BAB I PENDAHULUAN
Kata Anestesi diperkenalkan Oliver Wendell Holmes yang menggambarkan keadaa keadaan n tidak tidak sadar sadar yang yang bersifa bersifatt sement sementara, ara, karena karena pember pemberian ian obat obat dengan dengan tujuan untuk menghilangk menghilangkan an nyeri pembedahan pembedahan.. Analgesia Analgesia ialah pemberian pemberian obat untuk menghilangkan nyeri tanpa menghilangkan kesadaran pasien. Anest Anestes esio iolo logi gi adal adalah ah ilmu ilmu kedo kedokt kter eran an yang yang pada pada awal awalny nyaa berp berpro rofe fesi si meng menghi hila lang ngka kan n nyer nyerii dan dan ruma rumata tan n pasi pasien en sebe sebelu lum, m, sela selama ma dan dan sesu sesuda dah h pembedahan. Sebelum dilakukan anestesi harus melewati beberapa tahapan, yaitu mulai pre operative visite, persiapan anestesi, premedikasi, dan ruang pulih sadar. Seara garis besar persiapan pra anestesi dibagi menjadi dua, yaitu pre!operative visite dan premedikasi. "okter anestesi harus dapat menilai dan melakukan persiapan dalam dalam waktu waktu singka singkatt pada pada operasi operasi darura darurat, t, karena karena penund penundaan aan operas operasii dapat dapat berakibat buruk bagi pasien dan keluarganya. keluarganya. #emberian anestesi pada pembedahan dapat menyebabkan keadaan yang menganam jiwa oleh karena gangguan jalan nafas, sirkulasi, dan fungsi otak yang yang dapa dapatt diseb disebab abka kan n oleh oleh obat obat dan dan tekni teknik k anest anestesi esi maup maupun un oleh oleh kare karena na pembedahannya. #asien yang akan menjalani anestesi dan pembedahan harus dipersiapkan dengan baik, karena apabila kurang memadai dapat meningkatkan resiko terjadinya keelakaan anestesi.
1
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Pre Operative Visite
Semu Semuaa pasi pasien en yang yang akan akan menj menjala alani ni pemb pembed edah ahan an dan dan anes anestes tesii haru haruss diperiksa diperiksa lebih dulu oleh dokter yang akan memberikan memberikan anestesi. #emeriksaan #emeriksaan terhadap terhadap pasien yang akan dianestesi setidaknya setidaknya satu hari sebelum sebelum operasi dan bila tindakan perbedahan terenana atau waktu dikonsulkan ke ahli bedah pada waktu darurat. Seti Setiap ap akan akan mela melaku kuka kan n pemb pembed edah ahan an dan dan anes aneste tesi si perl perlu u dila dilaku kuka kan n persiapan untuk memberi rasa nyaman pada pasien dan menegah terjadinya keelakaan anestesi. $ujuan kunjungan pre!operatif % & ( ) *
'embi 'embina na hub hubun unga gan n baik baik den denga gan n pasie pasien n 'engeta 'engetahui hui riwaya riwayatt anestes anestesii dan penyaki penyakitt terdah terdahulu ulu 'enj 'enjel elask askan an resik resiko o aneste anestesi si pemb pembed edah ahan an 'elaku 'elakukan kan pemerik pemeriksaan saan terhad terhadap ap pasien pasien baik baik pemerik pemeriksaan saan fisik fisik maupu maupun n
pemeriksaan khusus + 'eng 'engad adak akan an peng pengel elol olaan aan prao praope pera rativ tivee 'ere 'eren nan anak akan an dan dan menen enentu tuka kan n obat obat prem premed edik ikas asi, i, obat obat anes aneste tesi si dan dan pengelolaan anestesi yang seusai dengan kondisi pasien. #eme #emerik riksaa saan n pre pre oper operati atiff dilak dilakuk ukan an deng dengan an melak melakuk ukan an anam anamne nesa sa,, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan laboratorium. #emeriksaan preoperatif meliputi % A % Alergi ' % 'edial drug # % #ast -lness % ast meal / % /0posure
2.1.1 Anamnesa
"ip "ipero eroleh leh
dari ari
data data
pasi pasien en
1au 1autoan toanam amne nesa sa22
1heteroanamnesa2 meliputi %
2
atau atau
dari ari
kelua eluarg rgaa
a b
-dentitas pasien 1nama, umur, alamat, pekerjaan, dll2 3iwayat penyakit yang pernah atau sedang diderita yang mungkin dapat menjadi penyulit dalam anestesi, antara lain % &2 #enyakit alergi. (2 "iabetes mellitus )2 #enyakit paru kronik % asma bronhiale, pneumonia, bronhitis. *2 #enyakit jantung dan hipertensi 1seperti infark miokard, angina
