TUGAS PELAYANAN FARMASI KUMPULAN SWAMEDIKASI “Untuk Memenuhi Tugas Pelayanan Farmasi”
Disusun oleh : Kelas 2FA2 angkatan 2015
PROGRAM S1 FARMASI SEKOLAH TINGGI FARMASI BANDUNG 2015
“SARIAWAN”
Makalah Swamedikasi Diajukan dalam Rangka Tugas Mata Kuliah Swamedikasi Dosen : Drs.J.M. Weking.,M.Kes.,Apt Ni Nyoman Sri Mas Hartini.,M.Si.,Apt
Disusun oleh: Mita Hapsari 11151068 SEKOLAH TINGGI FARMASI BANDUNG PROGRAM STUDI S1 FARMASI TAHUN AJARAN 2015/2016 JL. Soekarno Hatta No. 754 Cibiru Bandung Telpon (022)7830768
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Stomatitis atau lebih dikenali oleh masyarakat awam dengan “sariawan” merupakan salah satu penyakit yang ulang kambuh pada mukosa mulut yang paling sering terjadi. Stomatitis merupakan salah satu kasus yang sering dijumpai oleh dokter gigi diseluruh dunia sehingga dihasilkan beberapa penelitian-penelitian yang berhubungan dengan stomatitis. Prevalensi stomatitis bervariasi tergantung pada daerah populasi yang diteliti. Dari penelitian-penelitian epidemiologi menunjukkan pada umumnya, prevalensi stomatitis berkisar 15-25% dari populasi. Di Amerika, prevalensi tertinggi ditemukan pada mahasiswa keperawatan 60%, mahasiswa kedokteran gigi 56% dan mahasiswa profesi 55%. Resiko terkena stomatitis cenderung meningkat pada kelompok sosioekonomi menengah ke atas, ini berhubungan dengan meningkatnya beban kerja yang dialami kalangan profesi atau jabatan-jabatan yang memerlukan tanggung jawab yang cukup besar, pada wanita dan individu yang stres, seperti mahasiswa yang sedang menghadapi ujian.
B. Tujuan Penulisan 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
Mengetahui Definisi Sariawan / Stomatitis Mengetahui Patofisiologi Sariawan / Stomatitis Mengetahui Jenis Sariawan / Stomatitis Mengetahui Gejala umum dan gejala klinis Sariawan / Stomatitis Mengetahui Faktor resiko Sariawan / Stomatitis Mengetahui Pencegahan Sariawan / Stomatitis Mengetahui Pengobatan secara swemedikasi terhadap Sariawan / Stomatitis
BAB II PEMBAHASAN
A
Definisi
Sariawan adalah infeksi pada lapisan mulut yang disebabkan oleh jamur Candida albicans. Sariawan merupakan salah satu permasalahan mulut yang sering dialami oleh banyak orang. Penyakit yang juga disebut candidosis atau candidiasis ini memang tidak menular, namun sangat mengganggu. Sariawan ditandai dengan lesi berwana putih. Kondisi ini bisa menyerang segala usia dan biasanya terjadi ketika sistem kekebalan tubuh menurun, mengonsumsi obat-obatan tertentu, atau memiliki kondisi kesehatan yang khusus. a.
b. c.
Stomatitis adalah peradangan pada lapisan mukosa dari setiap struktur di dalam mulut, yang mungkin melibatkan pipi, gusi, lidah, bibir, tenggorokan, dan atap atau lantai mulut. Stomatitis adalah radang yang terjadi di daerah mukosa mulut, biasanya berupa bercak putih kekuningan dengan permukaan yang agak cekung, bercak itu dapat berupa bercak tunggal maupun kelompok. Sariawan atau stomatitis adalah radang yang terjadi pada mukosa mulut, biasanya berupa bercak putih kekuningan.
