Pengolahan Limbah Minuman Teh Dosen Pembimbing : Dian Widya Ningtyas, STP. MP
Disusun oleh: Nani AisyahPutri
125100500111017 125100500111017
M. Abdul Ghani
125100507111013 125100507111013
Badzlina Balqis
125100607111021 125100607111021
Kelas : Q
PROGRAM STUDI BIOTEKNOLOGI INDUSTRI JURUSAN TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2014
Daftar Isi
A. JENIS LIMBAH DARI INDUSTRI MINUMAN TEH…………………………..1 B. KARAKTERISTIK LIMBAH INDUSTRI TEH……..…………………...... ........1 B.1 KarakteristikLimbah Gas....................……………….……………………....1 B.2 KarakteristikLimbahpadat….…............……………….....…………………..2 B.3 KarakteristikLimbahCair…………..………...........…………............…….…2 C. PERATURAN TENTANG LIMBAH INDUSTRI MINUMAN………………….3 D. PARAMETER PENGUJIAN LIMBAH.......................... …………………………5 E.METODE PENGUKURAN LIMBAH................ ………………………………….6 F. PENGOLAHAN LIMBAH INDUSTRI TEH……………………………………..8 F.1. PengolahanLimbah Gas.........................……………………………………...8 F.2 PengolahanLimbahCair........................……………………………………….8 F.2.1 LimbahCairAerob…..........................................…………………………9 F.2.2 LimbahCair Anaerob…………………………………………………...10 F.3 PengolahanLimbahPadat……………………………………………………..10 F.3.1 AmpasTeh..............................................................................................10 F.3.2 CTC Tea waste....................................................................................... 11 F.3.3 Kemasan.................................................................................................12 Penutup.........................................................................................................................13 Daftar Pustaka..............................................................................................................14
A. JENIS LIMBAH DARI INDUSTRI MINUMAN TEH
Limbah teh secara garis besar dibedakan menjadi tiga jenis yaitu limbah padat, limbah cair, dan limbah gas.
Limbah Gas Limbah gas merupakan limbah yang dihasilkan dari hasil pembakaran yang menghasilkan gas – gas tertentu. Dalam industri pengolahan teh limbah gas dihasilkan dari proses pemanasan saat penyeduhan teh untuk produksi teh dalam kemasan siap minum.
Limbah Padat Limbah padat industri teh berupa ampas hasil penyeduhan daun teh untuk minuman teh kemasan dan kemasan teh yang rusak atau tidak digunakan lagi.
Limbah Cair Limbah cair industri teh berasal dari penggunaan air dalam sistem prosesnya. Di samping itu ada pula bahan baku mengandung air sehingga dalam proses pengolahannya air harus dibuang. Air terikut dalam proses pengolahan kemudian dibuang. Air dipergunakan untuk pencuci dan sterilisasi kemasan teh. Limbah cair industri minuman teh adalah air bekas dari pencucian botol-botol maupun lantai dan juga ceceran dari minuman yang tumpah pada saat proses.
B. KARAKTERISTIK LIMBAH INDUSTRI TEH
Limbah adalah buangan yang kehadirannya pada suatu saat dan tempat tertentu, tidak dikehendaki lingkungannya karena tidak memiliki nilai ekonomi. Limbah yang dibuang ke saluran air dapat menyebabkan air akan tercemar saat terkena limbah domestik ataupun non domestik. Berbagai cara telah dilakukan untuk membebaskan pengaruh limbah yang merugikan, karena air merupakan kebutuhan yang sangat penting bagi kehidupan. Dalam industri olahan minuman teh terdapat 3 jenis limbah industri yang dihasilkan, limbah gas, limbah padat dan limbah cair.
Karakteristik Limbah Gas Limbah gas pada industri olahan minuman teh berupa gas yang dihasilkan saat pemanasan saat proses sterilisasi botol dan perebusan teh untuk minuman teh dalam kemasan. Gas sisa pembakaran ini berupa gas karbon dioksida ) dan uap air ().
Karakteristik Limbah padat Limbah padat pada industri olahan teh berupa ampas teh, CTC (Cutting Tearing and Curling ) Tea Waste berupa batang dan tulang daun, dan sisa kemasan teh. Limbah berupa ampas teh didapat dari hasil seduhan teh kemasan siap minum. CTC (Cutting Tearing and Curling ) Tea Waste yang berupa tangkai dan tulang daun merupakan sisa dari produksi teh kualitas nomer satu. Limbah padatan lainnya berupa kemasan yang tidak terpakai dan kemasan yang rusak yang berupa botol kaca dari industri minuman teh dalam botol, dan kertas dari industri teh celup dan teh instan.
