DAFTAR ISI DAFTAR ISI DAFTAR ISI
i
1
PENDAHULUAN
1
1.1 Latar Belakang
1
1.2 Pengertian Dasar dan Tujuan
4
1.3 Lingkup Perencanaan
5
1.3.1 Lingkup Wilayah Perencanaan
5
1.3.2 Lingkup Materi Perencanaan
5
1.4 Pendekatan Perencanaan
8
1.4.1 Pendekatan Umum
8
1.4.2 Pendekatan Khusus 2
9
1.5 Sistematika Laporan
10
KEBIJAKAN KEPARIWISATAAN NASIONAL DAN DAERAH
13
2.1 Kebijakan Kepariwisataan Nasional
13
2.1.1 Visi, Misi dan Sasaran Strategis
13
2.1.2 Arah Kebijakan dan Strategi Pariwisata Nasional 2.1.3 Rencana
Induk
Pengembangan
Nasional 2.2 Kebijaksanaan
16
Pariwisata 20
Pengembangan
Pariwisata
Propinsi
Kalimantan Barat
22
2.3 Kebijaksanaan Pengembangan Pariwisata Kabupaten Kayong Utara 3
24
KEPARIWISATAAN KAYONG UTARA
27
3.1 Kondisi Umum
27 LAPORAN AKHIR, HAL.i
ii
DAFTAR ISI
3.1.1 Letak Geografis dan Administratif
27
3.1.2 Iklim dan Hidrologi
28
PARIWISATA
85
3.1.3 Topografi
29
6.1 Penetapan Struktur Perwilayahan
85
3.1.4 Fisiografi
30
6.1.1 Kriteria
3.1.5 Penggunaan dan Status Peruntukan Lahan
31
6.1.2 Penetapan Struktur Perwilayahan Pengembangan
3.1.6 Kependudukan
31
3.1.7 Sarana dan Prasarana Wilayah
33
3.1.8 Utilitas
35
3.2 Potensi Pariwisata KKU
4
RENCANA STRUKTUR PERWILAYAHAN PENGEMBANGAN
85
Pariwisata
88
6.1.3 Penetapan Pusat Pengembangan 6.2 Prioritas Pengembangan Pariwisata
91 93
36
6.2.1 Kriteria Penentuan Sistem Prioritas
93
3.2.1 Taman Nasional Gunung Palung
36
6.2.2 Potensi Pengembangan
94
3.2.2 Wisata Bahari
42
6.2.3 Penetapan Prioritas Pengembangan
94
3.2.3 Wisata Budaya dan Sejarah
48
7
STRATEGI PENGEMBANGAN PARIWISATA
99
7.1 Strategi Umum
99
POTENSI PASAR WISATA
57
4.1 Pariwisata Dunia
57
7.1.1 Strategi I
99
4.2 Aliran Pariwisata Regional
59
7.1.2 Strategi II
101
4.2.1 Wisatawan Mancanegara (Wisman)
59
7.1.3 Strategi III
101
4.2.2 Wisatawan Nusantara
64
4.3 Pariwisata di Kalimantan Barat
5
6
7.2 Strategi Pengembangan Produk
102
65
7.2.1 Arahan Pengembangan Obyek/Daya Tarik Wisata
4.3.1 Jumlah Kunjungan Wisatawan
65
7.2.2 Strategi Pengembangan Fasilitas Akomodasi dan
4.3.2 Pola Kunjungan
66
4.4 Status Pariwisata di Kabupaten Kayong Utara
67
4.5 Sasaran Pasar
68
5.1 Visi dan Misi Utara
LAPORAN AKHIR
7.3 Strategi Pemasaran
103 103
7.3.2 Strategi Penetapan Harga
103
70
7.3.3 Strategi Pemilihan Lokasi
104
70
7.3.4 Strategi Manajemen Pemasaran
104
7.4 Strategi Pengembangan Aksesibilitas Dan Infrastruktur
5.2 Tujuan dan Sasaran Pengembangan Pariwisata Kayong 5.3 Arahan Kebijakan Pembentukan Citra Pariwisata
103
7.3.1 Strategi Pemasaran Produk Wisata
VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN PENGEMBANGAN PARIWISATA KAYONG UTARA
Fasilitas Pendukung Lainnya.
102
72 73
7.5 Strategi Pelestarian Dampak
Lingkungan
105
Dan Pengendalian 106
RENCANA INDUK INDUK PARIWISATA PARIWISATA KABUPATEN KAYONG UTARA TAHUN 2011‐2031
ii
DAFTAR ISI
3.1.1 Letak Geografis dan Administratif
27
3.1.2 Iklim dan Hidrologi
28
PARIWISATA
85
3.1.3 Topografi
29
6.1 Penetapan Struktur Perwilayahan
85
3.1.4 Fisiografi
30
6.1.1 Kriteria
3.1.5 Penggunaan dan Status Peruntukan Lahan
31
6.1.2 Penetapan Struktur Perwilayahan Pengembangan
3.1.6 Kependudukan
31
3.1.7 Sarana dan Prasarana Wilayah
33
3.1.8 Utilitas
35
3.2 Potensi Pariwisata KKU
4
RENCANA STRUKTUR PERWILAYAHAN PENGEMBANGAN
85
Pariwisata
88
6.1.3 Penetapan Pusat Pengembangan 6.2 Prioritas Pengembangan Pariwisata
91 93
36
6.2.1 Kriteria Penentuan Sistem Prioritas
93
3.2.1 Taman Nasional Gunung Palung
36
6.2.2 Potensi Pengembangan
94
3.2.2 Wisata Bahari
42
6.2.3 Penetapan Prioritas Pengembangan
94
3.2.3 Wisata Budaya dan Sejarah
48
7
STRATEGI PENGEMBANGAN PARIWISATA
99
7.1 Strategi Umum
99
POTENSI PASAR WISATA
57
4.1 Pariwisata Dunia
57
7.1.1 Strategi I
99
4.2 Aliran Pariwisata Regional
59
7.1.2 Strategi II
101
4.2.1 Wisatawan Mancanegara (Wisman)
59
7.1.3 Strategi III
101
4.2.2 Wisatawan Nusantara
64
4.3 Pariwisata di Kalimantan Barat
5
6
7.2 Strategi Pengembangan Produk
102
65
7.2.1 Arahan Pengembangan Obyek/Daya Tarik Wisata
4.3.1 Jumlah Kunjungan Wisatawan
65
7.2.2 Strategi Pengembangan Fasilitas Akomodasi dan
4.3.2 Pola Kunjungan
66
4.4 Status Pariwisata di Kabupaten Kayong Utara
67
4.5 Sasaran Pasar
68
5.1 Visi dan Misi Utara
LAPORAN AKHIR
7.3 Strategi Pemasaran
103 103
7.3.2 Strategi Penetapan Harga
103
70
7.3.3 Strategi Pemilihan Lokasi
104
70
7.3.4 Strategi Manajemen Pemasaran
104
7.4 Strategi Pengembangan Aksesibilitas Dan Infrastruktur
5.2 Tujuan dan Sasaran Pengembangan Pariwisata Kayong 5.3 Arahan Kebijakan Pembentukan Citra Pariwisata
103
7.3.1 Strategi Pemasaran Produk Wisata
VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN PENGEMBANGAN PARIWISATA KAYONG UTARA
Fasilitas Pendukung Lainnya.
102
72 73
7.5 Strategi Pelestarian Dampak
Lingkungan
105
Dan Pengendalian 106
RENCANA INDUK INDUK PARIWISATA PARIWISATA KABUPATEN KAYONG UTARA TAHUN 2011‐2031
iii
DAFTAR ISI
8
7.5.1 Strategi Umum Pengendalian
106
7.5.2 Arahan Sistem Evaluasi dan Pemantauan
106
7.5.3 Arahan Pelestarian Lingkungan
107
7.6 Arahan Pengembangan Sumberdaya Manusia
108
PROGRAM PENGEMBANGAN PARIWISATA
109
8.1 Program Pengembangan Produk Wisata
109
8.1.1 Pegembangan Wisata Minat Khusus (Special Interest Tourism)
110
8.1.2 Pengembangan Wisata Bahari
111
8.1.3 Pengembangan Wisata Budaya (culture tourism)
112
8.1.4 Pengembangan Wisata Kota (Urban Tourism)
113
8.1.5 Pengembangan Wisata Agro
113
8.1.6 Pengembangan Resort dan Taman Rekreasi
114
8.2 Program Pemasaran Dan Promosi Wisata
115
8.3 Program Pengembangan Akomodasi
117
8.4 Program Pengembangan Aksesibilitas
117
8.5 Program Pengembangan Fasilitas Penunjang
118
8.6 Program Pengembangan Sumberdaya Manusia
118
RENCANA INDUK INDUK PARIWISATA PARIWISATA KABUPATEN KAYONG UTARA TAHUN 2011‐2031
LAPORAN AKHIR
1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Telah disadari bahwa pengembangan sektor pariwisata merupakan usaha yang sangat strategis untuk memacu pertumbuhan ekonomi suatu wilayah. Sektor pariwisata telah terbukti mampu berperanan penting dalam perekonomian beberapa negara yang memiliki obyek‐ obyek wisata unik dan menarik minat para wisatawan dunia. Perkembangan sektor pariwisata dalam dua dekade terakhir ini menjadikan sektor ini menjadi sektor ekonomi terbesar didunia saat ini. Perkembangan
pariwisata
didorong
oleh
semakin
meningkatnya
mobilitas kegiatan usaha ekonomi yang ditunjang oleh semakin tingginya kualitas
teknologi
transportasi
dan
komunikasi.
Di
satu
sisi,
meningkatnya volume kegiatan serta peningkatan kesejahteraan meningkatkan kebutuhan akan pelayanan rekreasi serta pelayanan‐ pelayanan lain yang dapat meningkatkan rasa senang sehingga tekanan‐ tekanan yang timbul sebagai akibat dari kegiatan rutin sehari‐hari dapat dikendurkan. Sementara di sisi lain, pesatnya perkembangan teknologi transportasi dan komunikasi semakin memudahkan pencapaian obyek‐ obyek wisata yang sebelumnya dirasakan jauh dan sulit dicapai. Dengan demikian, secara cepat, wisata telah berubah dari barang mewah menjadi suatu kebutuhan, bukan lagi milik sekelompok kecil orang tetapi telah menjadi sesuatu yang diterima dan dibutuhkan oleh sebagian besar masyarakat dunia.
LAPORAN AKHIR, HAL.1
5
PENDAHULUAN
A. Survai Wilayah/ makro (Regional Surveys)
1.3 Lingkup Perencanaan
Survey ini merupakan kegiatan pengumpulan data dan informasi
1.3.1 Lingkup Wilayah Perencanaan
mengenai karakteristik wilayah perencanaan ditinjau dalam konteks regionalnya, baik dalam wilayah Propinsi Kalimantan Barat, dalam
Wilayah
perencanaan
secara
konkrit
meliputi
seluruh
wilayah
konteks nasional bahkan dalam konteks ASEAN, Asia Pasifik dan
administratif Kabupaten Kayong Utara yang meliputi 5 kecamatan
dunia internasional. Data‐data yang penting adalah mengenai
(Sukadana, Simpang Hilir, Telok Batang, Pulau Maya Karimata dan Seponti) dengan luas total 4.089 km2 (belum termasuk wilayah perairan laut) atau sekitar 4,25 % dari luas Kalimantan Barat (lihat Gambar 1 dan
aksesibilitas ke wilayah perencanaan, lokasi obyek wisata dan tujuan wisata di luar wilayah perencanaan, dan lain‐lain. B. Survai Potensi Wilayah Perencanaan (Internal Surveys)
2) dengan batas‐batas sebagai berikut: •
Utara
: berbatasan dengan Kabupaten Kubu Raya
•
Selatan
: berbatasan dengan Kabupaten Ketapang dan Laut Jawa
Survai potensi wilayah perencanaan dibedakan menjadi dua, yaitu survai potensi umum wilayah dan survey khusus pariwisata daerah. Survai umum dimaksudkan untuk menggali informasi mengenai
•
Barat
: berbatasan dengan Laut Jawa
•
Timur
: berbatasan dengan Kabupaten Ketapang
1.3.2 Lingkup Materi Perencanaan Beberapa materi pokok yang tercakup dalam keseluruhan proses penyusunan RIPK KKU ini adalah sebagai berikut:
1.3.2.1 Survey
potensi dan kendala wilayah yang meliputi aspek fisik alamiah, fisik binaan, demografi, perekonomian, saranan dan prasarana wilayah secara
umum.
dimaksudkan
Sedangkan survey untuk
khusus pariwisata
mengidentifikasi
potensi,
daerah
kendala
dan
permasalahan kepariwisataan di dalam Wilayah Kabupaten Kayong Utara. C. Survai Kebijaksanaan Maksud dari survai ini adalah meninjau semua bentuk kebijaksanaan
Survai Pasar (Market Surveys)
Survey pasar merupakan pengumpulan data dan informasi mengenai karakteristik pasar wisata baik internasional, nasional maupun lokal (regional / propinsi / kabupaten).