petoris, dekompensasi kordis2 +2 #enyakit susunan saraf 1seperti stroke, kejang, parese, plegi, dll2 2 #enyakit hati 42 #enyakit ginjal. 52 #enyakit ganguan perdarahan 1riwayat perdarahan memanjang2 3iwayat penyakit keluarga yang bersifat herediter. d 3iwayat adanya kehamilan % pada pasien yang hamil, pemilihan anestesi e
harus hati!hati karena dapat berpengaruh pada janinnya. 3iwayat obat!obatan yang digunakan dan mungkin menimbulkan interaksi dengan obat!obat anestesi. 3iwayat obat!obat yang sedang atau telah digunakan dan mungkin menimbulkan interaksi 1potensiasi, sinergis, antagonis dll2 dengan obat!obat anestetik. 'isalnya, obat anti hipertensi, obat!obat antidiabetik, antibiotik golongan aminoglikosida, obat penyakit jantung 1seperti
f
digitalis,
diuretika2, monoamino
o0idase
inhibitor,
bronkodilator. 3iwayat alergi % 3eaksi alergi kadang!kadang salah diartikan oleh pasien dan kurangnya dokumentasi sehingga tidak didapatkan keterangan yang memadai. 6eratnya alergi mulai asimptomatik hingga reaksi anafilaktik yang menganam kehidupan, akan tetapi seringkali alergi dilaporkan hanya karena intoleransi obat!obatan. #ada evaluasi pre operatif
diatat
seluruh
reaksi
obat
dengan
penjelasan
tentang
kemungkinan terjadinya respon alergi yang serius, termasuk reaksi terhadap plester, sabun iodine dan lateks. 7ika respon alergi terlihat, obat penyebab tidak diberikan lagi tanpa tes imunologik atau diberi terapi awal g
dengan antihistamin, atau kortikosteroid. 3iwayat operasi dan anestesi sebelumnya meliputi beberapa kali dan waktunya kapan 1apakah pasien mengalami komplikasi saat itu seperti kesulitan pulih sadar, perawatan intensif pasa bedah, dll2
3
h
3iwayat sistem organ meliputi keadaan umum, pernafasan, kardiovaskuler, ginjal, gastrointestinal, hematologi, neurologi, endokrin, psikiatrik,
ortopedi dan dermatologi i Kebiasaan buruk yang mempengaruhi anestesi semisalnya merupakan % &2 #erokok berat % #erokok berat 1diatas (8 batang perhari2 dapat mempersulit induksi anestesi karena merangasang batuk, sekresi jalan nafas yang banyak, memiu atelektasis dan pneumonia pasa bedah. 3okok sebaiknya dihentikan minimal (* jam sebelumnya untuk menghindari adanya 9O dalam darah (2 #eminum alkohol % umumnya resisten terhadap obat! obat anestesi khususnya golongan barbiturat. #eminum alkohol dapat menderita sirosis hepati )2 #eandu narkoba dan penenang j 'akan minum terakhir 1khusus untuk operasi emergensi2
2.1.2 Pemeriksaan isik
Seara keseluruhan dilakukan pemeriksaan 6, yaitu % -. 6reath 'eliputi % pemeriksaan sistem pernafasan, perhatikan frekuensi nafas, dengarkan suara nafas, gerakan dada, pasien sesak atau nyeri. #ermasalahan pernafasan itu ada dua, yaitu% a 7alan nafas 1airway2 % bebas atau tidak &2 "isebut bebas % apabila penderita dapat bernafas dengan baik atau diberi nafas dengan mudah, suara nafas bersih dan tidak ada suara nafas tambahan (2 "isebut tidak bebas % apabila penderita memerlukan bantuan untuk bernafas a2 6antuan manual 1tanpa alat2 dengan triple airway manuver 1Head tilt, 9hin lift, 7aw thrust2 b2 6antuan jalan nafas buatan 1dengan alat2 7alan nafas oro: nasofaring 1jangan dipaksa jika reflek muntah • masih ada, untuk dewasa 4 mm atau sebesar jari kelingking • •
b
kanan2 aringeal 'ask Airway 9riothyrotomy : trakeostomi
#ernafasan 1breathing2 % penderita bernafas atau tidak 4
&2 6ila penderita bernafas, tapi mungkin tidak memadai dapat diberikan % a2 $erapi oksigen b2 6ronkial toilet, yaitu dioba batuk sendiri, tapi bila tidak mampu mengeluarkan seret lakukan dengan penghisapan intra trakeal atau bronhial 2 9hest physiotherapy, yaitu latih ara menarik nafas dalam dan batuk d2 ;afas buatan jangka panjang 1ventilator2, yaitu diberikan bila poin & sampai ) gagal memberikan O ( yang memadai. (2 6ila penderita tidak bernafas a2 ;afas buatan tanpa alat b2 ;afas buatan dengan alat % ambu bag, jakson reese, respirator atau ventilator Selain memperhatikan jalan nafas kita juga perlu memperhatikan gangguan membuka mulut 1jarak minimal * m2, kekakuan otot, masalah gigi 1ompong, gigi palsu, gigi goyah, dll2,
leher yang terlalu pendek,
kesemua itu dapat mempersulit intubasi.
yaitu
mulut
terbuka
maksimal
dan
lidah
dijulurkan.
