BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam suatu wilayah terdiri dari susunan sistem jaringan jalan yang selalu bertemu ( intersect ) satu dengan lainnya yang disebut persimpangan jalan. Persimpangan jalan memegang peranan penting dalam suatu sistem jaringan segmen jalan dimana perancangan simpang akan menjadi sangat penting karena jika simpang dirancang dengan benar sesuai dengan standar geometrik dan teknik lalu lintas maka persimpang an jalan akan menjadi lancar, nyaman dan aman. Jika persimpangan jalan tidak dirancang dengan benar maka akan memberikan dampak negative seperti macet, polusi dan kecelakaan. Meningkatnya ke macetan pada jalan pe rkotaan maupun jalan luar kota yang diakibatkan bertambahnya kepemilikan kendaraan bermotor, terbatasnya sumber daya untuk pembangunan jalan raya dan bel um
optimalny a
pe ng op er as ia n as il it as lal u lin ta s yang ad a me ru pa ka n per so al an ut ama didalam persimpangan jalan khususnya pada simpang sebidang. Perancangan !impang !ebidang merupakan salah satu terapan dari ilmu "eknik #alu #intas untuk aplikasi ilmu "eknik #alu #intas ini maka diberikan tugas Perancangan !impang !ebidang sebagai implementasi dari mata kuliah "eknik #alu #intas. Pada tugas ini mahasiswa diberikan tugas untuk membuat analisis lalu lintas dan menghitung $JP pada tahun jalan dibuka serta pada tahun rencana, memilih tipe simpang dan tipe pengendalian simpang serta standar geometrik, membuat gambat perancangan geometrik simpang, membuat gambar perancangan titik lokasi %P#, membuat gambar marka dan rambu lalu lintas, serta membuat gambar detail marka dan rambu lalu lintas. Maka diharapkan setelah selesai membuat tugas ini mahasiswa dapat merancang suatu simpang sesuai dengan standar aturan yang berlaku.
1
1.2 Tujuan
%dapun tujuan dalam pembuatan tugas perancangan simpang sebidang ini adalah ' . Mahasiswa dapat menganalisis dan menghitung $JP pada tahun ke jalan dibuka serta tahun rencana. . Mahasiswa dapat menganalisis pemilihan tipe simpang berdasarkan volume lalu lintas dan tipe pengendalian simpang serta standar geometrik. *. Mahasiswa dapat meng analisis pemi lihan simpan g berdasarkan kinerj a simpang prioritas dan %P#. +. Mahasiswa dapat membuat gambar perancangan geometrik simpang. . Mahasiswa dapat membuat detail potongan melintang jalan. -. Mahasiswa dapat membuat gambar perancangan titik lokasi %P#. . Mahasiswa dapa t membuat gambar perancangan marka dan rambu lalu lintas pada masing/masing kaki. 0. Mahasiswa dapat membuat gambar detail rambu dan marka.
1.3 Batasan Masalah
%dapun batasan dalam pembuatan tugas perancangan simpang sebidang ini adalah ' . M1J& 22 sebagai acuan dalam pembuatan tugas perancangan simpang sebidang. . Dibatasi hanya untuk perencanaan simpang sebidang.
1.4 Manfaat Penulsan
. Memberikan manaat kep ada mahasiwa dalam meningkatkan pola pikir untuk
menganalisis suatu masala h yang ada di masyarakat khususnya
tentang metode perancangan simpang sebidang. . Memberikan manaat kepad a 3akultas "eknik dan Jurusan "eknik !ipil dalam menganalisis suatu masalah yang ada di masyarakat khususnya tentang metode perancangan simpang sebidang.
2
BAB II !A"IAN PU#TA!A
2.1 Analss lalu lntas $engan %enghtung &'lu%e "a% Peren(anaan )&"P*
Volume jam perencanaan (VJP) adalah perkiraan volume lalu lintas pada jam sibuk rencana lalu lintas dan dinyatakan dalam smp/jam. Arus rencana bervariasi dari jam ke jam dalam satu hari oleh karena itu akan sesuai jika volume lalu lintas dalam 1 jam diperunakan. Volume 1 jam yan dapat diunakan sebaai VJP haruslah sedemikian rupa sehina volume tersebut tidak boleh terlalu serin terdapat pada distribusi arus lalu lintas setiap jam untuk periode satu tahun. Apabila terdapat volume lalu lintas perjam melebihi VJP maka kelebihan tersebut tidak boleh mempunyai nilai yan terlalu besar. $olume jam perencanaan ($JP) yang dihitung dengan rumus' $JP 4 k (#56"n)7P53 8ntuk jalur dua arah diambil split 979: $JP 4 9, ; k (#56"n)7P53 1eterangan ' $JP
P
' $olume jam perencanaan (kend7jam7arah)
k
' Persen#56padajampuncak(:)
#56" n
' Perkiraan lalu lintas pada tahun ke/n (kend7hari)
53
' Peak Hour Factor (3aktor jam puncak)
2.1.1 Lalu lntas Haran +ata,rata
!alu lintas harian rata"rata adalah volume lalu lintas rata" rata dalam satu hari. #ari cara memperoleh data tersebut dikenal 2 jenis lalu lintas harian rata"rata yaitu !alu lintas $arian %ata"rata &ahunan (!$%&) dan !alu lintas $arian %ata" rata (!$%). !$%& adalah jumlah lalu lintas kendaraan rata" '
rata yan meleati satu jalur jalan selama 2 jam dan diperoleh dari data selama satu tahun penuh. LHRT
=
Jumlah Lalu lintas dalam satu tahun 365
6umus perkiraan yang digunakan pada perhitungan ini sesuai dengan Persamaan sebagai berikut ' #56"n 4 #56" ( < i )n 1eterangan ' #56" n
' Perkiraan lalu lintas pada tahun ke/n (kend7hari)
i
' %ngkapertumbuhanlalulintas(:)
n
' 8murperkiraan(tahun)
2.1.2 Peak Hour Factor)-akt'r "a% Pun(ak*
Jam puncak merupakan Jam pada saat arus lalu lintas di dalam jaringan jalan berada pada kondisi maksimum . 3aktor jam puncak memiliki nilai maksimum sebesar (99:) yang menandakan kapasitas maksimum yang terisi penuh. Misalkan
nilai P53 sebesar 9,0 (09: ) yang menyatakan
bahwa masih ada kapasitas sisa sebesar 9, (9:). Makin besar nilai P53 maka akan mendekati kapasitas maksimum.
2.2 Analss Te #%ang $an Te Pengen$alan #%ang
Dalam menganalisis tipe simpang didasarkan atas jumlah kaki, jumlah lajur jalan minor dan jumlah lajur jalan mayor. 8ntuk tipe pengendalian simpang menurut asilitas pengaturnya dibagi beberapa jenis diantaranya ' tipe pengendalian %P# pada simpang bersinyal adalah tipe pengendalian simpang yang pergerakan arus lalu lintas dari setiap pendekatnya diatur oleh lampu sinyal, tipe pengendalian prioritas pada simpang tidak bersinyal adalah tipe pengendalian simpang yang pengaturannya berupa rambu dan marka serta tipe pengendalian bundaran pada simpang adalah tipe pengendalian simpang yang pengaturannya berdasarkan hak jalan (prioritas dari kiri) metode pengendalian simpang dengan bundaran membatasi alih
gerak kendaraan dengan pergerakan berpencar, bergabung, berpotongan dan bersilang sehingga dapat memperlambat kecepatan kendaraan.
