ABSTRAK
Bogor is one of the outskirts of the capital city of Jakarta which is the purpose of the urbanization of Java. This causes the high rate of population growth which affect the degradation of water resources. Although the quantity sufficient Bogor City water demand supported by high rainfall, but the quality of place issues of surface water resources (river water and the water there) and shallow ground water (wells). This This is rela relate ted d to the the use use of wate waterr for for househ househol old d use, use, indu indust stry, ry, marke market, t, and agriculture. This utilization of the sources of surface water pollution from household waste, markets, factories, and agricultural wastes are indicated by high levels of COD and kolitinja. Analysis of water samples in 2003 showed that the COD level Ciliwung river about 10 mg / ltr and kolitinja between 36000-87000, while the length Situ water COD about 12 mg / ltr and kolitinja 160,000. Bogor PDAM water still meet me etss qual qualit ityy stan standa dard rds. s. Whil Whilee the the form form of shal shallo low w grou ground nd wate waterr well wells, s, permasalaahannya at low pH value of about 4,6-5,3. This is allegedly associated with air pollution levels Bogor City by motor vehicle exhaust gases which cause acid rain. Required water management strategies in an integrated manner involving all stakeholders to be followed by law enforcement to better water quality. Keywords: water resources; COD; Kolitinja; acid rain ABSTRAK
Bogor merupakan salah satu kota pinggiran Ibukota Jakarta yang menjadi tuju tujuan an dari dari para para urbani urbanisa sasi si dari dari Jawa. Jawa. Hal Hal ini ini menye menyeba babka bkan n ting tinggi giny nya a laju laju pertumbuhan penduduk yang berefek terhadap penurunan kualitas sumberdaya air. Wala Walaupu upun n secara secara kuant kuantit itas as Kota Kota Bogor Bogor bisa bisa me mencu ncuku kupi pi kebut kebutuh uhan an air air yang yang ditunjang oleh tingginya curah hujan, tetapi secara kualitas terjadi permasalahan sumberdaya air permukaan (air sungai dan air situ) dan air tanah (sumur). Hal ini berka berkait itan an denga dengan n peman pemanfa faat atan an air air untuk untuk kepe keperl rluan uan rumah rumah tang tangga, ga, indus industr tri, i, pasar,dan pertanian. Dari pemanfaatan ini maka sumber pencemar air permukaan beras berasal al dari dari limb limbah ah rumah rumahta tangg ngga, a, pasar pasar,, pabri pabrik, k, dan limb limbah ah pert pertani anian an yang yang ditunjukkan oleh tingginya kadar COD dan kolitinja. Analisa contoh air tahun 2003 menunjukkan bahwa kadar COD air sungai Ciliwung sekitar 10 mg/ltr dan kolitinja anta antara ra 36000 36000-87 -8700 000, 0, sedan sedangka gkan n air air Situ Situ Panj Panjan ang g COD COD sekit sekitar ar 12 mg/lt mg/ltrr dan kolit kolitinj inja a 160000. 160000. Air PDAM PDAM kota kota Bogor Bogor masih masih memenuh memenuhii standar standar baku baku mutu. mutu. Sementara Sementara air tanah dangkal berupa sumur, permasalaahannya permasalaahannya pada nilai pH yang rendah sekitar 4,6-5,3. Hal ini diduga berkaitan dengan tingkat pencemaran udara Kota Bogor oleh gas buangan kendaraan bermotor yang kemudian menimbulkan hujan asam. Diperlukan strategi pengelolaan air secara terpadu melibatkan semua pihak terkait dengan diikuti oleh penegakan hukum agar kualitas air lebih baik. Kata kunci : Sumberdaya air; COD; Kolitinja; Hujan asam.
PENDAHULUAN
Bogor Bogor merupak merupakan an salah salah satu satu Pemeri Pemerinta ntahan han Kota Kota Madya Madya yang yang terlet terletak ak di pinggi pinggiran ran ibukot ibukotaa Republ Republik ik Indone Indonesia sia Jakar Jakarta ta dengan dengan luas luas wilaya wilayah h 118,5 118,5 km2, km2, tersebar dalam 6 wilayah kecamatan. Sebagai kota pinggiran Jakarta, Bogor memiliki daya tarik tersendiri tersendiri bagi masyarakat masyarakat pedesaan, terutama terutama pedesaan pedesaan di Propinsi Propinsi Jawa Barat dan Jawa Tengah sehingga tingkat urbanisasi ke Bogor relatif tinggi. Secara umum tujuan dari perpindahan penduduk ini adalah untuk meningkatkan pendapatan mereka dengan melalui usaha dagang, pembantu rumahtangga, pengemudi becak, angkutan kota dan lain-lain. Urbanisasi terjadi pada saat sehabis hari raya Idulfitri dan saat senggang di sawah sehabis tanam padi atau palawija. Hal ini tercermin dari laju per pertu tumb mbuh uhan an pend pendudu uduk k yang yang tingg tinggii dima dimana na pada pada tahu tahun n 2002 2002 terc tercat atat at juml jumlah ah penduduk kota Bogor mencapai 789 423 jiwa. Selain itu, secara geografis Kota Bogor terletak di hulu Kota Jakarta dan merupakan salah satu komponen dari program penerbitan wilayah JABOPUNJUR (Jak (Jakar arta ta,, Bogo Bogor, r, Punc Puncak ak,, Cian Cianju jur) r).. Kons Konsek ekue uens nsin inya ya,, jalu jalurr ini ini meng mengal alam amii perke perkemba mbanga ngan n yang yang sangat sangat cepat cepat sehing sehingga ga perwuj perwujuda udan n pemanf pemanfaat aatan an ruang ruang telah telah berada di luar jangkauan tindak penataan ruang serta pengendalian pembangunan yang ada dan semakin jauh dari tujuan pemanfaatan ruang wilayah (Hardjasoemantri, 2002). 