B. Patofisiologi Identifikasi pada pasien dengan resiko tinggi, memungkinkan dokter gigi untuk memulai evaluasi pra-perawatan dan melakukan tindakan profilaktis yang terukur untuk meminimalkan insidens dan morbiditas yang berkaitan dengan toksisitas rongga mulut. Faktor resiko paling utama pada perkembangan komplikasi oral selama dan terhadap perawatan adalah pra-kehadiran penyakit mulut dan gigi, perhatian yang kurang terhadap rongga mulut selama terapi dan faktor lainnya berpengaruh pada ketahanan dari rongga mulut. Faktor resiko lainnya adalah : tipe dari kanker (melibatkan lokasi dan histology), penggunaan antineoplastik, dosis dan administrasi penjadwalan perawatan, kemudian area radiasi, dosisnya, jadwal dilakukan radiasi (kekerapan dan durasi dari antisipasi myelosuppresi) serta umur pasien. Keadaan sebelum hadirnya penyakit seperti adanya kalkulus, gigi yang rusak, kesalahan restorasi, penyakit periodontal, gingivitis dan penggunaan alat prostodontik, berkontribusi terhadap berkembangnya infeksi lokal dan sistemik. Kolonisasi bakteri dan jamur dari kalkulus, plak, pulpa, poket periodontal, kerusakan operculum, gigi palsu, dan penggunaan alat-alat kedokteran gigi merupakan sebuah lahan yang subur buat organisme opportunistik dan pathogenistik yang mungkin berkembang pada infeksi lokal dan sistemik. Tambalan yang berlebih atau peralatan lain yang melekat pada gigi, membuat lapisan mulut lebih buruk, menebal dan mengalami atropi, kemudian menghasilkan ulserasi local (stomatitis).
C. Jenis / Klasifikasi Sariawan / Stomatitis a. Mycotic stomatitis Mycotic stomatitis adalah stomatitis yang disebabkan oleh adanya infeksi mulut atau rongga mulut oleh jamur Candida. Mycotic stomatitis, disebabkan oleh pertumbuhan Candida albicans , yang merupakan penyebab stomatitis yang luar biasa pada anjing dan kucing. Hal ini ditandai dengan adanya bercak putih kekuningan pada lidah atau membran mukosa. Mycotic stomatitis biasanya dihubungkan dengan penyakit mulut yang lain, penggunaan terapi antibiotik yang lama, atau pemberian immunosuppression. Pada mycotic stomatitis sering kali pada jaringan terjadi kemerahan dan timbul ulsor di bagian rongga mulut. b. Gingivostomatitis Gingivostomatitis merupakan infeksi virus pada gusi dan bagian mulut lainnya, yang menimbulkan nyeri. Gusi tampak berwarna merah terang dan terdapat banyak luka terbuka yang berwarna putih atau kuning di dalam mulut. c. Denture stomatitis atau Chronic stomatitis Denture stomatitis adalah suatu istilah yang digunakan untuk menjelaskan perubahanperubahan patologik pada mukosa penyangga gigi tiruan di dalam rongga mulut. Perubahan-perubahan tersebut ditandai dengan adanya eritema di bawah gigi tiruan lengkap atau sebagian baik di rahang atas maupun di rahang bawah. Budtz-Jorgensenl mengemukakan bahwa denture stomatitis dapat disebabkan oleh bermacam- macam faktor yaitu: infeksi, pemakaian gigi tiruan yang terus-menerus, oral hygiene jelek, alergi, dan gangguan faktor sistemik. Oleh karena itu, gambaran klinis maupun gambaran histopatologis juga bervariasi, sehingga perawatannyapun perlu dilakukan dengan berbagai cara sesuai dengan kemungkinan penyebabnya. d. Aphthous stomatitis. Apthous stomatitis (sariawan) adalah stomatitis yang paling umum sering terjadi. Sariawan ini adalah jenis ulkus yang sangat nyeri pada jaringan lunak mulut, bibir, lidah, pipi bagian dalam, pharing, dan langit-langit mulut halus. Tipe sariawan ini tidak menular.
