV : RENCANA KERJA DAN SYARAT – SYARAT Berisi tentang rencana kerja dan syarat – syarat (RKS), terdiri dari syarat umum, syarat administrasi, dan syarat teknis. BAB V : RENCANA ANGGARAN BIAYA Berisi
perhitungan
volume
pekerjaan,
anggaran
biaya,
rekapitulasi akhir rencana anggaran biaya serta time schedule dalam kurva S. BAB VI : PENUTUP Berisi daftar pustaka dan lampiran.
BAB II PERENCANAAN
2.1
Uraian Umum Pada tahap perencanaan Struktur Gedung Dekranasda Disperindag Propinsi Jateng ini perlu dilakukan study literatur untuk menghubungkan satuan fungsional gedung dengan sistem struktur yang akan digunakan, disamping untuk mengetahui dasar-dasar teorinya. Pada jenis gedung tertentu, perencanaan sering kali diharuskan menggunakan suatu pola akibat syarat- syarat fungsional maupun strukturnya. Hal ini merupakan salah satu faktor yang menentukan, misal pada situasi yang mengharuskan bentang ruang yang besar serta harus bebas kolom, sehingga akan menghasilkan beban besar dan berdampak pada balok. Study literatur dimaksudkan untuk dapat
memperoleh hasil
perencanaan yang optimal dan aktual. Dalam bab ini akan dibahas konsep pemilihan sistem struktur dan konsep perencanaan struktur bangunannya, seperti denah, pembebanan struktur atas dan struktur bawah serta dasardasar perhitungan.
2.2
Kriteria dan Azaz–azaz Perencanaan
7
8
Perencanaan pembangunan Gedung Dekranasda Disperindag Propinsi Jateng ini diharuskan memenuhi beberapa kriteria perencanaan, sehingga konstruksi bangunan tersebut sesuai yang diharapkan, dan tidak terjadi kesimpang- siuran dalam bentuk fisiknya. Adapun kriteria-kriteria perencanaan tersebut adalah : 1. Harus memenuhi persyaratan teknis Dalam setiap pembangunan harus memperhatikan persyaratan teknis yaitu bangunan yang didirikan harus kuat untuk menerima beban yang dipikulnya baik itu beban sendiri gedung maupun beban yang berasal dari luar seperti beban hidup, beban angin dan beban gempa. Bila persyaratan teknis tersebut tidak diperhitungkan maka akan membahayakan orang yang berada di dalam bangunan dan juga bisa merusak bangunan itu sendiri. Jadi dalam perencanaan harus berpedoman pada peraturan- peraturan yang berlaku dan harus memenuhi persyaratan teknis yang ada. 2. Harus memenuhi persyaratan ekonomis Dalam setiap pembangunan, persyaratan ekonomis juga harus diperhitungkan agar tidak ada aktivitas-aktivitas yang mengakibatkan membengkaknya biaya pembangunan sehingga akan menimbulkan kerugian bagi pihak kontraktor. Persyaratan ekonomis ini bisa dicapai dengan adanya penyusunan time schedule yang tepat, pemilihan bahan-bahan bangunan yang digunakan dan pengaturan serta pengerahan tenaga kerja yang profesional. Dengan pengaturan biaya dan waktu pekerjaan secara tepat
9
diharapkan
bisa
menghasilkan
bangunan
yang
berkualitas
tanpa
menimbulkan pemborosan.
3. Harus memenuhi persyaratan aspek fungsional Hal ini berkaitan dengan penggunaan ruang. Biasanya hal tersebut akan mempengaruhi penggunaan bentang elemen struktur yang digunakan. 4. Harus memenuhi persyaratan estetika Agar bangunan terkesan menarik dan indah maka bangunan harus direncanakan dengan memperhatikan kaidah-kaidah estetika. Namun persyaratan estetika ini harus dikoordinasikan dengan persyaratan teknis yang ada untuk menghasilkan bangunan yang kuat, indah dan menarik. Jadi dalam sebuah perencanaan bangunan harus diperhatikan pula segi artistik bangunan tersebut. 5. Harus memenuhi persyaratan aspek lingkungan Setiap proses pembangunan harus memperhatikan aspek lingkungan karena hal ini sangat berpengaruh dalam kelancaran dan kelangsungan bangunan baik dalam jangka pendek (waktu selama proses pembangunan) maupun
jangka
panjang
(pasca
pembangunan).
Persyaratan
aspek
lingkungan ini dilakukan dengan mengadakan analisis terhadap dampak lingkungan di sekitar bangunan tersebut berdiri. Diharapkan dengan terpenuhinya aspek lingkungan ini dapat ditekan seminimal mungkin dampak negatif dan kerugian bagi lingkungan dengan berdirinya Gedung Dekranasda Disperindag Propinsi Jateng ini.
10
6. Harus memenuhi aspek ketersediaan bahan di pasaran Untuk
memudahkan
dalam
mendapatkan
bahan-bahan
yang
dibutuhkan maka harus diperhatikan pula tentang aspek ketersediaan bahan di pasaran. Dengan kata lain sedapat mungkin bahan-bahan yang direncanakan akan dipakai dalam proyek tersebut ada dan lazim di pasaran sehingga mudah didapat. Selain kriteria-kriteria perencanaan juga harus diperhatikan juga adanya azas-azas perencanaan yaitu antara lain: 1. Pengendalian biaya Pengendalian biaya dalam suatu pekerjaan konstruksi dimaksudkan untuk mencegah adanya pengeluaran yang berlebihan sehingga sesuai dengan perhitungan Rencana Anggaran Biaya (RAB) yang telah ditetapkan. Biaya pelaksanaan harus dapat ditekan sekecil mungkin tanpa mengurangi kualitas dan kuantitas pekerjaan. Dalam hal ini erat kaitannya dengan pemenuhan persyaratan ekonomis. a. Pengendalian mutu Pengendalian
mutu
dimaksudkan
agar
pekerjaan
yang
dihasilkan sesuai dengan persyaratan yang telah ditetapkan dalam RKS. Kegiatan pengendalian mutu tersebut dimulai dari pengawasan pengukuran lahan, pengujian tanah di lapangan menggunakan alat sondir dan boring serta uji tekan beton. Mutu bahan-bahan pekerjaan yang digunakan dalam pembangunan sudah dikendalikan oleh pabrik pembuatnya. Selain itu juga diperlukan pengawasan pada saat
11
bangunan tersebut sudah mulai digunakan, apakah telah sesuai dengan yang diharapkan atau belum.
b. Pengendalian waktu Pengendalian waktu pelaksanaan pekerjaan dalam suatu proyek bertujuan agar proyek tersebut dapat diselesaikan sesuai dengan time schedule yang telah ditetapkan. Untuk itu dalam perencanaan pekerjaan harus dilakukan penjadwalan pekerjaan dengan teliti agar tidak terjadi keterlambatan waktu penyelesaian proyek. 2. Pengendalian tenaga kerja Pengendalian tenaga kerja sangat diperlukan untuk mendapatkan hasil pekerjaan yang baik sesuai jadwal. Pengendalian dilakukan oleh Pengawas (mandor) secara terus menerus maupun berkala. Dari pengawasan tersebut dapat diketahui kemajuan dan keterlambatan pekerjaan yang diakibatkan kurangnya tenaga kerja maupun menurunnya efisiensi kerja yang berlebihan. Jumlah tenaga kerja juga harus dikendalikan untuk menghindari terjadinya penumpukan pekerjaan yang menyebabkan
tidak
efisiensinya
pekerjaan
tersebut
serta
dapat
menyebabkan terjadinya pemborosan materil dan biaya.
2.3
Dasar – dasar Perencanaan Dalam perhitungan perencanaan bangunan ini digunakan standar yang berlaku di Indonesia, antara lain:
12
1. Plat Lantai Perencanaan plat didasarkan pada peraturan SK SNI T-15-1991-03 dan Pedoman Beton 1989. Untuk merencanakan plat beton bertulang yang perlu dipertimbangkan tidak hanya pembebanan namun juga ukuran dan syarat– syarat tumpuan. Pada proyek pembangunan Gedung Dekranasda Disperindag Propinsi Jateng ini tebal plat lantai adalah 12 cm. 2. Balok Perencanaan balok didasarkan pada persyaratan SK SNI T-15-1991-03 yaitu: a. Syarat - syarat tumpuan yang dipertimbangkan adalah: 1) Tumpuan jepit penuh 2) Tumpuan jepit sebagian b. Ukuran balok Dalam pra desain, tinggi balok menurut SK SNI T-15-1991-03 merupakan fungsi dari bentang dan mutu baja yang dipergunakan. Adapun balok dan sloof yang digunakan pada proyek pembangunan Gedung Dekranasda Disperindag Propinsi Jawa Tengah ini adalah sebagai berikut :
13
Tabel 1. Dimensi balok No
Balok
Dimensi balok (cm)
1
Balok lantai 1
30 x 80
2
Balok lantai 2
30 x 80
3
Balok lantai 3
30 x 80
4
Balok lantai 4
30 x 80
5
Balok anak lantai
20 x 40
6
Balok atap (R)
20 x 70
7
Balok Sloof
25 x 70
3. Kolom Menurut SK SNI T-15-1991-03 untuk merencanakan kolom yang diberi beban lentur dan beban aksial ditetapkan koefisien reduksi bahan (φ) = 0,65. Pada proyek pembangunan Gedung Dekranasda Disperindag Propinsi Jateng ini, kolom yang digunakan berukuran : Tabel 2. Dimensi kolom No
Kolom
Dimensi kolom (cm)
1
Kolom type K1
80 x 80
2
Kolom type K2
80 x 80
14
3
Kolom type K3
50 x 50
4
Kolom type K4
70 x 70
5
Kolom type K5
60 x 60
4. Pondasi Pondasi yang dipergunakan pada konstruksi ini adalah pondasi plat lajur dan pondasi tiang pancang.
2.4
Metode Perhitungan Dalam perencanaan pembangunan Gedung Dekranasda Disperindag Propinsi Jateng ini, perhitungan mekanika struktur menggunakan program Struktur Analysis Program (SAP) 2000. Perhitungan ini digunakan untuk memudahkan menghitung tulangan. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam perhitungan mekanika ini adalah : 1.
Plat dianggap sebagai membran dan semua beban yang ada pada plat dianggap sebagai beban merata.
2.
Balok hanya menumpu beban dinding yang ada di atasnya dan beban hidup balok dianggap nol, karena telah ditumpu oleh plat. Sebelum melakukan perhitungan mekanika, terlebih dahulu harus
menghitung beban-beban yang bekerja pada eleman struktur antara lain: 1.
Beban Gempa Statik Beban gempa yang hanya memperhitungkan beban dari gedung itu sendiri.
15
2.
Beban Gempa Dinamik Beban gempa yang memperhitungkan beban yang ada di sekitar gedung.
3.
Beban Mati Beban yang diambil dari elemen struktur beserta beban yang ada di atasnya.
4.
Beban Hidup Diambil dari Pedoman Perencanaan Pembebanan untuk Rumah dan Gedung (PPIUG) 1987 untuk bangunan gedung.
2.5
Klasifikasi Pembebanan Rencana Pembebanan
rencana
diperhitungkan
berdasarkan
Pedoman
Perencanaan Pembebanan untuk Rumah dan Gedung 1987. Pembebanan diperhitungkan sesuai dengan fungsi ruangan yang direncanakan pada gambar rencana. Besarnya muatan–muatan tersebut adalah sebagai berikut : 1. Massa jenis beton bertulang
: 2400 kg/m 3
2. Berat plafon dan penggantung (gpf)
:
3. Tembok batu bata (1/2) batu
: 250 kg/m 2
4. Beban hidup untuk tangga
: 300 kg/m
18 kg/m 2
2
5. Beban hidup untuk gedung fasilitas umum : 250 kg/m 2 6. Adukan dari semen, per cm tebal
:
21 kg/m2
16
7. Penutup lantai, per cm tebal
:
24 kg/m2
Kombinasi beban gempa diperhitungkan untuk zone 4 yang berlaku di Kota Semarang. Kombinasi pembebanan digunakan dengan beberapa alternatif, yaitu: 1. Comb 1 = 1 DL + 0,5 LL 2. Comb 2 = 1,2 DL + 1,6 Q 3. Comb 3 = 1,05 (DL + LL + Q) Combo (comb)
= beban total untuk menahan beban yang telah dikalikan dengan faktor beban atau momen dan gaya dalam yang berhubungan dengannya.
DL (dead load) = beban mati atau momen dan gaya dalam yang berhubungan dengan beban mati. LL (live load)
= beban hidup atau momen dan gaya dalam yang berhubungan dengan beban hidup.
Q (quake)
= beban gempa atau momen dan gaya-gaya yang berhubungan dengan beban gempa.
2.6
Dasar Perhitungan Dalam perhitungan perencanaan pembangunan Gedung Dekranasda Disperindag Propinsi Jawa Tengah ini digunakan standar perhitungan yang didasarkan pada ketentuan yang berlaku di Indonesia antara lain: 1.
Pedoman Beton 1989.
2.
Tata Cara Perhitungan Struktur Beton untuk Bangunan Gedung, SK SNI T-15-1991-03.
17
3.
Pedoman Perencanaan Pembebanan untuk Rumah dan Gedung 1987.
4.
Pedoman Perencanaan Ketahanan Gempa untuk Rumah dan Gedung 1987.
5.
Data perhitungan SAP.
BAB III PERHITUNGAN STRUKTUR
3.1
Perencanaan Stuktur Atap Letak geografis Negara Indonesia mengakibatkan terjadinya dua musim yaitu musim penghujan dan musim kemarau. Antara keduanya terdapat perbedaan temperatur yang cukup ekstrim yang menimbulkan harus adanya kemampuan bagi atap untuk mampu menahan tekanan yang timbul pada kedua musim. Penutup atap direncanakan memakai bahan genteng dipasang di atas gording baja profil C (kanal). Struktur rangka atap direncanakan memakai rangka baja profil dobel siku.
3.1.1 Perhitungan Struktur Rangka Atap 1. Data teknis
Bentang kuda- kuda (L)
: 20 m
Jarak antar balok atap arah horizontal ( l )
: 3,354 m
Kemiringan atap ( α )
: 45°
Penutup atap
: genteng (50 kg/m²)
Sambungan konstruksi
: baut (BJ 37)
Mutu baja profil siku
: BJH 37
Tegangan dasar baja (σd)
: 1600 kg/cm²
Jenis kayu (reng dan usuk) Bengkirai
: Kelas kuat II
Koefisien angin pantai
: 40 kg/m² 1
18
Tegangan lentur kayu ( σlt )
: 100 kg/cm²
2. Perencanaan Reng a. Pembebanan Reng Berat genting (gt)
= 50 kg/m²
Jarak reng (Jr)
= 0,25 m
Jarak usuk (Ju)
= 0,5 m
Beban pada reng (qr) Berat genting . Jarak reng = gt . Jr = 50 . 0,25 b. Momen yang terjadi Mx
= 1/8 . qr . cos 45° . (Ju)² = 1/8 . 12,5 . 0,707 . (0,5)² = 0,2762 kg m
My
= 1/8 . qr . sin 45° (Ju)² = 1/8 . 12,5 . 0,707. (0,5)² = 0,2762 kg m
c. Dimensi Reng
⎛2⎞ Dimensi reng dimisalkan b = ⎜ ⎟ . h ⎝3⎠ Wx
= 1/6 . b . (h)2 ⎛2⎞ = 1/6 . ⎜ ⎟ h . h2 ⎝3⎠
⎛1⎞ = ⎜ ⎟ h3 cm3 ⎝9⎠ Wy
= 1/6 . b2 . h
= 12,5 kg/m²
19
2
⎛2 ⎞ = 1/6 . ⎜ h ⎟ . h ⎝3 ⎠
⎛ 2 ⎞ = ⎜ ⎟ h3 cm3 ⎝ 27 ⎠ σltr
=
Mx My + Wx Wy
100 kg/cm2
=
27,62 + 27,62 h3
100 kg/cm2
=
615,87 h3
h3
=
615,87 100
h3
= 6,1587
h
=
h
= 1,83 cm dipakai kayu ukuran 3 cm, maka :
b
=
2 h 3
b
=
2 . 3 cm 3
b
= 2 cm
3
6,1587
Jadi dipakai reng dengan dimensi 2/3 cm
d. Kontrol Lendutan
fijin
=
1 . Ju 200
20
=
1 . 50 200
= 0,25 cm Ix
=
1 . b . (h)3 12
=
1 . 2 . (3)3 12
= 4,5 cm4 Iy
=
1 . b3 . h 12
=
1 . (2)3 . 3 12
= 2 cm4 fx
=
5.qr. cos α .Ju 4 384.E.Ix
=
5.12,5. cos 45°.(50) 4 384.107.4,5
= 0,0159 cm fy
=
5.qr. sin α .Ju 4 384.E.Iy
=
5.12,5.sin 45°.(50) 4 384.107.2
= 0,0159 cm f maks
=
( fx) 2 + ( fy ) 2
=
(0,0159) 2 + (0,0159) 2
= 0,022 cm ≤ 0,25 cm (f ijin) e. Kontrol Tegangan
Ok!
21
σ ytb
=
Mx My + Wx Wy
=
27,62 27,62 + 1 / 6.3.(2) 2 1 / 6.2.(3)3
= 23,016 kg/cm2 ≤ 100 kg/cm2 (σltr) Jadi, reng kayu dengan dimensi 2/3 cm aman dipakai
3. Perencanaan Usuk a. Pembebanan Usuk
Berat genting (gt)
= 50 kg/m3
Jarak gording (Jgd)
= 1,665 m
Jarak usuk (Ju)
= 0,5 m
Beban pada usuk (qu) Beban genting, reng dan usuk = ggt . Ju qu qx
= qu . cos 45 = 25 . cos 45 = 17,677 kg/m
qy
= qu . sin 45 = 25 . sin 45 = 17,677 kg/m
b. Momen yang terjadi
Mx1
= 1/8 . qu . cos α . (Jgd)2 = 1/8 . 25 . cos 45º . (1,665)2
= 50 . 0,5 = 25 kg/m
22
= 6,125 kgm My1
= 1/8 . qu . sin α . (Jgd)2 = 1/8 . 25 . sin 45º . (1,665)2 = 6,125 kgm
c. Karena Berat Pekerja
Beban Pekerja (P) = 100 kg = 1 kN Px
= 100 . cos 45 = 100 . cos 45 = 70,7111 kg
Py
= 100 . sin 45 = 100 .sin 45 = 70,711 kg
Mx2
= 1/4 . P . cos α . Jgd = 1/4 . 100 . cos 45º . 1,665 = 29,433 kg m
My2
= 1/4 . P . sin α . Jgd = 1/4 . 100 . sin 45º . 1,665
23
= 29,433 kg m d. Karena Beban Angin
Koefisien Angin pantai (w) = 0,4 kN/m2 Angin Tekan = (0,02 . α) – 0,4 = (0,02 . 45) – 0,4 = 0,5 kN/m W tekan
= angin tekan . w . Ju = 0,5 . 0,4 . 0,5 = 0,1 kN/m
Momen yang timbul akibat beban angin = 1/8 . Wx . (Jgd)2
Mx
= 1/8 . 0,5. (1,665)2 = 0,1733 kg.m Kombinasi pembebanan pada usuk Mx
= Mx1 + Mx2 = 6,125 + 29,433 = 35,558 Kg m
My
= My1 + My2 = 6,125 + 29,433 = 35,558 Kg m
e. Dimensi Usuk
⎛2 ⎞ Dimensi usuk dimisalkan b = ⎜ h ⎟ ⎝3 ⎠ Wx
= 1/6 . b . h2
24
⎛2 ⎞ = 1/6 . ⎜ h ⎟ . h2 ⎝3 ⎠ =
1 3 h cm3 9
= 1/6 . h . b2
Wy
⎛2 ⎞ = 1/6 . h . ⎜ h ⎟ ⎝3 ⎠
2
=
2 3 h cm3 27
σ ltr
=
Mx My + Wx Wy
100
=
3555,8 3555,8 + 3 (1 / 9)h (2 / 27 )h3
100
=
100
=
100. h3
= 80005,5
h3
= 800,055
h
=
h
= 9,28 cm
3555,8 3555,8 + ⎛1⎞ 3 ⎛ 2 ⎞ 3 ⎜ ⎟h ⎜ ⎟h ⎝9⎠ ⎝ 27 ⎠ 32002,2 32002,2 + h3 h3
3
800,055
diambil h = 9,28 cm = 10 cm Untuk h = 10 cm, maka: b
=
2 h 3
b
=
2 . 10 cm 3
25
b
= 6,667 cm = 6 cm
Jadi dipakai Usuk dengan dimensi 6 / 10 cm
f. Kontrol Lendutan Fijin
=
1 . Jgd 200
=
1 . 166,5 200
= 0,832 cm Ix
=
1 . b . (h)3 12
=
1 . 6 . (10)3 12
= 500 cm4 Iy
=
1 . h . (b)3 12
=
1 . 10 . (6)3 12
= 180 cm4 fx
=
1 qx. cos α ..Jg 4 px. cos α .Jg 3 5 + . . E.Ix E.Ix 384 48
=
5 17,677. cos 45°.(166,5) 4 1 + . . 107.500 384 48
70,711. cos 45°.(166,5) 3 10 7.500 f max = =
( fx) 2 + ( fy ) 2 (0,025) 2 + (0,072) 2
= 0,07 cm ≤ 0,832 cm OK!
26
g. Kontrol Tegangan
σytb
=
Mx My + 2 1 / 6bh 1 / 6hb 2
=
35,558 35,558 + 1/ 6 1 / 6.
= 94,821 kg/cm = 94,821 kg/cm2 ≤ 100 kg/cm2 ( = σltr) OK! Jadi, usuk kayu dengan dimensi 6/10 cm aman dipakai 4. Perencanaan Gording a. Pembebanan
Jarak antar balok (l)
= 3,354 m
Jarak gording (Jgd)
= 1,665 m
Jarak plapon (Jp)
= 1,50 m
Berat sendiri gording ditafsir (ggd)
= 5,93 kg/m
Berat sendiri plapon (gp)
= 18 kg/m
b. Berat pada gording (qg)
Berat sendiri pada gording = ggd . jgd = 5,93 . 1,665 = 9,873 kg/m Berat Penggantung
= gp . jp = 18 . 1,50
= 27
kg/m
Berat atap genting
= ggt . jgd = 0,50 . 1,665 = 83,25 kg/m q = 120,123 kg/m
Berat Branching 10%
= 12,0123 kg/m q = 132,135 kg/m
Momen Akibat Beban Mati (DL) Mx
= 1/8 . q . cos α . (l)2 = 1/8 . 132,135 . cos 45º . (3,354)2
27
= 131,385 kg.m My
= 1/8 . q . sin α . (l)2 = 1/8 .132,135 . sin 45º . (3,354)2 = 32,846 kgm
c. Karena Berat Pekerja (LL)
Beban Pekerja (P) = 100 kg = 1 kN Mx
= 1/4 . P . cos α . l = 1/4 . 100 . cos 45º . 3,354 = 59,291 kg m
My
= 1/4 . P . sin α . l = 1/4 . 100 . sin 45º . 3,354 = 29,645 kg m
d. Karena Beban Angin (Whisap, Wtekan)
Koefisien Angin pegunungan (w) = 40 kg/m2 Koefisien angin tekan = (0,02 . α) – 0,4 = (0,02 . 45) – 0,4 = 0,5 W tekan
= angin tekan . w . Jgd = 0.5 . 40 . 1,665 = 33,3 kg/m2
28
Koefisien angin hisap = - 0,4 W hisap
= -0,4 . Jgd . w = -0,4 . 1,665. 40 = - 26,64 kg/m
Momen yang timbul akibat beban angin Momen akibat angin tekan Mx
= 1/8 . Wtekan . (l)2 = 1/8 . 33,3. (3,354)2 = 46,825 kg.m
My
= 0
Momen akibat angin hisap M
= 1/8 Whisap . l2 = 1/8 . (-26,64) . 3,3542 = 37,46 kg.m
Kombinasi pembebanan pada gording Mx1
= 1,4 .DL = 1,4 . 131,3859 = 183,940 kg.m
My1
= 1,4 . DL = 1,4 . 32,8465 = 45,981 kgm
Mx2
= 1,2 . DL + 1,6 . LL = (1,2 . 131,385) + (1,6 . 59,2909) = 252,5285 kgm
My2
= 1,2 . DL + 1,6 . LL
29
= (1,2 . 32,8465) + (1,6 . 29,6454) = 86,8484 kgm Mx3
= 1,2 . DL + 0,5 . LL + 0,8 . W = (1,2 . 131,385) + (0,5 . 59,291) + (0,8 . 37,46) = 217,275 kgm
My4
= 1,2 . DL + 0,5 . LL + 0,8 . W = (1,2 . 32,846) + (0,5 . 29,645) + (0,8 .0) = 54,238 kgm
Mx4
= 1,2 . DL + 0,5 . LL - 0,8 . W = (1,2 . 131,385) + (0,5 . 59,291) + (0,8 . 37,46) = 130,340 kgm
e. Pendimensian Gording
Direncanakan memakai profil C tipis, diambil moment arah x yang terbesar. Berat sendiri genteng (ggt)
= 0,50 kN/m
Jarak gording (Jgd)
= 1,88 m
0,9 σ ijin
=
Mx My + .4 wx wx
0,9 2400
=
25252,85 + (4.8684,84) wx
2160 kg/cm2 = wx
59992,21 wx
= 27,77 cm3
30
Direncanakan memakai profil baja C 150 x 65 x 20 x 3,2 Dari tabel Section Properties (hal 50) diperoleh data:
ωx
= 44,3 cm3
ix
= 5,89 cm1
ωy
= 12,2 cm3
iy
= 2,37 cm1
Ix
= 332 cm4
berat = 7,51 kg/m
Iy
= 53,8 cm4
f. Analisa Pembebanan
Beban Mati o Berat sendiri gording (ggt)
= 7,51
o Berat plafon
= 27 kg/m
= gp . Jp =18 . 1,50
o Berat sendiri genting = ggt . Jgd = 50 . 1,665
kg/m
= 83,25 kg/m q = 117,76 kg/m
o Berat Branching 10 %
= 11,776 kg/m q total
qx
= q total . cos 450 = 129,536 . cos 450 = 91,59 kg/m
qy
= q total . sin 450 = 129,536 . sin450 = 91,59 kg/m
Mx
= 1/8 . qx . (I)2 = 1/8 . 91,59 . (3,354)2 = 128,79 kgm
= 129,536 kg/m
31
⎛ (I ) ⎞ = 1/8 . qy . ⎜ ⎟ ⎝ 2 ⎠
My
2
⎛ 3,354 ⎞ = 1/8 . 91,59 . ⎜ ⎟ ⎝ 2 ⎠
2
= 32,19 kg.m ¾
Momen Kombinasi (dimensi gording beban angin diabaikan) Mx = 128,79 + 59,2909 = 188.0809 kgm My = 32,19 + 29,645
¾
= 61,8354 kgm
Kontrol Tegangan σ ytb
=
Mx My + < σd Wx Wy
=
6183,54 18808,09 + 12,2 44,3
= 931,409 kg/cm2 < σd = 1600 kg/cm2 (OK!) Kontrol Lendutan Tabel 3. Syarat–syarat Lendutan Maksimum Berdasarkan (PBBI’87) No
Kondisi Pembebana
δ maks
1
Beban mati + Bebab hidup
L / 250
2
Beban hidup
L / 100
3
δ atap
25 mm
1) Beban Mati + Beban Hidup fx =
Px.( I )3 5 qx.( I ) 3 . + 384 EIx 48.EIx
32
=
5.93,433.(3,354) 4
+
384.2,1.10 6 .3,32
70,711.(3,354) 3 48.2,1.10 6.3,32
= 0,000221 + 0,0000797 = 0,000301 m = 0,0301 cm 3
⎛l⎞ Py.⎜ ⎟ 4 5.qy.( I / 2) ⎝2⎠ fy = + 384.EIy 48.EIy
3
⎛ 3,354 ⎞ 3,354 4 70,711.⎜ ⎟ 5.93,4337( ) ⎝ 2 ⎠ 2 = + 48.2,1.10 6.0,538 384.2,1.10 6 .0,538
= 0,0000852 + 0,000061 = 0,000146 m = 0,0146 cm f
=
fx 2 + fy 2
=
(0,0301) 2 + (0,0146) 2
= 0,0334 cm < L/250 = 3,354/250 = 1,3416 cm = 0,0334 cm < 1,3416 cm (OK!) 2) Beban Hidup fx
=
Px.l 3 48.EIx
=
70,711(3,354) 3 48.2,1.10 6.3,32
= 0,0000797 m = 0,00797 cm fy
=
Py.(l / 2)3 48.EIy
33
3
⎛ 3,354 ⎞ 70,711.⎜ ⎟ ⎝ 2 ⎠ = 48.2,1.10 6 .0,538
= 0,000061 m = 0,0061 cm f
=
fx 2 + fy 2
=
(0,00797) 2 + (0,0061) 2
= 0,01001 cm < I/500 = 335,4/500 = 0,6708 cm = 0,01001 cm < 0,6708 cm (OK!) 3) P = 100 kg = 1 kN f
=
fx 2 + fy 2
=
0,00797 2 + 0,00612
= 0,01001 cm < 2,5 cm (OK!) Jadi Gording Profil Canal 150 x 65 x 20 x 3,2 memenuhi syarat 5. Perhitungan pembebanan struktur rangka a. Beban Mati
Berat penutup atap (genting) = ggt . l . Jgd = 50 . 3,354 . 1,665 =
Berat sendiri gording
279,2205 kg
= ggd . l = 11 . 3,354 m =
Berat sendiri plafond
249,2202 kg
= gp . l . Jp = 18 . 3,354 . 1,5
34
= Beban hidup
90.558 kg
= 100 P
Berat Branching 10 %
kg
= 718,9807 kg = 71,807 kg
Ptot Titik buhul (P)
= 790,8787 kg = 790,8787 kN
diambil ½P
= 791 kN = 395,5 kN
b. Beban Angin (bangunan di pantai, P = 40 kg dan α = 450)
= (0,02 . α) – 0,4
Koefisien angin tekan
= (0,02 . 45) – 0,4 = 0,5 Koefisien angin hisap
= - 0,4
Beban angin tekan (Wt)
= 0,2 . 40 . 3,354 . 1,665 = 111,6882 kg
diambil
= 112 kg
Angin pada tumpuan (1/2 Wt)
= 56 kg
Beban angin hisap (Wh)
= - 0,4 . 40 . 3,354 . 1,665 = - 89,3501 kg
diambil Angin pada tumpuan (1/2Wh)
6. Perhitungan kuda – kuda
= 90 kg = 45 kg
35
Gambar 2. Rangka kuda - kuda Tabel 4 .
Gaya - gaya pada Kuda - Kuda
Panjang (m)
Gaya ( kgm)
Panjang (m)
Gaya (kgm)
A1= A16 = 2,578
572,76
V1 = V16 = 1,82
37,43
A2= A15 = 1,665
189,28
V2 = V15 = 3
129,38
A3= A14 = 1,665
378,34
V3 = V14 = 3
33,10
A4 = A13 = 1,665
484,42
V4 = V13 = 3
777,69
A5 = A12 = 1,655
495,75
V5 = V12 = 3
1640,27
A6 = A11 = 1,665
477,58
V6= V11 = 3
2551,46
A7 = A10 = 1,655
219,23
V7= V10 = 3
3506,24
A8 = A9 = 1,665
31,86
V8= V9 = 3
4225,91
B1 = B12 = 1,777
2662,73
D1 = D14 = 2,121
70,00
B2 = B11 =1,777
2874,07
D2 = D13 = 2,121
241,09
36
B3 = B10 = 1,777
2583,42
D3 = D12 = 2,121
10,10
B4 = B9 = 1,777
1804,12
D4 = D11 = 2,121
122,11
B5 = B8 = 1,777
512,63
D5 = D10 = 2,121
191,00
B6 = B7 = 1,777
193,97
D6 = D9 = 2,121
264,43
D7 = D8 = 2,121
340,46
¾ Kontrol terhadap kekakuan batang
1. Batang diagonal P
= 340,46 kg = 0,3406 ton
σ
= 1600 kg/cm2
σl = 2400 kg/cm2 Angka keamanan (n) = 1,5 δ
= 12 mm
lk
= 2,121 m
imin = n . p . ( lk )2 = 1,5 . 0,3405 . ( 2,121 )2 = 2,29 cm Untuk satu profil imin = 1,148 cm Dicoba baja double siku 50 x 50 x 5 A = 4.80 cm2 ix
= 1.51 cm
iy
= 1.51 cm
lx
= 11 cm4
37
I
y
= 11 cm4
¾ Pemeriksaan tekuk arah (x – x )
Ix profil
= 2 . Ix = 2 . 11 = 22 cm4
A profil
= 2.A = 2 . 4,8 = 9,6 cm4
i
x
=
I X profil Aprofil
=
22 9,6
= 1,514 cm λx
=
Lx ix
=
212,2 1,514
= 140,15 < 240 oke λg
= π
E 0,7.σl
= 3,14 = 111 λs
=
λx λg
2,110 6 0,74.2400
38
=
140,158 111
= 1,2 = 2,381 . (λs)2
ωx
= 2,381 . (1,2)2 = 3,42 ¾ Kontrol tegangan
σ
=
p.ω x Aprofil
=
340,46.3,42 9,6
= 121,595 kg/cm2 < 1600 kg/cm2 2. Batang atas P
= 57276 kg
σ
= 1600 kg/cm2
σl = 2400 kg/cm2
Angka keamanan (n) = 1,5 δ
= 12 mm
lk = 2,578 m imin = n . p . ( lk )2 = 1,5 . 0,573 . ( 2,578 )2 = 5,71 cm Untuk satu profil imin = 2,855 cm
39
Dicoba baja double siku 90 x 90 x 9 A = 15,5 cm2 ix
= 2,785 cm
iy = 2,785 cm lx I
y
= 116 cm4 = 116 cm4
e
= 2,54
d
= 2.e+δ = 2 . 2,54 + 12 = 17,08
¾ Pemeriksaan tekuk arah (x – x )
Ix profil
= 2 . Ix = 2 . 116 = 232 cm4
A profil
= 2. A = 2 . 15,5 = 31 cm4
i
x
=
I X profil Aprofil
=
232 31
= 2,74 cm λx
=
lx ix
40
=
257,8 2,74
= 94,08 < 240 oke λg
= π
E 0,7.σl
= 3,14
2,110 6 0,74.2400
= 111
λs
=
λx λg
=
94,08 111
= 0,847
ωx
=
1,41 1,593 − λ s
=
1,41 1,593 − 0,847
= 1,89
¾ Kontrol tegangan
σ
=
p.ω x Aprofil
=
572,76.1,89 31
= 34,919 kg/cm2 < 1600 kg/cm2
41
3. Batang bawah P
= 2874,07 kg
σ
= 1600 kg/cm2
σl = 2400 kg/cm2 Angka keamanan (n) = 1,5
δ
= 12 mm
lk = 1,177 m
σ tarik
= 75% . 1600 = 1200 kg/cm2
Anet
=
p σtarik
=
287,07 1200
= 2,395 cm2 Abruto
=
Anet 0,85
= 2,18 cm2
imin =
lk 240 =
182,3 240
= 0,759 cm
Dicoba baja double siku 80 x 80 x 8 A = 12,3 cm2
ix
= 2,42 cm
42
iy
= 2,42 cm
lx
= 72,3 cm4
I
= 72,3 cm4
y
e
= 2,26
d
= 0,5 . δ + e = 0,5 . 12 + 2,26 = 2,86
¾ Pemeriksaan tekuk arah (y– y )
Iyr
= 2 ( I y + a2 . A ) = 2 ( 72,3 + 12,3 . 2,862 ) = 345,82 cm4
i
y
=
Iyprofil A.2
=
345,82 2.12,3
= 3,749 cm dipakai min = 2,42 cm
λ
=
lk i min
=
182,3 2,42
= 8,679 cm =
1,41 1,593 − 0,847
= 1,89
43
¾ Kontrol tegangan
σ
=
p.ω x Aprofil
=
2874,07 2.12,3
= 116,83 kg/cm2 < 1600 kg/cm2 3.1.2
Perhitungan Struktur Plat
Data teknis : Dari PMI bab II pasal 2.2 diperoleh: Mutu beton (fc)
= 22,5 MPa
Mutu baja (fy)
= 240 MPa
Beban lantai tribun (qLL)
= 5 kN/m2
Beban tangga (qt)
= 3 kN/m2
Selimut beton (p)
= 20 mm = 0,02 m
Berat satuan spesi/ adukan
= 0,21 kN/m2
Berat keramik
= 0,24 kN/m2
Berat satuan eternit
= 0,11 kN/m2
Berat satuan penggantung
= 0,07 kN/m2
Berat satuan beton bertulang
= 24 kN/m3
- Lx
: panjang plat arah x
- Ly
: panjang plat arah y
- Lx1
: panjang plat efektif arah x
- Ly1
: panjang plat efektif arah y
44
Bi
- Mlx
: momen lapangan arah x
- Mtx
: momen tumpuan arah x
- Mly
: momen lapangan arah y
- Mty
: momen tumpuan arah y
- β
: perbandingan antara Ly dan Lx
Ba
Ba
Bi
Ba
Bi
Bi
Bi
Bi Ba
Bi Bi
Ba
Ba
Ba
Ba
500
Bi
Ba
Bi Bi
Ba
Bi
Bi
Ba
Bi
Ba
Ba
Bi
Bi
Ba Bi 800 Keterangan: Bi : Balok Induk Ba : Balok Anak
500
Ba
Bi Bi
Ba
Ba
Ba
Bi
Ba
Ba
Bi
Ba
Ba Ba
400
Bi
Bi
Bi
Bi
Ba
Bi
Bi
800
800
600
45
Gambar 3. Denah Balok Lantai Dimensi balok lantai tribun yang dipakai sesuai dengan data yang diperoleh di lapangan, yaitu; Tabel 5. Asumsi Dimensi Balok Balok
Dimensi (cm)
Balok lantai 1
30 x 80
Balok lantai 2
30 x 80
Balok lantai 3
30 x 80
Balok lantai 4
30 x 80
1. Perencanaan Plat Lantai
Ly = 8 m Lx = 6 m Ly1
= 8000 – 300 – 300 = 7400 mm
Lx1
= 6000 – 300 – 300 = 5400 mm
α
1 .200.8003 12 = 1 .5400.1203 12 = 1,6 < 2,0
β
=
Ly1 Lx1
=
7474000 5400
46
= 1,37 Untuk memenuhi persyaratan terhadap lendutan yang terjadi maka plat dua arah harus memenuhi persyaratan sebagai berikut :
fy ⎞ ⎛ ⎜ 0,8 + ⎟.Ly 1500 ⎠ ⎝ h min = ⎧ ⎛ 1 ⎞⎫ 36 + 5.β .⎨α − 0,12⎜⎜1 + ⎟⎟⎬ ⎝ β ⎠⎭ ⎩ 240 ⎞ ⎛ ⎜ 0,8 + ⎟.7400 1500 ⎠ ⎝ = ⎧ 1 ⎞⎫ ⎛ 36 + 5.1,37 ⎨1,6 − 0,12⎜1 + ⎟⎬ ⎝ 1,37 ⎠⎭ ⎩
=
7104 53,538
= 132,69 mm, atau
fy ⎞ ⎛ ⎟.Ly ⎜ 0,8 + 1500 ⎠ ⎝ h min = 36 + 9.β 240 ⎞ ⎛ ⎜ 0,8 + ⎟.7400 1500 ⎠ ⎝ = 36 + 9.1,37 =
7104 48,33
= 147,73 mm
fy ⎞ ⎛ ⎜ 0,8 + ⎟.Ly 1500 ⎠ ⎝ h max = 36 240 ⎞ ⎛ ⎜ 0,8 + ⎟.7400 1500 ⎠ ⎝ = 36
47
=
7104 36
= 197 mm Dipakai h min =15 cm
Pembebanan •
Beban Mati (qDL) - Berat sendiri plat
= 24 . 0,15
= 3,6 kN/m2
- Berat spesi
= 0,21 kN/m2
- Berat keramik
= 0,24 kN/m2
- Berat plafond + penggantung
= 0,18 kN/m2 q DL
•
Beban Hidup (q LL)
•
Beban Berfaktor (qu) qu
= 4,23 kN/m2
= 5 kN/m2
= 1,2 . q DL + 1,6 . q LL = 1,2 . 4,23 + 1,6 . 5 = 13,076 kN/m2
Momen Rancangan Berdasarkan karakteristik plat di atas dan menggunakan teknik interpolasi, dari tabel A – 14 dalam buku Dasar – dasar Perencanaan Beton Bertulang, Kusuma, G.( 1991), diperoleh faktor pengali momen sebagai berikut :
Cx+
= 40,8
Cx-
= 70,65
48
Cy+
= 18,6
Cy-
Mlx
= Cx+ . 0,001 . qu . Lx2
= 54,85
= 40,8 . 0,001 . 13,076 . (6)2 = 19,206 kNm Mly
= Cy+ . 0,001 . qu . Lx2 = 18,6 . 0,001 . 13,076 .(6)2 = 8,756 kNm
Mtx
= Cx- . 0,001 . qu . Lx2 = 70,65. 0,001 . 13,076 .(6)2 = 33,25 kNm
Mty
= Cy- . 0,001 . qu . Lx2 = 54,85 . 0,001 . 13,076. (6)2 = 25,819 kNm
2. Penulangan plat lantai
- P (selimut beton)
= 20 mm
- Asumsi tul. Utama Arah x , Dx = 10 mm Arah y, Dy = 10 mm
- Tinggi Efektif Arah x, dx = h – p – Dx/2
= 120 – 20 – 10/2 = 95 mm Arah y, dy = h – p – Dy – Dy/2
= 120 – 20 – 10 – 10/2 = 85 mm
49
Dy h
dy
dx
Dx
Menghitung penulangan plat lantai tribun Digunakan lebar per meter panjang (b) = 1m = 1000 mm • Tulangan Lapangan Arah X Mlx = 19,2065 kNm Koefisien ketahanan (K)
=
Mlx θ ..b.dx
=
19,206.106 2 0,8.1000.(95)
= 2,66 Mpa Dari tabel A-10 ( Struktur Beton Bertulang hal 464-465) ditentukan untuk nilai K = 24,8 MPa, maka diambil ρ perlu = 0,0120 Dari tabel A- 6 ( Struktur Beton Bertulang hal 460) ditentukan untuk fc = 22,5 MPa dan fy = 240 MPa, maka di dapat : ρmin = 0,0058 ρmaks = 0,0363
Maka, nilai ρmin = 0,0058 < ρ perlu = 0,0120 < ρ mak = 0,0363 Chek luas penampang tulangan Diasumsi digunakan tulangan berdiameter 10 mm (D10)
50
Luas tulangan ( Δ D10) =
=
1 . π . d2 4 1 . 3,14. 102 4
= 78,5 mm2 Untuk luas tampang (As Ix)
= ρperlu . b . dx
= 0,0120 . 1000 . 95 = 1140 mm2 Jumlah tulangan (n) =
Aslx ΔD10
=
1140 78,5
= 14,52 dipakai = 15 batang Spasi antar tulangan =
1000 n −1
=
1000 15 − 1
= 71,428 mm dipakai
= 70 mm
Jadi dipakai D10-70
As
= Δ D10 . n = 78,5. 15 = 1177,5 mm2 > 1140 mm2
(Ok!)
