Nama
: Rahmadani
NIM
: 408231039
Program Studi
: Non-Kependidikan
Jurusan
: Kimia
Mata Kuliah
: Analisis Mineral
Dosen
: Prof. Dr. Suharta, M.Si.
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN 2011
KAOLIN 1. KAJIAN TEORITIS
Kaolin merupakan masa batuan yang tersusun dari material lempung dengan kandungan besi yang rendah, dan umumnya berwarna putih atau agak keputihan.Kaolin tersusun dari bahan lempung kualitas tinggi mempunyai komposisi kimia hidrous alumunium (Al 2O3 2SiO2 2H2O).
Gambar Kaolin
Ada 2 proses geologi dalam pembentukan kaolin (kaolinisasi), yaitu proses geologi dan proses alterasi hidrotermal. Proses pelapukan terjadi pada batuan beku yang banyak mengandung feldspar dengan media pemicu air, sehingga mengubah feldsfar menjadi kaolin. Gambaran proses pembentukan kaolin dapat dinyatakan dengan persamaan berikut: 2KAlSi3O8 + 2H2O
Al2(OH)4(Si2O5) + K2O +
4SiO2
Proses pelapukan terjadi pada permukaan atau sangat dekat dengan permukaan. Proses Alterasi hidrotermal merupakan proses perubahan secara mineralogi, kimia, dan tekstur yang dihasilkan dari interaksi larutan hidrotermal dengan batuan dilaluinya tergantunf pada kondisi fisika-kimia tertentu. Alterasi dapat menghasilkan mineral bijih dan mineral penyerta. Tipe alterasi dicirikan oleh himpunan mineral tertentu akibat ubahan larutan hidrotermal yang dilewatinya. Kaolin yang terjadi akibat proses alterasi hidrotermal disebabkan oleh adanya larutan hidrotermal yang naik kepermukaan atau ke atas melalui celah-celah retakan-retakan dalam batuan asal (induk) yang kemudian mengubah mineral feldsfar menjadi kaolin. Dari tingkat kejadianya kaolin dibedakan menjadi : a. Kaolin residual
Jenis ini diketemukan ditempat terbentuknya bersama batuan induknya, belum mengalami perpindahan, kristal teratur, jarang terjadi substitusi ion, mineral murni
b. Kaolin sedimenter Sudah mengalami perpindahan oleh air, angin, gletser, diendapkan dlm cekungan, kristal tdk teratur, bercampur dgn bhn lain (oksida besi, titan) lebih halus dan plastis.
1.1. Rumus Kimia
Rumus kimia dari kaolin adalah Al 2O3 2SiO2 2H2O (Alumunium Silikat Hidrat) 1.2. Karakteristik Kimia
Mengeras bila kering dan membatu bila dipanaskan
Kadar kimia senyawa pembentuknya; SiO 2 = 40,34 - 57,64 %, Al 2O3 = 15,52 - 23,75 %, Fe2O3 = 1,00 - 1,55 %, CaO = 2,55 - 5,09 %, TiO 2 = LOI = 49,31 - 53,13 %
0
Titik lebur 1850 C
1.3. Karakteristik Fisika
Kaolin mempunyai sifat yang khas, yaitu :
Warna putih hingga abu-abu
Kekerasan (skala Mohs) 2 – 2,5
Berat jenis 2,60 – 2,63
Daya hantar listrik dan panas rendahB
Belahan sempurna pada satu arah
Sangat tahan api
1.4. Kegunaan Kaolin a) Industri Kertas
Kaolin pada industri kertas digunakan sebagai filter dalam „bulk ‟ kertas dan untuk melapisi permukaan kertas. Sifat yang dimiliki kaolin yang berwarna putih, memiliki permukaan yang luas dan memiliki abrasivitas yang rendah menjadikannya sebagai bahan baku yang ideal
untuk memproduksi kertas. Kaolin berguna dalam mengurangi jumlah pulp kayu yang mahal, meningkatkan sifat optik dari kertas dan memperbaiki sifat cetak kertas. Ketika kaolin digunakan sebagai pelapis permukaan kertas, kaolin meningkatkan kualitas warna kertas menjadi lebih putih. Contoh: kertas untuk majalah, brosur, kertas „art ‟, karton dan kertas untuk box. b) Industri Keramik
Kaolin akan mengalami konversi menjadi mulit dan gelas ketika mengalami pemanasan pada temperatur melebihi 1000 ⁰C. Hal inilah yang dijadikan formulasi sebagai pemutih, yang terdiri atas peralatan rumah tangga, peralatan kamar mandi, dinding, dan lantai. Kaolin meningkatkan kekuatan dan sifat plastisitas dalam membentuk produk-produk tersebut dan mengurangi jumlah deformasi piroplastik dalam proses pemanasan. Dalam pembuatan peralatan rumah tangga, penambahan kaolin sangat berperan penting untuk meningkatkan kualitas warna produk menjadi lebih cerah dan lebih kuat. Hal ini dikarenakan kaolin mengandung sejumlah kecil ion besi dan titanium.
