Pipe Stress Analysis

Manual Manual Pipe Stress Analysis with Caesar II

By : [email protected] PDS / PDMS PIPING

PT. TRIPATRA ENGINERS AND CONTRACTORS

PIPE STRESS ANALYSIS MANUAL

CAESAR II

MANSYUR USMAN MANSYUR USMAN


By : [email protected]


PIPE STRESS ANALYSIS MANUAL

CAESAR II

MANSYUR [email protected]

PDS / PDMS PIPING




CARA BUAT FILE BARU FILE>NEW

KASIH NAMA> BROWSE>MAKE NEW FOLDE>OK

CANCEL

PDS / PDMS PIPING

Manual Manual Pipe Stress Analysis with Caesar II PT. TRIPATRA ENGINERS AND CONTRACTORS


TOOLS>MAKE UNITS FILES

CREATE A NEW UNITS FILE>NEW UNITS FILE NAME (KASIH NAMA UNITNYA)



UBAH SATUAN YANG MAU DIGUNAKAN> KASIH NAMA UNITS FILE LABEL OK/SAVE

CANCEL



TOOLS>CONFIGURE/SETUP

PILIH DATABASE DEFINITION>GANTI UNIT FILE NAME YANG MAU DIPAKAI.



PILIH COMPUTATIONAL CONTROL.

GANTI (NEW JOB) AMBIENT TEMPERATURE SESUAI DATA T AMBIENT DARI CLIENT PADA DESIGN BASIS.

PILIH SIF’S AND STRESSES.

CENTANG PADA (NEW JOB) LIBERAL EXPANSION STRESS ALLOWABLE.

PILIH GEOMETRY DIRECTIVES.

CENTANG Z-AXIS VERTIKAL JIKA ARAH AXIS Z DARI CLIENT ARAHNYA VERTIKAL LALU KLIK EXIT W/SAVE.



JIKA INGIN MENGUBAH SATUAN YANG LAIN PILIH TOOLS>CONVERT INPUT TO NEW UNITS

ENTER THE NAME OF THE UNITS FILE TO USE

OK>CANCEL




PDS / PDMS PIPING

INPUT DATA DAN MODELING 1. MASUKKAN T1 (T DESIGN) T2 (T OPERATING/SERVICE) T3 (T AMBIENT) ATAU T4, T5 … JIKA ADA DIMANA T2 < T1 2. MASUKKAN PRESSURE P1 (P1 = DESIGN, P2 = OPERATING/SERVICE) 3. MASUKKAN HYDRO PRESSURE = 1,5 x P1 4. MASUKKAN FLUID DENSITY (JENIS FLUIDA YANG DI HANDLE) 5. TENTUKAN JENIS MATERIAL, CARANYA DARI LINE NUMBER DI DRAWING ISOMETRIC KITA DAPAT JENIS MATERIAL KEMUDIAN KITA CARI DATA MATERIAL DI PMC(PIPING MATERIAL CLASS) PADA CONTOH INI KITA PAKAI G 48 DATA PMC

KEMUDIAN KITA LIHAT CODE MATERIAL G 48 UNTUK INPUT KE CAESAR YAITU : TP 321(1) 5. MASUKKAN DIAMETER PIPA DAN LIHAT WT/SCH PIPA PADA PMC DI ATAS MISAL PIPA 8” MATERIAL G 48 RATING 900 SCH :14, 27 MM 6. CENTANG ALLOWABLE STRESS 7. MASUKKAN NILAI INSULATION THICKNESS & INSULATION DENSITY (JIKA ADA DATANYA)



INPUT DATA RIGID (UNTUK FLANGE DARI NOZZLE EQUIPMENT)

KLIK RIGID (RIGID ADALAH BERAT UNTUK DATA VALVE, FLANGE, STRAINER, CONTROL VALVE, FLOW ELEMENT (FE) )

MASUKKAN NILAI RIGID/BERAT DARI FLANGE PADA CASE INI KITA PAKAI FLANGE RATING 900 DAN SATUAN BERAT NEWTON, LALU LIHAT DI PIPE DATA UNTUK BERAT DAN PANJANG FLANGE TERSEBUT



