Perbedaan morfologi dan struktur gigi dewasa muda dan orang tua? Morfologi
Perbandingan morfologi gigi yang nyata antara dua kelompok usia tersebut yaitu derajat atrisi gigi. Atrisi adalah keadaan terkikisnya gigi karena pemakaian terus menerus selama masa hidup yang dimulai sejak gigi pertama kali erupsi. Derajat atrisi sangat tergantung dari waktu, serta kebiasaan misalnya bruxism dan clenching, serta kekerasan gigi (Dewi K, 2002). Selain atrisi, perbedaan yang cukup jelas terlihat yaitu abrasi. Berbeda dengan atrisi, abrasi terjadi karena benda asing yang masuk ke dalam rongga mulut, misalnya kebiasaan konsumsi makanan dengan tekstur yang tidak lembut. Abrasi menyebabkan gigi menjadi rapuh dan berubah warna menjadi lebih tua dan gelap. Berubahnya warna pada gigi ini disebabkan karena proses korosi, pigmentasi dari benda asing tersebut, dan kebersihan rongga mulut yang tidak dijaga (Dewi K, 2002). Perbandingan morfologi gigi pada dua kelompok usia juga tampak pada diameter ruang pulpa. Pada orang tua, ruang pulpa akan menyempit sekitar 50% akibat adanya proliferasi jaringan kolagen, sedangkan sel odontoblas berkurang. Proses tersebut mengakibatkan terbentuknya dentikel pada ruang pulpa dan membentuk pseudocyst. Di samping penyempitan ruang pulpa, pada gigi orang tua umumnya terbentuk dentin sekunder serta kalsifikasi pada saluran akar. Proses-proses fisiologis pada orang tua tersebut menyebabkan pada kelompok usia orang tua kontra indikasi dengan perawatan saluran akar (Dewi K, 2002).
Struktur
1. Ukuran lengkung rahang Proses penuaan disertai dengan perubahan struktur pada tulang. Semakin tua usia manusia, maka kehilangan struktur tulang atau osteoporosis akan lebih terlihat, terutama pada individu yang tidak melakukan olah tubuh. Berubahnya lengkung rahang ini juga mempengaruhi otot-otot wajah di sekitar mulut sehingga menimbulkan jarak pada rahang atas dengan rahang bawah dan mengakibatkan perubahan posisi (Suhariani, 2008). Pada rahang atas, lengkung rahang bergerak kea rah caudal dan ke luar, sehingga struktur tulang yang hilang terjadi pada bagian cranial. Resorpsi bagian luar dari lempeng cortical akan semakin cepat, sehingga lengkung rahang atas mengecil dan mengakibatkan permukaan landasan gigi menjadi berkurang (Suhariani, 2008). Pada rahang bawah, lengkung rahang umumnya berubah ke cranial dan ke luar, sehingga inklinasi gigi-gigi anterior lebih ke atas dan ke depan dari bidang
oklusal. Resorpsi tulang alveolar pada rahang bawah terjadi kea rah caudal dan posterior, kemudian ke arah anterior (Suhariani, 2008). 2. Resorpsi alveolar crest Puncak tulang alveolar atau alveolar crest pada kelompok usia orang tua akan mengalami resorpsi. Resorpsi tersebut merupakan salah satu proses fisiologis, namun pada kasus dengan resorpsi yang berlebihan, keadaan tersebut menjadi sebuah kerugian. Resorpsi yang berlebihan membuat bentuk tulang alveolar menjadi datar. Bila hal tersebut terjadi, maka ketidakseimbangan oklusi muncul dan pembuatan restorasi seperti gigi tiruan lengkap akan susah dilakukan karena kurangnya retensi dari tulang alveolar (Suhariani, 2008). 3. Lebar predentin dan cementum Lebar predentin dan cementum akan meningkat seiring bertambahnya usia. Pada kelompok usia dewasa muda, lebar predentin dan cementum tidak selebar pada kelompok usia orang tua (Domit et al., 1986) 4. Saluran akar Pada orang tua, ruang pulpa akan menyempit sekitar 50% akibat adanya proliferasi jaringan kolagen, sedangkan sel odontoblas berkurang. Proses tersebut mengakibatkan terbentuknya dentikel pada ruang pulpa dan membentuk pseudocyst. Di samping penyempitan ruang pulpa, pada gigi orang tua umumnya terbentuk dentin sekunder serta kalsifikasi pada saluran akar (Dewi K, 2002). 5. Atrisi Perbandingan yang nyata pada gigi sehubungan dengan bertambahnya usia adalah kehlangan substansi gigi yang disebabkan oleh atrisi. Atrisi terjadi karena pemakaian gigi yang terus menerus yang dimulai pada saat gigi pertama kali erupsi (Dewi K, 2002).
DAPUS
Dewi K. 2002. Kelainan Jaringan Rongga Mulut pada Manula. Medan: Fakultas Kedokteran Gigi USU. Domit et al. 1986. The effect of aging on tooth morphology: a study on impacted teeth. NCBI. Suhariani S. kusnandi. 2008. Permasalahan Gigi pada Lansia. Bandung: RSUP. Dr. Hasan Sadikin.