RENCANA INDUK PARIWISATA KABUPATEN KAYONG UTARA TAHUN 2011‐2031
pemerintah baik pusat maupun daerah yang berkaitan dengan pengembangan wilayah Kabupaten Kayong Utara pada umumnya, khususnya
kebijaksanaan
yang
berkaitan
langsung
dengan
pengembangan pariwisata dan sektor lain yang terkait.
LAPORAN AKHIR
8
PENDAHULUAN
1.3.2.2 Analisis SWOT Kepariwisataan Kabupaten Kayong Utara Untuk merumuskan berbagai potensi dan permasalahan kepariwisataan Kabupaten
Kayong
Utara,
serta
perumusan
isue‐isue
pokok
pengembangan kepariwisataan Kabupaten Kayong Utara, dilakukan
2) Rencana Prospektus Pengembangan Pariwisata Kabupaten Kayong Utara 3) Rencana Peningkatan Struktur Kelembagaan dan Pembiayaan Pembangunan Kepariwisataan Kabupaten Kayong Utara 4) Identifikasi dan Pemilihan Program Pengembangan Prioritas 5) 5. Rumusan Rencana Tindak Jangka Pendek
analisis SWOT (Strength, Weakness, Opportunities, Threats) atas beberapa
aspek
yang
sangat
berpengaruh
terhadap
usaha
pengembangan kepariwisataan yaitu :
Pendekatan perencanaan yang dijadikan dasar dalam penyusunan
1) Sumberdaya Pariwisata dan ODTW
RIPPDA Kabupaten Kayong Utara ini ada yang bersifat umum, maupun
2) Ketersediaan Akses dan Infrastruktur
khusus Kayong Utara. Pendekatan yang bersifat umum menjadi
3) Fasilitas dan Pelayanan Kepariwisataan
”kerangka” perencanaan, sedangkan pendekatan yang bersifat khusus
4) Perekonomian dan Aspek Bisnis Pariwisata
mengarahkan isi perencanaan yang dilakukan.
5) Sumberdaya Manusia 6) Pemasaran dan Promosi Wisata
1.4.1 Pendekatan Umum
7) Kebijakan dan Struktur Kelembagaan
1.3.2.3 Perumusan Rencana Induk Pengembangan Kepariwisataan Kabupaten Kayong Utara Setelah
dilakukan
analisis
SWOT
1.4 Pendekatan Perencanaan
terhadap
berbagai
aspek
pengembangan kepariwisataan tersebut, dirumuskan beberapa aspek pengembangan kepariwisataan Kabupaten Kayong Utara kedepan sesuai dengan potensi dan permasalahan yang ada. Beberapa aspek rencana yang dirumuskan adalah : 1) Visi, Misi dan Tujuan Strategis Pengembangan Kepariwisataan
1) Pendekatan Pembangunan Pariwisata Berkelanjutan Pengembangan pariwisata di Kabupaten Kayong Utara direncanakan dan
dikembangkan
secara
ramah
lingkungan
dengan
tidak
menghabiskan atau merusak sumber daya alam dan sosial, tetapi dipertahankan untuk pemanfaatan yang berkelanjutan. Menurut Piagam Pariwisata Berkelanjutan
tahun
1995,
pembangunan
pariwisata yang berkelanjutan adalah pembangunan yang didukung secara ekologis dalam jangka panjang, sekaligus layak secara ekonomi, adil secara etika dan sosial.
Kabupaten Kayong Utara LAPORAN AKHIR
RENCANA INDUK PARIWISATA KABUPATEN KAYONG UTARA TAHUN 2011‐2031
11
PENDAHULUAN
berdasarkan
rumusan
hasil
seminar,
serta
positioning
kepariwisataan Kayong Utara dalam lingkup nasional, dan sektor pariwisata di Kayong Utara. 4) Bab 4 : Potensi Pasar Pariwisata, menguraikan mengenai potensi pasar bagi pengembangan pariwisata Kayong Utara baik pasar dunia, pasar regional, pasar dalam negeri mapun pasar lokal. 5) Bab 5 : menguraikan Visi Misi, Tujuan dan Sasaran Pengembangan Pariwisata Kabupaten Kayong Utara. 6) Bab 6
membahas mengenai Rencana Struktur Perwilayah
Pengembangan Pariwisata Kabupaten Kayong Utara yang meliputi penetapan struktur perwilayahan dalam proyeksi pengembangan perwilayahan pariwista. 7) Bab
7
berisi
penetapan
strategi
pengembangan
pariwisata
Kabupaten Kayong Utara yang meliputi : strategi pengembangan produk,
strategi
pemasaran,
strategi
investasi,
strategi
pengembangan aksesibilitas dan instrastruktur, strategi pelestarian dan pengembangan budaya lokal, strategi pelestarian lingkungan dan pengendalian dampak, sistem kelembagaan/Institusi serta arahan pengembangan sumberdaya manusia. 8) Bab
8
berisi
Rumusan
Program
Pengembangan
Pariwisata
Kabupaten Kayong Utara yang terdiri dari rumusan program sektoral dan spasial.
RENCANA INDUK PARIWISATA KABUPATEN KAYONG UTARA TAHUN 2011‐2031
LAPORAN AKHIR
2 KEBIJAKAN KEPARIWISATAAN NASIONAL DAN DAERAH Pengembangan Pariwisata Kabupaten Kayong Utara, secara konseptual dan struktual harus mengacu pada rencana pengembangan dan kebijaksaan kepariwisataan Propinsi Kalimantan Barat dan Nasional, sebagai upaya untuk mengakomodir konsep top dwon planning, selain tentu saja tetap bertumpu pada potensi dan ciri khas Kabupaten Kayong Utara sendiri (bottom up planning) .
2.1 Kebijakan Kepariwisataan Nasional 2.1.1 Visi, Misi dan Sasaran Strategis Selaras dengan Visi RPJPN tahun 2005 ‐ 2025 dan Visi Presiden tahun 2009 – 2014, serta tantangan pembangunan kebudayaan dan kepariwisataan ke depan, visi Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata sampai dengan tahun 2014 dirumuskan sebagai berikut : TERWUJUDNYA BANGSA INDONESIA YANG MAMPU MEMPERKUAT JATI DIRI DAN KARAKTER BANGSA SERTA MENINGKATNYA KESEJAHTERAAN MASYARAKAT Untuk mewujudkan Visi Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata tahun 2010 – 2014 di atas serta mempertimbangkan misi RPJPN tahun 2005 ‐ LAPORAN AKHIR, HAL.13
15
KEBIJAKAN KEPARIWISATAAN NASIONAL DAN DAERAH
Tabel 1 :
Target Tahun Lama Tinggal Wisatawan Mancanegara (hari)
Tahun
2010
2011
2012
2013
2014
Lama Tinggal (hari)
7,80
7,70
7,70
7,60
7,50
Tabel 2 :
2010
Lama Tinggal (hari)
Tabel 3 :
2,10
2011
2,25
2012
2,50
2013
2,75
2014
3,00
Target Rata‐rata Pengeluaran/Pembelanjaan Perhari Wisatawan Mancanegara
Tahun
2010
2011
2012
2013
2014
Rata‐rata Pengeluaran (USD)
1,000
1,050
1,100
1,150
2,000
Tabel 4 :
Target Rata‐rata Pengeluaran/Pembelanjaan Perhari Wisatawan Nusantara
2010
2011
2012
2013
2014
Jumlah Tenaga Kerja (orang)
10.000
10.000
15.000
9.000
6.000
Rata‐rata Pengeluaran (dalam Rp)
2010
600.000
2011
650.000
2012
700.000
2013
700.000
RENCANA INDUK PARIWISATA KABUPATEN KAYONG UTARA TAHUN 2011‐2031
Target Kunjungan Wisatawan Mancanegara
Tahun
Jumlah Wisatawan Mancanegara (orang)
2010 2011 2012 2013 2014
6.750.000 7.100.000 7.500.000 8.000.000 8.600.000
Tabel 7 :
Pertumbuhan (%)
‐ 5,19 5,63 6,67 7,50
Target Kunjungan Wisatawan Nusantara
Tahun
Jumlah Pergerakan Wisatawan Nusantara (perjalanan)
2010 2011 2012 2013 2014
230.000.000 237.000.000 245.000.000 258.000.000 276.000.000
Tabel 8 : Tahun
Target Tenaga Kerja Pariwisata Tersertifikasi
Tahun
Tabel 6 :
Target Tahun Lama Tinggal Wisatawan Nusantara (hari)
Tahun
Tabel 5 :
Pertumbuhan (%)
‐ 3,04 3,38 5,31 6,98
Target Penerimaan Devisa
2014
750.000
Tahun
Jumlah Penerimaan Devisa (USD milliar )
2010 2011 2012 2013 2014
6,75 7,17 7,65 8,24 8,95 LAPORAN AKHIR
16
KEBIJAKAN KEPARIWISATAAN NASIONAL DAN DAERAH
Tabel 9 :
Target Penerimaan dari Pengeluaran Wisatawan Nusantara
Tahun
Jumlah Penerimaan Devisa (USD milliar )
2010 2011 2012 2013 2014
6,75 7,17 7,65 8,24 8,95
Kesejahteraan Rakyat. Dalam Program Prioritas Nasional tersebut antara lain diamanatkan : a. Peningkatan jumlah wisatawan mancanegara dan wisatawan nusantara sebesar 20 % secara bertahap dalam 5 tahun; b. Promosi 10 tujuan pariwisata Indonesia melalui saluran pemasaran dan pengiklanan yang kreatif dan efektif; c.
Perbaikan dan peningkatan kualitas jaringan prasarana dan sarana pendukung pariwisata;
d. Peningkatan kapasitas pemerintah dan pemangku kepentingan 4) Untuk mencapai tujuan pada T4, ditetapkan sasaran sebagai a) Meningkatnya kapasitas SDM aparatur/industri dan masyarakat bidang kebudayaan dan pariwisata, b) Meningkatnya
kapasitas
nasional
untuk
penelitian
dan
pengembangan di bidang kebudayaan dan pariwisata, 5) Untuk mencapai tujuan pada T5, ditetapkan sasaran sebagai berikut:
Di dalam Buku II RPJMN 2010 ‐2014, khususnya Bab III : Ekonomi, Strategi pembangunan kepariwisataan yang merupakan salah satu bagian yang tidak terpisahkan dari prioritas peningkatan ekspor adalah sebagai berikut. a. Mengembangkan industri pariwisata dengan menciptakan iklim
a) Meningkatnya dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas teknis lainnya bagi pengembangan kebudayaan dan pariwisata, b) Meningkatnya
pariwisata lokal untuk mencapai tingkat mutu pelayanan dan hospitality management yang kompetitif di kawasan Asia.
berikut:
transparansi
dan
akuntabilitas
kinerja
di
lingkungan Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata,
2.1.2 Arah Kebijakan dan Strategi Pariwisata Nasional
yang kondusif bagi pertumbuhan investasi dan peluang usaha yang berorientasi pada pertumbuhan ekonomi, pengentasan kemiskinan, dan penyerapan tenaga kerja; b. Mengembangkan
destinasi
pariwisata
dengan
mendorong
perbaikan dan peningkatan kualitas jaringan prasarana dan sarana pendukung pariwisata, melakukan konsolidasi akses transportasi mancanegara dan dalam negeri, terutama ke sepuluh tujuan pariwisata Indonesia, dan mengembangkan kawasan strategis dan
Sesuai dengan Prioritas Nasional seperti yang tercantum dalam Buku I
daya tarik pariwisata berbasis wisata bahari, alam, dan budaya di
RPJMN tahun 2010 – 2014, pembangunan di bidang kepariwisataan merupakan bagian dari Program Prioritas Nasional Lainnya di bidang LAPORAN AKHIR
RENCANA INDUK PARIWISATA KABUPATEN KAYONG UTARA TAHUN 2011‐2031
25
KEBIJAKAN KEPARIWISATAAN NASIONAL DAN DAERAH
mengembangkan partisipasi swasta dan masyarakat melalui usaha kepariwisataan, baik yang berskala kecil, menengah maupun besar, mengembangkan keterkaitan berbagai usaha pariwisata dengan berbagai sektor lain agar kegiatan ekonomi masyarakat lebih meningkat, meningkatkan kemudahan dan insentif untuk kegiatan investasi dan usaha. Kebijaksanaan lain adalah memberikan pendidikan, latihan dan penyuluhan kepada masyarakat serta meningkatkan kegiatan yang dapat menunjang sektor pariwisata seperti hasil industri kerajinan rakyat, melestarikan seni budaya yang ada serta menumbuhkan kepedulian terhadap kelestarian lingkungan obyek wisata.