c) Industri Cat
Kaolin dalam bentuk terhidrasi atau terkalsinasi dapat meningkatkan sifat optik dan sifat mekanik dari cat. Kaolin terkalsinasi secara luas digunakan dalam cat „Satin‟ dan „Matt‟, di mana kaolin dapat meningkatkan opasitas, kecerahan warna, dan kekuatan dari cat. Kaolin juga berguna dalam industri pigmen untuk menggantikan pigmen TiO 2 dalam pewarnaan. Biasanya kaolin bermanfaat untuk memutihkan dan meningkatkan kecerahan warna cat.
d) Industri Karet
Pada industri karet, penambahan kaolin berguna untuk meningkatkan kekuatan, ketahanan terhadap abrasi dan rigiditas karet. Kaolin terkalsinasi, dengan atau tanpa pengolahan permukaan menggunakan zat kimia xilen banyak digunakan dalam industri termoplastik elastomer yang bernilai tinggi dan memiliki berbagai macam aplikasi.
e) Industri Plastik
Kaolin digunakan dalam industri plastik untuk meningkatkan kelembutan permukaan, stabilitas dimensional dan ketahanan terhadap serangan zat kimia dari plastik, untuk „cracking‟ selama proses polimerisasi dan selama proses pencetakan. Aplikasi yang paling utama biasanya
digunakan dalam kabel PVC, di mana fungsi utamanya adalah untuk meningkatkan sifat elektrik dari PVC. Aplikasi lain yang tidak kalah penting adalah untuk pembuatan plastik film yang berfungsi dalam meningkatkan kualitas penyerapan terhadap cahaya Infra merah. Melalui pengolahan secara kimia, kaolin terkalsinasi digunakan sebagai zat aditif pada industri automotif yang menggunakan teknik termoplastik.
f) Industri Fibergelas
Fiberglas digunakan sebagai penguat dalam berbagai aplikasi dan untuk memproduksinya diperlukan kaolin. Kaolin memungkinkan fiber terintegrasi ke dalam material yang diinginkan. Hal ini juga memperbaiki proses integrasi fiber terhadap produk yang penguatannya menggunakan plastik, seperti pada mobil, perahu motor, peralatan olah raga, peralatan rekreasi, peralatan aerospace, dan berbagai peralatan konstruksi.
g) Industri kosmetik dan Farmasi British Pharmacopoeia Light Kaolin (BPLK) dan „ Heavy Kaolin’ merupakan dua jenis
kaolin yang diproduksi berdasarkan kebutuhan industri farmasi di pasar Inggris dan Eropa. BPLK digunakan pada produk obat-obatan untuk manusia, contohnya untuk mengatasi masalah pencernaan. Selain itu juga digunakan pada produk perawatan personal seperti untuk terapi therasso (perawatan tubuh dan kulit) dan digunakan juga pada industri kosmetik. BPLK sebagai
zat aditif ditemukan pada berbagai produk diet, plaster, bedak kaki, dan untuk treatment khusus bagi kelainan pada paru-paru.