#emeriksaan mallampati dibagi beberapa derajat, yaitu% • • • •
"erajat & % uvula terlihat semua "erajat ( % uvula terlihat sebagian "erajat ) % uvula tidak terlihat, hanya terlihat palatum molle "erajat * % hanya terlihat palatum durum
--. 6lood $ekanan nadi, pengisian nadi, tekanan darah, perfusi perifer. ;ilai syok atau perdarahan, Hb. akukan pemeriksaan jantung 1/9=2 tentukan adanya aritmia yang berbahaya dimana segera memerlukan tindakan menilai fungsi jantung. ---. 6rain =9S, adakah kelumpuhan saraf atau kelainan neurologis, tanda!tanda peningkatan $-K. #emeriksaan tingkat kesadaran penderita dengan ara % Kualitatif 1omposmentis, somnolen, sopor, oma2 dan Kuantitatif 1=9S2 ->. 6owel
5
#embesaran hepar. 6ising usus dan peristaltik usus. airan bebas dalam perut atau massa abdominal. 'akan minum terakhir harus diperhatikan karena menimbulkan efek muntah yang dapat mengakibatkan aspirasi muntah kedalam paru!paru. #erut kembung dapat menyebabkan diafragma terdorong keatas sehingga pergerakan terganggu, kemudian paru!paru terbatas bergerak sehingga menimbulkan hipoventilasi. >. 6ladder #roduksi urin. pemeriksaan faal ginjal yang mana seara umum akan menggambarkan hemodinamik penderita, rehidrasi dan hormonal. #emeriksaan urine dilakukan dengan memeriksa % #roduksi urine • Serum kreatinin • 6<; • Sedimen urine • >-. 6one Kelainan postur tubuh, kelainan neuromuskular, patah tulang. Kelainan postur dapat mempengaruhi fungsi tubuh dan menjadi penyulit saat anastesi. 6entuk tulang belakang yang abnormal dapat mempengaruhi anatomi tubuh. #atah tulang leher terutama pada 9( dapat menyebabkan tetraplegi dan kelumpuhan otot diafragma sehingga penderita meninggal karena gangguan nafas. 2.1.!
a. b. . d.
Pemeriksaan "a#$rat$ri%m
#emeriksaan darah rutin 1Hb, eukosit, trombosit, Hematokrit2 ?oto thora0 % untuk bedah mayor /K= % untuk pasien diatas *8 tahun #emeriksaan kimia klinik o ?ungsi hepar 1S=O$, S=#$, albumin2 pada pasien ikterus o ?ungsi ginjal 1urine lengkap, 6<;, serum kreatinin2 pada pasien
hipertensi o ?aal hemostasis Serum elektrolit 1;a, K, 9l2 o Analisa gas darah, apabila ada gangguan respirasi o e. #emeriksaan berdasarkan indikasi 3adiologi 1foto thoraks,foto ervial,6O?,9$ san,
6
#asien yang akan menjalani anestesi dan pembedahan dikategorikan dalam beberapa status fisik sesuai klasifikasi Amerian Soiety of Anesthesiologist 1ASA2 sebagai berikut% •
ASA -% #asien normal tanpa gangguan organ, fisiologis, biokimia maupun psikiatrik, proses patologis yang akan dilakukan operasi terbatas lokasinya dan tidak akan menyebabkan gangguan sistemik. 'isalnya % #ada seorang dewasa muda sehat yang akan menjalani operasi hernia inguinalis, atau seorang wanita muda sehat dengan myoma uteri yang
•
akan dilakukan myomektomi. ASA --% #asien dengan penyakit sistemik ringan dan tidak ada keterbatasan fungsional, orang tua @ 8 tahun , anak & tahun. 'isalnya % #asien dengan penyakit jantung organik tanpa pembatasan aktifitas atau dengan pembatasan aktifitas, direnanakan operasi hernia, pasien dengan anemia, pasien dengan umur ekstrim 1neonatus:geriatrik2 tanpa penyakit sistemik, obesitas, bronkitis kronis.
•
ASA --- % #asien dengan penyakit sistemik sedang sampai berat yang menyebabkan
keterbatasan fungsi,
harus
selalu minum obat
untuk
kelangsungan hidupnya dan aktifitas sehari hari terbatas. 'isalnya % #ada "' berat dengan komplikasi vaskuler, inusifiensi paru sedang sampai berat, angina petori, infark miokard yang lama. •
ASA ->% #asien dengan penyakit sistemik berat yang menganam hidup dan menyebabkan ketidakmampuan fungsi. 'isalnya % #asien dengan dekompensasi jantung, pasien dengan angina pektoris yang terus menerus, insufisiensi berat dari faal paru, hepar, ginjal atau endokrin.