RENCANA INDUK PARIWISATA KABUPATEN KAYONG UTARA TAHUN 2011‐2031
LAPORAN AKHIR
3 KEPARIWISATAAN KAYONG UTARA Pengenalan terhadap kondisi eksisting wilayah Kabupaten Kayong Utara terutama dari aspek fisik sumberdaya alam, kependudukan, perekonomian, infrastruktur, akses dan kebijakan pembangunan sangat diperlukan tim konsultan sebelum menentukan rekomendasi tentang pengembangan kepariwisataan kabupaten ini ke depan. Pengenalan informasi berbagai aspek tersebut dilakukan melalui serangkaian survey yang baru akan dilaksanakan segera setelah laporan pendahuluan ini dibahas di kabupaten, sehingga gambaran umum yang dikemukakan dalam laporan ini baru merupakan gambaran awal yang diperoleh dari beberapa literatur dan publikasi yang
didapatkan
konsultan
melalui
survey
pendahuluan
(reconaissance survey).
3.1 Kondisi Umum 3.1.1 Letak Geografis dan Administratif Kabupaten Kayong Utara secara geografis, terletak pada koordinat 0º 43’ 5,15’’ Lintang Selatan sampai dengan 1º46’ 35,21’’ Lintang Selatan dan 108 º 40’ 58,88’’ Bujur Timur sampai dengan 110º 24’ 30,05’’ Bujur. Sedangkan secara administratif merupakan bagian dari Wilayah Propinsi Kalimantan Barat yang terletak di wilayah pantai barat bagian selatan wilayah propinsi. LAPORAN AKHIR, HAL.27
28
KEPARIWISATAAN KAYONG UTARA
Secara administratif letak Kabupaten Kayong Utara adalah sebagai
Kecamatan Pulau Maya Karimata dengan luas 1.596,26 km2.
berikut :
Sedangkan kecamatan yang terkecil luasnya adalah Kecamatan Seponti dengan luas 146 km2. (lihat Gambar 1 dan 2)
•
Sebelah Utara
:
Berbatasan dengan Kabupaten Kubu Raya
•
•
•
Sebelah Timur
:
Sebelah Selatan : Sebelah Barat
:
Berbatasan dengan Kabupaten Ketapang bagian Utara
Kabupaten Kayong Utara termasuk salah satu wilayah sekitar garis
Berbatasan dengan Kabupaten Ketapang
katulistiwa sehingga iklim makronya serupa dengan wilayah lainnya di
dan Laut Jawa
Kalimantan Barat. Menurut sistem Koopen, iklim di Kabupaten Kayong
Berbatasan dengan Laut Jawa
Utara dikelompokkan sebagai Afaw”, yaitu iklim isotermal hujan tropik
Secara geografis Wilayah Kabupaten Kayong Utara terdiri dari daratan (main land ) yang merupakan bagian kecil dari Pulau Kalimantan dan wilayah kepulauan di laut Jawa.
terpanas lebih tinggi dari 22 derajat celsius dan dengan maksimum curah hujan ganda).
dengan nilai rata‐rata tahunan sebesar 26,5ºC. Suhu udara rata‐rata tertinggi terjadi pada bulan Mei dan terendah pada bulan Agustus‐
LUAS
September. Kelembaban relatif udara rata‐rata bulanan berkisar
KECAMATAN KM2
dengan musim kemarau yang panas (suhu rata‐rata dalam bulan
Suhu udara rata‐rata bulanan berkisar antara 25ºC sampai 27,1ºC,
Tabel 10 : Luas Kabupaten Kayong Utara Dirinci Perkecamatan
No.
3.1.2 Iklim dan Hidrologi
%
antara 83% hingga 87%, dengan nilai rata‐rata tahunan sebesar 85,2%.
1,
S uka da n a
919,00
22,47
Kelembaban rata‐rata tertinggi terjadi pada bulan Mei‐Juni dan
2,
S im pa ng Hilir
1378,00
33,70
terendah pada bulan Maret. Lama penyinaran matahari rata‐rata
3,
Te lok B a ta ng
586,00
14,33
4,
S e ponti
141,00
3,45
bulanan berkisar antara 45% sampai 56%, dengan lama penyinaran
5,
P ula u Ma ya Ka rim a ta
1065,00
26,05
tertinggi terjadi pada bulan Agustus dan terendah pada bulan
4089,00
100,00
Desember. Kecepatan angin rata‐rata berkisar antara 7,02 km/jam dan
J UMLAH Sumber : RTRW KKU Tahun 2009 -20 28, Buku Rencana
12,89 km/jam, dengan nilai rata‐rata tahunan 9,47 km/jam. Kecapatan angin tertinggi terjadi pada bulan Maret, Juli, dan Agustus, dan
Wilayah Kabupaten KU mencakup 5 wilayah kecamatan dengan luas
terendah terjadi pada bulan Juni.
keseluruhan 4.718,26 km2 atau sekitar 3,2 % dari luas Kalimantan Barat (146.807 km2). Kecamatan terluas di kabupaten ini adalah LAPORAN AKHIR
RENCANA INDUK PARIWISATA KABUPATEN KAYONG UTARA TAHUN 2011‐2031
31
KEPARIWISATAAN KAYONG UTARA
bergabung
yang
tertoreh
dengan
pola
drainase
radial,
dan
pegunungan batuan ultrabasic, daerah bentuk wilayah gunung batuan
pula pola penyebaran hutan‐hutan lebat yang sangat potensial untuk dibabat sebagai ladang‐ladang baru.
endapan yang tidak teratur, gunung batu pasir dengan lereng tertoreh, punggung gunung batuan bukan endapan yang tidak teratur, dengan bentuk wilayah berbukit hingga bergunung dan kemiringan lereng 26 –
Tabel 12 : Penggunaan Lahan Kabupaten Kayong Utara Tahun 2009
> 60 % tersebar di wilayah Kecamatan Sukadana dan Simpang Hilir serta di tengah‐tengah beberapa pulau kecil di Kecamatan Pulau Maya Karimata
3.1.5 Penggunaan dan Status Peruntukan Lahan Penggunaan lahan di Kabupaten Kayong Utara‐ seperti yang tersaji dalam Tabel 3 didominasi oleh areal hutan yaitu seluas 330.094 hektar
1,
Permukiman
10.408
2,55
2,
Sawah
30.153
7,37
3,
Tegal
8.749
2,14
4,
Ladang
3.337
0,82
5,
Blm Diusahakan
2.724
0,67
6,
Hutan Rakyat
82.294
20,13
7,
Hutan Negara
247.800
60,60
8,
Perkebunan
12.377
3,03
9,
Lain-lain
11.058
2,70
atau sekitar 80,73 % wilayah kabupaten. Kawasan ini terdiri sebagian besar (60%) merupakan hutan negara dan selebihnya merupakan areal
Sumber : Kabupaten Kayong Utara Dalam Angka Tahun 2009
hutan rakya. Seluas 54.616 hektar (13 %) lahan merupakan kawasan dengan penggunaan budidaya pertanian terdiri dari sawah (30.153Ha),
Hutan negara di kabupaten ini sebagian merupakan areal Taman
Ladang (3.337 Ha), Tegalan (8.479 Ha) dan Perkebunan (12.377 Ha).
Nasional Gunung Palung yang terhampar di Kecamatan Simpang Hlir dan Kecamatan Sukadana seluas 90.000 Ha.
Ini merupakan indikator penting bahwa pola kegiatan penduduk Kayong Utara masih didominasi oleh kegiatan primer dan sebagian masih
merupakan
pertanian
yang
sifatnya
berpindah‐pindah.
3.1.6 Kependudukan
Pembukaan ladang‐ladang baru sangat dimungkinkan karena areal
Mengenai aspek kependudukan dalam bagian ini akan dibahas
hutan yang cukup luas sedangkan penduduk masih relatif sedikit.
meliputi
Kesimpulan
pertumbuhan penduduk.
ini
diperkuat
pula
oleh
pola
penggunaan
lahan
beberapa
subbahasan,
yaitu jumlah,
distribusi,
dan
perkecamatan di mana semak belukar dan hutan belukar yang sebagian besar merupakan pertumbuhan kembali dari ladang‐ladang penduduk yang ditinggalkan tersebar di seluruh kecamatan. Demikian RENCANA INDUK PARIWISATA KABUPATEN KAYONG UTARA TAHUN 2011‐2031
LAPORAN AKHIR
32
KEPARIWISATAAN KAYONG UTARA
3.1.6.1 Jumlah & Distribusi Penduduk
peningkatan yang sangat besar dibandingkan dengan pertumbuhan pada dekade sebelumnya (1990‐2000), yaitu meningkat dari 1,38 %
Pada tahun 2009 penduduk Kabupaten Kayong Utara berjumlah
menjadi 2,45% pertahun. Sedangkan pada dekade sebelumnya (1980‐
91.916 orang. Kecamatan Simpang Hilir mempunyai jumlah penduduk
1990) pertumbuhan penduduk kabupaten ini sempat mencapai 2,01 %
terbanyak dibandingkan dengan kecamatan lainnya. Jumlah penduduk
per tahun.
Kecamatan Simpang Hilir pada tahun 2009 sebesar 24.724 orang atau sekitar 27 % dari jumlah keseluruhan penduduk kabupaten Kayong Utara. Tabel 13 : Jumlah Penduduk Kabupaten Kayong Utara Tahun 2009 No.
JUMLAH PENDUDUK
KECAMATAN LAKI-LAKI
PEREMPUAN
JUMLAH
PERSENTASE (%)
1,
Sukadana
10.501
10.183
20.684
22,5
2,
Simpang Hilir
12.803
11.921
24.724
26,9
3,
Telok Batang
9.357
8.511
17.868
19,4
4,
Seponti
5.768
5.251
11.019
12,0
5,
Pulau Maya Karimata
8.925
8.696
17.621
19,2
KAB. KAYONG UTARA
47.354
44.562
91.916
100,0
No. KECAMATAN
ANGKA PERTUMBUHAN PENDUDUK 1980-1990
1990-2000
2000-2009
1,
Sukadana
1,01
1,88
3,87
2,
Simpang Hilir
3,47
0,93
3,56
3,
Telok Batang
-
0,93
1,84
4,
Seponti
-
-
1,84
5,
Pulau Maya Karimata
1,54
1,77
1,14
KAB. KAYONG UTARA
2,01
1,38
2,45
Sumber : Kabupaten Kayong Utara Dalam Angka, 2009
Peningkatan penduduk 10 tahun terakhir, paling banyak terjadi di Kecamatan Sukadana, dengan pertumbuhan sebesar 3,87 % per tahun,
Sumber : Kabupaten Kayong Utara Dalam Angka, 2009
Sedangkan Kecamatan Seponti merupakan kecamatan dengan jumlah penduduk terkecil yaitu dengan jumlah penduduk hanya 11.019 orang atau 12 %.
disusul Kecamatan Simpang Hilir dengan laju pertumbuhan penduduk sebesar 3,56 % per tahun. Sedangkan kecamatan dengan laju pertumbuhan penduduk terkecil adalah kecamatan Pulau Maya Karimata yang hanya tumbuh sebesar 1,14 % per tahun.
3.1.6.2 Perkembangan Penduduk Dalam 10 tahun terakhir ini, jumlah penduduk Kabupaten Kayong Utara mengalami perkembangan yang cukup berarti.
Penduduk
bertambah dengan laju pertumbuhan rata‐rata 2,45 % per tahun. Tingkat pertumbuhan penduduk Kabupaten Kayong Utara mengalami LAPORAN AKHIR
Tabel 14 : Laju Pertumbuhan Penduduk Kabupaten Kayong Utara
3.1.6.3 Kepadatan Penduduk Ditinjau dari kepadatan penduduk masing‐masing kecamatan, ada 3 kecamatan yang mempunyai kepadatan penduduklebih tinggi dari kepadatan penduduk kabupaten yaitu Kecamatan Seponti dengan RENCANA INDUK PARIWISATA KABUPATEN KAYONG UTARA TAHUN 2011‐2031
37
KEPARIWISATAAN KAYONG UTARA
rawa gambut, hutan rawa air tawar, hutan pamah tropika, dan hutan
Tumbuhan yang tergolong unik di taman nasional ini adalah anggrek
pegunungan yang selalu ditutupi kabut.
hitam (Coelogyne pandurata), yang mudah dilihat di Sungai Matan terutama pada bulan Februari‐April. Daya tarik anggrek hitam terlihat pada bentuk bunga yang bertanda dengan warna hijau dengan kombinasi bercak hitam pada bagian tengah bunga, dan lama mekar antara 5‐6 hari.
Taman nasional ini merupakan satu‐satunya kawasan hutan tropika Dipterocarpus yang terbaik dan terluas di Kalimantan. Sekitar 65 persen kawasan, masih berupa hutan primer yang tidak terganggu aktivitas manusia dan memiliki banyak komunitas tumbuhan dan satwa liar.