h) Industri Pigmen
Ketika kaolin digunakan sebagai pigmen, maka penggunaannya dapat dibagi ke dalam dua jenis yaitu sebagai filler dan sebagai pelapis kertas, bergantung pada kualitas dari kaolin yang ditentukan berdasarkan viskositas dan kecerahan warna kaolin. Sifat kaolin yang berwarna putih sangatlah cocok digunakan sebagai filler atau pigmen. Kaolin cendrung inert tidak bergantung pada pH, non abrasive, memiliki konduktivitas listrik yang rendah, serta memiliki warna putih yang cerah
i) Kaolin Sebagai Pembasmi Hama
Kaolin digunakan sebagai zat pengontrol hama pada tanaman anggur. Partikel kaolin dengan ukuran tertentu dicampurkan dengan cairan „sticker speader ‟, kemudian dalam penggunaannya cairan ini disemprotkan pada tanaman atau buah-buahan yang ingin terlindung dari hama. Kaolin yang disemprotkan akan menjadi semacam lapisan film yang melindungi tanaman atau buah-buahan tersebut dari hama sejenis serangga, bahkan dapat mematikan serangga yang memakannya.
2. SUMBER / POTENSI MINERAL 2.1. Di Sumatera Utara
Lokasi : Desa Sibanggortonga Kecamatan Kotanopan Kabupaten Mandailingnatal Status : Penyelidikan Pendahuluan Cadangan : 366.163 ton Hasil Analisa : SiO 2 = 40,34 - 57,64 %, Al 2O3 = 15,52 - 23,75 %, Fe 2O3 = 1,00 - 1,55 %, CaO = 2,55 - 5,09 %, TiO 2 = LOI = 49,31 - 53,13 %
Lokasi : Purbatua Kecamatan Sipirok Kabupaten Tapanuli Selatan Status : Penyelidikan Pendahuluan Hasil Analisa : SiO 2 = 40,34 - 61,58 %, Al 2O3 = 21,55 - 31,64 %, Fe 2O3 = 1,00 - 1,55 %, TiO2 = 0,53%
Lokasi : Desa Bulupayung Kecamatan Sipirok Kabupaten Tapanuli Selatan Status : Penyelidikan Pendahuluan Hasil Analisa : SiO 2 = 40,34 - 60,58 %, Al 2O3 = 29,93 - 31,64 %, Fe 2O3 = 1,00 - 1,58 %, TiO2 = 0,53 % Keterangan : Tebal 2,5 meter dan Panjang 6 meter
Lokasi : Aeklatong Kecamatan Sipirok Kabupaten Tapanuli Selatan Status : Penyelidikan Pendahuluan
Lokasi : Desa Sigarap Kecamatan Sorkam Kabupaten Tapanuli Tengah Status : Penyelidikan Pendahuluan
Lokasi : Kecamatan Barus Kabupaten Tapanuli Tengah Status : Penyelidikan Pendahuluan
Hasil Analisa : SiO 2 = 73,32 %, Al2O3 = 13,24 %, Fe2O3 = 2 %, LOI = 6,39 % Keterangan : Tebal 4 meter
Lokasi : Desa Pantis Kecamatan Pahaejulu Kabupaten Tapanuli Utara o
o
Koordinat : 02 05'30,5" LU - 98 48'27" BT Status : Penyelidikan Pendahuluan
Lokasi : Desa Ranggitgit Kecamatan Parmonangan Kabupaten Tapanuli Utara o
o
Koordinat : 03 30'02,4" Lu - 98 10'41,1" BT Status : Penyelidikan Pendahuluan
Lokasi : Desa Sibaganding Kecamatan Pahaejulu Kabupaten Tapanuli Utara o
o