2.2.1
Te # %ang
Dalam tipe simpang didasarkan atas jumlah kaki, jumlah lajur jalan minor dan jumlah lajur jalan mayor. Misalnya tipe + artinya simpang tersebut memiliki jumlah lengan sebanyak + dengan lajur jalan minor dan lajur jalan mayor. =aik pada simpang bersiyal maupun simpang tidak bersinyal memiliki tipe simpang sesuai dengan jumlah lengan, jumlah jalan minor dan jumlah jalan mayor.
. "ipe simpang bersinyal
>ambar . Jenis/jenis "ipe !impang =ersinyal empat lengan
*
Dalam tipe simpang bersinyal gambar diatas didasarkan atas jumlah kaki +, jumlah lajur jalan minor dan jumlah lajur jalan mayor. Misalnya tipe +++# artinya simpang tersebut memiliki jumlah lengan sebanyak + dengan + lajur jalan minor dan + lajur jalan mayor dengan pulau jalan.
>ambar . Jenis/jenis "ipe !impang =ersinyal tiga lengan
Dalam tipe simpang bersinyal gambar diatas didasarkan atas jumlah kaki *, jumlah lajur jalan minor dan jumlah lajur jalan mayor. Misalnya tipe * artinya simpang tersebu t memiliki jumlah leng an sebanyak * dengan lajur jalan minor dan lajur jalan mayor.
. "ipe simpang tidak bersinyal
+
>ambar .* Jenis/jenis "ipe !impang "idak =ersinyal empat lengan Dalam tipe simpang tidak bersinyal gambar diatas didasarkan atas jumlah kaki +, jumlah lajur jalan minor dan jumlah lajur jalan mayor. Misalnya tipe +++M artinya simpang tersebut memiliki jumlah lengan sebanyak + dengan + lajur jalan minor dan + lajur jalan mayor dengan median jalan.
>ambar .+ Jenis/jenis "ipe !impang "idak =ersinyal tiga lengan
,
Dalam tipe simpang tidak bersinyal gambar diatas didasarkan atas jumlah kaki *, jumlah lajur jalan minor dan jumlah lajur jalan mayor. Misalnya tipe *++ artinya simpang tersebut memiliki jumlah lengan sebanyak + dengan + lajur jalan minor dan + lajur jalan mayor tanpa median jalan.
2.2.2
Te Pengen$alan #%ang
Pada tipe pengendalian simpang sebidang menurut jenis asilitas pengatur lalu lintasnya dipisahkan menjadi beberapa bagian yaitu' . "ipe pengendalian %P# pada simpang bersinyal ( signalised
intersection ) adalah tipe pengendalian simpang yang pergerakan arus lalu lintas dari setiap pendekatnya diatur oleh lampu sinyal untuk melewati simpang secara bergilir dengan menggunakan time sharing. . "ipe pengendalian prioritas pada simpang tidak bersinyal (unsignalised intersection) adalah tipe pengendalian simpang yang pergerakan arus lalu lintasnya tidak menggunakan sinyal dalam pengaturannya tetapi pengaturannya berupa rambu dan marka. *. "ipe
pengendalian
simpang
dengan
bundaran
adalah
tipe
pengendalian simpang yang pengaturannya berdasarkan hak jalan (prioritas dari kiri ) yang digunakan
bagi simpang antara jalan
dengan arus lalu/lintas sedang. Metode pengendalian simpang dengan bundaran membatasi alih gerak kendaraan dengan pergerakan berpencar, bergabung, berpotongan dan bersilang sehingga dapat memperlambat kecepatan kendaraan.
2.3 Pe%lhan Te #%ang /er$asarkan knerja s%ang r'rtas $an APILL
Pemilihan
simpang
dapat
dilakukan
dengan
mengetahui
rasio
perbandingan antara jumlah arus jalan mayor dengan jumlah arus jalan minor baik untuk simpang bersinyal maupun simpang tidak bersinyal. Dengan -
mengetahui rasio kita dapat menganalisis simpang berdasarkan kinerja simpang prioritas dan %P#. Rasio
=
Qma Qmi
Dimana ' ?ma
' Jumlah arus jalan mayor (kend7jam)
?mi
' Jumlah arus jalan minor (kend7jam)
Pada umumnya Jumlah arus jalan mayor (kend7jam) tentu saja lebih besar dibandinglan Jumlah arus jalan minor (kend7jam). Misalkan rasio dari suatu simpang adalah 7 artinya jumlah arus jalan mayor lebih besar dua kali dari jumlah arus jalan minor.
2.3.1
Te #%ang $engan Pr'rtas
"ipe simpang dengan prioritas merupakan tipe simpang yang pengaturannya berupa rambu dan marka dalam pemilihan simpang didasarkan pada pendekatan Manual 1apasitas Jalan &ndonesia (M1J&), pemilihan ini dapat dilakukan berdasarkan ketentuan persimpangan yang ada di M1J& untuk simpang tidak bersinyal dengan mengetahui rasio perbangdingan antara jumlah arus jalan mayor dengan jumlah arus jalan minor. %lternati tipe simpang tidak bersinyal dapat dilihat pada "abel . %lternati "ipe !impang "idak =ersinyal (Prioritas).
"abel . %lternati "ipe !impang "idak =ersinyal (Prioritas)
!umber' M1J&, 22 1eterangan' 6asio #"76"
(
Qmax Qmin
)
' 6asio arus antara jalan mayor dan jalan minor
' Pe rsen ar us b elok k iri da n k anan ( 979 ar tinya pa da masing/masing pendekat 9: belok kiri dan 9: belok
kanan) Jenis simpang ' jumlah leng an simpang7jumlah lajur per pend ekat jalan minor7jumlah jalur per pendekat jalan utama, misal tipe simpang + artinya + lengan, lajur pada pendekat minor, lajur pada pendekat mayor
2.3.2 Te #%ang $engan APILL
"ipe simpang dengan %P# merupakan tipe simpang yang pergerakan arus lalu lintas dari setiap pendekatnya diatur oleh lampu sinyal untuk melewati simpang secara bergilir dengan menggunakan time sharing. Dalam menganalisis pemilihan simpang bersinyal didasarkan pada pendekatan Manual 1apasitas Jalan &ndonesia (M1J&), pemilihan ini dapat dilakukan 1
berdasarkan ketentuan persimpangan yang ada di M1J& untuk simpang bersinyal dengan mengetahui rasio perbangdingan antara jumlah arus jalan mayor dengan jumlah arus jalan minor. %lternati tipe simpang bersinyal dapat dilihat pada "abel . %lternati "ipe !impang =ersinyal (%P#). "abel . %lternati "ipe !impang =ersinyal (%P#)
!umber' M1J&, 22 1eterangan ' 6asio
(
Qmax Qmin
#"76"
)
' 6asio arus antara jalan mayor dan jalan minor ' P ersen a rus b elok k iri d an k anan ( 979 a rtinya p ada masing/masing pendekat 9: belok kiri dan 9: belok
Jenis simpang
kanan) ' jumlah len gan simp ang7jumlah laju r per pendekat jal an minor7jumlah jalur per pendekat jalan utama, misal tipe simpang + artiny a + lengan, lajur pada pendekat minor, lajur pada pendekat mayor
2.4 0e'%etrk #%ang
>eometrik !impang adalah suatu bangunan jalan yang menggambarkan tentang bentuk, ukuran dan dimensi yang menyangkut lengan jalan baik itu jalan mayor dan jalan minor maupun aspek yang terkait dengan bentuk isik simpang.
