Specifikasi Teknis Tambat Perahu
SPESIFIKASI UMUM PASAL 1 KETENTUAN UMUM
a. Jenis pekerjaan yang dilaksanakan adalah Pengadaan Tambat Perahu/Kapal (Lanjutan) (Lanjutan) b. Pekerjaan harus dilaksanakan menurut peraturan dan Rencana.
Syarat-syarat serta Gambar
c. Segala perubahan hanya dianggap sah dan dibenarkan apabila mendapatkan persetujuan Direksi Pekerjaan secara tertulis. d. Segala perintah dan petunjuk dari Direksi Direksi Pekerjaan harus ditaati dan dilaksanakan dengan baik demi sempurnanya pekerjaan. e. Pada akhir pelaksanaan dan setelah berakhirnya masa pemeliharaan pekerjaan harus diserahkan kepada Pemberi Tugas dalam keadaan baik dan memuaskan yang disertai Berita Acara Penyerahan Pekerjaan. PASAL 2 URAIAN UMUM
a. Pemberian Pekerjaan meliputi mendatangkan (levering), pengolahan semua bahan, pengerahan tenaga kerja, mengadakan alat pembantu dan sebagainya yang pada umumnya langsung atau tidak langsung termasuk didalam usaha menyelesaikan dengan baik dan menyerahkan pekerjaan yang sempurna dan lengkap. Juga disini dimaksudkan pekerjaan atau bagian pekerjaan yang walaupun tidak jelas disebutkan didalam RKS dan gambar-gambar tetapi masih berada didalam lingkup pembangunan yang dalam hal ini dilaksanakan sesuai dengan petunjuk-petunjuk Pemberi Tugas dan Direksi Pekerjaan. b.
Lapangan pekerjaan dalam keadaan pada waktu penawaran, termasuk segala sesuatu yang berada disitu diserahkan tanggungjawabnya tanggungjaw abnya kepada Kontraktor.
c.
Oleh Kontraktor pekerjaan haruslah diserahkan dengan sempurna dalam keadaan selesai dimana termasuk pembersihan lapangan dan sebagainya.
d.
Untuk keperluan persiapan dan perlengkapan guna pelaksanaan pekerjaan utama, Kontraktor berkewajiban antara lain : 1. Membersihkan halaman kerja kerja dari hal-hal yang dapat mengganggu jalannya pelaksanaan pekerjaan utama. 2. Mengadakan sumber-sumber air untuk keperluan pelaksanaan pekerjaan. Air kerja harus memenuhi syarat-syarat yang diperlukan masing-masing pekerjaan yang yan g bersangkutan. 3. Mengadakan penerangan listrik pada halaman kerja. 4. Mengadakan hal-hal yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan.
e. Pekerjaan harus dikerjakan sesuai dengan ketentuan-ketentuan dalam RKS, gambargambar yang ada maupun susulan yang terlampir dalam Berita Acara Penjelasan, perintah-perintah Pemberi Tugas selama pekerjaan berlangsung dan petunjuk-petunjuk Direksi Pekerjaan Lapangan. Lapangan. PASAL 3 PERALATAN
a. Kontraktor harus menyediakan sendiri semua peralatan kerja dalam jumlah yang cukup sesuai dengan jenis dan volume pekerjaan. b. Di samping peralatan kerja utama, Kontraktor juga harus menyediakan peralatan kerja
Specifikasi Teknis Tambat Perahu
bantu yang cocok dan lazim digunakan dalam pelaksanaan pekerjaan ini, serta jumlahnya cukup. PASAL 4 FOTO DOKUMENTASI
a. Kontraktor harus membuat foto-foto dokumentasi dalam tahapan pekerjaan sebagai berikut : 1. Sebelum pekerjaan dimulai ( 0% ) 2. Pelaksanaan lapangan mencapai 50 % 3. Pekerjaan mencapai 100 %. b. Tata cara pengambilan foto dokumentasi diambil dalam arah dan tempat yang sama setiap tahapan sehingga dapat menggambarakan kemajuan secara kronologis dan jelas, khususnya yang dianggap penting disusun dalam album dan diserahkan kepada Direksi Pekerjaan sebanyak 3 (tiga) rangkap beserta negatif filmnya dan selanjutnya menjadi dokumen proyek. PASAL 5 GAMBAR DAN KETENTUAN UKURAN
c. Kontraktor diwajibkan untuk memeriksa kecocokan ukuran dalam gambar rencana dengan keadaan lapangan, maka Kontraktor harus segera memberitahukan kepada Direksi Pekerjaan. Direksi Pekerjaan akan menentukan perubahan pada rencana pekerjaan yang tidak sesuai dengan keadaan lapangan tersebut. d. Gambar-gambar Rencana nantinya akan dilampirkan dalam Kontrak yang juga dipergunakan sebagai gambar rencana untuk melaksanakan pekerjaan. e. Ukuran-ukuran patok dapat dilihat pada gambar rencana, ukuran-ukuran yang tidak tercantum dalam gambar atau kurang jelas dapat ditanyakan kepada Direksi Pekerjaan. f. Gambar-gambar detail yang belum ada dan dianggap perlu oleh Direksi Teknik/Direksi Pekerjaan harus dibuat oleh Kontraktor berupa Gambar Kerja (Shop Drawings) dan sebelum dilaksanakan harus diperiksa dan disetujui oleh Direksi Pekerjaan, dan menjadi milik Pemberi Tugas. g. Apabila selama pelaksanaan pekerjaan terdapat perubahan-perubahan,maka Kontraktor harus menyerahkan gambar-gambar revisi yang telah disetujui Direksi Pekerjaan, dalam rangkap 3 (tiga) masing-masing : 1. 1 (satu) set untuk Kontraktor 2. 1 (satu) set untuk Direksi Pekerjaan. 3. 1 (satu) set untuk Pemberi Tugas. PASAL 6 KESEHATAN KERJA Kontraktor diwajibkan memberi jaminan kesehatan dan keamanan serta keselamatan bagi para pekerja, antara lain menyediakan kotak P3K lengkap dengan obat-obatan yang dibutuhkan sebagai alat penolong jika terjadi kecelakaan di lokasi pekerjaan. PASAL 7 PROGRAM PELAKSANAAN
a. Kontraktor harus membuat Program Pelaksanaan dalam bentuk Bar-Chard, dan jika dimungkinkan dalam bentuk Network Planning yang dapat memperlihatkan alur kerja untuk setiap kegiatan hal-hal sebagai berikut : 1. Jenis kegiatan dan volume. 2. Waktu pelaksanaan. 3. Jumlah dan jenis tenaga kerja, perlatan dan material yang diperlukan. b. Aktivitas yang diperlihatkan pada Program harus sudah termasuk pelaksanaan pekerjaan mobilisasi, persiapan, dan lain-lain, serta kelonggaran waktu dengan adan ya libur umum.