DARI PIPE DATA PRO KITA CARI FLANGE JENIS WELDNECK FLANGE JENIS RTJ (KARENA RATINGNYA >=900 MAKA JENISNYA RTJ JIKA RATING <900 PILIH JENIS RF). BERAT (RIGIDNYA) = FLANGE WT + S/BOLTS&NITS WT = 80 + 23.73 LALU HASILNYA KITA CONVERT KE NEWTON KARENA DISATUAN CAESAR. KITA PAKAI SATUAN NEWTON, JIKA WAKTU KITA BIKIN SATUAN DI CAESAR PAKAI KG MAKA TIDAK PERLU DI CONVERT KE NEWTON. UNTUK PANJANG FLANGE KITA PEROLEH = 169, 86 = 170 MM

LALU KLIK RESTRAIN. PADA NODE 20 PILIH TYPE ANC (ANCHOR) DAN KASIH CNODE = 21 KARENA, FLANGE (SYSTEM) TERIKAT PADA EQUIPMENT PADA CNODE TERSEBUT

INPUT DATA RIGID ( FLANGE YANG CONNECTION KE VALVE/KOMPONEN LAIN)

PADA NODE 60-70 ADALAH FLANGE YANG KE VALVE. KLIK RIGID ( CARI DARI PIPE DATA PRO FLANGE 6” RTJ 900)DAN JUGA PANJANGNYA (TIDAK ADA RESTRAIN KARENA TIDAK TERIKAT TERSAMBUNG DGN EQUIPMENT)



INPUT DATA RIGID (VALVE)

DARI NODE 70 - 80

LIHAT DARI PIPE DATA PRO VALVE 6” RTJ 900 PILIH FLANGE GLOBE VALVE JENIS RTJ 9 00# 6” DIPEROLEH RIGID 332 KG = 3320 N PANJANG = 612.78 = 613 MM KLIK RIGID DAN ISI BERAT YANG DIPEROLEH DARI PIPE DATA DAN ISI PANJANGNYA SESUAI ARAHNYA DI GAMBAR ISOMETRIC KALAU PADA CASE INI ARAHNYA KE Y (NORTH) JIKA ARAHNYA KE SOUTH MAKA NILAI Y PADA CAESAR ADALAH NEGATIF = -Y KALAU VALVE INI NILAINYA = +Y. BEGITU JUGA UNTUK NILAI SUMBU X DAN Z.



INPUT DATA ELBOW

ELBOW 90 NODE 90 – 100

ISI PANJANG DAN ARAHNYA LALU CENTANG BEND (DATA LAINNYA AKAN TERISI AUTOMATIS) ELBOW 45 DARI NODE 670-680

KLIK EDIT DELTAS DISAMPING DY



LALU ISI LENGTH (DARI GAMBAR ISOMETRIC) LALU ISI NILAI COS 45 (PADA CASE INI ARAHNYA DARI NODE 670 – 680 ARAHNYA KE –X DAN –Y , MAKA NILAINYA COS X DAN Y = INPUT DATA REDUCER

NODE 320 – 330

CENTANG REDUCER LALU MASUKKAN NILAINYA PADA DIAMETER 2 & THICKNESS 2 (SCH DIDAPAT DARI DATA PMC).

INPUT DATA DISPLACEMENT

NODE 10 – 20 DIMANA PADA EQUIPMENT TERJADI PERGERAKAN APAKAH ITU KE ARAH X, Y, Z DIMANA NODE YANG DI INPUT ADALAH CNODE YANG MENGHUBUNGKAN EQUIPMENT DENGAN PIPA DISINI CNODE = 11

CENTANG DISPLACEMENT LALU ISI NODE YANG MENGALAMI PERGERAKAN DAN ISI BESARAN PERGERAKANNYA (DATA DI DAPAT DARI DESIGN BASIS)