2002). Kondis Kondisii ini sangat sangat berpeng berpengaru aruh h terhad terhadap ap kelest kelestari arian an sumber sumberday dayaa air baik baik kuantitas maupun kualitasnya bagi masyarakat Kota bogor. Sering kita dengar bahwa terjadi banjir waktu musim hujan di kota Bogor dan terus ke Jakarta yang disebabkan oleh keteledoran Pemerintah Daerah Tingkat II Bogor ataupun sebaliknya kekeringan dimusim kemarau. Hal ini sesuai dengan prediksi yang dilaporkan oleh Douglass (1992) dimana jumlah penduduk perkotaan di Indonesia meningkat menjadi 2 kali lipat lipat setiap setiap 15 tahunny tahunnya. a. Polusi Polusi badan-ba badan-badan dan air mening meningkat kat secara secara drasti drastiss yang yang berasal dari limbah industri, rumahtangga, pasar, rumah sakit, dan usaha pertanian. Pada kasus Kota Bogor, pembangunan ekonomi telah menimbulkan beberapa permasalahan lingkungan antara lain: Degradasi kualitas lahan akibat konversi menjadi kawasan pemukiman dan • industri, Penu Penump mpuk ukan an limb limbah ah padat padat yang yang beru berupa pa samp sampah ah kota kota yang yang bera berasa sall dari dari kegiatan pemukiman, pasar, pertokoan, restoran, dan kawasan industri, Kemacetan Kemacetan lalulintas lalulintas akibat “over capacity” capacity” jumlah jumlah kendaraan kendaraan dibandingkan dibandingkan • dengan ruas jalan yang tersedia, Pencem Pencemara aran n badan badan sungai sungai oleh oleh limbah limbah cair cair indust industri ri,, pasar, pasar, rumah rumah sakit sakit,, • bengkel, rumah makan serta limbah domestik, Pencemaran udara oleh limbah gas transportasi dan industri, dan • Penataan kawasan pedagang kaki lima (PKL). • •
Untuk Untuk menghi menghinda ndari ri penuru penurunan nan daya daya dukung dukung sumber sumberday dayaa alam alam yang yang lebih lebih par parah ah,, Peme Pemeri rint ntah ah Kota Kota Mady Madyaa Bogo Bogorr tela telah h meny menyus usun un stra strate tegi gi peng pengel elol olaa aan n sumberdaya alam berwawasan lingkungan. Strategi ini tertuang dalam Pokok-Pokok Kebijaksanaan terhadap Pembangunan Secara Berkelanjutan sesuai dengan moto kota
Bogor yaitu BERIMAN (Bersih, Indah, Nyaman). Salah satu butir yang termuat pada paket kebijaksanaan tersebut adalah penanggulangan pencemaran air. Ini memang layak karena air yang bersih dan memenuhi standar kebersihan merupakan kebutuhan yang yang vital vital tidak tidak saja saja bagi kelangsun kelangsungan gan hidup hidup manusi manusiaa itu itu sendir sendiri, i, tetapi tetapi juga juga kelangsungan hidup semua makhluk di muka bumi ini. Berkaitan dengan hal-hal tersebut, tulisan ini membahas secara lebih rinci salah satu permasalahan lingkungan di kota Bogor yaitu pengelolaan sumberdaya air dan kualitasnya. Adapun maksud dari uraian ini adalah untuk memperoleh gambaran kompre komprehen hensif sif kondisi kondisi perair perairan an saat saat ini sebaga sebagaii salah salah satu satu inform informasi asi yang yang sangat sangat dibutuhkan oleh para pembuat kebijaksanaan (policy maker) dalam rangka menyusun perio periorit ritas as pembang pembanguna unan n dengan dengan semini seminim m mungki mungkin n berdam berdampak pak negati negatiff terhad terhadap ap lingkungan. Dala Dalam m pemb pembua uata tan n tuli tulisa san n ini, ini, meto metode de yang yang digun digunak akan an adal adalah ah meto metode de kepustakaan, yaitu dengan mengumpulkan data-data dari literatur-literatur dan jurnal penel peneliti itian an yang yang bersan bersangku gkutan tan dengan dengan pengel pengelola olaan an dan kualit kualitas as sumber sumber daya daya air. air. Selain itu pengumpulan data juga di dapat dari pencarian informasi-informasi dari internet.
TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Pengertian Sumber Sumber Daya Air
Berdas Berdasark arkan an UU No 7 Tahun Tahun 2004 tentang tentang Sumber Sumberday dayaa Air, Air, Air adalah adalah semua air yang terdapat pada, di atas, ataupun di bawah permukaan tanah, termasuk dalam pengertian ini air permukaan, air tanah, air hujan, dan air laut yang berada di darat. Pengelolaan sumberdaya air didefinisikan sebagai aplikasi dari cara struktural dan non-strukt non-struktural ural untuk mengendalika mengendalikan n sistem sistem sumberdaya sumberdaya air alam dan buatan manusia untuk kepentingan/manfaat manusia dan tujuan-tujuan lingkungan (Kodoatie Robert J dkk, 2002). Sumber daya air merupakan bagian dari sumber daya yang mempunyai sifat yang sangat berbeda dengan sumber daya alam lainnya. Air adalah sumber daya yang terbarui, bersifat dinamis mengikuti siklus hydrologi yang secara alamiah berpindah pindah serta mengalami perubahan bentuk dan sifat. Tergantung dari waktu dan lokasinya, air dapat berupa zat padat sebagai es dan salju, dapat berupa air yang mengalir serta air permukaan. Berada dalam tanah sebagai air tanah, berada di udara sebagai air hujan, berada di laut sebagai air laut, dan bahkan berupa uap air yang didefinisikan sebagai air udara. 3.2 Ketersediaan dan Kelangkaan Air