Specifikasi Teknis Tambat Perahu
PASAL 8 LAPORAN HASIL PEKERJAAN
a.
Untuk kepentingan pengendalian pekerjaan dan pengawasan pekerjaan di lapangan, Kontraktor wajib membuat laporan harian, laporan mingguan dan laporan bulanan.
b. Semua laporan pelaksanaan yang dibuat oleh Kontraktor, harus diperiksa dan disetujui oleh Direksi Pekerjaan, dibuat dalam rangkap 3 (tiga) rangkap untuk diserahkan kepada Pemberi Tugas melalui Direksi Pekerjaan. c. Laporan harian, harus berisi : Kuantitas dan macam bahan yang ada di lapangan; penempatan tenaga untuk setiap macam tugas;p jumlah, jenis dan kondisi peralatan; Kuantitas dan jenis pekerjaan yang dilaksanakan; dan Keadaan cuaca termasuk hujan, banjir dan peristiwea alam lainnya yang berpengaruh terhadap kelancaran pekerjaan. d. Laporan Mingguan, dibuat setiap minggu, yang terdiri dari rangkuman laporan harian dan berisi hasil kemajuan fisik pekerjaan dalam periode satu minggu, serta hal-hal penting yang timbul atau berhubungan dengan pelaksanaan pekerjaan. e.
Laporan Bulanan dibuat setiap bulan yang terdiri dari rangkuman laporan mingguan dan berisi hasil kemajuan fisik pekerjaan dalam satu bulan. PASAL 9 PEKERJAAN PERSIAPAN
a. Pembersihan Lapangan Untuk mempersiapkan tempat kerja, penumpukan bahan-bahan, penempatan gudang sementara, perbaikan Direksi Keet lama dan lain-lain, Kontraktor juga harus terlebih dahulu membersihkan serta membenahi lapangan.
b.
Untuk menjamin keamanan dan mutu bahan (termasuk peralatan dll yang diperlukan), Kontraktor harus menyediakan gudang penyimpanan yang tertutup kuat dan aman dari resiko hilang/kerusakan. Kontraktor juga diwajibkan untuk menyediakan barak kerja.
c. Kantor Direksi (Direksi Keet) 1. Kontraktor perlu menyediakan Kantor Direksi (Direksi Keet) atau memperbaiki dan membersihkan Kantor Direksi (Direksi Keet) lama dan menyediakan kembali kelengkapan Direksi Keet seperti meja kerja, white board dan lain-lain yang dianggap perlu. 2. Kontraktor menyediakan sarana penerangan dan air bersih secukupnya, yang diperlukan Kantor Direksi. 3. Kontraktor bertanggung-jawab atas perawatan Kantor Direksi Pekerjaan dan kelengkapannya. PASAL 10 DAERAH KERJA DAN JALAN MASUK
a. Kontraktor akan diberikan daerah kerja untuk pelaksanaan pekerjaan ini. b. Kontraktor harus membatasi operasinya di lapangan yang betul-betul diperlukan untuk pekerjaan tersebut. Tata letak yang meliputi jalan masuk, lokasi penyimpangan bahan bangunan dan jalur pengangkutan material dibuat oleh Kontraktor dengan persetujuan Direksi Pekerjaan. PASAL 11 MATERIAL
a. Bahan yang dipakai harus memenuhi persyaratan teknis yang ditentukan. b. Jika Kontraktor mengajukan bahan lain yang digunakan, maka mutunya minimal harus
Specifikasi Teknis Tambat Perahu
sama dengan yang disyaratkan dalam dokumen tender. Untuk pemesanan bahan itu, harus diberitahukan terlebih dahulu pada Direksi Pekerjaan yang meliputi jenis, kuaslitas serta kuantitas dari bahan yang dipesan untuk mendapat persetujuan. c. Semua bahan-bahan yang akan dipakai dalam pekerjaan ini harus memenuhi ketentuan-ketentuan umum yang berlaku di Indonesia, mengenai bahan bangunan serta persyaratan – persyaratannya akan dicantumkan di dalam pasal-pasal berikut. d.