Anggrek Hitam (Coelogyne pandurata)
Tercatat ada 190 jenis burung dan 35 jenis mamalia yang berperan sebagai pemencar biji tumbuhan di hutan. Semua keluarga burung dan
Seperti daerah Kalimantan Barat lain, umumnya kawasan ini
kemungkinan besar dari seluruh jenis burung yang ada di Kalimantan,
ditumbuhi oleh jelutung (Dyera costulata), ramin (Gonystylus
terdapat di dalam hutan taman nasional ini. Satwa yang sering terlihat
bancanus), damar ( Agathis borneensis), pulai ( Alstonia scholaris),
di Taman Nasional Gunung Palung yaitu bekantan (Nasalis larvatus),
rengas (Gluta renghas), kayu ulin (Eusideroxylon zwageri ), Bruguiera
orangutan (Pongo satyrus), bajing tanah bergaris empat (Lariscus
sp., Lumnitzera sp., Rhizophora sp., Sonneratia sp., ara si pencekik, dan
hosei ), kijang
tumbuhan obat.
(Helarctos malayanus
RENCANA INDUK PARIWISATA KABUPATEN KAYONG UTARA TAHUN 2011‐2031
(Muntiacus muntjak pleiharicus), beruang madu
LAPORAN AKHIR
38
KEPARIWISATAAN KAYONG UTARA
untuk dilihat. Musim kunjungan terbaik wisata alam di TN Gunung Palung ini adalah bulan Juni s/d September setiap tahunnya. Kawasan ini dapat dicapai dari Sukadana ke lokasi melalui Sungai Meliya dengan longboat (bandong) sekitar empat jam.
3.2.1.1 Air Terjun Berasap Banyaknya sungai‐sungai yang mengalir dari kawasan puncak pegunungan di TNGP membuat potensi wisata alam berbentuk riam dan air terjun banyak dijumpai di di dalam wilayah Taman Nasional Enggang Gading (Buceros rhinoceros)
euryspilus),
beruk
(Macaca
Gunung Palung. Riam Berasap terdapat di Desa Riam Berasap Jaya nemestrina
nemestrina),
klampiau
Kecamatan Sukadana, yang merupakan bagian dari hulu Sungai Siduk.
(Hylobates muelleri ), kukang (Nyticebus coucang borneanus), rangkong badak
(Buceros
rhinoceros
borneoensis), kancil (Tragulus napu borneanus), ayam hutan
(Gallus gallus), enggang gading (Rhinoplax vigil ), buaya siam (Crocodylus siamensis), kura‐ kura
gading
borneensis),
(Orlitia
dan
penyu
tempayan (Caretta caretta). Tidak
kalah
keberadaan
menariknya tupai
(Rheithrosciurus
kenari macrotis)
yang sangat langka, dan sulit
LAPORAN AKHIR
Riam Berasap dilihat dari udara
RENCANA INDUK PARIWISATA KABUPATEN KAYONG UTARA TAHUN 2011‐2031
39
KEPARIWISATAAN KAYONG UTARA
masyarakat di sekitar kawasan yang menjadi daya tarik utama. Atraksi utama yang ditawarkan di areal obyek wisata alam ini adalah treking, beberapa lokasi yang sering dikunjungi di areal ini, yaitu ; Air Terjun Lubuk Baji, Tebing Batu Bulan, dan Kampung Bali (Little Bali). Selain itu, di areal obyek wisata ini juga kita dapat menemukan berbagai jenis satwa, diantaranya : Orangutan (Pongo pygmaeus wurmbii ), Klempiau (Hylobates muelleri ), Kelasi, Enggang (Buceros rhinoceros), Ruwai, Pelatuk (Blythpicus rubiginasus) , Burung beo, dan Beruang madu (Helarctos malayanus).
Riam Berasap dilihat dari udara
3.2.1.2 Sungai Air Putih Air Terjun Air Putih juga terdapat di dalam wilayah TNGP merupakan bagian dari hulu Sungai Rantau Panjang. Sedangkan air terjun yang cukup dekat dengan Kota Sukadana adalah Air Terjun Lubuk
Baji.
Lubuk
Baji
merupakan salah satu lokasi obyek wisata alam dengan keanekaragaman
hayati,
keindahan panorama alam dan kondisi sosial budaya RENCANA INDUK PARIWISATA KABUPATEN KAYONG UTARA TAHUN 2011‐2031
3.2.1.3 Air Terjun Lubuk Baji Air terjun Lubuk Baji dengan ketinggian + 15 meter, lebar + 8 meter dengan kondisi berbatu terjal, disebelahnya terdapat juga air terjun LAPORAN AKHIR
40
KEPARIWISATAAN KAYONG UTARA
kecil yang mengalir pada batu‐batu terjal. Sungai yang mengalir
pohon‐pohon besar yang melindungi dari panas. Di sini dapat dijumpai
berikutnya berair jernih dan berbatu terjal dengan pandangan di
aliran‐aliran jernih yang dapat langsung diminum tanpa harus dimasak
sekitar obyek yang masih alami dan tertutup vegetasi.
dahulu, dan pada ketinggian tertentu kita dapai melihat Pantai Pulau
Lubuk Baji merupakan salah satu lokasi obyek wisata alam dengan
Datok dengan jelas.
keanekaragaman hayati, keindahan panorama alam dan kondisi sosial budaya masyarakat di sekitar kawasan yang menjadi daya tarik utama. Atraksi utama yang ditawarkan di areal obyek wisata alam ini adalah treking, beberapa lokasi yang sering dikunjungi di areal ini, yaitu ; Air Terjun Lubuk Baji, Tebing Batu Bulan, dan Kampung Bali (Little Bali). Selain itu, di areal obyek wisata ini juga kita dapat menemukan berbagai jenis satwa, diantaranya : Orangutan (Pongo pygmaeus wurmbii ), Klempiau (Hylobates muelleri ), Kelasi (Presbytis rubicunda),
Enggang (Buceros rhinoceros)¬, Ruwai, Pelatuk (Blythpicus rubiginasus) , Burung beo, dan Beruang madu (Helarctos malayanus) .
3.2.1.4 Gunung Peramas Gunung Peramas terletak di Kecamatan Sukadana yang juga termasuk dalam kawasan Taman Nasional Gunung Palung. Dalam kawasan ini
Beberapa fasilitas wisata yang terdapat di kawasan ini adalah tempat
terdapat berbagai jenis flora, seperti pohon Ramin, Jelutung, serta
pelaksanaan program Pembelajaran Pengenalan Lingkungan Peramas
pohon dari jenis Dipterocarpaceae, juga masih banyak dijumpai
oleh Yayasan Palung, beberapa shelter peristirahatan, trail wisata dan
beberapa jenis fauna yang terkenal dan merupakan satwa endemik
pendidikan lingkungan, berupa long trail dan short trail yang
Gunung Palung, seperti Orangutan, Bekantan, Beruang Madu, dan
dilengkapi dengan papan interpretasi, serta jalur pengamatan burung
Burung Enggang. Objek wisata Gunung Peramas juga sangat mudah dicapai karena Karena kondisi alam masih bagus maka tempat ini cocok dijadikan
bersebelahan dengan Pantai Pulau Datok. Karena tarailnya sudah ada
tempat camping, mendaki, atau hanya sekedar berjalan‐ jalan melihat
dan jelas dari Pantai Pulau Datok menuju puncak dapat dicapai dengan
satwa. Perjalanan ke puncak sangat mengasyikan karena banyak
berjalan kaki selama 2 jam.
LAPORAN AKHIR
RENCANA INDUK PARIWISATA KABUPATEN KAYONG UTARA TAHUN 2011‐2031
41
KEPARIWISATAAN KAYONG UTARA
3.2.1.5 Wisata Alam Batu Barat
Pulau Karimata, maka bukit batu daya ini tampak menonjol pada gugusan Gunung Palung, karena bentuknya yang kokoh bersegi seperti
Obyek Wisata Alam Batu Barat menawarkan atraksi utama berupa
gantang, yaitu takeran padi . Bukit ini juga dikenal dengan nama bukit
pengamatan satwa liar dengan menggunakan sampan (wild life
unta, karena bentuknya mirip punggung unta,. Bukit ini terletak antara
observation) menyusuri sungai di dalam kawasan Taman Nasional
perbatasan Kec. Laor, Simpang hilir dan Sukadana termasuk dalam
Gunung Palung. Daya tarik utama bagi wisatawan pada site ini adalah
kawasan Taman Nasional Gunung Palung (TNGP).
primata besar, yaitu : Orangutan (Pongo pygmaeus wurmbii ). Primata besar ini biasanya dapat kita lihat di hutan rawa ( peat swamp forest ) sekitar Sungai Kubang dan hutan dataran rendah berbukit (lowland hills forest ) di Bukit Kubang. Selain itu, di area ini juga terdapat satwa
endemik Kalimantan yaitu Bekantan (Nasalis larvatus) yang bisanya dapat kita lihat pagi dan sore hari di sepanjang tepi Sungai. Selain Orangutan dan Bekantan, primata yang masih memungkinkan untuk ditemukan berdasarkan hasil
pengamatan dan
informasi
dari
masyarakat antara lain: Kelasi (Presbytis rubicunda), Lutung kelabu (Presbytis cristata), Kera ekor panjang (Macaca fascicularis) dan Beruk (Macaca nemestrina). Di area ini juga, kita dapat melihat jenis‐ jenis burung seperti Srindit melayu (Loriculus galgulus), Srigunting batu (Dicrurus paradiceus), Enggang (Buceros rhinocerus), Murai Batu (Cophsychus malabanicus), Pelatuk (wood pecker ), Berebak, Cecak rawa(Pyicnonotus zeylanicus), Ruwai/Sempidan, dan Bangau Tongtong (Leptopdilos javanicus).
3.2.1.6 Bukit Batu Daya
Bukit ini terkenal terjal, dan berbatu. Di kalangan pemanjat tebing (Rock climber ) bukit ini sudah begitu terkenal. Kota terdekat dengan
Bukit batu daya adalah salah satu bukit batu yang ada di Kecamatan
kawasan ini adalah Kota Telok Melano ibukota Kec. Simpang Hilir . Dari
Simpang Hilir, disebut batu daya karena sering memperdaya padangan
Telok Melano menuju desa Perawas (desa batu barat) atau Desa
kita, bila kita liat dari tempat yang berbeda maka bentuknya juga akan
Matan. Dari desa ini keangkuhan gunung Bukit batu daya ini sudah
berbeda. Bukit ini berdiri kokoh, bila kita berlayar dari Pontianak atau
terlihat.
RENCANA INDUK PARIWISATA KABUPATEN KAYONG UTARA TAHUN 2011‐2031
LAPORAN AKHIR
42
KEPARIWISATAAN KAYONG UTARA
Datok terletak di kaki gunung Peramas yang menawarkan suasana asri
3.2.2 Wisata Bahari
dan nyaman untuk bersantai dan relaksasi. Pantai ini berpasir halus
3.2.2.1 Pantai Pulau Datuk
berbentuk telur dengan kecekungan cukup dalam. Selain itu Pantai
Pantai ini merupakan salah satu taman wisata alam yang ramai
permukaan Pasir di Pantai ini juga cukup baik, berbutir halus, agak
dikunjungi. karena pada musim‐musim tertentu seperti liburan
putih serta cukup bersih. Lingkungan di Pantai Pulau Datok cukup baik
sekolah, dan libur Nasional,kawasan ini merupakan tempat wisata
dan rapi, pohon‐pohon akasia berbaris dengan rapi di sepanjang
Pulau Datok juga memiliki kelandaian yang cukup baik dengan kondisi
nomor satu yang banyak pengunjungnya.
jalan masuk pantai pulau datok, disamping itu terdapat pohon‐pohon besar lainnya seperti penage hingga semak belukar. yang meneduhi dan membawa suasana sejuk di pantai tersebut. Pantai Pulau Datok cukup aman terhadap terpaan gelombang dari laut Selatan Karimata karena dikelilingi tanjung berbatu sebelah kiri dan kanan. Suasana pagi harinya di Pantai Pulau Datok ini cukup segar. Matahari pagi terbit dari Tiap tahun wisata Pantai Pulau Datok ini menyedot ribuan pengunjung
arah kota Sukadana, naik perlahan menyinari Pantai Pulau Datok
yang datang dari berbagai kecamatan di Wilayah Kabupaten Kayong
dengan pepohonannya. Dikala sore, pengunjung dapat menikmati
Utara dan Ketapang. Lokasi objek wisata Pantai Pulau Datok ini
pemandangan terbenamnya matahari dibarat. Bias sinar matahari
berdekatan dengan Taman Nasional Gunung Palong, Pantai Pulau
yang memerahi langit menambah hining dan suasana asri pantai.