Pada
geometrik
simpang
jalan
utama
adalah
jalan
yang
dipertimbangkan terpenting pada simpang misalnya jalan dengan klasiikasi ungsional tertinggi. 8ntuk simpang pada pendekat jalan minor sebaiknya diberi notasi % dan @ sedangkan pendekat jalan utama (jalan mayor) diberi notasi = dan D pemberian notasi dibuat searah jarum jam. 11
>ambar . @ontoh 1ondisi >eometrik !impang "idak =ersinyal
12
>ambar .- @ontoh 1ondisi >eometrik !impang =ersinyal pada 3ormulir !&>/&
1'
1ondisi geometrik simpang tidak bersinyal dapat dilihat pada "abel .* @ontoh 1ondisi >eometrik !impang "idak =ersinyal. Pada geometrik simpang jalan utama (jalan mayor) adalah jalan yang dipertimbangkan terpenting pada simpang untuk simpang pada pendekat jalan minor sebaiknya diberi notasi % dan @ sedangkan pendekat jalan utama (jala n mayor) diberi notasi = dan D pemberian notasi dibuat searah jarum jam.
"abel .* @ontoh 1ondisi >eometrik !impang "idak =ersinyal Aotasi
&stilah #BA>%A
!&MP%A>/* D%A !&MP%A>/+
J%#%A 8"%M% atau J%#%A M&AC6
%,=,@, D
PBADB1%"
Deinisi =agian simpang jalan dengan pendekat masuk atau keluar Persimpangan jalan dengan * dan + lengan
Jalan 8tama adalah jalan yang paling penting pada suatu simpang jalan misalnya dalam hal klasikasi jalan. Pada suatu simpang * lengan jalan yang menerus selalu ditentukan sebagai jalan utama. "empat masuknya kendaraan dalam suatu lengan persimpangan jalan. Pendekat jalan utama disebut = dan D, jalan minor % dan @ dalam arah jarum jam.
1
"&PB MBD&%A J%#%A 8"%M%
;
%@ (=D)
&"
#B=%6 PBADB1%" E (m)
1lasikasi tipe median jalan utama, tergantung pada kemungkinan menggunakan median tersebut untuk menyeberangi jalan utama dalam dua tahap. #ebar dari bagian pendekat yang diperkeras, diukur di bagian tersempit, yang digunakan oleh lalu/lintas yang bergerak. E adalah nama pendekat. %pabila pendekat tersebut sering digunakan untuk parkir, lebar yang ada harus dikurangi m.
#B=%6 6%"%/6%"% !BM8% PBADB1%"
#ebar eekti rata/rata untuk semua pendekat pada
E(m) #B=%6 6%"%/6%"% PBADB1%" M&AC6 (8"%M%) (m)
persimpangan jalan. #ebar rata/rata pendekat pada jalan minor (% / @) atau jalan utama (= / D).
"&P!!&MP%A>
J8M#%5 #%J86
1ode untuk jumlah lengan simpang dan jumlah lajur pada jalan minor dan jalan utama simpang tersebut. Jumlah lajur ditentukan dari lebar rata/ rata pendekat minor7utama.
!umber' M1J&, 22
1*
2. P't'ngan Melntang "alan
Potongan melintang jalan merupakan penampang melintang tegak lurus sumbu jalan. Pada potongan melintang jalan dapat terlihat jelas bagian/bagian jalan yang dipotong melintang. Pada potongan melintang jalan ada beberapa bagian/bagian seperti jalur lalu lintas, bahu jalan, median, saluran tepi, jalur hijau , 6umaja, 6umija dan 6uwasja. =ila jalan dipotong melintang dapat dilihat pada >ambar . =agian/bagian Potongan Melintang Jalan
h
g
e
a 4 Jalur lalu lintas b 4 =ahu jalan c 4 !aluran !amping
d 4 Jalur hijau e 4 Median Jalan 4 6umaja
g 4 6umija h 4 6uwasja
>ambar . =agian/bagian Potongan Melintang Jalan
2..1 "alur Lalu lntas
Jalur lalu lintas (traveled way 4 carriage way) meru pakan keseluruhan bagian perkerasan jalan yang diperuntukan untuk lalau lintas kendaraan. Jalur lalu lintas terdiri dari beberapa lajur (lane) kendaraan. 3ungsi Jalur lalu lintas adalah bagian jalur jalan yang direncanakan khusus untuk lintasan kendaraan bermotor. !tandar Jalur lalu lintas, besar lebar lajur lalu lintas hanya dapat ditentukan dengan pengamatan langsung di lapangan karena' a
#intasan kendaraan yan g satu tidak mun gkin dap at diik uti oleh lint asan kendaraan dengan tepat. 1+
b
#ajur lalu lintas tak mungkin tepat sama dengan lebar kendaraan maksimun.
8ntuk
keamanan
dan
kenyamanan
setiap
pengemudi
membutuhkan ruang gerak antara kendaraan. c
#intasan kendaraan tak mungkin dibuat tetap sejajar sumbu lajur lalu lintas karena kendaraan selama bergerak akan mengalami gaya/gaya samping seperti tidak ratanya permukaan, gaya sentriugal ditikun gan dan gaya angin akibat kendaraan lain yang menyiap.
2..2 Bahu jalan
=ahu jalan adalah merupakan daerah manaat jalan yang berdampingan dengan jalur lalu lintas untuk menampung kendaraan yang berhenti, keperluan darurat, dan untuk pendukung samping bagi lapis pondasi bawah, pondasi atas dan permukaan. 3ungsi bahu jalan '
6uangan untuk tempat berhenti sementara kendaraan yan g mogok atau yang sekedar berhenti karena mengemudi ingin berorientasi mengenai jurusan yang akan ditempuh atau untuk beristirahat.
6uangan untuk menghindarkan diri dari saat /saat darurat, sehingga dapat mencegah terjadinya kecelakaan.
*
Memberikan
kelegaan
pada
pengemudi,
dengan
demikian
dapat
meningkatkan kapasitas jalan yang bersangkutan. +
6uangan pembantu pada waktu mengadakan pekerjaan perbaikan atau pemeliharaan jalan (untuk tempat penempatan alat/alat dan penimbunan bahan material)
Memberikan sokongan pada konstruksi perkerasan jalan dari arah samping.
-
6uangan untuk lintasan kendaraan/kendaraan bagi kendaraan patroli, ambulans yang sangat dibutuhkan pada keadaan darurat seperti terjadinya kecelakaan.