Bilamana akibat satu dan lain hal, bahan yang disyaratkan tidak dapat diperoleh. Kontraktor boleh mengajukan usul perubahan pada Direksi Pekerjaan sepanjang mutunya paling tidak sama dan apa yang disyaratkan.
e. Direksi Pekerjaan akan menilai dan memberi persetujuan secara tertulis sepanjang memenuhi persyaratan teknis dan Kontraktor diwajibkan untuk sejauh mungkin mempergunakan bahan-bahan produksi dalam negeri. PASAL 12 LALU – LINTAS
Dalam melaksanakan pekerjaan dan pengangkutan bahan-bahan untuk keperluan pekerjaan, Kontraktor harus berhati-hati sedemikian sehingga tidak mengganggu kelancaran lalu-lintas atau menimbulkan kerusakan terhadap bangunan yang telah ada serta prasarana lainnya.Bila terjadi kerusakan, Kontraktor berkewajiban untuk memperbaiki atau menggantinya. Kontraktor juga harus menyediakan rambu-rambu/tanda-tanda peringatan di sekitar lapangan kerja atau jalan masuk ke lokasi pekerjaan. PASAL 13 C U A C A
Pekerjaan harus dihentikan apabila cuaca tidak mengijinkan, yang dapat mengakibatkan penurunan mutu pekerjaan. PASAL 14 SARANA PEKERJAAN DAN AIR KERJA
Kontraktor harus menyediakan sarana atau prasarana penerangan dan air kerja, yang diperlukan selama pelaksanaan pekerjaan berlangsung. PASAL 15 PERALATAN SURVEI
Kontraktor harus menyediakan peralatan survey yang akan dipakai oleh Direksi Pekerjaan, dan alat-alat tersebut harus disetujui oleh Direksi Pekerjaan. Setelah pekerjaan selesai seluruh peralatan tersebut akan dikembalikan kepada Kontraktor.
Specifikasi Teknis Tambat Perahu
SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN PASAL 16 LINGKUP KEGIATAN PEKERJAAN
1. Lingkup Pekerjaan Pekerjaan yang dimaksud dalam uraian ini adalah: Pengadaan Tambat Perahu/Kapal (Lanjutan) 2. Situasi 1. Lokasi bangunan yang akan dilaksanakan terletak di, Kecamatan Wangi-Wangi Selatan Kabupaten Wakatobi. 2. Lokasi pekerjaan akan diserahkan kepada pelaksana sebagaimana adanya pada waktu rapat penjelasan, untuk itu calon pemborong wajib meneliti situasi medan terutama kondisi tanah bangunan, sifat dan luasnya serta pekerjaan lainnya yang berpengaruh terhadap pembangunan tersebut. 3. Kelalaian dan kekurang telitian dalam hal ini tidak dapat dijadikan alasan untuk mengajukan claim dikemudian hari. 4. Setelah rapat penjelasan akan diadakan peninjauan lokasi sebagai patokan dasar untuk menghitung anggaran/penawaran yang diajukan. PASAL 17 PERSYARATAN BAHAN BANGUNAN
17.1. Bahan Bangunan. Yang disebut dengan bahan bangunan adalah semua bahan yang digunakan dalam pelaksanaan pekerjaan sebagai tercantum di dalam rencana kerja dan syarat-syarat serta gambar-gambarnya. a. Semua bahan bangunan harus berkualitas baik, dan menda-patkan persetujuan dari direksi/pengawas. b. Dalam jangka waktu 2x24 jam semua bahan-bahan yang dinyatakan ditolak oleh direksi supaya dikeluarkan dari lokasi proyek, dan apabila ternyata bahan-bahan tersebut masih digunakan oleh pemborong, maka direksi berhak memerintahkan pembongkaran kembali dan segala kerugian yang diakibatkan menjadi tanggungan pemborong sepenuhnya. 17.2. Semen Portland. Semua yang dipakai harus berkualitas baik, sudah dikenal mereknya dan memenuhi syaratsyarat yang tercantum di dalam NI-8 (Peraturan S emen Indonesia). 17.3. Batu Gunung Bahan batu yang digunakan untuk bangunan adalah batu belah/gunung kecuali dipersyaratkan lain, harus sesuai dengan PUBB 1970 dan cara terbaik yang dikenal di daerah Lokasi kegiatan, Bahan harus mendapatkan persetujuan terlebih dahulu sebelum digunakan. 17.4. Kerikil Beton Kerikil yang boleh dipakai adalah jenis yang keras, permukaan kasar dari jenis blost atau andesit yang mudah dicuci. Besar butiran diameter 1/2 inci sampai dengan diameter 3,1 cm. Dan kerikil tersebut tidak boleh dicampur dengan batu cadas dan dalam keadaan bersih dan tidak mengandung lumpur,serta memenuhi persyaratan yang tercantum dalam PBI 1971 dan dapat disetujui melalui penelitian laboratorium, untuk Lokasi pengambilan bahan direkomendasikan.
17.5. Pasir a. Pasir untuk adukan beton dipakai adalah pasir beton yang berkualitas baik dan bersih serta memenuhi persyaratan yang tercantum dalam PBI 1971 dan harus mendapatkan persetujuan bahan yang digunakan. b. Pasir pengisi (pasir urug) dapat digunakan pasir biasa yang tidak mengandung bahan organis (seperti sisa-sisa kayu, daun akar, garam dan lain-lain) serta tidak berlumpur dan harus mendapatkan persetujuan bahan yang digunakan.