51
• Tulangan Tumpuan Arah X Mtx = 33,257 kNm Koefisien ketahanan (K)
=
Mtx θ .b.dx
=
33,257.106 2 0,8.1000.(95)
= 4,601 MPa Dari tabel A-10 ( Struktur Beton Bertulang hal 464-465) ditentukan untuk nilai K= 4,302 MPa, maka diambil ρ perlu = 0,0224 Dari tabel A- 6 ( Struktur Beton Bertulang hal 460) ditentukan untuk fc = 22,5 MPa dan fy = 240 MPa, maka di dapat : ρmin = 0,0058 ρmaks = 0,0363 Maka, nilai ρmin =
0,0058 < ρ perlu = 0,0224 < ρ mak =
0,0363 Chek luas penampang tulangan Dengan Δ D10 =
=
1 . π . d2 4 1 . 3,14. 102 4
= 78,5 mm2 As tx
= ρperlu . b . dx = 0,0224 . 1000 . 95 = 2128 mm2
52
Jumlah tulangan (n) =
Astx ΔD10
=
2128 78,5
= 28 batang 1000 n −1
Spasi antar tulangan =
=
1000 28 − 1
= 37,037mm dipakai 40 mm Jadi dipakai D10-40 As = Δ D10. n = 78,5. 28 = 2198 mm2 > 2128 mm2 (Ok!)
• Tulangan lapangan arah Y Mly = 8,756 kNm Koefisien ketahanan (K)
=
Mly θ ..b.dy
=
8,756.106 2 0,8.1000.(85)
= 1,52 Mpa Dari tabel A-10 ( Struktur Beton Bertulang hal 464-465) ditentukan untuk nilai K = 1,414 MPa, maka diambil ρ perlu = 0,0066 Dari tabel A- 6 ( Struktur Beton Bertulang hal 460) ditentukan untuk fc = 22,5 MPa dan fy = 240 MPa, maka di dapat :
53
ρmin = 0,0058 ρmaks = 0,0363 Maka, nilai ρmin = 0,0058 < ρ perlu = 0,0066 < ρ mak = 0,0363 Chek luas penampang tulangan Dengan Δ D10 =
=
1 . π . d2 4 1 . 3,14. 102 4
= 78,5 mm2 As Iy
= ρperlu . b . dy = 0,0066 . 1000 . 85 = 561 mm2
Jumlah tulangan (n) =
=
Asly ΔD10 561 78,5
= 7,146 dipakai 8 batang Tebal spasi =
1000 n −1
=
1000 8 −1
= 142,25 mm dipakai 150 mm Jadi dipakai D10-150 As = Δ D10. n = 78,5. 8 = 628 mm2 > 561 mm2
(Ok!)
54
• Tulangan tumpuan arah Y Mty = 25,819 kNm Koefisien ketahanan (K)
=
Mty θ ..b.dy
25,819.106 = 2 0,8.1000.(85) = 4,46 MPa Dari tabel A-10 ( Struktur Beton Bertulang hal 464-465) ditentukan untuk nilai K = 4,17 MPa, maka diambil ρ perlu = 0,0215 Dari tabel A- 6 ( Struktur Beton Bertulang hal 460) ditentukan untuk fc = 22,5 MPa dan fy = 240 MPa,maka di dapat ρmin = 0,0058 ρmaks = 0,0363 Maka, nilai ρmin = 0,0058 < ρ perlu = 0,0215 < ρ mak = 0,0363 Chek luas penampang tulangan Dengan Δ D10 = =
1 . π . d2 4 1 . 3,14. 102 4
= 78,5 mm2
As ty
= ρperlu . b . dy = 0,0215 . 1000 . 85 = 1831 mm2
55
Jumlah tulangan (n) =
Asty ΔD10
=
1831 78,5
= 23,32 dipakai 24 batang Tebal spasi =
=
1000 n −1 1000 24 − 1
= 43,47 mm dipakai 50 mm Jadi dipakai D10-50 As = Δ D10. n = 78,5. 24 =1884 mm2 > 1831 mm2
3.2
(Ok! )
Perencanaan Tangga
Bentuk tangga yang dipakai adalah tangga dengan tipe K dengan bordes yang terletak tepat di tengah-tengahnya. Sketsa tangga tersebut sebagai berikut:
163,7 cm
163,7 cm
56
215,9 cm
197,7 cm
Gambar 4. Skema Tangga Type K
236,5 cm
236,5 cm
215,9 cm
197,7 cm
Gambar 5. Denah Tangga
3.2.1 Data teknis tangga
- Mutu beton (fc)
= 22,5 MPa
- Mutu baja (fy)
= 240 MPa
- Selisih/ elevasi lantai (Tl)
= 473,0 cm
- Tinggi pijakan (o, optrede) = 18 cm - Lebar pijakan (a, antrede) = 30 cm - Jumlah anak tangga
=
Tl optrede
57
=
473,0 18
= 25,98 buah - Lebar bordes
= 200 cm
- Kemiringan tangga ( α )
= arc. tg
18 30
= 30,96 0 - Tebal selimut beton (p)
= 2 cm
Direncanakan
- Tebal keramik maks (hk)
= 1 cm
- Tebal spesi (hs)
= 2 cm
Berdasarkan Peraturan Pembebanan Indonesia untuk Gedung 1983 (PPIUG ‘83) diperoleh: - Berat sendiri beton
= 2400 kg/m3 = 24 kN/m3
- Berat sendiri keramik
= 0,24 kN/m3
- Berat sendiri spesi
= 0,21 kN/m3
- Beban hidup untuk tangga = 3 kN/m2 3.2.2 Pembebanan dan penulangan tangga
Panjang tangga sisi miring (L)
L b = 163,7 cm
a = 215,9 cm
58
Gambar 6. Potongan Tangga L = =
a2 + b2
(215,9) 2 + (163,7) 2
= 274 cm = 2,74 m Tebal plat min menurut SKSNI T-15-1991-03 hmin
=
1 fy . L (0,4 + ) 27 700
=
1 240 . 2,74 (0,4 + ) 27 700
= 7,4 cm dipakai 8 cm hmaks
= hmin + (
o ) cosα t
= 11 cm + (
18 ) cos 30,96 0 9
= 9,72 cm dipakai 12 cm Dipakai tebal plat tangga (ht) 120 mm a.
Pembebanan Tangga
a. Beban mati (q DL) - Berat sendiri plat
= ht . berat sendiri beton = 0,12 m . 24 kN/m3
- Berat spesi (2 cm)
= hs . berat sendiri spesi = 0,02 m . 0,21 kN/m3
- Berat keramik (1cm)
= 2,88 kN/m2
= 0,0042 kN/m2
= hk . berat sendiri keramik = 0,01 m . 0,24 kN/m3 q DL
= 0,0024 kN/m2 = 2,886 kN/m2
59
b. Beban hidup (q LL) Beban hidup untuk tangga (q LL) = 3 kN/m2 c. Beban berfaktor (qu) qu
= 1,2 . q DL + 1,6 . q LL = 1,2 . 2,886 kN/m2 + 1,6 . 3 kN/m2 = 8,264 kN/m2
b.
Penulangan Plat
Asumsi tulangan utama -
Arah x, Dx
= 12 mm
-
Arah y, Dy
= 12 mm
Tinggi efektif -
Arah x, dx
= ht – p – Dx/2 = 120 – 20 –
12 2
= 94 mm -
Arah y, dy
= ht – p – Dx – Dy/2 = 120 – 20 – 12 – = 82 mm
Lx = 1637 mm Ly = 2159 mm
β =
=
Ly Lx 2159 1637
= 1,4
12 2
60
Berdasarkan karakteristik plat di atas dan menggunakan teknik interpolasi dari tabel A-14 dalam buku ‘Dasar-dasar Perencanaan Beton Bertulang’ Gideon Kusuma G (1991), didapat faktor pengali momen: Cx+ = + 42
Cx-
= - 72
Cy+ = + 18
Cy-
= - 55
Momen Rancangan Mlx
= + Cx+ . 0,001 . qu . Lx2 = + 42 . 0,001 . 8,264 . (1,637)2 = + 0,63010 kNm = + 930100 Nmm
Mly
= + Cy+ . 0,001 . qu . Lx2 = + 18 . 0,001 . 8,264 .(1,637)2 = + 0,3986 kNm = + 398600 Nmm
Mtx
= - Cx- . 0,001 . qu . Lx2 = - 72 . 0,001 . 8,264 . (1,637)2 = - 1,5944 kNm = - 1594400 Nmm
Mty
= - Cy- . 0,001 . qu . Lx2 = - 55 . 0,001 . 8,264 . (1,637)2 = - 1,2179 kNm = - 1217900 Nmm
Penulangan Tumpuan Arah X Dengan lebar b = 1m = 1000 mm
61
dx = 94 mm Mtx = 1594400 Nmm Mtx θ .b.dx 2
Koefisien ketahanan (K) =
=
1594400
0,8.1000.(94 )
2
= 0,2255 MPa dari tabel A- 6 dalam buku ’ Struktur Beton Bertulang hal 460’ ditentukan untuk fc = 22,5 MPa dan fy = 240 MPa diperoleh:
ρmin
= 0,0058
ρmaks
= 0,0363
dari tabel A-10 dalam buku ‘Struktur Beton Bertulang hal 464-465’ nilai K = 0,2255 maka diambil ρ perlu = 0,0058 Maka nilai ρ min = 0,0058 = ρ perlu = 0,0058 < ρ mak = 0,0363 (ok! As tx = ρperlu . b . dx = 0,0058 . 1000 . 94 = 545,2 mm2
ΔD12 =
=
1 . π . D2 4
1 . 3,14 . (12)2 4
= 113 mm2 Jumlah tulangan (n) =
Astx ΔD12
=
545,2 113
62
= 4,82 dipaki 5 batang Spasi (s)
=
1000 n −1
=
1000 5 −1
= 250 mm dipakai 200 mm Jadi dipakai D12 – 200
Cek luas penampang tulangan (As) As = ΔD12 . n = 113 mm2 . 5 = 565 mm2 jadi As > Astx = 565 mm2 > 545 mm2 (ok!)
Penulangan Lapangan Arah X Dengan lebar b = 1m = 1000 mm dx = 94 mm Mlx = 930100 Nmm Koefisien ketahanan (K) =
=
Mlx θ .b.dx 2 930100
0,8.1000.(94 )
2
= 0,1315 MPa dari tabel A- 6 dalam buku ’ Struktur Beton Bertulang hal 460’ ditentukan untuk fc = 22, 5 MPa dan fy = 240 MPa diperoleh:
63
ρmin = 0,0058 ρmaks = 0,0363 dari tabel A - 10 dalam buku ‘Struktur Beton Bertulang hal 464-465’ nilai
k = 0,1315 , maka diambil ρ perlu = 0,0058
Maka nilai ρ min = 0,0058 = ρ perlu = 0,0058 < ρ mak = 0,0363 (ok!) As lx = ρperlu . b . dx = 0,0058 . 1000 . 94 = 545 mm2
ΔD12 =
=
1 . π . D2 4
1 . 3,14 . (12)2 4
= 113 mm2 Jumlah tul. (n)
=
=
Aslx ΔD12 545 133
= 4,82 dipakai 5 batang Spasi (s)
=
1000 n −1
=
1000 5 −1
= 250 mm dipakai 200 mm Jadi dipakai D12 – 200
Chek luas penampang tulangan (As)
64
As
= ΔD12 . n = 113 mm2 . 5 = 565 mm2 jadi As > Aslx = 565 mm2 > 545 mm2 (ok!)
Penulangan Tumpuan Arah Y Dengan lebar b = 1m = 1000 mm dy = 82 mm Mty = 1217900 Nmm Mty θ .b.dy 2
Koefisien ketahanan (K) =
=
1217900
0,8.1000.(82 )
2
= 0,2264 MPa dari tabel A- 6 dalam buku ’ Struktur Beton Bertulang hal 460’ ditentukan untuk fc = 22,5 MPa dan fy = 240 MPa diperoleh:
ρmin = 0,0058 ρmaks = 0,0323 dari tabel A-10 dalam buku ‘Struktur Beton Bertulang hal 464-465’ nilai k = 0,2264 , maka diambil ρ perlu = 0,0058 Maka nilai ρ min = 0,0058 = ρ perlu = 0,0058 < ρ mak = 0,0323 (ok!) As ty = ρperlu . b . dy = 0,0058 . 1000 . 82 = 475,6 mm2
65
ΔD12 =
=
1 . π . D2 4
1 . 3,14 . (12)2 4
= 113 mm2 Jumlah tul. (n)
=
=
Asty ΔD12 475,6 113
= 4,20 dipakai 5 batang Spasi (s)
=
1000 n −1
=
1000 5 −1
= 250 mm dipakai 200 mm Jadi dipakai D12 – 200 Chek luas penampang tulangan (As) As
= ΔD12 . n = 113 . 5 = 565 mm2 jadi As > Asty = 565 mm2 > 475,6 mm2 (ok!)
Penulangan Lapangan Arah Y Dengan lebar b = 1m = 1000 mm Dy = 82 mm Mly = 3986100 Nmm
66
Koefisien ketahanan (K) =
Mly θ .b.dy 2 3986100
=
0,8.1000.(82 )
2
= 0,074 MPa dari tabel A- 6 dalam buku ’ Struktur Beton Bertulang hal 460’ ditentukan untuk fc = 2,25 MPa dan fy = 240 MPa diperoleh:
ρmin= 0,0058 ρmaks = 0,0323 dari tabel A-10 dalam buku ‘Struktur Beton Bertulang hal 464-465’ nilai k = 0,074 , maka diambil ρ perlu = 0,0058 Maka nilai ρ min = 0,0058 = ρ perlu = 0,0058 < ρ mak = 0,0203 (ok!) As ly = ρperlu . b . dy = 0,0058 . 1000 . 84 = 707,6 mm2
ΔD12 =
=
1 . π . D2 4
1 . 3,14 . (12)2 4
= 113 mm2 Jumlah tul. (n)
=
=
Asly ΔD12 475,6 113
= 4,20 dipakai 5 batang
67
Spasi (s)
=
1000 n −1
=
1000 5 −1
= 250 mm dipakai 200 mm Jadi dipakai D12 – 200 Chek luas penampang tulangan (As) As
= ΔD12 . n = 113 . 5 = 565 mm2 jadi As > Asly = 565 mm2 > 475,6 mm2 (ok!)
3.2.3 Pembebanan dan penulangan bordes
Lx
= 199,7 cm
Ly
= 163,7 cm
Lx1
= 1997 – 300 mm = 1677 mm
Ly1
= 1537 – 300 mm = 1337 mm
β =
=
Lx Ly 1677 1337
= 1,2
68
fy ⎞ ⎛ ⎟.Lx ⎜ 0,8 + 1500 ⎠ ⎝ h min = 36 + 9.β 240 ⎞ ⎛ ⎜ 0,8 + ⎟.1677 1500 ⎠ ⎝ = 36 + 9.1,2 = 55,25 mm fy ⎞ ⎛ ⎜ 0,8 + ⎟.Lx 1500 ⎠ ⎝ h maks = 36 240 ⎞ ⎛ ⎜ 0,8 + ⎟.1677 1500 ⎠ ⎝ = 36 = 44,72 mm Digunakan persyaratan h min plat 2 arah harus > 120 mm, menurut perhitungan diatas, maka dipakai tebal plat (hb) 120 mm
a. Pembebanan bordes -
Tebal plat bordes (hb)
= 120 mm
a. Beban mati pada bordes (qDL) - Berat sendiri plat
= ht . berat sendiri beton = 0,12 m . 24 kN/m3
- Berat spesi (2 cm)
= hs . berat sendiri spesi = 0,02 m . 0,21 kN/m3
- Berat keramik (1cm)
= 2,88 kN/m2
= 0,0042 kN/m2
= hk . berat sendiri keramik = 0,01 m . 0,24 kN/m3
= 0,0024 kN/m2 qDL = 2,89 kN/m2
b. Beban hidup (qLL)
69
qLL = 3 kN/m2 c. Beban berfaktor (qu) qu
= 1,2. qDL + 1,6. qLL = 1,2. 2,89 kN/m2 + 1,6. 3kN/m2 = 8,263 kN/m
b. Penulangan Bordes Asumsi tulangan utama -
Arah x, Dx
= 12 mm
-
Arah y, Dy
= 12 mm
Tinggi efektif -
Arah x, dx = hb – p –
Dx 2
= 120 – 20 –
12 2
= 94 mm -
Arah y, dy = hb – p – Dx – = 120 – 20 – 12 –
Dy 2 12 2
= 82 mm Berdasarkan karakteristik plat diatas dan menggunakan teknik interpolasi dari tabel A-14 dalam buku ‘Dasar-dasar Perencanaan Beton Bertulang’ Gideon Kusuma G .(1991), didapat faktor pengali momen: Cx+
= + 34
Cx-
= - 63
Cy+
= + 22
Cy-
= - 54
Momen rancangan
70
= + Cx+ . 0,001 . qu . Lx2
Mlx
= + 34 . 0,001 . 8,263 . (1,677)2 = + 0,7901 kNm = + 790100 Nmm = + Cy+ . 0,001 . qu . Lx2
Mly
= + 22 . 0,001 . 8,263 .(1,677)2 = + 00,5112 kNm = + 511200 Nmm = - Cx- . 0,001 . qu . Lx2
Mtx
= - 63 . 0,001 . 8,263 . (1,677)2 = - 1,4640 kNm = - 1464000Nmm = - Cy- . 0,001 . qu . Lx2
Mty
= - 54 . 0,001 . 8,263 . (1,677)2 = - 1,2548 kNm = - 1254800 Nmm Penulangan Tumpuan Arah X Dengan lebar b = 1m = 1000mm Mtx = 1464000 Nmm dx = 94 mm K =
=
Mtx θ .b.dx 2 1464000
0,8.1000.(94 )
= 0,207 MPa
2
71
dari tabel A- 6 dalam buku ’ Struktur Beton Bertulang hal 460’ ditentukan untuk fc = 22,5 MPa dan fy = 240 MPa diperoleh: ρmin
= 0,0058
ρmaks = 0,0323 dari tabel A-10 dalam buku ‘Struktur Beton Bertulang hal 464 - 465’ nilai
K = 0,207 , maka diambil ρ perlu = 0,0058
Maka nilai ρ min = 0,0058 = ρ perlu = ,0058 < ρ mak = 0,0203 (ok!) As tx = ρperlu . b . dx = 0,0058 . 1000 . 94 = 545,2 mm2 ΔD12 =
=
1 . π . D2 4
1 . 3,14 . (12)2 4
= 113 mm2 Jumlah tul. (n)
=
Astx ΔD12
=
545,2 133
= 4,82 dipakai 5 batang Spasi (s)
=
1000 n −1
=
1000 5 −1
= 250 mm dipakai 200 mm Jadi dipakai D12 – 200
72
Chek luas penampang tulangan As = ΔD12 . n = 133 mm2 . 5 = 565 mm2 Jadi As > Astx = 565 mm2 > 545,2 mm2 (ok!) Penulangan Lapangan Arah X Dengan lebar b = 1m = 1000 mm Mlx dx
= 791000 Nmm = 94 mm
K =
=
Mlx θ .b.dx 2 791000
0,8.1000.(94 )
2
= 0,119 MPa dari tabel A- 6 dalam buku ’ Struktur Beton Bertulang hal 460’ ditentukan untuk fc = 22,5 MPa dan fy = 240 MPa diperoleh: ρmin
= 0,0058
ρmaks = 0,0132 dari tabel A-10 dalam buku ‘Struktur Beton Bertulang hal 464-465’ nilai K = 0,1260 , maka diambil ρ perlu = 0,0058 Maka nilai ρ min = 0,0058 = ρ perlu = 0,0058 < ρ mak = 0,0132 (ok!)
As lx
= ρperlu . b . dx = 0,0058 . 1000 . 94
73
= 545,2 mm2 ΔD12
=
1 . π . D2 4
=
1 . 3,14 . (12)2 4
= 113 mm2 Jumlah tul. (n)
=
Aslx ΔD12
=
545,2 113
= 4,82 dipakai 5 batang =
1000 n −1
=
1000 5 −1
Spasi (s)
= 250mm dipakai 200 mm Jadi dipakai D12 – 200
Chek luas penampang tulangan As
= ΔD12 . n = 113 mm2 . 5 = 565 mm2
jadi As > Aslx = 565 mm2 > 545 mm2 (ok!)
Penulangan Lapangan Arah Y
74
Dengan lebar b = 1m = 1000 mm Mly = 1254800 Nmm dy
= 82 mm
K =
=
Mly θ .b.dy 2 1254800
0,8.1000.(82 )
2
= 0,233 Mpa dari tabel A- 6 dalam buku ’ Struktur Beton Bertulang hal 460’ ditentukan untuk fc = 22,5 MPa dan fy = 240 MPa diperoleh: ρmin = 0,0058 ρmaks = 0,0363 dari tabel A-10 dalam buku ‘Struktur Beton Bertulang hal 464-465’ nilai K = 0,233 , maka diambil ρ perlu = 0,0058 Maka nilai ρ min = 0,0058 = ρ perlu = 0,0058 < ρ mak = 0,0363 (ok!) As ly = ρperlu . b . dy = 0,0058 . 1000 . 82 = 475,6 mm2 ΔD12 =
=
1 . π . D2 4
1 . 3,14 . (12)2 4
= 133 mm2 Jumlah tul. (n)
=
Asly ΔD12
75
=
475,6 133
= 4,20 dipakai 5 batang Spasi (s)
=
1000 n −1
=
1000 5 −1
= 250 mm dipakai 200 mm Jadi dipakai D12 – 200 Chek luas penampang tulangan As = ΔD12 . 5 = 133 . 5 = 565 mm2 jadi As > Asly = 565 mm2 > 475,6 mm2 (ok!) Penulangan Tumpuan Arah Y Dengan lebar b = 1m = 1000 mm Mty = 511200 Nmm dy
= 82 mm
K =
=
Mty θ .b.dy 2 511200
0,8.1000.(82 )
2
= 0,095 MPa dari tabel A- 6 dalam buku ’ Struktur Beton Bertulang hal 460’ ditentukan untuk fc = 22,5 MPa dan fy = 240 MPa diperoleh:
76
ρmin = 0,0058 ρmaks = 0,0363 dari tabel A-10 dalam buku ‘Struktur Beton Bertulang hal 464-465’ nilai K = 0,095 , maka diambil ρ perlu = 0,0058 Maka nilai ρ min = 0,0058 = ρ perlu = 0,0058 < ρ mak = 0,0363 (ok!) As ty
= ρperlu . b . dy = 0,0058 . 1000 . 82 = 475,6 mm2
ΔD12
=
1 . π . D2 4
=
1 . 3,14 . (12)2 4
= 133 mm2 Jumlah tul. (n)
=
Asty ΔD12
=
475,6 133
= 4,20 dipkai 5 batang =
1000 n −1
=
1000 5 −1
Spasi (s)
= 250 mm dipakai 200 mm Jadi dipakai D16 – 200 Chek luas penampang tulangan As
= ΔD12 . n
77
=133 . 5 = 565 mm2 jadi As > Asty = 565 mm2 > 475,6 mm2 (ok!)
c. Penulangan balok bordes Dimensi balok 500/200 fc = 22,5 MPa fy = 350 Mpa Tulangan Pokok
= 16 mm
Tulangan Sengkang = 8 mm Selimut beton (p)
= 2 cm
a. Estimasi beban 1. Beban mati pada bordes (qDL) - Berat sendiri balok
= h . b . berat sendiri beton = 0,5 . 0,2 . 24 kN/m3 = 2,4 kN/m
- Berat bordes
= hb . lb . berat sendiri beton = 0,12 m . 1,977 m . 0,21 kN/m3 = 0,049 kN/m
- Berat tangga
= ht . lt . berat sendiri beton = 0,12 m . 2,74 m . 24 kN/m3 = 7,89 kN/m
- Berat dinding
= 1,977 m . 17 kN/m2 = 33,609 kN/m q DL = 43,948 kN/m
78
2. Beban hidup (qLL) Beban hidup untuk tangga (qLL)
= 3 kN/m2
3. Beban berfaktor (qu) qu
= 1,2. qDL + 1,6. qLL = (1,2. 543,948) kN/m + (1,6. 3) kN/m = 54,177 kN/m
Penulangan Momen = - 1/24 . qu . I2
Momen tumpuan
= - 1/24 . 54,177 kN/m . 2,1192 = - 10,136 kNm Momen lapangan
= 1/11 . qu . I2 = 1/11 . 54,177 kN/m . 2,1192 = 22,114 kNm
Perhitungan tulangan = h – p - Φ sengkang – ½ Φ tulangan pokok
D efektif
= 500 – 20 – 8 – 16/2 = 464 mm
Tulangan tumpuan Mtx
= 10,136 kNm = 10136000 Nmm Mtx θ .b.d 2
K=
=
10136000
0,8.200.(464 )
= 0,29 MPa
2
79
dari tabel A- 6 dalam buku ’ Struktur Beton Bertulang hal 460’ ditentukan untuk fc = 22,5 MPa dan fy = 350 MPa diperoleh: ρmin
= 0,00442
ρmaks = 0,0251 dari tabel A-10 dalam buku ‘Struktur Beton Bertulang hal 464-465’ nilai k = 0,29 , maka diambil ρ perlu = 0,00442 Maka nilai ρ min = 0,00442 = ρ perlu = 0,00442 < ρ mak = 0,0251 (ok!) As tx = ρperlu . b . d = 0,00442 . 200 . 464 = 410,176 mm2 ΔD16 =
=
1 . π . D2 4 1 . 3,14 . (16)2 4
= 200,96 mm2 Jumlah tul. (n)
=
Astx ΔD16
=
410,176 200,96
= 2,04 dipakai 5 batang Spasi (s)
=
1000 n −1
=
1000 5 −1
= 250 mm dipakai 200 mm Jadi dipakai D16 – 200
80
Chek luas penampang tulangan As = ΔD16 . n = 200,96 mm2 . 5 = 1004,8 mm2 jadi As > Astx = 1004,8 mm2 > 410,176 mm2 (ok!) Tulangan lapangan Mlx
= 22,114 kNm = 22114000 Nmm Mlx θ .b.d 2
K=
=
22114000
0,8.200.(464 )
2
= 0,64 MPa dari tabel A- 6 dalam buku ’ Struktur Beton Bertulang hal 460’ ditentukan untuk fc = 22,5 Mpa dan fy = 350 Mpa diperoleh: ρmin
= 0,00442
ρmaks = 0,0251 dari tabel A-10 dalam buku ‘Struktur Beton Bertulang hal 464-465’ nilai k =0,64 , maka diambil ρ perlu = 0,00442 Maka nilai ρ min = 0,00442 = ρ perlu = 0,00442 < ρ mak = 0,0251 (ok!) As lx = ρperlu . b . d = 0,00442 . 200 . 464 = 410,176 mm2
81
ΔD16 =
=
1 . π . D2 4
1 . 3,14 . (16)2 4
= 200,96 mm2 Jumlah tul. (n)
=
= = tebal spasi (s)
Astx As1 410,176 200,96 5 batang
=
1000 n −1
=
1000 5 −1
= 250 mm dipakai 200 mm Jadi dipakai D16 – 200 Chek luas penampang tulangan As = ΔD16. n = 200,96 mm2 . 5 = 1004,8 mm2 jadi As > Aslx = 1004,8 mm2 > 410,176 mm2 (ok!)
3. 3 Perhitungan struktur akibat gaya gempa (Berdasarkan PMI bab II pasal 2.2)
82
Data teknis
Beban lantai tribun (qLL)
= 500 kg/m2
Koefisien reduksi
= 0,5 (untuk beban hidup)
Berat satuan spesi/ adukan (s)
= 21 kg/m2
Berat keramik (gk)
= 24 kg/m2
Berat satuan eternit dan penggantung (ge) = 18 kg/m2
Berat satuan beton bertulang (gb)
= 2400 kg/m3
Tebal plat (hl)
= 0,12 m
Berat sendiri genteng (ggt)
= 50 kg/m2
Tinggi bangunan (H)
= 28,77 m
Perhitungan
struktur
akibat
gaya
gempa
menggunakan
Pedoman
Perencanaan Ketahanan Gempa untuk Rumah dan Gedung.
3.3.1 Berat Bangunan Total (Wt) a. Beban Lantai 5 1. Beban Mati Berat plat = 24 . 20 . 0,12 . 2400
= 138240 kg
Berat balok induk (20x70) = (5 . 24).(0,7 - 0,12) . 0,2 . 2400
= 33408 kg
= (4 . 20).(0,7 - 0,12) . 0,2 . 2400
= 22272 kg
Berat balok anak (20x40) ={(3 . 24) + (3 . 20)} . (0,4 – 0,12) . 0,2. 2400 = 17740,8 kg Kolom (60x60) = 24 . 9,85 . 0,6 . 0,6 . 2400
= 204249,6 kg
Dinding
= {(2. 24) + (2. 20)} . 9,85 . 250
= 216700 kg
Plafond
= 24 .20 . (11+7)
= 8640 kg
83
Spasi
= 24 . 20 . 21. 3
= 30240 kg
Keramik
= 24 . 20 . 24. 2
= 23040 kg WDL
= 694530,4 kg
2. Beban Hidup qL lantai tribun
= 500 kg/m2
Koefisien reduksi = 0,5 WLL
= 0,5 . 24 . 20 . 500 = 120000 kg
W5
= WDLL + WLL = 694530,4 kg + 12000 kg = 814530,4 kg
b. Beban Lantai 4 1. Beban Mati Berat plat = 24 . 20 . 0,12 . 2400
= 138240 kg
Berat balok induk (30x80) = (5 . 24).(0,8 - 0,12) . 0,3 . 2400
= 58752 kg
= (4 . 20).(0,8 - 0,12) . 0,3 . 2400
= 39168 kg
Berat balok anak (20x40) = {(3 . 24) + (3 . 20)} .(0,4 – 0,12) . 0,2. 2400 = 17740,8 kg Kolom (60x60) = 24 . 4,73 . 0,6 . 0,6 . 2400
= 98081,28 kg
Dinding
= {(2. 24) + (2. 20)} . 4,73 . 250
= 104060 kg
Plafond
= 24 .20 . (11+7)
= 8640 kg
Spasi
= 24 . 20 . 21. 3
= 30240 kg
84
Keramik = 24 . 20 . 24. 2
= 23040 kg WDL = 517962,08 kg
2.Beban Hidup qL lantai tribun
= 500 kg/m2
Koefisien reduksi = 0,5 WLL
= 0,5 . 24 . 20 . 500 = 120000 kg
W4
= WDL + WLL = 517962,08 kg + 120000 kg = 637962,08 kg
c. Beban Lantai 3 1. Beban Mati Berat plat = 24 . 20 . 0,12 . 2400
= 138240 kg
Berat balok induk (30x80) = (5 . 24).(0,8 - 0,12) . 0,3 . 2400
= 58752 kg
= (4 . 20).(0,7 - 0,12) . 0,2 . 2400
= 39168 kg
Berat balok anak (20x40) = {(3 . 24) + (3 . 20)} . (0,4 – 0,12) . 0,2. 2400 =17740,8 kg Kolom (70x70) = 24 . 9,85 . 0,7 . 0,7 . 2400
=133499,52 kg
Dinding
= {(2. 24) + (2. 20)} . 4,73 . 250
= 104060 kg
Plafond
= 24 .20 . (11+7)
= 8640 kg
Spasi
= 24 . 20 . 21. 3
= 30240 kg
Keramik = 24 . 20 . 24. 2
= 23040 kg WDL
=553380,32 kg
85
2.Beban Hidup qL lantai tribun
= 500 kg/m2
Koefisien reduksi = 0,5 WLL
= 0,5 . 24 . 20 . 500 = 120000 kg
W3
= WDL + WLL = 553380,32 kg + 120000 kg = 673380,32 kg
d. Beban Lantai 2 dan 1 1. Beban Mati Berat plat = 24 . 20 . 0,12 . 2400
= 138240 kg
Berat balok induk (30x80) = (5 . 24).(0,8 - 0,12) . 0,3 . 2400
= 58752 kg
= (4 . 20).(0,8 - 0,12) . 0,3 . 2400
= 39168 kg
Berat balok anak (20x40) = {(3 . 24) + (3 . 20)} . (0,4 – 0,12) . 0,2. 2400 =17740,8 kg Kolom (80x80) = 24 . 9,85 . 0,8 . 0,8 . 2400
=174366,72 kg
Dinding
= {(2. 24) + (2. 20)} . 9,85 . 250
= 104060 kg
Plafond
= 24 .20 . (11+7)
= 8640 kg
Spasi
= 24 . 20 . 21. 3
= 30240 kg
Keramik = 24 . 20 . 24. 2
= 23040 kg WDL = 594247,52 kg
2.Beban Hidup qL lantai tribun
= 500 kg/m2
86
Koefisien reduksi = 0,5 WLL
= 0,5 . 24. .20 . 500 = 120000 kg
W1,2
= WDL + WLL = 594247,52 kg +120000 kg = 714247,52 kg
Beban total (Wt) Wt
= W5 + W 4 + W3 + W2 + W1 = 814530,4 + 637962,08 + 673380,32 + 714247,52 + 714247,52 = 3554367,84 kg
3.3.2 Waktu Getar Bangunan (T) Rumus empiris untuk portal beton Tx = Ty = 0,06 H 3/4 H = Ketinggian sampai puncak dari bangunan utama struktur gedung diukur dari tingkat penjepitan lateral (dalam satuan meter) H
= 28,77 m
Tx = Ty
= 0,06 (28,77)3/4 = 0,7 detik
3.3.3 Koefisien Gempa Dasar Menurut pembagian gempa Indonesia, di jawa tengah masuk dalam wilayah 4. Untuk Tx = Ty =0,7 detik dan jenis tanah lunak diperoleh C = 0,05
3.3.4 Faktor keamanan I dan factor jenis struktur K
87
Dari buku tata cara perencanaan pembebanan untuk rumah dan gedung diperoleh I=1,5 dan K=1,0 untuk bangunan yang menggunakan struktur rangka beton bertulang dan daktilitas penuh.
3.3.5 Gaya geser horisontal total akibat gempa ke sepanjang tinggi gedung Vx = Vy = C . I .K .Wt = 0,05 . 1,5 . 1,0 . 3554,38 ton = 799,74 ton
3.6.6 Distribusi gaya geser horisontal total akibat gempa kesepanjang tinggi gedung a. Arah x (lihat tabel) H 28,77 = 1,198 < 3 = 24 A Fix =
wi.hi Vx ∑ wi.hi
b. Arah y H 28,77 = 1,798 < 3 = 24 A Fiy=
wi.hi Vy ∑ wi.hi
Keterangan : Fi
= Gaya geser horisontal akibat gempa lantai ke-i
hi
= Tinggi lantai ke-I terhadap lantai dasar
Vx, y = Gaya geser horisontal total akibat gempa untuk arah x atau arah y A
= Panjang sisi bangunan dalam arah x dan y
88
Tabel 6. Distribusi Gaya Geser Total Akibat Gempa Hi
Tingkat
(m)
Wi (ton)
(ton/m)
Fix,y
Untuk tiap portal
(ton)
1/5 Fi,x
1/3 Fi,y
5
28,77
814,53
23434,03
327,75
65,55
81,94
4
18,92
637,69
12065,09
176,47
32,29
44,12
3
14,19
673,38
9044,42
132,29
26,46
33,07
2
9,46
714,25
6756,81
98,83
19,77
24,71
1
4,73
714,25
3378,40
49,41
9,88
12,35
Σ
3.4
Wi . hi
57323,6
Perencanaan Balok 3.4.1 Balok sloof 700/250 (frame 147) Data-data balok -
Tinggi balok (h)
: 700 mm
-
Lebar balok (b)
: 250 mm
-
Selimut beton (p)
: 20 mm
-
Diameter tul. utama
: 19 mm
-
Diameter tul. sengkang
: 12 mm
-
Mutu baja (fy)
: 350 MPa
-
Mutu beton (fc)
: 22.5 Mpa
89
Gaya rencana dipakai gaya maksimum pada batang 147 (frame 147) P = 19279,3 N Vu = 184107,4 N Tu = 151500 Nmm Mu = 356008900 Nmm Penulangan longitudinal d = 700 – 20 -12 -19/2 = 658,5 mm Penulangan pada momen K=
=
Mu d 2 .b.θ 356008900 0,8.250.658,5 2
= 4,105 MPa ρ min = 0,0040 ρ perlu = 0,0134 ρ maks = 0,022 ρ min [ ρ perlu [ ρ maks 0,0040 [ 0,0134 [ 0,022 As = ρ . b. d = 0,0134 . 250 . 658,5 = 2205,975 mm2 Akibat gaya tekan aksial
90
A=
=
P θ . fy 19279,3 0,65.350
= 91,806 mm2 Ast = As + A = 2205,975 + 91,806 = 2297,78 mm2 Dipakai 10 D 19 kontrol spasi =
250 − 40 − (3.19) 2
= 76,5 mm dipakai 80 mm Penulangan geser Tu
= 151500 Nmm
Vu
= 184107,4 N
Sx2y = (250-40)2 . (700-40) = 29106000 mm2 υ .1/24 .
fc .Sx2y = 0,6 . 1/24 . 22,5 . 29106000
= 3451547,01 Nmm Tu ≤ υ .1/24 .
fc . Sx2y
151500 Nmm ≤ 3451547,01 Nmm Vc = 1/6 .
fc . b . d
= 1/6 . 22,5 . 250 . 658,5 = 156176,98 N
91
Vs
=
=
Vu
θ
− Vc
184107,4 − 156176,98 0,6
= 150668,68 N ≥ 0 Perlu tulangan geser 2/3 . b . d .
fc = 2/3 . 250 . 658,5 . 22,5
= 520827,13 N Vs ≤ 2/3 . b . d .
fc
150688,68 N ≤ 520827,13 N Dimensi sudah memenuhi syarat Smaks = d/4 = 658,5 / 4 = 1634,63 mm , dipakai 150 mm Penulangan geser Av
=
Vs.S fy.d
=
150668,68.150 350.658,5
= 98,05 mm2 Jadi dipakai D10 –150
3.4.2 Balok lantai 2,3,4,5 800/300 (frame 550) Data-data balok -
Tinggi balok (h)
: 800 mm
-
Lebar balok (b)
: 300 mm
92
-
Selimut beton (p)
: 40 mm
-
Diameter tul. utama
: 25 mm
-
Diameter tul. sengkang
: 12 mm
-
Mutu baja (fy)
: 350 MPa
-
Mutu beton (fc)
: 22.5 Mpa
Gaya rencana yang dipakai gaya maksimum pada batang 550 (frame 550) P = 278290,4 N Vu = 382677 N Tu = 198000 Nmm Mu = 849107800 Nmm Penulangan longitudinal d = 800 – 40 -12 -25/2 = 735,5 mm Penuangan pada momen K=
=
Mu d 2 .b.θ
849107800 0,8.300.735,5 2
= 6,5 MPa ρ min = 0,0040 ρ perlu = 0,0191 ρ maks = 0,022 ρ min [ ρ perlu [ρ maks 0,0040 [ 0,0191 [ 0,022 As = ρ . b . d
93
= 0,0191 . 300 . 735,5 = 4214,415 mm2 Akibat gaya tekan aksial A=
=
P θ . fy 278790,4 0,65.350
= 1225,45 mm2
Ast = As + A = 4214,415 + 1225,45 = 5439,86 mm2 Dipakai 11 D 25 Penulangan geser Tu
= 198000 Nmm
Vu
= 382677 N
Sx2y = (300-80)2 . (800-80) = 34848000 mm2 υ .1/24 .
fc . Sx2y = 0,6 . 1/24 . 22,5 . 34848000
= 4132464,45 Nmm Tu ≤ υ . 1/24 .
fc . Sx2y
198000 Nmm ≤ 4132464,45 Nmm Vc = 1/6 .
fc . b . d
= 1/6 . 22,5 . 300 . 735,5 = 174439,14 N
94
Vs =
=
Vu
θ
− Vc
382677 − 174439,14 0,6
= 4633355,86 N ≥ 0 Perlu tulangan geser 2/3 . b . d .
fc = 2/3 . 300735,5 .