Air merupakan elemen yang paling melimpah di atas Bumi, yang meliputi 70% permukaannya dan berjumlah kira-kira 1,4 ribu juta kilometer kubik. Apabila dituang merata di seluruh permukaan bumi akan terbentuk lapisan dengan kedalaman rata-rata 3 kilometer. Namun hanya sebagian kecil saja dari jumlah ini yang benar benar dimanfaatkan, yaitu kira-kira hanya 0,003%. Sebagian besar air, kira-kira 97%, ada dalam samudera atau laut, dan kadar garamnya terlalu tinggi untuk kebanyakan kepe keperrluan. uan. Dar Dari 3% sisa sisany nyaa yang yang ada, ada, ham hampir pir sem semuany uanya, a, kir kira-ki a-kira ra 87 persennya,tersimpan dalam lapisan kutub atau sangat dalam di bawah tanah. Dalam satu tahun, rata-rata jumlah tersebut tersisa lebih dari 40.000 kilometer kubik air segar yang dapat diperoleh dari sungai-sungai di dunia. Bandingkan dengan jumlah penyedotan yang kini hanya ada sedikit di atas 3.000 kilometer kubik tiap tahun. Ketersediaan ini (sepadan dengan lebih dari 7.000 meter kubik untuk setiap orang) sepintas kelihatannya cukup untuk menjamin persediaan yang cukup bagi setiap penduduk, tetapi kenyataannya air tersebut seringkali tersedia di tempat-tempat yang tidak tepat. Misalnya, lembah sungai Amazon memiliki sumber yang cukup tetapi tetapi mengek mengekspo sporr air dari dari sini sini ke tempat tempat-te -tempa mpatt yang yang memerl memerlukan ukan adalah adalah tidak tidak ekonomis. Selain itu, angka curah hujan sering sangat kurang dapat dipercaya, sehingga persediaan air yang nyata sering jauh di bawah angka rata-rata yang ditunjukkan. Pada musim penghujan, hujan sangat hebat, namun biasanya biasanya hanya terjadi terjadi beberapa bul bulan an seti setiap ap tahun tahun;; bend bendung ungan an dan dan tando tandon n air air yang yang maha mahall diper diperlu luka kan n untuk untuk menyi menyimpa mpan n air untuk untuk bulanbulan-bul bulan an musim musim kering kering dan untuk untuk meneka menekan n kerusa kerusakan kan musibah banjir. Bahkan di kawasan-kawasan "basah" ini angka yang turun-naik dari
tahun tahun ke tahun tahun dapat dapat mengur mengurangi angi persedia persediaan an air yang yang akan akan terasa terasa secara secara nyata. nyata. Sedan Sedangk gkan an di kawa kawasa san n keri kering ng sepe sepert rtii Sahe Sahell di Afri Afrika ka,, masa masa keker kekerin inga gan n yang yang berkepanjangan dapat berakibat kegagalan panen, kematian ternak dan merajalelanya kesengsaraan dan kelaparan. Pembagian dan pemanfaatan air selalu merupakan isu yang menyebabkan pertengkaran, dan sering juga emosi. Keributan masalah air bisa terjadi dalam suatu negara, kawasan, ataupun berdampak ke benua luas. Di Afrika, misalnya, lebih dari 57 sungai besar atau lembah danau digunakan bersama oleh dua negara atau lebih; Sungai Nil oleh 9 negara, dan Sungai Niger oleh 10 negara. Sedangkan di seluruh dunia, dunia, lebih lebih dari dari 200 sungai sungai,, yang yang melipu meliputi ti lebih lebih dari dari separo separo permuk permukaan aan bumi, bumi, digunakan bersama oleh dua negara atau lebih. Selain itu, banyak lapisan sumber air bawah tanah membentang melintasi batas-batas negara, dan penyedotan oleh suatu negara dapat menyebabkan ketegangan politik dengan negara tetangganya. Karena air yang dapat diperoleh dan bermutu bagus semakin langka, maka percekcokan percekcokan dapat semakin semakin memanas. memanas. Di seluruh dunia, kira-kira kira-kira 20 negara, negara, hampir hampir semuanya di kawasan negara berkembang, memiliki sumber air yang dapat diperbarui hanya di bawah 1.000 meter kubik untuk setiap orang, suatu tingkat yang biasanya dianggap kendala yang sangat mengkhawatirkan bagi pembangunan, dan 18 negara lainnya memiliki di bawah 2.000 meter kubik untuk tiap orang. Lebih parah lagi, penduduk dunia yang kini berjumlah 5,3 miliar mungkin akan meningkat menjadi 8,5 miliar pada tahun 2025. Beberapa ahli memperkirakan bahwa tingkat itu akan menjadi stabil pada angka 16 miliar orang. Apapun angka terakhirnya, yang jelas ialah bahwa tekanan yang sangat berat akan diderita oleh sumber-sumber bumi yang terbatas. Dan laju angka kelahiran yang tertinggi justru terjadi tepat di daerah yang sumber-sumber airnya mengalami tekanan paling berat, yaitu di negara-negara berkembang. Dalam Dalam tahuntahun-tah tahun un belaka belakangan ngan ini, ini, sebagi sebagian an besar besar angka angka pertum pertumbuha buhan n pen pendud duduk uk terp terpus usat at pada pada kawas kawasan an perko perkota taan an.. Pert Pertum umbu buha han n pendu pendudu duk k seca secara ra menyel menyeluru uruh h di negara negara-ne -negar garaa berkem berkembang bang kira-ki kira-kira ra 2,1 persen persen setahu setahun, n, tetapi tetapi di kawasan perkotaan lebih dari 3,5%. Daerah kumuh perkotaan atau hunian yang lebih padat di kota yang menyedot pemukim baru termiskin tumbuh dengan laju sekitar 7% setahun. Hunian pinggiran yang lebih padat sering dibangun secara membahayakan di atas tanah yang tak dapat digunakan untuk apapun, seperti bukit-bukit terjal yang labil atau daerah-daerah rendah yang rawan banjir. Kawasan semacam itu tidak sesuai dengan dengan perenc perencanaa anaan n kota kota yang yang manapu manapun, n, dipand dipandang ang dari dari segi segi tata-l tata-leta etak k ataupun ataupun kebakuan. Karena kawasan semacam itu dianggap sah secara hukum dan bersifat "darurat", pemerintah kota biasanya tidak cepat melengkapinya dengan prasarana seperti jalan, gedung sekolah, klinik kesehatan, pasokan air, dan sanitasi. Namun