Specifikasi Teknis Tambat Perahu
Semua kayu yang dipergunakan harus kering benar, tidak mengandung cacat, dan kualitet yang baik. Ditempat pekerjaan kayu-kayu harus disusun secara baik dan tepat, menghindarkan terjadinya cacat-cacat kayu yang diakibatkan oleh kesalahan penumpukan. 17.6. Cat a. Cat yang sudah siap dan segera dipakai tidak diperbolehkan mengandung endapan yang sudah membantu, dan sesudah diaduk-aduk dengan baik harus menjadi homogen, serta dapat disapukan dengan mudah. b. Warna dari cat adalah warna aslinya dari kaleng dan tidak boleh ada campuran dari bermacam-macam warna dari dua atau lebih. Cat yang sudah disetujui merk dan warnanya supaya diberitahukan kepada pemberi tugas untuk memudahkan pemeliharaannya dikemudian hari. c. Semua material cat yang digunakan harus mendapat persetujuan dari pihak direksi. 17.7. Air kerja a. Air kerja untuk keperluan adukan, pasangan beton, pekerjaan pasangan dan beton harus bersih dan tidak mengandung zat kimia (garam-garam) yang merusak. b. Bila tidak mungkin dan tidak cukup air kerja didapat dari saluran air minum setempat, pemborong harus mengusahakan dari sumber air lainnya, dan harus memenuhi syarat. PASAL 18 PEKERJAAN PERSIAPAN
18.1. Pelaksanaan pekerjaan. Persiapan bangunan, ukuran tinggi, pengukuran : a. Sebelum pekerjaan dimulai pemborong harus membersihkan lokasi bangunan dari segala macam kotoran yang dapat mengganggu pelaksanaan atau mempengaruhi kwalitas pelaksanaan bangunan tersebut. b. Tinggi dasar PEIL ditentukan bersama-sama Perencana,Direksi, Pelaksana dan pengelola proyek dan harus disesuaikan dengan gambar kerja. c. Pembuatan dan pemasangan papan pelaksanaan harus dibuat dari kayu, pasangannya harus kuat dan kokoh, permukaan atas rata dan bersifat datar (waterpas). d. Segala pekerjaan pengukuran persiapan (uitzet) termasuk tanggung jawab pemborong. e. Pekerjaan-pekerjaan tersebut harus dilaksanakan berikut pengerjaannya dan pengadaan segala macam bahan, dan lain-lain, meskipun hal tersebut tidak diuraikan secara terperinci dalam RKS. PASAL 19 PEKERJAAN TANAH / PASIR
19.1. Keterangan a. Bagian ini mencakup seluruh pekerjaan yang diminta oleh bagian-bagian pekerjaan dari Proyek ini, sebagaimana dituntut oleh gambar-gambar dan RKS serta dokumen kontrak yang saling berkaitan. b. Sebelum pekerjaan dimulai maka pemborong wajib meneliti semua dokumen kontrak, memeriksa kebenaran dari kondisi pekerjaan, meninjau tempat pekerjaan dan kondisi yang ada, mengadakan pengukuran serta mempertimbangkan seluruh lingkup pekerjaan yang membutuhkan penyelesaian dan kelengkapan proyek. c. Site diserahkan kepada pemborong dalam rangka pelaksanaan pembangunan ini seperti apa adanya. Seluruh pekerjaan pembersihan dan penyesuaian ketinggian halaman/lantai, sepenuhnya menjadi tanggung jawab pemborong. 19.2. Pelaksanaan Pekerjaan Persiapan tanah bangunan, ukuran tinggi, pengukuran: a. Sebelum pekerjaan dimulai pemborong harus membersihkan tanah bangunan dari bekas kotoran-kotoran dan segala macam tanaman sampai ke akar-akarnya. b. Pekerjaan penggalian untuk pondasi tidak boleh dimulai sebelum papan dasar pelaksanaan (bouwplank) serta tinggi dasar + 0.00 dan sumbu-sumbu tiang disetujui direksi dan/atau pengawas bangunan setempat yang berwenang. c. Segala pekerjaan pengukuran persiapan atau (uitzet) termasuk tanggung jawab pemborong.
Specifikasi Teknis Tambat Perahu
d. Pekerjaan penimbunan tanah disesuaikan dengan kondisi lahan yang akan dibangun dan sesuai dengan gambar rencana serta penentuan ketinggian timbunan ditentukan bersama pihak direksi, pelaksana dan pengelola proyek. PASAL 20 PEKERJAAN BETON 20.1. Spesifikasi Spesifikasi ini meliputi semua pekerjaan beton bertulang dan tak bertulang yang diperlukan. Semua pekerjaan ini harus mengikuti Peraturan Beton Indonesia (PBI) 1971. Sepanjang tidak diatur dalam spesifikasi ini. a. Kelas dan mutu beton Untuk pekerjaan ini dipakai kelas dan mutu beton dengan campuran minimal 1Pc : 2Psr : 3 Split. b. Kelas dan mutu baja Untuk pekerjaan baja tulangan harus dipakai baja tulangan U-24. c. Bahan-bahan. Semen yang digunakan adalah semen yang berkualitas baik, bukan dari jenis Masonry dan memenuhi ketentuan-ketentuan dan syarat-syarat yang ditentukan dalam NI-8. Semen Portland yang harus sesuai dengan yang dicantumkan dalam spesifikasi ini. Apabila diperlukan persyaratan-persyaratn khusus mengenai sifat betonnya, maka dapat dipakai jenis-jenis semen lain dari pada yang ditentukan dalam NI-8. Dalam hal ini, pelaksana diharuskan untuk meminta pertimbangan-pertimbangan dari lembaga pemeriksa bahan- bahan yang diakui. Semua agregat halus dan kasar yang dipakai harus sesuai dengan spesifikasi ini. Air yang dipakai harus sesuai ketentuan-ketentuan yang ditetapkan dalam spesifikasi ini. Air yang dipakai untuk pembuatan dan perawatan beton tidak boleh mengandung minyak, asam, alkali, garam-garam, bahan-bahan organis atau bahan-bahan lain yang merusak beton dan/atau bajan tulangan. Dalam hal ini sebaiknya dipakai air bersih yang dapat diminum. Apabila terdapat keraguan mengenai air, dianjurkan untuk mengirim contoh air itu kelaboratorium pemeriksa bahan-bahan. Semua besi u t langan harus sesuai dengan ketentuan-Ketentuan yang ditetapkan dalam spesifikasi ini. d. Semen Semua semen yang dipakai harus semen Portland