LAPORAN AKHIR
RENCANA INDUK PARIWISATA KABUPATEN KAYONG UTARA TAHUN 2011‐2031
43
KEPARIWISATAAN KAYONG UTARA
Kondisi lingkungan di sekitar obyek wisata Pantai Pulau Datok ini relatif baik didukung dengan rindangnya tumbuhan pohon lindung RENCANA INDUK PARIWISATA KABUPATEN KAYONG UTARA TAHUN 2011‐2031
LAPORAN AKHIR
44
KEPARIWISATAAN KAYONG UTARA
akasia di kiri dan kanan sepanjang jalan masuk menuju lokasi pantai. Kondisi hutan sekitarnya juga masih alami. Pemukiman penduduk disekitar lokasi pun tak begitu padat apalagi di dalam lokasi obyek wisatanya. Dataran rendah dengan pemukiman berpasir mendominasi lokasi obyek. Kiri kanan lokasi obyek merupakan dataran tinggi dengan struktur tanah kuning dan batu belah yang sering digunakan sebagai material bangunan. Luas lahan yang ada di kawasan Pantai Pulau Datok ± 100 Ha, dengan ketersediaan lahan ± 20 Ha
3.2.2.2 Pantai Pasir Mayang Pantai ini berjarak ± 8 Km dari Kota Sukadana yang terletak di dusun Sungai Belit dengan luas area ± 100 Ha. Pantai ini memiliki kelandaian yang
cukup
baik
yaitu
lebih
dari
5%
dengan
kondisi
permukaan/morfologi yang berdataran rendah. Terdapat pulau kecil indah berada tepat di muka pantai yang disebut Pulau Elang. Kondisi pasir Pantai berwarna putih kecoklatan berbutir halus dan sedang. untuk pengembangan kepariwisataan. Lahan tersebut mencakup beberapa bagian yang sangat potensial seperti : bagian pantai yang indah, bagian tanjung yang menarik untuk aktivitas hiking, panjat tebing, dan rintangan alam, bagian hutan mangrove di ujung pantai sangat baik untuk pusat penelitian, cagar alam, habitat biota laut, dan sebagainya. Pantai Pulau Datok sering juga digunakan sebagai lokasi tempat perkemahan/camping bagi pelajar, mahasiswa dan umum. LAPORAN AKHIR
Seperti halnya Pantai Pulau Datok, Pantai Pasir Mayang lebih tenang dan aman dari terapaan gelombang. Pulau Elang yang berada persis di depan menjadi pelindung angin dan terpaan gelombang. Sunset dan sunrise menjadi pamandangan yang indah di pagi dan sore harinyaKondisi lingkungan alam di sekitar objek wisata Pantai Pasir Mayang relatif baik. Di sekitarnya juga masih alami dengan di dominasi pepohonan kelapa. RENCANA INDUK PARIWISATA KABUPATEN KAYONG UTARA TAHUN 2011‐2031
45
KEPARIWISATAAN KAYONG UTARA
3.2.2.3 Pantai Siduk Pantai ini terdapat di muara Sungai Siduk Desa Siduk Kecamatan Sukadana, sehingga sangat mudah dicapai dari ibukota Kabupaten karenna sangat dekat dengan jalan raya Sukadana – Ketapang.
3.2.2.4 Suaka Alam Laut Karimata Kepulauan Karimata terdiri dari dua pulau besar yaitu, Pulau Karimata dan Pulau Serutu serta beberapa pulau kecil lainnya yang terletak di pesisir batar Kalimantan. Hanya di dua pulau tersebut yang dihuni oleh penduduk. Beberapa desa kecil berada di pesisir, terutama yang paling besar adalah desa Padang yang terletak di ujung timur pulau.
RENCANA INDUK PARIWISATA KABUPATEN KAYONG UTARA TAHUN 2011‐2031
LAPORAN AKHIR
6
KEPARIWISATAAN KAYONG UTA A
epulauan
kari ata memiliki
kosistem darat
aupun ekosiste
keanekaragaman ekosistem
baik
laut. Akibat ter isahnya kepulau n
karimata dengan pulau Kalimant n, maka beberapa jenis flora d n f aunanya tergolo g endemik yang cukup unik di ke ulauan ini. Nam n endapatan jenis jenis tersebut secara lengkap hingga saat ini belum ilakukan.
Kehidupan terumb karang Betok Pulau Karimata
Karimata ditetapkan sebagai kawasan lindung (Suaka Alam Laut) oleh pemerintah I donesia. Suaka alam laut Pulau Karimata merupakan
Nelayan di Pulau Karima a
atraksi/objek wisata yang unik dan sangat menarik untuk kegiatan bahari. Kondisi di lokasi obje wisata ini masih sangat alami sekali.
ondisi topografi kawasan berupa dataran rend h sampai deng n
Pada kawasa ini terdapat pe paduan dari hu an mangrove, d taran
ataran tinggi, dari 0 ‐ 1.030 m da i permukaan laut. Selain itu kondisi
rendah hingg
dataran tinggi. Berbagai jenis lora dan fauna masih
orfologi permukaannya juga s ngat variatif,
aitu dari datar n
cukup banyak terdapat di suaka alam laut Pula Karimata ini. Populasi
rendah yang dat r hingga bergel mbang di selin i perbukitan kecil,
burung walet yang cukup banyak manjadikan k pulauan ini sala satu
sedang sampai y ng besar denga
sumber penc rian sarang bur ng walet. Nam n populasi burung itu telah berkurang drastic karen penangkapan erlebihan oleh orang di luar epulauan Karimata. LAPORAN AKHIR
rang‐
daerah lereng dan berbatu lebih
ari 15%. Kondisi ini menunju kan bahwa ko disi geologi tata lingkungannya sa gat baik yang memberikan ruan yang cukup unt k erkembangnya s gala jenis flora dan RENCA A INDUK PARIWISATA KABUPATEN KAYONG UTARA TAHUN 2011‐2031
47
KEPARIWISATAAN KAYONG UTARA
Bagan di perairan Pulau Serutu
Suaka alam laut kepulauan Karimata terletak di Desa Padang Pulau Karimata dan di Desa Pelapis Pulau Pelapis yang berhadapan dengan
fauna khas yang menghuni kawasan suaka alam laut pulau Karimata.
Pulau
Taman laut yang ada pada saat ini tergolong jenis taman laut yang
menggunakan speed boat selama kurang lebih 1 jam dan dengan
Penebang.
Lokasi
obyek
ini
dapat
ditempuh
dengan
terbaik di dunia karena kelangkaannya.
motor air selama 2‐3 jam.Luasnya terumbu karang yang ada menjadikan wilayah ini kaya dengan sumber daya hayati. Hal ini disebabkan ekosistem terumbu karang memiliki jaringan kehidupan yang paling tinggi diantara ekosistem lainya, sehingga di dalamnya terdapat berbagai jenis mahkluk hidup yang menambah kekayaan wilayah tersebut. Berbagai biota dan tumbuhan laut yang ada merupakan pemandangan yang memiliki keindahan tersendiri yang tidak dimiliki oleh panorama daratan, menjadikan wilayah ini banyak dikunjungi pelancong yang ingin menikmatinya. Sehubungan dengan kondisi
tersebut,
maka
daerah
ini
dalam
pengembangannya
dicanangkan sebagai daerah pariwisata yang berskala internasional, Pulau Pelapis RENCANA INDUK PARIWISATA KABUPATEN KAYONG UTARA TAHUN 2011‐2031
mengingat wilayah ini juga masuk dalam jalur pelayaran Internasional. LAPORAN AKHIR
48
KEPARIWISATAAN KAYONG UTARA
ini merupakan lintasan pelayaran internasional sejak masa lalu. Ada banyak peninggalan yang bisa disaksikan. Beberapa peninggalan sejarah yang dapat dijumpai di kawasan Pulau Maya‐Karimata adalah : A. Desa Tanjung Satai
Peninggalan yang dapat dikaitkan dengan sejarah masa lalu adalah sebuah kompleks makam yang berada di atas bukit Satai. Di kompleks makam ini terdapat sejumlah makam tua yang bercampur dengan makam‐makam dari masa sekarang. Makam‐ makam kuna tersebut ada yang dibuat dari kayu ada juga yang dibuat dari batu, tetapi hampir semua tanpa ada identitas nama Ada beberapa potensi obyek wisata utama dalam kawasan ini yaitu : •
Terumbu Karang Betok
•
Terumbu Karang Tanjung Ru
•
Air Terjun Bidadari di Pulau Karimata
•
Habitat Penyu di Pulau Penyu
3.2.3 Wisata Budaya dan Sejarah 3.2.3.1 Peninggalan Sejarah di Kepulauan Maya‐ Karimata Selain menikmati keindahan bahari yang memukau, di Kepulauan Karimata anda bisa sekaligus berziarah ke situs‐situs sejarah. Daerah
LAPORAN AKHIR
dan sebagainya. Namun, melihat pada bentuk‐bentuk nisannya diperkirakan bahwa makam‐makam tua tersebut rata‐rata berasal dari abad 19 dan awal abad 20. Salah satu nisan pada kompleks makam kuna tersebut cukup menarik, karena memiliki hiasan yang cukup unik. Keunikannya terletak pada bentuk hiasan yang mirip dengan bentuk kala yang distilir, yaitu ada bagian mata, alis, hidung, pipi, dan
taring.
Namun
demikian
dapat juga
hiasan
tesebut
dipersepsikan sebagai binatang yang berhubungan dengan dunia sufi yaitu ikan, terdiri dari bagian ekor, badan, dan kepala yang bertanduk. Sebetulnya secara keseluruhan hiasan tersebut terdiri dari sulur‐suluran yang dibentuk sedemikian rupa sehingga menimbulkan persepsi yang berbeda.
RENCANA INDUK PARIWISATA KABUPATEN KAYONG UTARA TAHUN 2011‐2031
49
KEPARIWISATAAN KAYONG UTARA
B. Desa Kemboja
Desa Kemboja terletak ± 13 Km di sisi timur Desa Tanjung Satai. Desa ini dapat ditempuh dengan kendaraan roda dua selama 15 menit. Berdasarkan keterangan berbagai sumber di Dusun Medan Bakti, Desa Kemboja terdapat temuan kepurbakalan berupa keramik Cina dalam jumlah besar. Penemuan keramik tersebut terkosentrasi di sepanjang aliran Sungai Meledang. Dari investigasi yang dilakukan ditemukan keramik Cina berbentuk guci dengan motif hias berupa binatang mitologi sebanyak 6 ekor dalam satu guci.
Motif
hias tersebut merupakan perpaduan naga, biawak, buaya, dan kelabang. Binatang ini digambarkan bersisik
dengan
ekor
dua
dan
bercabang bagian mempunyai
kepala tanduk.
Temuan lain berupa linggi depan dari lunas kapal terbuat dari kayu ulin (kayu besi). Sisa perahu ini
memiliki
lubang‐
lubang untuk memasukkan pasak kayu. Selain itu ditemukan pisau terbuat dari besi, keramik berbagai bentuk dan ukuran dengan, RENCANA INDUK PARIWISATA KABUPATEN KAYONG UTARA TAHUN 2011‐2031
LAPORAN AKHIR
51
KEPARIWISATAAN KAYONG UTARA
Selain
ciri‐ciri
tersebut, ciri
3.2.3.2 Wisata Sejarah di Mainland
ada utama
Di wilayah daratan (mainland) Kayong Utara, kita tak hanya bisa
arca
menemukan keindahan bahari dan pantai yang menakjubkan. Sisa‐sisa
bahwa tersebut
perjalanan panjang sejarah bangsa NKRI justru sebagian ada di sini.
merupakan arca
Mulai dari sisa peninggalan prasejarah di gua Sedahan, situs
perwujudan,
peninggalan Portugis, Inggris, Belanda dan Jepang, sisa kerajaan,
yaitu
sampai masa kemerdekaan NKRI.
sikap
tangan (mudra) arca
berupa
anjali
(sikap
merapatkan kedua
telapak
tangan
yang
diletakkan depan
di dada,
sebagai simbol penghormatan). Tepat di ujung rapatan tangan tersebut terdapat bunga, yang diduga sebuah teratai, namun teratai tersebut sudah aus. Ciri lainnya yang dianggap penting, yaitu
adanya
hiasan
batang
sulur‐sulur
bunga,
yang
diperkirakan sebuah batang bunga teratai. Namun begitu
Sejumlah kawasan sejarah di wilayah ini mempunyai nilai yang cukup
bonggol bawah dan ujung atas bunga terpenggal atau hilang.
tinggi diantaranya; Kompleks Makam Panembahan Airmala (puteri dari
Diduga arca dengan ciri‐ciri tersebut berkembang pada masa Kerajaan Singhasari atau Majapahit.
RENCANA INDUK PARIWISATA KABUPATEN KAYONG UTARA TAHUN 2011‐2031
Karang Tanjung) di Desa Gunung Sembilan (Tambak Rawang), Makam Tuk Mangku (Suami Panembahan Airmala) di Desa Pangkalan Buton, Komplek Makam Raja‐raja Sukadana, Komplek Makam Raja‐raja LAPORAN AKHIR
53
KEPARIWISATAAN KAYONG UTARA
orde baru. Sebagian masih dimanfaatkan masyarakat setempat untuk mengairi persawahannya. Tampungan air di “Dam Begasing” ini merupakan aliran dari pegunungan di TNGP. Tak jauh dari lokasi ini, terdapat camp penelitian Cabang Panti. Pada lokasi itulah sejumlah peneliti luar negeri mencurahkan perhatian mereka meneliti flora dan fauna Taman Nasional Gunung Palung, mereka itu ada juga dari Harvard University dan lain‐lain. Untuk mencapai Desa Sedahan dan sekitarnya, dari Sukadana hanya sekitar 7 kilometer. Lokasinya bisa ditempuh dengan kendaraan roda dua atau roda empat.