INPUT DATA UNIFORM LOAD

UNIFORM LOAD ADALAH PERGERAKAN YANG DIAKIBATKAN OLEH GEMPA ATAU BENCANA ALAM (DATANYA DI DAPAT DARI CIVIL)

CENTANG UNIFORM LOAD LALU ISI BESAR VEKTOR1, VEKTOR2, VEKTOR3

INPUT DATA SIFS &TEES NODE 520 - 530

CENTANG SIFS & TEES LALU ISI NODE, LALU PILIH TYPE SAMBUNGAN TEE


INPUT DATA PSV (RELIEF VALVE) NODE 3650 - 3655

NODE 870 - 875

DATA PSV VENDOR




UNTIK PSV 1 KLIK FORCES/MOMENTS MASUKKAN NILAINYA YANG DIPEROLEH DARI VENDOR DISINI MISALNYA = 2574 N (CONVERT KE SATUAN YANG ANDA GUNAKAN JIKA ANDA TIDAK MENGGUNAKAN N MISAL KG) UNTUK NILAI FX (HORIZONTAL) = 2 x FY (VERTIKAL) FX = 2574 FY = 2 x 2574 TENTUKAN ARAHNYA JIKA ARAH TAKANAN BALIK PSV ( HORIZONTAL) SEARAH DENGAN SUMBU KOORDINAT HORIZANTAL MAKA NILAINYA POSITIP TETAPI JIKA BERLAWANAN MAKA NILAINYA NEGATIF DISINI NILAI PSV HIRIZONTAL KE ARAH –X DAN TEKANAN BA LIKNYA KE ARAH +X JADI NILAI FX = + KEMUDIAN KLIK RIGID UNTUK MEMASUKKAN BERATNYA (KARENA ARAH PSV ADA 2 YAITU VERTIKAL (NODE 3650-3665) DAN HORIZANTAL (NODE 3653660) DARI DATA VENDOR DIPEROLEH WT-LBS = 50 (CONVERT KE SATUAN YANG DIGUNAKAN) MAKA NILAI RIGIDNYA = 50 /2 = 25, JADI 25 UNTUK RIGID HORIZONTAL ,DAN 25 UNTUK RIGID VERTIKAL.



PSV 2 CARANYA SAMA SEPERTI PSV 1 DAN DATA VENDORNYA SAMA SEPERTI PSV I JUGA, HANYA ARAH PERGERAKAN TEKANAN BALIK PSV HORIZONTAL BERLAWANAN ARAH DENGAN ARAH SUMBU HORIZANTAL , DIMANA ARAH HORIZONTAL PSV SEARAH SUMBU X JADI TEKANAN BALIKNYA BERLAWANAN DENGAN ARAHNYA YAITU = - X



INPUT DATA RESTRAIN

RESTRAIN DIGUNAKAN UNTUK DATA SUPPORT, CONTOH DI BAWAH INI NODE 3270 – 3280. MASUKKAN NILAI PANJANGNYA DAN ARAHNYA, LALU KLIK RESTRAIN, KEMUDIAN ISI NODE TEMPAT SUPPORT DAN ISI JENIS SUPPORTNYA DAN APABILA SUPPORT TERSEBUT BERHUBUNGAN DENGAN EQUIPMENT ATAU STRUCTURE ISI CNODENYA : - GAP ADALAH CELAH UNTUK JENIS SUPPORT GUIDE. - MUD ADALAH KOEFISIEN GESEKAN ANTARA PIPA DENGAN SUPPORT. - STIFFINER ADALAH PENGUAT ATAU PEMBUAT KAKU PADA SUPPORT STRUCTURE SEHINGGA MEMBUAT STRUCTURE KAKU ATAU KUAT TERHADAP GERAKAN ATAU BEBAN PIPA. - SUPPORT RX, RY, RZ UNTUK MENGURANGI MOMENT PUTAR PIPA CONTOH-CONTOH SUPPORT



INPUT DATA HANGERS

NODE 700 – 720 (PADA NODE 720 ADALAH NODE HANGERS DAN BEND). CENTANG HANGERS, LALU ISI DATA (JIKA ADA DATA DARI VE NDOR KALAU TIDAK ADA ISI SAJA HANGER TABLE ATAU ISI SEPERTI DI BAWAH INI).