kelas I yang sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan dalam standard NI-8 atau ASTMC-150 type I. e. Jika dianggap perlu oleh direksi, pemborong harus melakukan pemeriksa-an dan pengujian dibawah pengawasan direksi atau semen harus sesuai dengan NI-18 atau ASTMC-150 atau standar lain yang dapat disetujui. Pemeriksaan dan pengujian semen dapat diserahkan kepad alaboratori-um pemeriksaan bahan yang disetujui. Semen yang dapat digunakan adalah semen yang belum lewat 3 (tiga) bulan dalam kantong. Pemeriksaan dengan tangan dapat dilakukan pada semen untuk memeriksa adanya gumpalan-gumpalan, yang berarti sudah adanya proses hidrasi dengan uap air. Semen semacam ini tidak dapat untuk beton struktural. f. Penyimpanan. Pemborong harus membuat gudang-gudang penyimpanan semen yang baik dan memenuhi syarat-syarat sebagai berikut : Harus menjamin semen terlindung dari pengaruh iklim dan kelembab-an gudang harus cukup ventilasi. Lantai harus dibuat paling sedikit 30 cm di atas tanah. Harus dibuat cukup besar, untuk menyimpan stock yang menjamin kontinuitas pekerjaan. Semen-semen di atas harus diatur sedemikian rupa sehingga semen-semen yang datang lebih dulu dalam gudang dapat dipakai lebih dulu. Sebaiknya semen jangan ditumpuk lebih dari 2 m. Apabila semen telah disimpan lama dan atau mutunya diragukan, maka sebelum boleh dipakai harus diuji dulu dilaboratoium. Agergat harus ditimbun ditempat pekerjaan sedemikian rupa hingga pengotoran oleh bahan-bahan lain dan pencampuran satu sama lain dapat dicegah. Penggunaan bak-
Specifikasi Teknis Tambat Perahu
bak bahan yang berlantai sangat dianjurkan, untuk mencegah terbawanya tanah bawah pada waktu pengambilan bahan. Ditempat-tempat diman tanahnya gembut dan atau becek pada waktu hujan, penggunaan bak bahan yang berlantai menjadi keharusan. Batang-batang tulangan harus disimpan dengan tidak menyentuh tanah. Batang batang tulangan dari berbagai jenis baja harus diberi tanda-tanda yang jelas dan ditimbun terpisah jenis yang satu dari jenis yang lainnya, sehingga tidak mungkin saling bertukar. Penimbunan batang-batang tulangan diudara terbuka untuk jangka waktu yang panjang harus dicegah. g. Agregat halus dan kasar Agregat halus yang dipakai dapat terdiri dari : Pasir alam, yaitu: pasir yang disediakan pemborong dari sungai atau sumber lainnya yang disetujui oleh Direksi. Pasir buatan, yaitu : material yang dihasilkan oleh alat pemecah batu. Pasir dan Split halus yang dipakai harus bersih dan bebas dari tanah liat, karang, serpihan-serpihan maka, bahan - bahan organik dan alkalis, jumlah bahan-bahan yang merugikan tersebut tidak boleh 5%. Pasir yang akan dipakai hendaknya mempunyai gradasi yang baik sesuai dengan PBI 1971, apabila kadar lumpur melampui 5%, maka agregat halus harus dicuci. Agregat halus tidak boleh mengandung bahan-bahan organik terlalu banyak yang harus dibuktikan dengan uji coba laboratorium. Agregat halus harus terdiri dari butir -butir yang beraneka ragam besarnya dan apbila diayak harus memenuhi syarat-syarat : Bisa diatas ayakan 4 mm, harus min. 2% berat Bisa diatas ayakan 1 mm, harus min. 10% berat Sisa diatas ayakan 0,25% mm, harus berkisar antara 80% dan 95% berat Pasir laut tidak boleh diapaki sebagai agregat halus untuk semua mutu beton, kecuali dengan petunjuk-petunjuk dari lembaga pemeriksaan bahan - bahan yang diakui. Agregat Kasar yang akan digunakan : Yang akan dipakai dapat terdiri dari koral, batu pecah atau kombinasi keduanya. Agregat kasar yang digunakan adalah agregat dengan besar butir lebih dari 5 mm. Agregat kasar harus tidak berpori. Agregat kasar yang mengandung butir -butir pipih hanya dapat dipakai, apabila jumlah butir-buutir pipih tersebut tidak melalmpui 20% dari berat agregat seluruhnya. Butir-butir agregat kasar harus bersifat kekal, artinya tidak pecah/hancur oleh pengaruh-pengaruh cuaca, seperti terik matahari dan hujan. Agregat kasar tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 1% (ditentukan terhadap berat kering). Yang diartikan dengan lumpur adalah bagian-bagian yang dapat melalu ayakan 0,063 mm. Apabila kadar lumpur melampui 1 %, maka agergat kasar harus dicuci. Agregat kasar tidak boleh mengandung zat-zat yang dapat merusak beton seperti zat-zat yang reaktif-alkali. Kekerasan dari butir -butir agregat kasar harus diperiksa dalam laboratorium pengujian, dengan syarat-syarat minimum : Tidak terjadi pembubukan sampaifraksi 9,5 - 19 mm lebih dari 24% berat ; Tidak terjadi pembubukan sampai fraksi 19- 30 mm lebih dari 22% ; Tidak boleh terjadi kehilangan berat lebih dari 50%; Agergat kasar harus terdiri dari butir - butir yang beraneka ragam besarnya dan memenuhi persyaratan : Sisa ayakan 31,5 mm, harus 0% berat Sisa ayakan 4 mm, harus berkisar antara 90% dan berat 98% berat Selisih antara sisa-sisa kumulatif diatas dua ayakan yang berurutan, adalah maksimum 10% berat Berat butri agregat maksimum tidak boleh lebih raripada seperlima jarak terkecil antar bidang-bidang samping cetakan, sepertiga dari tebal pelat atau seperempat dari jarak bersih minimum diantara batang-batang atau berkas-berkas tulangan. Penyimpangan dari pembatasan ini diijinkan, apabila menurut pengawas ahli cara-cara penegcoran beton adalah sedemikian rupa sehingga menjamin tidak terjadinya sarang-sarang kerikil.