Stomatitis aphtosa ini mempunyai 2 jenis tipe penyakit, diantaranya: 1. Sariawan akut
Sariawan akut bisa disebabkan oleh trauma sikat gigi, tergigit, dan sebagainya. Pada sariawan akut ini bila dibiarkan saja akan sembuh dengan sendirinya dalam beberapa hari. 2. Sariawan kronis Sariawan kronis akan sulit sembuh jika dibiarkan tanpa diberi tindakan apa-apa. Sariawan jenis ini disebabkan oleh xerostomia (mulut kering). Pada keadaan mulut kering, kuantitas saliva atau air ludah berkurang. Akibatnya kualitasnya pun juga akan berkurang. Penyebab dari xerostomia ini bisa disebabkan gangguan psikologis (stress), perubahan hormonal, gangguan pencernaan, sensitif terhadap makanan tertantu dan terlalu banyak mengonsumsi antihistamin atau sedatif. Adapun secara klinis stomatitis aphtosa ini dapat dibagi menjadi 3 subtipe, diantaranya: 1. Stomatitis aphtosa minor (MiRAS) Sebagian besar pasien menderita stomatitis aphtosa bentuk minor ini. Yang ditandai oleh luka (ulser) bulat atau oval, dangkal, dengan diameter kurang dari 5mm, dan dikelilingi oleh pinggiran yang eritematus. Ulserasi pada MiRAS cenderung mengenai daerah-daerah non-keratin, seperti mukosa labial, mukosa bukal dan dasar mulut. Ulserasi bisa tunggal atau merupakan kelompok yang terdiri atas empat atau lima dan akan sembuh dalam jangka waktu 10-14 hari tanpa meninggal bekas. 2. Stomatitis aphtosa major (MaRAS) Hanya sebagian kecil dari pasien yang terjangkit stomatitis aphtosa jenis ini. Namun jenis stomatitis aphtosa pada jenis ini lebih hebat daripada stomatitis jenis minor (MiRAS). Secara klasik, ulser ini berdiameter kira-kira 1-3 cm, dan berlangsung selama 4minggu atau lebih dan dapat terjadi pada bagian mana saja dari mukosa mulut, termasuk daerah-daerah berkeratin. Stomatitis aphtosa major ini meninggalkan bekas, bekas pernah adanya ulser seringkali dapat dilihat penderita MaRAS; jaringan parut terjadi karena keseriusan dan lamanya lesi. 3. Ulserasi herpetiformis (HU) Istilah ’herpetiformis’ digunakan karena bentuk klinis dari HU (yang dapat terdiri atas 100 ulser kecil-kecil pada satu waktu) mirip dengan gingivostomatitis herpetik primer, tetapi virus-virus herpes initidak mempunyai peran etiologi pada HU atau dalam setiap bentuk ulserasi aphtosa.
D. Gejala Sariawan / Stomatitis Gejala Umum : Gejala-gejala Sariawan. Beberapa gejala sariawan yang kerap muncul adalah: • • • •
Luka berwarna putih yang biasa muncul di lidah atau dinding mulut. Sensasi terbakar pada mulut. Luka yang cukup parah hingga menyebabkan sulit makan atau menelan. Rasa tidak nyaman di dalam mulut. Pada awalnya, gejala sariawan biasanya tidak langsung terasa, tapi berkembang secara perlahan-lahan. Sariawan dapat bertahan dalam hitungan hari, minggu, atau bahkan bulan. Sariawan juga bisa menyebabkan beberapa gejala yang sangat mengganggu, di antaranya:
Rasa tidak nyaman dalam mulut.
Luka berwarna putih yang biasa muncul di lidah atau dinding mulut.
Perdarahan ringan yang terjadi jika luka tersebut tergores.
Sensasi terbakar pada mulut.
Bagian dalam mulut dan tenggorokan memerah dan terasa perih sehingga sulit menelan saat makan.
Kulit di bagian sudut mulut pecah-pecah atau kemerahan (khususnya pada pengguna gigi palsu).
Demam saat sariawan menyebar hingga ke kerongkongan. Jika dibiarkan tanpa pengobatan, jamur yang menyebabkan sariawan tersebut dapat menyebar ke organ tubuh lain, seperti paru-paru, hati, dan kulit. Kendati demikian, hal ini lebih banyak terjadi pada penderita kanker, HIV, atau kondisi lain yang menyebabkan sistem kekebalan menurun. Oleh karena itu, jika sariawan Anda terasa sakit dan tidak kunjung sembuh, Anda sebaiknya memeriksakan diri ke dokter. Dokter akan memeriksa mulut pasien dan menganjurkan tes darah untuk mengecek kemungkinan adanya penyakit lain yang menjadi penyebab sariawan tersebut. Gejala Klinis Masa prodromal atau penyakit 1 – 24 jam :
Hipersensitive dan perasaan seperti terbakar. Stadium Pre Ulcerasi Adanya udema / pembengkangkan setempat dengan terbentuknya makula pavula serta terjadi peninggian 1- 3 hari Stadium Ulcerasi Pada stadium ini timbul rasa sakit terjadi nekrosis ditengah-tengahnya, batas sisinya merah dan udema tonsilasi ini bertahan lama 1 – 16 hari. Masa penyembuhan ini untuk tiap-tiap individu berbeda yaitu 1 – 5 minggu. Gambran Klinis dari Stomatitis: a. Lesi bersifat ulcerasi b. Bentuk oval / bulat c. Sifat tersebar d. Batasnya jelas e. Biasa singulas (sendiri-sendiri) dan multiple (kelompok) f. Tepi merah g. Lesi dangkal h. Lesi sembuh tanpa meninggalkan jaringan parut
E. Faktor-faktor risiko Ada beberapa faktor-faktor risiko penyebab yang dapat mengakibatkan stomatitis diantaranya: a. Keadaan gigi pasien, karena higiene gigi yang buruk sering dapat menjadi penyebab timbulnya sariawan yang berulang. b. Luka tergigit, bisa terjadi karena bekas dari tergigit itu bisa menimbulkan ulser sehingga dapat mengakibatkan stomatitis aphtosa. c. Mengkonsumsi air dingin atau air panas. d. Alergi, bisa terjadi karena kenaikan kadar IgE dan keterkaitan antara beberapa jenis makanan dan timbulnya ulser.