sebenarnya hunian semacam ini tak pelak akan menjadi pola bagi kota yang harus dilayani dengan prasarana modern; hal ini mempunyai implikasi-implikasi baik untuk pemec pemecaha ahan n secara secara teknis teknis maupun maupun secara secara lembaga lembaga yang yang akan akan diperl diperluka ukan n sebaga sebagaii syarat supaya segala layanan mencapai semua orang dan berkesinambungan. Pada Pada sebagi sebagian an besar besar negara negara,, masala masalah h terbes terbesar ar mengena mengenaii persed persediaa iaan n air berke berkemba mbang ng bukan bukan hanya hanya dari dari masala masalah h kelangk kelangkaan aan air dibandi dibanding ng dengan dengan jumlah jumlah penduduk, melainkan dari kekeliruan menentukan kebijakan tentang air, dan baru menyad menyadari ari masala masalah-m h-masa asalah lah terseb tersebut ut lama lama setela setelah h akibat akibat yang yang tak dikehe dikehendak ndakii menjadi kenyataan. Jadi meskipun penambahan investasi dalam sektor ini diperlukan, penambahan itu perlu disertai dengan perubahan. Prioritas utama haruslah pada cara pemanfaatan paling bijak terhadap investasi besar yang telah ditanam dalam sektor ini setiap tahun. 3.1
Karakteristik Sumber Daya Air
Karakteristik sumberdaya air amat dipengaruhi aspek topografi dan geologi, instream-offstream, offstream, kuantitaskeragaman penggunaannya, keterkaitannya (hulu-hilir, instreamkualitas), kualitas), waktu serta serta siklus siklus alaminya. alaminya. Oleh karena faktor topografi dan geologi, geologi, sumberdaya air dapat bersifat b ersifat lintas wilayah administrasi. Kuant Kuantit itas as dan kual kualit itas as air air amat amat berga bergant ntun ung g pada pada tingk tingkat at penge pengelo lola laan an sumberdaya air masing-masing daerah, keragaman penggunaan air yang bervariasi (per (perta tani nian an,, air air baku baku dome domest stik ik dan indu indust stri ri,, pemb pemban angki gkita tan n list listri rik, k, peri perika kana nan, n, pengge penggelon lontor toran an dan pemeli pemelihar haraan aan lingkun lingkungan) gan) selain selain musim musim (waktu (waktu)) serta serta sifat sifat ragawi alam (topografi dan geologi) dan kondisi kependudukannya. Karakteristik dasar sumberdaya air antara lain: 1.
Bersifat Bersifat sumberdaya sumberdaya mengalir mengalir ( flowi flowing ng / dynami dynamicc resourc resources es) sehing sehingga ga mempunyai mempunyai keterkaitan keterkaitan yang sangat erat antara antara hulu dengan hilir, hilir, instream dengan offstream, kuantit kuantitas as dengan dengan kualit kualitas, as, air permuk permukaan aan dengan dengan air bawah tanah, sehingga dapat mencakup beberapa wilayah administratif.
2. Dipergunakan Dipergunakan oleh berbagai berbagai sektor sektor dan wilayah sehingga sehingga ada potensi konflik konflik antar pengguna, penggunaan, dan wilayah. 3. Diperg Dipergunak unakan an baik baik oleh oleh genera generasi si sekara sekarang ng maupun maupun generas generasii mendat mendatang ang (antar generasi). 4. Merupak Merupakan an bagian bagian dari dari siklus siklus alam alam (daur (daur hidrol hidrologi ogi)) yang yang mengak mengakibat ibatkan kan keters ketersedi ediaann aannya ya tidak tidak merata merata baik baik dalam dalam aspek aspek waktu, waktu, tempat tempat,, jumlah jumlah maupun mutu. Mempertimbangkan hal-hal tersebut, maka sumberdaya air yang merupakan sumberdaya alam yang sangat vital bagi hidup & kehidupan mahluk serta lingkungan dan sangat sangat strate strategis gis bagi bagi pemban pembanguna gunan n pereko perekonom nomian ian,, menjag menjagaa kesatu kesatuan an dan ketahanan nasional maka harus dikelola secara bijaksana dan profesional.
3.3 Masalah Sumberdaya Air
Pada dasarnya ada tiga kelompok masalah yang strategis adalah : •
Krisis Sumberdaya Air Pertambahan penduduk dan peningkatan kegiatan ekonomi akan berdampak peningkatan penggunaan lahan hunian, peningkatan limbah, over eksploitasi sumberdaya, sehingga menyebabkan kekeringan, banjir, pencemaran.
•
Krisis Perilaku Penu Penuru runa nan n ting tingka katt kepe kepedu duli lian an / peri perila laku ku Masy Masyar arak akat at,, Duni Duniaa Usah Usaha, a, Pemerintah Pemerintah terhadap air akan berdampak pelanggaran pelanggaran etika, norma sosial, sosial, hukum, pencemaran, pencemaran, perambahan perambahan hutan, pelanggara pelanggaran n tata ruang, sehingga sehingga menyebabkan pencemaran, banjir, turunnya ketersediaan air efektif.
•
Krisis Pengelolaan topdown, tidak adil, Pengelolaan Pengelolaan tradisiona tradisionall yang sektoral, sektoral, terkotak-kot terkotak-kotak, ak, topdown, tidak terkoordinasi, tidak transparan, tidak terlegitimasi akan berdampak tidak efektif, tidak efisien, tidak diterima masyarakat, sehingga menyebabkan sukar mendapat dukungan bahkan terjadi potensi konflik.