INPUT DATA EXPANSION JOINT

NODE 672-673 CENTANG EXPANSION JOINT LALU ISI DATA SEPERTI GAMBAR DI BAWAH INI (DATA DARI VENDOR).


INPUT DATA WIND CARA PERTAMA INPUT WIND CENTANG WIND / WAVE. PILIH WIND LALU ISI WIND SHAPE FACTOR.

LALU KLIK ANALYSIS > STATICS





PDS / PDMS PIPING

KLIK WIND LOADS. PADA CASE INI KITA MEMASUKKAN 4 FACTOR ANGIN (ARAH ANGIN HANYA PADA ARAH SUMBU HORIZONTAL). PILIH 1 PADA EDITING WIND CASE. PILIH ASCE#7 WIND LOAD PARAMETER. LALU PILIH ARAH ANGIN. X WIND DIRECTION COSINE (OR VECTOR) ISI = 1. LALU ISI BASIC WIND SPEED (M./SEC) DARI DATA STRUCTURE.

PILIH 2 PADA EDITING WIND CASE. PILIH ASCE#7 WIND LOAD PARAMETER. LALU PILIH ARAH ANGIN. X WIND DIRECTION COSINE (OR VECTOR) ISI = -1. LALU ISI BASIC WIND SPEED (M./SEC) DARI DATA STRUCTURE.




PILIH 3 PADA EDITING WIND CASE. PILIH ASCE#7 WIND LOAD PARAMETER. LALU PILIH ARAH ANGIN. Z WIND DIRECTION COSINE (OR VECTOR) ISI = 1. LALU ISI BASIC WIND SPEED (M./SEC) DARI DATA STRUCTURE.

PILIH 4 PADA EDITING WIND CASE. PILIH ASCE#7 WIND LOAD PARAMETER. LALU PILIH ARAH ANGIN. Z WIND DIRECTION COSINE (OR VECTOR) ISI = -1. LALU ISI BASIC WIND SPEED (M./SEC) DARI DATA STRUCTURE.

PDS / PDMS PIPING




PDS / PDMS PIPING

CARA KEDUA UNTUK INPUT WIND CENTANG USER DEFINED WIND PRESSURE VS ELEVATION

LALU KLIK USER WIND WIND PROFILE. PROFILE.

LALU ISI NILAI PRESSURE VS ELEVATION (DATA DARI STRUCTURE). LALU SAVE/CONTINUE.




CARA KETIGA UNTUK INPUT WIND CENTANG USER DEFINED WIND VELOCITY VS

ELEVATION.

LALU KLIK USER WIND WIND PROFILE. PROFILE.

LALU ISI NILAI VELOCITY VS ELEVATION (DATA DARI STRUCTURE). LALU SAVE/CONTINUE.


INPUT DATA WAVE

KLIK WIND/WAVE. CENTANG WAVE. LALU ISI DATA WAVE (DATA DARI STRUCTURE).





KOMBINASI CASE – CASE

KLIK ANALYSIS>STATICS MUNCUL CASE DARI CAESAR.

LALU UBAH CASE DI ATAS MENJADI SEPERTI DI BAWAH INI : BUAT LOAD CASE DAN STRESS TYPE : HYD : HYDORSTATICS OPE : OPERARTING SUS : SUSTAIN OCC : OCCASIONAL EXP : EXPANSION

PDS / PDMS PIPING






UBAH SATUAN YANG DIGUNAKAN PADA COMB METHOD -ALGEBRAIC -SCALAR -ABSOLUT -SRSS

PDS / PDMS PIPING



DISINI TIDAK MUNCUL NILAI DISPLACEMENT (D1, D2, D3) KARENA PADA CASE INI TIDAK ADA INPUT DISPLACEMENT. SATUAN YANG DIGUNAKAN JIKA CASE DITAMBAH DENGAN SATU CASE WIND, MAKA SATUANNYA ADALAH SCALAR (SCR) , SEPERIT : L6 (SUS) + L11(WIND1) = SCR L6 (SUS) + L11(WIND1) + L12(WIND2) = ABS L6 (SUS) + L11(WIN1) + L12(WIND2) + L13 (WIND3) = ABS UNTUK LOAD CYCLES DAPAT DILIHAT PADA TABEL (APABILA MAU DIISI) NATURAL CASE DITEMPATKAN DIATAS DAN KOMBINASI HARUS DIBUAT DIBAWAH SUSTAIN (W+P1)