•
ASA >% #asien yang diperkirakan tidak dapat hidup atau bertahan dalam (* jam dengan atau tanpa operasi. 'isalnya % shok karena perdarahan, pasien trauma kepala hebat dengan peningkatan tekanan intrakranial
6ila operasi yang dilakukan darurat 1emergeny2 maka setiap pasien dari masing! masing kelas tersebut diatas yang mengalami pebedahan darurat dipertimbangkan menjadi dalam kondisi fisik yang lebih jelek sehingga penggolongan ASA diikuti huruf / 1misalnya /&,/(,/),/*,/+2 7
2.2
Persiapan Anestesi
2.2.1
Persiapan pa&a 'ari $perasi
"ilakukan persiapan sebelum pasien dibawa ke ruang operasi meliputi % a. #embersihan dan pengosongan saluran erna #engosongan lambung sebelum anestesi penting untuk menegah aspirasi isi lambung karena regurgitasi dan muntah. #ada pembedahan elektif, pengosongan lambung dilakukan dengan puasa, pasien dewasa !5 jam, sedangkan pasien anak )! + jam. #ada pembedahan darurat pengosongan lambung dapat dilakukan lebih aktif dengan merangsang muntah, memasang pipa nasogastrik atau memberi obat yang menyebabkan muntah seperti apomorphin, dll. 9ara!ara ini tidak menyenangkan untuk pasien sehingga jarang sekali dilakukan. 9ara lain yang dapat ditempuh adalah dengan pemberian antasida 1magnesium trisiklat2 atau antagonis reseptor H( 1imetidine atau ranitidine2. #uasa yang ukup lama pada kasus akut kadang!kadang tidak menjamin lambung kosong seara sempurna,misalnya pada stress mental yang hebat, kehamilan, rasa nyeri, atau pada pasien "'. #emberian obat penahar umumnya diberikan pada laparotomi eksplorasi. Komplikasi penting yang harus dihindari karena puasa adalah hipoglikemia atau dehidrasi, terutama pada bayi, anak, dan pasien geriatri. b. =igi palsu, bulu mata palsu, inin, gelang harus ditanggalkan dan bahan kosmetik seperti lipstik, at kuku harus dibersihkan agar tidak mengganggu pemeriksaan selama anestesia misal sianosis . Kandung kemih haru kosong, bila perlu dilakukan kateterisasi. d.
8
f. #emeriksaan fisik yang penting dapat diulangi sekali lagi di kamar operasi karena mungkin terjadi perubahan makna yang dapat menyulitkan perjalanan anestesi, misalnya hipertensi mendadak, dehidrasi, atau serangan asma akut. #emberian obat premedikasi seara intramuskular atau oral dapat diberikan C ! &jam sebelum dilakukan induksi anestesi atau beberapa menit bila diberikan seara intravena.
2.!
Preme&ikasi
#remedikasi adalah pemberian obat &!( jam sebelum induksi anastesia dengan tujuan melanarkan induksi, rumatan dan bangun dari anesthesia.
2.!.1
T%(%an Preme&ikasi
$ujuan utama pemberian premedikasi tidak hanya unuk mempermudah induksi dan mengurangi jumlah obat!obatan yang akan digunakan akan tetapi terutama untuk menenangkan pasien sebagai persiapan anestesi. $ujuan dilakukannya premedikasi antara lain% a. 'eredakan keemasan dan ketakutan Keemasan merupakan reaksi yang alami dan terjadi pada seseorang yang dihadapkan pada suatu situasi yang tidak pasti. Kunjungan pra anastesia dan pemberian simpati dengan sedikit pengertian dalam masalah yang dihadapi pasien dapat membantu pasien dalam mengatasi rasa sakit dan kawatir dalam menghadapi operasi. Obat pereda keemasan yang dapat digunakan antara lain diaBepam peroral &8!&+ mg diberikan beberapa jam sebelum induksi anastesia. Apabila disertai nyeri karena penyakitnya dapat diberikan opioid speerti petidin +8 mg intramuskular. b. 'emperlanar induksi anesthesia #ada saat ini kebutuhan pemberian obat!obatan khusus untuk membantu induksi anesthesia lebih mudah sudah berkurang. Hal ini karena banyak dipakai induksi intravena dan penggunaan pelemas otot yang mengurangi kesulitan khususnya pernafasan. . 'engurangi sekresi kelenjar ludah dan bronkus
9
Sekresi berlangsung selama anesthesia dan dapat dirangsang oleh tindakan seperti pengisapan atau pemasangan pipa jalan nafas trakea d. 'eminimalkan jumlah obat anestetik $ujuan premedikasi antara lain untuk mengurangi metabolisme basal, sehinggan induksi dan pemeliharaan anestesi menjadi lebih mudah dan diperlukan obat!obatan lebih sedikit sehingga pasien akan sadar lebih epat. e. 'engurangi mual, muntah pasa bedah
atu
tidak
menimbulkan potensial efek amnesia dengan obat anestetik. g. 'engurangi isi airan lambung 9airan lambung (+ml dengan pH (,+ dapat menyebabkan pneumonitis asam. Sehingga untuk meminimalkan kejadian tersebut dapat diberikan antagonis reseptor H( histamin seperti simetidin peroral dengan dosis 88 mg atau ranitidin peroral 1Banta2 &+8 mg &!( jam sebelum jadwal operasi. h. 'engurangi refle0 yang membahayakan $rauma bedah dapat menyebabkan bagian tubuh bergerak, bila anestesi tidak memadai. Obat!obatan analgetika dapat diberikan sebelum pembedahan, sehingga anesthesia lemah seperti ; (O memerlukan sedikit penambahan obat! obatan lain selama anastesi. 2.!.2
O#at)$#at preme&ikasi
Obat!obat yang digunakan pada premedikasi adalah golongan analgetik narkotik, sedatif, antikolinergik, tranDuiliBer, antihistamin, antasida, histamin H( reseptor antagonis, dan antiemetik. a. Analgetik ;arkotik 'aam obat golongan narkotik antara lain% &2 'orfin Obat ini digunakan untuk mengurangi keemasan dan ketegangan pasien menjelang pembedahan. 'orfin adalah depresan susunan saraf pusat. 6ila rasa nyeri telah ada sejak sebelum tindakan bedah, ini merupakan obat pilihan. 'emberikan pemeliharaan anestesi yang mulus, bila memakai premedikasi morfin pada penggunaan anestesi lemah.