Secara rinci masalah sumberdaya air adalah : 1. Degrada Degradasi si daerah daerah ali aliran ran sungai sungai:: a. Menin ningkat katnya kerusakan kan hut hutan/v n/vegetasi, pene enebangan gan liar, pembakaran, penjarahan b. Mening Meningkat katnya nya kerusa kerusakan kan lahan lahan c. Mening Meningkat katnya nya erosi erosi sedime sedimenta ntasi si d. Mening Meningkat katnya nya pelan pelanggar ggaran an tata tata guna laha lahan n e. Mele Melema mahny hnyaa pene penegak gakan an huku hukum m 2. Degr Degrad adas asii kuant kuantit itas as air: air: (water supply), supply), kekeringan a. Menurunnya pasokan sumberdaya air (water Menurunnya tingkat pengendalian pengendalian penggunaan penggunaan air (water (water demand ), ), b. Menurunnya boros air c. Belu Belum m baku bakuny nyaa sist sistem em hak hak guna guna air, air, peri periji jina nan n air, air, alok alokas asii air, air, mekanisme distribusi air dan kelembagaannya d. Lema Lemahn hnya ya tran transp spar aran ansi si dan dan pert pertan angg ggun unga gan n jawa jawab b dist distri ribu busi si air air (program, monitoring, evaluasi dan tindak turun tangan) 3. Degr Degrad adas asii kual kualit itas as air air:: a. Tidak terpenuhiny terpenuhinyaa syarat syarat kualitas kualitas air yang diperlukan diperlukan b. Menuru Menurunny nnyaa pengenda pengendalia lian n pencema pencemaran ran air air c. Belum Belum bakunya bakunya siste sistem m manajem manajemen en pembuan pembuangan gan limba limbah h cair d. Lemahnya Lemahnya transpar transparansi ansi dan dan pertanggung pertanggungan an jawab evaluasi evaluasi kualita kualitass air (program, monitoring, evaluasi dan tindak turun tangan) 4. Mening Meningkat katnya nya perist peristiwa iwa banjir: banjir:
a. Menuru Menurunny nnyaa kapasit kapasitas as peresa peresapan pan air air dari laha lahan n b. Menuru Menurunny nnyaa kapasitas kapasitas alir alir sungai/d sungai/drai rainas nasee c. Menurunnya Menurunnya perilaku perilaku masyarak masyarakat at terhadap terhadap air (sampah (sampah,, hunian) hunian) d. Lemahn Lemahnya ya predik prediksi si banji banjirr dan pering peringata atan n dini 5. Degrada Degradasi si lingkun lingkungan gan sungai sungai:: a. Lemahn Lemahnya ya pengat pengatura uran n penataa penataan n lahan lahan sempada sempadan n b. Meningkatny Meningkatnyaa penambang penambangan an pasir, pasir, batu secara secara liar liar c. Menuru Menurunny nnyaa pengendal pengendalian ian pncemar pncemaran an limbah limbah padat padat dan cair 6. Rendahn Rendahnya ya tingkat tingkat operasi operasi dan pemeli pemelihar haraan aan prasaran prasaranaa sarana sarana sumberda sumberdaya ya air: a. Belum Belum adanya adanya lemb lembaga aga opera operasi si dan dan pemeli pemelihar haraan aan b. Tidak Tidak adanya adanya manual manual oper operasi asi dan dan pemelih pemelihara araan an c. Tidak adanya tenaga yang profesi profesional onal untuk untuk operasi operasi dan pemeliha pemeliharaan raan d. Tidak adanya dana yang cukup cukup untuk untuk operasi operasi dan pemeliharaa pemeliharaan n
METODE PENELITIAN SUMBERDAYA AIR DAN PENGELOLAANNYA
Bogor Bogor dike dikena nall seba sebagai gai “kot “kotaa hujan hujan”” denga dengan n rata rata-r -rat ataa tota totall curah curah hujan hujan sebanyak 3876 mm/tahun dan hari hujan sebanyak 252 hari/tahun. Namun demikian, karena sebagian permukaan tanah sudah kurang ditutupi oleh vegetasi tanaman maka sebagian besar air hujan tersebut terbuang ke sungai atau badan air lainnya berupa air limp limpas asan an perm permuk ukaa aan n atau atau runrun-of off. f. Lebi Lebih h lanj lanjut ut air air ini ini sanga sangatt poten potensi sial al untu untuk k membanjiri kota di hilirnya yaitu Jakarta. Adanya pola yang demikian itu, maka sumberdaya air di kota Bogor dapat digolongkan ke dalam 2 golongan yaitu (1) air permukaan berupa air sungai, danau serta rawa dan (2) air tanah yang terdapat pada lapisan tanah dangkal dan lapisan tanah dalam. 3.1.1
Air Sungai
Kota Bogor memiliki 2 buah sungai besar yaitu sungai Ciliwung dan sungai Cisadane. Sungai Ciluwung mengalir dari Selatan ke Utara membelah kota Bogor di Kebun Raya Bogor sampai ke Jakarta Jakarta dengan panjang sekitar 117 km dan luas DAS sekitar 257 000 hektar. Khusus untuk wilayah kota Bogor, panjang sungai Ciliwung sekita sekitarr 21,5 21,5 km dan debit debit rata-r rata-rata ata 76 m3/det m3/detik. ik. Di sepanj sepanjang ang DAS Ciliwung, Ciliwung, pemanfaatan lahannya berupa pemukiman, industri, dan pasar sehingga badan air sungai Ciliwung menerima beban pencemaran berupa limbah rumahtangga, pasar, dan pabrik yang berakibat menurunnya kualitas air Ciliwung. Cisa Cisadan danee adal adalah ah sunga sungaii terb terbes esar ar kedua kedua sete setela lah h sunga sungaii Cili Ciliwun wung, g, yang yang mengalir dari wilayah Kecamatan Bogor Selatan ke arah Kecamatan Bogor Tengah dan Bogor Barat sepanjang 31 km dan rata-rata debit 2,4 m3/detik. Pemanfaatan air sungai Cisadane terutama sebagai bahan baku air PDAM kota Bogor melalui proses pengolahan pengolahan yang intensif sehingga memenuhi kualitas standar air minum. minum. Selain Selain itu jug jugaa dima dimanf nfaa aatk tkan an seba sebaga gaii air air minu minum, m, mema memasa sak, k, menc mencuc uci, i, dan dan kepe keperl rlua uan n rumaht rumahtang angga ga lainny lainnyaa oleh oleh pendudu penduduk k sepanj sepanjang ang daerah daerah yang yang dilalui dilaluinya nya.. Adanya Adanya penggunaan penggunaan bahan kimia yang meningkat terutama detergent detergent menyebabkan menyebabkan kualitas air sungai Cisadane menurun dari waktu ke waktu.