22,5
= 697756,56 N Vs ≤ 2/3 . b . d .
fc
463355,86 N ≤ 697756,56 N Dimensi sudah memenuhi syarat Smaks = d/4 = 735,5 / 4 = 183,875 mm , dipakai 150 mm
Penulangan geser Av
=
Vs.S fy.d
=
463355,86.150 350.735,5
= 269,99 mm2 Jadi dipakai D 12 –150
95
3.4.3 Balok Ringbalk 700/200 (frame 742) Data-data balok -
Tinggi balok (h)
: 700 mm
-
Lebar balok (b)
: 200 mm
-
Selimut beton (p)
: 40 mm
-
Diameter tul. utama
: 19 mm
-
Diameter tul. sengkang
: 12 mm
-
Mutu baja (fy)
: 350 MPa
-
Mutu beton (fc)
: 22.5 MPa
Gaya rencana dipakai gaya maksimum pada batang 742 (frame 742) P
= 690887,3 N
Vu = 128928,9 N Tu = 6547700 Nmm Mu = 328143700 Nmm Penulangan longitudinal d = 700 – 40 -12 -19/2 = 638,5 mm Penulangan pada momen
96
K=
=
Mu d 2 .b.θ 328143700 0,8.200.638,5 2
= 5,03 MPa ρ min = 0,0040 ρ perlu = 0,0171 ρ maks = 0,022 ρ min [ ρ perlu [ ρ maks 0,0040 [ 0,0171 [ 0,022 As = ρ . b. d = 0,0171 . 200 . 638,5 = 2183,67 mm2 Akibat gaya tekan aksial A=
=
P θ . fy 690887,3 0,65.350
= 3036,86 mm2 Ast
= As + A = 2183,67 + 3036,86 = 5220,53 mm2
Dipakai 8 D 19 Penulangan geser Tu
= 6547700 Nmm
97
Vu
= 128928,9 N
Sx2y = (200-80)2 . (700-80) = 8928000 mm2 fc . Sx2y = 0,6 . 1/24 . 22,5 . 8928000
υ . 1/24 .
= 1058730,56 Nmm Tu ≤ υ . 1/24 .
fc . Sx2y
6547700 Nmm ≥ 1058730,56 Nmm
b.d ∑ x2 y
Ct =
200.638,5 8928000
=
= 0,014 1 / 6.b.d fc
Vc =
1 + (2,5.Ct.
Tu 2 ) Vu
1 / 6.200.638,5 22,5
=
1 + (2,5.0,014.
6547700 2 ) 128928,9
= 49512,36 N Vs =
=
Vu
θ
− Vc
128928,9 − 49512,36 0,6
= 165369,14 N ≥ 0 Perlu tulangan geser 2/3 . b . d .
fc = 2/3 . 200 . 638,5 .
22,5
98
= 403822,85 N Vs ≤ 2/3 . b . d .
fc
165369,14 N ≤ 403822,85 N Dimensi sudah memenuhi syarat Smaks = d/4 = 638,5 / 4 = 159,62 mm , dipakai 150 mm Penulangan geser Av
=
Vs.S fy.d
=
165369,14.150 350.638,5
= 110,99 mm2 Jadi dipakai D 8 –150 3.5 Perencanaan Kolom 3.5.1 Kolom lantai 1
Kolom 80x 80 (frame 2 ) P
= 2621461,3 N
Vu
= 328431,3 N
Tu
= 1212800 Nmm
Mu
= 1125725 Nmm
•
Ukuran kolom
•
Diameter tulangan pokok = 25 mm
•
Selimut beton (p)
= 50 mm
•
Diameter sengkang
= 12 mm
•
fy
= 350 MPa
= (800 x 800 ) mm
99
•
d
= 800-50-12-25/2 = 725,5 mm
e
=
Mu P
=
1125725 2621461,3
= 429,43 mm > ½ b = 400 mm Cb
=
600 .d 600 + fy
=
600 725,5 600 + 350
= 458,21 mm ab
= β . Cb = 0,85 . 458,21 = 389,48 mm
Dengan mengabaikan displacement concrete Ccb
= ab . b . 0,85 . fc = 389,48 . 800 . 0,85. 22,5 = 5959044 N
Tsb
= Csb
Karena kolom simetri Pnb
= Ccb + Csb – Tsb = 5959044 N
Prb
= 0,65 . Pnb = 0,65 . 5959044 = 3893378,6 N
100
P ≤ Prb 2621461,3 N ≤ 3893378,6 N control keluluhan baja vy
= 0,000167
vs
=
cb − d ' 0,003 d
=
458,21 − 50 0,003 50
= 0,0244 ≥ vy = 0,000167 Mnb = Ccb (
h ab h h ) + Tsb ( - d ) + Csb ( - d ) 2 2 2 2
= 5959044 (
800 800 389,48 − 50) − ) + 2 Tsb ( 2 2 2
= 1223153371 + 700 Tsb 1125725900 = 1223153371 + 700 Tsb Tsb
= 271967,03 N
As’
=
Tsb fy
=
271967,30 350
= 777,05 mm2
As
= 2 As’ = 2 . 777,05 = 7154,09 mm2
Dipakai tulngan 16 D25 Spasi =
800 − 100 − (4.25) 3
101
= 150 mm Penulangan geser Tu
= 328431,3 Nmm
Vu
= 1212800 Nmm
SX2y
= (800-100)2 . (800-100) =343000000 mm2
fc . Sx2y
υ . 1/24 .
= 0,6 . 1/24 . 22,5 . 343000000 = 40674796,4 Nmm fc . Sx2y
Tu ≤ υ . 1/24 .
1212800 Nmm ≤ 40674769,4 Nmm Vc = 1/6 .b . d .
fc
= 1/6 . 800 . 725,5 . 22,5 = 458846,48 N Vs =
=
Vu
θ
− Vc
328431,3 − 458846,48 0,6
= 88539,02 N ≥ 0 Perlu tulangan geser 2/3 . b . d .
fc = 2/3 . 800 . 725,5 .
= 1835385,95 N Vs ≤ 2/3 . b . d .
fc
22,5
102
88539,02 N ≤ 1835385,95 N Dimensi memenuhi syarat Smaks = d/4 = 725,5 / 4 = 181,375 mm , dipakai 150 mm Penulangan geser
Av =
Vs.s fy.d =
88539,02.150 350.725,5
= 53,302 mm2 Dipakai D 12-150
3.5.2
Kolom lantai 2
Kolom 80x 80 (frame 3 ) P
= 2053252,2 N
Vu
= 255349 N
Tu
= 3390700 Nmm
103
Mu
= 629904200 Nmm
•
Ukuran kolom
•
Diameter tulangan pokok = 25 mm
•
Selimut beton (p)
= 50 mm
•
Diameter sengkang
= 12 mm
•
fy
= 350 MPa
•
d = 800 - 50 - 12 - 25 / 2
= (800 x 800 ) mm
= 725,5 mm e
=
Mu P
=
629904200 2053252,2
= 306,78 mm < ½ b = 400 mm Cb
=
600 .d 600 + fy
=
600 725,5 600 + 350
= 458,21 mm ab
= β . Cb = 0,85 . 458,21 = 389,48 mm
Dengan mengabaikan displacement concrete Ccb
= ab . b .0,85 . fc = 389,48 . 800 . 0,85 . 22,5 = 5959044 N
104
Tsb
= Csb
Karena kolom simetri Pnb
= Ccb + Csb - Tsb = 5959044 N
Prb
= 0,65 . Pnb = 0,65 . 5959044 = 3893378,6 N
P ≤ Prb 2053252,2 N ≤ 3893378,6 N control keluluhan baja vy
= 0,000167
vs
=
cb − d ' 0,003 d
=
458,21 − 50 0,003 50
= 0,0244 ≥ vy = 0 ,000167 Mnb = Ccb (
h ab h h ) + Ts b ( - d ) + Csb ( - d ) 2 2 2 2
= 5959044 (
800 800 389,48 ) + 2 Tsb ( − 50) − 2 2 2
= 1223153371 + 700 Tsb 629904200 = 1223153371 + 700 Tsb Tsb
= 847498,8 N
As’
=
Tsb fy
105
=
847498,8 350
= 241,43 mm2
As
= 2 As’ = 2 . 241,43 = 4842,85 mm2
Dipakai tulangan 16 D 25 Spasi =
800 − 100 − (4.25) 3
= 150 mm Penulangan geser Tu
= 3390700 Nmm
Vu
= 255349 Nmm
SX2y = (800 – 100 )2 . ( 800 – 100 )
= 343000000 mm2 υ . 1/24 .
fc . Sx2 = 0,6 . 1/24 . 22,5 . 343000000 = 40674796,4 Nmm
Tu ≤ υ . 1/24 .
fc . Sx2y
3390700 Nmm ≤ 40674769,4 Nmm Vc = 1/6 . b . d .
fc
= 1/6 . 800 . 725,5 . = 458846,48 N
22,5
106
Vs =
=
Vu
θ
− Vc
255349 − 458846,48 0,6
= 33264,81 N ≥ 0 Perlu tulangan geser 2/3 . b . d .
fc = 2/3 . 800 . 725,5 .
= 1835385,95 N Vs ≤ 2/3 . b . d .
fc
33264,81 N ≤ 1835385,95 N Dimensi memenuhi syarat Smaks = d/4 = 725,5 / 4 = 181,375 mm , dipakai 150 mm Penulangan geser Av =
Vs.s fy.d =
33264,81.150 350.725,5
= 19,65 mm2 Dipakai D12 - 150
22,5
107
3.5.3 Kolom lantai 3
Kolom 70x 70 (frame 4 ) P
= 1483837,2 N
Vu
= 227849,4 N
Tu
= 10660000 Nmm
Mu
= 568184500 Nmm
•
Ukuran kolom
•
Diameter tulangan pokok = 25 mm
•
Selimut beton (p)
= 50 mm
•
Diameter sengkang
= 12 mm
•
fy
= 350 MPa
•
d = 700 – 50 – 12 – 25 / 2
= (700 x 700 ) mm
= 625,5 mm e
=
Mu P
=
568184500 1483837,2
= 382,92 mm < ½ b = 350 mm Cb
=
600 .d 600 + fy
=
600 625,5 600 + 350
= 395,05 mm
108
ab
= β . Cb = 0,85 . 395,05 = 355,79 mm
Dengan mengabaikan displacement concrete Ccb
= ab . b . 0,85 . fc = 355,79 . 700 . 0,85 . 22,5 = 4495452,039 N
Tsb
= Csb
Karena kolom simetri Pnb
= Ccb + Csb - Tsb = 4495452,039 N
Prb
= 0,65 . Pnb = 0,65 . 4495452,039 = 2922043,83 N
P ≤ Prb 1438837,2 N ≤ 2922043,83 control keluluhan baja vy
= 0,000167
vs
=
cb − d ' 0,003 d
=
395,05 − 50 0,003 50
= 0,021 ≥ vy = 0,000167
109
Mnb = Ccb (
h ab h h ) + Tsb ( - d ) + Csb ( - d ) 2 2 2 2
= 4495452,039 (
700 335,79 700 − ) + 2 Tsb ( − 50) 2 2 2
= 818644293,6 N + 600 Tsb 568184500 = 818644293,6 + 600 Tsb Tsb
= 417432,98 N
As’
=
Tsb fy
=
417432,98 350
= 1192,66 mm2 As
= 2 As’ = 2 . 1192,66 = 2385,33 mm2
Dipakai tulangan 12 D25 Spasi =
700 − 100 − (3.25) 2
= 262,5 mm, dipakai 150 mm Penulangan geser Tu
= 10660000 Nmm
Vu
= 227489,4 Nmm
SX2y
= ( 700 –100 )2 . ( 700 –100 ) = 216000000 mm2
υ . 1/24 .
fc . Sx2y = 0,6 . 1/24 . 22,5 . 216000000
= 25614449,05 Nmm
110
fc . Sx2y
Tu ≤ υ . 1/24 .
10660000 Nmm ≤ 256140449,05 Nmm Vc = 1/6 . b . d .
fc
= 1/6 . 700 . 625,5 .
22,5
= 346150,82 N Vs =
=
Vu
θ
− Vc
227489,4 − 346150,82 0,6
= 32998,18 N ≥ 0 Perlu tulangan geser 2/3 . b . d .
fc = 2/3 . 700 . 625,5 . = 1184603,27 N
Vs ≤ 2/3 . b . d .
fc
32998,18 N ≤ 1184603,27 N Dimensi memenuhi syarat Smaks = d / 4 = 625,5 / 4 = 156.375 mm, dipakai 150 mm Penulangan geser Av
=
Vs.s fy.d
=
323988,18.150 350.625,5
22,5
111
= 22,609 mm2 Dipakai D 12-150
3.5.4
Kolom lantai 4
Kolom 60x 60 (frame 19 ) P
= 1118951,9 N
Vu
= 333098,7 N
Tu
= 16062300 Nmm
Mu
= 736591000 Nmm
•
Ukuran kolom
•
Diameter tulangan pokok = 25 mm
•
Selimut beton (p)
= 50 mm
•
Diameter sengkang
= 12 mm
•
Fy
= 350 MPa
•
d = 600 - 50 - 12 - 25 / 2 = 525,5 mm
e
=
Mu P
= (600 x 600 ) mm
112
=
736391000 1118951,9
= 658,28 mm >1/2 b = 300mm Cb
=
600 .d 600 + fy
=
600 525,5 600 + 350
= 331,89 mm ab
= β . Cb = 0,85 . 331,89 = 282,11 mm
Dengan mengabaikan displacement concrete Ccb
= ab . b . 0,85 . fc = 282,11 . 600 . 0,85 . 22,5 = 3237218,28 N
Tsb
= Csb
Karena kolom simetri Pnb
= Ccb + Csb - Tsb = 3237218,28 N
Prb
= 0,65 . Pnb = 0,65 . 3237218,28 = 2104191,88 N
P ≤ Prb 1118951,9 N ≤ 2104191,88 N control keluluhan baja
113
vy
= 0,000167
vs
=
cb − d ' 0,003 d
=
282,11 − 50 0,003 50
= 0,0139 ≥ 0,00016 Mnb = Ccb (
h ab h h ) + Tsb ( - d ) + Csb ( - d ) 2 2 2 2
= 3237218,28 (
600 282,11 600 − ) + 2 Tsb ( − 50) 2 2 2
= 514539659,5 + 500 Tsb 736591000 = 514539659,5 + 500 Tsb Tsb
= 444102,68 N
As’
=
Tsb fy
=
444102,68 350
= 126,86 mm2 Ast
= 2 As’ = 2 . 126,86 = 2537,72 mm2
Dipakai tulangan 8 D 25 Spasi =
600 − 100 − (3.25) 2
= 212,5 mm, dipakai 150 mm Penulangan geser Tu
= 16062300 Nmm
114
Vu
= 333098,7 Nmm
SX2y = ( 600 – 100 )2 . ( 600 – 100 )
= 125000000 mm2 υ . 1/24 .
fc . Sx2y = 0,6 . 1/24 . 22,5 . 1256000000
=14823176,53 Nmm fc . Sx2y
Tu ≤ υ . 1/24 .
16062300 Nmm ≥ 14823176,53 Nmm Ct =
=
b.d ∑ x2 y 600.525,5 125000000
= 0,0025 1 / 6.b.d fc
Vc =
1 + (2,5.Ct
Tu 2 ) . Vu
1 / 6.600.525,5 22,5
=
1 + (2,5.0,0025
=
16062300 2 ) . 333098,7
249266,54 1,044
= 238761,05 N Vs =
=
Vu
θ
− Vc
333098,7 − 238761,05 0,6
= 316403,45 N ≥ 0
115
Perlu tulangan geser 2/3 . b . d .
fc = 2/3 . 600 . 525,5 .
= 997066,14 N Vs ≤ 2/3 . b . d .
fc
316403,45 N ≤ 997066,14 N Dimensi memenuhi syarat Smaks = d / 4 = 525,5 / 4 = 131,13 mm, dipakai 150 mm Penulangan geser Av
=
Vs.s fy.d
=
316403,45.150 350.525,5
= 258,04 mm2 Dipkai D 12-150 mm
.
3.5.5
Kolom lantai 5
Kolom 60x 60 (frame 20 ) P
= 801470,1 N
Vu
= 242316,6 N
Tu
= 78669000 Nmm
22,5
116
Mu
= 703405000 Nm
•
Ukuran kolom
•
Diameter tulangan pokok = 25 mm
•
Selimut beton (p)
= 50 mm
•
Diameter sengkang
= 12 mm
•
fy
= 350 MPa
•
d = 600 – 50 – 12 – 25 / 2
= (600 x 600 ) mm
= 525,5 mm e
=
Mu P
=
703405000 801470,1
= 877,64 ≥ ½ b = 300 mm Cb
=
600 .d 600 + fy
=
600 525,5 600 + 350
= 331,89 mm
ab
= β . Cb = 0,85 . 331,89 = 282,11 mm
Dengan mengabaikan displacement concrete Ccb
= ab . b . 0,85 . fc = 282,11 . 600 . 0,85 . 22,5
117
= 3237218,28 N Tsb
= Csb
Karena Tsb dan Csb simetri Pnb
= Ccb + Csb - Tsb = 3237218,28 N
Prb
= 0,65 . Pnb = 0,65 . 3237218,28 = 2104191,88 N
P ≤ Prb 801470,1 N ≤ 2104191,88 N Kontrol Keluluhan baja vy
= 0,000167
vs
=
cb − d ' 0,003 d
=
282,11 − 50 0,003 50
= 0,0139 ≥ 0,000167 Mnb = Ccb(
h ab h h ) + Tsb ( - d ) + Csb ( - d ) 2 2 2 2
= 3237218,28 (
600 282,11 600 ) + 2 Tsb ( − − 50) 2 2 2
= 514539659,5 + 500 Tsb 703405000 = 514539659,5 + 500 Tsb Tsb
= 377730,68 N
As’
=
Tsb fy
118
=
377730,68 350
= 1079,23mm2 = 2 . As’
Ast
= 2 . 1079,23 = 2158,46 mm2 Dipakai tulangan 8 D25 Spasi =
600 − 100 − (3.25) 2
= 212,5 mm, dipakai 150 mm Penulangan geser Tu
= 78669000 Nmm
Vu
=242316,6 Nmm
SX2y
= ( 600 –100 )2 . (600 –100 ) =125000000 mm2
υ . 1/24 .
fc . Sx2y = 0 ,6 . 1/24 . 22,5 . 1256000000 =14823176,53 Nmm
Tu ≤ υ . 1/24 .
fc . Sx2y
78669000 Nmm ≥ 14823176,53 Nmm Ct =
=
b.d ∑ x2 y 600.525,5 125000000
= 0,0025
119
1 / 6.b.d fc
Vc =
1 + (2,5.Ct
Tu 2 ) . Vu
1 / 6.600.525,5 22,5
=
1 + (2,5.0,0025
=
78699000 2 ) . 242316,6
249265,54 2,26
= 110294,93 N Vs =
=
Vu
θ
− Vc
242316,2 − 110294,93 0,6
= 293566,07 N ≥ 0
Perlu tulangan geser 2/3 . b . d .
fc = 2/3 . 600 . 525,5 . 22,5
= 997066,14 N Vs ≤ 2/3 . b . d .
fc
293566,07 N ≤ 997066,14 N Dimensi memenuhi syarat Smaks = d / 4 = 525,5 / 4 = 131,13 mm, dipakai 150 mm Penulangan geser
120
Av =
=
Vs.s fy.d
293566,07.150 350.525,5
= 239,42 mm2 Dipakai D12-150
3.6
Perhitungan Pondasi
3.6.1
Uraian Umum
Sebelum dimulai pembangunan Gedung Dekranasda, maka dilaksanakan penyelidikan tanah pada lokasi tersebut. Penyelidikan tanah yang dilakukan meliputi pekerjaan sondir dan pekerjaan boring, serta
121
pengambilan contoh tanah (sampling) untuk diselidiki mengenai sifat-sifat fisik dan sifat-sifat mekanikmya di laboratorium. Dari hasil pengujian tanah tersebut disarankan untuk menggunakan pondasi pancang sesuai panjang beban yang bekerja dan tidak melebihi daya dukung izin (Qa) dari data sondir. Untuk itu, Gedung Dekranasda ini direncanakan dengan pondasi tiang pancang. Selanjutnya, besaran sifat-sifat tanah dan harga-harga mechanichal properties tanah hasil pengujian di laboratorium dapat dilihat pada laporan hasil penyelidikan tanah.
3.6.1
Analisis Daya Dukung
Data tanah hasil sondir: •
Kedalaman tanah (Df)
: 30 m
•
Konus (qc)
: 140 kg/m2
•
Total friksen (Tf)
: 200 kg/m2
•
Sf1
: 5
•
Sf2
: 10
•
Berat sendiri beton (gb)
: 24 kN/m2
•
Diameter panjang
: 0,45 m
(d)
3.6.3 Perhitungan Pondasi
Tabel 7. Perhitungan Pondasi Tiang Pancang N0
Type Pondasi
P (kN)
Mu (kNm)
Jarak
Jumlah
Beban
Beban
Eksentrisitas
Pancang
Pancang
yang
yang
kolom
terjadi
dapat
(kN)
pikul
(m)
122
1
P1
1152,99
524,81
-
1
1230,85
2202,61
0,45
2
P4
3728,28
1354,829
1,5
4
4412,96
7341,15
0,36
3
P5
3563,41
1400,41
0,94
5
5114,82
11042,87
0,39
4
P6
2864,595
1393,108
1,5
6
6652,51
17008,92
0,48
5
P8
3190,670
1397,731
1,5
8
4648,169
6917,95
0,43
Contoh perhitungan pondasi type 8 ( P 8 )
P
= 3190,6704 kN
Mu
= 1397,738 kNm
•
Ukuran
: 4,25 m x 4,25 m x 1,25 m
•
Jumlah Pancang arah y (m)
:3
•
Jumlah pancang arah x (n)
:3
•
Luas tiang pancang (A)
: 0,158 m2
•
Keliling tiang pancang (B)
: 1,413 m
•
Jarak antar tiang pancang (s)
: 1,50 m
Rencana pemancangan dan pendimensian tiang pancang Pembebanan Tiang pancang Berat sendiri pancang = 0,25 x 3,14 x 0,452 x 24 x 8 x 30
= 915,624 KN
Berat poer
= 541,875 KN
= 4,25 x 4,25 x 1,25 x 24
q = 1457,499 KN Beban yang terjadi
= 1457,499 + 190,670
Eksentrisitas kolom
= Mu / P =1397,731 / 3190,670
= 4648,169 kN
123
= 0,43 m Efisiensi kelompok tiang pancang α
= 1-
θ 90
.(
(m − 1)n + (n − 1)m ) m.n
θ
= Arc tg d/s
θ
= Arc . tg .
0,45 1,5
= 0,29 α
= 1-
= 1-
θ 90
.(
(m − 1)n + (n − 1)m ) m.n
0,29 (3 − 1)3 + (3 − 1)3 ) .( 3.3 90
= 1,328 Daya dukung tiang pancang Daya dukung untuk satu tiang pancang Q
=
Tf .B qc. A + SF 2 SF1
Q
=
Tf .B qc. A + SF 2 SF1
Q
=
200.1.413 140.0,158 + 10 5
= 32,684 kN Daya dukung ijin Qijin
= α . Q. n = 1,328. 32,684 . 8 = 347,426 kN
Beban yang dipikul satu tiang pancang
124
q1
=
p Mu.x Mu. y + + n ∑ x2 ∑ y2
=
3190,6704 1397,7308.1,5 1397,7308.1,5 + + 8 9 9
= 864,744 kN Daya dukung untuk 8 tiang pancang adalah = 8 x 864,744 = 6917,95 kN Beban yang terjadi 4648,169 kN < 6917,95 kN
83
150
150
83
83
150
150
Gambar 15. Detail Pondasi
83
BAB IV RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
4.1. SYARAT – SYARAT UMUM Pasal I. 01 PERATURAN UMUM Tatkala dalam penyelenggaraan bangunan ini dilaksanaakan berdasarkan peraturan-peraturan sebagai berikut : 1. Sepanjang tidak ada ketentuan lain untuk melaksanakan pekerjaan borongan bangunan di Indonesi, maka sah dan mengikat adalah syarat-syarat umum (disimngkat SU) untuk melaksanakan pekerjaan borongan bangunan Indonesia (AV) yang disyahkan dengan surat keputusan Pemerintah No.9 tanggal : 28 Mei 1941 dan tambahan Lembaran Negara No. 14571. 2. Surat Keputusan Presiden Republik Indonesia No. 42 tahun 2002, Pengganti kepres R.I No.17 tahun 2000, dan Kepres R.I No. 80 Tahun 2003, PenggantiKepres No. 18 tahun 2000, dan Kepres R.I No. 61 Tahun 2004 tentang Pedoman Pelaksanaan Pengadaan Barang/ Jasa Pemerintah. 3. Surat Edaran Bersama (SEB) Bappenas dan Departeman Keuangan Nomor :
181 / D.VI / 011999 SE − 07 / A / 21 / 0199
Tanggal 11 Januari 1999, Tentang harga satuan tertinggi Pembangunan Bangunan Gedung Negara Tahun Anggaran 1999/2000. 4. Surat Edaran Bersama (SEB) Bappenas dan Departeman Keuangan
130
Nomor :
S − 42 / A / S − 2262 / D.2 / 05 /
Tanggal 3 Mei, Tentang Petugas Teknis
Pelaksanaan Keppres RI No. 18 tahun 2000 Tentang pedoman Pelaksanaan Pengadaan Barang/jasa Instansi Pemerintah. 5. Surat Keputusan Dirjen Cipta Karya Departemen Pekerjaan Umum Nomor : 0295/KPTS/CK/1997 tanggal 1 April 1997, tentang Pedoman Operasional Pelaksanaan Penyelenggaraan Pembangunan, Pemeliharaan dan Perawatan (Rehabilitas, Renovasi, Restorasi) Bangunan Gedung Negara. 6. Peraturan Mendagri No. 2 tahun 1999 dan No. 3 tahun 1995 tentang Petunjuk Pelaksanaan Proyek APBDN Propinsi Jawa Tengah. 7. Suara Menteri Pemukiman dan Prasarana Wilayah RI No. IK. 02.05-Mn/134 tanggal 19 Februari 2003, No. Ik.02.05-Mn/135 tanggal 19 februari 2003. 8. Peraturan- peraturan lain yang berhubungan dengan Pembangunan ini. 9. Peraturan Pemerintah Daerah setempat yang berhubungan dengan pekerjaan.
Pasal I.02 PEMBERIAN TUGAS PEKERJAAN Pemberi Tugas Pekerjaan adalah : Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan
Propinsi Jawa Tengah sebagai Pengguna Anggaran.
Pasal I.03 PENGELOLAAN KEGIATAN PEKERJAAN Pengelolaan Kegiatan Pekerjaan terdiri atas : 1. Pengelolaan Pekerjaan dari Unsur Pemegang Mata Anggaran.
131
2. Pengelolaan Kegiatan Pekerjaan (PKP) yang terdiri dari Dinas Perindustrian dan Perdagangan Propinsi Jawa Tengah. 3. Pengelolaan Teknis Kegiatan Pekerjaan (BPP) adalah personil yang ditunjuk oleh Dinas Kimtaru Propinsi Jawa Tengah.
Pasal I.04 PERENCANA / ARSITEK 1. Biro Perencana teknis Pembangunan yang telah terdaftar dalam Daftar Rekaman Mampu (DRM) yang telah disusun oleh Pemerintah Daerah Tingkat I Jawa Tengah dalam hal ini adalah ; CV. ARSI GRANADA, Jalan Pahlawan No.04 Semarang. 2. Perencana berkewajiban pula mengadakan pengawasan berkala dalam bidang arsitektur dan struktur. 3. Perencana tidak dibenarkan merubah ketentuan- ketentuan pelaksanaan pekerjaan sebelum mendapt ijin secara tertulis dari Pengguna Anggaran dan Pengendali Kegiatan. 4. Bilamana Perencana menjumpai kejanggalan- kejanggalan dalam pelaksanaan atau menyimpang dari bestek/RKS supaya memberitahukan secara tertulis kepada Penguna Anggaran dan Pengendali Kegiatan. 5. Perencana terikat UU Jasa Konstruksi No.18 tahun 2001 dan PP yang berlaku. 6. Konsultan Perencana diwajibkan membuat buku Pedoman perawatan Gedung Kegiatan ini ( disampaikan kepada Pengguna Anggaran dan Pengendali Kegiatan).
132
Pasal I.05 PENGAWASAN LAPANGAN 1. Konsultan Pengawas Teknis Pembangunan yang terdaftar dalam Daftar Rekanan Mampu (DRM) yang telah disusun oleh Dinas Perindustrian dan Perdagangan Propinsi Jawa Tengah, dalam hal ini akan ditentukan kemudian oleh Pengguna Anggaran. 2. Tugas Konsultan Pengawas adalah mengawasi Pekerjaan sesuai gambar Bestek/RKS dan perubahan- perubahan dalam berita acara Aanwijzing selama pelaksanaan sampai dengan serah terima pekerjaan ke I dan masa pemeliharaan sampai serah terima pekerjaan ke II. 3. Pengawasan lapangan
tidak dibenarkan merubah ketentuan-ketentuan
pelaksanaan pekerjaan sebelum mendapat ijin tertulis dari Pengguna Anggaran dan Pengendali Kegiatan. 4. Bilamana Pengawas lapangan menjumpai kejanggalan-kejanggalan dalam pelaksanaan atau menyimpan dari bestek, supaya segera memberitahukan secara tertulis kepada Pengguna Anggaran dan Pengendali Kegiatan. 5. Kelalaian akibat Pengawas menjadi resiko konsultan Pengawas. 6. Pengawas terikat UU Jasa Konstruksi No.18 tahun 2001 dan PP yang berlaku. 7. Konsultan Pengawas diwajibkan menyusun rekaman pengawasan selama pelaksanaan berlangsung 0% sampai dengan serah terima pekerjaan ke II dan disampaikan kepada Pengguna Anggaran dan Pengendali Kegiatan.
133
Pasal I. 06 CALON PEMBORONG / KONTRAKTOR 1. Perusahaan yang berstatus Badan Hukum yang usaha pokoknya adalah melaksanakan pekerjaan pemborong bangunan yang memenuhin syarat-syarat bonafiditas dan kwalitas menurut Panitia Pengadaan Jasa Konstruksi yang ditunjuk oleh Kepala Dinas ( Pengguna Anggaran ) untuk melaksanakan pekerjaan pembangunan gedung tersebut setelah memenangkan lelang ini. 2. Rekanan yang diundang oleh Panitia Pengadaan Jasa Konstruksi. 3. Pengundangan Kontraktor / Rekanan harus dengan memperhatikan peraturan yang berlaku.
Pasal I.07 PEMBERIAN PENJELASAN (AANWIJZING) 1. Pemberian penjelasan (Aanwijzing) akan diadakan pada : 1.
Hari
:
2.
Tanggal
:
3.
Waktu
:
4.
Tempat
: Ruang Rapat Kantor Disperindag Propinsi Jateng
2. Bagi mereka yang tidak mengikuti/menghadiri Aanwijzing tidak tetap diperbolehkan mengikuti pelelangan. 3. Berita acara pemberian penjelasan (Aanwijzing) dapat diambil pada : 1.
Hari
2.
Tanggal
: :
134
3.
Waktu
:
4.
Tempat
: Kantor Disperindag Propinsi Jawa Tengah
Pasal I. 08 PELELANGAN 1. Pelelangan akan dilaksanakan sesuai keputusan Presiden No.16 tahun 1994 serta perubahan saat pelelangan. 2. Pemasukan surat penawaran paling lambat pada :……………………….2005, Jam :……………..WIB. 3. Pembukaan surat-surat penawaran akan dilakukan oleh Panitia lelang dihadapan
Rekanan,
pada
:……………………..2005,
Jam
:…………………..WIB. 4. Wakil Rekanan yang mengikuti/ menghadiri pelelangan harus membawa syrat kuasa bermeterai Rp.6.000,-- dari Direksi Rekanan dan bertanggung jawab penuh.
Pasal I.09 SAMPUL SURAT PENAWARAN 1. Sampul surat penawaran berukuran A4 sesuai dokumen ± 25 x 40 cm berwarna putih dan tidak tembus baca.
135
2. Sampul surat penawaran yang sudah terisi surat penawaran lengkap dengan lampiran-lampirannya supaya ditutup, dan diberi lak 5 (lima) tempat dan tidak boleh diberi kode cap cincin atau cap perusahaan dan kode lain. 3. Sampul penawaran di sebelah kiri atas dan di sebelah kanan bawah supaya ditulis (periksa contoh surat penawaran). 4. Alamat sampul seperti tertulis digambar dibawah bisa ditempel huruf besar langsung pada kertas sampulnya. 5. Sampul surat penawaran dibuat sendiri oleh pemborong, ukuran sesuai contoh.
Pasal I. 10 SAMPUL SURAT PENAWARAN YANG TIDAK SAH Sampul surat penawaran yang tidak sah dan dinyatakan gugur bilamana : 1. Sampul surat penawaran dibuat menyimpang dari atau tidak sesuai dengan syarat – syarat.
2. Sampul surat penawaran terdapat nama atau terdapat hasil penawarannya atau terdapat juga tanda-tanda lain di luar syarat-syarat yang telah ditentukan.
Pasal I. 11 PERSYARATAN PENAWARAN 1. Penawaran yang diminta adalah penawaran sama sekali lengkap menurut gambar, ketentuan-ketentuan RKS serta berita acara aanwijzing
136
2. Surat penawaran, surat Pernyataan, daftar RAB, Daftar harga satuan Bahan dan Upah kerja, Daftar Analisa Pekerjaan dan daftar harga Satuan Pekerjaan halaman supaya dibuat di atas kertas kop nama perusahaan (pemborong) dan harus ditanda tangani oleh Direktur Rekanan yang bersangkuatan dan di bawah tanda tangan supaya disebutkan nama terang dan cap perusahaan. 3. Bilamana surat penawaran tidak ditandatangani oleh Direktur Pemborong sendiri harus dilampiri : a. Surat kuasa dari Direktur Pemborong yang bersangkutan bermaterai Rp. 6000,- diberi tanggal dan cap perusahaan terkena pada meterai tersebut. b. Foto copy akte pendirian berbadan hukum. 4. Surat penawaran supaya dibuat rangkap 3 (tiga) lengkap dengan lampiranlampirannya dan surat penawaran yang asli diberi materai Rp. 6000,- dan materai supaya diberi tanggal terkena tanda tangan dan cap perusahaan. 5. Surat penawaran termasuk lampiran-lampiran supaya dimasukkan ke dalam satu amplop sampul surat penawaran yang tertutup. 6. Penawaran berisi : 1.
Surat Penawaran
2.
Lampiran : a. RAB b. Harga satuan c. Analisa d. Harga Upah dan Bahan
137
e. Jaminan Penawaran yang berbentuk copy (asli diserahkan ) dari Bank Pemerintah atau lembaga Keuangan yang ditunjuk oleh Menteri Keuangan sebesar Rp. 200.000.000,- (dua ratus juta rupiah). 3.
Dokumen Teknis
a. Tatakala / Time Schedule b. Daftar Personil c. Data peralatan d. Data pengalaman perusahaan e. Metode pelaksanaan 4.
Dokumen Adminnistrasi a. Melampirkan Daftar isian Pasca Prakualifikasi b. Pakta Integritas
7.
Bagi Pemborong yang sudah memasukkan surat penawaran, tidak dapat mengundurkan diri dan terikat untuk melaksanakan dan menyelesaikan pekerjaan tersebut, bilamana pekerjaan diberikan kepadanya menurut penawaran yang diajukan.
Pasal I.12 SURAT PENAWARAN YANG TIDAK SAH Surat yang tidak sah dan dinyatakan gugur bilamana ; 1. Surat penawaran yang tidak dimasukkan dalam sampul tertutup.
138
2. Surat penawaran, surat pernyataan dan daftar RAB tidak dibuat di atas kertas kop Rekanan yang bersangkutan. 3. Surat penawaran tidak ditanda tangani si penawar. 4. Harga penawaran yang tertulis dengan angka tidak sesuai dengan yang tertulis dengan huruf. 5. Surat penawaran asli tidak bermeterai Rp.6000,- tidak diberi tanggal dan tidak terkena tanda tangan penawar/tidak ada cap perusahaan. 6. Tidak jelas besarnya jumlah penawaran baik yang tertulis dengan angka maupun huruf. 7. Terdapat salah satu lampiran yang tidak ditanda tangani oleh penawar dan tidak diberi cap dari Rekanan. 8. Surat penawaran dari Rekanan yang tidak diundang. 9. Surat penawaran yang tidak lengkap lampiran-lampirannya. 10. Penawaran yang disampaikan dilihat batas waktu yang ditentukan
Pasal I. 13 CALON PEMENANG 1. Apabila harga dalam penawaran telah dianggap wajar dan dalam batas ketentuan mengenai harga satuan (harga standard) yang telah ditetapkan serta telah sesuai dengan ketentuan yang ada, maka panitia menetapkan 3 (tiga) peserta yang telah memasukkan penawaran yang paling menguntungkan Negara dalam arti :
139
a. Penawaran
harga
yang
ditawarkan
secara
teknis
dapat
dipertanggungjawabkan. b. Perhitungan harga yang ditawarkan dapat dipertanggungjawabkan. c. Penawaran tersebut adalah yang terendah diantara penawaran yang memenuhi syarat seperti tersebut diatas. 2. Jika dua peserta atau lebih mengajukan harga mempunyai kemampuan dan kecakapan yang terbesar. Jika bahan-bahan untuk menentukan pilihan tersebut tidak ada maka penilaiannya dilakukan dengan penilaian kembali, hal mana harus dicatat dalam berita acara. 3. Panitia membuat laporan kepada pejabat yang berwenang mengambil keputusan mengenai penetapan calon pemenang laporan tersebut disertai usulan serta penjelasan tambahan dan keterangan lain yang dianggap perlu sebagai bahan pertimbangan untuk mengambil keputusan. 4. Aspek teknis, administrasi dan harga.
Pasal I. 14 PENETAPAN PEMENANG Berdasarkan laporan yang disampaikan oleh Panitia, pejabat yang berwenang menerapkan pemenang pelelangan dan cadangan pelelangan diantara calon yang ditentukan oleh Panitia dan Keputusan Panitia tidak dapat diganggu gugat.
140
Pasal I. 15 PENGUMUMAN PEMENANG 1. Penetapan pemenang lelang diputuskan oleh pejabat yang berwenang. 2. Pengumuman pemenang dilakukan oleh panitia setelah ada penetapan pemenang pelelangan yang berwenang. 3. Kepada rekanan yang berkebaratan atas penetapan pemenang pelelangan diberikan kesempatan untuk mengajukan sanggahan secara tertulis kepada atasan yang bersangkutan selambat-lambatnya dalam waktu 4 hari kerja setelah diterimanya pengumuman penetapan pemenang. 4. Sanggahan hanya dapat diajukan terhadap pelaksanaan prosedur pelelangan, jawaban terhadap sanggahan diberikan secara tertulis selambat-lambatnya 4 hari kerja setelah diterimanya sanggahan tersebut. 5. Sanggahan tertulis ditujukan kepada : a. Pengguna Anggaran b. Panitia Pengadaan Jasa Konstruksi
Pasal I. 16 PELELANGAN ULANG Lelang dibatalkan bilamana : 1. Diantara rekanan yang diundang dan mengikuti Aanwijzing dan mengajukan penawaran yang sah kurang dari 3 (tiga). 2. Penawaran melampaui anggaran yang tersedia.
141
3. Harga-harga yang ditawarkan dianggap tidak wajar. 4. Sanggahan dari rekanan ternyata benar 5. Berhubungan dengan pelbagai hal tidak mungkin mengadakan penetapan. 6. Dalam pelelangan dinyatakan gagal atau pemenangnya yang ditunjuk mengundurkan diri atau urutan pemenang kedua tidak bersedia ditunjuk, maka panitia pelangan atas permintaan kepala kantor satuan kerja, atau pemimpin kegiatan akan mengadakan pelelangan ulang.
Pasal I. 17 PEMBERIAN ATAU PELULUSAN PEKERJAAN 1. Pengguna Anggaran akan memberikan pekerjaan kepada rekanan yang penawarannya pantas, wajar dan menguntungkan Negara serta dapat dipertanggungjawabkan. 2. SPK akan diberikan kepada rekanan yang telah ditunjuk dalam waktu paling lambat 10 hari kerja setelah pemberitahuan pengumuman penetapan pemenang pelelangan. 3. Rekanan diperkenankan mulai bekerja setelah diterbitkannya SPK sekaligus memberikan jaminan pelaksanaan.
142
Pasal I. 18 PELAKSANA PEMBORONG 1. Bilamana
akan
dimulai
di
lapangan,
pihak
Pemborong
supaya
memberitahukan secara tertulis kepada Pemberi Tugas. 2. Pemborong supaya menempatkan seorang kepala pelaksana yang ahli (S1 Sipil) dan diberi kuasa oleh Direktur Pemborong untuk bertindak atas namanya. 3. Kepada Pelaksana yang diberi kuasa penuh harus selalu ditempat pekerjaan agar pekerjaan dapat berjalan dengan lancar sesuai dengan apa yang telah ditugaskan oleh direksi. 4. Kepala Pelaksana supaya yang berpengalaman dalam pekerjaan gedung bertingkat dan pembantu-pembantunya minimal memahami bestek dan mengerti gambar.
Pasal I. 19 SYARAT – SYARAT PELAKSANAAN Pekerjaan harus dikerjakan menurut : 1. RKS dan gambar-gambar kerja/gambar detail secara menyeluruh untuk kegiatan ini.
2. RKS dengan segala perubahan–perubahan dalam Aanwijzing (Berita Acara Aanwijzing).
143
3. Petunjuk-petunjuk lisan maupun tertulis dari Pengguna Anggaran/Pengelola Kegiatan. 4. Lapangan/lahan yang tersedia.
Pasal I. 20 PENETAPAN UKURAN DAN PERUBAHAN-PERUBAHAN 1. Pemborong harus bertanggung jawab atas tepatnya pekerjaan menurut ukuranukuran yang tercantum dalam gambar dan bestek. 2. Pemborong berkewajiban mencocokkan ukuran satu sama lain dan apabila ada perbedaan ukuran dalam gambar dan RKS segera dilaporkan kepada Pemberi Tugas/Manajemen Konstruksi lapangan. 3. Bilamana ternyata terdapat selisih atau perbedaan ukuran dalam gambar dan RKS, maka petunjuk pemberi tugas yang dijadikan pedoman. 4. Bilamana dalam pelaksanaan pekerjaan terdapat perubahan-perubahan, maka pemborong tidak berhak minta ongkos kerugian kecuali bilaman pihak pemborong dapat membuktikan bahwa dengan adanya perubahan-perubahan tersebut pemborong menderita kerugian. 5. Bilamana dalam pelaksanaan pekerjaan diadakan perubahan-perubaha, maka perencana harus membuat gambar perubaha (refisi) dengan tanda garis berwarna di atas gambar aslinya. Kesemuanya atas biaya perencana, gambar perubahan tersebut harus disetujui oleh Pemberi Tugas (tertuang dalam berita acara perubahan pekerjaan).