10
Kerugian penggunaan morfin, pemulihan pasa bedah lebih lama. #enyempitan bronkus dapat timbul pada pasien asthma. $erdapat juga mual dan muntah pasa bedah. 'orfin juga dapat menyebabkan obstipasi atau konstipasi pasa anestesia serta menurunkan basal metabolisme tubuh. (2 #ethidin 6erefek sedasi, analgesia dan antispasmolitik. 6ila bersama barbiturat memiliki efek amnesia. "osis &mg:kgbb 1dewasa2 sering digunakan sebagai premedikasi seperti morfin dan menekan tekanan darah, pernafasan dan juga merangsang otot polos. Selain itu dapat menyebabkan mulut kering, berkeringat dan euforia. )2 ?entanil 'erupakan narkotik sintetik yang sangat poten 4+ ! &(+ kali dari morfin. "apat menyebabkan depresi napas dan kaku otot rangka. 'emilki efek kholinergik sehingga dapat menyebabkan bradikardia. "osis premedikasi 8,8+ ! 8,& mg:kg. /fek samping semua narkotik adalah depresi napas, mual dan muntah, melalui barier 1sawar2 plasenta, dan ketergantungan obat. Antagonis narkotik adalah ;alokson. b. Sedatif &2 =olongan barbiturat #entobarbital 1nombutal2, sekobarbital 1sekonal2 #entobarbital dan sekobarbital sering
digunakan
untuk
menimbulkan sedasi dan menghilangkan kekhawatiran sebelum operasi. Obat ini dapat diberikan seara oral atau intramusular, pada dewasa dosis &88!(88 mg dan pada bayi dan anak dosisnya (mg:kgbb. Obat ini memiliki efek sedatif kuat sampai hipnotis, namun tidak memiliki efek analgesia. "epresi sirkulasi dan pernapasan yang ditimbulkannya minimal dan dapat melalui barier plasenta. 6ila diberikan tanpa kombinasi dengan obat analgetik dapat menimbulkan rasa gelisah pada pasien.
?enobarbital 1luminal2 Obat ini mempunyai kerja depresan yang lemah terhadap pernafasan dan sirkulasi serta jarang menyebabkan mual dan muntah. 11
"iberikan per oral atau intramuskular dengan dosis&,+mg:kg66.
namun tidak memiliki efek analgesik. Obat ini tidak mendepresi nafas dan sirkulasi. Obat ini larut air dan tidak memberikan rasa nyeri
sehingga dapat diberikan seara intramuskular maupun intravena. "iaBepam 1valium2 "iaBepam bekerja pada reseptor otak yang spesifik, menghasilkan efek anti!an0ietas yang selektif pada dosis yang tidak menimbulkan sedasi yang berlebihan , depresi nafas, mual atau muntah. Kerugian penggunaan diaBepam untuk premedikasi ini adalah kadang!kadang pada orang tertentu dapat menyebabkan sedasi yang berkepanjangan. Obat ini lebih sukar untuk larut air sehingga
menimbulkan rasa nyeri. )2 =olongan 6utyrophenon "ehidrobenBperidrol 1dbp2 E droperidol Obat ini memiliki efek neuroleptik, transDuiliBer dan antiemetik. "roperidol dapat menyebabkan vasodilatasi pembuluh darah tepi sehingga seringkali menimbulkan hipotensi bila diberikan seara intravena, sehingga pasien harus diberikan infus terlebih dahulu. Obat ini digunakan pada pasien dengan resiko tinggi, misalnya pada operasi mata, pasien dengan riwayat sering muntah dan obesitas. "osis (,+!+mg im digunakan sebagai obat premedikasi dengan kombinasi narkotik. #ada dosis besar dapat menumbulkan gejala #arkinson . Antikolinergik Sulfas atropin
'emiliki efek antisialagogue dan efek vagolitik kuat untuk menegah
bradikardia.