Permasalahan yang dihadapi dalam pengembangan dan pengelolaan sungai, meliputi : 1. Ketidakjela Ketidakjelasan san peran peran dan batasan batasan wewenang wewenang antara antara kabupate kabupaten, n, kota, propin propinsi si dan pusat dalam penanganan, pengelolaan dan pembiayaan sungai. 2. Kecende Kecenderun rungan gan peningka peningkatan tan potensi potensi konflik konflik pemanfa pemanfaata atan n air di daerah daerah dan wilayah sungai. 3. Tidak Tidak terk terken enda dali liny nyaa penam penamban banga gan n gali galian an pasi pasirr diba dibada dan n sunga sungaii sehi sehing ngga ga menurunkan fungsi bangunan pengambilan air. 4. Sedimentasi tinggi akibat rusaknya daerah hulu. 5. Maki Makin n cepat cepatny nyaa penu penuru runa nan n kapas kapasit itas as peng pengal alir iran an air air sung sungai ai dan bangu banguna nan n pengendali banjir. 6. Makin Makin besarny besarnyaa perbedaan perbedaan aliran aliran dasar dasar sungai sungai pada musim musim hujan hujan dan musim kemarau (Qmax-Qmin).
7. Makin menurunn menurunnya ya kualitas kualitas air air sungai, sungai, khususnya khususnya didaer didaerah ah aliran aliran tengah dan dan hilir. 8. Tida Tidak k terk terken enda dali liny nyaa perm permuk ukim iman an pend pendud uduk uk dida didaer erah ah bant bantar aran an sung sungai ai ciliwung dan cisadane sehingga meningkatkan risiko banjir. 9. Belum Belum mema memadai dainya nya databa database se sunga sungai. i. 3.1.2 Situ
Situ adalah sumber air permukaan yang menggenang di permukaan tanah, terlet terletak ak pada posisi posisi topogr topografi afi rendah, rendah, terben terbentuk tuknya nya secara secara alami alami ataupu ataupun n buatan buatan manusia. Airnya bisa bersumber dari air tanah ataupun air hujan, dan cenderung fungsinya sebagai pengendali banjir. Kota Bogor Memiliki 4 situ alami yang terletak di Kecama Kecamatan tan Bogor Bogor Barat Barat yaitu yaitu Situ Situ Gede, Gede, Situ Situ Leuti Leutik, k, Situ Situ Curug, Curug, dan Situ Situ Panjang. Selain itu, juga Memiliki 2 situ buatan yaitu Situ Bogor Raya terletak di Kecamatan Bogor Timur dan Situ Karadenan di Kecamatan Bogor Utara. Selama ini, pemanfaatan air situ untuk keperluan rumahtangga, obyek wisata, perikanan, dan pertanian. Seperti halnya Sungai Cisadane, pencemaran air situ berasal dari penggunaan bahan kimia rumahtangga terutama detergent, penggunaan pestisida dan fungis fungisida ida serta serta pupuk pupuk yang yang tidak tidak terkont terkontrol rol.. Adanya Adanya pengkay pengkayaan aan badan badan air dengan unsur hara dari usahatani usahatani berakibat berakibat terjadinya terjadinya eutrofikas eutrofikasii di lokasi situ yang berujung pada pendangkalan situ. 3.1.3 Air Tanah
Air tanah adalah air yang bergerak di dalam tanah yang terdapat didalam ruan ruang g anta antarr buti butirr-bu buti tirr tana tanah h yang yang mere meresa sap p ke dala dalam m tana tanah h dan dan berg bergab abun ung g membentuk lapisan tanah yang disebut akifer. Sumber utama air tanah adalah presipitasi yang dapat menembus tanah secara langsu langsung ng ke air tanah atau atau mungki mungkin n memasu memasuki ki sungai sungai di permuk permukaan aan tanah tanah dan merembes ke bawah melalui alur-alur ini ke air tanah. Air tanah berada di bawah permukaan tanah di mana berdasarkan letak dan sifat serta kondisi fisiknya dibedakan menjadi 2 yaitu air tanah dangkal dan air tanah dalam. Air tanah dangkal terdapat pada akuifer bagian atas dan tidak tertutup oleh lapisan kedap air. Air tanah ini bisa digali oleh penduduk dengan membuat sumur dangkal. Sebaliknya, air tanah dalam terdapat pada akuifer bagian bawah, ditutupi oleh lapisan kedap air sehingga tidak bisa digali secara sederhana melainkan dengan pembuatan sumur dalam (sumur artesis). Berdasarkan data yang ada pada tahun 2002, sumber air sumur di kota Bogor yang berasal dari air tanah dangkal mencapai 106 178 buah atau sekitar 58% dari total total rumaht rumahtangg angga. a. Sedang Sedangkan kan konsume konsumen n air tanah tanah dalam dalam tercat tercatat at sejuml sejumlah ah 199
konsumen. Pemanfaatan air tanah ini pada umumnya untuk kegiatan rumahtangga saja. Oleh karena itu, pencemaran air sumur sampai saat ini relatif masih rendah.