Koordinat : 01 53'47,1" LU - 98 55'14,2" BT Status : Penyelidikan Pendahuluan Hasil Analisa : Al 2O3 = 0,71 %, Na2O = 3,72 %, TiO = 78,80 %, MgO = 0,07 %, LOI = 4,6 %
Lokasi : Kecamatan Adiankoting Kabupaten Tapanuli Utara
Lokasi : Kecamatan Tarutung Kabupaten Tapanuli Utara 0
o
Koordinat : 10 56'47,8" LU - 99 02'43,8" BT Status : Penyelidikan Pendahuluan
Lokasi : Bandar Pulau Kabupaten Asahan Status : Penyelidikan Penddahuluan
Lokasi : Timbang Lawang Kecamatan Bahorok Kabupaten Langkat 0
o
Koordinat : 03 30'02,4" Lu - 98 10'41,1" BT Status : Penyelidikan Pendahuluan Cadangan : 13.000 ton
2.2. Di Indonesia
Aceh
: Meulaboh, Aceh Barat
Sumbar
: Solok, Bonjol, Pasaman, Sawahlunto
Sumsel
: Ajer Batu (Palembang), Belinyu, Pangkal Pinang (Bangka), Air Batu
Riau
: Karimun
Jabar
: Manonjaya, Tasik
Jateng
: Kab Semarang
Jatim
: Trenggalek, Poh gadjih, Pojok, Pule
DIY
: Gunugn Kidul
Kalsel
: Martapura Simpang Surian, Banjarmasin
Kalbar
: Sambas, Singkawang
3. EKSPLORASI DAN EKSPLOITASI KAOLIN
Sama halnya dengan bahan galian yang lain, eksplorasi kaolin dilakukan dengan beberapa metode, yaitu: 1. Metode geologi. Metode geologi dilakukan dengan beberapa survei, yaitu : Survei pengindraan jarak jauh, Survei geologi permukaan, Survei geologi bawah tanah atau dalam terowongan. 2. Metode geofisika Metode pengambilan data geofisika dilakukan dengan : Survei geofisika dari udara (airbone surveys), Survei geofisika dilaut atau danau atau sungai, Survei geofisika darat. 3. Metode geokimia. Penambangan kaolin dilakukan dengan dua cara tergantung pada kondisi endapannya
Tambang terbuka (open pit mining).
Tambang semprot (hidraulicking).
4. PENELITIAN YANG TERKAIT DENGAN MINERAL TERSEBUT a) Penelitian 1
Judul Penelitian
: Kaolin Sebagai Sumber SiO 2 Untuk Pembuatan Katalis Ni/SiO 2: Karakterisasi Dan Uji Katalis Pada Hidrogenasi Benzena Menjadi Sikloheksana
Nama Peneliti
: Ridla Bakri, Tresye Utari, dan Indra Puspita Sari
Tahun Penelitian : 2008
Inti dari isi penelitian: Mineral clay jenis kaolin telah digunakan sebagai sumber SiO 2 dan menghasilkan campuran SiO 2 jenis quartz dan quartz alpha sekitar 60 % dari jumlah kaolin yang digunakan. Produk SiO 2 berhasil diubah menjadi silika gel dan digunakan sebagai penunjang katalis Ni/SiO 2 melalui impregnasi larutan Ni(NO 3)2, menghasilkan
katalis Ka dan Kb dengan luas permukaan lebih kecil dibanding silika gel. Ukuran pori dan volume pori Ka lebih besar dibanding Kb. Uji katalitik pada hidrogenasi benzena menggunakan katalis Ka menghasilkan sikloheksana lebih banyak dibandingkan dengan menggunakan katalis Kb.