Obat
ini
bersifat
bronkodilatasi,
dapat
menimbulkan takikardia, meningkatkan suhu, midriasis dan lakrimasi. "osis premedikasi 8,88& ! 8,88( mg:kg66.
Skopolamin
12
'emiliki efek antisialagogue seperti sulfas atropin. 6ersifat sedasi dan amnesia. /fek vagolitik lebih ringan dari atropin dan tidak meningkatkan suhu tubuh. "osis premedikasi % 8,88& ! 8,88( mg:kg66.
=likopirolat 1robinul2 'erupakan
obat
antikolinergik
sintetikyang
memiliki
efek
stimulasi SS# dan efek takikardi lebih rendah daripada atropin. "osis premedikasi % 8,& ! 8,( mg:kg66. d. $ranDuiliBer 6ermaam!maam jenis turunan fenotiasin dan penenang yang digunakan sebagai premedikasi. Obat!obat ini digunakan oleh karena kerja sedative, anti aritmia, antihistamin dan kerja antiemeti, kadang!kadang dikombinasikan dengan barbiturate atau narkotika. Kombinasi ini me mberikan sedasi yang kuat. 9ontoh % phenergan (+ mg untuk dewasa. e. Antihistamin "ari golongan ini yang sering digunakan sebagai obat premedikasi ialah promethaBib 1phenergan2 dengan dosis &(,+!(+ mg im, pada orang dewasa. "igunakan pada pasien dengan riwayat asma bronhiale. f.
Antasida #emberian antasida &+!)8 menit pra induksi hampir &88F efektif untuk menaikan pH asam lambung di atas (,+. Seperti diketahui, aspirasi airan asam lambung dengan pH yang rendah dapat menimbulkan aid aspiration syndrome atau disebut dengan 'endelson syndrome. Selain meningkatkan pH asam lambung juga dapat meningkatkan tonus sphinter esophagus. 9ontoh antasida yang dapat digunakan adalah 6elusil atau 'ylanta2 dengan dosis &+ ! )8 )8 menit sebelum anestesi.
g. Histamin H( reseptor antagonis Obat ini melawan kemampuan histamine dalam meningkatkan sekresi lambung yang mengandung ion HG tinggi. "ari kepustakaaan disebutkan bahwa pemberian imetidine oral )88 mg &!&,+ jam
pra induksi dapat
menaikan pH airan lambung diatas (,+ pada lebih dari 58Fpasien. "apat pula diberikan seara iv dengan dosis yang sama ( jam sebelum induksi dimulai. h. Antiemetik
13
*2 "ehidrobenBperidol +2 'etoklorpramid 1primperan2 'emiliki efek meningkatkan motilitas esofagus inferior dan relaksasi pilorus serta memperepat pengosongan lambung. "osis % &8 ! (8
mg -> perlahan!lahan. Ondansetron 1Bolfran2 'enghambat reseptor + hidrositriptamin dan serotonin. 'ekanisme kerja belum diketahui seara pasti. 6erguna untuk mengurangi muntah pasa kemoterapi. "osis antiemesis % * mg 1dewasa2.
2.*
+%an, P%"i' Sa&ar
2.*.1
Deinisi
3uang pemulihan 13eovery 3oom2 atau disebut juga #ost Anesthesia 9are
L$kasi
etak ruangan pemulihan yang ideal adalah berdekatan dengan ruang operasi dan mudah di jangkau oleh dokter ahli anestesi atau ahli bedah sehingga mudah dibawa kembalikan ke ruang operasi bila diperlukan, serta mudah dijangkau bagian radiologi atau ruangan harus ukup dan dilengkapi dengan lampu adangan bila sewaktu!waktu terjadi pemadaman aliran listrik 2.*.!
A"at)a"at -an, &ise&iakan
Alat!alat yang disediakan di ruang pulih sadar antara lain% a. Alat bantu nafas 1oropharyng, orotrakheal, traheotomy2 14
b. . d. e. f. g. h. 2.*.*
Oksigen dan masker oksigen, pulse o0ymeter 9airan infus $ensimeter dan stetoskop /K= $ermometer #eralatan resusitasi jantung!paru Obat yang dibutuhkan untuk keadaan gawat S%m#er &a-a man%sia
3uang pulih sadar adalah tempat khusus untuk mengelola pasa bedah sehingga dibutuhkan sumber daya manusia yang berkualifikasi dalam mengelola pasien gawat yang berbeda dengan tenaga kamar bedah. 7umlah personal bergantung pada kapasitas kamar bedah. #asien dalam &!( jam pertama masuk ruang pulih sadar membutuhkan penanganan yang intensif. Sehingga harus didapati perawat terlatih khusus dan trampil dalam pengawasan keadaan darurat. Adapun rasio yang ideal adalah sebagai berikut% #asien%perawat yaitu )%& 1-deal2, (%& 1=awat2, &%& 1Sangat gawat2. 2.*.