Specifikasi Teknis Tambat Perahu
Semua material harus sesuai dengan persyaratan beton PBI „71 h. Air Air yang dipakai untuk pekerjaan beton harus bebas dari lumpur, minyak asam garam, bahan bahan organik dan kotoran-kotoran lain dalam jumlah yang dapat merusak. Sebelum dipakai untuk pekerjaan beton, air dan sumbernya harus diperiksa dan diuji apakah sesuai atau tidak dengan ketentuan ini. i. Baja Tulangan Semua baja tulangan yang dipakai harus baru. Mutu baja harus sesuai dengan yang ditetapkan dalam gambar- gambar detail dan sesuai dengan standard Indonesia SNI-2, PBI 1971 dan mendapat persetujuan dari direksi. Jika diperlukan Direksi, Pemborong harus dapat memberikan sertifikat dari baja tulangan yang dipakai dari Laboratorium pengujian bahan dan/atau dari pabrik. Sebelum baja-baja tulangan didatangkan ke site, pemborong harus menyerahkan dulu contoh-contoh besi. Jika ternyata baja-baja tulangan tidak sesuai dengan spesifikasi, tidak sesuai dengan contoh-contoh yang dimaksudkan. Direksi dapat mengapkhir besi-besi tersebut. Segala kerugian menjadi tanggung jawab pemborong. Baja tulangan harus dibengkok/dibentuk dengan teliti sesuai dengan bentuk dan ukuranukuran yang tertera dalam gambar - gambar beton. Baja harus dibengkok dalam keadaan dingin. Sebelum dipasang baja tulangan harus bersih dari serpihan-serpihan, karat, minyak, gemuk, yang dapat mengurangi daya lekatan. Besi beton harus dipasang dengan teliti sesuai dengan gambar. Besi beton harus diikat pada tempatnya dengan kawat-kawat pengikat, klem-klem yang khusus diganjal dengan blok blok beton atau kesisi besi, spaces atau gantungan-gantungan sehingga dijamin tidak terjadi penggeseran pada waktu pengecoran beton. Tahu beton harus dibuat dengan adukan 1Pc : 2 Psr. Tulangan-tulangan beton harus disambung pada tempat-tempat sesuai dengan gambar konstruksi, jika diperlukan dapat disambung pada tempat-tempat lain tetapi harus mendapat persetujuan dari Direksi. j. Komposisi/Campuran Beton Beton harus dari semen Portland, pasir, kerikil/batu pecah dan air, semuanya dicampur dalam perbandingan yang serasi sehingga didapat kekentalan yang baik (mudah dikerjakan) dan kekuatan yang diinginkan. Campuran beton adalah : Untuk Campuran/perbandingan volume paling sedikit 1Pc : 2Psr : 3Split. Ukuran maksimum dari agregat kasar dari masing-masing bagian pekerjaan tidak boleh melebihi ukuran maksimum yang ditetapkan. k. Pengujian Beton Banyaknya air yang dipakai harus diatur sedemikian rupa dan disesuaikan dengan kadar air dan gradasi dari agregat sehingga kubus- kubus percobaan harus dibuat dan diuji sesuai dengan PBI 1971. Pemborong harus menyediakan peralatan-peralatan yang diperlukan untuk melakukan pengujian dan dikerjakan oleh petugas-petugas yang terlatih. Frekwensi pemeriksaan disesuaikan dengan PBI 1971 dan penetapan Direksi di lapangan. l. Pengadukan Beton. Alat pengukur bahan-bahan beton harus disediakan dan mempunyai ketelitian yang cukup untuk mengukur dari masing-masing bahan pembentuk beton. Bahan-bahan pembentuk harus dicampur dan diaduk dengan menggunakan Mesin Beton Mollen paling sedikit 1,5 menit sesudah semua bahan masuk ke dalam mesin beton mollen. Pengadukan yang berlebih-lebihan dan membutuhkan penambahan air untuk mendapatkan konsistensi beton yang dikehendaki, tidak diperbolehkan. Beton tidak boleh dicampur dan diaduk dengan tangan (hand mixing). m. Pengecoran Beton Sebelum pekerjaan pengecoran beton dilakukan, semua pekerjaan cetakan (bekisting) , baja-baja tulangan instalasi yang harus ditanam dalam beton sudah harus selesai dulu dan mendapat persetujuan dari Direksi. Pengecoran hanya boleh dilakukan jika Direksi atau wakilnya yang ditunjuk serta wakil Pemborong yang setingkat ada di tempat pekerjaan.