HASIL DAN PEMBAHASAN KUALITAS SUMBERDAYA AIR DAN PENANGGULANGANNYA
Pema Pemanf nfaa aata tan n air air yang yang kuran kurang g memp memper erha hati tika kan n keles kelesta tari rian an ling lingkun kunga gan n cenderung cenderung berakibat berakibat menurunnya menurunnya kualitas air karena pencemaran. pencemaran. Dalam kontek ini, pencemaran air dapat didefinisikan sebagai masuknya mahluk hidup, zat/senyawa, dan energi serta komponen lainya ke dalam badan air yang berakibat berubahnya tatanan air oleh perilaku manusia atau oleh proses alam sehingga air menjadi kurang atau atau tida tidak k berfu berfung ngsi si lagi lagi sesu sesuai ai denga dengan n perunt peruntuk ukkan kanny nyaa (W (War ardh dhana ana,, 2001) 2001).. Sedangkan Miller (1992) mendefinisikan pencemaran air adalah semua perubahan yang tidak diinginkan yang terjadi pada air yang dapat mempengaruhi kesehatan manusia ataupun mahluk lainnya. Untuk mengantisipasi ini, Pemerintah Kota Madya Bogor Bogor telah telah melakuk melakukan an beberap beberapaa tindak tindakan an untuk untuk memini meminimka mkan n pencema pencemaran ran dan memelihara kualitas sumberdaya air. Untuk sumberdaya air permukaan, dilakukan pelaksanaan program kali bersih, monitoing secara rutin terhadap unit pengolah air dan dan limb limbah ah,, pene peneka kana nan n pela pelaks ksan anaa aan n AMDA AMDAL, L, pemb pembin inaa aan, n, peri pering ngat atan an,, dan dan penyuluhan kepada masyarakat tentang pentingnya menjaga kualitas sumberdaya air. Aplikasi program tersebut telah menghasilkan kualitas sumberdaya air yang relatif baik. Perlu diketahui bahwa kualitas sumberdaya air di kota Bogor mengacu kepada standar kualitas SK Gubernur No. 39 tahun 2000. Nilai standar kualitas ini tidak tidak jauh jauh berbed berbedaa dengan dengan standa standarr kualit kualitas as sumber sumberda da air yang yang diteta ditetapkan pkan oleh oleh Keputusan Gubernur Kepala Daerah Khusus Ibukota Jakarta No.1608 Tahun 1988. Secara rinci kualitas sumberdaya air di kota Bogor sebagai berikut: 3.1. Kualitas Air Permukaan
Air permukaan bersumber sebagai air sungai da n air situ yang tersebar di Kota Bogor Bogor.. Kual Kualit itas as air air Sung Sungai ai Cili Ciliwun wung g dite diteta tapka pkan n deng dengan an meng menguku ukurr beber beberap apaa parameter parameter penting yaitu COD, BOD, kadar minyak dan lemak, lemak, jumlah jumlah kolitinja, kolitinja, dan DO pada lokasi di bagian hilir, tengah dan hulu. Secara umum terlihat bahwa kualitas air sungai sungai Ciliwu Ciliwung ng sudah sudah perlu perlu mendap mendapat at perhat perhatian ian yang yang serius serius teruta terutama ma kadar kadar COD, kadar minyak dan lemak serta kolitinja. Kadar COD melewati batas toleransi pada tahun 2001, namun sudah bisa diturunkan pada tahun 2003. Yang justru perlu penanganan serius adalah penurunan kadar kolitinja yang meningkat dari tahun 20012003 melebihi 2500%. Pengelolaan pembuangan limbah rumahtangga yang lebih intensif merupakan alternatif yang baik dalam rangka menurunkan kolitinja Sungai Ciliwung. Dari data tersebut ada dugaan bahwa rumahtangga merupakan sumber pencemar utama dengan buangan limbah cair yang mengandung bahan pencemar senyawa organik (organic pollutan). Ini sesuai dengan yang dilaporkan oleh Supardi (2003) (2003) bahwa bahwa untuk untuk kota-k kota-kota ota besar besar Indone Indonesia sia,, rumaht rumahtang angga ga merupa merupakan kan sumber sumber pen pencem cemar ar utam utamaa terh terhad adap ap badan badan air air perm permuk ukaan aan.. Menu Menuru rutn tnya ya,, ruma rumaht htan angg ggaa memberikan kontribusi pencemaran sekitar 66%, pasar 15%, perkantoran dan hotel 13%, dan sisanya berasal dari industri sebesar 6%. Situ merupakan sumber air permukaan lainnya yang memiliki peranan penting bagi masyarakat kota Bogor baik untuk kegiatan rumahtangga maupun pertanian. Seperti halnya air sungai, kualitas air situ juga sudah menurun dan perhatian serius
difokuskan kepada kadar fenol, COD dan khusus untuk Situ Panjang adalah kolitinja. Kadar fenol sebesar 0,026-0,04 ppm sudah melewati ambang batas maksimum maksimum yaitu 0,01 ppm, demikian juga COD berkisar antara 8,2-36,2 ppm melewati batas toleransi maksimum sebesar 10 ppm. Sedangkan kolitinja Situ Panjang sebesar 160000, jauh di atas batas maksimum sebesar 2000. Hasil analisa tersebut menunjukkan bahwa kualitas air permukaan di Kota Bogor sudah tercemar terutama oleh bahan kimia organik yang tercermin dari nilai COD lebih tinggi dibandingkan dengan BOD. Selama kurun waktu 2 tahun (tahun 2001-2003), terlihat adanya perbaikan kualitas air permukaan yang dimungkinkan oleh usaha pengendalian pencemaran oleh pihak terkait dalam rangka memenuhi kebutuhan masyarakat akan air bersih. be rsih. Perusahaan Daerah Air Minum Kota Bogor memakai air Sungai Cisadane sebagai sumber air PAM yang diproses sedemikian rupa sehingga memenuhi standar air minum yang sehat. Sebagai komitmen pelayanan ini, PDAM Kota Bogor selalu menganalisa kualitas air PAM dengan mengambil contoh-contoh air di beberapa titik berda berdasar sarkan kan zone-zon zone-zonee yang yang