3.2.3.4 Sejarah Kayong Jaman Kerajaan Tanjung Pura Pura di Desa Sedahan Jaya, Sukadana
Istana Panembahan Matan di Mulia Kerta Ketapang merupakan salah Pemandangan gunung yang menjulang tinggi dengan pohon‐pohon
satu istana era Kerajaan Melayu Islam yang tersisa di Kalimantan
besar merupakan penyedia air untuk persawahan. Dari sawah inilah,
Barat. Berdasarkan jejak sejarahnya, Istana Panembahan Matan
masyarakat setempat hidup dan menjadi penyedia pangan bagi pesisir
merupakan pusat pemerintahan dari Kerajaan Matan‐Tanjungpura
Selatan Kalbar.
yang sebenarnya kelanjutan dari Kerajaan Tanjungpura dari era Hindu
Tak hanya melihat dari dekat aktivitas masyarakat asli Sukadana dan
yang pernah mempunyai nama besar di seantero Kalimantan.
transmigran asal Bali, lengkap dengan tempat‐tempat peribadatan
Secara periodik, Kerajaan Matan‐Tanjungpura yang berpusat di Mulia
mereka. Pada desa berdekatan, warga transmigrasi Jawa juga tinggal
Kerta adalah kelanjutan dari Kerajaan Tanjungpura. Bermula di
dengan aktivitas sebagai petani. Keanekaragaman budaya ini menjadi
Sukadana Kabupaten Kayong Utara (KKU), Tanjungpura menuliskan
salah satu ciri khas bagi pengembangan wisata di Bali. Jika sudah
peradabannya, sepanjang sejarah Tanjungpura yang berjalan semenjak
menginjakkan kaki di desa beragam budaya ini, tak salah mengunjungi
kira‐kira tahun 1431 M, sampai dengan tahun 1724 M, dengan
ujung desa ini. Di ujung jalan, dibangun sebuah proyek irigasi yang
Sukadana menjadi pusat pemerintahannya.
disebut dengan Dam Begasing. Proyek irigasi ini dibangun pada era RENCANA INDUK PARIWISATA KABUPATEN KAYONG UTARA TAHUN 2011‐2031
LAPORAN AKHIR
4 POTENSI PASAR WISATA 4.1 Pariwisata Dunia Organisasi Pariwisata Dunia PBB mengumumkan, jumlah wisatawan inbound internasional pada 6 bulan pertama tahun 2010 tercatat 421 juta orang, meningkat 7% dibandingkan dengam masa sama tahun 2009. Hasil ini menunjukkan, industri pariwisata di seluruh dunia mengalami pemulihan dari kuartal terakhir tahun lalu. Statistik Organisasi Pariwisata Dunia menunjukkan, industri pariwisata di kawasan Asia‐ Pafisik dan Timur Tengah bertumbuh paling cepat. Sebagai tempat tujuan pariwisata kedua terbesar di dunia, jumlah wisatawan inbound internasional Asia tercatat 181 juta orang pada tahun 2009, pendapatan pariwisata internasional senilai 204 milyar dolar AS dengan mencapai 20% jumlah total dunia. Menurut World Tourism Organization (WTO) pada tahun 2010 jumlah wisatawan global akan meningkat menjadi 1.018 juta orang dengan perolehan devisa sebesar 3,4 triliun dollar AS, investasi pariwisata dunia sebesar 10,7 persen permodalan dunia dan kesempatan kerja sebanyak 204 juta orang. Artinya, satu diantara sembilan orang akan bekerja di sector Pariwisata. Dengan tingkat pertumbuhan rata‐rata 4,1 persen, jumlah wisatawan dunia akan meningkat menjadi 1.561 juta orang di tahun 2020. Penyebaran wisatawan tersebut adalah di wilayah Eropa, Afrika, Timur Tengah, Amerika, Asia Pasifik. Kawasan LAPORAN AKHIR, HAL.57
61
POTENSI PASAR WISATA
Tabel 23 : Jumlah Kunjungan Wisatawan Mancanegara Menurut Pintu Masuk Dan Kebangsaan
RENCANA INDUK PARIWISATA KABUPATEN KAYONG UTARA TAHUN 2011‐2031
LAPORAN AKHIR
62
POTENSI PASAR WISATA
Kalimantan Barat sebesar 20,18 %. Hal ini merupakan tantangan yang
PERKEMBANGAN JUMLAH KUNJUNGAN WISMAN MEURUT JENIS KELAMIN
besar untuk mengembangkan pariwisata untuk daerah Kayong Utara dengan melakukan pembenahan dan peningkatan kualitas pelayan pada
4500000 4000000
Border Entikong.
3500000
Bila dilihat pola waktu kedatangan wisatawan mancanegara ke Indonesia, umumnya memuncak di bulan Juli – Agustus dan Desember. Kunjungan terendah terjadi pada bulan Februari dan bulan Oktober
3000000 2500000 2000000 1500000 1000000 500000
4.2.1.2 Profil Wisatawan Mancanegara
0
2004
2005
2006 LAKI‐LAKI
Karakteristik wisman yang datang ke Indonesia akan dilihat dari
2007
2008
2009
PEREMPUAN
beberapa aspek yaitu jenis kelamin, kelompok umur, jenis pekerjaan, akomodasi yang digunakan serta maksud kunjungannya. Kelima faktor PERKEMBANGAN KUNJUNGAN WISMAN MENURUTKELOMPOK UMUR
tersebut perlu dikaji untuk menjadi masukan dalam menentukan langkah‐langkah
antisipatif
terhadap
kemauan
pasar
dalam
pengembangan produk pariwisata yang sesuai dengan karakter wisatawan tersebut.
2000000 1800000 1600000
Wisman yang berkunjung ke Indonesia umumnya lebih banyak laki‐laki daripada perempuan. Komposisi ini hampir sama setiap tahun seperti diperlihatkan pada grafik di sebelah kanan.
N 1400000 A W1200000 A T A S I 1000000 W
2004 2009
H A L 800000 M U J 600000 400000
Sementara itu bila dilihat dari kelompok umurnya,
wisman yang
200000
berkunjung ke Indonesia paling banyak berusia antara 25 – 54 tahun,
0
terutama pada kelompok umur 35‐44 Tahun. Pola dominasi tiga
< 15
15 ‐ 24
25 ‐ 34
35 ‐ 44
45 ‐ 54
55 ‐ 64
< 64
KELOMPOK UMUR
kelompok umur yang berada pada usia produktif ini terjadi hampir sama setiap tahunnya. Perbedaan mendasar pola kelompok umur wisman antara tahun 2009 dengan lima tahun sebelumnya adalah pergeseran komposisi pada kelompok umur di bawah 25 tahun. LAPORAN AKHIR
Pada tahun 2004 kelompok umur 24 tahun ke bawah datang dalam jumlah yang berimbang dengan kelompok lansia, artinya wisman pada RENCANA INDUK PARIWISATA KABUPATEN KAYONG UTARA TAHUN 2011‐2031
63
POTENSI PASAR WISATA
tahun ini banyak menyertakan anak‐anak mereka dalam kunjungannya
alam laut Kepulauan Maya‐Karimata sangat cocok dengan karakter jenis
ke Indonesia. Sedangkan data tahun 2009 menunjukkan bahwa
pekerjaan wisatawan dominan. Sebagian besar para profesional,
kelompok umur di bawah 25 tahun sangat minim, sementara kelompok
manajer dan karyawan tersebut memeiliki keseharian di tengah
umur lanjut 55 tahun ke atas tetap sama komposisinya. Data komposisi
kesibukan kota‐kota besar tempat mereka bekerja, memerlukan suasan
usia ini dapat menjadi petunjuk untuk mengembangkan produk‐produk
yang sama sekali berbeda dan memberikan pengalaman yang berkesan
wisata Kayong Utara yang sesuai dengan kelompok usia produktif antara
yang akan sangat langka mereka peroleh di tempat asalnya.
25 hingga 44 tahun. Bila dilihat dari karakter jenis pekerjaan wisman yang datang ke
Jenis Pekerjaan Wisatawan Mancanegara Tahun 2009
Indonesia, kebanyakan wisman adalah para profesional (26 %), manajer 0,02 0,01
(21%) dan karyawan (20%) perusahaan swasta.
0,04 0,06
2.008
JENIS PEKERJAAN
0,20
2.009
JUMLAH
%
JUMLAH
%
Profesional
2.136.150
34,26
2.295.858
36,31
Manager
1.222.216
19,60
1.344.390
21,26
Karyawan
1.351.288
21,10
1.262.577
19,97
Pelajar
428.092
6,87
594.349
9,40
IBU RT
291.688
4,68
358.486
5,67
Militer
59.189
0,95
102.414
1,62
PNS
62.968
1,01
91.619
1,45
718.888
11,53
274.037
4,33
6.270.479
100,00
6.323.730
100,01
Lainnya JUMLAH
0,36
0,09
Tabel 24 : Jenis Pekerjaan Wisatawan Mancanegara Yang Berkunjung Ke Indonesia Tahun 2008‐2009
0,21
Profesional
Manager
Karyawan
Pelajar
IBURT
Mi li te r
P NS
L ain nya
Kelompok pelajar menempati urutan keempat (9 %) disusul kelompok
Sebagian besar wisatawan mancanegara memanfaatkan hotel sebagai
ibu rumah tangga ( 6%), Militer dan pegawai pemerintahan masing‐
sarana akomodasi mereka selama berada di Indonesia. Lebih dari 85 %
masing 2 % dan 1 %. Selebihnya adalah wisman dengan pekerjaan diluar
wisatawan mancanegara ini lebih memilih hotel sebagai tempat tinggal
7 kelompok tersebut.
sementara mereka. Sebanyak 10 % wisman Tahun 2009 menginap di rumah‐rumah kerabat ataupun keluarga mereka, selebihnya, 5 %,
Pengembangan produk wisata minat khusus berbasis ekoturisme yang
memilih untuk menginap di berbagai akomodasi lain selain hotel, baik itu
didukung keberadaan Taman Nasional Gunung Palung dan Keindahan RENCANA INDUK PARIWISATA KABUPATEN KAYONG UTARA TAHUN 2011‐2031
LAPORAN AKHIR
64
POTENSI PASAR WISATA
rumah‐rumah penduduk yang disewakan maupun di penginapan‐ penginapan sederhana lainnya.
MaksudKunjungan WisatawanMancanegara, 2009
Tabel 25 : Sarana Akomodasi Yang Digunakan Wisman Tahun 2008‐2009 2.008
JENIS AKOMODASI Hotel Rumah teman Akomodasi lainnya JUMLAH
3% 2%
2.009
JUMLAH
%
JUMLAH
%
4.804.838
77,07
5.359.218
84,75
322.965
5,18
315.012
4,98
1.106.694
17,75
649.500
10,27
6.234.497
100,00
6.323.730
100,00
60% 31%
3%
Akomodasi Yang Digunakan Wisman, 2009 Hotel
Rumah teman
1%
Akomodasi lainnya
Bisnis
Dinas
Konvensi
Liburan
Pendidikan
Lainnya
Aspek terakhir yang juga sangat penting untuk dikaji adalah motivasi 85%
maupun tujuan perjalanan dari wisman ke Indonesia. Menurut data statistik, sebagian besar wisman (60%) mengunjungi Indonesia untuk berlibur, 31% untuk berbisnis dan 3 % untuk mengikuti konvensi‐ konvensi yang kebetulan diselenggarakan di Indonesia. 10%
5%
4.2.2 Wisatawan Nusantara Kunjungan wisatawan nusantara ke berbagai tujuan wisata di Indonesia mengalami peningkatan terus dari tahun ke tahun dengan tingkat pertumbuhan 1,47 % per tahun. Pada tahun 2004 tercatat terjadi 111.353.000 kunjungan wisata dan terus meningkat hingga mencapai
LAPORAN AKHIR
RENCANA INDUK PARIWISATA KABUPATEN KAYONG UTARA TAHUN 2011‐2031
5 VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN PENGEMBANGAN PARIWISATA KAYONG UTARA 5.1 Visi dan Misi Sebagai salah satu sektor pembangunan Kayong Utara, visi dan misi pengembangan pariwisata Kayong Utara mengacu kepada visi Kayong Utara, yaitu “Terwujudnya Harkat Dan Martabat Masyarakat Kabupaten Kayong Utara Yang Beriman, Sehat, Cerdas, Aman, dan Sejahtera”. Selain itu, beberapa isu strategis utama pembangunan Kayong Utara juga bisa menjadi landasan pengembangan pariwisata Kayong Utara. Isu‐isu strategis utama pembangunan Kayong Utara tersebut adalah: 1) Kualitas hidup masyarakat dan peningkatan kesejahteraan 2) Peningkatan penyediaan dan pelayanan infrastruktur wilayah 3) Peningkatan daya saing Kayong Utara dengan pengembangan sektor industri dan jasa transportasi skala regional dan nasional 4) Optimalisasi pemanfaatan sumberdaya alam laut dan pesisir 5) Penerapan pendekatan pembangunan yang berwawasan lingkungan.