Specifikasi Teknis Tambat Perahu
Cetakan-cetakan harus dibersihkan dulu dengan jalan penyemprot-an air tawar atau compressor sihingga segala kotoran hilang dari cetakan. Beton harus dicor pada tempat pekerjaan secepat mungkin setelah pencampuran dan pengadukan dipadatkan dengan mechanical vibrator terus-menerus. Sambungan-sambungan pengecoran harus dibersihkan dan harus dilapisi dahulu dengan air semua sebelum dilakukan pengecoran baru. Beton harus dicor pada adukan yang baru (fresh). Pencampuran / penumpukan kembali beton tidak diperkenankan. Beton yang sudah mengeras tidak boleh digunakan lagi. Pada waktu pengecoran yang mana air campuran beton itu terjadi pemisahan antara air dan specinya, maka beton inipun tak boleh digunakan, adapun beton tidak boleh dituangkan terlalu tinggi sehingga dapat mengakibatkan terjadinya pemisahan/agregasi dari agregat. Tinggi maksimum pengecoran 1.5 meter. Pada penyetopan/pemotongan oleh hubungan semua penuangan beton harus membentuk suatu sudut (leping dan terjal) dan tidak bol eh vertikal supaya luasnya tetap minim. Setiap lapisan beton harus dipadatkan dengan alat penggetar atau vibrator. Dalam pemadatan setiap lapisan dari beton kepala, alat penggetar harus dapat menembus dan menggetarkan kembali beton pada bagian atas dari lapisan yang terletak di bawah. Semua material yang akan digunakan dalam pembuatan beton harus mendapat persetujuan dari pihak direksi. 20.2. Bekisting a. Cetakan/bekisting untuk beton harus disesuaikan dengan gambar-gambar rencananya sehingga bidang batasnya seperti yang diinginkan. Bahan yang akan digunakan untuk rencana cetakan harus mendapat persetujuan dari Direksi papan kayu Pontoh 3/20. b. Cetakan dibuat sedemikian rupa sehingga mendapatkan cetakan dengan permukaan yang rata dari beton serta harus berkekuatan dan mempunyai kekuatan yang tetap pada tempat dan bentuknya selama pembebanan dan berlangsungnya pekerjaan pemadatan beton. c. Sebelum beton dicor, permukaan dari cetakan - cetakan harus dilumuri dengan minyak atau bahan lain yang disetujui untuk mencegah melekatnya beton dengan cetakancetakan tersebut. d. Sebelum pengecoran dilaksanakan, kedudukan cetakan harus dicek kembali, sehingga pada pengecoran nanti kedudukan bekisting tidak berubah. 20.3. Pemeliharaan Beton a. Waktu dan cara pembukaan cetakan harus sesuai dengan petunjuk Direksi. Pekerjaan ini harus dikerjakan dengan hati-hati untuk menghindari kerusakan pada beton, pada permukaan-permukaan beton yang tidak beraturan harus segera diperbaiki disetujui oleh Direksi dan harus dilaksanakan oleh tukang yang ahli. b. Pembongkaran bekisting dapat dilakukan setelah beton berumur tiga minggu, sedang untuk cetakan samping, boleh dibongkar setelah empat belas hari. c. Pembongkaran bekisting tak boleh mempengaruhi keadaan konstruksi, oleh sebab itu pembongkaran bekisting harus memenuhi syarat-syarat yang ada dalam PBI. d. Selama paling sedikit dua minggu, bidang-bidang beton harus dibasahi terus menerus antara lain dengan karung-karung basah. Selama proses pengerasan ini, lantai tidak boleh dibebani. 20.4. Perbaikan Permukaan Beton a. Permukaan-permukaan beton akan diuji oleh Direksi guna menentukan apakah ketidakteraturan permukaan berada dalam batas-batas yang ditentukan di sini. b. Kerusakan yang memerlukan pembongkaran dan perbaikan ialah yang terdiri dari sarang kerikil, kerusakan karena cetakan, lubang-lubang karena keropos ketidakrataan oleh pengaruh sambungan-sambungan cetakan dan bergeraknya cetakan. PASAL 21 PEKERJAAN BATU BELAH / BATU GUNUNG
Pekerjaan ini meliputi pengadaan dan pemasangan semua bagian bangunan yang menggunakan batu belah. a. Bahan Bahan untuk pondasi adalah batu belah/gunung kecuali dipersya-atkan lain, harus sesuai dengan PUBB 1970 dan cara terbaik yang dikenal di sini . b. Material Batu-batu harus keras dengan permukaan kasar tanpa cacat/retak.
Specifikasi Teknis Tambat Perahu
c. Adukan Pasangan batu belah/gunung untuk pondasi bangunan adalah 1PC : 5 Psr. PASAL 22 PEKERJAAN PLESTERAN / SIAR MATA SAPI Pekerjaan ini meliputi pengadaan dan pengerjaan semua pekerjaan plesteran seperti yang disebut/ditunjuk dalam gambar dan persyaratan. 22.1. Campuran adalah sebagai berikut : a. Plesteran transram 1 Pc : 2 Psr. B. Pledsteran Siar Mata Sapi 1 PC : 3 Psr 22.2. Tebal plesteran, kecuali ditunjukkan lain dalam gambar adalah sebagai berikut : a. Pasangan batu Gunung bagian atas (25 cm) dan samping (10 cm) tebal minimun plesteran 15 mm. b. Pasangan Batu Miring tebal maksimun plesteran 15 mm dengan adukan 1Pc : 3Psr. 22.3. Pelaksanaan. Pergunakan mesin, mesin pengaduk (molen) dan peralatan yang memadai. Persiapkan dan bersihkan permukaan-permukaan yang akan diplester, dari kotoran -kotoran dan bahan-bahan lain yang dapat merusak plesteran. Tukang-tukang plester yang dinilai tidak cakap karena pekerjaannya yang buruk harus diganti dengan tukang yang baik Plesteran/adukan yang tidak sesuai dengan persyaratan teknis ini harus disingkirkan dari pekerjaan. Pekerjaan plesteran harus rata pada bidang pemasangannya. Pekerjaan plesteran yang tidak rata harus diperbaiki sesuai perintah pengawas. 