Anatomi, Struktur, dan Fungsi Gigi
Gigi merupakan satu
kesatuan dengan anggota tubuh kita yang lain.
Kerusakan pada gigi dapat mempengaruhi kesehatan anggota tubuh lainnya, sehingga akan mengganggu aktivitas sehari-hari. Gigi memiliki tiga fungsi yaitu: berfungsi sebagai alat pengunyahan (mastikasi), proses pengucapan (fonetik), dan berperan terhadap penampilan (estetik). Selain itu, masih ada fungsi lain dari gigi, yaitu: (1) Untuk memotong dan memperkecil bahan-bahan makanan pada waktu pengunyahan. (2) Untuk mempertahankan jaringan penyanggah, supaya tetap dalam kondisi yang baik, dan terkait dengan erat dalam lengkung gigi serta membantu dalam perkembangan dan perlindungan dari jaringan-jaringan yang menyanggahnya. (3) Untuk memproduksi dan mempertahankan suara/bunyi. (4) Untuk melindungi jaringan penyanggah. Pada manusia dapat ditemui 4 (empat) macam gigi yang terdapat pada mulut disertai dengan arti definisi dan pengertian yaitu : 1. Insisivus Gigi seri adalah gigi yang memiliki satu akar yang berfungsi untuk memotong dan mengerat makanan atau benda lainnya. 2. Caninus Gigi taring adalah gigi yang memilki satu akar dan memiliki fungsi untuk mengoyak makanan atau benda lainnya. 3. Pre Molar Gigi graham kecil adalah gigi yang punya dua akar yang berguna / berfungsi untuk menggilas dan mengunyah makanan atau benda lainnya. 4. Molar
Gigi geraham adalah gigi yang memiliki tiga akar yang memiliki fungsi untuk melumat dan mengunyah makanan atau benda-benda lainnya.
Struktur Jaringan Keras Gigi
Lapisan email, merupakan lapisan yang paling keras.
Tulang gigi (dentin), di dalamnya terdapat saraf dan pembuluh darah.
Rongga gigi (pulpa), merupakan bagian antara corona dan radiks.
Leher gigi atau kolum, merupakan bagian yang berada di dalam gusi.
Akar gigi atau radiks, merupakan bagian yang tertanam pada tulang rahang. Akar gigi melekat pada tulang rahang dengan perantaraan semen gigi.
Semen gigi melapisi akar gigi dan membantu menahan gigi agar tetap melekat pada gusi. Terdiri atas: o
Lapisan semen, merupakan pelindung akar gigi dalam gusi.
o
Gusi, merupakan tempat tumbuh gigi.
Email / Enamel Enamel/email, sebenarnya bagian ini merupakan bagian gigi yang paling keras. Enamel inilah yang melapisi mahkota gigi dan mempunyai ketebalan yang bervariasi mulai bagian puncak mahkota dan akan semakin menipis ketebalannya pada dasar mahkota, tepatnya pada perbatasan mahkota dengan akar gigi. Email pada dasarnya merupakan jaringan keras yang melapisi mahkota gigi yang terbentuk dari sel-sel ameloblas. Enamel berasal dari jaringan ektoderm yang hanya dapat terbentuk di daerah mahkota dan penuh dengan garam-garam Ca. Enamel merupakan jaringan terkeras dari tubuh yang juga sangat peka terhadap rangsangan.
Proses
ameloblast
didahului
dentinogenesis.
Enamel
dapat
berpoliferasi dengan mitokondria dan retikulum endoplasma. Antara email dan dentin membentuk dentino cemento junction. Warna enamel gigi pun sebenarnya tidak putih mutlak, kebanyakan lebih mengarah keabu-abuan dan semi translusen. Kecuali pada kondisi enamel yang abnormal seringkali menghasilkan warna yang menyimpang dari warna normal enamel dan cenderung mengarah ke warna yang lebih gelap. Semakin menuju ke bagian dalam dari enamel, kekerasannya akan semakin berkurang. Bagian enamel ini pula yang menjadi awal terjadinya lubang pada gigi, karena sifatnya mudah larut terhadap asam, dan kelarutannya juga meningkat seiring dengan semakin dalamnya lapisan enamel. Untuk itu kenapa kita sering mendengar anjuran untuk sering menggosok gigi adalah agar kondisi enamel gigi kita bisa dicegah dari kondisi asam seminimal mungkin. Email tidak mempunyai kemampuan untuk menggantikan bagian-bagian yang rusak, oleh karena itu begitu gigi erupsi maka terlepaslah ia dari jaringan-jaringan lainnya yang ada di dalam gusi/rahang. Akan tetapi ada hal-hal lain yang dapat memperkuat dirinya yaitu begitu erupsi, lalu terjadi perubahan-perubahan susunan kimia pada dirinya sehingga email akan lebih kuat menghadapi rangsangan-rangsangan yang diterimanya. Jadi bila email rusak sekali saja rusak harus ditambal karena ia tidak mempunyai kemampuan untuk menggantikan bagian-bagian yang rusak.