2..3 #aluran sa%ng
!aluran samping terutama berguna untuk ' 1,
Mengalirkan air dari permukaan jalan maupun dari bagian luar jalan
•
•
Menjaga supaya konstruksi jalan selalu berada dalam keadaan kering tidak terendam air 8mumnya bentuk saluran samping trapesium atau persegi empat panjang. 8ntuk daerah perkotaan dimana daerah pembebasan jalan sudah sangat terbatas maka saluran sampi ng dapat dibuat persegi empat panjang dari konstruksi beton dan ditempatkan di bawah trotoar.
2..4 "alur hjau
Jalur hijau merupakan bagian dari jalan yang disediakan untuk penataan tanaman (pohon, perdu, atau rumput) yang ditempatkan menerus berdampingan dengan trotoar dan jalur sepeda atau dengan bahu jalan dan pada pemisah jalur (median jalan).
2.. Me$an jalan
Median Jalan merupaka n bagian dari jalan yang tidak dapat dilalui oleh kendaraan dengan bentuk memanjang sejajar jalan, terletak di sumbu tengah jalan, dimaksudkan untuk memisahkan arus lalu lintas yang berlawanan. 3ungsi median jalan ' . Menyediakan daerah netral yang cukup lebar dimana pengemudi masih dapat mengontrol kendaraannya pada saat/saat darurat. .
Menyediakan jarak yang cukup untuk membatasi dan mengurangi kesilauan terhadap lampu besar dari kendaraan yang berlawanan arah.
*. Menambah rasa kelegahan, kenyamanan dan keindahan bagi setiap pengemudi. +. Mengamankan kebebasan samp ing dari masin g/masing arah arus lalu/ lintas.
2. APILL ) Alat Pe%/er Isarat Lalu Lntas *
1-
%P# ( %lat Pemberi &syarat #alu #intas ) pada simpang bersinyal adalah pemberi isyarat pada simpang jalan yang pergerakan atau arus lalu lintas dari setiap pendekatnya diatur oleh lampu sinyal untuk melewati simpang secara bergilir dengan menggunakan time sharing. Penggunaan sinyal dengan lampu tiga/warna (hijau, kuning dan merah) diterapkan untuk memisahkan lintasan dari gerakan/gerakan lalu/lintas yang saling bertentangan dalam dimensi waktu. 5al ini dalah keperluan yang mutlak bagi gerakan/gerakan lalu/lintas yang datang dari jalan jalan yang saling berpoto ngan sama dengan konlik/ konlik utama.
>ambar .0 8rutan waktu pada Pengaturan !inyal dengan dua/ase
Pada >ambar .0
8rutan waktu pada Pengaturan !inyal dengan dua/ase
juga memberikan penjelasan tentang urutan perubahan sinyal dengan pengaturan sinyal dua ase termasuk deinisi dari waktu siklus, waktu hijau dan periode antar hijau. Maksud dari periode antar hijau (&> 4 kuning < merah semua) ungsi yang pertama dipenuhi oleh waktu kuning sedangkan yang kedua dipenuhi oleh waktu merah semua yang berguna sebagai waktu pengosongan antara dua ase. aktu merah semua dan waktu kuning pada umumnya ditetapkan sebelumnya dan tidak berubah selama periode operasi.
1
Jika waktu hijau dan waktu siklus juga ditetapkan sebelumnya, maka dikatakan sinyal tersebut dioperasikan dengan cara kendali waktu tetap.
>ambar .2 @ontoh Pengaturan !inyal pada beberapa ase
Penggunaan pengaturan sinyal lebih dari dua ase biasanya akan menambah waktu siklus dan rasio waktu yang disediakan untuk pergantian antara ase (kecuali untuk tipe tertentu dari sinyal aktuasi kendaraan yang terkendali). Meskipun hal ini memberi suatu keuntungan dari sisi keselamatan lalu/lintas pada umumnya berarti bahwa kapasitas keseluruhan dari simpang tersebut akan berkurang.
2
2. Marka "alan
Marka jalan adalah suatu tanda yang berada di permukaan jalan atau di atas permukaan jalan yang berungsi untuk mengarahkan arus lalu lintas dan membatasi daerah kepentingan lalu lintas, marka ini terdiri dari' /
Marka garis membujur
/
Marka garis melintang
/
Marka garis serong
/
Marka lambang
/
Marka lainnya Marka jalan di atas perkerasan jalan terutama marka garis mempunyai pesan perintah, peringatan, maupun larangan. Marka garis/garis pada permukaan jalan tersebut di atas dapat digantikan dengan paku jalan atau kerucut lalu lintas. Marka/marka ini harus digunakan bersama/sama dengan rambu jalan/ jalan (bukan salah satu saja), kadang marka ini dapat terlihat apabila rambu/ rambu jalan terhalang dan sebaliknya rambu jalan kadang dapat terlihat apabila marka tidak terlihat. Masalah yang utama pada marka jalan adalah bahwa marka tersebut mudah hilang dengan cepat. 8kuran marka jalan untuk garis melintang, membujur dan serong dengan menggunakan garis utuh, putus/putus maupun ganda serta lambang dan marka lainnya dapat digunakan standar yang telah ditetapkan sesuai dengan 1eputusan Menteri Perhubungan 1M -9 tahun 22* tentang marka jalan.
3ungsi 8tama Marka . Marka membujur garis utuh, garis putus/putus dan garis ganda Marka membujur garis utuh berungsi sebagai larangan bagi kendaraan yang melintasi garis tersebut, disamping itu juga untuk menandakan tepi jalur lalu lintas dan untuk pengaturan lalu lintas dalam keadaan darurat maupun sementara waktu dapat digunakan alat pemisah lajur yang berungsi sebagai marka.
21
Marka membujur garis putus/putus berungsi mengarahkan lalu lintas dan memperingatkan pengendara akan ada marka membujur berupa garis utuh di depan serta sebagai pembatas jalur pada dua arah. Marka membujur garis ganda terdiri dari utuh dan putus/putus maka ungsinya adalah lalu lintas yang berada pada sisi garis putus/putus dapat melintasi garis ganda tersebut dan lalu lintas yang berada pada sisi garis utuh dilarang melintasi garis ganda tersebut.
>ambar .9 @ontoh Marka membujur
. Marka melintang garis utuh dan garis ganda putus/putus Marka melintang berupa garis utuh menyatakan batas berhenti kendaraan yang diwajibkan oleh alat pemberi isyarat lalu lintas atau rambu larangan. Marka melintang berupa garis ganda putus/putus menyatakan batas
henti kendaraan
sewaktu mendahului kendaraan
lain
yang
diwajibkan oleh rambu larangan dan apabila tidak dilengkapi dengan rambu larangan maka harus didahului dengan marka lambang berupa segitiga yang salah satu alasnya sejajar dengan marka melintang tersebut.
>ambar . @ontoh Marka melintang 22
*. Marka serong Marka serong berupa garis utuh dilarang dilintasi kendaraan dan untuk menyatakan pemberitahuan awal atau akhir pemisah jalan, pengarah lalu lintas dan pulau lalu lintas. Marka serong yang dibatasi dengan rangka garis utuh digunakan untuk menyatakan daerah yang tidak boleh dimasuki kendaraan dan sebagai pemberitahuan awal sudah mendekati pulau lalu lintas. 8ntuk marka serong yang dibatasi dengan garis putus/putus digunakan untuk menyatakan kendaraan tidak boleh memasuki daerah tersebut sampai mendapat kepastian selamat.