LAPORAN AKHIR, HAL.70
75
VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN PENGEMBANGAN PARIWISATA KAYONG UTARA
12. Keputusan Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Nomor KEP‐ 012/MKP/IV/2001 Tentang Pedoman Umum Perizinan Usaha Pariwisata 13. RIPPDA Propinsi Kalimantan Barat 14. RPJPD dan RPJMD Kabupaten Kayong Utara 15. Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Kayong Utara 16. RIPPDA Kabupaten Kayong Utara
RENCANA INDUK PARIWISATA KABUPATEN KAYONG UTARA TAHUN 2011‐2031
LAPORAN AKHIR
6 RENCANA STRUKTUR PERWILAYAHAN PENGEMBANGAN PARIWISATA 6.1 Penetapan Struktur Perwilayahan 6.1.1
Kriteria
Pengembangan pariwisata dari aspek spasial pada hakekatnya adalah merumuskan penataan secara struktural atas berbagai obyek potensial yang akan dikembangkan dengan berpedoman pada : 1. Keragaman dan klasifikasi obyek yang akan dikembangkan 2. Konguitas atau kesalingdekatan antara obyek 3. Jangkauan
pelayanan
fasilitas
yang
ada
dan
potensi
pengembangannya 4. Aksesibilitas antar obyek dan antara obyek dengan pusat pelayanan/ pengembangan yang ada. Selain itu, pembentukan struktur perwilayahan pariwisata juga harus mengacu pada rencana tata ruang wilayah yang telah disusun. Dalam hal ini, Kabupaten Kayong Utara telah memiliki Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten, yang meskipun belum ditetapkan sebagai PERDA tetapi
LAPORAN AKHIR, HAL.85
89
RENCANA STRUKTUR PERWILAYAHAN PENGEMBANGAN PARIWISATA
1. Riam Berasap
8. Wisata Kuliner,
2. Hiking dan Jungle Tracking Gunung Seberuang
9. Dll
3. Arung Jeram Sungai Siduk Hulu
c.
e. Kawasan Wisata Pantai Selatan, dengan beberapa obyek
4. River Cruising dan Pengamatan Satwa Sungai Sunduh
/daya tarik wisata :
5. Pengamatan Satwa Bekantan di Kampung Baru
1. Pantai Pasir Mayang
Kawasan Wisata (KW) Kota Sukadana dengan obyek/daya
2. Wisata Budaya Kampung Laut Sukadana
tarik wisata :
3. Wisata Pantai dan Kampung Nelayan Pasir Panjang
1. Pengembangan Waterfront Teluk Sukadana
4. Pantai Siduk
2. Pengembangan Wisata Kuliner Seafood
5. Wisata bahari Pulau Juanta
3. Pusat Hiburan dan Entertainment (pub, café, karaoke, amusement, spa, dll)
f.
Kawasan Wisata Pantai Tambak Rawang dengan beberapa obyek/daya tarik wisata :
4. Pusat Kebugaran dan Sport Center
1. Taman rekreasi Pantai
5. Pengembangan Atraksi Seni dan Budaya
2. Sight Seeing (sunset)
6. Pengembangan Museum dan Cagar Budaya dan Sejarah Kota
Sukadana
sebagai
Pusat
Imperium
Matan‐
Tanjungpura
3. Swimming, boating, canoing, jet ski, parasailing, dll 4. Olahraga pantai g. Kawasan Wisata Alam dan Budaya Sedahan Jaya dengan
7. Pusat Pemasaran Agrowisata dan hasil olahannya
obyek daya tarik wisata :
8. Pusat Pemasaran Kerajinan dan Cinderamata
1. Situs purbakala Batu Bulan
d. Kawasan Wisata (KW) Pantai Pulau Datuk, meliputi :
2. Situs Purbakala Batu Hujau
1. Kegiatan Wisata pantai : berenang dan bermain cano, voli pantai, sight seeing (sunset), dll. 2. Kegiatan wisata bahari seperti banana boat, flying fish, parasailing dan jetski
3. Goa Peristirahatan Pangeran Panape di Gunung Lalang Desa Harapan Mulia 4. Tatanan Budaya Tradisional Bali (little Bali) 5. Agro wisata (palawija dan hortikultura)
3. Wisata pemancingan (fishing)
6. Air Terjun Lubuk Baji
4. Hutan Wisata dan Taman Burung
7. Longer time for Hiking in tropical rain forest
5. Areal Piknik
8. Wildlife observation (Orangutan, Gibbons, Red ‐ leaf
6. Convention Center
Monkey, Hornbills, dll)
7. Panggung Terbuka (Amphi theatre) RENCANA INDUK PARIWISATA KABUPATEN KAYONG UTARA TAHUN 2011‐2031
LAPORAN AKHIR
90
RENCANA STRUKTUR PERWILAYAHAN PENGEMBANGAN PARIWISATA
2. Kawasan Pengembangan Pariwisata (KPP) Sungai Simpang dengan
pengembangan beberapa Kawasan Wisata Unggulan : a.
Kawasan Wisata Batu Barat dengan obyek daya tarik wisata : 1. Wildlife observation (Proboscis Monkeys, Orangutan, Hornbills, dll.)
3. Kawasan Pengembangan Pariwisata(KPP) Telok Batang meliputi Kecamatan Telok Batang dan Seponti, terdiri dari beberapa kawasan wisata unggulan a. Kawasan Agrowisata Seponti Jaya b. Kawasan Wisata Budaya Seponti Jaya dengan daya tarik
2. River Cruising sepanjang Sungai Batu Barat and Sungai
wisata
Kubang
1. Budaya Tradisional Jawa
3. Hiking di Bukit Kubang
2. Cagar Budaya Batu Beng di Desa Podorukun,
4. Tatanan budaya tradisional Melayu Kayong di Desa Batu
3. Cagar Budaya Pasir Timbul dan Sungai Durhaka di Durian
Barat b. Kawasan Wisata Batu Daya dengan obyek daya tarik wisata :
c.
Sebatang c.
Kawasan Wisata Kota Telok Batang dengan daya tarik
1. Panjat Tebing (rock climbing)
wisata:
2. Sight Seeing, gantole, bungee jump, dll
1. Wisata industri pengolahan dan kerajinan rakyat
Kawasan Wisata Budaya dan Sejarah Kerajaan Simpang di
2. Pengembangan Wisata Kuliner Seafood
Telok Melano dengan obyek daya tarik wisata :
3. Pusat Hiburan dan Entertainment (pub, café, karaoke,
1. Makam Panembahan Karang Tunjung, Wayang Kulit, Batu Sebugal di Mungguk Jering, 2. Komplek Makam Raja‐raja Simpang, Makam Prabu Jaya,
amusement, spa, dll) 4. Pusat Kebugaran dan Sport Center 5. Pusat Pemasaran Agrowisata dan hasil olahannya
Makam Seikh Said Kobra, Makam Panembahan Simpang,
6. Pusat Pemasaran Kerajinan dan Cinderamata
Makam Anjang Samad, Makam Raja Simpang terakhir
7. Keindahan alam muara sungai
(Gusti Mahmud) Melano Kota.
8. Alur Bandung di Desa Alur Bandung,
3. Makam Tua Sekusur di Sekusur, 4. Dungun Kapal di Matan, 5. Belang Kait (Arena Pertempuran Perang Melawan Belanda 1912), Bengkuyang Pos Pengawasan/ Pengintaian Untuk Melawan Tentara Belanda, Bukit Pemagang (Lubuk Senjata)
9. Gunung Tujuh dan Goa Macan 4. KPP Pulau Maya – Pelapis dengan beberapa kawasan wisata unggulan : a. Kawasan Wisata Tanjung Satai dengan pengembangan beberapa obyek daya tarik wisata : 1. Kampung Nelayan 2. Pantai Pasir Putih Tanjung Turun
LAPORAN AKHIR
RENCANA INDUK PARIWISATA KABUPATEN KAYONG UTARA TAHUN 2011‐2031
91
RENCANA STRUKTUR PERWILAYAHAN PENGEMBANGAN PARIWISATA
3. Pantai Teluk Baru Tanjung Satai
Penentuan
4. Situs Sejarah Tanjung Satai
mempertimbangkan berbagai aspek seperti :
b. Kawasan Wisata Dusun Besar
pusat
pengembangan
pariwisata
ini
1) Struktur pusat‐pusat pertumbuhan yang ditetapkan dalam Rencana
1. Pantai Tanjung Gunung
Tata Ruang Wilayah Kabupaten Kayong Utara.
2. Pantai Tanjung Pasir
2) Kecenderungan
3. Situs Sejarah Desa Kemboja
perkembangan
kota‐kota
yang
potensial
berkembang menjadi kota pariwisata sebagai akibat kebijaksanaan
4. Situs Sejarah Gunung Totek Dusun Kecil c.
kota‐kota
Kawasan Wisata Bahari Pulau Pelapis – Penebangan dengan pengembangan obyek /daya tarik wisata :
maupun rencana pengembangan wilayah maupun sektoral. 3) Aspek aksesibilitas total dari kawasan‐kawasan wisata yang berdekatan.
1. Penyelaman/diving/marine walk 2. Olahraga air
Dengan pertimbangan‐pertimbangan tersebut maka ditetapkan tiga kota
3. Sight seeing
pusat pertumbuhan disetiap KPP yang telah ditetapkan sebelumnya
4. Boating, fishing
yaitu :
5. Kawasan Pengembangan Pariwisata (KPP) Pulau Karimata terdiri dari 1) Sukadana sebagai pusat pengembangan KPP Gunung Palung
3 Kawasan Wisata unggulan yaitu : a. Kawasan Wisata Pulau Karimata
2) Telok Melano sebagai pusat pengembangan KPP Simpang
b. Kawasan Wisata Bahari Pulau Serutu
3) Telok Batang sebagai pusat pengembangan KPP Telok Batang
c.
4) Tanjung Satai sebagai pusat pengembangan WPP Pulau Maya‐
Kawasan Wisata Pulau Penyu
Pelapis.
6.1.3 Penetapan Pusat Pengembangan
5) Padang sebagai pusat pengembangan KPP Karimata
Pada hakekatnya konsep struktur perwilayahan ini diterapkan terutama
Kabupaten Kayong Utara sebagai salah satu wilayah pengembangan
untuk menjamin terjadinya pemerataan perkembangan pembangunan
pariwisata (WPP) di Propinsi Kalimantan Barat memiliki pusat
pariwisata keseluruh bagian kabupaten yang berpotensi. Akan tetapi
pengembangan di Kota Sukadana.
perwujudan konsep pembangunan terpadu ini perlu juga diimbangi
Dengan
dengan
pariwisata
penerapan
konsep
“pertumbuhan”
dengan
menetapkan
beberapa kota potensial sebagai pusat‐pusat pintu gerbang pariwisata
demikian
dalam
Kabupaten
struktur
Kayong
perwilayahan
Utara
pengembagnan
ditetapkan
pusat‐pusat
pengembangan seperti terlihat pada Gambar 4.
ke kawasan‐kawasan wisata yang dilayani serta sebagai pusat pelayanan/akomodasi. RENCANA INDUK PARIWISATA KABUPATEN KAYONG UTARA TAHUN 2011‐2031
LAPORAN AKHIR
95
RENCANA STRUKTUR PERWILAYAHAN PENGEMBANGAN PARIWISATA
•
Kawasan wisata Sejarah di Tellok Melano
•
Kawasan wisata Tambak Rawang
c) Prioritas pengembangan III adalah : •
Kawasan Wisata Pantai Selatan
•
Kawasan Wisata Bukit Batu Daya
•
Kawasan Wisata Budaya Seponti Jaya
•
Kawasan Wisata Tanjung Satai
•
Kawasan Wisata Dusun Besar
Urutan prioritas pada tingkat KPP berimplikasi pada urutan prioritas pengembangan secara spacial dalam bentuk penyusunan Rencana Detail Kawasan Pengembangan Pariwisata (RDTR‐KPP). Serta urutan prioritas pengembanagan pusat‐pusat KPP sebagai pintu gerbang dan pusat pelayanan bagi KPP masing‐masing. Sedangkan urutan prioritas tingkat kawasan wisata (KW) lebih berimplikasi pada urutan prioritas pengembangan obyek dan daya tarik meliputi
pengembangan
program‐program
kepariwisataan
yang
langsung pada sasaran potensi / sumberdaya wisata, sumberdaya manusia, manajemen atraksi maupun pengembangan fasilitas dan utlitas pendukung.