Dentin Dentin merupakan bagian yang terluas dari struktur gigi, meliputi seluruh panjang gigi mulai dari mahkota hingga akar. Dentin pada mahkota gigi dentin dilapisi oleh enamel, sedangkan dentin pada akar gigi dilapisi oleh sementum. Kalau kita amati, bagian ini memegang peranan yang sangat penting yaitu sebagai pelindung dari ruang pulpa. Jadi sebenarnya bagian inilah yang menjadi pertahanan kedua gigi kita setelah enamel. Dentin membentuk bagian terbesar dari gigi dan merupakan jaringan yang telah mengalami kalsifikasi sama seperti tulang, tetapi lebih keras karena kadar garam kalsiumnya lebih besar 80% dalam bentuk hidroksi apatit. Di dalam dentin terdapat
odontoblas
yang
berasal
dari
mesenkim
yang
mensintesis
glikosaminoglikans. Sel pada puncaknya yang menghadap dentin membentuk cell web dengan junctional complex dan tonjolan sitoplasma. Di dalam dentin terdapat saluran-saluran kecil yang disebut sebagai tubulus dentin. Dentin muda yang baru terbentuk merupakan suatu lapisan yang berhubungan dengan pangkal tonjolan odontoblas dan disebut sebagai predentin. Di dalam dentin juga terdapat daerahdaerah kecil yang disebut ruang interglobular, yang hanya sebagian atau tidak sama sekali mengalami pengapuran. Pembentukan dentin bersifat siklis dan tidak teratur. Dentin peka terhadap rasa raba, panas, dingin dan konsentrasi ion hidrogen.
Pulpa Pulpa gigi berada dalam jaringan keras yang meliputi dentin, enamel, sementum.. Pulpa adalah jaringan lunak dari gigi, bentuk luar pulpa seperti membentuk mahkota. Pulpa gigi ini akan membentuk dentin. Bentuk garis luar pada saluran pulpa mengikuti bentuk akar gigi. Pulpa gigi berasal dari sel crest neural (ectomesenchyme). Proliferasi dan kondensasi sel-sel ini mengarah pada
pembentukan papilla gigi dari tempat dimana pulpa yang matang berasal. Pulpa yang matang menyerupai jaringan konektif, dengan lapisan sel yang sangat khusus, odontoblas, bersama dengan perifernya. Bungkus fisik
pupla gigi,
inervasi saraf sensor yang sering terjadi, serta komponen yang kaya mikrosirkulatori membuat pupla gigi menjadi jaringan yang unik. Pengetahuan mengenai fungsi pulpa yang normal, komponen-komponennya serta interaksinya sangat diperlukan untuk memberikan kerangaka guna memahami perubahan yang terjadi dalam pulpa yang terkena penyakit. Bagian-bagian pada pulapa terdiri dari: 1. Rongga pulpa : terdapat pada bagian korona gigi 2. Tanduk pulpa : ujung dari ruang pulpa 3. Saluran pulpa / saluran akar : dimana rongga pulpa terdapat pada bagian akar gigi 4. Foramen apikal : ujung dari saluran pulpa (apeks) 5. Suplementari canal : mempunyai 2 atau lebih cabang atau yang lebih dekat dengan cabang apikalnya. 6. Orifice : pintu masuk saluran akar gigi
Sementum Sementum adalah suatu jaringan mesenchymal terkalsifikasi yang membentuk lapisan luar akar gigi anatomis, yang berfungsi sebagai tempat perlekatan ligamentum periodontal ke gigi. Sementum terdiri dari 3 tipe, yaitu cellular sementum, acellular sementum, intermediate sementum. -
Cellular sementum : Mengandung sementosit yang berada dalam lakuna, sehingga berhubungan melalui suatu sistem anastomosa kanalikuli. Sementum seluler ini ditemukan di daerah apikal dan region furkasi gigi. Ada 2 sumber serat kolagen dalam sementum yaitu Sharpey’s fiber, dan kelompok serat yang merupakan bagian matrix sementum yang dibentuk
oleh sementoblast. Sementum aseluler terletak pada lapisan paling dalam dan tidak memiliki sel. -
Acellular sementum : Menutupi semua bagian dari permukaan akar gigi yang berupa lapisan hyaline yang tipis, juga mempunyai garis incremental yang berjalan secara parallel pada permukaan akar gigi. Terdiri atas Sharpey’s fibers yang dimineralisasi.