>ambar . @ontoh Marka serong
2'
+. Marka lambang Marka lambang berupa panah, segitiga atau tulisan digunakan untuk mengulangi maksud dari rambu/rambu lalu lintas atau untuk memberi tahu pemakai jalan yang tidak dinyatakan denga n rambu lalu lintas. Marka lambang seperti dinyatakan di atas digunakan khusus untuk menyatakan tempat pemberhentian mobil bus, untuk menaikkan dan menurunkan penumpang di samping itu pula menyatakan pemisah arus lalu lintas sebelum mendekati simpang yang tanda lambangnya berbentuk panah.
>ambar .* @ontoh Marka lambang
2
. Marka lainnya Marka lainnya adalah marka untuk penyeberangan pejalan kaki yang dinyatakan dengan zebra cross yaitu marka berupa garis/garis utuh yang membujur tersusun melintang jalur lalu lintas sedang untuk menyatakan tempat penyeberangan sepeda dipergunakan dua garis putus/putus berbentuk bujur sangkar atau belah ketupat dan paku jalan yang memantulkan cahaya dapat disebut marka lainnya.
>ambar .+ @ontoh Marka lainnya
!emua marka dan tanda/tanda jalan harus menggunakan warna yang memantul. Putih dan kuning merupakan warna yang umum digunakan, dimana dapat terlihat pada malam hari dan juga berlawanan (kontras) dengan warna permukaan aspal yang hitam. =ahan/bahan pemantul cahaya juga dapat digunakan, biasanya berwarna merah atau 2*
putih. Marka dan paku jalan secara khusus juga harus dapat bertahan lama memantul dan tidak licin.
3asilitas Pendukung Marka Jalan . Paku jalan ( road studs) dapat dari logam, plastik atau keramik. Paku jalan terutama digunakan sebagai tanda garis tengah jalan, chevron, karena dapat mengganggu kestabilan pengendara sepeda motor jika dipasang pada lokasi/lokasi yang lain maka paku jalan ini tidak boleh menonjol mm di atas permukaan jalan apabila dilengkapi dengan relektor maksimal tingginya +9 mm di atas permukaan jalan, alat pemantul (relektor) dipasang agar dapat terlihat pada malam hari. Paku jalan ini biasanya digunakan pada marka garis membujur sebagai batas pemisah lajur ataupun sebagai batas kiri dan kanan badan jalan.
>ambar . @ontoh Paku jalan (road studs)
2+
. Delineator dibuat dari ba han plastik atau fiber glass, digunakan sebagai tanda pembatas tepi jalan biasanya berbentuk lempengan tiang/tiang dan mempergunakan cat berwarna merah atau putih yang memantulkan cahaya saat terkena cahaya lampu kendaraan pada malam hari.
>ambar .- @ontoh Delineator
*. Traffic cones merupakan alat pengendali lalu lintas yang bersiat sementara yang berbentuk kerucut berwarna merah dan dilengkapi dengan alat pemantul cahaya (relektor).
>ambar . @ontoh Traffic cone 2,
2.5 +a%/u Lalu Lntas
6ambu lalu lintas berungsi sebagai alat untuk mengendalikan lalu lintas khususnya untuk meningkatkan keamanan dan kelancaran pada sistem jalan maka rambu lalu lintas merupakan obyek isik yang dapat menyampaikan inormasi (perintah, peringatan, dan petunjuk) kepada pemakai jalan serta dapat mempengaruhi penggunaan jalan. "iga jenis inormasi yang digunakan yaitu' . Fang bersiat perintah dan larangan yang harus dipatuhi . Peringatan terhadap suatu bahaya *. Petunjuk berupa arah, identiikasi tempat dan asilitas/asilitas umum
3ungsi dan =entuk serta arna 6ambu . 6ambu peringatan digunakan untuk memberi peringatan kemungkinan ada bahaya atau tempat berbahaya bagian jalan di depannya. 6ambu peringatan ditempatkan sekurang/kurangnya 9 m atau pada jarak tertentu sebelum tempat bahaya dengan memperhatikan kondisi lalu lintas, cuaca dan keadaan jalan yang disebabkan oleh aktor geograis, geometris, permukaan jalan, dan kecepatan rencana jalan . Jarak antara rambu dan permulaan bagian jalan yang berbahaya tersebut tidak dapat diduga oleh pemakai jalan dan tidak sesuai dengan keadaan biasa. 6ambu peringatan dapat diulangi dengan ketentuan jarak antara rambu dengan awal bagian jalan yang berbahaya dinyatakan dengan papan tambahan. arna dasar rambu peringatan berwarna kuning dengan lambang atau tulisan berwarna hitam. =entuk rambu peringatan adalah bujur sangkar dan persegi panjang.
>ambar .0 @ontoh 6ambu peringatan 2-
. 6ambu larang an digunakan untuk menyatakan perbu atan yan g dilarang dilakukan oleh pemakai jalan yang ditempatkan sedekat mungkin dengan titik larangan dimulai. 6ambu larangan dapat juga dilengkapi dengan papan tambahan, warna dasar rambu larangan mempunyai warna putih bertuliskan hitam atau merah. =entuk rambu larangan terdiri dari segi delapan sama sisi, segitiga sama sisi larangan silang dengan ujung/ujung yang runcing dan lingkaran.
>ambar .2 @ontoh 6ambu larangan
*. 6ambu perintah digunakan untuk menyatakan perintah yang wajib dilakukan oleh pemakai jalan yang ditempatkan sedekat mungkin dengan titik kewajiban dimulai. 6ambu ini dapat dilengkapi dengan papan tambahan dan dilengkapi dengan rambu petunjuk pada jarak yang layak sebelum titik kewajiban dimulai. arna dasar rambu perintah berwarna biru dengan lambang atau tulisan berwarna putih serta merah untuk garis serong sebagai batas akhir perintah.
>ambar .9 @ontoh 6ambu perintah
+. 6ambu petunjuk digunakan untuk menyatakan petunjuk mengenai jurusan, jalan, situasi, kota, tempat, pengaturan, asilitas dan lain/lain bagi pemakai jalan yang ditempatkan sedemikian rupa sehingga mempunyai daya guna
2
sebesar/besarnya dengan memperhatikan keadaan jalan dan kondisi lalu lintas sedangkan untuk menyatakan jarak dapat digunakan papan tambahan atau dicantumkan pada rambu itu sendiri. 6ambu petunjuk yang menyatakan tempat asilitas umum, batas wilayah suatu daerah, situasi jalan, dan rambu berupa kata/kata serta tempat khusus dinyatakan dengan warna dasar biru dan yang menyatakan petun juk jurusan dan rambu penegas jurusan yang menyatakan petunjuk arah untuk mencapai tujuan seperti kota, daerah atau wilaya h serta nama jalan dinyatakan denga n warna dasar hijau dengan lambang atau tulisan warna putih, khusus rambu petunjuk jurusan obyek wisata dinyatakan dengan warna dasar cokelat dengan lambang atau tulisan warna putih
>ambar . @ontoh 6ambu petunjuk
Persyaratan =entuk dan arna ' =entuk dan warna digunakan untuk membedakan antara katagori/katagori rambu yang berbeda, dimana dapat' /
Meningkatkan kemudahan pengenalan bagi pengemudi.