RENCANA INDUK PARIWISATA KABUPATEN KAYONG UTARA TAHUN 2011‐2031
LAPORAN AKHIR
98
RENCANA STRUKTUR PERWILAYAHAN PENGEMBANGAN PARIWISATA
Tabel 29 : Kriteria Pengembangan Perwilayahan Pariwisata Berdasarkan Perwilayahan Peruntukan Lahan Sektoral PENILAIAN KONDISI FISIK NILAI 1
NILAI 2
NILAI 3
Pengembangan Wilayah Perkebunan
Bila obyek terletak di dalam wilayah perkebunan besar swasta atau perkebunan inti masyarakat
Bila obyek wisata terletak di dalam wilayah peruntukan perkebunan atau daerah yang potensial untuk pengembangan perkebunan
Bila obyek wisata tidak terletak di dalam kawasan perkebunan, peruntukan ataupun potensi perkebunan
Pengembangan Kegiatan Hutan Produksi
Bila obyek terletak di dalam wilayah HP yang telah beroperasi
Bila obyek terletak di dalam wilayah peruntukan Hutan Produksi
Tidak berada di dalam daerah yang berpotensial untuk HP
Daerah Potensial Untuk Pengembangan Pertanian
Bila obyek wisata berada dalam kawasan pertanian lahan kering, tanaman keras dan atau persawahan
Bila obyek wisata berada dalam kawasan yang potensial bagi pengembangan pertanian lahan kering, tanaman keras dan atau persawahan
Tidak berada di dalam daerah yang berpotensial untuk peranian
Wilayah Kontrak Karya Emas dan Emas Rakyat
Wilayah Perusahaan Pertambangan
Tidak berada di dalam wilayah kontrak Perusahaan Pertambangan
Kawasan Lindung
Kawasan Lindung
Wilayah Hutan PPA (termasuk Suaka Alam dan Hutan Wisata)
Pengembangan Pemukiman Transmigrasi
Tidak berada di dalam wilayah permukiman transmigarasi
Batas wilayah pengembangan partial transmigrasi
Wilayah Kuasa Pertambangan
Wilayah Perusahaan Pertambangan
Tidak berada di dalam wilayah kontrak perusahaan pertambangan
LAPORAN AKHIR
RENCANA INDUK PARIWISATA KABUPATEN KAYONG UTARA TAHUN 2011‐2031
7 STRATEGI PENGEMBANGAN PARIWISATA 7.1 Strategi Umum Sesuai dengan hasil analisis SWOT (Strenght = kekuatan/keunggulan, Weakness = kelemahan/kendala, Opportunity = peluang, Threats = tantangan) yang dimiliki oleh masing‐masing kawasan wisata potensional di Kabupaten Kayong Utara, dan sesuai pula dengan hasil perkiraan jumlah kunjungan wisatawan serta berbagai rencana pembangunan pemerintah yang berkaitan baik langsung maupun tidak langsung terhadap perkembangan pariwisata di Kabupaten Kayong Utara, maka ditetapkan
beberapa
strategi
umum
pengembangan
pariwisata
Kabupaten Kayong Utara sebagai berikut :
7.1.1 Strategi I Pengembangan Pariwisata Kabupaten Kayong Utara pada tiga prinsip utama yaitu layak secara ekonomis, diterima (didukung) masyarakat setempat dan aman serta berkelanjutan secara ekologis. Oleh karena itu pengembangan pariwisata harus selalu didasarkan pada pemanfaatan secara optimal potensi obyek dan daya tarik wisata alam bahari dan hutan tropis berwawasan lingkungan dalam konteks usaha konservasi
LAPORAN AKHIR, HAL.99
103
STRATEGI PENGEMBANGAN PARIWISATA
melayu di daerah pesisir maupun budaya Dayak di pedalaman sehingga mampu mendukung pembangunan wisata alam. 7) Pengembangan obyek/daya tarik wisata Kabupaten Kayong Utara harus selalu memperhatikan daya dukung sarana dan prasarana yang
7.3 Strategi Pemasaran Strategi
pemasaran
wisata
Kabupaten
Kayong
Utara
perlu
memperhatikan 4 aspek pokok yang disebut sebagai “4P” yaitu :
memadai serta penyiapan sumberdaya manusia di sekitar kawasan pengembangan.
7.2.2 Strategi Pengembangan Fasilitas Akomodasi dan Fasilitas Pendukung Lainnya. Kabupaten Kayong Utara diarahkan pada:
Price (tarif/harga)
•
Place (lokasi pemasaran)
•
Promotion (teknik, media dan manajemen pemasaran)
Strategi pemasaran dari segi produk wisata diarahkan pada hal‐hal sebagai berikut:
Pemamfaatan daya dukung lahan tanpa merusak lingkungan dan •
memperhatiakan kelayakan ekomonis dan sosial budaya. •
Product (obyek/daya tarik dan fasilitas)
•
7.3.1 Strategi Pemasaran Produk Wisata
Pengembangan fasilitas akomodasi dan fasilitas pendukung pariwisata
•
•
Mysterious Island ” dengan menonjolkan keunikan hutan tropis
Menawarkan pengalaman total (total experience) terhadap tema
dan budaya pedalaman. Namun obyek‐obyek/daya tarik khas
atraksi yang didukung dengan pemilihan tepat terhadap tipe,
Kabupaten Kayong Utara perlu dijabarkan lebih rinci agar
kapasitas, lokasi, ekspresi arsitektur lokal dan pengejawantahan nilai‐nilai
budaya
mengabaikan
tradisional
aspek‐aspek
dalam
bentuk
keselamatan,
fisik
kenyamanan
berfungsi komplomenter terhadap citra Kalimantan.
tanpa dan
•
Pengembangan
fasilitas
yang
terjangkau
baik
dari
segi
pencapaian maupun informasi dan dana bagi setiap kelompok pengguna.
Pemasaran produk wisata dengan penekanan pada usaha konservasi dan preservasi lingkungan hidup.
kebersihan. •
Pemasaran tetap konsisten berdasarkan pada kesan “Borneo The
•
Konsep pemasaran idealnya dilakukakan secara terpadu baik antar produk maupun antar kawasan.
7.3.2 Strategi Penetapan Harga Strategi penentuan harga perlu memperhatikan hal‐hal berikut:
RENCANA INDUK PARIWISATA KABUPATEN KAYONG UTARA TAHUN 2011‐2031
LAPORAN AKHIR
108
STRATEGI PENGEMBANGAN PARIWISATA
Dipergunakan upaya pelestarian antara lain konservasi, yakni bisa
1. Belum tersedianya lembaga pendidikan khusus pariwisata
terjadi perubahan dalam kesinambungan pelestarian aset budaya
2. Kecilnya daya serap tenaga kerja di sub sektor perhotelan, redstoran
dan potensi alam. Untuk jangka panjang, bentuk konservasi disini lebih melihat dari perkembangan masa kini, dan kebutuhan masa datang, dengan meninggalkan makna yang terkandung. 3. Pelestarian Tingkat Rendah Pada daerah ini lebih diutamakan pengembangan untuk rekreasi meskipun tidak mengesampingkan prinsip pelestarian pada beberapa komponen inti yang memberikan identitas pada daerah ini. Upaya pelestarian yang dilakukan adalah konservasi dan atau preservasi
dan agen perjalanan wisata. Ada 3 kegiatan yang harus diperhatikan dalam rangka meningkatkan sumberdaya manusia, khususnya di bidang pariwisata, yaitu : 1. Mengubah keadaan sekarang menuju ke arah keadaan yang diproyeksikan. 2. Mewujudkan
jaringan
informasi
menajemen
kepegawaian
kepariwisataan melalui format yang sudah baku. 3. Model
perencanaan
penerimaan
pegawai
dilakukan
dengan
wilayah‐wlayah pesisir adalah contoh tepat bagi bentuk kegiatan
memperhatikan latar belakang dan kualitas calon pegawai, bukan
dengan orientasi tingkat rendah.
didasrkan pada sistem koneksi yang bersifat nepotisme dan
4. Pelestarian khusus Dilakukan pelestarian tertentu pada beberapa komponen abiotik alam atau biotik yang telah memberikan identitas pada daerah tersebut ataupun justru dibudidayakan untuk memberikan identitas
primordailisme. Disamping
pengembangan
sumberdaya
manusia
dibidang
kepariwisataan perlu dilakukan dalam tiga tingkat pengembangan yaitu : •
baru pada daerah tersebut.
7.6 Arahan Pengembangan Sumberdaya Manusia
itu,
Pendidikan yang bersifat sosialisme kepariwisataan dalam kalangan keluarga.
•
Pendidikan dan latihan formal pada lembaga pendidikan
•
Pendidikan dan latihan di lingkungan tempat bekerja.
Bagi daerah dimana kegiatan pariwisata masih dalam tahap “mulai berkembang” ketersediaan tenaga kerja dibidang pariwisata memang sangat terbatas terutama karena :
LAPORAN AKHIR
RENCANA INDUK PARIWISATA KABUPATEN KAYONG UTARA TAHUN 2011‐2031
8 PROGRAM PENGEMBANGAN PARIWISATA Rencana sektoral pengembangan pariwisata Kabupaten Kayong Utara meliputi program‐program pengembangan sektoral yang terdiri dari : 1) Program Pengembangan Obyek/Daya Tarik Wisata 2) Program Pengembangan Pemasaran dan Promosi Wisata 3) Program Pengembangan Akomodasi 4) Program pengembangan Aksesibilitas 5) Program Pengembangan Fasilitas Fasilitas Penunjang.
8.1 Program Pengembangan Produk Wisata Program pengembangan produk wisata mempunyai sasaran ke empat komponen produk yaitu : obyek/daya tarik wisata (ODTW), fasilitas akomodasi, aksesibilitas/transportasi dan fasilitas pendukung. Sesuai dengan potensi yang dimiliki Kabupaten Kayong Utara serta kondisi dan kecenderungan pasar wisata nusantara maupun manca negara, maka progrtam pengembagnan ODTW di Kabupaten Kayong Utara adalah : 1) Pengembangan wisata minat khusus bertumpu pada eko wisata 2) Pengembangan wisata bahari LAPORAN AKHIR, HAL.109
118
PROGRAM PENGEMBANGAN PARIWISATA
sepanjang sungai yang di kembangkan sebagai obyek wisata penyusuran sungai (rever cruise)
Program pengembangan fasilitas penunjang kepariwisataan yang
e) Program peningkatan jalan terutama dari bandara ke pusat‐ pusat KPP, jalan antar
•
pusat KPP ke pusat‐pusat kawasan
wisata.
upayakan
kesesuaianya
dengan
konteks/katrakter
kawasan sebagai dukungan untuk mempertajam nilai kuallitas /keunikan obyek/daya tarik wisata yang menjadi ciri kawasan, misalnya restoran terapung pada obyek wisata yang kekuatan
2) Prgram pengembangan sarana transportasi yaitu :
atraksinya bertumpu pada potensi sungai, restoran seafood
a) Program pengadaan bus‐bus wisata baik ukuran besar, sedang
pada kawasan dangan obyek wisata bahari, dan lain‐lain.
dan kecil b) Pengembangan angkutan umum lokal dan regional serta angkutan perdesaan untuk menjangkau sebanyak mungkin kawasan wisata yang dikembangkan baik meliputi darat, laut
8.6 Program Pengembangan Sumberdaya Manusia
maupun sungai. Program pengembangan sumberdaya manusia untuk mendukung
8.5 Program Pengembangan Fasilitas Penunjang
pengembangan pariwisata di Kabupaten Kayong Utara meliputi : 1) Program pengembangan kesadaran masyarakat setempat yang mencangkup : a) Pengembangan kesadaran masyarakat terhadap asfek positif
Program ini meliputi :
dan negatif atau keuntungan dan kerugian yang diakibatkan •
Pengembangan agen perjalanan, biro perjalanan Umum, restoran, Art Shop, Money Changer serta Tourist Information Center di setiap pusat KPP dan pusat‐pusat Kawasan Wisata yang
berfungsi
sebagai
penyangga
sekaligus
penggerak
pertumbuhan pada lingkup area masing‐masing pusat tersebut. •
Program pengembangan Tourist Information Center dengan
oleh arus wisatawan. b) Pemgembangan pemahaman masyarakat terhadap asal dan budaya para wisatawan. c) Meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap karakteristik dan kehendak para wisatawan. d) Meningkatkan kesadaran mengenai peranan para pekerja
jaringan nasional maupun internasional di kota‐kota penting
kepariwisataan dan memperlihatkan kondisi
yang telah dikenal sebagai daerah tujuan wisata lokal, regional,
penduduk yang telah berhasil dalam menajemen usaha yang
nasional maupun internasional.
berhubungan dengan bidang kepariwisataan.
LAPORAN AKHIR
hidup dari
RENCANA INDUK PARIWISATA KABUPATEN KAYONG UTARA TAHUN 2011‐2031