LAIN – LAIN CARA MENGUBAH MODEL MENJADI DRAWING ISOMETRIC DI AUTOCAD

KLIK ICON GENERATE STRESS ISOMETRIC

OK



KLIK CREATE ISOMETRIC DRAWING

PILIH USE DEFAULT STYLE OK

PILIH VIEW SALAH SATU GAMBAR BILA INGIN MELIHAT HASILNYA


MENAMPILKAN ANIMASI CASE

KLIK OUTPUT>ANIMATION>STATIC

PILIH CASE YANG MAU DILIHAT. KLIK ICON MOTION UNTUK MENJALANKAN. KLIK ICON STOP MENGHENTIKAN.



KLIK ICON BATCH RUN

LALU PILIH OPTION>GRAPHICAL

OUTPUT




PILIH LOAD CASE YANG MAU DITAMPILKAN. LALU KLIK SHOW UNTUK MELIHAT JENIS ANALISA YANG MAU DITAMPILKAN GRAPHICALNYA (UBAH UKURAN SCALE YANG DIINGINKAN JIKA INGIN MELIHAT PERGERAKAN PIPA YANG LEBIH BEASR).




-ANALISA COMPLICAN

1. SUSTAIN (BERAT (w) DAN PRESURE (P) (W+P) 2. SUSTAIN KOMBINASI DGN OPERATING 3. SUSTAIN KOMBINASI DGN OCCASIONAL

-UNTUK DISPLACEMENT :

1. SUSTAIN (W+P) 2. SUSTAIN + OCCASIONAL



-UNTUK RESTRAIN SUMMARY :

1. OPERATING 2. OPERATING + OCCASIONAL





CARA ANALISA LINEAR DARI NON LINEAR 1. MENGGANTI RESTRAIN (MENGGANTI SUPPORT) -UNTUK MENJADIKAN LINEAR, MAKA PADA SUPPORT YANG DIPASANG VERTIKAL DAN HORIZONTAL DIJADIKAN JENIS SUPPORT DOUBLE ACTING SEMUA PADA SUPPORT YANG ADA PADA CASE INI, SEPERTI DIBAWAH INI :

KEMUDIAN KITA ANALISA MELIHAT HASILNYA

RESTRAIN

SUMMARY

EXTENDED

UNTUK



KITA LIHAT PADA RIGID +Z (SUMBU VERTIKAL) JANGAN RIGID ANCHOR, KEMUDIAN KITA BANDINGKAN FZ DAN MZ, JIKA FZ = + DAN DZ = - (JIKA FZ TIDAK SAMA DENGAN Z) MAKA TERMASUK NON LINEAR SEPERTI DIBAWAH INI JIKA FZ = + DAN DZ = + ATAU FZ = - DAN DZ = - MAKA ITU TERMASUK LINEAR

CONTOH LINEAR NILAI FZ = DZ = -



CARA MEMBUAT LINEAR MAKA SUPPORT PADA NODE 5040 DIUBAH MENJADI SUPPORT Z (SELURUH SUPPORT Y+ DIUBAH MENJADI SUPPORT Y DAN X (GUIDE)

KITA ANALISA DULU STRESSNYA, APABILA STRESSNYA MASUK MAKA CARA INI DAPAT DIPAKAI TETAPI JIKA NILAI STRESSNYA TIDAK MASUK MAKA KITA PAKAI CARA KEDUA YAITU YAITU MENGUBAH LOAD CASE