Pemanta%an pas/a anestesi &an kriteria pen,e"%aran
a. #enderita yang dikelola adalah penderita pasa anestesi umum ataupun anestesi regional b. #emberian oksigen, pasa bedah operasi keil boleh : tidak diberi oksigen bergantung pada keadaan pasien, pasien yang belum sadar diberikan oksigen dengan kanul nasal atau masker sampai pasien sadar sepenuhnya. . posisi pasien d. Observasi pasien &2 $ekanan darah (2 ;adi )2 Sirkulasinya sudah baik atau tidak. #erfusi jaringan, misalnya warna membrane mukosa bibir 1 warna merah muda atau tidak2 *2 3espirasi, dianjurkan pasien nafas adalam. 7alan nafasnya apakah bebas atau tidak, ventilasinya ukup atau tidak
#asien belum sadar dilakukan evaluasi% •
#ola nafas
15
$anda!tanda obstruksi #ernafasan uping hidung ?rekuensi nafas #ergerakan rongga dada% simetris atau tidak Suara nafas tambahan% tidak ada obstruksi total
• • • • • • • •
#asien sadar% tanyakan adakah keluhan pernafasan • •
7ika tidak ada keluhan% ukup berikan oksigen 7ika terdapat tanda!tanda obstruksi% terapi
sesuai
kondisi
1aminophilin, kortikosteroid, tindakan triple airway maneuver2 +2 #roduksi urine Sistem urogenitalis. #eriksa kualitas, kuantitas, warna, kepekatan urine.
2.*.0
Peni"aian pasien %nt%k &ipin&a'kan ke r%an, peraatan ata% ke IU 3Intensive are Unit4
#enilaian dilakukan pada saat masuk ruang pulih sadar dan selanjutnya dilakukan penilaian setiap saat dan diatat setiap + menit sampai terapai nilai total &8. ;ilai untuk pengiriman pasien adalah &8. ?aktor!faktor yang perlu diperhatikan sebelum mengirim ke ruangan adalah% a. Observasi minimal )8 menit setelah pemberian narkotik atau obat b. . d. e. f.
penawarnya 1nalokson2 seara intervena. Observasi minimal 8 menit setelah pemberian antibiotik, antiemetik atau narkotik seara intramuskular. Observasi minimal setelah oksigen dihentikan. Observasi 8 menit setelah ekstubasi $indakan lain akan ditentukan kemudian oleh "okter Spesialis Anestesiologi dan "okter Spesialis 6edah.
#asien bisa dipindahkan ke ruang perawatan dari ruang pemulihan jika nilai pengkajian post anestesi adalah @4!5. ama tinggal di ruang pulih tergantung
16
dari teknik anestesi yang digunakan. #asien dikirim ke -9< 1-ntensive 9are
$abel (.&
Sore Aldrete
6ila pasien anak!anak, kriteria pemulihan yang digunakan adalah Skor Steward. 6ila total skor di atas + pasien boleh keluar dari ruang pemulihan.
17
. ongterm reovery% tahap ini dapat berlangsung berjam!jam bahkan berhari!hari tergantung dari lama anestesi.
$abel (.(
Sore Streward S$/WA3" S9O3-;= SS$/' ;-A
Kesadaran
7alan nafas
=erakan
K3-$/3-A 6angun 3espon terhadap stimuli $idak ada respon 6atuk atas perintah atau menangis 'empertahankan jalan nafas dengan baik #erlu bantuan untuk mempertahankan 'enggerakkan anggota badan dengan tujuan =erakan tanpa maksud $idak bergerak S9O3/ S$/WA3"
( & 8 ( & 8 ( & 8
$abel (.)#arameter 6romage Sale PA+A5ETE+ B+O5A6E SALE 3SAB4 K+ITE+IA Kaki tidak dapat digerakan "apat menggerakkan sendi pergelangan kaki "apat menggerakkan kaki dan fle0i lutut Sendi pergelangan kaki dapat fle0i dan ekstensi lutut S9A/ 63O'A=/
2.*.7
;-A) ( & 8
5asa"a' &i r%an, p%"i' sa&ar
a. =angguan pernafasan Obstruksi jalan nafas baik parsial, atau total, sering dialami pada pasien pasa anestesia umum yang belum sadar. Hal ini disebabkan karena lidah jatuh menutup faring atau edema laring. #enyebab lainnya adalah spasme laring pada pasien menjelang sadar, karena laring terangsang oleh
18