e. Faktor herediter bisa terjadi, misalnya kesamaan yang tinggi pada anak kembar, dan pada anak-anak yang kedua orangtuanya menderita stomatitis aphtosa. f. Kelainan pencernaan. g. Faktor psikologis (stress). h. Gangguan hormonal (seperti sebelum atau sesudah menstruasi i. Pada penderita yang sering merokok. j. Pada penggunaan obat kumur yang mengandung bahan-bahan pengering (misal,alkohol, lemon/ gliserin) harus dihindari. k. Kekurangan vitamin C l. Kekurangan vitamin B dan zat besi.
F. Pencegahan Langkah Pencegahan Sariawan Sariawan dapat dicegah dengan langkah mudah. Di antaranya adalah dengan menjaga kebersihan mulut (misalnya rajin sikat gigi dan berkumur), menjaga kebersihan gigi palsu yang digunakan, serta berhenti merokok. Selain itu, merawat dan memeriksakan kondisi mulut serta gigi secara teratur ke dokter gigi juga dapat membantu menurunkan risiko munculnya sariawan. Sariawan dapat dicegah dengan langkah-langkah mudah. Di antaranya: I. Menjaga kebersihan mulut (misalnya, rajin sikat gigi dan berkumur). II. Merawat dan memeriksakan kondisi mulut serta gigi secara teratur ke dokter gigi. III. Mengatasi masalah kesehatan kronis (misalnya HIV atau diabetes) yang dapat mengganggu kesiembangan bakteri sehingga menimbulkan sariawan. IV. Membatasi penggunaan obat kumur atau parfum mulut agar tidak merusak keseimbangan jumlah bakteri normal dalam mulut. V. Membatasi konsumsi makanan dengan kadar gula yang tinggi dan makanan yang mengandung ragi. VI. Merawat serta menjaga kebersihan gigi palsu yang digunakan dengan melepaskan gigi palsu setiap malam, membersihkannya, serta
meredamnya di dalam campuran air dengan tablet pembersih gigi palsu. . VII. Berhenti merokok. Membersihkan sela-sela gigi dengan dental floss atau benang gigi secara teratur. Khusus bagi penderita asma yang memakai obat kortikosteroid melalui inhaler, Anda dianjurkan untuk selalu berkumur setelah menggunakannya. VIII. Hindari makanan yang semakin memperburuk kondisi seperti cabai IX. Sembuhkan penyakit atau keadaan yang mendasarinya. X. Pelihara kebersihan mulut dan gigi serta mengkonsumsi nutrisi yang cukup, terutama makanan yang mengandung vitamin 12 dan zat besi. XII. Hindari stres XIII. Pemberian Atibiotik
G. Pengobatan secara Swamedikasi Penggunaan obat-obatan tertentu, misalnya antibiotik atau kortikosteroid (Kortikosteroid adalah obat anti-inflamasi yang digunakan secara luas untuk mengobati beberapa kondisi medis. Umumnya, obat ini digunakan untuk meredakan gejala pembengkakan, kemerahan, gatal-gatal, dan reaksi alergi)seperti : Penggunaan gigi palsu, Menjalani kemoterapi atau radioterapi untuk mengatasi kanker, dan Merokok. Penanganan sariawan yang umumnya dilakukan adalah dengan obat-obatan anti-jamur. Obat ini biasanya dapat digunakan dalam bentuk gel, krim, obat kumur, serta tablet atau kapsul. Diagnosis ditegakkan berdasarkan pemerikaan lesi. Jika sariawan hanya terjadi di area mulut dan penderitanya tidak memiliki riwayat penyakit lain, hasil pemeriksaan cukup dilengkapi dengan melihat sampel di bawah mikroskop. Sedangkan bagi penderita yang dicurigai memiliki kondisi rentah mengalami sariawan, khususnya penderita dengan sistem kekebalan tubuh yang rendah, maka perlu dilakukan pemeriksaan darah untuk memastikan sumber penyebabnya. Jika sariawan berada di saluran kerongkongan (esofagus), diagnosis perlu dibantu dengan tes kultur usap tenggorokan untuk menentukan jenis jamur yang menyebabkan sariawan. Selain itu, dilakukan juga uji endoskopi untuk memeriksa esofagus, perut dan bagian atas usus halus. Tujuan utama dalam pengobatan sariawan adalah untuk menghambat perkembangan jamur. Penyakit ini biasanya dapat diatasi dengan obat-obatan anti-jamur yang digunakan selama 1-2