SETELAH DIANALISA TERNYATA STRESSNYA MASUK, MAKA SELANJUTNYA ANALISA RESTRAIN SUMMARY LEBIH LENGKAPNYA DENGAN ANALISA RESTRAIN SUMMARY EXTENDED UNTUK MELIHAT HASILNYA

PADA NODE




PDS / PDMS PIPING

-KITA LIHAT PADA NODE 5040 YANG SUDAH DIUBAH JENIS SUPPORTNYA BANDINGKAN NILAI FZ DENGAN DZ, JIKA SUDAH SAMA MAKA SUDAH SUDAH LINEAR SEPERTI GAMBAR DI ATAS 2.DENGAN MENGUBAH LOAD CASE

-MASUK KE ANALYSIS>STATICS TAMPILKAN CASE ASLI DARI CAESAR DENGAN CARA KLIK RECOMMEND

-KITA UBAH CASE DI ATAS MENJADI SEPERTI DI BAWAH INI



DARI CASE 15 KITA AKAN MUNCULKAN NATURAL CASE KOMBINASI CASE DIBUAT DIBAWAH CASE : W+P1 (SUSTAIN) - L5-L2 = D1 - L6-L2 = D2 - L7-L2 = D3 - L8-L2 = U1 - L9-L2 = U2 - L10-L2 = U3 - L11-L2 = F1 - L12-L2 = WIN1 - L13-L2 = WIN2 - L2-L14 = T1 - L3-L14 = T2 - L4-L14 = T3

DENGN

SELANJUTNYA KITA BUAT CASE YANG MAU DIANALISA DI BAWAH CASE GABUNGAN GEMPA (UNIFORM LOAD) SEPERTI DIBAWAH INI YANG HITAM.


KOMBINASI CASE UNTUK MEMUNCULKAN STRESS -SUSTAIN + OCCASIONAL

- EXPANSION + OCCASIONAL





KOMBINASI UNTUK MEMUNCULKAN RESRTAIN SUMMARY - OPERATING + OCCASIONAL

PDS / PDMS PIPING




PDS / PDMS PIPING

CARA ANALISA POMPA PADA CASE INI ADA 2 POMPA (INPUT TEMPERATURE = T1 – T4) PADA CAESARNYA MAKA STEP SKENARIO POMPA A POMPA B ON ON ON OFF OFF ON KET T1 = TEMPERATURE DESIGN T2 = TEMPERATURE OPERATING/SERVICE T3 = TEMPERATU AMBIENT (LINGKUNGAN JIKA POMPA MATI) + 0,1 T4 = TEMPERATU AMBIENT (LINGKUNGAN JIKA POMPA MATI) + 0,1 (ATAU + 0,2) UNTUK STEP SKENARIO 3 POMPA (INPUT TEMPERATURE = T1 – T5) POMPA A POMPA B POMPA C ON ON ON ON ON OFF ON OFF ON OFF ON ON KET T1 = TEMPERATURE DESIGN T2 = TEMPERATURE OPERATING/SERVICE T3 = TEMPERATU AMBIENT (LINGKUNGAN JIKA POMPA MATI)+ 0,1 T4 = TEMPERATU AMBIENT (LINGKUNGAN JIKA POMPA MATI) + 0,1 T5 = TEMPERATU AMBIENT (LINGKUNGAN JIKA POMPA MATI) + 0,1 TEMPERATURE OFF = TEMPERATURE AMBIENT + 0,1(ATAU + 0,2) 1. DARI NODE 100 – 180 (DARI FLANGE SAMPAI GATE VAVE) PADA SUCTION DAN NODE 7000 – 380 (DARI FLANGE SAMPAI GATE VAVE) PADA DISCHARGE POMPA B YANG OFF DITUTUP PADA VALVE UNTUK YANG WARNA MERAH ADALAH T4



MAKA BUKAPADA ELEMENT DARI LIST INPUT T4 DARI NODE 100 – 180 DAN NODE 7000 – 380 HARUS DIUBAH MANJADI TEMPERTUR OFF (AMBIENT + 0,1) YAITU MISAL 30,1 DARI NODE 100 – 180 DAN NODE 7000 – 380 PADA POMPA B YANG OFF DITUTUP PADA VALVE