rawan rawan pencema pencemaran ran.. Mengac Mengacu u kepada kepada hasil hasil analisa analisa ters tersebu ebutt diket diketah ahui ui bahw bahwaa air air PAM PAM Kota Kota Bogo Bogorr masi masih h baik baik dan laya layak k untuk untuk dikonsumsi oleh masyarakat. Permasalahan yang sering terjadi adalah distribusi air PAM dimana efisiensinya masih perlu ditingkatkan dengan mengurangi kebocoran pada pipa penyalur. Hal ini merupakan salah satu cara yang efektif dalam pengelolaan air air PAM PAM yang yang bisa bisa meni meningk ngkat atkan kan efis efisie iens nsii seki sekita tarr 10-1 10-15% 5% (Ste (Stern rner er,, 1992) 1992).. Pembat Pembatasa asan n pemaka pemakaian ian air teruta terutama ma untuk untuk indust industri ri juga juga perlu perlu dilakuk dilakukan an untuk untuk menghindari kekurangan air pada konsumen rumahtangga. 3.2. Kualitas Air Tanah
Air tanah yang banyak dipergunakan oleh penduduk Kota Bogor adalah air tanah dangkal berupa sumur dengan kedalaman berkisar antara 6-15 meter. Untuk memantau kualitas air sumur, dilakukan pengambilan contoh-contoh air sumur di beberapa zone di mana lokasi tersebut merupakan sentra-sentra keberadaan sumur. Berdasarkan hasil analisa diketahui bahwa kualitas air sumur di Kota Bogor masih bisa dipergunakan untuk kegiatan rumahtangga, hanya saja perlu diperhatikan pH pH yang yang berki berkisa sarr antar antaraa 4,64,6-5, 5,3, 3, masi masih h di bahwa bahwah h stan standa darr yait yaitu u 6,5. 6,5. Hal Hal ini ini dimungkinkan oleh tingkat kemasaman air hujan yang sudah tercemar oleh polutan yang berasal dari gas buangan kendaraan bermotor. Pemberian kapur dalam dosis yang tepat merupakan salah satu alternatif untuk meningkatkan pH, tetapi harus diperhatikan betul kadar karbonat dalam kapur tersebut. Khusus untuk air minum, seba sebaik ikny nyaa air air sumu sumurr dita ditamp mpung ung dalam dalam wadah wadah (dru (drum) m) yang yang bagi bagian an dasa dasarn rnya ya dile dileta takka kkan n baha bahan-b n-bah ahan an bers bersif ifat at meny menyar arin ing g zatzat-za zatt memb membah ahay ayak akan an sert sertaa bisa bisa meni mening ngka katk tkan an pH. pH. Baha Bahann-ba baha han n ters terseb ebut ut anta antara ra lain lain:: aran arang g akti aktif, f, peca pecaha han n genteng/bata merah, pasir, dan ijuk.
KESIMPULAN •
Secara kuantitatif Kota Bogor memiliki sumberdaya air yang mencukupi kebutuhan penduduknya berupa air permukaan (sungai dan situ) dan air tanah dangkal (sumur).
•
•
•
•
Air permukaan digunakan untuk kegiatan pertanian, rumahtangga, industri, dan wisata, sedangkan air tanah pada umumnya untuk kegiatan rumahtangga. Pencemaran terutama terjadi pada air permukaan yang berupa limbah padat dan dan cair cair dari dari ruma rumaht htan angg gga, a, pasa pasar, r, pert pertan ania ian, n, dan dan indu indust stri ri.. Air Air tana tanah h kemungkinan tercemar oleh gas buangan kendaraan bermotor yang bercampur kedalam kedalam air hujan yang dicerminkan dicerminkan oleh rendahnya rendahnya nilai pH berkisar berkisar antara 4,6-5,3 (standar nilai pH 6,5). kualitas air sungai masih di bawah standar mutu terutama kadar kolitinja, COD, dan kolitinja. Hasil analisa tahun 2003 menunjukkan bahwa kadar COD sungai Ciliwung sama dengan standar baku mutu yaitu 10 mg/ltr. Sedangkan kolitinja jauh di atas standar mutu yaitu antara 36000 – 87000. Kualitas air situ juga masih dibawah standar mutu terutama kadar COD dan koliti kolitinja nja yang yang mengim mengimpli plikas kasika ikan n adanya adanya pencem pencemara aran n senyaw senyawaa organi organik k rumahtangga (detergen). Hasil analisa tahun 2003 menunjukkan bahwa kadar COD berkisar 12 mg/ltr, sedangkan kolitinja sekitar 16000 0. Kualitas air sumur dan PDAM tergolong baik dan memenuhi standar baku mutu. mutu. Untuk Untuk air sumur, sumur, tinggi tingginya nya kemasa kemasaman man dapat dapat dipecah dipecahkan kan dengan dengan Pemberian kapur dalam dosis yang tepat.
DAFTAR PUSTAKA
Anoni Anonim. m. 2010. 2010. Perk Perkem emban banga gan n Kebij Kebijak akan an Sumb Sumber er Daya Daya Air Air Dan Dan Peng Pengar aruh uhny nyaa Terhadap Pengelolaan Irigasi. http://staffsite.gunadarma.ac.id/agus_dh/
Anonim. 2010. Sumber Daya Yang Rawan. http://jakarta.usembassy.gov/ptp/airbrs1.html Anonim. 2010. Penggunaan dan Penyalahgunaan Sumber Air. http://jakarta.usembassy.gov/ptp/airbrs2.html Anonim. 2010. Pengaruh Kebijakan SDA terhadap Pengelolaan Irigasi. http://agus_dh.staff.gunadarma.ac.id/.../Pengaruh+Kebijakan+SDA+terhadap +Pengelolaan+Irigasi.pdf Anonim. 2010. Pengelolaan kualitas air. http://www.pdfqueen.com/pdf/pe/pengelolaan-kualitas-air/6/ Anonim. 2010. pengelolaan sumberdaya air untuk pertanian berkelanjutan. http://ejournal.unud.ac.id/abstrak/(7)%20soca-sutawan-sumberdaya %20air(1).pdf Hardjasoemantri, K. 2002. Hukum Tata Lingkungan. Edisi Ketujuh. Cetakan Keenam belas. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta. Supardi, H.I. 2003. Lingkungan Hidup dan Kelestariannya. Edisi Kedua. Cetakan Kedua. P.T. Alumni. Bandung. Wardhana, W.A. 2001. Dampak Pencemaran Lingkungan. Edisi Revisi. Andi Offset. Yogyakarta.