minggu. Beberapa jenis obat anti-jamur yang biasanya dianjurkan adalah miconazole, nystatin, fluconazole, clotrimazole, serta econazole. Anda juga dapat menggunakan obat anti-jamur dalam bentuk gel, krim, obat kumur, dan tablet atau kapsul. Semua obat pasti memiliki efek samping, termasuk obat anti-jamur. Beberapa efek sampingnya adalah diare, mual, sakit perut, gangguan pencernaan, dan sakit kepala. Sedangkan bagi penderita sariawan yang disebabkan oleh penggunaan antibiotik atau kortikosteroid, dokter biasanya akan menyarankan perubahan dosis atau metode pemakaian obat. Kurangi kebiasaan merokok dan senantiasa jagalah kebersihan gigi dan mulut Anda. Langkah-langkah ini dapat mempercepat proses pemulihan sariawan. Jika Anda memiliki kondisi tertentu hingga berisiko tinggi mengalami sariawan, dokter dapat menganjurkan obat antijamur sebagai tindakan pencegahan.
BAB III PENUTUP A. KESIMPULAN Stomatitis adalah radang yang terjadi pada mukosa mulut, biasanya berupa bercak putih kekuningan. bercak itu dapat berupa bercak tunggal maupun berkelompok. Sariawan dapat menyerang selaput lendir pipi bagian dalam, bibir bagian dalam,
lidah, gusi, serta langit-langit dalam rongga mlut. Meskipun tidak tergolong berbahaya, namun sariawan sangat mengganggu. Dialami 15-20% pada masyarakat 8 0% pada usia <30 tahun, bila diatas usia tersebut kemungkinan besar penyebabnya merupakan suatu yang lebih kompleks. 29,6% dari semua perokok mengalami stomatitis (Amerika). Stomatitis lebih banyak pada wanita. Penyebab sariawan adalah jamur Candida albicans. Jamur ini biasanya memang berada di dalam mulut dalam jumlah kecil, tapi akan mengakibatkan sariawan jika pertumbuhannya menjadi tidak terkendali. Pertumbuhan jamur tidak terkendali tersebut disebabkan kegagalan sistem kekebalan tubuh mengusir mikroba yang buruk, seperti :
Kebersihan mulut yang kurang Letak sususnan gigi / kawat gigi Makanan / minuman yang panas dan pedas Rokok Infeksi jamur Gigi tiruan Luka pada bibir akibat tergigit / benturan
Bagian dari penyakit sistemik antara lain :
Reaksi alergi: Sariawan timbul setelah makan jenis maknana tertentu. Jenis makanan ini berbeda untuk tiap-tiap penderita Hormonal imbalance Stres mental Kekurangan vitamin B12 dan mineral Gangguan pencernaan Radiasi
Infeksi virus dan bakteri juga diduga sebagai pencetus timbulnya Sariawan ini. Ada pula yang mengatakan bahwa sariawan merupakan reaksi imunologik abnormal pada rongga mulut. Dan imunologik sangat erat hubungannya dengan psikologis (stress). Faktor psikologis (stress) telah diselidiki berhubungan dengan timbulnya stomatitis (sariawan) di sebagian besar masyarakat.
B. REFERENSI
www.fajarqimi.com/sariawan-stomatitis-moniliasis-oral-jamur-mulut www.peutuah.com/askep-pada-pasien-stomatitis/ www.docstoc.com/docs/79972435/Askep-Stomatitis www.scribd.com