144
6. Di dalam pelaksanaan., Pemborong tidak boleh menyimpang dari ketentuan RKS dan ukuran-ukuran gambar, kecuali seizin dan sepengetahuan pemberi tugas.
Pasal I. 21 PENJAGAAN DAN PENERANGAN 1. Pemborong harus mengurus penjagaan di luar jam kerja (siang dan malam) dalam kompleks pekerjaan termasuk bangunan yang sedang dikerjakan, gudang dan lain-lain. 2. Untuk
kepentingan
keamanan
dan
penjagaan
perlu
diadakan
penerangan/lampu pada tempat tertentu, satu sama hal lain tersebut atas kehendak Direksi. 3. Pemborong bertanggung jawab sepenuhnya atas bahan dan alat-alat lainnya yang disimpan dalam gudang dan halaman pekerjaan, apabila terjadi kebakaran dan pencurian, maka harus segera mendatangkan gantinya untuk kelancaran pekerjaan. 4. Pemborong harus menjaga jangan sampai terjadi kebakaran sabotase di tempat pekerjaan, alat-alat kebakaran atau alat-alat bantu lain untuk keperluan yang sama harus selalu berada di tempat pekerjaan. 5. Segala resiko dan kemungkinan kebakaran yang menimbulkan kerugian dalam pelaksanaan pekerjaan dan bahan-bahan materi juga gudang dan lain-lain sepenuhnya.
145
Pasal I. 22 KESEJAHTERAAN DAN KESEHATAN KERJA 1. Bilamana terjadi kecelakaan, Pemborong harus segera mengambil tindakan penyelamatan dan segera memberitahukan kepada pemberi tugas. 2. Pemborong harus memenuhi atau mentaati peraturan-peraturan tentang perawatan korban dan keluarganya. 3. Pemborong harus menyediakan obat-obatan yang tersusun menurut syaratsyarat palang merah. 4. Pemborong selain memberikan pertolongan kepada pekerjanya, juga selalu memberikan bantuan pertolongan kepada pihak ketiga dan menyediakan air minum yang memenuhi syarat kesehatan. 5. Pemborong diwajibkan mentaati undang-undang keselamatan kerja.
Pasal I. 23 PENGGUNAAN BAHAN-BAHAN BANGUNAN 1. Bahan-bahan bangunan yang dipakai diutamakan hasil produksi dalam negeri kwalitas baik. 2. Harus diperhatikan syarat-syarat dan mutu barang dan jasa yang bersangkutan. 3. Semua bahan-bahan bangunan untuk pekerjaan ini sebelum dipergunakan harus mendapat persetujuan dari pengguna Anggaran/pengawas terlebih dahulu dan harus berkwalitas baik.
146
4. Semua bahan-bahan bangunan yang telah dinyatakan oleh pengendali kegiatan tidak dapat dipakai (afkir) harus segera disingkirkan jauh-jauh dari tempat pekerjaan dalam tempo 24 jam dan hal ini menjadi tanggung jawab rekanan. 5. Bilamana pemborong melanjutkan pekerjaan dengan bahan-bahan bangunan yang telah diafkir, maka pemimpin kegiatan/pengawas berhak untuk memerintah membongkar dan harus mengganti dengan bahan-bahan yang memenuhi syarat-syarat atas resiko/tanggung jawab pemborong. 6. Bilamana Pemimpin kegiatan/ Pengelola kegiatan sangsi akan mutu bahan/ kwalitas bahan bangunan yang akan digunakan, pemimpin kegiatan/ pengelola kegiatan berhak meminta kepada pemborong untuk memeriksakan bahan– bahan bangunan tersebut pada laboratorium bahan-bahan bangunan.
Pasal I. 24 KENAIKAN HARGA DAN FORCE MAJEURE 1. Semua kenaikan harga akibat kebijaksanaan pemerintah Republik Indonesia dibidang moneter yang bersifat nasional dapat mengajukan klaim sesuai dengan keputusan pemerintah dan pedoman resmi dari pemerintah Republik Indonesia. 2. Semua kenaikan harga yang bersifat biasa tidak dapat mengajukan klaim. 3. Semua kerugian akibat force majeure berupa bencana alam antara lain; gempa bumi, angin topan, hujan lebat, pemberontakan, perang dan lain-lain, kejadian
147
tersebut dapat dibenarkan oleh pemerintah, bukan menjadi tanggungan Pemborong. 4. Apabila terjadi force majeure, pihak rekanan harus memberitahukan kepada pemimpin kegiatan/pengelola kegiatan secara tertulis paling lambat 24 jam demikian pula bila force majeure.
Pasal I. 25 ASURANSI Pemborong harus mengasuransikan semua tenaga kerja yang bekerja di kegiatan ini ke PT. Jamsostek, ternasuk tenaga dari team Teknis, Konsulatan Perencana dan Konsultan Pengawas yang namanya tercamtum dalam Struktur Organisasi ini.
Pasal I. 26 PENYELESAIAN PERSELISIHAN Perselisihan akan diselesaikan menurut aturan/ketentuan yang lazim berlaku, sedangkan tata caranya diatur kemudian dalam kontrak.
Pasal I. 27 URAIAN MENGENAI RKS DAN GAMBAR 1. Disamping peraturan-peraturan umumyang disebut dalam pasal I. 01.
148
2. Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS) beserta gambar-gambarnya berlaku sebagai dasar pedoman/ketentuan untuk melaksanakan pekerjaan ini. 3. Gambar-ganbar yang ikut disertakan akan juga merupakan bagian yang tak terpisahkan dari RKS ini. 4. Kontraktor wajib untuk mengadakan perhitungan kembali atas segala ukuranukuran dimensi konstruksi apabila ukuran-ukuran yang ditentukan dalam spesifikasi/gambar meragukan kontraktor. Dalam hal ini Kontraktor diijinkan membetulkan kesalahan gambar dan melaksanakannya setelah ada persetujuan tertulis dari Penawas dengan persetujuan Pemberi Tugas. 5. Bila terdapat perbedaan : a. Antara gambar dan ketentuan RKS, Surat/Surat Penawaran maka Pemberi Tugas dapat memutuskan pekerjaan dengan volume pekerjaan harga pekerjaan/kwalitas bahan material yang tinggi. b. Surat perjanjian Pemborong didahulukan atas RKS. c. RKS didahulukan atas gambar serta perubahan sebagaimana Berita Acara
Aanwijzing, Berita Acara Aanwijzing didahukan atas RKS dan Gambar. d. Gambar beserta detail dan tambahan atau perubahan yang tercantum dalam Berita Acara Aanwijzing didahulukan atas Surat Penawaran. e. Jika pekerjaan tidak terdapat dalam RKS, tetapi terdapat dalam gambar maka yang terakhir ini berlaku penuh demikian pula sebaliknya. 6. Perbedaan antara gambar dan RKS maupun perubahan yang ditentukan pada waktu pelaksanaan berlangsung. Kontraktor diwajibkan menaati keputusan
149
Konsultan Pengawas yang diberikan secara tertulis di mana dijelaskan juga kemungkinan adanya pekerjaan tambah/kurang. 7. Apabila ada perbedaan gambar dalam yang satu dengan yang lain, maka Pemberi
Tugas
dapat
menetapkan
yang
lebih
besar
volume/harga
kwalitas/ukuran. 8. Kontraktor wajib membuat gambar kerja, sebelum memulai sesuatu pekerjaan yang khusus dan harus dimintakan persetujuan Konsultan Pengawas. 9. Dalam hal kontraktor meragukan ketentuan-ketentuan yang tercamtum dalam dokuman pelaksanaan, maka kontraktor wajib berkonsultasi dengan konsultan Perencana atau Pengawas. 10. Untuk
menghindari
kesalahan
dalam
memedomani
gambar-gambar
pelaksanaan, maka kontraktor untuk keperluan pelaksanaan pekerjaan di lapangan sama sekali tidak diperkenankan memperbanyak gambar dengan cara apapun: seperti menyalin kembali gambar pada kalkir atau kertas lainnya, mengopy dengan cara apapun. Jika Pelaksana Kontraktor memerlukan copy gambar maka copy tersebut hanya dapat dikeluarkan melalui Konsultan. Seluruh akibat terhadap pelanggaran yang tersebut di atas, akan menjadi tanggung jawab Kontraktor sepenuhnya.
150
Pasal I. 28 LAIN-LAIN 1. Hal-hal yang belum tercantum dalam RKS ini akan dijelaskan di dalam
Aanwijzing 2. Sarat penawaran / RAB supaya dibuat seperti contoh terlampir. 3. Bilamana jenis pekerjaan yang telah tercantum di dalam contoh daftar RAB ternyata terdapat kekurangannya tersebut dapat ditambahkan menurut posposnya dengan cara menambah huruf alphabet pada nomor terakhir dari pos yang bersangkutan, misalnya pos persiapan nomor terakhir 4, maka perubahannya tidak nomor 5, tetapi nomor 4a, 4b dan seterusnya. 4. Surat permohonan IMB (jika diperlukan) dari Pemberi Tugas, sedang pengurusan dan pembiayaannya kepada Pemborong dan dilaksanakan segera setelah dilakukan penandatanganan. 5. Segala kerusakan yang timbul akibat pelaksanaan menjadi tanggung jawab Kontraktor. 6. BQ tidak mengikat. 7. Apakah ada saat pengajuan penawaran ada ketidak benaran data / informasi sejak dimulainya proses pelelangan ini, maka Panitia/ Pimpinan Kegiatan akan menjatuhkan sanksi. 8. Bentuk dan jenis sanksi akan ditentukan oleh Penitia Lelang / Pimpinan Kegiatan. 9. Ketentuan atau ketetapan lain di dalam pelaksanaan proses pelelangan ini merupakan hak dan wewenang Panitia Lelang/ Pimpinan Kegiatan.
151
4.2
SYARAT-SYARAT ADMINISTRASI
Pasal II. 01 JAMINAN LELANG 1. Jaminan Penawaran (tender garansi) berupa surat jaminan Bank milik pemerintah atau Bank Umum lain yang ditetapkan oleh Menteri Keuangan, 24 Februari 1988. Nomor : 205 / KMK / 013 / 1988 sebesar 1 – 3 % dari harga penawarn. Sebesar Rp.200.000.000,- (dua ratus juta rupiuah). 2. Bagi Pemborong yang mendapat pekerjaan, tender Garansi diberikan diberikan kembali pada saat jaminan pelaksanaan diterima oleh Pengguna Anggaran/ pemberi tugas, sedang jangka waktu garansi selama 2 (dua) bulan ditujukan khusus untuk kegiatan yang bersangkutan, Kepada Kepala Disperindag Propinsi Jawa Tengah. 3. Bagi rekanan yang tidak mendapatkan pekerjaan, tender garansi dapat diambil setelah adanya Penetapan Pemenang, yang mendapatkan pekerjaan, tender garansi dapat diambil setelah dikeluarkannya SPMK, dan telah memberikan jaminan pelaksanaan.
Pasal II. 02 JAMINAN PELAKSANAAN 1. Jaminan Pelaksanaan ditetapkan sebesar 5 % (lima persen) dari nilai kontrak. 2. Jaminan Pelaksanaan diterima oleh pemberi tugas pada saat penandatanganan surat perjanjian Pemborongan.
152
3. Jaminan Pelaksanaan dapat dikembalikan bilamana pekerjaan sudah diserahkan pertama kalinya dan diterima dengan baik oleh Pengguna Anggaran.
Pasal II. 03 RENCANA KERJA (TIME SCHEDULE) 1. Pemborong harus membuat Rencana Kerja Pelaksanaan kerja berupa Time
Schedule dan kurva S yang disetujui oleh Pemberi Tugas atau Pengawas Lapangan selambat-lambatnya satu minggu setelah SPK diterbitkan, serta daftar
nama
pelaksanan
dan
struktur
organisasi
pelaksanaan
yang
ditandatangani Direktur, diserahkan untuk menyelesaikan proyek ini. 2. Pemborong diwajibkan melaksanakan pekerjaan menurut Rencana Kerja tersebut. 3. Rekanan tetap bertanggungjawab atas penyelesaian pekerjaan tepat pada waktunya.
Pasal II.04 LAPORAN HARIAN DAN MINGGUAN 1. Konsultan Pengawas tiap minggu diwajibkan membuat dan mengirimkan laporan kepada Pemberi Tugas mengenai prestasi pekerjaan yang dilegalisir oleh yang berwenang.
153
2. Penilaian prestasi kerja atas dasar pekerjaan yang sudah dikerjakan, tidak termasuk adanya bahan-bahan pekerjaan dan tidak atas dasar besarnya pengeluaran uang oleh Pemborong.
Pasal II. 05 PEMBAYARAN 1. Pembayaran akan dilaksanakan dan atau akan diatur kemudian dalam kontrak. 2. Tiap pengajuan pembayaran angsuran harus disertai berita acara pemeriksaan pekerjaan dan dilampiri dafatr hasil opname pekerjaan foto-foto dokumentasi dalam album.
Pasal II.06 SURAT PERJANJIAN PEMBORONGAN (KONTRAK) 1. Surat perjanjian pemborongan (kontrak) seluruhnya dibubuhi materai Rp. 6000,- atas biaya pemborong. 2. Surat perjanjian pemborong (kontrak) dibuat rangakap 12 (dua belas) atas biaya pemborong. 3. Konsep kontrak dibuat oleh Pemberi Tugas, sedangkan lampiran dan seluruh kontrak disiapkan oleh Pemborong antara lain : a. Suart undangan b. Bestek dan RKS
154
c. Berita Acara Aanwijzing d. Berita Acara Pembukuan Surat Penawaran e. Berita Acara Evaluasi f. SPK (Gunning) g. Surat Penawaran h. Daftar RAB i. Daftar Harga Satuan Bahan dan Upah Kerja j. Daftar Analisa Satuan Pekerjaan k. Daftar Harga Satuan Pekerjaan
l. Time Schedule m. Surat kesanggupan bermeterai Rp.6000,1) Untuk mengadakan jaminan pelaksanaan 2) Untuk bekerjasama dengan pengusaha golongan ekonomi lemah setempat 3) Surat kesanggupan tunduk pada pereturan yang berlaku dan Perda 4) Untuk mengasuransikan tenaga kerja ke PT. Jamsostek 5) Untuk memperbaiki segala kerusakan akibat pelaksanaan selama berlangsungnya pekerjaan.
6) Untuk mengadakan voonfinanciering. n. Foto copy akte pendirian Perusahaan Dan Perubahannya o. Foto copy NPWP dan PKP nyang masih berlaku p. Foto copy SIUJK dari Kanwil Departemen PU yang masih berlaku. q. Foto copy neraca perusahaan terakhir bermeterai Rp.6.000,-
155
r. Foto copy tender garansi dari Bank Pemerintah atau Bank lain yang telah disetujui oleh Menteri Keuangan RI, dan masih berlaku dua bulan dari tanggal lelang s. Tender garansi asli diserahkan kepada Pemegang Kas kegiatan pada saat pelelangan t. Foto copy anggota Gapensi/ AKI yang masih berlaku. u. Foto copy referensi Bank Pemerinatah khusus untuk tender kegiatan ini. v. Daftar nama personalia yang ditetapkan dalam kegiatan ini. w. Daftar peralatan yang digunakan dalam kegiatan ini. x. Daftar nama pelaksana yang akan ditunjuk dalan pelaksanaan ini. y. Gambar pelaksanaan terdiri dari 6 (enam) ganda gambar komplit, dan 14 (empat belas) ganda gambar pokok. z. Foto copy jaminan pelaksanaan. Semua lampiran lampiran masuk dalam kontrak
Pasal II.07 PERMULAAN PEKERJAAN 1. Selambat-lambatnya dalam waktu satu minggu terhitung dari SMPK
(Gunning) dikeluarkan dari Pemberi Tugas, pekerjaan harus sudah dimulai. 2. Bilamana ketentuan seperti diatas tidak dipenuhi, maka jaminan pelaksanaan dinyatakan hilang dan menjadi milik Pemerintah.
156
3. Apabila akan memulai pekerjaan, Pemborong wajib memberitahukan secara tertulis kepada Pemberi Tugas. 4. Pemborong wajib melakukan pemotretan dari 0 % sampai 100 % dan dicetak menurut petunjuk dari Konsultan Pengawas.
Pasal II. 08 PENYERAHAN PEKERJAAN 1. Jangka waktu pelaksanaan pekerjaan selama 170 (seratus tujuh puluh) hari kalender termasuk hari minggu, hari besar dan hari raya. 2. Pekerjaan dapat diserahkan pertama kalinya bilamana pekerjaan sudah selesai 100 % dan dapat diterima denagn baik oleh Pemberi Tugas dengan disertai Berita Acara dan dilampiri daftar kemajuan pekerjaan, pada penyerahan pertama untuk pekerjaan ini, keadaan bangunan serta halaman harus dalam keadaan rapi dan bersih. 3. Dalam memudahkan suatu penelitian sewaktu diadakan suatu pemeriksaan teknis dalam penyerahan ke 1 (pertama) maka surat permohonan pemeriksaan teknis yang diajukan kepada Direksi supaya dilampiri :
a. Daftar kemajuan pekerjaan 100% ditanda tangani pengawas lapangan dan diketahui oleh Pemborong. b. Satu (1) album berisi foto berwarna yang menyatakan prestasi kerja 100%. c. Khusus untuk ukuran foto yang 10 R supaya diambil yang baik.
157
4. Surat permohonan pemeriksaan teknis dikirim kepada Pemimpin Kegiatan harus sudah dikirimkan selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari sebelum batas waktu penyerahan pertama kalinya berakhir. 5. Dalam penyerahan pekerjaan pertama kalinya bilamana terdapat pekerjaan instalasi listrik, maka pihak pemborong harus menunjukkan kepada proyek surat pernyataan bahwa instalasi listrik tersebut telah terdaftar di PLN dengan meterai Rp. 6000,-
Pasal II.09 MASA PEMELIHARAAN (ONDERHOUD TERMIJN) 1. Jangka waktu pemeliharaan adalah 6 bulan (180) hari kalender terhitung sejak penyerahan pertama. 2. Bilamana dalam masa pemeliharaan (Onderhoud terjmin) terjadi kerusakan akibat kurang sempurnanya dalam pelaksanaan atau kurang baiknya mutu bahan-bahan yang digunakan, maka pemborong harus segara memperbaiki dan menyempurnakannya kembali setelah pihak pemborong diperingatkan atau diberitahukan yang pertama kalinya secara tertulis oleh Pengghuna Anggaran dan Pengendali Kegiatan.
158
Pasal II.10 PERPANJANGAN WAKTU PENYERAHAN 1. Surat permohonan waktu penyerahan pertama yang diajukan kepada pemberi tugas harus sudah diterima selambat-lambatnya 15 (lima belas) hari sebelum batas waktu penyerahan pertama kalinya berakhir dan surat tersebut supaya dilampiri : a. Data yang lengkap. b. Time Schedule baru yang sudah disesuaikan dengan sisa pekerjaan. 2. Surat Permohonan Perpanjangan Waktu Penyerahan tanpa data yang lengkap tidak akan dipertimbangkan. 3. Permintaan Perpanjangan Waktu Penyerahan pekerjaan yang mana dapat diterima oleh Pemberi Tugas bilamana : a. Adanya pekerjaan tambahan atau pengurangan (meer of minderwerk) yang tidak dapat dielakkan lagi setelah atau sebelum kontrak ditandatangani oleh kedua belah pihak yang dinyatakan dalam Berita Acara. b. Adanya Surat Perintah tertulis oleh Pemberi Tugas tentang pekerjaan tambahan. c. Adanya perintah tertulis dari Pengguna Anggaran dan Pengendali Kegiatan, pekerjaan untuk sementara waktu dihentikan. d. Adanya force majeure (bencana alam, gangguan keamanan, pemogokan, perang) kejadian mana ditangguhkan oleh yang berwenang.
159
e. Adanya gangguan curah hujan yang terus menerus di tempat pekerjaan secara langsung mengganggu pekerjaan yang dilaporkan oleh Konsultan Pengawas. f. Pekerjaan tidak dapat dimulai tepat pada waktu yang telah ditentukan karena lahan yang akan dipakai untuk bangunan masih ada masalah.
Pasal II.11 SANKSI / DENDA (PASAL 49 AV) 1. Bilamana batas waktu penyerahan pekerjaan pertama kalinya dilampaui/tidak dipenuhi, maka pemborong dikenakan denda/diwajibkan membayar denda sebesar 1 0/00 (satu permil) tiap hari, dengan denda maksimal 5 % dari nilai kontrak. Uang denda harus dilunaskan padawaktu pembayaran angsuran (termijn) penyerahan kesatu (I). 2. Menyimpang dari Pasal 49A V terhadap segala kelainan mengenai peraturan atau tugas yang tercantum dalam ketetapan ini, maka sepanjang bestek ini tidak ada ketetapan denda lainnya, pemborong dapat dikenakan denda sebesar 1 0/00 (satu permil) tiap terjadi kelainan dengan tidak diperlukan suatu pengecualian. 3. Bilamana terjadi perintah untuk mengerjakan pekerjaan tambahan dan tidak disebutkan jangka waktu pelaksanaannya, maka jangka waktu pelaksanaan tidak akan diperpanjang.
160
Pasal II.12 PEKERJAAN TAMBAHAN DAN PENGURANGAN 1. Harga pekerjaan tambahan yang diperintahkan secara tertulis oleh Pemberi Tugas/Pimpinan Kegiatan/Pengelola Kegiatan, pemborong dapat mengajukan pembayaran tambahan. 2. Sebelum pekerjaan tambahan dikerjakan, pemborong supaya mengajukan kepada Pemberi Tugas agar diperhitungkan pembayarannya. 3. Untuk memperhitungkan pekerjaan tambah – kurang harga satuan yang telah dimasukkan dalam daftar penawaran/kontrak. 4. Bilamana harga satuan belum tercantum dalam surat penawaran yang diajukan, maka akan diselesaikan secara musyawarah.
Pasal II.13 DOKUMENTASI 1. Sebelum pekerjaan dimulai, keadaan lapangan atau tempat pekerjaan masih 0 % supaya diadakan pemotretan di tempat yang dianggap penting menurut pertimbangan Direksidengan ukuran 9 x 14 cm sebanyak 4 set berwarna. 2. Setiap permintaan pembayaran termijn (angsuran) dan penyerahan pertama harus diadakan pemotretan yang menunjukkan prestasi pekerjaan (minimum dari 5 jurusan) masing-masing menurut pengajuan termijn dengan ukuran 9 x 14 cm sebanyak 3 set berwarna. (pembidikan dari titik tetap), pada penyerahan
161
pertama, pemborong harus mendak dan foto 10 R sejumlah 5 buah dan sudah dipigur.
Pasal II.14 PENDAFTARAN GEDUNG PEMERINTAH Konsultan pengawas diwajibkan untuk membantu pengelolaan kegiatan menyelesaikan pendaftaran gedung-gedung Negara untuk mendapatkan himpunan daftar nama dari Direktorat Tata Bangunan di Jakarta : 1. Gambar situasi sesuai dengan pelaksanaan skala 1:500 sebanyak 8 exemplar. 2. Gambar situasi sesuai dengan pelaksanaan skala 1:200 sebanyak 8 exemplar. 3. Daftar perhitungan luas bangunan luar dan dalam. 4. Foto copy ijin bangunan sebanyak 8 exemplar 5. Akte/ Keterangan tanah sebanyak sebanyak 8 exemplar 6. Kartu/ legger sebanyak 8 exemplar 7. Foto pemasangan instalasi listrik sebanyak 8 exemplar 8. Surat pernyataan dari instalatur bahwa pemasangan sudah 100 % selesai, sebanyak 8 exemplar 9. As built drawing 10. Foto copy kontrak dan berita acara penyerahan ke 1 dan 2
162
Pasal II.15 PENCABUTAN PEKERJAAN 1. Pemberi Tugas berhak membatalkan atau mencabut pekerjaan dari tangan pemborong apabila ternyata pihak pemborong telah menyerahkan pekerjaan seluruhnya atau sebagian kepada pemborong lain semata-mata hanya mencari keuntungan saja dari pekerjaan tersebut. 2. Pada pengabutan pekerjaan tersebut, pemborong hanya dapat dibayar untuk pekerjaan yang telah selesai dan telah diperiksa serta disetujui oleh Pemberi Tugas sedangkan harga bahan bangunan yang berad di tempat menjadi resiko pemborong sendiri. 3. Penyerahan bagian-bagian seluruh pekerjaan kepada pemborong lain (onder
eanemer) tanpa izin tertulis dari pihak Pemberi Tugas tidak diizinkan.
Pasal II.16 TANGGUNG JAWAB KONTRAKTOR, CONTOH SURAT PENAWARAN 1. Tanggung jawab Kontraktor : Rekanan/Kontraktor bertanggung jawab atas bangunan tersebut selama sepuluh tahun sesuai dengan pasal 1609 KUHP Perdata. 2. Mengurus IMB dengan biaya dari pemborong / Kontraktor , sedang proyek membantu dengan pengurusan kelengkapan dokumen yang diperlukan.
CONTOH SURAT PENAWARAN :
163
KERTAS KOP NAMA PERUSAHAAN Nomor : Lamp : Perihal : Surat Penawaran
Kepada
Pekerjaan
…………………….. Jl. …………………. SEMARANG
Untuk mengikuti penunjukan langsung terbatas yang di adakan pada hari….tanggal…… bulan….tahun…. dengan mengambil tempat di…….yang bertanda tangan
di
bawah ini: Nama
: ……………….
Jabatan
: ……………….
Alamat
: ……………….
Berkedudukan : ………………. Dengan ini menyatakan : 1. Akan tunduk pada pedoman penunjukan langsung untuk pelaksanaan pekerjaan bangunan-bangunan negara. 2. Mengindahkan
syarat-syarat
dan
keterangan-keterangan
di
dalam
dokumen lelang dan perubahan-perubahan atau tambahan-tambahan yang tercantum dalam berita acara aanwijzing, pada tanggal …….. 3. Memperhitungkan pekerjaan pengurangan atau penambahan yang mungkin ada atas dasar bestek.
164
4. Penawaran tersebut mengikat sampai pekerjaan selesai sesuai kontrak. 5. Telah menyerahkan surat jaminan penawaran berupa surat jaminan Bank sebesar Rp ………… 6. Penawaran tersebut mengikat sampai pekerjaan selesai sesuai dengan kontrak. 7. Sanggup dan bersedia melaksanakan, menandatangani bahan-bahan bangunan dan peralatan yang diperlukan untuk : a. Pekerjaan
:
b. Lokasi
:
c. Denagn harga borongan
: Rp
d. Jangka waktu pelaksanaan
:
(terbilang) (
) hari kalender
e. Jangka waktu pemeliharaan : selama :
(
) hari
kalender Semarang,
2004
Hormat Kami, CV/ PT. Materai Rp. 6000,Cap perusahaan
Nama Terang Direktur
4.3
SYARAT-SYARAT TEKNIS UMUM
Pasal III.01.
165
PENJELASAN UMUM 1. Pemberian pekerjaan meliputi : Mendatangkan, pengolahan pengangkutan semua bahan, pengerahan tenaga kerja, pengadaan semua alat-alat bantu dan sebagainya. Yang pada umumnya langsung atau tidak langsung termasuk di dalam usaha penyelesaian dengan baik dan menyerahkan pekerjaan dengan sempurna dan lengkap. Juga disini dimaksudkan pekerjaan-pekerjaan atau bagian-bagian pekerjaan yang walaupun tidak disebutkan di dalam bestek tetapi masih berada di dalam lingkungan pekerjaan haruskah dilaksanakan sesuai petunjuk Pengguna Anggaran. 2. Pembangunan yang dilaksanakan ialah : Pembangunan Gedung 5 (lima) Lantai (Dekranasda) Dinas Perindustrian dan Perdagangan Propinsi Jawa Tengah a. Pekerjaan yang dilaksanakan terdiri dari : 1. Pembangunan Gedung Dekranasda Lima Lantai 2. Instalasi non Standart a. Instalasi dan Panel b. Tarikan Feder Genset c. Instalasi Telepon d. Instalasi Komputer e. Sound system Gedung f. Alat Pemadam dan pipa splinker (2 gedung) 3. Sarana dan Fasilitas
166
a. Penataan sekat ruangan b. Perapian Delatsi c. Pembenahan Space Frame Lt.5 d. Pembuatan Pos Jaga (2 buah) e. Pavingisasi f. Saluran g. Landscaping h. Pembuatan rumah pompa 3. Pekerjaan prasarana 1. Pekerjaan instalasi listrik yang terdiri dari pekerjaan titik lampu, titik stop kontak dan lampu-lampunya juga dan sub panel, serta stop kontak daya pada semua ruang. 2. Instalasi air bersih dan air kotor termasuk instalasi air bersih untuk halaman. 3. Penyambungan air bersih. 4. Pekerjaan penangkal petir sampai disetujui oleh instansi yang berwenang. 5. Pekerjaan halaman meliputi : saluran air hujan dll.
Pasal III.02 TEMPAT KEGIATAN
167
Pekerjaan ini dilaksanakan di Jalan Pahlawan No.04 Semarang, selanjutnya lokasi/tempat kegiatan akan ditunjukkan pada waktu aanwijzing.
4.4
SYARAT-SYARAT TEKNIS PELAKSANAAN PEKERJAAN
Pasal IV.01 PEKERJAAN PERSIAPAN KONTRAKTOR 1. Kontraktor harus membuat bangunan darurat untuk keperluan sendiri sehubungan dengan pekerjaan pelaksanaan pekerjaan ini berupa kantor administrasi Lapangan, Los Kerja dan Gudang. 2. Kontraktor harus membersihkan lapangan dari segala hal yang bisa menggangu pelaksanaan pekerjaan, serta mengadakan pengukuran untuk membuat tanda tetap sebagai dasar ukuran ketinggian lantai dan bagian-bagian bangunan yang lain. 3. Tanda tetap dibuat dari beton 20 x 20 x 150 cm, sebanyak 2 buah di ujungujung bangunan yang tempatnya akan ditentukan kemudian oleh pengawas lapangan dan harus dijaga serta dipelihara selama waktu pelaksanaan hingga pekerjaan selesai seluruhnya untuk penyerahan pekerjaan yang pertama. 4. Sebagai ukuran dasar + 0,00 (peil lantai dasar/lantai 1 (satu) atau dari peil (data). 5. Untuk dasar ukuran sumbu-sumbu bangunan harus dibuat papan dasar pelaksanaan (Bouwplank) yang harus dibuat dari bahan kayu meranti tebal minimum 3 cm dengan permukaan atasnya diserut sipat dasar (Waterpass).
168
6. Pemborong harus menyediakan alat-alat ukur sepanjang masa pelaksanaan berikut ahli ukur yang berpengalaman dan setiap kali apabila dianggap perlu siap untuk mengadakan pengukuran ulang.
Pasal IV.02 PEKERJAAN TANAH 1. Lingkup Pekerjaan Termasuk di dalam kegiatan ini adalah pekerjaan galian pondasi, sloof, sesuai dengan gambar rencana. Pengadaan material bahan pengisi dan mengangkutnya ke dalam lapangan serta menimbunnya di daerah lapangan dengan pemadatan yang cukup seperti dicantumkan dalam syarat-syaratnya. Persyaratan pekerjaan tersebut minimal seperti yang akan dijelaskan sebagai berikut : a. Pembongkaran dan memindahkan semua hal yang mungkin merintangi jalannya pekerjaan. b. Melindungi benda–benda berharga yang berada di lapangan dan bendabenda berfaedah lainnya. c. Pengeringan dan pengontrolan drainase. d. Penggalian dan penimbunan, (untuk penimbunan dengan tanah urug). e. Pemadatan, dengan dibuktikan tes standard Proctor di laboratorim. f. Pemindahan materil-material yang tak berguna dan puing-puing.
169
g. Menyediakan material-material yang baik. 2. Syarat-Syarat Pelaksanaan a. Pemeriksaan Lapangan Pemborong harus mengadakan pemeriksaan dan pengecekan langsung ke lapangan guna menentukan dengan pasti kondisi lapangan, bahan-bahan yang kelak akan dijumpainya dan keadaan lapangan sekarang yang nanti mungkin akan mempengaruhi jalannya pekerjaan. b. Penggalian dan Pembersihan 1. Seluruh rintangan yang ada dalam lapangan yang akan merintangi pekerjaan harus disingkirkan, dan dibersihkan dari lapangan, kecuali hal-hal yang mungkin akan ditentukan kemudian untuk dibiarkan tetap. Perlindungan harus diberikan kepada hal-hal seperti itu. 2. Pelaksanaan penggalian pondasi plat lajur baru bisa dimulai setelah asas ditetapkan secara cermat dan disetujui oleh Pengawas Lapangan. 3. Apabila selama pelaksanaan penggalian terjadi kelongsoran tebing, pemborong harus mencegahnya agar pekerjaan tetap lancar. 4. Pelaksanaan pekerjaan penggalian jalur pondasi, haruslah sedemikian rupa sehingga menjamin barang-barang berharga yang mungkin berada di lapangan terhindar dari kerusakan. 5. Reparasi kerusakan pada benda-benda milik kepentingan umum, di dalam atau di luar lapangan pekerjaan semuanya harus dipikul oleh kontraktor.
170
6. Pemindahan semua material-material akibat penggalian dan semua benda-benda yang merintangi pekerjaan, harus menurut petunjukpetunjuk Pengawas Lapangan. 7. Seluruh pohon-pohon, semak-semak, rumput-rumput, dan seluruh tumbuh-tumbuhan yang semacam itu harus dipindahkan seluruhnya dari daerah yang akan ditimbun, keluar lapangan. c. Perlindungan Terhadap Benda-benda Berfaedah 1. Kecuali ditunjukkan untuk dipindahkan, seluruh barang-barang berharga yang mungkin ditemui di lapangan harus dilindungi dari kerusakan,
dan
bila
sampai
menderita
kerusakan
harus
direparasi/diganti oleh pemborong dengan tanggungan biayanya sendiri. 2. Bila sesuai alat/pelayanan dinas yang sedang bekerja ditemui di lapngan dan hal tersebut tak dijumpai pada gambar, atau dengan cara lain yang dapat diketahui oleh Pemborong dan ternyata diperlukan perlindungan atau pemindahan, Pemborong harus bertanggung jawab untuk mengambil setiap langkah apapun untuk menjamin bahwa pekerjaan yang sedang berlangsung tersebut tidak terganggu. 3. Bila pekerjaan pelayanan umum terganggu sebagai akibat pekerjaan Pemborong harus segera mengganti kerugian-kerugian yang terjadi dapat berupa perbaikan dari barang yang rusak akibat pekerjaan Pemborong.
171
4. Sarana (Utilitas) yang sudah tak bekerja lagi yang mungkin ditemukan di bawah tanah dan terletak di dalam lapangan pekerjaan harus dipindahkan keluar lapangan ketempat yang disetujui oleh Pengawas Lapangan atau tanggungan Pemborong. d. Pemeriksaan Permukaan Tanah dan Air Tanah 1. Daerah sekitar bangunan-bangunan yang lebih rendah dari lapisan sekelilingnya harus dilindungi dari kemungkinan terjadinya bahaya erosi.
Untuk
itu
Pemborong
harus
mempersiapkan
saluran
pembuangan yang cukup menghindari terjadinya bahaya erosi tersebut. 2. Pemborong diminta untuk mengawasi hal-hal seperti di bawah ini : a. Tidak diperkirakan air tergenang di dalam/sekitar lapangan pekerjaan kontrak ini. b. Melindungi semua penggalian bebas dari seepage, overflow dan genangan air. c. Lapisan Tanah Teratas (TopSoil) Dalam daerah lapangan pekerjaan, topsoil (lapisan tanah paling atas) harus dikupas sampai kedalaman minimum 20 cm dan digunakan sebagai bahan pengisi untuk daerah yang lain seperti yang akan ditentukan oleh Pengawas lapangan. Setelah topsoil dikupas, daerah tersebut harus dipadatkan sampai setebal 15 cm sebelum pengisian bahan pengisi dilakukan. e. Bahan Pengisi
172
1. Bahan pengisi harus cukup baik, yaitu bahan yang telah disetujui oleh Pengawas Lapangan yang diambil dari daerah lapangan atau bahan yang telah disetujuioleh Pengawas Lapangan yang diambil dari daerah diluar Lapangan Pekerjaan dan merupakan bahan yang kaya akan tanah berbatu kerikil. 2. Bahan tersebut harus bebas dari akar-akar bahan-bahan organis, barang-barang bekas/sampah. f. Syarat-syarat Penimbunan dan Bachfill 1. Seluruh penimbunan harus di bawah pengawasan Pengawas Lapangan, dan material bahan pengisi yang dipakai harus mendapat persetujuan dari Pengawas lapangan terlebih dahulu. Pengawas Lapangan juga akan mempersiapkan test-test yang diperlukan yang meliputi test kepadatan yang terdiri atas lap. 1-2 minimal 3 titik, lap. 3-4 minimal 5 titik, lap. 5-6 minimal 7 titik, biaya Pemborong. Jika ternyata tidak memenuhi syarat, maka pemadatan ulang akan ditentukan oleh Pengawas Lapangan. Pemborong tidak diperkenankan melakukan penimbunan tanpa kehadiran dari Pengawas Lapangan. 2. Pemborong harus menempatkan bahan penimbun di atas lapisan tanah yang akan ditimbun lapis demi lapis dengan tebal max. 20 cm, dibasahi seperti yang diharuskan, kemudian digilas atau dipadatkan sampai tercapai kepadatan yang diijinkan. Untuk pemadatan sirtu di bawah pondasi dengan stamper, sedangakan untuk pemadatan halaman parkir dengan mesin wals 4 s/d 6 ton.
173
3. Penggilasan atau pemadatan seluruh daerah lapangan harus dapat mencapai 95 % dari derajat kepadatan maximum Mod. Proctor. Bila ada material pengisi yang tidak memuaskan sebagai bahan pemadatan, maka bahan tersebut harus diganti dengan pasir. 4. Kontraktor diharuskan menggunakan peralatan pemadatan dengan mesin untuk seluruh pemadatan, atau menggunaka stamper. Pemadatan tangan atau dengan menggunakan timbres, sama sekali tidak diperkenankan. 5. Pemadatan harus dilaksanakan lapis demi lapis dan setiap “lapis jadi” tidak lebih tebal dari 20 cm dibasahi dan dipadatkan merata sampai mencapai kepadatan yang disyaratkan. 6. Pembersihan Seluruh sisa penggalian yang tidak terpakai buat penimbunan dan penimbunan kembali, juga seluruh sisa-sisa puing-puing, runtuhanruntuhan, sampah-sampah harus disingkirkan dari lapnagan pekerjaan. Seluruh biaya untuk ini adalah tanggung jawab Pemborong.
Pasal IV.03. PEKERJAAN PONDASI DANGKAL 1. Lingkup Pekerjaan a. Termasuk dalam lingkup pekerjaan ini adalah pekerjaan pondasi meliputi : pekerjaan pondasi batu kali untuk dinding dll.
174
b. Pekerjaan ini meliputi penyediaan bahan, peralatan dan tenaga kerja serta pelaksanaan pekerjaan beton sesuai dengan RKS dan gambar-gambar pelaksanaan yang telah disediakan untuk proyek ini. 2. Pedoman Pelaksanaan a. Sebelum pelaksanaan pekerjaan pondasi kontraktor harus mengadakan pengukuran-pengukuran untuk as-as pondasi seperti pada gambar konstruksi dan harus dimintakan persetujuan Pengawas Lapangan b. Kontraktor wajib melaporkan kepada Pengawas Lapangan bila ada perbedaan gambar-gambar dari konstruksi dengan gambar-gambar arsitektur atau bila ada hal-hal yang kurang jelas. 3. Penggalian a. Penggalian tanah dasar pondasi dilakukan sampai kedalaman dasar lapis pasir b. Jika pada kedalaman tersebut ternyata masih diketemukan lapisan tanah jelek, maka perlu konsultasi dengan Perencana untuk mendapatkan pengarahan lebih lanjut. c. Lebar penggalian dibagian bawah minimal leber pondasi ditambah 2x 10 cm. d. Lebar penggalian disebelah atas disesuaikan dengan keadaan tanah. e. Tanah dasar pondasi harus dipadatkan dengan stemper atau vibro roller hingga mencapai kepadatan 99 % dari standard proctor f. Jika penggalian mengalami kedalaman yang ditentukan sedangkan lapis tanah yang baik sudah dicapai pada peil yang ditentukan, maka galian
175
yang terlalu dalam harus ditimbun dengan pasir pasang dan dipadatkan hingga mencapai kepadatan 95 %. 4. Pengurugan Kembali a. Semua bekas-bekas sumur harus diurug dengan pasir pasang. b. Lapisan sirtu dibawah harus dipadatkan dengan vibro roller/stemper sehingga mencapai kepadatan minimal 90 %. c. Pengurukan kembali dengan tanah : 1. Tanah yang akan digunakan untkm pengurugan harus mendapat persetujuan dari pengawas. 2. Semua bahan-bahan organis, sisa-sisa bongkaran bekisting, puing, semua sampah harus disingkirkan. 3. Bongkaran-bongkaran tanah harus dipecahkan dengan komponenkomponen yang kecil terlebih dahulu. 4. Pemadatan harus dilakukan lapis demi lapis (masimal 20 cm) dengan vibro/stemper dengan memperhatikan kadar air tanah sehingga memperoleh kepadatan minimal 90 %. 5. Pelaksanaan Pondasi a. Pelaksanaan podasi lobang harus dalam kondisi kering b. Ketentuan mengenai struktur dan kualitas beton lihat pasal pekerjaan beton. c. Stek kolom, stek kolom penguat, sparing-sparing yang diperlukan harus terpasang secara bersamaan dengan pekerjaan pondasi.