b) Penelitian 2 Judul Penelitian : Pengolahan Kaolin Untuk Bahan Baku Cordierite
Nama Peneliti
: Gurharyanto, Andil Bukit, Holia Onggo
Tahun Penelitian : 1995
Inti dari isi penelitian : Untuk kebutuhan komposisi keramik cordierite, diperlukan bahan baku kaolin dengan kadar CaO, K 2O, Na2O serendah-rendahnya. Pengolahan kaolin dengan cara kimiawi menggunakan HCl paa kondisi pH=1, menunjukkan adanya penurunan kadar CaO, K 2O, Na2O. Kadar dicapai pada waktu reaksi 10 menit dengan penurunan CaO = 96%, K 2O = 95%, Na2O =93 %
c) Penelitian 3 Judul Penelitian : Penelitian Lempung Kaolinit dalam Retensi P Pada Tanah-Tanah
Mineral Asam
Nama Peneliti
: Syamsul A Siradz
Tahun Penelitian : 2000
Inti dari isi penelitian : Kaolin dipisahkan dari fraksi lempung (clay) dengan melarutkan oksida-oksida besi dengan larutan ditionit-citrat-bikarbonat. Oksida besi dipisahkan dari fraksi lempung dengan melarutkan lempung silikat dengan cara mendidihkan lempung di dalam larutan alkali kuat. Analisis retensi P dilakukan dengan mereaksikan larutan yang mengandung P dalam jumlah tertentu dengan cuplikan kaolin atau oksida besi. Kandungan P di dalam larutan equilibrium ditentukan dengan metode molibdat biru. Selisih antara kandungan P semula dengan kandungan P di dalam larutan equlibrium dianggap sebagai P yang dijerap oleh cuplikan kaolin atau oksida besi. Dari penelitian ini diketahui bahwa kaolin yang berasal dari tempat yang berbeda kapasitas retensi P juga berbeda. Kapasitas retensi P kaolin diduga terkait dengan sifat-sifat tertentu, luas permukaan dan besi (Fe 2O3) structural.
d) Penelitian 4
Judul Penelitian : Pemanfaatan Kaolin Sebagai Bahan Baku Pembuatan Aluminium Sulfat Dengan Metode Adsorps
Nama Peneliti
: Jalaluddin, oni Jamaluddin
Tahun Penelitian : 2005
Inti dari isi penelitian : Reaksi antara kaolin dengan larutan asam sulfat akan mengkasilkan aluminium sulfat. pada penelitian yang di variasikan adalah waktu dan temperatur, karena waktu dan temperatur sangat mempengaruhi daya adsorbsinya. Hasil yang didapat bahwa kontak melebihi 5 jam daya serap akan berkurang. Ini disebabkan akan terbentuknya jelli pemanasan atau waktu kontak melebihi 5 jam.
e) Penelitian 5
Judul Penelitian : Genesis Kaolin dan Rekayasa Pemanfaatannya sebagai bahan baku keramik
Nama Peneliti
: Mamad bakar, Sukandarrumidi, Srijono
Tahun Penelitian : 2004
Inti dari isi penelitian : Dengan memakai analisis XRD, didapat hasil analisis bahwa kaolin yang terbentuk akibat proses pelapukan dari batuan granit. ketika diuji keramik maka kaolin dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku keramik dengan perbandingan campuran 1 bagian kaoli dan 3 bagian tanah liat. Proses pencampuran , pembuatan bentuk, dan pemanasan harus mengikuti aturan baku dalam pembuatan keramik agar hasilnya baik.