2. DARI NODE 200 - 520 (DARI FLANGE SAMPAI GATE VAVE) PADA SUCTION DAN DISCHARGE POMPA A YANG OFF DITUTUP PADA VALVE UNTUK YANG WARNA MERAH ADALAH T3



MAKA BUKAPADA ELEMENT DARI LIST INPUT T3 DARI NODE 200 – 520 DAN HARUS DIUBAH MANJADI TEMPERTUR OFF (AMBIENT + 0,1) YAITU MISAL 30,1 DARI NODE 200 - 520 PADA POMPA A YANG OFF DITUTUP PADA VALVE PADA SUCTION DAN DISCHARGE



KEMUDIAN DIJALANKAN ANALISA - PERTAMA LIHAT CODE COMPLICANCE (UNTUK STRESS) APABILA OK LANJUTKAN ANALISA - DISPLACEMENT DAN APABILA OK BARU LANJUTKAN ANALISA - RESTRAIN SUMMARY UNTUK ANALISA POMPA



KITA CARI DULU NODE SUCTION POMPA B SEPERTI DI BAWAH INI YAITU PADA NODE 280 KARENA 280 ADA RESTRAIN YANG DI ANC

KEMUDIAN KITA LIHAT NODE DISCHARGE POMPA B YAITU PADA NODE 450 KARENA RETRAIN ANC



KITA LANJUTKA KE ANALISA HASIL ANALISA RESTRAIN SUMMARY

SELANJUTNYA HASILNYA PADA NODE SUCTION POMPA B PADA NODE 280 KITA COPY DARI FX SAMPAI MZ



KITA COPY KE PROGRAM YANG DIBUAT DI EXCEL TETAPI SEBELUMNYA KITA MASUKKAN NILAI ALLOWABLE ACCORDING TO VENDOR DATA PADA PROGRAM EXCEL TERSEBUT



DARI VENDOR DATA DIDAPAT N1 = SUCTION DAN 2 = DISCHARGE KEMUDIAN BANDINGKAN SUMBU KOORDINAT DARI CAESAR

MAKA NILAI FY, MY DARI VENDOR DISESUAIKAN DENGAN CAESAR YAITU FY , MY VENDOR = FZ, MZ CAESAR FZ, MZ VENDOR = FY, MY CAESAR FX, MX VENDOR = FX, MX CAESAR MAKA PADA EXCEL DI INPUT SEPERTI INI





KEMUDIAN KITA COPY DARI ANALISA RESTRAIN SUMMARY DARI LOAD CASE SAMPAI MZ DISOROT SEMUA PADA NODE 280 LALU CTR+C



LALU KITA COPY KE EXCEL DENGAN CTR+V

TAPI KITA JADIKAN DULU TOTAL MAXIMUM KARENA DI CASE INI PADA CAESAR KITA PAKAI SATUAN KG SEDANGKAN DARI VENDOR MEMAKAI SATUAN NEWTON DENGAN MENGALIKAN 10




ATAU CARA KE DUA KITA LANGSUNG SAJA BANDINGKAN NILAI DARI VENDOR DENGAN NILAI MAX DARI RESTRAIN SUMMARYNYA SEPERTI DIBAWAH INI

TERNYATA HASILNYA BELUM TERPENUHI KARENA NILAI MOMENT (M) DARI CAESAR MASIH LEBIH BESAR DARIPADA NILAI MOMENT (M) VENDOR DATA, SEDANGKAN NILAI GAYA (F) SUDAH TERPENUHI KARENA NILAI F CAESAR < NILAI F VENDOR DATA UNTUK MENGATASI MAKA DISEKITAR SUCION SUPPORTNYA JENIS SUPPORT RX ATAU RY ATAU RZ