176
d. Ketentuan mengenai batu kali, lihat ketentuan pasangan batu kali, denga catatan : 1. Tidak boleh ada rongga dalam pasangan tersebut. 2. Batu kali disusun satu per satu dengan penyangga mortar. e. pelaksanaan pondasi juga harus memperhatikan gambar arsitek dan M. E, jika ada kelainan / ketidakcocokan harus dikonsultasikan dengan Perencana. 6. Pondasi Pasangan Batu Kali a. Kegiatan pasangan pekerjaan batu kali dilaksanakan pada pekerjan struktur dinding bata dalam bangunan, bak-bak bunga dll sesuai gambar rencana b. Bahan-bahan yang digunakan : 1. Batu kali dan pasir, harus keras dan kekar serta bermutu kwartsa yang disetujui Pengawas Lapangan /perencana dan owner. 2. Semen, sesuai ketentuan Portland Cement Indonesia : NI 8 – 1972. 3. Air yang dipakai harus bersih yang dapat diminum/tawar. c. Syarat pelaksanaan : 1. Bentuk pasangan batu kali harus sesuai dengan gambar rencana. 2. Adukan mempunyai komposisi minimal 1 Pc : 5 Ps dengan aduk yang sama.
Pasal IV.04. PEKERJAAN STRUKTUR BAWAH
177
1. Lingkup Pekerjaan : a. Termasuk dalam pekerjaan ini adalah pondasi Pancang. b. Pelaksanaan pekerjaan ini meliputi penyediaan bahan, peralatan dan tenaga kerja serta pelaksanaan pekerjaan beton sesuai denga RKS dan gambar pelaksanaan yang telah disediakan untuk proyek ini. 2. Galian Tanah Pondasi/Poer a. Galian tanah untuk pondasi dan galian-galian lainnya harus dilaksanakan menurut ukuran dalam, lebar dan sesuai dengan peil-peil yang tercantum didalam gambar. Semua tugas-tugas pondasi bangunan lama, akar pohonpohon yuang terdapat dibagian pondasi yang akan dilaksanakan harus dibongkar dan dibuang. Bekas-bekas pipa saluran yang tidak dipakai harus disumbat. b. Apabila ternyata terdapat pipa air, gas, pipa-pipa pembuangan, kabel-kabel listrik,
telepon
dll
yang
masih
digunakan
maka
secepatnya
memberitahukan kepada Pengawas atau Perencana/Instansi yang berwenag untuk mendapatkan petunjuk-petunjuk seperlunya. c. Kontraktor bertanggaung jawab penuh atas segala kerusakan-kerusakan sebagai akibat dari pekerjaan galian tersebut. Apabila ternyata penggalian melebihi kedalaman yang telah ditentukan maka kontrakor harus mengisi/ mengurangi daerah tersebut dengan bahan-bahan yang sesuai dengan syarat-syarat pengisian bahan pondasi yang sesuai dengan spesifikasi pondasi.
178
d. Kontraktor harus menjaga agar lubang-lubang galian pondasi tersebut bebas dari longsoran-longsoran tanah dikiri dan kanannya (bila perlu dilindungi dengan bahan-bahan penahan tanah) dan bebas dari genangan air (bila perlu dipompa), sehingga pekerjaan pondasi dapat dilakukan dengan baik. e. Pengisian kembali dengan tanah bekas galian, dilakukan lapis demi lapis, sambil disiram air secukupnya dan ditumbuk sampai padat. Pelaksanaan pengisian kembaki hanya boleh dilakukkan setelah diadakan pemeriksaan dan mendapat persetujuan Pengawas, baik mengenai kedalaman/lapisan tanahnya maupun jenis tanah bakas galian tersebut. 3. Lantai Kerja Penggalian tanah sampai lapisan sebagai dasar untuk perletakan merata, lapisan dasar dari beton (plain concrete 1:3:5) supaya dibuat sebagai lantai kerja dengan tebal tidak kurang dari 5 cm. Dibawah lantai kerja diberi lapisan pasir yang dipadatkan setebal tidak kukrang 20 cm atau sesuai gambar. 4. Kwalitas Beton a. Bahan yang digunakan adalah beton dengan fc = 22,5 MPa untuk plat lajur menurut SKSNI T-15-1991-03 dan sebagai tulangan adalah besi dengan fy = 240 MPa untu besi diameter < 12 mm dan fy = 350 MPa untuk besi diameter 16 mm keatas. b. Beton yang digunakan harus ditest mutunya dari benda uji dengan persyaratan sesuai dengan SKSNI T-15-1991-03. c. Besi beton yang digunakan harus ditest sesuai ketentuan.
179
d. Hal-hal lainnya yang tidak disebutkan harus memenuhi persyaratan yang berlaku. 5. Pekerjaan Pondasi Plat Lajur a. Umum Peraturan yang digunakan adalah tata cara Perhitungan Struktur Beton Untuk Bangunan Gedung dan untuk hal-hal yang belum terjangkau dapat digunakan peraturan-peraturan, seperti ASTM, ACI, dan peraturan lainnya yang relavan. b. Besi Beton (steel reinforcement) 1. Semua besi beton yang digunakan harus memenuhi syarat-syarat :
Pada SKSNI T-15-1991-03. Bebas dari kotoran-kotoran, lapisan lemak, minyak, karat dan tidak cacat (retak-retak, mengelupas, luka, dsb).
Mempunyai penampang yang sama rata. Disesuaikan dengan gambar-gambar. 2. Pemakaian besi beton dari jenis yang berlainan dari ketentuanketenutuan dari Direksi. 3. Besi beton yang digunakan adalah dengan fy = 240 MPa untuk diameter < 12 mm dengan tegangan leleh minimum 2400 Kg/cm2 dan
fy = 350 MPa untuk diameter 16 mm dengan tegangan leleh minimum 3500 Kg/cm2.
180
4. Besi beton harus berasal dari satu sumber (manufacture) dan tidak dibenarkan untuk mencampur adukan bermacam-macam sumber besi beton tersebut untuk pekerjaan konstruksi. 5. Kontrakor diharuskan mengadakan pengujian mutu besi beton yang akan dipakai sesuai dengan petunjuk-petunjuk dari Direksi. Batang percobaan diambil dibawah kesaksian Direksi berjumlah minimal 3 batang untuk tiap-tiap jenis percobaan yang diameternya sama, dengan panjangnya tidak kurang dari 100 cm. 6. Percobaan mutu besi beton juga akan dilakukan setiap saat bilamana dipandang perlu oleh Direksi. Semua biaya-biaya percobaan tersebut sepenuhnya menjadi tangung jawab Kontraktor. 7. Pemasangan besi beton dilakukan sesuai dengan gambar-gambar dan mendapat persetujun Direksi. Hubungan antar besi beton satu dengan lainnya harus menggunakan kawat besi beton diikat teguh, tidak menggeser selama pengecoran beton dan bebas dari tanah. 8. Besi beton yang tidak memenuhi syarat-syarat karena kwalitas, tidak sesuai dengan spesifikasi harus segera dari site. Setelah menerima intruksi tertulis dari Direksi dalam waktu 2 x 24 jam. c. Beton 1. Umum
Kekuatan beton untuk pondasi plat dan sloof adalah dengan fc = 22,5 MPa menurut SKSNI T-15-1991-03 dengan deviasi standar sebesar 40 kg/cm2 beton harus merupakan bahan kuat dan tahan
181
terhadap bahan-bahan berbahaya (seperti asam dan garam) karena terletak di dalam tanah.
Pengecoran harus dilakukan dalam keadaan lokasi tidak berair. Selama pengecoran dan pengeringan beton air tanah yang ada harus terus menerus dipompa unuk mencegah rusaknya adukan beton akibat dari laut.
Adukan (adonan) beton harus memenuhi syarat–syarat PBI-1971 dan SKSNI T- 15-1991-03.
Panjang stek untuk penyambungan kolom untuk penyambungan batang–batang tulangan minimal 50 kali diameter tulangan (50 d).
2. Pengecoran Beton
Adukan beton harus secepatnya dibawa ketempat pengecoran dengan menggunakan cara (metode) yang sepraktis mungkin, sehingga tidak mungkin adanya pengendapan agregat dan tercampurnya kotoran – kotoran atau bahan lain dari luar.
Pemakain beton ready mix harus mendapat persetujuan dari Direks, baik nama perusahaan, alamat maupun kemampuan alat- alatnya.
Penggunaan alat- alat pengakut mesin harus mendapat persetujuan dari pengawas, sebelum alat–alat tersebut didatangkan ketempat pekerjaan.
Semua alat–alat pengangkut yang digunakan pada setiap waktu harus di bersihkan dari sisa dari adukan yang mengeras.
182
Pengecoran beton tidak dibenarkan untuk dimulai sebelum pemasangan besi beton selesai diperiksa oleh dan mendapat persetujuan tertulis pengawas.
Pengecoran harus dilakukan kontinyu tanpa berhenti untuk keseluruhan dari seluruh 1 (satu tiang) dan diberi tanda maupun tanggal pengecoran.
Pengecoran dilakukan lapis demi lapis dan tidak dibenarkan menuangakn adukan dengan menjatuhkan dari suatu ketinggian yang akan menyebabkan pengendapan agregat.
Beton dipadatkan dengan suatu vibrator selama pengocoran berlangsung dan dilakukan sedemikian rupa sehingga tidak acuan maupun posisi tulangan. Kontraktor harus menyedikan vibratorvibrator untuk menjamin efisiensinya tanpa adanya penundaan.
Permadatan beton secara berlebih–lebihan sehingga menyebabkan kebocoran–kebocoran
melalui
acuan
dan
lain-lain
harus
dihindarkan. 3. Curing Dan Pendirian Atas Beton
Beton harus dilindungi selama berlangsungnya proses pengerasan terhadap matahari, pengeringan oleh angin, hujan atau aliran air dan kerusakan secara mekanis atau pengeringan sebelum waktunya.
183
Semua permukaan beton yang terbuka dijaga tetap basah selama 10 hari dengan menyemprotkan air atau menggenangi dengan air pada permukaan beton tersebut.
Terutama pada pengecoran beton pada cuca panas , curing dan perlindungan atas beton harus diperlihatkan. Kontraktor harus bertanggung jawab retaknya beton kerena kelaleain ini.
6. Pondasi Mesin–Mesin Pekerjaan ini diselenggarakan oleh kontraktor sipil, dengan petunjuk- petunjuk daripengawas dan kerjasama dengan kontraktor / sub kontraktor lainya. Semua harus mendapat persetujuan perencana /pengawas. 7. Pekerjaan Sloof Pekerjaan beton bertulang untuk sloof harus menggukan beton dengan mutu fc = 22,5 MPa dan besi beton fy = 240 MPa untuk diameter < 12 mm dan fy = 350 MPa untuk diameter 16 mm keatas. Besi –besi harus ditempatkan seperti pada gambar detail. Selesai pekerjaan sloof, tanah harus ditimbun dan dipadatkan sampai peil yang diperlukan. 8. Pekerjaan Stek kolom Pekerjaan stek kolom,stek dinding dan stek kolom praktis
Besi stek kolom harus memenuhi syarat spesifikasi.
Besi beton harus terpasang sesuai gambar rencana dan turut dicor pada waktu sloof dicor sampai batas permukaan tanah.
184
Besi stek harus dijaga letaknya dan harus tetep lurus setelah selesai pekejaan sloof.
Pasal IV.05. PEKERJAAN BETON STRUKTUR ATAS 1. Lingkup Pekerjaan a. Termasuk dalam lingkup pekerjasan ini adalah : Semua pekerjaan beton struktur yang ada masing–masing jenis pekerjaan yang tercantum dalam pasal-pasal buku RKS ini. b. Pekerjaan ini meliputi penyidiaan bahan, peralatan dan tenaga kerja serta pelaksanaan beton sesuai RKS dan gambar–gambar pelaksanaan yang telah sediakan untuk proyek ini. 2. Pedoman Pelaksanaan Pelaksanan pekerjaan ini harus meliputi: semua ketentuan dalam SKSNI T-15-1991-03 terutama yang menyangkut pekerjaan beton struktur. 3. Bahan – Bahan yang digunakan a. Semen 1. Semen yang digunakan untuk proyek ini adalah Portland cement II menurut NI 8 atau type I menurut ASTM, memenuhi S.400 menurut standard cement Portland yang digariskan oleh Asosiasi cement Indonesia.
185
2. Merk yang dipilih tidak dapat ditukar – tukar dalam pelaksanaan tanpa peresetujuan pengawas lapangan. 3. Persetujuan PC hanya akan diberiakan apabila
dipasaran tidak
diperoleh merk yang telah dipilih dan telah digunakan. 4. Merk emen yang telah diusulkan sebagai merk semen yang telah digunakan harus disertai jaminan dari pemborang yang telah dilengkapi dengan data teknis yang membuktikan bahwa mutu semen pengganti setaraf mutu semen yang digantikannya. 5. Batas- batas pengecoran yang memakai semen berlainan merk harus disetujui pengawas lapangan. b. Aggregates Aggregates yang digunakan harus sesuai dengan syarat – syatat dalam SKSNI T-15-1991-03, terdiri atas: 1. Pasir beton (aggregate halus).kadar Lumpur tidak boleh melebihi 40% berat pasir beton. 2. Koral atau crushed stone (aggregate kasar):
Harus mempunyai susunan gradasi yang baik, cukup syarat kekerasanya dan padat (tidak porous). Dimensi maksimal 2,5 cm , dan tidak lebih seperempat dimensi beton yang terkecil dari bagian kontruksi yang bersangkutan.
Khusus untuk pekerjaan beton, diluar lapis pembesian yang berat batas maksimum tersebut 3 cm dengan gradasi baik.
186
Pada bagian dimana pembesianaan cukup
berat (cukup ruwet)
digunakan spit pecah/giling mesin. c. Besi Beton Besi beton yang digunakan ialah besi beton ulir mutu fy = 350 MPa exkratau steel/setara, untuk diameter lebih besar atau sama dengan 16 mm dan fy = 240 MPa untuk diameter lebih kecil dari 13 mm. Untuk mendapatkan jaminan kwalitas
besi yang diminta,
maka disamping
adanya certificate ,untuk setiap jenis diameter dari pabrik, juga harus dimintakan certifikate dari labolaturium pada saat pendatanganan secara priode minimal 2 contoh percoban tarik untuk setiap 20 ton besi. Untuk pemotongan tulangan tidak boleh mempergunakan alat pemanas (las), pemotongan dengan gunting atau besi cutter atau gergaji besi. d. Admixture Pemakaian bahan tambahan untuk perbaiakan mutu
beton dari merk
sementara super plstet SR (kedap air) dan plstet no.2 untuk beton biasa. Namun sebelumnya kontraktor diwajibkan mengajukan analysis kimia serta test, juga bukti penggunaan selama 5 tahun di Indonesia. Penggunanan harus sesuai dengan petunjuk teknis pabrik. 4. Tata Cara Pengiriman dan Penyimpanan Bahan a. Pengiriman dan penyimpanan pada umunya harus sesuai dengan jadwal pelaksanan b. Penyimpanan semen :
187
1. Semen harus didatangakan dan disimpan dalam kantong/sak yang utuh. Berat semen harus sama dengan yang tercantum dalam sak. 2. Semen harus disimpan dalam gudang yang kering , terlindung pengaruh cuaca, berventilasi yang cukup dan lantai harus bebas dari tanah. 3. Semen harus dalam keadaan belum mulai mengeras bilaq ada bagian yang mulai mengeras, bagian tersebut harus dapat ditekan hancur oleh tangan bebas (tanpa alat) dan jumlah yang mulai menheras ini tidak lebih dari 5% berat semen. 4. Pada bagian semen yang mengeras tersebut harus dicampurkan semen dalam yang sama dengan syarat bahwa kwaliatas beton yang diminta perencana. c. Penyimpanan besi beton 1. Besi beton disimpan dengan menggunakan bantalan–bantalan kayu sehingga terbebas dari tanah (minimal 20 cm) 2. Beton harus disimpan bebas dari Lumpur, minyak atau zat asing lainya.
d. Aggragates harus ditempatkan dalam bak–bak yang terpisah arid an yang lain jenis/gradasinya dan dciatas lantai beton ringan untuk menghindari tercampurnyaq dengan tanah. 5. Bekisting yang Digunakan
188
a. Brekistig harus dibuat dari papan kayu kalimatan dengan rangka kayu yang kuat dan tidak mudah berubah bentuk dan jika perlu menggunakan baja. b. Bekisting harus dibuat sedemikian rupa tidak ada perubahan yang nyata dan dapat menampung bahan–bahan sementara sesuai dengan jalanya kecepatan pem betonan. c. Semua bekisting harus diberi penguat datar dan silang sehingga kemungkinanya bergeraknya bekising Selama dalam pelaksananan dapat dihindarkan, juga harus cukup rapat untuk menghindarkan keluarnya adukan (mortal leakage). d. Susuanan bekisting dengan penunjang–penunjang harus teratur hingga pengawasan mudah dilakukan. Penyusunan bekisting sedemikian rupa sehingga pada waktu pembongkarannya tidak akan merusak dinding, balok atau kolom beton yang bersangkutan. e. Pada bagian terendah .pada setiap pasta pengecoran dari bekisting kolom atau dinding, harus ada bagian yang mudah dibuka untuk inspeksi dan pembersihan. f. Kayu bekisting harus bersih dan dibasahi air terlebih dahulu sebelum pengecoran. g. Air pembasahan tersebut harus diusahakan agar mengalir sedemikian rupa agar tidak menggenangi sisi bawah dari bekisting. h. Pemilihan susun yang tepat dari penyangga–penyangga atau silangsilangan bekisting menjadi tanggung jawab pemborong.
189
i. Pembokaran bekisting: Cetakan tidak boleh dibongkar sebelum beton mencapai kekuatan kusus untuk memikul 2 x beban sendiri. Bila akibat pembongkaran cetakan, pada bagian kontruksi akan bekerja beban yang lebih tinggi dari pada
beban rencana, maka tidak boleh
dibongkar selama keadaan tersebut berlangsung. Perlu ditentukan bahwa tanggung jawab atas keamanan kontruksi seluruhnya terletak pada pemborong, dan perhatian kontraktor mengenai pembongkaran cetaka ditunjukan ke SKSNI T -15 -1991-03 dalam psal yang bersangkutan. Pembongkaran harus memberi tahu petugas/arsitek bila mana ia akan bermasuk membongkar cetakan pada bagian–bagian konstruksi yang utama persetujuannya, tapi dengan danya persetujuan tidak berati kontraktor terlepas dari tanggung jawabnya. 6. Pemasangan Pipa-Pipa Pemasangan pipa dalam beton tidak boleh merugikan kekuatan konstruksi. 7. Kualitas Beton a. Kecuali ditentukan lain dalam gambar, kwalitas beton dengan fc = 22,5 MPa. Sedang beton praktis dengan fc = 17,5 MPa. b. Pemborong memberikan jaminan atas kemampuanya untuk memenuhi kwalitas beton ini memperhatikan data pelaksanan dilain tempat atau dengan mengadakan trialmik. c. Selama pelaksanaan harus dibuat benda- benda uji menurut ketentuan yang telah disebutkan dalam SKSNI T-15-1991-03.
190
d. Pada masa permulaan pemborong harus membuat minimal 1 benda uji per 1,5 m3 beton sehingga dengan kecepatan dapat diperoleh 20 benda uji yang pertama. Pengambilan benda –benda uji harus dengan priode antara yang disesuaikan dengan kecepatan pembentukan . e. Kontraktor harus membuat lapoaran tertulis atas data-data kwalitas beton yang dibuat, laporan tersebut harus disahkan oleh pengawas lapangan laporan tersebut harus dilengkapi dengan harga karakteristiknya. f. Selama pelaksanan harus ada pengujian slump, minimum 7,5 cm ,maximal 12,5 cm. Cara pengujian slump sebagai berikut: 1. Beton diambil tepat sebelum dituangkankedalam cetakan (beton). 2. Cetakan slump dibasahi dan ditempatkan diatas kayu yang rata atau plat beton. 3. Cetakan diisi sapai kurang lebih 1/3 nya kali dengan besi berdiameter 16 mm panjang 30 cm dengan ujungnya yang bulat(seperti peluru). 4. Pengisian dilakukan dengan cara serupa untuk dua lapisan berikutnya. Setiap lapis ditusuk- tusuk 25 kali dan setiqap tusukan harus masuk dalam satu lapis yang dibawahnya. 5. Setelah atasnya diratakan, segera cetakan diangkat perlahan –lahan, dan diukur penurunannya (slumpnya).
g. Pengujian kubus tau slinder percobaan harus dilakuakan dilaboraturium ang disetujui oleh pengawas lapangan.
191
h. Perawatan kubus atau slinder percobaan tersebut adalah dalam pasir basah tetapi tidak tergenang air, selama 7 (tujuh) hari dan selanjutnya dalam uara terbuka. i. Jika dianggap perlu, maka pemborong harus mengadakan pecobaan slinder umur 7 hari dari dengan ketentuan–ketentuan dengan hasil yang tidak kurang 65% kekuatan yang diminta pada hari 28. jika hasil kuat tekan benda uji tidak mem berikan kekutan yang diminta, maka harus dilakuakn pengujian beton ditempat dengan cara- cara yang telah ditentukandalam SKSNI T-15-1991-03 dengan biaya ditanggung pemborong. j. Pengadukan dalam mixer tidak boleh kurang dari 75 detik terhitung setelah seluruh komponen masuk dalam mixer. k. Penyampaian beton adukan dari mixer ketempat pengecoran harus dilakuakn dengan cara myang tidak mengakibatkan terjadinya separasi komponen- komponen beton. l. Pemadatan beton harus menggunakan vibrator. 8. Siar–Siar Konstruksi dan Pembongkaran Bekisting Pembongkaran bekisting dan penempatan siar–siar pelaksanaan, sepanjang tidak ditentukan dalam gambar, harus sesuai dengan SKSNI T-15-199-03. Siar –siar tersebut harus dibasahi terlebih dahulu dengan air semen tepat sebelum pengecoran lanjutan dimulai, Letak siar–siar tersebut harus disetujui oleh pengawas lapangan. 9. Penggantian Besi
192
a. Pemborong harus menghusahakan supaya besi yang dipasang benar sesuai dengan apa yang tertera dalam gambar. b. Dalam hal ini berdasarkan pengalaman pemborong atau pandapatnya mengalami kekeliruan, kekurang atau penyempurnaan pembesian yang ada maka:
1. Pemborong dapat menambah extra besi dengan tidak mengurangi pembesian
yang
tertera
dalam
gambar,
secepatnya
hal
ini
diberitahukan kepada pengawas lapangan untuk sekedar informasi. 2. Jika hal tersebut diatas akan dimintakan pemborong sebagai kerja tambahan, maka penambahan tersebut hanya dapat dilakukan setelah ada persetujuan tertulis dari perencana dan disetujui pemberi tugas. 3. Jika diusulkan perubahan dari jalanya pembesian maka perubahan tersebut hanya dapat dijalankan dengan persetujuan tertulis dari perencana. Mengajukan usul dalam rangka kejadian tersebut diatas adalah merupakan jugas kewajiban bagi pemborong. c. Jika pemborong tidak berasil mendapatkan diameter besi yang sesuai dengan yang ditetapkan dalam gambar, maka dapat dilakukan penukaran diameter besi dengan diameter terdekat dengan syarat:
1. Harus ada persetujuan dari pengawas lapangan.
193
2. Jumlah luas besi tersebut tidak boleh kurang dari yang tertera dalam gambar. 3. Penggantian tersebut tidak boleh mengakibatkan keruwetan pembesian ditempat tersebut atau didaerah overlepping yang dapat menyulitkan pembetonan atau penyampaian penggetar.
d. Toleransi Besi Diameter,ukuran
sisi Variasi dalam berat Toleransi
(atau jarak antara dua yang diperbolehkan permukaan
diameter
yang
berlawanan) Dibawah 10 mm 10
mm
sampai
+ 7%
+ 0,4 mm
16 + 5%
+ 0,4 mm
mm(tapi tidak termasuk *16 mm) 16 mm sampai 28 mm
+ 5%
+ 0,5 mm
29 mm dan 32 mm
+ 4%
-
10. Perawatan Beton a. Beton harus dilindumgi dari pengaruh panas, sehingga tidak terjadi penguapan cepat b. Persiapan
perlindungan
diperhatikan.
atas
kemungkinan
adanya
hujan
harus
194
c. Beton harus dibasahi terus menerus selama minimal 10 hri sesudah pengecoran 11. Tanggung Jawab Pemborong a. Pemborong bertanggung jawab penuh atas kwuwalitas kontruksi sessuai dengan ketentuan–ketentuan diatas dan sesuai dengan gambar- gambar kontruksi yang diberikan. b. Adanya atau kehadiran pengawas lapangan selaku wakil Bouwher atau perencana yang sejauh
melihat/mengawasi/mengatur atau memberi
nasehat tidaklah mengurangi tanggung jawab penuh tersebut diatas. c. Jika pengawas lapangan memberi ketentuan–ketentuan tambahan yang menyimpang dari ketentuan yang telah digariskan diatas atau yang telah terera dalam gambar, maka ketentuan tambahan tersebut menjadi tanggung jawab pengawas lapangan, ketentuan tambahan ini harus dibuat secara tertulis.
Pasal IV. 06. LAPISAN KEDAP AIR / WATER PROOFI NG 1. Bagian–Bagian yang Perlu Diberi Lapisan Kedap Air Lapisan kedap harus dipasang pada tempat – tempat: Lantai ruang toilet dan janitor, plat beton atap, plat beto kanopi, talang beton, talang seng, leufel –leufel yang menjorok keluar bangunan, serta tempat – tempat lain yang diperkirakan akan selalu berhubungn dengan air dan tanah.
195
2. Bahan kedap Air Yang Digunakan a. Water proofing system coating 3x b. Bahan water proofing yang digukan harus mempunyai jaminan/garasi tertulis dari pabrik selama minimal 5 tahun. 3. Syarat Pelaksanan a. Bahan kedap air harus dikerjakan oleh tenaga kerja yang berpengalaman dan cara pemasangan harus sesuai dengan petunjuk yang dikeluarkan oleh pabrik pembuatnya. b. Bidang permukaan beton yang akan diberi water proofing seharusnya kering dan bersih dari kotoran- kotoran, lubang–lubang dan celah–celah harus ditambal dengan aduakan atau acian terlebih dahulu, tonjolan– tonjolan harus dirapikan dengan gerinda terlebih dahulu. c. Pekerjaan yang disebut dalam pint 2 tesebut harus disetujui dahulu oleh pengawas lapangan/konsultan perencana sebelum pemasangamn lapisan kedap air dilaksanakan. d. Kalau terdapat pipa–pipa konduit atau benda–benda lain yang menembus lapisan kedap air atau jika drain keluar dari water proofing, maka pada keliling benda–benda yang sudah terpasang mutu harus diberi flashing. e. Lapisan kedap air harus dipasang pula pada bidang–bidang vertika yang mengelilingi lantai toilet, lantai janitor, plat beton atap, sehingga setinggi mnimal 20 em dari permukana bidang tersebut. f. Hasil akir dari pekerjaan lapisan kedap air harus merupakan suatu lapisan dengan permukaan yang rata /tidak bergelombang serta tadak berlobang –
196
lubang atau bercelah–celah pada sambunganya ataupun keretakan– keretakan lainya yang mungkin bisa menimbulkan kebocoran. 4. Pengujian Terhadap pekerjan Water proofing a. Pemborong harus mengadakan pengujian terhadap pekerjaan–pekerjaan waterproofing yang telah dilaksanakan. b. Pengujian dilaksanakan dengan cara pengisian air keatas bidang akan diuji tersebut hingga mencapai ketinggian 5 cm, kemudian dilihat hasilnya selama 3 x 24 jam.
5. Perbaikan Pekerjaan Setiap permukaan water proofing yang rusak harus diperbaiaki dengan cara– cara yang dianjaurkan oleh pabrik. Perbaikan harus dilaksanakan sedemikian rupa sehingga tidak mengganggu pekerjaan finising lainya. Apabila ada pekerjaan finising yang rusak akibat perbaikan water proofing tersebut, maka kerusakan perbaiakan finising tersebut harus segera diperbaiki. 6. Syarat Pemeliharaan Pemborong harus menjaga pekerjaan water proofing yang sudah selesai dilaksanaakan
sehingga
menimbulkan kerusakan.
terhindar
dari
kejadian-kejadian
yang
bisa
197
Pasal IV .07. PEKERJAAN BAJA STRUKUTR (KAP BAJA DAN ATAP) 1. Ruang Lingkup Pekerjan meliputi penyedian semua tenaga kerja, bahan instalasi kontruksi dan perlengkapan untuk pembutan (dengan mesin) pembangunan dan pengecetan semua pekerjaan baja srukutur, termasuk pemasangan alat–alat (fixing) dari benda 2. Keahlian / Pertukangan Semua pekerjaan yang diterima untuk melakukan pekerjaan haurs ahli (tukang –tukang) yang berpengalaman dan mengerti benar–benar pekerjaanya. Segala hasil pekerjaan mutunya sebanding dengan standard hasil pekerjaaan ahli/ tukang yang baik. 3. Bahan- Bahan a. Biaya yang dipakai harus dari baja yang sesuai dengan standard internasional yang telah disetujui. Tegang putus baja minimum 3700 kg/cm2 (yield strees 2400 kg/cm2) untuk setiap perubahan pemakaian baja untuk kontruksi bangunananya harus harus dengan persetujuan konsultan /ahli b. Bagian–bagian baja kontruksi dan plat-plat harus dari baja lunak dan sesuai dengan daftar untuk kontruksi baja 1969. c. Elektroda –elektroda harus standart internasional dengan yield stress 3,90 t/cm2, Allowable tensil stress 2,25 t/cm2 tidak berkarat, dan dilindungi terhadap karat baik sebelum maupun sesudah terpasang.
198
Hanya digunakan baut dari satu produk dengan tanda kode yang jelas terdapat alam baut. 4. Pekarjaan Las a. Pekerjan las sebanyak mungkin didalam bengkel Pekerjaan las dilapang harus cukup baik dan tidak boleh dilakukan sewaktu dalam keadaan basah atau hujan. b. Las perapat / pengedap : Dalam setiap pondasi dimana 2 (dua) bagian (dari satu benda berekatan, harus dibuat satu, perapat/pengendap guna mencegah masuknya lengas) terlepas apakah itu diberikan detailnya atau tidak. c. Perbaikan las : Bila las–lasan apapun membutuhkan perbaikan maka
hal ini harus
dilakukan sebagianama diperintahkan oleh pengawas lapangan tanpa diberi biaya tambahan. 5. Pembersihan Sebelum mengecat semua pekerjan harus disikat dengan sikat kawat secara baik-baik dimana segala kulit oksid besi (berasal dari pabrik) dan tanda tangan pengeratan. Minyak gemuk dan debu halus di permukaan harus segera dihilangkan sebelum pengecatan. Permukaan yang harus dikelilingi/diselubungi dengan beton harus dibiarkan, tidak dicat. 6. Pengecatan Pekerjaan Baja Struktur
199
Tidak boleh pengecatan atas permukaan apapun yang tidak bersih atau tidak kering sama sekali atau dalam keadaan cuaca menurut pendapat Konsultan mungkin menimbulkan kerusakan pada cat. Harus diberi waktu yang cukup lama antara dua lapisan cat agar bisa menjadi kering terlebih dahulu dan pada waktu tunggu ini tidak boleh kurang dari dua hari. Baja yang berada pada jarak 5 cm dari satu tempat las-lasan atau yang harus diselubungi dengan beton tidak boleh dicat. Pakailah meni dari took untuk lapisan pertama. Setelah didirikan, bersihkan semua tempat-tempat yang rusak dan tempat las-lasan dan meni. Pakailah satu lapisan cat yang telah disetujui semua cat harus dari satu pabrik dan harus dipakai persis menurut anjuran dari pabrik pembuatnya. Kedua lapisan cat harus menutupi semu permukaan baja. 7. Notasi dan Toleransi semua yang dinyatakan dalam gambar untuk baut M adalah diameter baut, dengan diameter lubang baut adalah diameter baut + 1 mm. Kalau diameter lubang lebih besar dari diameter baut + 1 ½ maka harus dilas ring yang tepat pada lubang yang kebesaran tersebut ( dilas penuh) baru dipasang bautnya. 8. Gambar Pabrik ( Shoop Drawing) Apa yang diberikan adalah gambar kerja ( working drawing). Gambar Pabrik ( Shop Drawing) yang terperinci harus dibuat oleh Kontraktor secara teliti
200
dengan memperhatikan working drawing yang diberikan dan harus mendapat persetujuan pengawas lapangan/Perencana lebih dahulu sebelum dilaksanakan.
Pasal IV. 08. PEKERJAAN PENUTUP ATAP, LISTPLANG DAN TALANG 1. Lingkup Pekerjaan dan Ketentuan Umum a. Menyediakan bahan, tenaga kerja dan peralatan untuk pekerjaan ini. b. Pekerjaan meliputi pembuatan penutup atap listplang dan talang, seperti dalam persyaratan ini atau dalam syarat-syarat dan spesifikasi khusus. 2. Penutup Atap a. Lingkup Pekerjaan 1. Pekerjaan meliputi pemasangan penutup atap, bubungan nok, gording dan lain-lain pekerjaan yang berhubungan dengan pekerjaan lain. 2. Pekerjaan yang berhubungan denagan pekerjaan ini : pekerjaan kontruksi, atap, pekerjaan kerangka baja untuk gording, pekerjaan talang, pekerjaan listplang beton, pekerjan listrik dan penangkal petir. b. Bahan-bahan 1. Bahan kerangka kayu : gording, usuk 5/7 menggunakan kayu bengkirai, sedang reng ¾, listplang, papan nok menggunakan kayu jati masing- masing denagan ukuran sesuai gambar diawetkan dengan cat meni.
201
2. Penutup menggunakan genting keramik sekualitas Abadi Jatiwangi sesuai gambar kualitas terbaik dengan warna coklat 3. Bubungan atap dari bahan yang sama satu produksi bubungan atap/ pertemuan-pertemuan lainnya, harus khusus dari produksi yang sama dengan atapnya begitupun warnanya. Bentuk harus teratur menurut fungsi penempatannya dipasang pada kedudukannya harus memakai baut / paku berwarna khusus yang dikeluarkan pabrik pembuatnya agar sesuai dengan warna gentingnya 3. Penutup Listplang Dengan Kayu a. Lingkup Pekerjaan Pekerjaan meliputi pemasangan penutup lisplang dari kayu jati kualitas cat yang dilapis dengan cat - catan. b. Bahan penutup Listplang 1. Permukaan terdiri dari permukaan halus dan bagian lainnya kasar serta tidak boleh retak-retak atau cacat bawaan lainnya. 2. Harus menggunakan mutu bahan yang baik dan teliti cara pelaksanaan biar tidak keropos. c. Pemasangan Listplang 1. Dipasang tegak ( vertical ) pada rangka penyangga listplang dengan konsol- konsol beton yang sesuai di dalam jumlah yang cukup untuk menyangga berat, sisi permukaan yang halus diletakkan di bagian luar. 2. Bidang permukaan listplang harus nampak lurus dan rata.
202
3. Pertemuan antara dua sudut harus siku tidak boleh terdapat celah dan retak dengan bahan grounting. 4. Pekerjaan Talang a. Lingkup pekerjaan 1. Meliputi penyelidikan secara lengkap tenaga, alat dan bahan untuk pekerjaan ini 2. Pekerjan meliputi pemasangan saluran talang mendatar, saringansaringan saluran cucuran kebawah, kerangka dan penggantung talang berikut pekerjaan yang berhubungan dengan pekerjaan. 3. Pekerjaan yang berhubungan dengan ini : Pekerjan kontruksi atap, pekerjaan listplang dan pekerjaan langitlangit. b. Bahan–bahan 1. Bahan untuk saluran talang digunakan plat beton dan seng BJLS 18 yang dilapisi water proofing ukuran sesuai gambar. 2. Bahan untuk saluran talang tegak digukan pipa PVC 4” jenis AW exwapin atau setara. 3. Bahan untuk saluran talang mendatar dengan kontruksi beton bertulang tebal 18 cm tidak boleh keropos.
203
Adapun cara pelak sanaan harus hati–hati. c. Pemasangan talang Semua pekerjaan dari plat beton yang water proofing harus dibuat dan dipasang menurut standard yang paling baik. Pinggiran dan gulungan harus lurus dan tidak ada lekukan, harus betulbetul kedap air, tidak ada lubang yang tercecer atau berlimpah.
Pasal IV. 09. PEKERJAAN PASANGAN 1. Jenis Pasangan dan Penggunaanya. a. Pasangan batu kali untuk pondasi, sedang pasangan bata merah dan bagian lain seperti yang ada dalam gambar pelaksana. b. Pasangan bata merah untuk sebagian besar dinding yang ada dalam bangunan ini seperti yang ada dalam gambar pelaksana.pasangan bata merah trastram untuk dinding toilet, dinding–dinding luar bangunan dan bagian lain seperti ditunjukan dalam gambar. 2. Jenis Adukan Yang Digunakan a. Adukan bisa dengan campuran 1 pc:5 ps.
204
Digunakan seluruh pasanagan pondasi batu kali, dan bata merah. b. Adukan trastram dengan campuran 1 pc:3 ps. Digunakan untuk dinding–dinding toilet, seluruh dinding–dinding luar bangunan dan bagian–bagian seperti ditunjukan dalam gambar rencana. c. Adukan khusus dengan campuran 1 pc:2 ps. Digunakan untuk pasangan bata merah mulai dari ujung atas balok pondasi
sloof sampai 20 cm diatas lantai dasar, serta digunakan dalam pemasangan keramik. 3. Jenis Plesteran Yang Digunakan a. Plesteran bisa digunakan dengan campuran 1 pc: 5 ps, Digunakan untuk permukaan–permukaan dinding bata merah. b. Plsteran trastram dengan campuran 1pc: 3 ps. Digunakan untuk permukaan dinding ruang–ruang toilet, seluruh permukaan dinding dibagian luar bangunan, dan seluruh dinding lantai dasar sampai setinggi plus 40 cm dari permukaan tanah. 4. Kwalitas Bahan yang Digunakan a. Batu Kali Batu kali yang digunakan harus dari jenis yang keras, kuat tidak mudah pecah, permukaan halus tidak berlubang–lubang.
205
b. Bata Merah Batu bata yang digunakan harus memenuhi syarat–syarat sebagai berikut: 1. Batu bata harus baru, dan terbuat dari campuran tanah liat yang dibakar dan mencapai kematangan sesuai standard dan disetujui pengawas. 2. Bilamana terdapat bahan yang tidak sesuai standard tersebut diatas maka Direksi dapat mentukan jenis–jenis yang ada dipasaran local dengan syarat–syarat yang ditentukan. 3. Mempunyai sifat kondisi rendah, sifat isolasi suara dan penetrasi air yang rendah. 4. Seluruh permukan datar/rata tidak melengkung, tanpa cacat/lubang atau mengandung kotoran, sudut–sudutnya tidak tumpul. 5. Ukuran seragam dengan standard nominal. 6. Mutu setarap produksi/local dengan persetujuan Direksi. c. Bahan Untuk Adukan, Plesteran dan Acian. Bahan campuran (air, semen dan pasir) yang digunkan untuk adukan harus memenuhi ketentuan seperti untuk bahan campuran beton dalam buku RKS
ini
ataupun
muntilan/sekwalitas.
dalam
SKSNI
T-15-1991-03,
yaitu
pasir
206
5. Contoh–Contoh Bahan Sebelum memulai pekerjaan pasangan, pemborong terlebih dahulu harus menyerahkan contoh–contoh bahan yang akan digunakan (Batu kali, bata merah, kerikil, split ). Bahan yang digunakan untuk pekerjaan ini harus mendapat persetujuan dari pengawas lapangan / perencana. 6. Syarat Pemasangan a. Pemasang batu kali untuk pondasi 1. Pondasi batu kali harus dimulai dan didirikan menurut bentuk, ukuran dan ketinggian yang diminta sesuai gambar rencana. 2. Pasangan Bata Merah
o Dinding harus dipasang/didirikan dengan ketebalan dan ketinggian sesuai gambar rencana.
o Masing-masing bata merah dipasang dengan nat/jarak 1cm, diberi dasar adukan pengikat dengan baik.
o Pemasangan dinding tidak boleh diteruskan disatu bagian setinggi lebih dari 1 m.
o Tidak diperbolehkan memakai potongan bata merah untuk bagian– bagian dinding kecuali untuk bagian dinding yang terpaksa harus
207
menggunakan potongan, potongan yang diperbolehkan untuk maksud tersebut tidak boleh lebih kecil dari ½ bata merah. b. Perlindungan Bagian dinding atau pasangan batu kali yang sudah terpasang dan terkena udara terbuka, pada waktu hujan lebat harus diberi pelindung dengan penutup bagian atasnya dengan sesuatu yang memadai. c. Perawatan Dinding pasangan blok beton ringan dan pasangan batu kali harus dibasahi terus menerus selama paling sedikait 7 hari setelah didirikan. d. Angkur–angkut dan pengikat Setiap hubungan antar dinding bata merah dengan permukaan beton, harus diberi angkur yang dibuat dari besi beton dengan bentuk, ukuran dan diameter sesuai dengan kebutuhan. Permukaan beton yang berhubungan dengan dinding bata harus dikasarkan dengan alat yang sesuai agar adukan dinding dapat melekat. e. Permukaan dinding yang dihasilkan oleh plesteran dan acian harus benar– benar vertical, datar, rata, tidak melengkung/ bergelombang. f. Kolom Beton/Tulangan Praktis.
208 Untuk dinding dengan luas minimal 10 m2 diharuskan pelaksanaan dengan perkuatan kolom beton prakits dengan tulang pokok 40/8 dan begel 0/6– 15cm.