22.4. Pencampuran a. Buat adukan dalam jumlah yang dapat dipakai habis dalam 45 menit. Adukan / plesteran dapat dipakai sampai sebatas adukan/plesteran tersebut tidak dapat diolah lagi ( 90 menit setelah adukan jadi). b. Membuat campuran adukan/plesteran tanpa mesin pengaduk hanya dapat dilaksanakan dengan izin pengawas. 22.5. Pemasangan Plesteran a. Plesteran ke Bagian atas Pondasi Talud (Plesteran Trasram) dan pasangan Batu Talud Miring (Siar Mata Sapi). Bersihkan per mukaan dinding bata dari noda-noda debu, minyak dan bahan-bahan lain yang dapa t mengurangi daya ikat. Pasang lapisan plester setebal yang dipersyaratkan. Ratakan dengan raskam kayu, basahkan selama kurang lebih 3 hari. b. Plesteran kepermukaan beton. Bersihkan permukaan beton dari sisa-sisa bekisting, debu, minyak- minyak, cat dan lain-lain bahan yang dapat mengurangi daya ikat plesteran. Basahi beton dengan air sehingga jernih, tunggu sampai aliran air berhenti. Pasangkan acian setebal 2-3 mm, kasarkan permukaan, kemudian pasangkan plester sebelum mengering. Ulangi poin pertama lalu pasangkan plesteran dalam ketebalan/ kerataan yang dipersyaratkan. Pasal 23 PEKERJAAN CAT/FINISHING
Pekerjaan ini meliputi pengadaan dan pemasangan cat serta finishing pada semua permukaan Kansteen sesuai dengan gambar-gambar, daftar-daftar persyaratan. 23.1. Pekerjaan Cat Kansteen. a. Semua Kansten beton dicat dengan Cat lapangan anti lumut warna kuning dan hitam dengan jarak interval setiap 50 cm. b. Semua kansteen Beton yang dikerjakan diluar lokasi pekerjaan tidak boleh didempul atau dicat dasar sebelum diperiksa dan disetujui oleh Direksi/ Supervisi Teknik. c. Semua bidang Kansteen Beton yang nampak, sebelum dilakukan pengecatan harus terlebih dahulu didempul hingga mempunyai permukaan halus. d. Permukaan kansteen yang sudah halus menurut penilaiaan Direksi / Supervisi Teknik baru dapat dicat dasar dengan minimal pengecetan 2 kali. e. Bidang kansteen yang sudah dicat hingga 3 kali sehingga mendapatkan permukaan rata dan mengkilap. g. Merk cat kayu yang digunakan akan ditentukan kemudian.
Specifikasi Teknis Tambat Perahu
PASAL 24 KETENTUAN TAMBAHAN
24.1. Pemborong harus melaksanakan sendiri pekerjaan ini dan tidak boleh menyerahkan sebagaian atau seluruh pekerjaan kepada pihak ketiga. 24.2. Pemborong diwajibkan mengatur tata tertib dan keamanan dalam pelaksanaan pekerjaan. 24.3. Pemborong bertanggung jawab atas segala kejadian/keselamatan kerja bagi karyawan atau pekerjanya sesuai peraturan/undang -undang keselamatan kerja yang berlaku. 24.4. Pemborong/rekanan harus dapat menyelesaikan secara keseluruhan (100%) sesuai dengan ketentuan yang dipersyaratkan. 24.5. Hal-hal yang belum tercantum dalam Gambar kerja serta Rencana Kerja dan Syarat-syarat pekerjaan ini akan disampaikan oleh Direksi secara tertulis. 24.6. Jika pada pelaksanaan pekerjaan terdapat ukuran atau hal-hal yang keliru / menyimpang, maka Kontraktor harus melaporkan kepada Direksi dan menanyakan hal-hal yang belum jelas tersebut untuk diberikan arahan. 24.7. Pemborong tidak dibenarkan menginterpretasikan sendiri hal-hal yang belum dimengerti, dan jika hal itu terjadi maka menjadi tanggung jawab/ kesalahan Kontraktor. 24.8. Sebelum penyerahan pertama pekerjaan, pemborong wajib meneliti semua bagian pekerjaan yang belum sempurna dan harus memperbaikinya. 24.9. Selama masa pemeliharaan, Pemborong wajib merawat, mengamankandan memperbaiki segala cacat yang timbul, sehingga apabila penyerahan kedua dilaksanakan pekerjaan telah benar-benar sempurna. Pembersihan akhir dilakukan disekitar lokasi pekerjaan, sesuai den gan instruksi Direksi. PASAL 25 PENUTUP
25.1. Ukuran duga (Feil) dan ukuran tinggi ditentukan dalam gambar. Pemborong wajib memeriksa semua ukuran ini didalam pelaksanaan, sehingga betul-betul sesuai dengan gambar dalam skala besar itulah yang betul. Dalam hal seperti ini pemborong wajib menanyakan kepada pihak pengawas pekerjaan. Bila terjadi ukuran keliru/menyimpang dari gambar tanpa pemberitahuan atau melaporkan hal ini adalah kesalahan / tanggung jawab pemborong. 25.2. Penentuan semua ukuran tadi harus digunakan pesawat ukur "Theodolit". Dan setelah ditentukan maka harus disyahkan/diketahui secara tertulis dibuku Direksi oleh pengawas pekerjaan. 25.3. Pembersihan/penyelesaian. a. Pembersihan diadakan disekitar lokasi bangunan. b. Semua sisa bahan bangunan yang tidak digunakan segera disingkirkan dari lokasi pekerjaan (sesuai dengan petunjuk Direksi). Meskipun dalam RKS ini terdapat ukuran pekerjaan dan uraian bahan-bahan tidak diuraikan yang harus dilaksanakan oleh pemborong tetapi disebutkan dalam penjelasan pekerjaan maka pekerjaan tersebut dianggap terurai dalam RKS. Wangi-Wangi, April 2015 Pejabat Pembuat Komitmen (PPK)
RADINI, S.Pd NIP. 19700830 199702 1 002