/
Membuat pengemudi dapat lebih cepat bereaksi. '
/
Menciptakan reaksi/reaksi standar (dan naluri) terhadap situasi/situasi standar.
!ecara khusus bentuk dan warna yang digunakan pada perambuan lalu lintas adalah' . 8ntuk warna' /
Merah menunjukkan bahaya.
/
1uning menunjukkan peringatan.
/
=iru menunjukkan amar (perintah).
/
5ijau menunjukkan inormasi umum.
. 8ntuk bentuk' /
=ulat menunjukkan larangan.
/
!egi empat pada sumbu diagonal menunjukkan peringatan bahaya dan petunjuk.
'1
BAB III MET6D6L60I Langkah,langkah Peren(anaan 7
Dalam merencanakan tipe dan geometrik persimp angan atas dasar #56 dan peta kontur jalan terlampir, ada beberapa tahapan yang harus diperhatikan mulai dari menginput data perencanaan. "ahapan/ tahapannya dapat dilihat pada diagram alir dibawah ini' Mulai
Jas* /nata' batm oa h1tnaakr gunki 8 ) M ( gna des a' w gijni apt um " ) %6( s ecca det ci rt s e 6' na ha # a nu >at a " ' ur a b nal aJ ) 5( i ggnit ' gni p mas nat a b ma h t a kgni " ) MC1( l ai sr e mo 1' na ha # a nu >at a " ' a mal nal aJ na gnukgni # at a D : 4 na na 1 kol e =, : 4i ri 1 kol e = har a 7i r a h7 dne k 999- ' 6 5# D 7 + ' nal aj e pi " r ot kel o 1' nal aj i s a ki i s al 1 ' ur a b nal aJ :9 4 na na 1 kol e =, :9 4i ri 1 kol e = har a 7i r a h7 dne k 9990 ' 6 5# D8 7 ' nal aJ e pi " r ot kel o 1' nal aj i s a ki i s al 1 ' a mal nal aJ nal aJ at a D : 4)i ( s at nil ul al na hub mut r e P nuhat 4 A , nuhat 4 A maj7 mk 9 4 a nac ner nat a pece 1 s at nil ul a # at a D 9 2 ' n a g n ap m i sr e p t udu ! 9 i ka k + e pi "' na gna p m i sr e p e pi " gna p m i ! at a D naa nac ner e P at a D A
'2
A
Perhitungan $olume Jam Perencanaan ($JP)
Perhitungan pemilihan tipe simpang berdasarkan volume arus lalu lintas
Perhitungan pemilihan simpang berdasarkan kinerja persimpangan Prioritas dan %P#
Membuat >ambar rencana geometrik simpang
Membuat >ambar rencana potongan melintang jalan
Membuat >ambar rencana titik lokasi %P#
Membuat >ambar rencana marka dan rambu lalu lintas
Membuat >ambar rencana detail marka dan rambu lalu lintas
!elesai >ambar *. 3lowchart Perencanaan !impang
''
BAB I& HA#IL DAN PEMBAHA#AN
4.1 Analss Lalu Lntas $an Perhtungan &'lu%e "a% Peren(anaan )&"P*
1etentuan/ketentuan dan Data Perencanaan yang berlaku berlaku ' . Pemilihan tipe simpang sesuai dengan ketentuan yang berlaku. . 1endaraan6encana
"railer '
*. 1ecepatan6encana
9 ' km7jam
+. "ahun PerencanaanG "ahun dasar data 9* dan tahun ke/ dari saat jalan dibuka (A) umurrencana(A) . Pertumbuhan lalu lintas rata/rata (i)
' tahun (90) 'tahun(9*) ' :
-. Persen#56jampuncak(k) ': . 3aktorjampuncak(P53) '9,2 0. !impang a. "ipesimpang "ipe ' %(+kaki) b. !udut simpang (H) ' 299 2. Jalan lama (eksisting) dengan ketentuan ' a. 1lasiikasi Jalan ' 1olektor b. "ipe Jalan lama ' 7 8D c. #ebar Jalan ' ; *. m d. #ebar =ahu m ' e. #56 (kend7hari7 arah) ' 0999 . Pembagian arus lalu lintas ( directional split) ' 979: 9. Jalan =aru dengan ketentuan sebagai beriku t ' a. 1lasiikasiJalan '1olektor b. "ipe Jalan =aru ' +7 D c.# ebar Jalan *. ;'m d. #ebarMedian ',m(jikaada) e. #ebar =ahu m ' a. #56(kend7hari7arah) '-999 . Pembagian arus lalu lintas ( directional split) ' 979: g. =elok kiri : ' h. =elok kanan : ' . 8kuran 1ota ' I * Juta jiwa 4.1.1 Met'$e Perkraan
6umus perkiraan lalu lintas yang digunakan pada perhitungan ini sesuai dengan Persamaan sebagai berikut ' #56"n 4 #56" ( < i )n '
1eterangan ' #56" n
' Perkiraan lalu lintas pada tahun ke/n (kend7hari7 arah)
i
' %ngka pertumbuhan lalu lintas (:)
n
' 8murperkiraan(tahun)
Menghitung Perkiraan #56 ' •
#56 "ahun Dasar
•
Pertumbuhan #alu #intas (i)
•
8mur 6encana /
' 9* ' :
Pada saat jalan dibuka (A)
' tahun 9* < 4 90
/
Pada saat umur rencana jalan (A)
' tahun 90 < 4 9*
"abel +. 5asil Perkiraan #56
N' "ens "alan
* +
jalanlama jalanlama jalanbaru jalanbaru
Arah Lalu Lntas
ke=arat ke"imur ke8tara ke!elatan
8 Bel'k LT
9 9
LH+ 2913 LH+ 2915 LH+ 2915 )ken$:har: )ken$:har: )ken$:har: +T 2 arah* 2 arah* 2 arah*
9 9
0999 0999 -999 -999
99 99 9+ 9+
*9* *9* -9- -9-
;atatan 7
i (pertumbuhan lalu lintas)
4:
1eterangan' #" ' Left turn 7 Persen belok kiri kendaraan (:) 6" ' Right turn 7 Persen belok kanan kendaraan (:) #56 ' #alu #intas 5arian 6ata/rata (kend7hari7 arah)
4.1.2
Met'$e Analss &'lu%e "a% Peren(anaan )&"P*
$olume jam perencanaan ($JP) yang dihitung dengan rumus' $JP 4 D ; ( k ; #56) 7 P53 1eterangan ' '*
D
' Directional split sebesar 979: (9,)
k
' Persen #56 jam puncak (:)
#56
' #alu lintas harian rerata berdasarkan perkiraan (kend7hari7 arah)
P53
' Peak Hour Factor (3aktor jam puncak 4 9,2)
Menghitung $JP ' •
D
' Directional split sebesar 979: (9,)
•
k
' persen #56 jam puncak (:)
•
#56 ' #alu lintas harian rerata berdasarkan perkiraan (kend7hari7 arah)
•
P53
' Peak Hour Factor (3aktor jam puncak 4 9,2)
"abel +. 5asil Perhitungan $olume Jam Perencanaan ($JP) Arah 8 Bel'k &"P 2 913 &"P 2915 Lalu )ken$: )ken$: LT +T Lntas ja%* ja%* jalanlama ke=arat 9 9 *29 jalanlama ke"imur 9 9 *29 * jalanbaru ke8tara 2 9 + jalanbaru ke!elatan 2 9 "otal %rus Masuk Persimpangan (?tm) **9* kend7jam %rusJalanMayorutara/selatan(?ma) 0+ 9 %rusJalanMinorbarat/timur(?mi) 2 9 6asio ?ma7?mi N'