Pasal IV.10 PEKERJAAN LANTAI 1. Lingkup Pekerjaan a. Pekerjaan ini meliputi pengadaan bahan peratan dan semua pekerjaan yang berhubungan dengan pekerjaan penyelesaian lantai sesuai dengan gambar kerjaan RKS. b. Pemborong harus memberikan contoh–contoh bahan lain yang akan dipasang, khususnya untuk seleksi kwalitas, warna, tekstur, bahan lain untuk mendapat persetujuan dari Direksi lapangan. c. Pemborong harus menyediakan jaminan tertulis dari produsen/sub kontraktor kepada pemilik proyek untuk masing–masing penggunaan bahan lantai dengan jangka waktu minimal 5 (lima) tahun. d. Pekerjaan lantai yang akan dilaksanakan adalah sebagai berikut: 1. Pekerjaan lantai keramik 2. Pekerjaan alat perabot
209
Masing–masing pekerjaan lantai tersebut diatas urainya adalah sebagai berikut: 2. Pekerjaan Lantai Keramik a. Pekerjaan lantai keramik dilaksanakan untuk ruang toilet, ruang dapur, dan ruang–ruang kerja dan mengikuti gambar kerja. b. Data-data Teknis Bangunan
o Bahan
: Keramik Tile setap ROMAN
o Ukuran : 20/20,40/40 dengan ketebalan 7 mm, toleransi ukuran < 1% dan penyerapan air tidak lebih dari 1%.
o Jenis
: Keramik Single Firing HEAVY DUTY
o Warna
: Harus sesuai dengan petunjuk Direksi lapangan atau pemilik proyek.
c. Keramik yang akan dipasang adalah yang telah diseleksi dengan baik, bentuk dan ukuran masing–masing unit yang sama, tidak bagian yang gompal, retak atau pecah. d. Pekerjaan pemasangan lantai bisa dimulai dan dilaksanakan apabila pemborong telah membawa contoh-contoh keramik yang telah disetujui.
210
e. Sebelum pemasangan keramik untuk toilet (lantai dasar), telah dahulu dipasang pasir uruk, minimal setebal 10 cm, tanah telah dipadatkan, selanjutnya membuat lantai kerja minimal tebalnya 5 cm campuran 1:3:5. f. Pemotongan keramik harus dilakukan dengan menggunakan mesin potong, bekas potongan harus digerinda dan diamplas sampai rata dan halus. Perlu dihindari pemotongan Graito Tile dan keramik yang < ½ x lebar/panjang ukuran standard. g. Bahan keramik yang belum dipasang harus direndam dalam air bersih (tidak mengandung asam alkali) sampi jenuh. h. Adukan pasangan/pengikat dengan adukan campuran 1pc:3ps muntilan dan ditambah bahan perekat dengan sekwalitas semerk Corafix. i. Bahan pengisi adalah Graut semen berwarna yang sesuai dengan warna Granito Tile dan keramik yang digunakan. j. Apabila hasil pemasang tidak rapi, tidak membentuk garis lurus, retak dan hasil gelombang, pemborong harus mengganti/mengulangi pekerjaan dengan biaya ditanggung sendiri oleh pemborong. k. Keramik yang sudah terpasang harus dibersihkan dari segala macam noda pada permukaan keramik, hingga betul–betul bersih.
211
l. Keramik yang sudah terpasang harus dihindarkan dari sentuhan/beban selama 3x24 jam dan dilindungi dari kemungkinan cacat dari pekerjaan lain. 3. Lantai Rabat Beton a. Pada jalan masuk ramp dan halaman pakir dipasang ubin paving, sedangkan jalan pakir digunakan tegel paving segi 4 atau Holland tebal 8 cm dengan bentuk, ukuran dan cara pelaksanaan pelaksanaan sesuai dengan gambar dan petunjuk pengawas. b. Persyaratan Pelaksanaan 1. Sebagai dasar digunakan pasir urug dengan minimal tebal 10 cm atau sesuai dengan rencana
gambar/petunjuk–petunjuk
pengawas
lapangan. Pekerjaan urukan pasir harus betul–betul padat dengan direndam air hingga jenuh. 2. Pemasangan ubin paving baru boleh dilakukan setelah dapat persetujuan dari pengawas. Pemasangan dengan pola–pola tertentu sesuai dengan gambar dan petunjuk pengawas. 3. Nat belum boleh dikolot terlebih dahulu sebelum mendapat ijin tertulis dari pengawas. c. Bahan yang digunakan
212
1. Ubin paving segi 4 atau Holland tebal 8 cm. Alam Daya Sakti/setara. 2. Pasir pasangan muntilan.
Pasal . IV.II. PEKERJAAN DINDING 1. Lingkup Pekerjaan a. Pekerjaan ini meliputi pengadaan bahan, peralatan semua pekerjaan yang berhubungan dengan pekerjaan penyelesaian dinding sesuai gambar kerja dan RKS. b. Pemborong memberikan contoh – contoh bahan pelapis dinding yang akan dipasang, khususnya untuk menentukan warna, tekstur yang akan ditentukan kemudian oleh Pengawas Tugas. c. Pemborong harus menyediakan jaminan tertulis dari prosedur Sub Pemborong kepada Pemilik Proyek untuk setiap penggunaan bahan dinding dengan jangka waktu jaminan minimum 5 tahun. d. Pekerjaan dinding bagian dalam bangunan (interior) meliputi pekerjaan dinding dilapis keramik dan dinding cat. Pekerjaan dinding bagian luar bangunan (eksterior) meliputi pekerjaan dinding plesteran cat.
213
2. Pekerjaan Dinding Keramik a. Persyaratan Bahan 1. Bahan keramik yang digunakan untuk pelapis dinding pada ruang toilet lantai dasar adalah bahan keramik produksi setarap ROMAN atau setara dengan ukuran 20x20 cm Janis single firing heavy duty. Pemilihaan warna ditentukan kemudian oleh pemilik proyek atau Direksi lapangan. 2. Pengendalian seluruh pekerjaan ini harus sesuai dengan peraturan ASTM, peraturan keramik Indonesia NI- 19, PVBB1970 dan PUBI 1982. 3. Bahan yang digunakan harus dapat persetujuan dapat dari direksi lapangan, setalah diseleksi mengenai kwalitas bahan, warna, tektur dan bahan tidak boleh rusak, maupun cacat . 4. Material lain yang tidak terdapat daftar tersebut tetapi dibutuhkan untuk penyelesaian/penggantian pekerjaan dalam bagian ini, harus baru, kwaliatas terbaik dan dari jenisnya dan harus disetujui Direksi Lapangan.
b. Syarat–syarat pelaksanaan
214
1. Pada permukaan dinding beton/bata merah yang ada, keramik langsung dapat diletakkan, dengan mengunakan perekat spesi 1pc: 3ps, adukan baik menggunakan supersemen, jumlah pemakaian adalah 10%dari berat semen yang dipakai dengan tebal adukan tidak lebih dari 1,5 cm atau bahan perekat khusus, dengan memperhatikan sehingga mendapatkan ketebalan dinding seperti tertera dalam gambar. 2. Keramik yang dipasang adalah yang sudah diseleksi dengan baik, warna, motif tiap keramik harus sama tidak boleh retak, gumpal atau cacat lainya. 3. Pemotongan keremik harus menggunakan alat potong khusus untuk itu, sesuai petunjuk pabrik pembuat. 4. Sebelum keramik dipasang, keramik terlebih dahulu harus direndam air sampai jenuh. 5. Ketinggian peil atas pada keramik disesuaikan dengan gambar. 6. Awal pemasangan keramik pada dinding dan kemana sisa ukuran harus ditentukan, harus dibicarakan terlebih dahulu dengan perancang/ Direksi lapangan sebelum pekerjaan pemasangan dimulai. 7. Bidang dinding keramik harus benar–benar rata, garis–garis siar harus benar–benar lurus, air arah horizontal pada dinding yang berbeda ketinggian peil lantainya harus merupakan garis lurus.
215
8. Keramik harus disusun menurt garis–garis lurus dengan siar sebesar 35 mm setiap perpotongan siar harus membentuk dua garis lurus. Siar–siar keramik harus diisi dengan bahan pengisi siar sehingga membentuk setengah lingkaran seperti yang disebutkan dalam persyaratan bahan dan warna yang akan ditentukan kemudian. 9. Pembersihan permukaan ubin dari sisa–sisa adukan semen hanya boleh dilakuakan dengan mnggunakan cairan pembersih untuk keramik seperti “Gol Getter” butan johson wax atau setara. 10. Nad – nad pada pemasangan keramik harus diisi dengan bahan supergrout.
Pasal. IV.12 PEKERJAAN LANGIT – LANGIT 1. Lingkup Pekerjaan a. Yang termasuk pekrjaan langit–langit ini adalah penyedian bahan, tenaga kerja dan peratan yang berhubungan dengan pelaksanan pekerjaan pemasangan langit–langit, yang tertera sesuai menurut gambar kerja dan RKS. b. Pekerjaan langit-langit meliputi:
216
Pekerjaan langit – langit askutik Pekerjaan plafond dengan ornamen khusus. 2. Pekerjaan Langit – langit Akustik a. Pekerjaan bongkar pasang plafond akustik untuk pemasangan instalansi splinker dan ducting. b. Pemasanagan langit–langit harus dikerjakan oleh tenaga yang benar– benar ahli untuk pemasangan lanit–langit akustik. c. Sebelum pelaksanaan, pemborong wajib membuat dan menyerahkan gambar pelaksanaan (shop drawing) kepada Direksi lapangan untuk mendapatkan persetujuan. d. Pemasangan kembali harus benar-benar lurus dan datar hingga saat pemasangan panel akustik tidak bergelombamg, gridnya harus lurus dan datar, gairs horizontal dan vertiakal harus tegak lurus sesuai dengan desain, rangka plapon digunakan BMS/setara. e. Untuk lubang–lubang penempatan titik splinkler dan diffuser, harus disesuaiakandengan pekerjaan elektrinikal lainya. f. Untuk menjaga mutu/kwaliatas, pemasangan langit–langit sebaikya dilaksanakan oleh tenaga ahli/sub kontrakotr yang ditunjuk resmi oleh pabrik dan harus dibuktikan dengan surat dari pabrik.
217
g. Apabila hasil pemasangan langit–langit terjadi lendutan–lendutan atau kekurangan–kekurangan
lain,
pemborong
harus
memperbaiki
dan
mengganti bila minta pembongkaran oleh direksi lapangan, biaya perbaikan ditanggung oleh pemborong. 3. Plapon akustik dengan ornament khusus a. Plafond khusus dipasang dengn type, sesuai gambar. b. Persyaratn pemasangan masing – masing type plafond khusus tersebut, harus sesuai dengan gambar, baik bentuk ukuran dan cara pelaksanaan. Hasil akir pemasangan plafond harus betul–betul baik dimana cara pelaksanaanya sesuai dengn rencana gambar danpetunjuk arsitek/ pemimpin proyek secara khusus.
Pasl. IV.13 PEKERJAAN PERLENGKAPAN SANITAIR 1. Lingkup Pekerjaan a. Yang termsuk pekerjaan ini adalah penyedian tenaga, persatan bahan untuk pemasangan semua fixture pada ruang dapur dan toilet. b. Bahan-bahan
Janitor
: TOTO type SK 22a
218
Floor ddrain
: TOTO
Wastapel
: TOTO type L511.V3
Kran
: TB 19 CSV 3
Cermin
: Tebal 5 mm ex ASAHI + Frame
Kloset jongkok
: CE 6
Urinior
: Type U 57 M
Doset duduk
: Type C 438 / S 550 E
c. Pemasangan 1. Semua perlengkapan sanitasi air dipasang dalam keadaan kokoh pada tempatnya yang sesuai gambar, dengan perkuatan besi angkur dan mur baut yang sesuai. 2. Untuk pemasangan perlengkapan sanitasi air harus mengikuti metode pelaksanaaan yang ditentukan oleh pabrik pembuatnya dan gambar kerja. 3. Pada saat pemasangan, dan dalam keadaan terpasang harus benarbenar besih dari goresan–goresan dan kotoran–kotoran. 4. Pemasangan dilakukan sebelum pekerjaan finising plesteran tiles dilaksanakan.
219
d. Pekerjaan Pasangan antara lain : 1. Bak air mandi
•
Untuk pekerjaan pemasangan bak air mandi keseluruhan yang ditentukan dari pemasangan, digunakan pasangan batu merah 1pc: 2 ps lapis ubin keramik 20/20 setarap super itali, bentuk ukuran, penempatan harus sesuai dengan rencana gambar.
•
Persyaratan pemasangan Untuk pemasangan batu merah harus sesuai dengan persyaratan seperti uraan terdahulu juga pemasngan ubin keramik harus dengan persyaratan yang sama.
•
Penggunaan bak air mandi diluar ketentuaan – ketentuaan dalam bab ini akan diatur /dijelaskan kemudian.
2. Sekat Urinoir
•
Untuk keperluan menyekat pasangan urinoir dipakai produksi TOTO A 100
•
Satu dan lain atas persetujuan pengwas lapangan
3. Pekerjaan Zink–Put/Septictack
•
Pekrjaan pembuatan harus dengan bentuk ukuran dan cara pelaksanaan sesuai dengan rewncana gambar.
220
•
Persyaratan pelaksaan:
Galian tanah sampai mencapai peil rencana
Ururkan pasir uruk setebal 20 cm
Lantai kerja lapangan batu kosong setebal 20 cm, dikancing dengan pasir uruk
Sebagai pekerjaan utama :
•
Buis beton 0/140 cm
•
Tutup, dari beton bertulang 1 pc:2 ps:3 pk (bentuk, ukuran sesuai dengan rencana gambar, syarat-syarat pelaksanaan sesuai SKNI T – 15 – 1991 -03
•
Dinding dari pasangan bata merah sesuai gambar
4. Pekerjaan Water Reservoir :
•
Water reservoir terdiri dari ground reservoir kapasitas sesuai dengan gambar.
•
Ground perletakanya sesuai dengan lay out pada gambar, terbuat dari :
221
Alas dinding dan penutupnya dari beton bertulang dengan campuran 1pc: 1,5 ps: 2kr sisi dalam dilapisi porselin 20x20 exRoman.
Persyaratan beton bertulang harus sesuai SKNI T- 15 -199103
Pada pertemun dinding beton dengan bentuk sesuai gambar penyekat karet (water- sop) dengan bentuk sesuai gambar.
•
Ground reservoir dilengkapi dengan pipa supply 0/ ¾” pipa ditribusi dari ground kepomp ¾”,tangga dari stainless stel dengan penutup dan gewmbok untuk pengaman, dan juga disediakan lubang hawa
•
Untuk pengadaan air bersih dari ground reservoir ke bangunan digunakan 2 (dua) buah pompa dimana salah satu pompa berpungsi sebagai cadangan bila sebuah rusak.
222
Pasal. IV.14. PEKERJAAN PENGECATAN 1. Bahan Ketentuan-ketentuan Umum : a. Semua bahan cat harus diperoleh dari leveransir tang telah disetujui Perencana melalui Pengawas Lapangan. Semua cat yang digunakan sekualitas MOWILEX. b. Semua cat harus dipergunakan dan betul-betul sesuai dengan instruksi pabriknya. Juga dempul plamour dan cat dasarnya harus dikeluarkan dari pabrik yang sama untuk masing-masing pemakaian. Tidak boleh mencampur bahanbahan pengering atau bahan-bahan lain ke dalam cat jika tidak disarankan oleh pabrik cat yang bersangkutan. c. Cat yang akan digunakan berada dalam kaleng-kaleng yang masih disegel, tidak pecah atau bocor dan mendapat persetujuan Pengawas. Pemborong utama bertanggung jawab, bahwa warna dan bahan cat adalah tidak palsu dan sesuai dengan persetujuan Pengawas/Pengawas. d. Sebelum dipakai haurs diaduk sampai semua yang mengendap larut. Bila perlu diencerkan dengan bahan pengencer dengan bahan dan proporsi sesuai dengan rekomendasi pabrik yang bersangkutan.
223
e. Semua pekerjaan pengecatan harus dilakukan oleh Painting Cotractor dan harus ada surat rekomendasi dari pabrik pembuat / Mowilex perwakilan Jawa Tengah. 2. Bahan dan ketentuan-ketentuan khusus : a. Cat pekerjaan kayu : Harus
mengandung
bahan
sintetis
(syntetic
resins)
cat
type
gloss/mengkilat. b. Cat pekerjaan baja/besi : Lapisan cat dasar harus yang mengandung axid merah. Lapisn penyelesaian (finish) harus yang syntetic resins, yang khusus untuk disesuaikan pada pekerjaan tersebut. c. Cat dinding tembok : Cat untuk dinding luar dipakai cat jenis Weater Shild dan dalam, kolom, langit-langit dan sebagainya harus memakai cat emulsi, berdasarkan alkyd resins, dengan cat dasarnya yang tahan alkali seperti yang telah ditentukan. d. Pekerjaan pengecatan tidak boleh dimulai : 1. Sebelum dinding atau bagian yang akan dicat selesai dipariksa dan disetujui oleh Pengawas.
224
2. Sebelum bagian-bagian yang retak, pecah atau kotoran-kotoran dibersihkan. 3. Apabila dinding atau bagian yang akan dicat ternyata masih basah, lembab atau berdebu. 4. Sebelumnya didahului membuat percobaan pada dinding atau bagianbagian yang akan dicat. 3. Daftar Bahan-bahan : Setelah kontark ditanda tangani, pemborong harus secepatnya, tapi tidak kuramg dari 1 (satu) bulan sebelum memulai pekerjaan pengecatan, mengajukan daftar dari semua bahan-bahan yang akan dipakai untuk pekerjaan pengecatan dan dekorasi kepada Pemberi Tugas. 4. Pemilihan Warna : Semua warna harus dipilih arsitek Perencana, owner dan pemborong harus mengadakan contoh warna-warna yang disetujui. 5. Persiapan umum : a. Sebelum meneruskan pekerjaan pengecatan dan plituran dan lain-lain harus dicuci dan dijaga agar tidak ada debu beterbangan.
225
b. Semua permukaan yang akan dicat harus dipersiapkan sesuai dengan cara yang telah disetujui dan diuraikan dalam bab-bab yang relevan. Dalam pelaksanaan pekerjaan ini harus disediakan banyak lap-lap bersih. 6. Pengecatan tembok : Terutama dikerjakan pada plesteran, baik bagian luar maupun dalam. a. Persiapan : Biarkan
permukaan
mongering
sebaik
mungkin,
jika
terdapat
pengkristalan/pengapuran bersihkan dengan lap kering kemudian dengan lap basah dan biarkan selama 48 jam. Bila pengkristalan/pengapuran masih
terjadi,
ulangi
lagi
cara
diatas
sampai
proses
pengkristalan/pengapuran tersebut berhenti. Bersihkan permukaan dari debu, kotoran dan percikan plesteran dan sebagainya. Perbaiki retak-retak serta kerusakan lainnya dan biarkan mongering. b. Pelaksanaan. Semua pengecatan tembok harus sesuai dengan cara dan prosedur dari pabrik pembuat. 7. Pengecatan Kayu : a. Persiapan :
226
Biarkan kayu mongering sebaik mungkin bersihkan permukaan dari debu, kotoran dan sebagainya. Biarkan permukaan mongering sebaik mungkin, jika terdapat pengkristalan/pengapuran bersihkan bersihkan dengan lap kering kemudian dengan lap basah dan biarkan selama 48 jam. Bila pengkristalan/pengapuran masih terjadi, ulangi lagi cara diatas sampai proses pengkristalan/pengapuran tersebut berhenti. Bersihkan permukaan dari debu, kotoran dan percikan plesteran dan sebagainya. Perbaiki retakretak serta kerusakan lainnya dan biarkan mongering. b. Pelaksanaan. Semua pengecatan kayu harus sesuai dengan cara dan prosedur dari pabrik pembuat. 8. Keahlian a. Pekerjaan pengeceten hnya boleh dilaksanakan oleh orang – orang yang sudah ahli dan berpengalaman. b. Seoarang mandor yang benar – benar cakap harus mengawasi ditempat tersebut selama pelak sanaan . c. Pemborong utama bertanggung jawab atas hsil pengecetan yang baik dan harus mengatur waktu sedemikian urpa sengga terapat urutan –urutan yang tepat mulai dari pengerjaan dasar sampai pengecetan akir
227
d. Pekerjaan pengecetan dianjurkan untuk dikerjakan oleh tenaga –tenaga dar mana cat tersebut diproduksi atau kepaiting khusus. e. Semua pekerjaan pengecetan haurs mengikuti petunjuk dari pengawas dan pabrikan pembuat cat tersebut, serta mendapat persetujuan pengawas. 9. Bahan yang harus disediakan untuk masa pemeliharaan a. Setelah pengerjaan pengecatan selesai, pemborong harus menyimpan sejumpah cat yang terpilih untuk persediaan bila ada perbaikan – perbaikan yang dikehendaki selama masa pemeliharan. Pada waktu penyerahan pekerjaan kedua kalinya (final), pemborong harus menyerahkan kepada pemberi utgas cat – cat untuk finising menurut jumlah – jumlah sesuai daftar berikut ini. b. Jumlah yang dikehendaki untuk tiap –tiap warna yang dipakai. Cat tembok
cat untuk kayu
5 liter
2 kg
cat untuk kolom
atau sesuai persetujuan / pengaturan dalam aanwijzing.
1 kg
228
Pasal IV.15 PEKERJAAN KOSEN, PINTU, JENDELA DLL. 1. Lingkup Pekerjaan a. Termasuk pekerjaan ini adalah penyedian tenaga kerja, bahan – bahan yang diperlukan, peralatan termasuk alat- alat Bantu dan pengakutan yang diperlukan untuk pelaksanakan pekerjaan ini sehingga dapat dicapai hasil pekerjaan yang maksimal. b. Meliputi pekerjaan. 1. Kosen pintu dan jendela aluminium dan jendela kaca. 2. Pintu kayu dan pintu kaca.
2. Pekerjaan kosen pintu dan jendela Alumunium Semua pekerjaan haurs dikerjaan menurut intrusik pabrikan / produsen atau stanadr – standr anatara lain
•
The Alumunium Association (AA)
•
Architectural Alumunium Manufactures Association (AAMA)
•
American Socity for Testing Materials (ASTM)
a. Bahan –bahan
229
Kosen dan plat alumunium untuk kosen pintu, jendela dan plat alumunium akan digunakan produk ALEXINDO atau setaraf. 1. Produk dalam negeri yang baik (sesuai SII extrusi 0695 -82 dan SII jendela 0549 -82) 2. Alloy 6063 T5/ Billet yang digunakan harus aslinya (tidak terbuat dari bahan serap / sisa). 3. Seluruh pekerjaan alumunium pada bagian dalam ruang (interior) menggunkan natural bahan. b. Seluruh pekerjaan alumunium
haurs memiliki syarat –syraat teknis
sebagai berikut : 1. Profil
•
Beban angin
:
120 kg/m2
•
Ketehanan bocor dari air
:
mampu
menahan
kebocoran
pada
tekanan 15 kg/m2
•
Ketehanan kebocoran terhadap udara :
max 12 m3 /ham m pada kg/m2
•
Ketebalan profil
:
1,00 mm
tekanan
15
230
•
Ketebalan warna
:
5 micron
2. Kelengkapan alumunium
•
Joint Backer
:
Polyutrane
foam,
tidak
menyerap
air,
kepadatan 65-96 kg/m3, penampang 25% lebih besar dari celah yang ada.
•
Neoprene
:
Jenis extrusion, tahan terhaap matahari, oksidasi engan kekerasan 60-80 dorometer.
•
Sealant
:
Silicon Sealant
•
Anker
:
Bagian
yang
berhubungan
dengan
alumunium dilapisi galvanis 25 micron. Bagian lain dilapis zinc chromate
•
Shim
:
Plastik, multi polymer dengan kekuatan 565 kg/cm2
•
Kunci –Kunci
:
Lihat pekerjaan kinci penggantung)
•
Kaca
:
(Lihat pekerjaan kaca)
•
Dan lain–lain sesuai yang disyaratkan untuk pekerjaan alumunium.
3. Contoh
231
Kecuali ditentukan lain, maka semua contoh harus disertakan dan contoh extrusion tidak kurang dari 30x30 cm2, dengan ketebalan sesuai dengan desain arsitek dan gambar kerja yang disetujui perancang. 4. Gambar pelaksanaan a. Gambar
pelaksnaan
menunjukan
ukuran,
besaran–besaran
ketebalan, kekuatan, alloy, tempers, finish, detail–detail pertemuan dan hubunganya dengan kontruksi secara keseluruhan. b. Semua pekerjaan yang akan dirakit proses anodizing seperti “rock” atau “gripper” pada permuaan alumunium harus diganti atas biaya pemborong. 5. Pekerjaan Persiapan 6. Pekerjaan pelaksanaan a. Pekerjaan pembuatan / penyetelan dan pemasangan kosen alumunium beserta kaca harus dilaksanakan oleh pemborong alumunium yang ahli dalam bidangnya dan disetujui oleh Direki lapangan. b. Untuk mendapat ukuran yang tepat, pemborong alumunium harus datang lapangan dan melakukan pengukuran.
232
c. Untuk mendapat hasil yang baik, pembuatan/penyetelan kosen alumunium harus dilakukan diprabrik secara maksimal dan di lapangan tinggal pasang. d. Antar tembok kolom/beton dan kusen alumunium harus diisi dengan “sealant” yang elastis. e. Pemasangan kaca pada kosen alumunium harus diisi dengan “sealant” dan karet gasket. f. Semua detail pertemuan harus halus, rata dan bersih dari goresan serta cat yang mempengruhi permukaan alimunium. g. Sambungan–sambungan vertical maupun horizontal, sambungan sudut atau silang, demikian juga pengkondisian profil–profil dari bahan stainless tseel. h. Kaca tidak boleh bergeter dan diberi tanda setelah terpasang. i. Pemasangan rangka alumunium dan kaca harus memperhatikan faktor –faktor akustik ruang, sehingga tidak ada kebocoran suara. 7. Hubungan dengan Material lain. Apabila alumunium berhubungan dengan besi, maka besi harus dilapisi dengan zinc chromate + bitumen. 8. Perlindungan bahan
233
Perlindung terhaap alumunium seluruhnya menjadi tanggung jawab pemborong, oleh karena pemborong wajib memberikan perhatian mengenai cara pengangkutan, penyimpanan dan lain –lain dengan cara terbaik. 9. Pengetesan a. Pemborong wajib melakukan pengetesan terhadap hasil yang baik, jika hasil pengetesan gagal, pemborong wajib melakukan perbaikan dan pengetesan ulang hingga mencapai stand yang disyaratkan. Biaya tes dan lain-lain menjadi tanggung jawab pemborong. b. Pengetesan terdiri dari sebagai berikut:
•
Performance test (tes terhadap kebocoran air, tes terhadap kebocoran udara, beban angina, kekedapan suara dan lain – lain) harus dilaksanakan dilaboraturium yang disetujui oleh pengawas lapangan.
•
Material tes(tes terhadap bahan, anodized, tes korosi, berat dan lain–lain) dilaksakan dalam negeri yang disetujui pengawas lapangan .
c. Hasil test harus diserahkan secara lengkap kepada pengawas lapangan.
234
10. Garansi (Jaminan) a. Pemborong wajib memberikan garansi bahan selama 5 tahun dan garansi pemasangan selama 10 tahun, terhitung sejak selesainya masa perawatan. b. Garansi bahan sebagai perlindungan kemungkinan terjadi cacat, perawsatan akibat proses anozing yang tidak sempurna dan lain – lain,
sedang
garansi
pemasangan
sebagai
perlindungan
kemungkinana terjadi kebocoran udara, air akibat dari aplikasi yaqng tidak sempurna.
3. Pekerjaan daun pintu dan panil kayu a.
Lingkup pekerjaan 1. Meliputi semua pekerjaan seperi memasak, memahat, menyetel, membuat lidah –lidah ,sponi dan lain – lain pekerjaan yang diperlikan untuk menyambung kayu dengan baik. 2. Menyedian alat –alat logam, skrup – skrup, paku – paku dan lain – lain untuk keperluan pelaksanaan.
b. Bahan – bahan 1. Bahan kayu jati kwalitas politur
235
2. Pintu panil jalusi kayu jati dengan rangka tepi kayu jati, finish melamine. 3. Pengikat berupa paku mur, baut, skrup yang harus digalvanisir sesuai dengan NI-5 Bab.VI. c.
Pelaksanaan 1. Harus dilakukan pengukuran ditempat pemasangan, bila terdapat kelainan–kelainan agar segera dilaporkan kepada Direkisi lapangan untuk mendapat persetujuan perubahan-perubahanya. 2. Pemborong harus membuat gambar rencana pembuatan untuk dimintakn persetujuanya lebih dahulu dari Direksi lapangan. 3. Diats kosen pintu dan jendel, untuk yang lebih besar dari 1,00 meter harus dipasang balok beton bertulang (latei), untuk yang lebih kecil dari 1,00 meter harus dipasang bata rollag dengan adukan 1 pc:3 Ps.
4. Alat Perlengkapan Pintu dan Jendela a. Lingkup pekerjaan 1. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan–bahan, perlengkapan daun pintu (daun jendela seperti kunci, engsel dan alatalat Bantu linya untuk melaksanaan pekerjaan hingga tercapai hasil pekerrjaan yang baik dan sempurna).
236
2. Pemasangan alat penggantung dan kunci dilakukan meliputi seluruh pemasangan daun pintu kayu, daun pintu alumunium dan daun jendela alumunium serta yang ditunjukan/disyaratkan dalam detail gambar. b. Bahan – bahan Semua pintu menggunakan peralatan kunci merek setara keneri jaya, untuk komponen sebagai berikut:
•
Lockcase
•
Cylinder
•
Handle
•
Back plate
•
Engsel
•
Handle pengunci dan daun jendela kaca setara interlock
c. Persyaratan Bahan 1. Semua “ harware” yang digunakan harus sesuai dengan ketentuan yang tercantum dalam spesifikasi teknis bila terjadi perubahan atau penggantian “harwarte” akibat dari pemilihan merk, pemborong wajib melaporkan kejadian tersebut kepaa pengawas untuk pendapat persetujuan.
237
2. Seluruh perangkat kunci harus bekerja dengan baik, untuk itu harus dilakuakn pengujian secara kasar atau halus. 3. Tanda pengenal anak kunci harus dipasang dengan pintunya. 4. Pemborong wajib membuat shop drawing berdasarkan gambar dukomen kontrak yang telah disetujui dengan keadaan dilapangan . Didalam shop drawing harus jalas dicantumkan semua data yang diperlukan termasuk keterangan produk, cara pemasangan atau detail – detail khusus yang belum tercakup lengkap dalam gambar Dokumen kontrak sesuai dengan standr spesifikasi pabrik. 5. Shop drawing sebelum dilaksanakan harus disetujui terdahulu oleh konsultan pengawas. d. Contoh – contoh 1. Setelah pekerjaan diberikan pemborong harus menyerahkan daftar alat penggantung dan kunci dalam tiga rangkap untuk meminta persetujuan Direksi lapangan daftar perlengkpan pintu terlampir. 2. Daftar tersebut harus memuat hal–hal sebagai berikut: referensi, nama barang, nama produsen dan katalok dari yang diusulkan berikut data mengenai kekutan engsel, kekutan ayun dan lain - lain.
238
3. Semua anak kunci harus dilengkapi dengan tanda pengenal dari plat alumunium berukuran 3x6 cm dengan tebal 1 mm, tanda pengenal ini dihubungkan dengan cicin nikel kesetiap anak kunci. e. Pekerjaan engsel Untuk pintu panil padaumumnya menggunakan engsel pintu merk local, warna stansdr, dipasang sekurang – kurangnya 4 buah untuk setiap daun dengan menggunakan skrup kembang dengan warna yang sama dengan warna engsel, jumlah engsel yang dipasang harus diperhitungkan menurut beban berat daun pintu, flap enfsel memikul maximal 20 kg. f. Persyaratan pelaksanaan 1. Engsel atas dipasang + 28 cm (as) dari permukaan pintu. Engsel bawah dipasang +35 cm (as) dari permukaan bawah pintu. Engsel tengah dipasang diantara kedua engsel tersebut. 2. Untuk pintu toilet, engsel atas dan bawah dipasang +28 cm dari permukaan pintu, engsel tewngah dipasang ditengah –tengah diantara kedua engsel tersebut. 3. Penarik pintu dipasang 105 cm (as) dari permukaan lntai. 4. Pemasangan lockcase, handle dan backplate sertadoor doser harus rapi, lurus dan sesuai dengan letek possisi yang telah ditentukan oleh
239
pengawas, apabila hal tersebut tidak tercapai, pemborong wajib pemperbaiki tanp tambahan biaya.
5. Pekerjaan partisi dengan rangka metel BMS a. Lingkup pekerjaan Meliputi pengadaan dan pemasangan menyeluruh dinding pemisah didalam bangunan dengan rangka metal BMS termasuk peralatanya dan perubahan letek partisi sesuai yang tertera dalam gambar. b. Persyaratan bahan 1. Bahan rangka Produksi dalam negeri yang baik (sesuai SII extrusi 0695-82 dan SII jendela 0649-82)
•
Rangka utama metel BMS 70 mm ex jaya board, dengan ketebalan sesuai gambar.
•
Pengikat berupa mur, baut, skrup dan lain – lain harus gal vanisir sesuai dengan NI -5.
•
Penutup dauble teakwood.
2. Ukuran
•
Kosen dengan ukuran profil : 50x100 mm
240
•
Beban angina untuk partisi
:100kg/m2
•
Tebal profil minimal
:2 mm
3. Gambar pelaksanaan Kontraktor wajib membuat gambar pelaksanaan yang menunjukan ukuran, besaran, ketebalan, kekuatan, alloy, tempers, trush detaidetail, pertemuan dan hubunganya
konrtuksi secara keseluruhan,
hitungan bila diperlukan. Semua pekerjaan yang akan dirakit dan dipasang harus sesuai dengan desain arsitek dan gambar. 4. Contoh Kecuali ditentukan lain, maka semua contoh harus disertakan dan contoh extrusion tidak kurang dad 30x30 cm2. 5. Pelaksanaan
•
Pemborong harus mengadakan pengukuran seteliti mungkin ditempat pemasangan. Hindari kemungkinan toleransi sambungan– sambungan pada rangka.
•
Rangka atas partisi yang berhubungan dengan langit–langit harus diperkuat dengan sesi L ,H, T atau yang sesuai dengan petunjuk pengawas lapangan.
241
•
Penggunaan las hanya dibenarkan setelah mendapat persetujuan pengawas lapangan.
•
Setelah terpasang, dinding parisi harus cukup kaku dalam dua arah.
6. Pekerjaan kaca a. Penggunaan Seluruh penggunan kaca exterior kecuali yang ada ketentuan lain menggunkan jenis panasap lbue 5 mm ex Asahi Mas/setarap, dengan pemasangan sesuai dengan kebutuhan atau rencana gambar. Khusus pada pintu utama digunaakan kaca tempered blue tebal 15 mm, sedang kca lainya dengan ketebalan antara 5 s/d 6 mm ,sedang kaca jendela dalam menggunkan kaca bening 5mm. b. Bahan Kaca harus dari pabrikan yang disetujui yang tebalnya seperti disebutkan dalam gambar, kaca harus plat, rata dan jernih dan tidak bintik–bintik/ noda lainnya. c. Pemasangan kaca pada kosen alumunium: Pemasangan kaca harus betul–betul dijamin kerapianya/kekakuanya.
242
Untuk menghindari kaca pecah akibat panas (memuai) pemasanganya harus menggunakan steel karet sesuai prosedur pemasangan kosen / kaca dari pabrik. d. Membesihkan dan memperbaiki: 1. Semua kaca yang sudah selesai dipasang harus diberi tanda silang dengan kertas ditempel dengan lem hal tersebut dimaksudkan untuk mernghindari benturan akibat salah masuk. 2. Setelah selesai dipasang dan akan diserahkan yang ke 1, kaca harus dibersihkan, yang retak–retak , goresan–goresan harus diganti dengan yang baru.
7. Bahan panel penutup partisi •
Double teakwood masing–masing pada sisi luar dan dalam tebal 9 mmm.
•
Finishing
: woodstaind
•
Fire rating
: 1 jam
•
Sound rating : 10-44 dB/KC-689
243
8. Railling tangga a. Dikerjakan untuk seluruh railing tangga dan vide sesuai dengn rencana gambar, sedang bentuk, ukuran dan cara pelaksanaaanya sesuai dengan spesifikasi teknis. b. Persyaratan pelaksanaan harus betul–betul kuat, rapi. Seluruh permukaan railing yang terlihat difinish dengan pelitur sampai baik c. Bahan yang digunakan
•
Besi Tempa
•
Kayu Bengkirai
Pasal .IV. 16. PEKERJAAAN PENGHIJAUAN / LANDSCAPING 1. Yang harus dikerjakan a. Yang harus dikerjakan adalah pembautan reliep dinding, perbaikan tanah, penanman dan penataan taman hias dan peneduh, penanaman rumput, dan penyiraman dan perawatan sampai tanaman tersebut tumbuh sehat sesuai dengan komposisi dan ungkapan yang diurakan design .
244
b. Pelaksananya peliputi 1. Pembutan relief dinding 2. Penanaman pohon sesuai dengan rencana gambar 3. Penanaman tanaman hias sesuai dengan rencana gambar 4. Rumput gajah dan rumput jepang
2. Pekerjaan Pendahuluan a. Membersihkan areal perencanaan dari semua kotoran sisa-sisa bongkaran (brangkal) sisa-sisa material bangunan, diangkut dan dikeluarkan dari lokasi. b. Mencabut dan menyingkirkan rumput atau perdu liar yang tidak diinginkan dan dicabut sampai akarnya (tidak boleh dipotong), diangkut dan dikeluarkan dari lokasi. c. Menyiapkan bak-bak/tong untuk menampung air yang akan dipergunakan menyiram sebanyak mungkin, agar tanaman maupun lahan selalu lembab.
3. Pekerjaan Tanah a. Setelah dibersihkan dari kotoran maupun perdu, tanah / lokasi yang akan dibentuk harus dicangkul / digemburkan terlebih dahulu sebelum ditutup dengan tanah permukaan yang subur.
245
b. Pembentukan tanah permukaan harus cukup padat penimbunananya. c. Tanah penimbun permukaan harus tanah subur dan tidak boleh mengandung pupuk butan , bersih dan tidak mengandung rayap. d. Penimbunan tanah yang akan ditanami rumput baru minimal tebalnya adalah 30 cm padat dan diairi. e. Galian untuk penanaman pohon, penimbunan harus sekali tanah baru yangb sudah dicampur dengan pupuk kandang. f. Pemadatan tanah harus dilakukan secara berlapis–lapis (30x10 cm) serta disiram dahulu sebelum dilakukan pelapisan berikutnya. g. Tanah yang digunakan untuk penimbunan tidak diperkenankan mengambil dari kebun atau sawah, diutamakan dari galian pondasi atau semacamnya (tanah dalam) dan tidak mengandumg biji rumput. h. Tanah yang digunakan untuk penimbunan harus mendapat persetujuan pengawas lapangan.
4. Pekerjaan penanaman a. Pohon 1. Penanaman penghijaun yang termasuk katagori pohon harus terlebih dahulu mempersiapkan lobangnya, dianginkan minimal dua hari baru dilakukan penanaman.
246
2. Setelah tertanam, pohon harus disangga dengan bambu agar tidak roboh dan disiram dengan air terus menerus.
b. Perumputan 1. Tanahn yang akan ditanami rumput baru harus dikupas maximal 5-7 cm, baru ditimbun tanah baru. 2. Penanaman untuk semua jenis rumput harus digebal, rapat dan dipadatkan dan disiram air terus menerus.
5. Pekerjan pemupukan a. Untuk pemupukan yang digunakan ialah pupuk kandang, prosesnya harus dicampur tanah timbunan. Kondisi pupuk sebaiknya cukup kering, kelembapanya bisa diperoleh dengan menyiram air (pupuk kandang basah tidak digunakan arena disamping polusi dan derajat asamnya terlalu tinggi) b. Pupuk buatan hanya boleh digunakan setelah proses penanaman selesai dan berumur 1–2 minggu, penggunaannya harus hati–hati (untuk pohon ditanamkan disekelilingya, untuk rumput hias dicampur dengan air untuk disiramkan) c. Tempat penyiraman pupuk harus dibuatkan atap, perlindungan terhadap panas dan air, terutama untuk area menempatanya harus sedemikaian rupa sehingga tidak terpengaruh kelembapan tanah (dibuatkan para-para).
6. Penyiraman air
247
a. Untuk penyiraman air dianjurkan menggunakan selang karet yang kucup panjang, apabila hal tersebut tidak memungkinkan bisa menggunakan karet penyiram (gembor), tiak perkenankan menggunakan ember biasa (kecuali untuk penyiraman pohon). b. Penyiraman rumput, ground cover dan schruba dilakukan dua hari sehari (pagi dan sore), sedangkan pohon pada siang hari dengan debet yang cukup banyak. Penyiraman menggunkan air bersih (air sungai boleh asal bersih).
7. Penyiangan dan pemotongan a. Rumput jepang Rumput baru boleh dipotong (pembentukan ) setelah berumur 3,5 bulan, pemangkasannya boleh dengan gunting babat maupun mesin potong ketinggian minimal yang ditinggikan +3– 4 cm untuk lamuran. b. Pohon kayu putih c. Zammia Goldkas d. Lidah Mertua e. Macam Pohon (sesai gambar)
8. Pembersihan dan perlindungan :
248
a. Pelaksana setiap hari berkewajiban untuk membersihkan lingkungan dari sampah
sisa–sisa
penanaman
(keranjang–keranjang
pembungkus),
rontokan–rontokan daun kering, tanah yang berceceran dan lain–lain sebagainya, lokasi selalu bersih setiap hari.
b. Pelaksana harus melindungi tanaman dari gangguan ternak, manusia maupun serangga yang tidak diharapkan (ulat dan sebagainya).Terhadap bahaya tersebut (mulat), tanaman harus disemprot dengan pestisida dengan kadar yang disetujui pengawas serta apabila ada satu tanaman yang diperkirakan parah penyakitnya harus segera dicabut dan disingkirkan agar tidak menjalar ketanaman lain.
c. Selama berlangsungnya penanaman, pelaksana berkewajiban menjaga kebersihan lingkungan, baik jalan maupun dinding–dinding bangunan dan sebagainya.
Pengotoran terhadap subjek–subjek tersebut menjadi tanggung jawab pelaksana untuk membersihkan, bila perlu pengecatan kembali.
4.5
PEKERJAAN MEKANIKAL ELEKTRIKAL
249
Pasal V.01. KETENTUAN UMUM 1. Ketentuan Pemborong Pemborong atau sub pemborong untuk pekerjaan instalasi Mekanikal dan elektrikal harus memenuhi syarat-syarat dan ketentuan sebagai berikut : a. Harus mempunyai izin-izin kerja yang masih berlaku, antara lain :
•
Instalasi listrik dan penangkal petir.