RENCANA PENELITIAN YANG AKAN DIKEMBANGKAN 1. Judul
Penelitian
:
PENGURANGAN
KADAR
MANDAILINGNATAL
Fe2O3 UNTUK
PADA
KAOLIN
DI
MENINGKATKAN
KUALITAS KERTAS 2. Latar Belakang Penelitian
Industri kertas merupakan salah satu jenis industri terbesar di dunia dengan menghasilkan 178 juta ton of pulp, 278 juta ton kertas dan karton, dan menghabiskan 670 juta ton kayu. Sebagian besar industri kertas menggunakan pemutih yang mengandung klorin. Klorin akan bereaksi dengan senyawa organik dalam kayu membentuk senyawa toksik seperti dioksin. Dioksin ditemukan dalam proses pembuatan kertas, air limbah (efluen), bahkan di dalam produk kertas yang dihasilkan. Industri kertas menggunakan air dalam jumlah yang sangat besar untuk membilas zat kimia dan senyawa yang tidak diinginkan dari pulp. Oleh karenanya air yang telah digunakan mengandung berbagai jenis zat kimia berbahaya termasuk dioksin. Meskipun konsentrasi dioksin sangat kecil di dalam air limbah, tetapi pabrik terus beroperasi dan terus menghasilkan dioksin sehingga konsentrasinya dalam air akan terus bertambah. Dioksin adalah senyawa organik yang sukar terdegradasi dan konsentrasinya akan berlipat ganda jika masuk ke dalam rantai makanan karena adanya proses biomagnifikasi. Hal ini menyebabkan konsentrasi dioksin di dalam jaringan tubuh hewan air menjadi ratusan kali lebih besar dibandingkan di dalam air tempat hidupnya. Sebuah penelitian EPA berjudul “the National Study of Chemical Residues i n Fish” menemukan bahwa ikan yang ditangkap dari perairan di sekitar industri kertas mengandung dioksin dalam konsentrasi yang lebih tinggi dari di daerah lain. EPA memperkirakan sekitar sepertiga dari dioksin yang terbentuk terserap oleh produk kertas yang dihasilkan termasuk kertas penyaring kopi, kertas tisu, popok bayi, dan piring kertas serta produk lain seperti tisu makan, kertas toilet, karton pembungkus susu, kertas kantor dan pembalut wanita. Dioksin dapat bertahan di lingkungan dalam waktu yang lama (persisten) sehingga akan terakumulasi dalam tanah dan hewan termasuk manusia (bioakumulasi). Organoklorin dapat menimbulkan berbagai gangguan kesehatan seperti kanker, cacat lahir, endometriosis, penurunan jumlah spermatozoa dan gangguan perkembangan janin. Organoklorin juga menyebabkan kerusakan genetis dan penurunan daya tahan ikan salmon dan ikan lainnya. Mengurangi pencemaran organoklorin merupakan upaya penting untuk melindungi
kesehatan masyarakat dan lingkungan. Satu-satunya upaya yang dipastikan akan mengurangi bahkan menghilangkan dioksin di lingkungan adalah melindungi diri dan lingkungan dengan menghindari penggunaan pemutih yang mengandung klor. Maka dari itu pemanfaatan kaolin sebagai pemutih kertas sangat berguna dikarenakan sifat yang dimiliki kaolin yang berwarna putih, memiliki permukaan yang luas dan memiliki abrasivitas yang rendah menjadikannya sebagai bahan baku yang ideal untuk memproduksi kertas. Kaolin berguna dalam mengurangi jumlah pulp kayu yang mahal, meningkatkan sifat optik dari kertas dan memperbaiki sifat cetak kertas. Ketika kaolin digunakan sebagai pelapis permukaan kertas, kaolin meningkatkan kualitas warna kertas menjadi lebih putih. Walaupun kadar Fe 2O3 dalam kaolin rendah (1,00 - 1,55 %), tetapi sangat bagus jika kadar tersebut bisa dikurangi lagi. Dengan rendahnya kadar Fe 2O3 maka derajat putih kertas akan semakin tinggi dan kelarutan Fe 2O3 dalam air sangat kecil, sehingga perlu mereduksi Fe 2O3 menjadi FeO yang mempunyai kelarutan yang lebih besar, sehingga limbah yang dihasilkan ramah lingkungan. 3. Rumusan Masalah
1. Apakah Na2S2O4 merupakan zat pereduksi yang baik untuk Fe 2O3? 2. Apakah ada pengaruh pH pada pada proses reduksi Fe 2O3 menjadi FeO? 3. Berapakah suhu yang baik untuk proses reduksi Fe 2O3 menjadi FeO? 4. Apakah ada peningkatan derajat keputihan kertas dengan penambahan kaolin dengan pengurangan kadar Fe 2O3 ?