"ens "alan
&"P 2923 )ken$: ja%* -+ -+ 29 29
*09 09 29
;atatan 7
k
4 :
P53 4 9,2 1eterangan ' $JP
' $olume Jam Perencanaan (kend7jam)
k
' Persentase #56 pada jam puncak (:)
#56"n
' #alu #intas 5arian 6ata/rata "ahun ke In (kend7hari7 arah)
P53
' Peak Hour Factor (3aktor jam puncak) '+
?tm
' "otal arus masuk simpang (kend7jam)
?ma
' Jumlah arus jalan mayor (kend7jam)
?mi
' Jumlah arus jalan minor (kend7jam)
4.2 Pe%lhan Te #%ang /er$asarkan <'lu%e lalu lntas
Pemilihan "ipe simpang berdasarkan volume lalu lintas dapat dilakukan dengan mengetahui rasio perbandingan antara jumlah arus jalan mayor dengan jumlah arus jalan minor baik untuk simpang bersinyal maupun simpang tak bersinyal. Dengan mengetahui rasio kita dapat menganalisis simpang berdasarkan kinerja simpang prioritas dan %P#. Rasio
=
Qma Qmi
=
2≈
2 1
Dimana ' ?ma
' Jumlah arus jalan mayor (kend7jam)
?mi
' Jumlah arus jalan minor (kend7jam)
6asio dari suatu simpang adalah 7 artinya jumlah arus jalan mayor lebih besar dua kali dari jumlah arus jalan minor. !etelah mengetahui rasio dari suatu simpang selanjutnya kita dapat menganalisis simpang berdasarkan kinerja simpang prioritas dan %P#.
4.3
Pe%lhan Te #%ang /er$asarkan knerja #%ang Pr'rtas $an APILL
Pemilihan simpang dapat dilakukan dengan mengetahui rasio perbandingan antara jumlah arus jalan mayor dengan jumlah arus jalan minor berdasarkan kinerja simpang prioritas dan %P#. Dengan mengetahui rasio kita dapat menganalisis simpang berdasarkan kinerja simpang prioritas dan %P#.
4.3.1 Te #%ang $engan Pr'rtas
',
"ipe simpang dengan prioritas pengaturannya berupa rambu dan marka dalam menganalisis pemilihan simpang didasarkan pada pendekatan Manual 1apasitas Jalan &ndonesia (M1J&). Pemilihan ini dapat dilakukan berdasarkan ketentuan persimpangan yang ada di M1J& untuk simpang tidak bersinyal dengan mengetahui rasio perbandingan antara jumlah arus jalan mayor dengan jumlah arus jalan minor. %lternati tipe simpang tidak bersinyal dapat dilihat pada "abel +.* %lternati "ipe !impang "idak =ersinyal (Prioritas). "abel +.* %lternati "ipe !impang "idak =ersinyal (Prioritas)
!umber' M1J&, 22 6asio #"76"
(
Qmax Qmin
)
' 6asio arus antara jalan mayor dan jalan minor
' Pe rsen ar us be lok ki ri dan ka nan ( 979 ar tinya pada masing/masing pendekat 9: belok kiri dan 9: belok
kanan) Jenis simpang ' jumlah lenga n simpang7jumlah lajur per pendekat jalan minor7jumlah jalur per pendekat jalan utama, misal tipe simpang + artinya + lengan, lajur pada pendekat minor, lajur pada pendekat mayor
'-
Ditinjau untuk simpang tidak bersinyal, berdasarkan "abel +.* %lternati "ipe !impang "idak =ersinyal (Prioritas), maka diperoleh "abel +.+ %lternati Pemilihan "ipe !impang "idak =ersinyal (Prioritas).
"abel +.+ %lternati Pemilihan "ipe !impang "idak =ersinyal (Prioritas)
;atatan 7
4 alternati yang dipilih 4 alternati tidak memenuhi kapasitas
. 8ntuk tahun 9*, total arus masuk persimpangan (?tm) sebesar -+ kend7jam sudah melapaui ambang arus lalu lintas total pada "abel +.+ %lternati Pemilihan "ipe !impang "idak =ersinyal (Prioritas) sehingga tipe simpang tidak bersinyal tidak sesuai dengan total arus masuk pada persimpangan tersebut. "erlihat bahwa tipe simpang yang dipilih tidak sesuai dengan ambang batas lalu lintas total adalah tipe +++M, yaitu empat kaki, + lajur pada jalan mayor, + lajur pada jalan minor dan memiliki median pada ruas jalan mayor. . 8ntuk tahun 9 0 yaitu pada tahu n jalan dibu ka ternyata total arus masuk persimpangan (?tm) sebesar **+0 kend7jam sudah melapaui ambang arus lalu lintas total pada "abel +.+ %lternati Pemilihan "ipe !impang "idak =ersinyal (Prioritas) sehingga tipe simpang tidak bersinyal tidak sesuai dengan total arus masuk pada persimpangan tersebut. =egitu pula untuk tahun umur rencana pada tahun 9* yang memiliki total arus masuk persimpangan lebih besar daripada tahun
'
jalan dibuka yaitu tahun 90 sehingga perlu ditinjau untuk simpang bersinyal.
4.3.2
Te #%ang $engan APILL
"ipe simpang dengan %P# pengaturannya berupa sinyal dalam menganalisis pemilihan simpang didasarkan pada pendekatan Manual 1apasitas Jalan &ndonesia (M1J&). Pemilihan ini dapat dilakukan berdasarkan ketentuan persimpangan yang ada di M1J& untuk simpang bersinyal dengan mengetahui rasio perbangdingan antara jumlah arus jalan mayor dengan jumlah arus jalan minor. %lternati tipe simpang bersinyal dapat dilihat pada "abel +. %lternati "ipe !impang =ersinyal (%P#).
"abel +. %lternati "ipe !impang =ersinyal (%P#)
!umber' M1J&, 22 1eterangan ' 6asio #"76"
(
Qmax Qmin
)
' 6asio arus antara jalan mayor dan jalan minor
' Pe rsen ar us be lok ki ri dan ka nan ( 979 ar tinya pada masing/masing pendekat 9: belok kiri dan 9: belok
kanan) Jenis simpang ' jumlah lenga n simpang7jumlah lajur per pendekat jalan minor7jumlah jalur per pendekat jalan utama, misal tipe simpang + artinya + lengan, lajur pada pendekat minor, lajur pada pendekat mayor
Ditinjau untuk simpang bersinyal, berdasarkan "abel +. %lternati "ipe !impang =ersinyal (%P#), maka diperoleh
"abel +.-
%lternati
Pemilihan "ipe !impang =ersinyal (%P#).