¾ TDR dari jateng ¾ SIKA / SPI dari PULN Jateng •
Instalasi Air / Plumbing / Deep Well
¾ TDR dari Jateng ¾ Ijin kerja dari PAM Jateng ¾ Ijin kerja pembuatan sumur bor
b. Pemborong atau Sub Pemborong harus melaksanakan pekerjaan instalasi mekanikal dan elektrikal berdasarkan dan sesuai dengan :
•
Ketentuan umum ini
250
•
Uraian dan ketentuan teknis
•
Gambar-gambar bestek
•
Ketentuan administrasi
•
Perintah Konsultan Pengawas di lapangan baik tertulis maupun lisan
2. Peraturan dan syarat-syarat umum, dasar peraturan dan persyaratan untuk pemasangan instalasi adalah : a. Untuk instalai listrik :
•
Peraturan Umum Instalasi Listrik Indonesia 1987 (PUIL 1987)
•
Peraturan Instalasi Listrik (Menteri PU dan T No. 023-PRT-1978)
•
Syarat-syarat penyambungan listrik (Menteri PU & T No. 024PRT/1978)
•
Pedoman pengawasan instalasi listrik, Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi No. 59/PD/1980.
•
Peraturan
yang
dikeluarkan
oleh
Departemen
atau
Lembaga
Pemerintah yang berwenang dan telah diakui penggunaannya, diantaranya dari Departemen Pekerjaan umum, yaitu :
¾ NFC, VDE/DIN, AVE, VDE, BS, WEMA, JIS.
251
¾ Standard penerangan buatan di dalam gedung-gedung 1978, Dit. Jen. Cipta Karya, Direktorat Penyelidikan Masalah Bangunan.
¾ Penerangan alami siang hari dari bangunan 1981, Dit. Jen. Cipta Karya, Direktorat Penyelidikan Masalah Bangunan. b. Untuk Instalasi Plumbing dan Deep well :
•
Pedoman Plumbing Indonesia 1979 (PPI 1979)
•
Peraturan Pokok Teknik Penyehatan Mengenai Air Minum dan Air Buangan : Rancangan 1968. (Direktorat Jenderal Cipta Karya, Direktorat Teknik Penyehatan).
• c.
Ketentuan dari PAM setempat.
Untuk Instalasi Penangkal Petir :
•
PUIL 1987
•
Pedoman Instalsi Penyalur Petir Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor 28/DP/1978.
•
Pedoman
Perencanaan
penangkal
petir
SKB-1.5.53.1987/UDC
699.887.2. d. Untuk Instalasi Telepon :
•
Peraturan Instalasi SLTO/STLTD dan Peraturan Sentral Telepon Langganan, Perum Telekomunikasi.
252
•
Pedoman pemasangan saluran rumah gedung bertingkat Perumtel.
•
Spesifikasi Sentral Telepon Langganan Otomat/tidk Otomat Litbangel Perum. Telekomunikasi.
•
Petunjuk yang diberikan oleh pabrik pemuat.
3. Pelaksanaan Pekerjaan dan Bahan. Ketentuan tentang pelaksanaan pekerjaan dan bahan : a. Lingkup Pekerjaan.
•
Pemasangan peralatan dan instalasi mekanikal dan elektrikal.
•
Pengurusan
izin-izin
sampai
memperoleh
izin/sertifikat
yang
diperlukan kepada Badan/jawatan yang berwenang untuk instalasi dan Jawatan Keselamatan Kerja.
•
Melakukan pemeriksaan/testing atas instalasi dan peralatan yang terpasang.
•
Melatih petugas-petugas yang ditunjuk oleh pemberi tugas hingga mengenai betul seluruh instalasi.
•
Penyambungan PLN.
•
PAM, telepon penyambungan dan pemasangan (jasa pengurusan).
253
b. Penjelasan Umum Pekerjaan :
•
Semua ketentuan mengenai pemasangan instalasi yang berlaku umum dimana tidak ditentukan lain, adalah tetap mengikat pemborong dianggap mengetahui ketentuan-ketentuan ini.
•
Jika didalam melaksanakan ternyata salah satu bagian instalasi yang sukar/tidak dapat dilaksanakan, maka hal tersebut harus segera dibicarakan dengan konsultan pengawas.
•
Untuk menentukan prosentase dari pekerjaan yang telah dilaksanakan, pemborong diwajibkan membuat laporan tertulis harian dan mingguan dari apa yang telah dipasang dan dimintakan pengesahan kepada konsultan pengawas.
c. Syarat Mengenai Bahan :
•
Semua Bahan disediakan oleh pihak pemborong.
•
Bahan/material yang akan dipasang terlebih dahulu harus memenuhi syarat dan diserahkan contoh untuk mendapatkan persetujuan konsultan pengawas.
•
Apabila peralatan tersebut menurut pendapat konsutan pengawas tidak memenuhi syarat, maka pihak pemborong harus segera menyingkirkan bahan-bahan tersebut dan menggantikannya dengan yang baik.
254
d. Syarat Keselamatan Kerja Dalam pelaksanaan harus diperhatikan adanya alat-alat keselamatan kerja yang memenuhi syarat-syarat/peraturan perburuhan, disamping syaratsyarat indikator yang dapat mengukur/menunjukkan adanya tegangan / arus listrik. e. Serah Terima Pekerjaan.
•
Pekerjaan dapat dianggap selesai dan diterima apabila dalam penyerahan tersebut telah dilakukan test dan telah dinyatakan baik oleh Konsultan Pengawas.
•
Pada waktu serah terima pekerjaan pemborong harus menghadiri dan memberikan
penjelasan-penjelasan
sehingga
memungkinkan
penerimaan oleh pihak pemberi tugas. f. Gambar Revisi Pemborong diwajibkan untuk membuat gambar-gambar revisi instalasi yang dipasang/as built drawing untuk :
•
Arsip pemberi tugas (3 set)
•
Keperluan pengurusan izin-izin, sebanyak yang diperlukan.
255
Pasal V.02. PERSYARATAN TEKNIS INSTALASI LISTRIK 1. Lingkup Pekerjaan a. Pekerjaan Instalasi Listrik adalah pengadaan dan pemasangan termasuk testing dan commissioning peralatan dan bahan, bahan-bahan utama, bahan-bahan pembantu dan lainnya, sehingga diperoleh instalasi listrik yang lengkap dan baik serta diuji dengan seksama siap untuk dipergunakan dan baik instalasi tenaga maupun instalasi penerangan. Pengadaan dan pemasangan yang terdiri dari :
•
Sub Panel
•
Panel-panel cabang sesuai single line diagram
•
Kabel
•
Pengawatan dan peralatan dari sub panel ke pemakaian
•
Lampu-lampu (lightning fixtures, exit lightning dan emergency lightning)
•
Pentanahan
b. Testing dan Commisioning.
256
2. Ellektrode Konduktor Pengetanahan. Pipa Galvanized 2” dengan bar copper electrode ukuran 50 mm2 dan dimasukkan dalam pipa Galvanized dan dibaut pada elektroda seperti pada gambar. Kedalaman elektroda tidak kurang dari 6 m dan tanahan pengetanahan max. 1 ohm. Kontrol box dengan ukuran 50 x 50 cm dengan tutup beton, pengetanahn untuk pengaman harus terpisah dengan pengetanahan netral trafo, generator maupun penangkal petir.
3. Persyaratan teknis system ditribusi listrik tegangan rendah. Panel distribusi utama tegangan rendah ini terdiri atas panel distribusi utama tegangan rendah (LVMDP) dan panel-panel cabang sesuai gambar one line diagram.
4. Persyaratan Bahan. a. Panel Listrik •
Panel dibuat dari besi plat dengan tebal minimal 1,6 mm untuk sub panel, dan 2 mm untuk papan pembagi utama.
•
Panel harus mempunyai pintu dan dilengkapi dengan kunci tanam jenis master key.
257
•
Panel harus dicat dengan 2 kali cat dasar dan 3 kali cat akhir dengan jenis cat duco, warna cat akhir akan ditentukan setempat.
•
Panel-panel buatan pabrik pembuat panel Indonesia.
•
Komponen-komponen panel seperti MCCB, MCB Zekering NH Fuse Disconnecting switch, Pilot Lamp & Circuit Braker, harus buatan Merlin Gerin atau sederajat.
b. Kabel Jenis kabel yang dipergunakan adalah sebagai berikut : System
Jenis kabel
MDP
NYFGBY
MDP sub Panel
NYY
Kabel untuk kotak-kontak khusus
NYY
Kabel penerangan dan kotak-kontak biasa
NYM
Kabel lampu luar bangunan
NYY
•
Kabel produksi dalam negeri yang sudah mendapat sertifikat dari LNK/SPLN.
•
Penarikan kabel NYM dalam pipa PVC ex ega type AW. Diatas kabel DUCT.
258
c. Lampu-lampu (lighting fixtures) Merk dan jenis yang dipergunakan adalah sebagai berikut :
Lampu TL •
Lampu tabung merek Philips type cool daylight atau sederajat.
•
Ballas elektronik merk Philips, arto light, LOMM atau sederajat.
•
Body lampu dibuat dengan plat baja dengan ketebalan minimum 0,7 mm dan dicat dengan cat baker, warna putih merk LOMM atau sederajat.
•
Lampu holder (FITTING lampu) buatan Philips atau sederajat.
Lampu pijar Philips atau sederajat Lampu langit-langit buat armature, imlex atau esderajat d. Saklar dan kotak kontak : Merk yang digunakan adalah berker, clipsal, legrand, atau sederajat
5. Persyaratan Pemasangan a. Panel
Konstruksi penempatan peralatan dan kabel harus rapi kuat terpasang, aman dan mudah diperbaiki
259
Tiap-tiap harus ditanahkan dengan tahanan pertanahan maksimal 5 ohm, diukur setelah tidak hujan minimum selama 2 hari b. Kabel
Kabel utama •
Pemasangan kabel memenuhi persyaratan dari pabrik kabel dan persyaratan umum yang berlaku.
•
Semua penarikan kabel harus menggunakan system roll untuk memudahkan pekerjaan dan kabel tidak rusak karena tekukan dan puntiran.
•
Sebelum penarikan kabel dimulai, pemborong harus menunjukkan kepada direksi pekerjaan alat roll tersebut serta alat-alat lainnya.
•
Setiap kabel distribusi yang berada dalam bangunan tidak boleh ada sambungan. Semua penyambungan ke terminal bus bar di panel harus menggunakan kabel schoen dengan system pres dan patri.
•
Pemasangan kabel harus rapi, lurus dan kuat, terpasang pada bagian bangunan.
•
Konduit kabel mempunyai diameter minimum 2,5 x diameter kabel. Kabel dalam bamgunan.
260
•
Kabel-kabel yang turun ke kotak kontak dan saklar harus menggunakan conduit PVC/setara.
•
Tiap-tiap penyambungan kabel harus berada dalam terminal box metal exLICO dan lilitan penyambungan kabel tersebut ditutup dengan las dop 3 m.
•
Jalur kabel diatas langit-langit yang lebih dari 2 jalur harus berada diatas rak kabel yang dibuat dari besi siku, bersifat uenis nobi dengan lebar 2 x jumlah lebar kabel.
•
Kotak kontak harus dipasang 30 cm dari lantai, khusus untuk pada lantai dasar tinggi stop kontak 60 cm dari lantai.
•
Kapasitas kontak 10 CMP, dan untuk kotak kontak khusus 16 AMP.
•
Saklar harus model tanam, dipasang 130 cm diatas lantai, kapasitas 6 AMP dan 10 AMP.
•
Tiap grup penerangan diperkenakan maksimum 12 titik nyala.
•
Semua
imnstalasi
dalam
pemasangan tanah (inbow). c. Lampu-lampu
titik
ruangan
harus
merupakan
261
Lampu-lampu harus terpasang kuat pada bangunan tetapi harus mudah dibuka.
Harus dipasang dengan ketinggian yang sama. Harus dipasang dengan lurus sejajar dengan bagian bangunan pada arah vertical maupun horizontal.
6. Commissioning dan testing. Kabel-kabel distribusi sebelum disambung ke peralatan harus diukur tahanan isolasinya.
Setelah
semua
instalasi
selesai
dipasang
aliran
listrik
telah
dimasukkan, maka jaringan instalasi harus ditest terhadap grup-grup yang telah dipasang apakah telah sesuai dengan gambar.
Setelah jaringan dibebani, beban terhadap masing-masing fase semua bahan-bahan peralatan dan tenaga yang diperlukan selama testing, balancing, commission dan perbaikan, diatas kerusakan yang timbul sepenuhnya menjadi tanggung jawab pemborong.
7. Dokumentasi Instalasi Sebelum dilakukan serah terima pekerjaan oleh pemborong kepada pemberi tugas, pemborong diwajibkan untuk menyerahkan dokumentasi-dokumetasi sebagai berikut :
262
¾ 3(tiga) set : gambar-gambar instalasi terpasang yang telah diperiksa oleh direksi pekerjaan.
¾ 2 (dua) set : buku instruksi pemakaian dan pemeliharaan pemakaian peralatn-peralatan
¾ 2 (dua) set : keterangan hasil baik pemeriksaan instalasi listrik dari PLN ¾ 2 (dua) set : berita acara hasil testing.
Pasal V. 03 INSTALASI PENANGKAL PETIR 1. Pemasangan : a. Penangkal petir digunakan system sangkar Faraday dengan 14 splitz dan 2 arde pentanahan, dilaksanakan sesuai gambar dan sampai mendapat persetujuan dari instansi terkait (Depnaker). b. Rod Electrode.
Rod Electrode dibuat dari pipa galvanis minimum diameter 1 ¼” dengan ujungnya disambung dengan pipa tembaga diameter 1 ¼” sepanjang 60 cm (atau disambung dengan tembaga massif 1 ¼” sepanjang 60 cm). Ujung pipa tembaga dipotong miring sepanjang 10
263
cm, bila dipakai tembaga massif bagian ujung diruncingkan sepanjang 10 cm.
Earthing conductor pada Rod Electrode dipakai BC 50 mm2. Rod Electrode dipasang pada satu tempat, jarak ke pondasi bangunan 1,5 m. Rod Electrode ditanamkan ke tanah sampai ujung pipa tembaga mencapai air tanah +4 meter. c. Pengukuran tahanan system : Pengukuran tahanan system dilakukan pada sambungan dalam bak control dengan megger tanah, dalam keadaan sambungan terpasang (dua kali pengukuran ). Tahanan maksimum 1 (satu) Ohm R system 12 (satu) Ohm. 2. Pemborong telah menyerahkan dokumen-dokumen sesuai dengan yang dicantumkan pada Ketentuan Umum.
Pasal V. 04 PEKERJAAN TEKNIS INSTALASI PLUMBING 1. Lingkup Pekerjaan Pekerjaan plumbing adalah pengadaan dan pemasangan peralatan-peralatan, bahan-bahan utama, bahan-bahan pembantu dan lain-lain sehingga diperoleh
264
instalasi plumbing yang lengkap dan baik serta diuji dengan seksama & siap untuk dipergunakan, yaitu terdiri dari : a. Alat-alat Sanitair :
Closet jongkok Meja cuci tangan (washtafel) Floor Drain Floor Clean out (tipe lantai) Janitor, Urinor, Skat Urinor dll Kaca cermin b. Sistem Air Kotor dan Air Bekas. Pemipaan air kotor/air bekas dari semua closet, urinoir, zink, (bak cuci piring) dan floor drain sampai ke septicktank dan rembesan. c. Pipa ventilasi dari semua titik ventilasi ke udara luar d. System pembuangan pipa penguras dan over flow dari menara Air ke selokan terdekat. Pipa air hujan :
Pempompaaan dari atap gedung sampai selokan air hujan. Selokan air hujan.
265
2. Persyaratan bahan dan peralatan a. Alat-alat Sanitair : Merk: TOTO atau setara
Closet jongkok CE 6
Washtafel L 511. V3
Cermin
Urinior 57 M
Wash Bak
Floor drain TOTO
Kraan
Kraan halaman
Clean Out plug
Janitor SK 22 A
b. Sistem Air Bersih
Pompa Penyalur (transfer Pump) •
Merk
GAE atau setara
•
Type
SM 441 – 5,5 HP
266
•
Daya Motor
1,5 KW
•
Head
15 meter
•
Kapasitas
12 m3/h
•
Kecepatan
1.450 rpm
•
Pipa
D 1,5 “
•
Tenaga Listrik
380 volt/660 volt/50 Hz
•
Banyaknya
1 (satu) set
Pada pipa isap dilengkapi
Strainer 1 buah
Foot Valve 1 buah
Stop Valve 1 buah
Pada pipa tekan dilengkapi
Stop Valve 1 buah
Check valve 1 buah
Diameter kedua pipa isap dihubungkan melalui satu buah stop valve. Pompa dilengkapi dengan water level control :
267
4 buah lower level, 2 untuk tangki atas dan 2 untuk tangki bawah
2 buah upper level, untuk tangki atas.
Booster – pump 350 watt = 1 buah Sebagai penguat tekanan air
Pempompaan air bersih pipa
Pipa air bersih dipergunakan galvanized steel pipe BS 1387 das medium, sekualitas ex BAKRIE & BROTHERS.
Fitting T6
Untuk fitting pipa galvanized digunakan galvanized malleable iron 1560spi, screw type.
Valve.
Untuk valve sampai dengan diameter 2 ½ “ dipergunakan bronze 150 spi, screw end, untuk valve 3 keatas dipergunakan sekualitas cast iron 150 spi, flange and ex KITAZAWA.
Sistim air kotor dan air bekas. Pempopaan air kotor/air bekas dan vent disini dipergunakan bahanbahan sebagai berikut :
268
Untuk pipa dipergunakan pipa PVC sekwalitas Wavin Klas AW, dengan sambungan lem.
Untuk fitting pipa dipergunakan PVC injection moulding sesuai dengan
merk
pipa.
Belokan
pada
saluran
utama
harus
menggunakan long radius bend.
Jenis lem yang dipergunakan harus sesuai dengan spesifikasi pabrik.
Semua junction harus menggunakan 45 TY dan 45 bend kecuali untuk vent.
Talang air hujan dan saringan Pipa talang disini digunakan bahan sebagai berikut :
Untuk pipa dipergunakan pipa PVC sekualitas Wavin Klas AW atau yang setara
Untuk fitting pipa dipergunakan PVC klas AW Wavin atau setara
Saringan talang dapat dipessan dengan bahan besi cor atau dibuat dengan menggunakan pipa galvanized sesuai gambar. c. Persyaratan Pemasangan
Semua pipa harus dipasang lurus dan sejajar dengan dinding/bagian dari bangunan pada arah horizontal maupun vertical.
269
Semua pemasangan harus rapi dan baik. Semua
pipa
harus
digantung/ditumpu
dengan
menggunakan
penggantung dan penumpu yang kuat dari metal sesuai dengan ukuran pipanya, sehingga pipa tiada melentur.
Semua pipa yang menembus konstruksi bangunan. Pemborong harus minta persetujuan Konsultan Pengawas.
Pemborong harus menyediakan pipa sleve untuk pipa-pipa yang menembus bangunan.
Pipa besi yang ditanam dalam tanah harus dilapis aspalt dan kain gonni. Kemiringan pipa air kotor air bekas adalah ±2 % ke arah zink put.
Pipa PVC dalam tanah harus bebas dari benda-benda keras/diatas pasir sehingga kemiringan dapat rata.
Pipa air bersih dan pipa air kotor tidak boleh diletakkan pada lubang galian yang sama. d. Pengujian
Setelah semua pemipaan selesai dipasang maka perlu diadakan pengujian kebocoran pipa atas seluruh instalasi sehingga system dapat berfungsi dengan baik, memenuhi persyaratan sbb:
270
Instalasi air bersih
Instalsi pipa sanitair 2 kg/cm2
8 kg/cm2
24 jam
5 % air
2 jam
5 % air
Setelah pengujian terhadap kebocoran selesai, maka diadakan pengujian terhadap system dengan cara menjalankan system sekaligus selam 4 x 8 jam terus menerus tanpa mengalami kerusakan.
Senua pengujian harus dilaporkan tertulis dan ditanda tangani Konsultan Pengawas.
Semua kerusakan yang timbul akibat proses pengetesan dibebankan kepada Pemborong Plumbing. e. Disinpeksi
Pemborong harus melaksanakan pembilasan dan disinpeksi dari seluruh instalsi air bersih sebelum diserahkan kepada pemilik.
Disinpeksi dilakukan dengan memasukkan larutan chlorine kepada system pipa dengan metode yang disetujui pemilik. Dosis chlorine ialah 50 ppm.
Setelah 16 jam system tersebut harus dibilas dengan air bersih sehingga kadar chlorine menjadi tidak lebih 0,2 ppm. f. Pembersihan
271
Semua bagian yang tampak kelihatan dari luar harus dibersihkan dari kotoran-kotoran. Bagian yang dilapis chlorine harus digosok sehingga bersih dan mengkilap.
Semua pipa tampak exposed dan tidak dilapis chlorium harus dicat dengan warna berlianan agar mudah dikenali satu dengan yang lainnya. Unutk ini Pemborong harus berkonsultasi dengan Pemilik. g. Dokumentasi Sebelum dilakukan serah terima pekerjaan oleh pemborong kepada pemberi tugas, pemborong harus menyerahkan dokumentasi-doikumentasi berikut :
4 (empat) set
Gambar-gambar instalasi terpasang (As
Built Drawing) yang telah diperiksa oleh Konsultan Pengawas.
2 (dua) set
Buku instruksi pemakaian dan pemiliharaan untuk peralatan-peralatan.
2 (dua) set
Berita acara hasil testing pipa-pipa air.
272
Pasal V. 05. INSTALASI SISTEM FIRE EXTINGUISHER 1. Sistem Fire Extinguiser Yang dimaksud dengan Sistem Fire Extinguiser adaalah system pemadam kebakaran dengan mengguankan tipe portable atau beroda, dimana bahan pemadam kebakaran terdiri dari BCF, Co2 atau sejenisnya. 2. Persyaratan a. Pada umumnya berlantai lima yang luas lantainya lebih dari 200 m2 harus ada Pipa Splinkler dan alat pemadam. Pemadam kimia CO2 dengan ukuran minimal 2 kg atau alat pemadam lainnya yang sederajat pada setiap lias lantai 200 m2 dengan ketentuan minimal 2 buah untuk setiap lantai. b. Titik Splinker harus ada tiap jarak 5 m’ dan alat pemadam portable harus ditempatkan pada tempat yng mudah terlihat dan berjarak maksimum 20 m dari setiap tempat. 3. Jenis Peralatan yang dipakai (Merk Chubbs). General Area
Type General Purpose Dry Chemical Agent Multi Purpose Dry Chemical Shell Material Iron Steel
273
Capacity 4 kg Cargerd Weight Approx 8,0 kg Tes pressure 250 kg/cm2
Pasal V. 06 PEKERJAAN AIR CONDITIONING DAN EXHAUST FAN 1. Syarat-syarat umum a. syarat umum merupakan bagian dari persyaratan dari kontrak ini apabila ada beberapa klausal-klausal dala spesifikasi ini, berarti menuntut perhatian khusus dari klausal-klausal tersbut dan berarti menghjilangkan klausal-klausal lainnya dari syarat-syarat umum. Klausal-klausal dari syarat-syarat umum hanya dianggap tidak berlaku apabila segala dalam spesifikasi ini. b. Kontraktor harus mempelajari dan memahami kondisi tempat yang ada agar dapat mengetahui hal-hal yang mengganggu mempengaruhi pekerjaan mechanical. Apabila timbul persoalan, kontraktor wajib mengajukan saran penyelesaian paling lambat seminggu sebelum bagian pekerjaan ini seharusnya dilaksanakan.
274
c. Pada waktu pelaksanaan, kontraktor harus menyerahkan gambar-gambar kerja (shop drawing) terlebih dahulu untuk mendapatkan persetujuan dari konsultan, dan gambar-gambar tersebut harus diserahkan minimal dua minggu sebelum dilaksanakan.
2. Peraturan-peraturan, ijin-ijin dan standar-standar a. Instalasi yang dinyatakan dalam persyaratan ini harus sesuai dengan peraturan dan undang-undang yang berlaku serta tidak bertentangan dengan ketentuan-ketentuan yang berlaku, dari jawatan keselamatan kerja. b. Kontraktor harus memintakan ijin-ijin yang memungkinkan diperlukan untuk menjalankan instalasi yang dinyatakan dalam persyaratan ini tanggungan sendiri. c. Kontraktor ini harus memeriksa dengan teliti ruang-ruang dan peralatanperalatan, saluran-saluran (ducts), pipa-pipa dll. Hingga dapat dipasang pada tempat-tempat dan ruangan-ruangan yang telah disediakan. d. Kontraktor ini harus menyatakan secara tertulius bahwa bahan dan peralatan yang diserahkan adalah berkualitas baik, bahwa cara pelaksanaan pengerjaan dilaukan dengan cara wajar dan terbaik. e. Kontraktor ini harus menyediakan alat-alat pengatur dan alat pengaman tambahan yang diwajibkan oleh ketentuan-ketentuan yang berlaku di Indonesia.
275
f. Semua pekerjaan yang dinyatakan dalam persyaratan ini harus dilaksnakan sesuai dengan syarat-syarat pelaksanaan atau peraturan-peraturan dari badan pem,erintah yang berwenang kontraktor ini harus menanggung biaya-biaya uintuk memperoleh ijin, pemeriksaan engujian dan lain-lain. Dan kontraktor ini harus meny\erahkan ijin-ijin atau keteranganketerangan resmi tentang instalasi kepada konsultan.
3. Petunjuk Khusus a. Kontraktor harus membuat dan menyerahkan gambar-gambar kerja yang mendetail untuk bagian-bagian dri sistem duct, pipa, atau sistem distribusi lainnya yang diterangkan bagian yang cukup kompleks atau yang dibutuhkam koordinasi yang ketat dengan bagian-bagian pakerjaan lainnya dari penyelesaiannya proyek ini. Apabila ada hal-hal yang meragukan tentang ini keputusan terakhir ada pada konsultan/wakil konsultan. b. Kontraktor ini harus memberikan pernyataan bahwa gambar-gambar kerja yang diserahkan tidak akan menimbulkan konflik pelaksanaan dengan kondisi
lapangan/pekerjaan
kontraktor-kontraktor
lainnya.
Tanpa
pernyataan ini gambar-gambartidak akan memperoleh persetujuan dari konsultan/wakil konsultan. c. Kontraktor ini harus memberikan garansi tertulis kepada pemberi tugas bahwa seluruh instalasi air conditioning dan distribusi udara ini akan bekerja dengan memuaskan, dan kontraktor akan menanggung semua biaya atas kerusakan penggantian yang perlu selama jangka waktu 1 tahun.
276
d. Kontraktor ini harus menyerahkan kepada pemberi tugas gambar-gambar instalasi sesungguhnya yang terpasang pada bangunan (as built drawing) memuat lengkap semua perubahan yang telah dilakukan. Gambar-gambar teersebut dibuat dengan tinta diatas kertas kalkir. e. Pemasangan out-door unit AC dan pemasangan pipanya, harus dilaksanakan serapi mungkin sesuai kebutuhan dalam gambar sehingga out-door Unit AC tersebut merupakan elelmen bangunan
4. Lingkup Pekerjaan a. Yang dimaksud adalah pengadaan dan pemasangan AC split wall lantai 1, lantai 2 b. Penyerahan dan pemasangan lengkap alat-alat kontrol ysng dibutuhkan oleh sistem tata udara yang didinginkan sistem air. c. Starting, testing, servising dan maintenance. d. Melengkapi pekerjaan dan accesoriess tambahan yang diperlukan oleh seuruh sistem sehingga dapat berjalan dengan baik bila belum disebutkan dalam spesifikasi ini. e. Pemborong yang melaksanakan pekerjaan ini, diutamakan yang telah berpengalaman di bidang ini dan memiliki dan memiliki TDR bidang elektrical tata udara.
277
5. Pekerjaan Pipa, Pipa Air Dingin Pemborong harus menyediakan dan memasang sesuai dengan spesifikasi dan gambar senua pemipaan yang ada.
6. Pekerjaan Pipa Pengembunan a. Pekerjaan. Pemborong harus memasang pipa pengembunan (drain) dari mesin mesin air conditioning sampai ketempat pengembunan yang terdekat dalam saluran yang teresembunyi atau tidak dan tidak mengganggu . Pemborong harus berkoordinasi, memberikan data-data ukuran dan gambar-gambar yang diperlukan kepada pihak lain.
b. Bahan. Sebagai pipa pengembunan (drain) dipergunakan pipa PVC (Poly Vinyl Choida) kelas AW bilamana tidak dinyatakan lain tersendiri.
7. Pekerjaan Listrik a. Pekerjaan Pekerjaan listrik yang dimaksud ialah instalasi : i.
Panel kontrol daya mesin-mesin AC yang meliputi wiring, starter, switch, transformator, zekring, alat-0alat ukur serta peralatan-peralatan lainya yang dipergunakan sebagai sumber daya bagi mesin-mesin AC.
278
Pemborong menyediakan dan memesang peralatan-peralatan dari panel kontrol ini sampai ke mesin-mesinya. Pihak lain yang menyediakan peralatan untuk penyambungan daya listrik sampai ke panel ini. ii.
Panel AHU di sdetiap lantai yang meliputi wiring starter, switch, trnsformator dan skring yang di perlukan untuk pamel ini.
b. Syarat-syarat iii.
Semua pekerjaan listrik yang ada harus di laksanakan sesuai dengan peraturan-peraturan PUIL 1977, persyaratan PLN, peraturan-peraturan pemerintah setempat dan jawatan keselamatan kerja.
iv.
Kabel-kabel yang di sambungh harus color coded atau diberi nama. Selain dari pada itu harus pula memenuhi persyaratan standar negara dan pabrik pembuatnya.
c. Bahan Semua bahan yng dipergunakan harus berkualitas yang terbaik, buatan Jerman atau USA atau yang sejenis kecuali dinyatakan lain sserta secara tersendiri. Pemborong harus berkoordinasi dengan pabrik-pabrik lain agar sejauh mungkin dipergunakan peralatan yang seragam dari merk yang sama untuk seluruh proyek.
d. Peralatan v.
hendaknya di masing-masing unit terdapat sistem pengaman yang terpisah.
279
vi.
Untuk setiap phase pada panel hendaknya diberi lampu indikator atau alat ukur lainya.
vii.
Semua panel harus diberi lapisan cat anti karat.
viii.
Semua panel, switch, indikator,alat-alat ukur yang ada harus diberi nama papan nama yang sejenis dan tidak mudah rusak.
ix.
Semua alat-alat ukur yng terpasang harus dari daerah kerja yang sesui dengan ketelitian 2%.
e. Zekering cadangan Untuk setiap panel yang menggunakan pengaman zekering harus disediakan sebanyak yang ada dan di simpan pada tempat khusus dan diberi tanda pengenal.
f. Pemyambungan kabel x.
Semua penyambungan kabel harus dilakukan sesuai dengan poersyaratan : 1. Penyambungan kabel tembaga harus mempergunakan penyambung tembaga yang sesuai dan dilapisi timah putih. 2. Penyambungan kabel berisolasi karet harus diisolasi karet. 3. Penyambungan kabel berisolasi PVC harus diisolasi PVC. 4. Kabel-kabel yang disambung harus color coded atau diberi nama.
280
g. Tarikan kabel Tarikan kabel yang berada diatas plafond harus terletak di dalam suatu cable duct sesuai dengan gambar dan spesifikasinya. Tarikan kabel dengan tarikan vertikal sepaya di klem pada dinding secara rapi dengan jarak klem 1,5 m.
9.
Kipas Angin / Exhaust Fan a. Pekerjaan Penborong harus menyediakan dan m,emasang kipas angin dan exhaust fan sesuai dengan ganbar dan spesifikasi, rating CFM dengan toleransi 10%.
b. Bahan Senua kipas angain dan exhauust fan yang dipasangh telah dibalans, dan diuji oleh pabriknya dan sesuai dengan gambar dan spesifikasinya, merk yang digunkan nasianal, KDK atau setara.
c. Peralatan Semua kipas angin (fan) harus diberi peralatan damper otomatis yang akan membuka bila ran bekerja dan menutup bila fan berhenti. Semua kipas angin (fan) bila berhubungan langsung dengan udara luar harus diberi pelindung “brid screen” dari rangka alumunium atau “galvanized iron ½” mesh”. Ducting yang digunakan sesuai aturan yang berlaku untuk pekerjaan AC.
281
d. Mutu alat-alat dan bahan a. Alat – alat dan bahan yang diajukan bermutum tinggi, dimana bagian alat yang sama fungsinya harus dapat saling ditukar – tukar tanpa mrnimbulkan kesulitan teknis b. Alat – alat harus tahan untuk dapat dipakai dalam cuca tropis. Terutama harus dipertitungkan adanya pengaruh negatif dari kelembapan yang tinggi dan harus dicegah timbulnya jamur. c. Alat – alat dan bahan – bahan instalasi yang diajukan harus dalam keadaan 100 % baru. d. Untuk penilaian mutu pada tahap permulaan, semua lat yang diajukan harus disertai dengn data teknis (brosur) agar jelas merk dan typenya. e. Seluruh peralatan yang membangun sytem tata suara ini harus memenuhi sandard industri indonesia. f. Saat serah terima harus dilampirkan surat garansi 1 (satu) tahun dari agen tunggal di indonesia . g. Merk yang boleh ditawarkan adalah philips atau setaraf.
e. Penjelasan sistem •
Listrik
282
1. Pengukuran dan pengujian kuat aras dan tegangan RPM setiap phase unit – unit kompresor, motor dan system pengaturan listrik yang ada. 2. Perbandingan dengan harga yang direncanakan atau data dari pabriknya.
•
Tenperatur
1. Pengukuran dan pengujian temperatur dan kelembapan pada setiap ruang, difuser, griller, fresh air intake “ exhaust” “on” dan “aff koil pendingin, udara luar dan sistem pengukuran yang ada. 2. Pengukuran dan pengujian temperatur, tekanan dan aliran yang masuk dan keluar setiap alat.
f. Syarat a. Semua pengujian dilakuakan setelah system berjalan dengan baik secara kontinue selama 9 jam. b. Pengukuran dan pengujian harus dilakuakn setelah system “balan” sesuai atau mendekati persyaratan teknis yang direncanakan. c. Pengukuran dan pengujian harus dilakuakn pada saat suhu luar 32.2 deg C ( 90 deg F ). d. Semua perelatan pengujian dan pengukuran harus dikalibrasi sebelum dan sesudah digunakan.
283
Pasal V. 07 . URAIAN DAN KETENTUAN TEKNNIS PEKERJAAN INSTALASI SOUND SYSTEM 1. Lingkup pekerjaan Pengadaan dan instalasi Back Ground Music lengkap dengan peralatan dan pengabelanya antara lain:
2. Pengujian A. Pekerjaan Pemborong harus melaksanakan semua pengujian ( run test) dan “balancing” peralatan instalasi system air conditioning dengan disaksikan oleh pengawas yang berkepentingan . Direksi / Konsultan serta pihak pihak yang lain yang diperlukan kehadiranya. Semua kejadian tersebut dicacat dan dibuat berita acara.
a. Jenis pekerjaan Jenis pengerjaan pengujian balancing dan adjusting instalasi ini secara garis besarnya mencakup persoalan-persoalan sebagai berikut : a. Pipa 1. Pengujian terhadap pada semua sambungan pipa. Music program tidak hanya diperkuat tetapi harus mempunyai derajad pengertian yang tinggi dan bebas
284
dari gangguan listrik tegangan tinggi dan sinyal pemancar – pemaqncar yang baik dalam gedung itu sendiri maupun diluar gedung seperti orari, krap dan sejenisnya. Tingkat kekerasan suara dari celling speker harus dapat diatur untuk dapat menyusuaikan dengan keadaan ruang antara lain level suara dengan volume control yang memiliki peredaran 3 db/ step.
b. System pemanggilan System pemanggilan damaksudkan untuk melengkapi system komunitasi yang telah ada pada kantor tersebut. Pemanggilan adalah sarana komunitasi satu arah : b. Untuk menyampaikan informasi baik untuk perorangan maupun untuk selurauh karyawan. c. Untuk mengalokasikan karyawan yang diperlukan pada saat mana tidak ada ditempat. d. Untuk menyampakan jalanya sidang paripurna keseluruh gedung. Berita yang disampakan harus mempunyai derajad pengertian ( intelligibility ) yang tinggi dengan kekerasan + 80 db diatas sinyal derau ( s/n rasio + /- 80 db) . Hal ini diperlukan pengontrolan secara otomatis agar pada setiap dilaksanakan paging, volume control di by pass dan full power loud speker.
285
Untuk tidak menggangu kemmpuan system paging dan tidak menggangu suasana kerja seluruh lantai maka system harus direncanakan agar dapat paging perlantai dan atau seluruh lantai.
c. Emergency call Kebutuhan system tat a suara untuk satu gedung khususnya gedung bertingkat tidak terbatas untuk keperluan back ground music dan paging, tetepi juga untuk pemanggialn atau penyampaian berita darurat. e. Adapun berita yang disampaikan keseluruh gedung antara lain pengerahan karyawan dan atau tenaga lainya dalam keadaan evakuasi darurat. f. Instruksi – instruksi lainya dapat disampakan keseluruh gedung.
B. Amplifer Rack ( untuk back ground music ) Amplifer rack antara lainberisi bagian – bagian atau rungsi – rungsi tersebut: a. 1 (satu ) set input source, terdiri dari:
•
1 buah cassete deck double players.
•
1 buah table stand microphone.
•
1 buah hand held micropune.
b. 1 ( satu ) set amplification system, terdiri dari
•
1 buah system amplifer .
286
•
1 buah power amplifer 240 watt.
•
1 buah set swiching, monitor, rack dan accessories.
C. Amplifer Power amplifier untuk background music : 1. Dalam konstruksi slide-in panel 2. Tegangan input dapat diatur dari luar dengan obeng 3. Daya out-put (musik) = 200 watt 4. Tegangan out-put (saluran) = 100 watt 5. Catu Tenaga : 220 volt, 50 Hz 6. Karakteristik frekuensi
1 dB dari 100 Hz – 15 kHz
7. S/N : 55 dB atau lebih 8. Cacat harmonis : 0,5 % atau kurang pada out-put nominal 200 W. Pre-amplifier untuk background music. Dalam konstruksi slide-in panel.
287
D. Channel Combiner Karena cassette deck hanya diperoleh dalm model stereo, sedangkan yang akan dipasang adalah sitem mono, maka perlu diadakan rangkaian khusus untuk mennggabungkan channel kiri dan kanan.
Pasal V.08. URAIAN
DAN
KETENTUAN
TEKNIS
PEKERJAAN
INSTALASI
TELEPON 1. Lingkup Pekerjaan Yang termasuk didalam lingkup pekerjaan ini adalah a. Pengadaan / pemasangan instalasi / telepon termasuk pemasangan perelatan utama / instalasi pengabelan utama. b. Menyediakan tenaga-tenaga yang cukup ahli dalam bidangnya, untuk memasang peralatan dan perkabelan, melakukan pengukuran, testing dan penyetelan, sehingga seluruh sistem dapat berfungsi dengan memuaskan. c. Untuk dan atas nama Pemberi Tugas menyelesaikan prosedur pengujian Instalasi
dengan
PERUMTEL.
PERUMTEL
serta
penyambungan
ke
jaringan
288
2. Uraian dan Persyaratan untuk perkabelan di dalam gedung. a. Umum Instalasi didalam gedung pada dasarnya terbuat dalam dua bagian : Kabel pokok, yang menhubungkan kotak pembagi ke tempat MDF Saluran penaggal, yang menghubungkan pesawat telepon ke kotak pembagi. Penarikan kabel ke out let sama dengan kabel untuk pesawat telepon sesuai dengan syarat-ayarat instalasi. b. Instalasi 1. Instalasi
pada
dasarnya
dilakukan
menurut
ketemtuan
yang
dikeluarkan oleh PERUMTEL. 2. Pada prinsipnya seluruh instalasi dilakukan secara inbouw. 3. Semua kabel, baik kabel pokok maupun seluruh penaggal, harus ditarik didalam pipa. 4. Penyambungan pipa harus dengan soch atau T Doos. 5. Penyambungan pipa harus dilem, T Doos harus ditutup. 6. Didalam satu pipa hanya boleh ditarik sebanyak-banyaknya tiga kabel.
289
7. Kabel pokok dari terminal box pada setip lantai yang menuju ke MDF, dan kabel yang dari terminal box sampai ke out let telepon tidak boleh ada sambungan. c. Kotak Pembagi 8. Kotak dibuat dari plat besi (tebal minnimum 0,5 mm). 9. Kotak harus dapat ditutup dengan rapat dan diberi kunci. 10. Untuk instalasi Inbouw. 11. Dilemgkapi dengan terminal (sekrup solder) yang sesuai dengan ukuran kabel. Terminal untuk kabel masuk dan kabel keluar harus terpisah sedangkan penyambungannya dilakukan dengan jumpeiring. 12. Kotak harus dicat disesuaikan dengan warna dinding. 13. Contoh barang harus dimintakan persetujuan dahulu dari Direksi Pekerjaan. d. kabel 14. Isolasi dan selubung luar dari PVC 15. Tiap pasang harus dipuntir (twisted) dan mempunyai kode warna yang jelas untuk membedakan dari pasangan yang lain. 16. Screen dari lembar aluminium atau timah putih.
290
17. Kawat tembaga dengan ukuran 0,6 mm atau lebih. 18. Sebelum pemasangan dimulai, contoh barang harus diserahkan kepada direksi pekerjaan untuk mendapatkan persetujuan. e. Pipa dan konduit: 19. Unutk seluruh instalasi dipakai pipa PVC Ega / setara. 20. Ukuran pipa disesuaikan dengan ukuran kabel yang akan ditarik. f. Pengukuran 21. Pemborong diwajibkan untuk melakukan pengukuran tahanan isolasi dan tahanan loop untuk semua pair yang telah dipsang. 22. Dalam pair tersebut tidak sampai rozet, maka pengukuran dilakukan sampai ke ujung yang terjauh. g. Pengujian oleh PERUMTEL. 23. Pemborong diwajibkan untuk mengurus dan membiayai pengujian instalasi oleh PERUNTEL, sampai diperoleh surat lulus pengujian. 24. Semua dokumen yang diperlukan untuk pengujian tersebut harus dipersiapkan oleh Pemborong.