4. Batasan Masalah
1. Zat pereduksi yang digunakan adalah Na 2S2O4 2. Variasi pH pada proses reduksi Fe 2O3 menjadi FeO adalah 1, 2, 3, 4, 5 0
0
0
0
3. Variasi suhu pada proses reduksi Fe 2O3 menjadi FeO adalah 30 C, 50 C, 70 C, dan 90 C.
5. Tujuan Penelitian
1. Mengetahui penurunan kadar Fe 2O3 setelah dilakukan reduksi dengan Na 2S2O4 2. Mengetahui pH optimum untuk reduksi Fe 2O3 3. Mengetahui suhu optimum pada reduksi Fe 2O3
6. Manfaat Penelitian
1. Memberikan
informasi
kepada
masyarakat
tentang
potensi
kaolin
di
daerah
Mandailingnatal 2. Mengurangi dampak pencemaran lingkungan oleh limbah kertas 3. Memberikan informasi bagi perusahaan kertas, sehingga bisa menghasilkan kualitas kertas yang baik dan limbah yang ramah lingkungan 4. Sebagai tinjauan bagi para peneliti yang ingin melanjutkan penelitian mengenai mineral kaolin yang terdapat di daerah Mandailingnatal.
DAFTAR PUSTAKA
Bakri, R., Utari, T., Puspita, S., (2008), Kaolin Sebagai Sumber SiO 2 Untuk Pembuatan Katalis Ni/SiO2:
Karakterisasi Dan Uji Katalis Pada Hidrogenasi Benzena Menjadi
Sikloheksana, UI: Jakarta.
Caryos,
(2011),
Eksplorasi
dan
Penambangan
http://caryos.blogspot.com/2008/01/eksplorasi-dan-penambangan-kaolin.html ,
Kaolin,
Diakses
pada 29 Oktober 2011.
Daru Setyo Rini, S.Si, 2002, Minimasi Limbah Dalam Industri Pulp And Paper , http://www.terranet.or.id/tulisandetil.php?id=1306 . Diakses 24 Oktober 2011.
Direktorat Pengembangan Potensi Daerah BKPM, (2011), Potensi Kaolin di Sumatera Utara, http://regionalinvestment.com/newsipid/commodityarea.php?ic=326&ia=12 ,
Diakses pada 24 aktober 2011.
Gurharyanto, Bukit, A., Onggo, H., Cordierite.
(1995), Pengolahan Kaolin Untuk Bahan Baku
LIPI : Bandung.
Jalaluddin, Jamaluddin, (2005), Pemanfaatan Kaolin Sebagai Bahan Baku Pembuatan Aluminium Sulfat Dengan Metode Adsorps, USU: Medan.
Mamad, Sukandarrumidi, Srijono, (2004), Genesis Kaolin dan Rekayasa Pemanfaatannya Sebagai Bahan Baku Keramik , UGM: Yogyakarta.
Rahayuningsih, Lastrini, S., (2005), Bahan Tambang Sederhana Bernilai Ekonomis Bagian 2, LIPI, Teknisi Litkayasa Bidang Laut Puslit Oseanografi.
Rahmawati, R., (2009), Kaolin Dalam Industri, http://www.oke.or.id/2009/01/aplikasikaolin-dalam-industri/ , Diakses pada 25 oktober 2011.
Siradz, S.,
(2000), Penelitian Lempung Kaolinit dalam Retensi P Pada Tanah-Tanah
Mineral Asam. UGM: Yogyakarta.
Yuniarti, A., (2008), Identifikasi Bahaya-bahaya Zat Kimia pada Industri Pulp/Kertas. http://www.blogster.com/ayyunie/identifikasi-bahaya-bahaya-zat-kimia-pada-industripulp-kertas-240908095545 . Diakses 24 Oktober 2011.