"abel +.- %lternati Pemilihan "ipe !impang =ersinyal (%P#)
;atatan 7
4 alternati yang dipilih
. 8ntuk tahun 9* pada tahun dasar dengan total arus masuk persimpangan (?tm) sebesar -+ kend7jam maka tipe simpang yang sesuai dengan ambang batas lalu lintas total adalah tipe +++, yaitu empat kaki, + lajur pada jalan mayor, + lajur pada jalan minor . . 8ntuk tahun 90 pada tahun jalan dib uka dengan total aru s masuk persimpangan (?tm) sebesar **+0 kend7jam maka tipe simpang yang sesuai dengan ambang batas lalu lintas total adalah tipe +++, yaitu empat kaki, + lajur pada jalan mayor, + lajur pada jalan minor . *. 8ntuk tahun 9* pad a tahun um ur rencana dengan total arus mas uk persimpangan (?tm) sebesar +* kend7jam maka tipe simpang yang sesuai dengan ambang batas lalu lintas total adalah tipe +++, yaitu empat kaki, + lajur pada jalan mayor, + lajur pada jalan minor .
1
Dari ketiga data di atas, dapat disimpulkan bahwa tipe simpang yang sesuai pada tahun 9*, 90, dan 9* adalah tipe simpang +++, yaitu empat kaki, + lajur pada jalan minor, + lajur pada jalan minor.
4.4 0a%/ar +en(ana 0e'%etrk #% ang
>ambar rencana geometrik simpang berdasarkan hasil perhitungan didapat tipe simpang +++ dengan menggunakan pengendalian simpang berupa %P#. 8ntuk lebih jelasnya dapat dilihat pada >ambar # . >eometrik !impang yang terlampir pada #ampiran .
4.
0a%/ar +en(ana P't'ngan Melntang "alan
>ambar rencana Potongan melintang jalan dengan tipe simpang +++ dengan menggunakan pengendalian simpang berupa %P#. Dengan lebar lajur *, m, lebar dan bahu jalan m. 8ntuk lebih jelasnya dapat dilihat pada >ambar # . Potongan Melintang Jalan yang terlampir pada #ampiran . 4. 0a%/ar +en(ana Ttk L'k as APILL
8ntuk gambar rencana titik lokasi %P# ditentukan berdasarkan Panduan
Penempatan
3asilitas
Perlengkapan
Jalan
Departemen
Perhubungan. 8ntuk lebih jelasnya dapat dilihat pada >ambar #* . "itik #okasi %P# yang terlampir pada #ampiran *. 4. 0a%/ar +en(ana Marka $an +a%/u Lalu Lntas
8ntuk gambar rencana marka dan rambu lalu lintas pemasangan marka dan rambu pada jalan mempunyai ungsi penting dalam menyediakan petunjuk dan inromasi terhadap pengguna jalan. 8ntuk lebih jelasnya dapat dilihat pada >ambar #+ . Marka dan 6ambu #alu lintas yang terlampir pada #ampiran +.
4.5 0a%/ar +en(ana Detal Marka $an +a%/u Lalu Lntas
2
8ntuk gambar rencana detail marka dan ramb u lalu lintas lebih jela snya dapat dilihat pada >ambar # . Detail Marka dan 6ambu #alu lintas, >ambar #- . Detail Marka Jalan dan >ambar # . Detail 6ambu #alu lintas yang terlampir pada #ampiran , - dan .
'
BAB & #IMPULAN DAN #A+AN
.1 #%ulan
. Dari hasil perhitungan untuk $olume Jam Perencanaan ($JP) total arus masuk persimpangan pada tahun 9* sebesar *- kend7jam, pada tahun 90 sebesar *9* kend7jam dan pada tahun 9* sebesar *09 kend7jam. 8ntuk arus jalan mayor utara/selatan pada tahun 9* sebesar 0+ kend7jam, pada tahun 90 sebesar 9 kend7jam dan pada tahun 9* sebesar 09 kend7jam. 8ntuk arus jalan minor barat/timur pada tahun 9* sebesar 2 kend7jam, pada tahun 90 sebesar 9 kend7jam dan pada tahun 9* sebesar 29 kend7jam. . 8ntuk Pemilihan tipe simpang digunakan pengendali simpang Prioritas pengaturannya berupa rambu lalu lintas dan marka serta pengendali simpang %P# yang diatur oleh sinyal dengan menggunakan time sharing. 8ntuk rasio perbandingan antara jumlah arus jalan mayor dengan jumlah arus jalan minor yang di dapat 7. *. Dari rasio perbandingan antara jumlah arus jalan mayor dengan jumlah arus jalan minor yang di dapat 7 dan total arus persimpangan tahun rencana, untuk kinerja persimpangan prioritas diantara semua alternati yang dipilih tidak sesu ai dengan rasio dan
total arus persim pangan
sedangkan untuk kinerja persimpangan %P# diantara alternati yang dipilih yang sesuai dengan rasio dan total arus persimp angan adalah tipe simpang +++. +. >ambar geometrik simpang adalah sebagaimana >ambar # . >eometrik !impang yang terlampir pada #ampiran . . >ambar potongan melintang jalan adalah sebagaimana >ambar # . Potongan Melintang Jalan yang terlampir pada #ampiran . -. >ambar titik lokasi %P# adalah sebagaimana >ambar #* . "itik #okasi %P# yang terlampir pada #ampiran *.
. >ambar marka dan rambu lalu lintas adalah sebag aimana >ambar #+ . Marka dan 6ambu #alu lintas yang terlampir pada #ampiran +. 0. >ambar detail marka dan rambu lalu lintas adalah >ambar # . Detail Marka dan 6ambu #alu lintas, >ambar #- . Detail Marka Jalan dan >ambar # . Detail 6ambu #alu lintas yang terlampir pada #ampiran , dan .
.2
#aran
Pada tugas ini mahasiswa diberikan tugas untuk membuat dapat merancang suatu simpang sesuai dengan standar aturan yang berlaku namun dalam data perencanaanya masih menggunakan data sekunder. !ebaiknya untuk tugas ini mahasiswa dapat merenc anakan suatu simp ang dengan menggunakan data primer dimana data primer dapat diambil dari survei lapangan khususnya dalam geometrik simpang ini untuk data perencanaan yang di gunakan adalah data primer. 8ntuk data primer dalam merencanakan suatu simpang dapat dilakukan survei inventori yang meliputi survei geometrik jalan dan survei arus lalu lintas. !ehingga dalam pelaksanaan tugas ini mahasiswa lebih memahami untuk merencanakan suatu simpang sesuai dengan standar aturan yang berlaku.
*
DA-TA+ PU#TA!A
Petunjuk Perencanaan Marka Jalan, D&6B1"C6%" JBADB6%# =&A% M%6>% Manual apasitas Jalan !ndonesia, D&6B1"C6%" JBAD6%# =&A% M%6>% Diktat perkuliahan persi"pangan sebidang, J868!%A "B1A&1 !&P 8A&$B6!&"%! 8D%F%A%
+
LAMPI+AN
,