TUGAS ANATOMI FISIOLOGI MANUSIA TINGKAT IB
“RABUN SENJA”
Nama Kelompok:
Elsa Syifaul Hayati (051)
Muhammad Irfan Nugroho (065)
Nida Fianda Agivti (067) Raissa Amelya (071)
AKADEMI FARMASI MUHAMMADIYAH CIREBON 2012-2013
RABUN SENJA
A. Definisi
Rabun senja (nyctalopia) adalah gangguan penglihatan kala senja atau malam hari, atau pada keadaan cahaya remang-remang. Banyak juga menyebutnya sebagai rabun ayam.
B. Penyebab
Rabun senja terjadi karena kerusakan sel retina yang semestinya bekerja saat melihat benda pada lingkungan minim cahaya. Banyak hal yang dapat menyebabkan kerusakan sel tersebut, tetapi yang paling sering akibat dari kekurangan vitamin A.
C. Terjadinya Rabun Senja
Pada mata normal terdapat pigmen yang dikenal bernama rodopsinatau visual puple. Pigmen tersebut mengandung vitamin A yang terikat pada protein. Jika mata menerima cahaya, maka akan terjadi konversi rodopsin menjadi visual yellow dan kemudian visual white. Pada konversi tersebut, dibutuhkan vitamin A. Sementara regenerasi visual purple hanya akan terjadi bila tersedia vitamin A. Tanpa regenerasi, maka penglihatan pada cahaya remang setelah mata menerima cahaya akan terganggu. Jika terjadi kekurangan vitamin A, maka gejala awal adalah terjadinya rabun senja. Artinya, mata akan mengalami gangguan ketika berpindah dari tempat banyak cahaya ke tempat gelap. Itulah yang membuat rabun senja hanya terjadi ketika matahari mulai terbenam. Sesuai dengan namanya, penyakit ini tidak bisa dikoreksi dengan kacamata dan terjadi jika sel-sel saraf pembeda terang-gelap di retina mata terganggu.
D. Penyembuhan
Untuk pencegahan dianjurkan untuk mengonsumsi makanan yang mengandung vitamin A setiap harinya. Untuk pengobatan, dapat disembuhkan dengan pemberian vitamin A, namun untuk rabun senja dengan defisiensi yang lebih sulit untuk diobati. Untuk defisiensi yang lebih diberikan vitamin A secara injeksi sebanyak 100.000 unit untuk satu kali pemberian.
E. Bagaimana Vitamin A mengobati penyakit Rabun Ayam.
Vitamin A pada makanan awalnya berada dalam bentuk retinol ester dan sebelum diserap dalam pencernaan diubah menjadi retinol. Dari mukosa sel retinol tersebut diesterfikasi
kembali, kemudian diangkut oleh khilomikron,
dibawa ke hati untuk
disimpan. Bentuk aktif vitamin A sebagian berupa asam retinoat yang akan berperan dalam ekspresi gen. Di retina mata, retinol ini diubah menjadi 11 cis retinal-dehida yang mampu berkonyugasi dengan opsin membentuk rhodopsin yang berperan dalam proses penglihatan. Maka, mata memang sangat membutuhkan kehadiran vitamin A.
F. Patofisiologi
Vitamin A atau retinol adalah senyawa yang larut lemak yang ditemukan di dalam hati. Retinol penting untuk elaborasi rodopsin (penglihatan remang-remang) oleh batang, yaitu reseptor sensori retina yang bertanggung jawab untuk penglihatan dalam cahaya tingkat rendah. Vitamin A terdiri dari kelompok retinoids & karotenoids. Sekitar 50-90% retinol diabsorbsi di usus halus dan ditransport lalu bergabung dengan kilomikron menuju hati lalu disimpan sebagai retinol palmitat. Ketika dibutuhkan, retinol akan dilepaskan ke pembuluh darah dan berkombinasi dengan retinol binding protein (RBP).
Defisiensi vitamin A dapat mengganggu produksi rodopsin, mengganggu fungsi batang sehingga menimbulkan rabun senja. Ketika asupan vitamin A terus menerus berkurang untuk jangka waktu yang lama, cadangan dalam hati akan menipis, tingkat serum retinol akan turun, fungsi epitel terganggu, dan tanda-tanda xerophthalmia terlihat.
G. Etiologi
o Defisiensi (kekurangan) vitamin A --> Tersering o Rabun dekat (hipermetropia) yang tidak dikoreksi o Penyakit mata (retinitis pigmentosa, glaukoma, katarak) o Kongenital (bawaan)
H. Faktor resiko
o Bayi yang tidak mendapatkan ASI ekslusif / tidak mendapatkan pengganti ASI yang baik o Anak-anak yang menderita infeksi (TBC, campak, diare, pneumonia), o Anak-anak yang kurang / jarang makan makanan yang mengandung vitamin A.
I. Tanda dan Gejala
o Daya pandang menurun, terutama pada senja hari atau saat ruangan keadaan ringan, o Terjadi kekeringan mata o Bagian putih menjadi suram o Sering pusing.
J. Pengobatan Pengobatan rabun senja tergantung pada penyebabnya .
o
Jika karena katarak ---> maka katarak sebaiknya dioperasi.
o
Jika karena kekurangan vitamin A ---> maka harus diberikan vitamin A dalam jumlah yang cukup, baik berupa suplemen maupun dari makanan sehari-hari.
Menginjeksikan vitamin A secara intramuscular sebanyak 55 mg retinol palmitat (100.000 IU). Jika secara parenteral tidak tersedia, dapat diberikan sebanyak 110 mg retinol palmitat (200.000 IU) dalam air atau minyak, melalui mulut. Dosis sebaiknya berkurang setengah dari jumlah yang seharusnya pada anak berusia kurang dari satu tahun. Sebaiknya pengobatan dilakukan selama 2-6 bulan.
K. Anjuran Gizi
Tujuan pada diet untuk penderita rabun senja adalah memberikan makanan yang cukup sesuai kebutuhan untuk mencapai status gizi normal dan memberikan makanan sumber vitamin A untuk mengoreksi kurang vitamin A. Menurut hasil temuan para ahli di bawah koordinasi WHO (tahun 2000) dan pertemuan-pertemuan
yang
dikoorinasi oleh
IVACG (International
Vitamin A
Consultative Group), anjuran pemberian vitamin A adalah sebagai berikut : 1. Bayi 0 hingga 6 bulan adalah sebanyak 3 x 50.000 IU. 2. Bayi 6 hingga 11 bulan adalah sebanyak 100.000 IU (kapsul biru). 3. Bayi 12 hingga 59 bulan adalah sebanyak 200.000 IU (kapsul merah) 4. Ibu masa nifas adalah sebesar 400.000 IU (2X 200.000 IU pada hari yang berbeda). 5. Ibu setelah masa nifas (ada juga kemungkinan sebagian hamil) adalah sebesar 10.000 IU/ hari atau 25.000 IU/ minggu (Hutahuruk 2009).
Daftar Pustaka
http://asromedika.blogspot.com/2012/04/rabun-senja.html http://iinfarmasi011.wordpress.com/2012/12/07/14/ Rabun Senja.