3. Merk ISDN PABX yang direkomendasikan untuk ditawarkan adalah Panasonic dengan persyaratan sesuai type yang dipergunakan atau setara ASIA/JEPANG (yang memiliki pelayanan puma jual di Indonesia).
291
4. Fasilitas Pesawat Cabang (Analog / digital) a. Music On Hold b. Hot Line Ada 2 Hot Line : 5. Segera (tanpa delay) Hubungan hanya bisa dilakukan dengan tujuan yangt sudah ditentukan lebih dahulu. 6. Dengan delay Pesawat cabang bisa berfungsi sebagai hot line dan pesawat cabang biasa. Begitu peasawat diangkat, pesawat berfungsi sebagai pesawat biasa bila kita langsung memutar nomer yang diinginkan. Tetapi bila diangkat beberapa lama tidak memutar nomor, maka secara otomatis pesawat akan terhubung ke tujuan yang telah diprogram (hot line). c. Call forwarding Apabila ada panggilan kepada satu pesawat cabang dan tidak diangkat atau sibuk, maka setelah selang waktu tertentu panggilan tersebut segera dipindah kepada extension lain yang telah ditentukan.
292
d. Group Hunting Sejumlah pesawat cabang, umumnya yang termasuk dalam satu departemen/ bagian dapat digabung dalam satu group untuk hunting. Nomor individu setiap pesawat cabang berfungsi seperti biasa. Apabila nomor group yang dipuitar, pesawat yang bebas pada group tersebut akan ringing baik secara siklis atau urutan yang lengkap. e. Executive / Secretary Kombinasi Executive / Secretary dapat diprogram sehingga dapat saling berhubungan dengan memutar nomor yang telah disingkat. Panggilan kepada Executive dapat dijtuhkan ke sekretaris.
5. STLO ; pesawat telepon cabang ; rectifier / penyearahan battery dan main distribution frame harus mempunyai spesifikasi teknik. RUANG LINGKUP PEKERJAAN 1. Pengadaan dan pemasangan satu unit STLO (ISDN PABX)
¾ Type : PANASONIC KX TDN 1232 dengan kapasitas : ¾ 8 saluran PT. Telkom (PIT) ¾ 64 saluran extension ¾ 1 operator’s console ¾ Lightning arrestor pada 8 saluran PT. Telkom
293
¾ Rectifier / penyearahan 220 V AC/48 V DC dengan kapasitas 1x12 ampere dan accu 48 V/100 AH.
¾ Main Distribution Frame (MDF) kapasitas 2x100 pairs. ¾ Printer dan serial card 2. Pengadaan dan pemasangan STLO sampai dengan MDF. 3. Pengadaan dan pemasangan terminal box , kabel sampai dengan pesawat cabangnya beserta biaya pengujian instalasi oleh PT. Telkom Indonesia. 4. Pengadaan dan pemaasangan pesawat telepon Standard dan Executiive. 5. Mengurus semua perijinan ke instalasi-instalasi terkait yang berwenang penuh dalam pemberian ijin pemasangan sistem tersebut PT. Telkom Indonesia. 6. Pengadaan semua dokumen teknis, pengetesan sistem, trainning operator, training pemakai dan maintenance training sehingga sistem tersebut dapat berfungsi dan terpelihara secara sempurna.
294
Pasal V. 09. PERATURAN-PERATURAN
DAN
SYARAT-SYARAT
YANG
DIGUNAKAN 1. Peraturan Umum yang digunakan : a. A.V. (Algemene Voor Waarden de Uit Voering by Aaneming Van Openbare Werken in Indonesia) tanggal 28 Mei tahun 1941 No. 9 dan tambahan Lembaran Negara No. 14571. b. Peraturan Beton Bertulang Indonesia (PBI) NI-2 / 1971. c. Peraturan Umum Pemeriksaan Bahan Bangunan NI-3 / 1970. d. Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia NI-5 / 1961. e. Peraturan Umum Instalasi Listrik (PUIL) MI-6 1979. f. Peraturan Plumbing Indonesia tahun 1979. g. Peraturan Semen Portland Indonesia NI-18 / 1970. h. Peraturan Cat Indonesia NI-4 1961. i. Peraturan Bangunan Nasional yang berlaku. j. Undang-undang No.1 tahun 1970 tentang keselamatan kerja. k. Peraturan Muatan Indonesia NI-18 / 1970 dan Peraturan Pembebanan Indonesia tahun 1981.
295
l. Peraturan Instalasi Penghantar Petir NI-12 / 1964. m. Dan lain-lain peraturan-peraturan yang berlaku dan dipersyaratkan berdasarkan normalisasi di Indonesia.
Pasal V. 10. PEKERJAAN LAIN-LAIN 1. Semua bahan dan alat-alat perlengkapan yang akan diperoleh atau dipasang pada bangunan ini sebelum dipergunakan harus diperiksa dan diluluskan oleh Direksi. 2. Apabila diperlukan pemeriksaan bahan, maka biaya pemeriksaaan ditanggung oleh Pemborong. 3. Jika ada perbedaan antara gambar dan RKS, gambar petunjuk dan gambar detail maka segera dilaporkan untuk diputuskan dengan tetap mengindahkan kepentingan bangunan itu sendiri. 4. Apabila ada hal yang tidak tercamtum dalam gambar maupun RKS tetapi itu mutlak dibutuhkan, maka hal tersebut harus dikerjakan/dilaksanakan. 5. Hal-hal yang belum tercantum dalm uraian-uraian dalam pasal-pasal RKS ini akan dijelaskan dalam Aanwijzing.
296
Semarang, Juli 2006
BAB V RENCANA ANGGARAN BIAYA
5. 1
PERHITUNGAN VOLUME PEKERJAAN
5.1.1 Pekerjaan Stuktur dan Atap A. Pekerjaan Tanah 1. Galian Tanah Struktur Pondasi Volume
= 425,97 m3
2. Urugan Kembali Volume
= 209,44 m3
B. Pekerjaan Beton Bertulang 1:2:3 1. Pekerjaan Stuktur Lantai 1 a. Sirtu padat bawah pondasi / sloof Luas keseluruhan
= 123,28 m2
Ketebalan
= 0,25 m
Volume
= 0,25 m . 123,28 m2 = 30,82 m2
b. Lantai kerja 1:3:5 Luas keseluruhan
= 123,28 m2
Ketebalan
= 0,09 m
Volume
= 0,09 m . 123,28 m = 10,27 m3 296
297
c. Beton sloof stuktur Panjang
= 192 m
Ukuran
= 0,25 . 0,7
Volume
= 192 m . 0,25 m . 0,7 m = 33,60 m3
d. Tiang pancang Diameter pancang = 0,45 m Panjang pancang
= 30 m
Jumlah pancang
=100 buah
Volume
= 30 m . 100 buah = 3000 m
e. Biaya pemancang Panjang pancang
= 30 m
Diameter pancang = 0,45 m Jumlah pancang
= 100 buah
Volume
= 3000 m
f. Mobilisasi pancang Volume
= 1 ls
g. Beton poer Volume
= 133,1 m3
h. Beton kolom Panjang kolom
= 4,73 m
Ukuran kolom
= 0,8 m x 0,8 m
298
Jumlah
= 16 buah
Volume
= 4,73 m . 16 buah . 0,8 m . 0 ,8 m = 56,48 m3
i. Beton balok induk lantai 2 Panjang
= 211,7 m
Ukuran
= 0,25 m x 0,7 m
Volume
= 211,7 m . 0,25 m . 0,7 m = 37,04 m3
j. beton balok anak lntai 2 Panjang
= 179 m
Ukuran
= 0,2 m . 0,4 m
Volume
= 179 m . 0,2 m . 0,4 m =14,32 m3
k. Beton plat lantai 2 Luas
= 436 m2
Ketebalan
= 0,12 m
Volume
= 436 m2 . 0,12 m = 52,32 m3
l. Beton lisplank Volume
= 4,64 m3
m. Tangga beton Volume
= 13,26 m3
299
n. Beton pit lift ¾
Beton pondasi dan beton plat Volume
¾
= 42,34 m3
Beton dinding Tinggi
= 0,2 m
Luas
= 24 ,45 m2
Volume
= 0,12 m . 24,45 m2 = 4,89 m3
¾
Beton kolom Panjang
= 42,67 m
Ukuran
= 0,6 m x 0,6 m
Volume
= 42,67 m . 0,6 m . 0,6 m = 15,36 m3
¾
Plat lantai ruang mesin Ketebalan
= 0,12 m
Luas
= 15 m2
Volume
= 0,12 m . 15 m2 = 1,80 m3
¾
Beton ring balk Panjang
= 13,72 m
Ukuran
= 0,2 m x 0,7 m
Volume
= 13,72 m . 0,2 m . 0,7 m = 1,92 m3
300 ¾
¾
Lantai kerja bawah pondasi pit lift Luas
= 3 m2
Ketebalan
= 0,25 m
Volume
= 0,75 m3
Sirtu padat bawah pondasi pit lift Panjang
= 35,5 m2
Ketebalan
= 0,9 m
Volume
= 35,5 m2 . 0,9 m = 3,20 m3
¾
Tiang pancang pit lift Diameter
= 0,45 m
Panjang
= 12 m
Volume
= 96 m
o. Pondasi batu belah Volume
=12,27 m3
p. Anstamping bawah tangga Luas
= 3,36 m2
Ketebalan
= 0,25 m
Volume
= 3,36 m2 . 0,25 m = 0,84 m3
q. Pasir urug bawah tangga Luas
= 3,36 m2
Ketebalan
= 0,125 m
Volume
= 3,36 m2 . 0,125 m = 0,42 m3
301
2.
Pekerjaan Beton Bertulang Lantai 2 a. Beton kolom struktur Type 1 Panjang
= 4,73 m
Ukuran
= 0,8 x 0,8
Jumlah
= 16 buah
Volume
= 4,73 m . 0,8 m . 0,8 m . 16 buah = 48.34 m3
Type 2 Ukuran
= 0,5 x 0,5
Panjang
= 2,12 m
Jumlah
= 2 buah
Volume
= 0,5 m . 0,5 m . 2,12 m . 2 buah = 1,66 m3
Volume total
= 48,34 m3 +1,66 m3 = 49,50 m3
b. Beton balok induk lantai 3 Panjang
= 211,7 m
Ukuran
= 0,25 x 0,7
Volume
= 211,7 m . 0,25 m . 0,7 m = 37,04 m3
302
c. Beton anak lantai 3 Panjang
= 171 m
Ukuran
= 0,2 x 0,4
Volume
= 171 m . 0,2 m . 0,4 m = 13,68 m3
d. Beton plat lantai 3 Luas
= 420 m2
Ketabalan
= 0,12 m
Volume
= 420 m2 . 0,12 m = 50,40 m3
e. Beton lisplank lantai 3 Volume
= 1,28 m3
f. Tangga beton Volume 3.
= 13,26 m3
Pekerjaan Beton Bertulang Lantai 3 1. Beton kolom struktur Type 1 Panjang
= 4,73 m
Ukuran
= 0,7 x 0,7
Jumlah
= 16 buah
Volume
= 4,73 m . 0,7 m . 0,7 m . 16 buah = 37,08 m3
303
Type 2 Ukuran
= 0,5 x 0,5
Panjang
= 24 m
Jumlah
= 2 buah
Volume
= 0,5 m . 0,5 m . 24 m . 2 buah = 12 m3
Volume total
= 37,08 m3 +12 m3 = 49,50 m3
2. Beton balok induk lantai 4 Panjang
= 211,7 m
Ukuran
= 0,25 x 0,7
Volume
= 211,7 m . 0,25 m . 0,7 m = 37,04 m3
3. Beton balok anak lantai 4 Panjang
= 171 m
Ukuran
= 0,2 x 0,4
Volume
= 171 m . 0,2 m . 0,4 m = 13,68 m3
4. Beton plat lantai 4 Luas
= 420 m2
Ketabalan
= 0,12 m
Volume
= 420 m2 . 0,12 m = 50,40 m3
5. Beton tangga Volume
= 13,26 m3
304
4.
Pekerjaan Beton Bertulang Lantai 4 1. Beton kolom struktur Panjang
= 4,73 m
Ukuran
= 0,6 x 0,6
Jumlah
= 16 buah
Volume
= 4,73 m . 0,6 m . 0,6 m . 16 buah = 49,50 m3
2. Beton balok induk lantai 5 Panjang
= 211,7 m
Ukuran
= 0,25 x 0,7
Volume
= 211,7 m . 0,25 m . 0,7 m = 37,04 m3
3. Beton balok anak lantai 5 Panjang
= 171 m
Ukuran
= 0,2 x 0,4
Volume
= 171 m . 0,2 m . 0,4 m = 13,68 m3
4. Beton plat lantai 5 Luas
= 420 m2
Ketabalan
= 0,12 m
Volume
= 420 m2 . 0,12 m = 50,40 m3
5. Beton tangga Volume
=13,26 m3
305
5.
Pekerjaan Beton Bertulang Lantai 5 1. Beton kolom struktur Panjang
= 8,6 m
Ukuran
= 0,6 x 0,6
Jumlah
= 16 buah
Volume
= 8,6 m . 0,6 m . 0,6 m . 16 buah = 49,50 m3
2. Beton balok ring Panjang
= 110 m
Ukuran
= 0,2 x 0,7
Volume
= 110 m . 0,2 m . 0,7 m = 15,40 m
3. Beton lisplank Volume
= 2,56 m3
4. Beton balok talang Volume
= 5,76 m3
5. Beton talang Volume
= 9,21 m3
6. Beton konsol Volume
= 5,46 m3
7. Water profing talang Volume
= 115,20 m3
306
C. Pekerjaan Rangka Atap Dan Atap 1. Kuda – kuda baja Panjang
= 499,77 m
Berat
= 12,2 kg/m
Volume
= 1499,77 m . 12,2 kg/m = 18297,16 kg
2. Gording double canal Panjang
= 601,84 m
Berat
= 7,51 kg/m
Volume
= 601,84 m . 7,51 kg/ m = 4519,8 kg
3. Usuk dan reng kayu bengkirai Ukuran usuk
= 8/10 cm
Ukuran reng
= 2/3 cm
Volume
= 1102 m2
4. Papan reuter kayu bengkirai Panjang
= 76 m
Ukuran
= 2,5/30 cm
Volume
= 76 m
5. Atap genteng kramik glazur Volume
= 1102 m2
6. Bubungan genteng kramik glazur Panjang
= 76
Volume
=76m
307
7. Lisplang kayu jati 2,5/30 Panjang
= 4,160 m
Ukuran
= 2,5/30 cm
Volume
= 31,2 m2
8. Lapis seng bawah atap genteng Volume
= 1102 m2
9. Corong talang Panjang
= 50 m
Ukuran
= 3”
Jenis
= PVC
Volume
= 50 m
10. Saringan talang Jumlah
= 6 buah
Volume
= 6 buah
5.1.2 Pekerjaan Finishing Arsitektur 1.
Pekerjaan Finishing Arsitektur Lantai 1 a. Pekerjaan pondasi batu belah 1. Galian tanah struktur pondasi Volume
= 143,00 m3
2. Urugan kembali Volume
= 55,9 m3
3. Pondasi batu belah 1:5 Volume
= 57,2 m3
308
4. Aanstamping Volume
= 19.36 m3
5. Urug pasir Volume
= 10,56 m3
6. Urugan tanah dari luar Volume
= 256 m3
b. Pekerjaan pasangan batu bata dan plesteran 1. Pasangan bata 1:3 Volume
= 4,23 m3
2. Pasangan bata 1:5 Volume
= 37,2 m3
3. Plesteran 1:3 Volume
= 70,5 m2
4. Plesteran 1:5 Volume
= 620 m2
5. Plesteran beton Volume
= 194.70 m2
6. Sponengan sudut Volume
= 650 m1
7. Plint lantai Volume
= 112 m1
8. Beton praktis, sloof dan kolom Volume
= 4,21 m3
309
c. Pekerjaan Pasangan Kosen 1. Kosen alumunium Ketebalan
= 6”
Panjang
= 256,4 m
Volume
= 256,4 m
2. Raam jendela alumunium Panjang
= 50,40 m
Volume
= 50,40 m
3. Kaca bening Ketebalan
= 5 mm
Luas
= 91,86 m
Volume
= 91,86 m
4. Kunci tanam Jumlah
= 2 buah
Volume
= 2 buah
5. Espongnolet Jumlah
= 2 buah
Volume = 2 buah 6. Engsel pintu whitco Jumlah
= 24 buah
Volume = 24 buahg 7. Grandel Jumlah
= 12 buah
Volume
= 12 buah
310
8. Pintu frameless steel Ketebalan
= 12 mm
Luas
= 6,72 m2
Volume
= 6,72 m2
9. Portal pintu stainless steel Volume
= 1 unit
10. Kunci pintu utama danpitcher Jumlah
= 2 unit
Volume
= 2 unit
11. Engsel floor hinge Jumlah
= 4 unit
Voume
= 4 unit
12. Handle 2 buah pintu utama Jumlah
= 4 set
Volume
= 4 set
13. Pintu shaft dan kusen Ukuran
= 0,6 x 1,70
Jumlah
= 2 unit
Volume
= 2 unit
14. Railing tangga kayu jati ornamen lantai 1 ke lantai 2 Panjang
= 26 m
Volume
= 26 m
311
d.
Pekerjaan Plafond Plafond gypsum
e.
Jenis
= gypsum acustik
Luas
= 436 m2
Volume
= 436 m2
Pekerjaan Pasangan Lantai dan Dinding 1. Urug pasir bawah lantai keramik Ketebalan
= 10 cm
Luas
= 700 m2
Volume
= 0,1 m . 700 m2 = 70 m3
2. Lantai kerja bawah lantai keramik Ketebalan
= 7 cm
Luas
= 700 m2
Volume
= 0,07 m . 700 m2 = 49 m3
3. Lantai keramik 40/40 Ukuran
= 40 x 40 cm
Luas
= 616 m2
Volume
= 616 m2
4. Lantai keramik tangga 30/30 Ukuran
= 30 x 30 cm
Luas
= 72 m2
Volume
= 72 m2
312
5. Lantai keramik granito
f.
Luas
= 84 m2
Volume
= 84 m2
Pekerjaan Sanitasi Septictank Volume
g.
= 1 unit
Pekerjaan Pengecetan 1. Cat tembok luar Luas
= 326 m2
Volume
= 326 m2
2. Cat tembok dalam Luas
= 488,7 m2
Volume
= 488,7 m2
3. Cat plafond
h.
Luas
= 436 m2
Volume
= 436m2
Pekerjaan Instalasi 1. Lampu TL x 2 18 W Jumlah
= 35 buah
Volume
= 35 buah
2. Stop kontak Jumlah
= 4 buah
Volume
= 4 buah
313
3. Saklar tunggal Jumlah
= 2 buah
Volume
= 2 buah
4. Saklar ganda Jumlah
= 4 buah
Volume
= 4 buah
5. Instalasi titik lampu dan stop kontak Jumlah
= 39 titik
Volume
= 39 titik
6. Panel penerangan
2.
Jumlah
= 1 buah
Volume
= 1 buah
Pekerjaan Finishing Arsitektur Lantai 2 a.
Pekerjaan pasangan batu bata dan plesteran 1. Pasangan bata 1:3 Volume
= 12,99 m3
2. Pasangan bata 1:5 Volume
= 64,31 m3
3. Plesteran 1:3 Volume
= 216,5 m2
4. Plesteran 1:5 Volume
= 1.071,83 m2
314
5. Plesteran beton Volume
= 246,90 m1
6. Sponengan sudut Volume
= 770,00 m1
7. Plint lantai Volume
= 170,00 m1
8. Beton praktis, sloof dan kolom Volume b.
= 4,21 m3
Pekerjaan Pasangan Kosen 1. Kosen alumunium Ketebalan
= 6”
Panjang
= 274,3 m
Volume
= 274,3 m
2. Raam jendela alumunium Ketebalan
= 2,5”
Panjang
= 33,6 m
Volume
= 33,6 m
3. Daun pintu double texwood Luas
= 18,92 m2
Volume
= 18,92 m2
4. Pintu km/wc Jumlah
= 11 unit
Volume
= 11 unit
315
5. Partisi double texwood Ketebalan
= 6 mm
Luas
= 173,56 m2
Volume
= 173,56 m2
6. Pintu shart dan kosen Ketebalan
= 0,6 x 1,70
Jumlah
= 2 unit
Volume
= 2 unit
7. Railing tangga kayu jati ornamen Panjang
= 26 m
Volume
= 26 m
8. Railing pipa pagar finfsh cat
c.
Panjang
= 16 m
Volume
= 16 m
Pekerjaan Plafond 1. Plafond gypsum
d.
Jenis
= gypsum acustik
Luas
= 432 m2
Volume
= 432 m2
Pekerjaan Pasangan Lantai dan Dinding 1. Lantai keramik 20/20 Luas
= 41 m2
Volume
= 41 m2
316
2. Lantai keramik 20/25 Luas
= 44 m2
Volume
= 44 m2
3. Lantai keramik tangga 30/30 Ukuran
= 30 x 30 cm
Luas
= 72 m2
Volume
= 72 m2
4. Bordes dinding keram Luas
= 1,75 m2
Volume
= 1,75 m2
5. Lantai keramik 40/40 Luas
= 382 m2
Volume
= 382 m2
6. Water profing ruang lavatory
e.
Luas
= 41 m2
Volume
= 41 m2
Pekerjaan Sanitasi 1. Closet duduk Jumlah
= 7 buah
Volume
= 7 buah
2. Saringan air Jumlah
= 12 buah
Volume
= 12 buah
317
3. Kran air Jumlah
= 15 buah
Volume
= 15 buah
4. Wastafel Jumlah
= 8 buah
Volume
= 8 buah
5. Kaca cermin Jumlah
= 4 buah
Volume
= 4 buah
6. Urinoir Jumlah
= 4 buah
Volume
= 4 buah
7. Seket urinoir Jumlah
= 3 buah
Volume
= 3 buah
8. Meja beton wastafel
f.
Jumlah
=3m
Volume
=3m
Pekerjaan Pengecetan 1. Cat tembok luar Luas Volume
= 527,49 m2 = 527,49 m2
318
2. Cat tembok dalam Luas
= 791,24 m2
Volume
= 791,24 m2
3. Cat plafond
g.
Luas
= 423 m2
Volume
= 423 m2
Pekerjaan Instalasi Plambing 1.
Pipa galvanis I. Pipa galvanis 1,5” Panjang
= 10 m
Volume
= 10 m
II. Pipa galvanis 1” Panjang
= 10 m
Volume
= 10 m
III. Pipa galvanis ¾” Panjang
= 40 m
Volume
= 40 m
IV. Pipa galvanis ½” Panjang
= 40 m
Volume
= 40 m
2. Perelatan sambungan Volume
= 1 unit
319
3. PVC jenis AW V. Pipa PVC 4” Panjang
= 30 m
Volume
= 30 m
VI. Pipa PVC 6” Panjang
= 30 m
Volume
= 30 m
VII. Pipa PVC 2” Panjang
= 75 m
Volume
= 75 m
4. Peralatan sambungan Volume
= 1 bot
5. Gate valve Ukuran
= 1”
Jumlah
= 1 buah
Volume
= 1 buah
6. Peralatan bantu Volume h.
= 1 ls
Pekerjaan Instalasi Penerangan 1. Lampu TL x 2 18 W Jumlah
= 41 buah
Volume
= 41 buah
2. Lampu pijar Jumlah
= 14 buah
Volume
= 14 buah
320
3. Stop kontak Jumlah
= 10 buah
Volume
= 10 buah
4. Saklar tunggal Jumlah
= 10 buah
Volume
= 10 buah
5. Saklar ganda Jumlah
= 10 buah
Volume
= 10 buah
6. Instalasi titik lampu dan stop kontak Jumlah
= 65 titik
Volume
= 65 titik
7. Panel penerangan
3.
Jumlah
= 1 buah
Volume
= 1 buah
Pekerjaan Finishing Arsitektur Lantai 3 a.
Pekerjaan pasangan batu bata dan plesteran 1. Pasangan bata 1:3 Volume
= 6,71 m3
2. Pasangan bata 1:5 Volume
= 62,8 m3
3. Plesteran 1:3 Volume
= 111,83 m2
321
4. Plesteran 1:5 Volume
= 1.046,67 m2
5. Plesteran beton Volume
= 224,5 m2
6. Sponengan sudut Volume
= 640 m1
7. Plint lantai Volume
= 164,5 m1
8. Beton praktis, sloof dan kolom Volume b.
= 2,43 m3
Pekerjaan Pasangan Kosen 1. Kosen alumunium Ketebalan
= 6”
Panjang
= 208,60 m
Volume
= 208,60 m
2. Raam jendela alumunium Ketebalan
= 2,5”
Panjang
= 33,6 m
Volume
= 33,6 m
3. Daun pintu double texwood Luas
= 12,18 m2
Volume
= 12,18 m2
322
4. Pintu km/wc Jumlah
= 6 unit
Volume
= 6 unit
5. Kaca bening Ketebalan
= 5 mm
Luas
= 50 m2
Volume
= 50 m2
6. Kunci tanam Jumlah
= 6 buah
Volume
= 6 buah
7. Kunci tanam pada lavatory Jumlah
= 6 buah
Volume
= 6 buah
8. Espangnolet Jumlah
= 3 unit
Volume
= 3 unit
9. Engsel pintu steel Jumlah
= 45 buah
Volume
= 45 buah
10. Engsel jendela whitco Jumlah
= 16 buah
Volume
= 16 buah
323
11. Grandel Jumlah \
= 8 buah
Volume
= 8 buah
12. Partisi double texwood Ketebalan
= 6 mm
Luas
= 168,40 m2
Volume
= 168,40 m2
13. Pintu shart dan kosen Ketebalan
= 0,6 x 1,70
Jumlah
= 2 unit
Volume
= 2 unit
14. Railing tangga kayu jati ornamen
c.
Panjang
= 26 m
Volume
= 26
Pekerjaan Plafond 1. Plafond gypsum
d.
Jenis
= gypsum acustik
Luas
= 432 m2
Volume
= 432 m2
Pekerjaan Pasangan Lantai Dan Dinding 1. Lantai keramik 20/20 Luas
= 32 m2
Volume
= 32 m2
324
2. Lantai keramik 20/25 Luas
= 34 m2
Volume
= 34 m2
3. Lantai keramik tangga 30/30 Ukuran
= 30 x 30 cm
Luas
= 72 m2
Volume
= 72 m2
4. Bordes dinding keramik Luas
= 1,35 m2
Volume
= 1,35 m2
5. Lantai keramik 40/40 Luas
= 362 m2
Volume
= 362 m2
6. Water profing ruang lavatory
e.
Luas
= 32 m2
Volume
= 32 m2
Pekerjaan Sanitasi 1. Closet duduk Jumlah
= 3 buah
Volume
= 3 buah
2. Saringan air Jumlah
= 6 buah
Volume
= 6 buah
325
3. Kran air Jumlah
= 6 buah
Volume
= 6 buah
4. Wastafel Jumlah
= 3 buah
Volume
= 3 buah
5. Kaca cermin Jumlah
= 3 buah
Volume
= 3 buah
6. Urinoir Jumlah
= 2 buah
Volume
= 2 buah
7. Seket urinoir Jumlah
= 1 buah
Volume
= 1 buah
8. Meja beton wastafel
f.
Jumlah
=1m
Volume
=1m
Pekerjaan Pengecetan 1. Cat tembok luar Luas
= 508,46 m2
Volume
= 508,46 m2
326
2. Cat tembok dalam Luas
= 762,71 m2
Volume
= 762,71 m2
3. Cat plafond Luas Volume g.
= 423 m2 = 423 m2
Pekerjaan Instalasi Plambing 1. Pipa galvanis VIII. Pipa galvanis 1,5” Panjang
= 10 m
Volume
= 10 m
IX. Pipa galvanis 1” Panjang
= 10 m
Volume
= 10 m
X. Pipa galvanis ¾” Panjang
= 20 m
Volume
= 20 m
XI. Pipa galvanis ½” Panjang
= 15 m
Volume
= 15 m
2. Perelatan sambungan Volume
= 1ls
327
3. PVC jenis AW I. Pipa PVC 4” Panjang
= 15 m
Volume
= 15 m
II. Pipa PVC 6” Panjang
=5m
Volume
=5m
III. Pipa PVC 2” Panjang
= 20 m
Volume
= 20 m
4. Peralatan sambungan Volume
= 1 bot
5. Gate valve Ukuran
= 1”
Jumlah
= 1 buah
Volume
= 1 buah
6. Peralatan bantu Volume h.
= 1 ls
Pekerjaan Instalasi Penerangan 1. Lampu TL x 2 18 W Jumlah
= 33 buah
Volume
= 33 buah
328
2. Lampu pijar Jumlah
= 12 buah
Volume
= 12 buah
3. Stop kontak Jumlah
= 7 buah
Volume
= 7 buah
4. Saklar tunggal Jumlah
= 14 buah
Volume
= 14 buah
5. Saklar ganda Jumlah
= 4 buah
Volume
= 4 buah
6. Instalasi titik lampu dan stop kontak Jumlah
= 52 titik
Volume
= 52 titik
7. panel penerangan
4.
Jumlah
= 1 buah
Volume
= 1 buah
Pekerjaan Finshing Arsitektur Lantai 4 a. Pekerjaan pasangan batu bata dan plesteran 1. Pasangan bata 1:3 Volume
= 6,71 m3
2. Pasangan bata 1:5 Volume
= 58,93 m3
329
3. Plesteran 1:3 Volume
= 111,8 m2
4. Plesteran 1:5 Volume
= 982,16 m2
5. Plesteran beton Volume
= 204,09 m2
6. Sponengan sudut Volume
= 579,0 m1
7. Plint lantai Volume
= 160,0 m1
8. Beton praktis, sloof dan kolom Volume
= 2,43 m3
b. Pekerjaan Pasangan Kosen 1. Kosen alumunium Ketebalan
= 6”
Panjang
= 214,50 m
Volume
= 214,50 m
2. Raam jendela alumunium Ketebalan
= 2,5”
Panjang
= 35 m
Volume
= 35 m
3. Daun pintu double texwood Luas
= 13,86 m2
Volume
= 13,86 m2
330
4. Pintu km/wc Jumlah
= 6 unit
Volume
= 6 unit
5. Kaca bening Ketebalan
= 5 mm
Luas
= 49,60 m2
Volume
= 49,60 m2
6. Kunci tanam Jumlah
= 6 buah
Volume
= 6 buah
7. Kunci tanam pada lavatory Jumlah
= 6 buah
Volume
= 6 buah
8. Espangnolet Jumlah
= 6 unit
Volume
= 6 unit
9. Engsel pintu steel Jumlah
= 54 buah
Volume
= 54 buah
10. Engsel jendela whitco Jumlah
= 16 buah
Volume
= 16 buah
11. Grandel Jumlah
= 8 buah
Volume
= 8 buah
331
12. Partisi double texwood Ketebalan
= 6 mm
Luas
= 153,90 m2
Volume
= 153,90 m2
13. Pintu shart dan kosen Ketebalan
= 0,6 x 1,70
Jumlah
= 2 unit
Volume
= 2 unit
14. Railing tangga kayu jati ornamen Panjang
= 26 m
Volume
= 26 m
c. Pekerjaan Plafond Plafond gypsum Jenis
= gypsum acustik
Luas
= 432 m2
Volume
= 432 m2
d. Pekerjaan Pasangan Lantai Dan Dinding 1. Lantai keramik 20/20 Luas
= 32 m2
Volume
= 32 m2
2. Lantai keramik 20/25 Luas
= 34 m2
Volume
= 34 m2
332
3. Lantai keramik tangga 30/30 Ukuran
= 30 x 30 cm
Luas
= 72 m2
Volume
= 72 m2
4. Lantai keramik 40/40 Luas
= 362 m2
Volume
= 362 m2
5. Water profing ruang lavatory Luas
= 32 m2
Volume
= 32 m2
e. Pekerjaan Sanitasi 1. Closet duduk Jumlah
= 4 buah
Volume
= 4 buah
2. Saringan air Jumlah
= 7 buah
Volume
= 7 buah
3. Kran air Jumlah
= 10 buah
Volume
= 10 buah
4. Wastafel Jumlah
= 6 buah
Volume
= 6 buah
333
5. Kaca cermin Jumlah
= 3 buah
Volume
= 3 buah
6. Urinoir Jumlah
= 3 buah
Volume
= 3 buah
7. Seket urinoir Jumlah
= 3 buah
Volume
= 3 buah
8. Meja beton wastafel Jumlah
=3m
Volume
=3m
f. Pekerjaan Pengecetan 1. Cat tembok luar Luas
= 475 m2
Volume
= 475 m2
2. Cat tembok dalam Luas
= 711,25 m2
Volume
= 711,25 m2
3. Cat plafond Luas
= 420 m2
Volume
= 420 m2
334
g. Pekerjaan Instalasi Plambing 1. Pipa galvanis I. Pipa galvanis 1,5” Panjang
= 10 m
Volume
= 10 m
II. Pipa galvanis 1” Panjang
= 10 m
Volume
= 10 m
III. Pipa galvanis ¾” Panjang
= 20 m
Volume
= 20 m
IV. Pipa galvanis ½” Panjang
= 25 m
Volume
= 25 m
2. Perelatan sambungan Volume
= 1ls
3. PVC jenis AW XII. Pipa PVC 4” Panjang
= 15 m
Volume
= 15 m
XIII. Pipa PVC 6” Panjang
=5m
Volume
=5m
XIV. Pipa PVC 2” Panjang
= 20 m
Volume
= 20 m
335
4. Peralatan sambungan Volume
= 1 bot
5. Gate valve Ukuran
= 1”
Jumlah
= 1 buah
Volume
= 1 buah
6. Peralatan bantu Volume
= 1 ls
h. Pekerjaan Instalasi Penerangan 1. Lampu TL x 2 18 W Jumlah
= 27 buah
Volume
= 27 buah
2. Lampu pijar Jumlah
= 12 buah
Volume
= 12 buah
3. Stop kontak Jumlah
= 10 buah
Volume
= 10 buah
4. Saklar tunggal Jumlah
= 10 buah
Volume
= 10 buah
5. Saklar ganda Jumlah
= 3 buah
Volume
= 3 buah
336
6. Instalasi titik lampu dan stop kontak Jumlah
= 49 titik
Volume
= 49 titik
7. Panel penerangan
5.
Jumlah
= 1 buah
Volume
= 1 buah
Pekerjaan Finishing Arsitektur Lantai 5 a. Pekerjaan pasangan batu bata dan plesteran 9. Pasangan bata 1:3 Volume
= 3,6 m3
10. Pasangan bata 1:5 Volume
= 59,6 m3
11. Plesteran 1:3 Volume
= 60,0 m2
12. Plesteran 1:5 Volume
= 993,4 m2
13. Plesteran beton Volume
= 167,6 m2
14. Sponengan sudut Volume
= 576 m1
15. Plint lantai Volume
= 75,0 m1
16. Beton praktis, sloof dan kolom Volume
= 2,15 m3
337
b. Pekerjaan Pasangan Kosen 1. Kosen alumunium Ketebalan
= 6”
Panjang
= 191,20 m
Volume
= 191,20 m
2. Daun pintu double texwood Luas
= 6,30 m2
Volume
= 6,30 m2
3. Pintu km/wc Jumlah
= 3 unit
Volume
= 3 unit
4. Kaca bening Ketebalan
= 5 mm
Luas
= 47,42 m2
Volume
= 47,42 m2
5. Kunci tanam Jumlah
= 3 buah
Volume
= 3 buah
6. Kunci tanam pada lavatory Jumlah
= 3 buah
Volume
= 3 buah
7. Espangnolet Jumlah
= 1 unit
Volume
= 1 unit
338
8. Engsel pintu steel Jumlah
= 21 buah
Volume
= 21 buah
9. Ornamen atap Panjang
= 1 buah
Volume
= 1 buah
c. Pekerjaan Plafond Plafond gypsum Jenis
= gypsum acustik
Luas
= 416 m2
Volume
= 416 m2
d. Pekerjaan Pasangan Lantai dan Dinding 1. Lantai keramik 20/20 Luas
= 16 m2
Volume
= 16 m2
2. Lantai keramik 20/25 Luas
= 34 m2
Volume
= 34 m2
3. Water profing ruang lavatory Luas
= 16 m2
Volume
= 16 m2
e. Pekerjaan Sanitasi 1. Closet duduk Jumlah
= 1 buah
Volume
= 1 buah
339
2. Saringan air Jumlah
= 3 buah
Volume
= 3 buah
3. Kran air Jumlah
= 2 buah
Volume
= 2 buah
4. Wastafel Jumlah
= 1 buah
Volume
= 1 buah
5. Kaca cermin Jumlah
= 1 buah
Volume
= 1 buah
f. Pekerjaan Pengecetan 1. Cat tembok luar Luas
= 464,40 m2
Volume
= 464,60 m2
2. Cat tembok dalam Luas
= 696,60 m2
Volume
= 696,60 m2
g. Pekerjaan Instalasi Plambing 1. Pipa galvanis I. Pipa galvanis 1,5” Panjang
= 10 m
Volume
= 10 m
340
II. Pipa galvanis 1” Panjang
= 10 m
Volume
= 10 m
III. Pipa galvanis ¾” Panjang
= 15 m
Volume
= 15 m
IV. Pipa galvanis ½” Panjang
= 10 m
Volume
= 10 m
2. Perelatan sambungan Volume
= 1ls
3. PVC jenis AW I. Pipa PVC 4” Panjang
=5m
Volume
=5m
II. Pipa PVC 2” Panjang
=5m
Volume
=5m
4. Peralatan sambungan Volume
= 1 bot
5. Gate valve Ukuran
= 1”
Jumlah
= 1 buah
Volume
= 1 buah
6. Peralatan bantu Volume
= 1 ls
341
h. Pekerjaan Instalasi Penerangan 1. Lampu TL x 2 18 W Jumlah
= 15 buah
Volume
= 15 buah
2. Lampu pijar Jumlah
= 3 buah
Volume
= 3 buah
3. Stop kontak Jumlah
= 4 buah
Volume
= 4 buah
4. Saklar tunggal Jumlah
= 2 buah
Volume
= 2 buah
5. Saklar ganda Jumlah
= 6 buah
Volume
= 6 buah
6. Instalasi titik lampu dan stop kontak Jumlah
= 22 titik
Volume
= 22 titik
7. Panel penerangan Jumlah
= 1 buah
Volume
= 1 buah
BAB VI PENUTUP
Dalam penyusunan Proyek Akhir Perencanaan Struktur Gedung Dekranasda Disperindag Propinsi Jawa Tengah ini banyak sekali dijumpai hambatan. Hal tersebut karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman penulis dalam hal perencanaan dan pelaksanaan suatu proyek. Meskipun demikian, penulis mencoba mengatasi dengan teori yang telah diterima di bangku kuliah dan berbagai literatur tentang pelaksanaan
suatu proyek, dengan upaya tersebut,
hambatan – hambatan di atas dapat diatasi. 6.1
Kesimpulan 1. Dalam perencanaan suatu stuktur bangunan diperlukan ketelitian dan kecermatan yang tinggi sehingga perhitungan yang dihasilkan benar – benar akurat dan sesuai dengan yang diharapkan. 2. Dengan rencana kerja yang baik akan membantu pelaksanaan dan penghematan dalam hal penggunaan sumber tenaga, material, peralatan, dan keuangan yang diperlukan. 3. Gambar kerja merupakan pedoman yang sangat menetukan dalam hal pelaksanaan dan perhitungan anggaran biaya pelaksanaan pekerjaaan disamping rencana kerja dan syarat – syarat (RKS).
357
358
6.2 Saran 1. Pelaksanaan poyek harus disesuaikan dengan rencana kerja dan syarat – syarat yang telah ditentukan agar dapat menghasilkan stuktur bangunan yang sesuai dengan yang diharapkan maupun persyaratan. 2. Pelaksanaan pembangunan proyek harus diusahakan cepat dan tepat dalam segala pelaksanaanya sesuai dengan time schedule yang telah dibuat dengan tetap memperhatikan mutu dan kualitas bangunan. 3. Untuk memperlancar kegiatan proyek agar selesai tepat pada waktunya diperlukan kerjasama yang baik antara pihak – pihak yang terkait dalam pembangunan proyek tersebut. 4. Dalam pelaksanaan pembangunan proyek harus dilakukan pengawasan sebaik mungkin untuk menghindari kesalahan yang dapat berakibat fatal, baik pada keamanan saat pelaksanaan maupun tingkat kenyamanan selama bangunan yang telah berdiri digunakan.
359
DAFTAR PUSTAKA
Apriyatno, Henry. 2003. Materi Kuliah Strukur Beton. Jurusan Teknik Sipil FT UNNES Semarang. DPU. 1961. Pedoman Perencanaan Kayu Indonesia 1961. Bandung: Yayasan Normalisasi Indonesia. DPU. 1984. Peraturan Perencanaan Bangunan Baja Indonesia. Bandung: Yayasan Lembaga Penyelidikan Masalah Bangunan. DPU. 1987. Pedoman Perencanaan Bangunan Baja Untuk Gedung. Jakarta: Yayasan Badan Penerbit PU. DPU. 1987. Pedoman Perencanaan Ketahanan Gempa Untuk Rumah Dan Gedung. Jakarta: Yayasan Badan Penerbit PU. DPU. 1991. SK SNI T-15-1991-03 “Tata Cara Perhitungan Struktur Beton Untuk Bangunan Gedung”. Bandung: Yayasan LPMB. DPU. 1989. Pedoman Beton. Bandung: Yayasan Penerbit PU. Gunawan, Rudy. 1988. Tabel Profil Konstruksi Baja. Yogyakarta: Kanisus. Suryolelono, K.B. 1994. Teknik Fondasi Bagian II . Yogyakarta: Nafiri.