KITA

PASANG

PADA

ANALISA PADA DISCHARGE POMPA (N2) (LANGKAH – LANGKAHNYA SAMA SEPERTI ANALISA SUCTION) ARAH F DAN M PADA CAESAR SAMA DENGAN ARAH F DAN M PADA CAESAR SEHINGGA FX, FY, FZ CAESAR = FX, FY, FZ VENDOR DATA DAN MX, MY, MZ CAESAR = MX, MY, MZ VENDOR DATA

DIMANA POSISI NODE DISCHAREG PADA POMPA B ADALAH PADA NODE 450 SEHINGGA HASIL ANALISA RESTRAIN SUMMARY








TERNYATA HASILNYA BELUM TERPENUHI KARENA NILAI MOMENT (M) DARI CAESAR MASIH LEBIH BESAR DARIPADA NILAI MOMENT (M) VENDOR DATA, SEDANGKAN NILAI GAYA (F) SUDAH TERPENUHI KARENA NILAI F CAESAR < NILAI F VENDOR DATA UNTUK MENGATASI MAKA DISEKITAR SUCION SUPPORTNYA JENIS SUPPORT RX ATAU RY ATAU RZ

KITA

PASANG

PADA

APABILA F YANG TIDAK TERPENUHI MISAL FY TINGGI MAKA BISA DIPASANG SUPPORT JENIS Y- ATAU FY BERNILAI NEGATIF MAKA GANTI SUPPORT Y+ BEGITU JUGA YANG LAIN HARUS DIPASANG SUPPORT YANG BERLAWANAN



ANALISA FLANGE - UNTUK PIPA YANG BERDIAMETER >=10” - UNTUK TEKANAN P >= 40 BAR 1. CARA CAESAR II PILIH FLANGENYA

PILIH FLANGE KLIK FROM KARENA FLANGENYA MENUJU ARAH ALIRAN SEDANGKAN JIKA FLANGE DI ATAS VALVE ITU YANG DIPILIH (PADA GAMBAR) MAKA PILIH TO


ISI DIAMATER GASKET LALU READ FROM FILE

PILIH ASME 1996, LALU OK




PILIH RATING 150 LALU PILIH GRADE MISAL 1 : 1 (HARUS BERDASRKAN ASME B16.5)


LALU OK

BATCH RUN LALU TUTUP PILIH ANALISA>STATIC




PADA LOAD CASE OPTION GESER ANAK PANAH KEKANAN LALU PILIH FLANGE ANALYSIS TEMPERATURE UBAH ANALISA RESTRAIN SUMMARY PADA L2 DARI FLANGE ANALYSIS TEMPERATURE MENJADI T1 (T YANG PALING TINGGI)

LALU RUN ANALYSIS



OK>OK>OK LALU PILIH CASE YANG PILIH TADI YAITU CASE NO 2 SEPERTI GAMBAR DI BAWAH INI PILIH FLANGE P EQ UNTUK STANDARD REPORT LALU VIEW REPORT


SEPERTI INI HASILNYA





PDS / PDMS PIPING

2. CARA ANALISA ENGINEER SELURUH FLANGENYA HARUS DI ANCHOR (ANC) PILIH FLANGE SEPERTI INI, DIMANA NODE 620 DIKASIH ANC LALU BUAT CNODE MISAL CNODE 621

LALU PADA INPUT FROM 620 DIGANTI DENGAN CNODE 621




LALU PADA NODE 630 DI ANC DAN DIKASIH CNODE 631

PDS / PDMS PIPING



LALU PADA FROM NODE 630 DIGANTI DENGAN NILAI CNODE 631






PDS / PDMS PIPING

Cara Membuat Report

- Lihat case yang mau diambil reportnya (tabel 1 Max Piping Stress) - Jalankan Batch run - Pilih Load Case Analyzed, pada standard report pilih Stress Summary >View Report, lihat hasilnya dibawah lalu copy ke report di Ms-Word - Untuk case selanjutnya caranya sama

- Untuk tabel 2 (Max Piping Displacement) - Pilih Load Case Analyzed, pada standard report pilih Displacement >View Report, lihat hasilnya dibawah lalu copy ke report di Ms-Word - Untuk case selanjutnya caranya sama

Pipe Stress Analysis

Recommend Documents