-
Sementum intermediate ditemukan pada bagian sementodentinal junction, sehingga dapat bersifat sebagai sementum maupun dentin. Bagian yang dekat enamel karakteristiknya seperti aprismatik enamel.
Sementum menutupi dentin akar gigi mulai dari leher sampai ujung bawahnya, dan berfungsi untuk mengikat gigi pada membran periodontal. Sementum seperti tulang, merupakan jaringan labil yang bereaksi terhadap stress dan dalam keadaan tertentu dapat mengalami resorpsi dan hiperplasi. Sementum memberi nutrisi pada gigi. Jaringan sementum tidak mengadakan resorpsi atau pembentukan kembali tetapi mengalami apposisi atau makin tua umur makin tebal lapisan semen, pembentukan semen ini berjalan dari arah selaput periodontal sebagai lapisan. Menurut Gottlieb, pengendapan semen terjadi terus mnerus selama hidup dan ini berhubungan dengan terjadinya pertumbuhan gigi. Ginggiva Gingiva melekat pada gigi dan tulang alveolar. Pada permukaan vestibulum di kedua rahang, gingiva secara jelas dibatasi mukosa mulut yang lebih dapat bergerak oleh garis yang bergelombang disebut perlekatan mukogingiva. Gingiva merupakan bagian dari apparatus pendukung gigi, periodonsium dan dengan membentuk hubungan dengan gigi, gingiva berfungsi melindungi jaringan di bawah perlekatan gigi terhadap pengaruh lingkungan rongga mulut. Macam macam gingiva :
Ginggiva marginal / ginggiva tepi
Lebar marginal sekitar 1mm Berwarna coral pink Membentuk jaringan lunakdari sulcus ginggiva
Ginggiva cekat / attached ginggiva Kelanjutan dari ginggiva marginal dan berhubungan dengan mukosa alveolar Lebarnya 1-9mm Warnanya coral pink, konsistensi kenyal dan ada gambaran stippling
Ginggiva interdental Menempati embrasur ginggiva yang merupakan diapikal kontak gigi
Tulang alveolar Bagian mandibula atau maksila yang menjadi lokasi gigi disebut sebagai prosesus alveolar. Alveoli untuk gigi ditemukan di dalam prosesus alveolar dan tulang yang membatasi alveoli disebut tulang alveolar. Tulang alveolar berlubang-lubang karena banyak saluran Volkman yang mengandung pembuluh darah penyuplai ligamen periodontal. Seperti tulang lainnya, tulang alveolar terus menerus mengalami remodeling sebagai respon terhadap stress mekanis dan kebutuhan metabolisme terhadap ion fosfor dan kalsium. Pada keadaan sehat, remodeling prosesus berfungsi untuk mempertahankan volume keseluruhan dari tulang dan anatomi keseluruhan relative stabil. Bentuk rahang dan morfologi prosesus alveolaris bervariasi antara berbagai individu juga bentuk, besar serta ketebalan bidang kortikal dan septum interdental bervariasi pada berbagai daerah rahang. Tepi puncak tulang alveolar biasanya berjalan sejajar terhadap pertautan amelosemental pada jarak yang konstan (1-2mm), tetapi hubungannya bervariasi sesuai dengan aligmen gigi dan kontur permukaan akar.
Membran Periodontal Akar gigi berhubungan dengan soketnya pada tulang alveolar melalui struktur jaringan ikat yang dapat dianggap sebagai ligament. Ligament periodontal tidak hanya menghubungkan gigi ke tulang rahang tetapi juga menopang gigi pada soketnya dan menyerap beban yang mengenai gigi. Beban selama mastikasi, menelan, dan berbicara sangat besar variasinya, juga frekuensi, durasi dan arahnya. Struktur ligament biasanya menyerap beban tersebut secara efektif dan meneruskannya ke tulang pendukung. Ligamen periodontal adalah suatu jaringan ikat yang melekatkan gigi ke tulang alveolar. Ligamen ini berhubungan dengan jaringan ikat gingiva melalui saluran vaskuler di dalam tulang. Pada foramen apikal, ligament periodontal menyatu dengan pulpa. Ligamen periodontal seperti semua jaringan ikat lain, mengandung sel, serat-serat dan subtansi dasar. Serat ligament periodontal ada yang berbentuk krista alveolar, horizontal, oblik dan apikal. Membran atau ligamen periodontal turut menyokong gingiva pada leher gigi. Fungsinya tidak hanya sebagai periosteum tulang alveolar, tetapi juga sebagai ligamen penyangga gigi di dalam soketnya sehingga memungkinkan gigi bergerak sedikit ke segala arah. Selama erupsi gigi berlangsung dan gigi mulai berfungsi, serat periodontal atau ligamen periodontal menjadi makin teratur susunannya dan semakin tebal.