benda asing, darah, ludah sekret, atau sebelumnya ada kesulitan intubasi endotrakea. #rinsip dalam mengatasi sumbatan mekanik dalam sistem anestesi adalah dengan menghilangkan penyebabnya. #aling penting disadar bahwa adanya pipa trakea tidak menjamin saluran pernafaasan yang lanar. 9ontohnya, pada kasus bronkospasme, bronkospasme dapat diatasi dengan memberikan O ( &88F, bersihkan jalan nafas, dan memberikan preparat kortikosteroid 1oradekson2. 9ontoh lain, untuk penanganan lidah yang menutup faring, maka kita lakukan manuver tripel, pasang jalan nafas mulut!faring, dan tentu diberikan O ( &88F. Kalau tidak tertolong, berikan sungkup laring. Kesimpulannya, yang paling penting adalah memastikan bahwa tidak terjadi sumbatan mekanik, baik seara anatomis yaitu akibat lidah yang terjatuh ke belakang pada penderita yang tidak diintubasi. b. =angguan kardiovaskuler a2 Hipertensi Hipertensi dapat disebabkan karena nyeri akibat pembedahan, iritasi pipa trakea, airan infus berlebihan, buli!buli penuh atau aktivasi saraf simpatis karena hipoksia, hiperkarpnia, dan asidosis. 7ika berlangsung berat dan lama akan mengakibatkan gagal ventrikel kiri, infark miokard, disritmia, edema paru dan perdarahan otak. $erapi hipertensi diarahkan pada faktr penyebabnya dan kalau perlu dapat diberkan klonidin dan nitroprusid 8,+I &,8 Jg:kg:menit. b2 Hipotensi "isebabkan perdarahan, terapi airan kurang adekuat, hilangnya airan ke rongga ketiga, kontraksi miokardium kurang kuat atau tahanan vaskuler perifer menurun. Hipotensi harus segera dilatasi, karena dapat menyebabkan hipoksemi dan kerusakan jaringan. $erapi hipotensi disesuaikan dengan faktor penyebabnya. 6erikan O( &88F dan infus kristaloid 3 atau Asering (88!+88 m. 2 "isritmia
19
"isebabkan oleh hipokalemia, asidosis!alkalosis, hipoksia, hiperkapnia,
atau
memang
pasien
menderita
sakit
jantung.
#enanganannya sesuai penyebab. . =elisah =elisah dapat disebabkan karena hipoksia, asidosis, hipotensi, kesakitan, efek samping obat 1ketamine2. Setelah disingkirkan sebab!sebab di atas, pasien dapat diberikan midaBolam 8,8+!8,& mg:kg66. d. ;yeri ;yeri pasa bedah dikategorikan sebagai nyeri berat, sedang dan ringan.
"ehydrobenBoperidol 1droperidol2 8,8+!8,& mg:Kg66 1amp + mg:m2
im atau iv 'etokloporamid 1primperan2 8,& mg:kg, supp (8 mg • Ondansetron 1Bofran,narfoB2 8,8+!8,& mg:kg66 iv • 9yliBine (+!+8 mg • f. 'engigil 'enggigil terjadi akibat hipotermia atau efek obat anestesi. Hipotermi terjadi akibat suhu ruang operasi, ruan <##A yang dingin, airan infus dingin, airan irigasi dingin, bedah abdomen luas dan lama. 'enggigil selain akibat turunnya suhu dapat juga disertai oleh naiknya suhu dan biasanya akibat obat anestetik inhalasi. $erapi petidin &8!(8 mg
20
iv pada pasien dewasa, selimut hangat, infus hangat dengan infusion warmer, lampu penghangat untuk menghangatkan suhu tubuh.
21
BAB III KESI5PULAN
#re!operative visite dilakukan sebelum melakukan anestesi di kamar operasi karena bermanfaat bagi pasien, operator, dan ahli anestesi. #re!operative visite
bertujuan
menilai
kelayakan
pasien
sebelum
dilakukan
anestesi,
menentukan jenis anestesi, dan obat anestesi yang akan digunakan. Hal ini sangat penting untuk keselamatan pasien. $indakan anestesi yang baik, bila mulai persiapan, durante operasi dan pasa operasi berjalan dengan aman. #remedikasi bertujuan untuk menenangkan pasien, membuat nyaman pasien, dan memudahkan induksi serta mengurangi jumlah obat anestesi yang digunakan. 3uang pulih sadar merupakan tempat dimana untuk observasi pasien setelah dilakukan anestesi dan pembedahan. Hal ini bertujuan untuk menghindari bahaya dari efek anestesi yang tidak diinginkan dan agar pasien dapat pulih dengan baik serta meminimalkan keluhan pasien saar sadar.
22
DA8TA+ PUSTAKA
Anderson 6.7, erman 7, 9onte 9.7 A #ratie of Anesthesia for -nfants and 9hildren /d. +. /lsevier.
Arief, 'ansjoer, Suprohaita, Wahyu -ka Wardhani, Wiwiek Setiowulan, (888, Kapita Selekta Kedokteran, 7akarta, ?akultas Kedokteran
=, /dward 'organ, 7r., 'ageds, 'ikhail, (88(, ClinicalAnesthesiology, ;ew ork, ' =raw!Hill 9ompanies.
atief, Said, Kartini, 3, "ahian, (88&, Petunjuk Praktis Anestesiologi, 7akarta, ?akultas Kedokteran
atief, Said, Kartini, 3, "ahian, (88, Petunjuk Praktis Anestesiologi, 7akarta, ?akultas Kedokteran
'uhiman ', $haib '3, Sunatrio S., "ahian, 3., &5, Anestesiologi, 7akarta, 6agian Anestesiologi dan $erapi -ntensif ?akultas Kedokteran
23
24