Karakteristik Limbah Cair Limbah cair teh pada diukur dengan Biologycal Oxygen Demand (BOD), kadar padatan yang tersuspensi dan Chemical Oxygen Demand (COD). Limbah cair teh berupa air bekas pembersihan botol yang mengandung detergen serta sebagai pendukung dalam proses produksi minuman teh. Limbah cair dari industri minuman teh memiliki karakteristik sebagai berikut :
•
Karakteristik kimia Limbah Cair teh:
1. pH : 10-12 2. BOD : 500 mg.l 3. BOD : COD : <0,4 Maka COD : 1250 mg/l 4. TSS : 316,7 mg/l 5.Minyak dan Lemak : 19 mg/l Beban BOD = 3 kg/m3 produk minuman yang dihasilkan Beban padatan tersuspensi (TSS) = 1,9 kg/m3 produk minuman yang dihasilkan 6. Suhu : 60-70ºC
• Karakteristik Sifat Bioligis Limbah Cair Sifat biologis meliputi mikroorganisme yang ada di dalam limbah cair. Mikroorganisme ini memiliki jenis yang bervariasi. Mikroorganisme yang ditemukan banyak dalam bentuk seltunggal
yang
bebas
atau
berkelompok
dan
mampu
melakukan
proses-
pr os es kehidupan. Bahan-bahan organik yang terdapat dalam air akan diubah oleh
mikroorganisme menjadi senyawa kimia yang sederhana, sehingga dekomposisi zat-zat tersebut dalam jumlah besar akan menimbulkan bau. Keberadaan bakteri dalam unit pengolahan air limbah merupakan kunciefisiensi proses biologis dan penting untuk mengevaluasi kualitas air.
C. PERATURAN TENTANG LIMBAH INDUSTRI MINUMAN
Berikut ini merupakan beberapa Peraturan daerah yang mengatur tentang baku mutu limbah cair minuman ringan : BERDASARKAN KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR (NOMOR 45 TAHUN 2002)
BAKU MUTU LIMBAH CAIR UNTUK INDUSTRI MINUMAN RINGAN Volume LimbahCairMaksimumpersatuanproduk
DenganPencucianBotoldanPembuatanSirup
: 3,5 m 3/m3 produk
DenganPencucianBotoltanpaPembuatanSirup
: 2,8m 3/m3 produk
TanpaPencucianBotoltetapiPembuatanSirup
: 1,7m3/m3 produk
TanpaPencucianBotoltanpaPembuatanSirup
: 1,2m3/m3 produk
Parameter
Kadar Maksimum (mg/l)
TSS
2,5
Cl2tersisa
0,5
Cu
1
Pb
0,8
Zn
1
Cr. Total
0,5
Ni
1,2
pH
6-9
CATATAN : a. Kadar maksimum untuk setiap parameter pada table di atas dinyatakan dalam miligram parameter per liter air limbah. b. Beban pencemaran maksimum untuk setiap parameter pada table diatas dinyatakan dalam kilogram parameter per ton minumanringan (soft drink)
D. PARAMETER PENGUJIAN LIMBAH
Pada proses pengolahan limbah minuman teh, ada parameter penting yang harus diambil sampelnya setiap hari untuk memenuhi standar aman bagi lingkungan, antaralain : a. Suhu Sampel suhu diambil di semuabak yang ada di tiap 8 jam dalam satu hari. Fungsinya yaitu sebagai indicator suhu yang ada pada tiap bak. Standar yang diperbolehkan adalah kurang dari 30 oC agar bakteri yang ada tidak mati. b. SV (Sludge Volume) SV (Sludge Volume) adalah kecepatan penurunan jumlah sludge dalam aerator. Sampel SV diambil di aerator 1 dan 2 sebanyak 1000 ml dalam satu hari diambil 6 kali tiap 4 jam kemudian dibiarkan selama 30 menit. Standar SV yang diperbolehkan adalah 30-50%. Skala yang tertunjukx 100% 1000 c. pH Sampel pH diambil dari semua bak yang ada setiap 2 jam kemudian diuji dengan pH meter. pH menunjuk angka dari asam basa limbah yang terdapat dalam tiap bak. Apabila asam akan diberi soda caustic dan apabila basa akan diberi cairan yang bersifat asam. Standar pH yang diperbolehkanadalah 6,5 – 7.
d. DO (kadar oksigen yang terlarut/ Demand Oxygen) DO merupakan salah satu parameter penting untuk mengukur kadar oksigen yang terlarut dalam limbah. DO diambil sampelnya di bak aerator 1 dan 2 serta bak clarifier 1 dan 2 setiap 4 jam dan di uji dengan alat DO meter. Standar DO yang diperbolehkan adalah minimal 2 ppm. Semakin besarnilai DO pada limbah, mengindikasikan limbah tersebut memiliki kualitas yang bagus. Sebaliknya, jikanilai DO rendah, maka limbah tersebut telah tercemar.
e. COD (Chemical Oxygen Demand ) COD merupakan ukuran bagi pencemaran air oleh zat organic secara alamiah dapat dioksidasikan melalui proses mikrobiologis dan mengakibatkan berkurangnya O 2 larut dalam air. Perbandingan antara jumlah bahan organic dengan jumlah oksigen yang dibutuhkan untuk menstabilkan atau mengoksidasi dengan sempurna bahan organik. Standar COD pada limbah minuman teh adalah maksimal 100 mg/l.
f. BOD ( Biological Oxygen Demand) BOD merupakan parameter pengukuran jumlah oksigen yang dibutuhkan oleh bekteri untuk mengurai hampir semua zat organik yang terlarut dan tersuspensi dalam air buangan, dinyatakan dengan BOD5 hari pada suhu 20 °C dalam mg/liter atau ppm. Pemeriksaan BOD5 diperlukan untuk menentukan beban pencemaran terhadap air buangan domestik atau industri juga untuk mendesain sistem pengolahan limbah biologis bagi air tercemar. Penguraian zat organik adalah peristiwa alamiah, j ika suatu badan air tercemar oleh zat organik maka bakteri akan dapat menghabiskan oksigen terlarut dalam air selama proses biodegradable berlangsung, sehingga dapat mengakibatkan kematian pada biota air dan keadaan pada badan air dapat menjadi anaerobik yang ditandai dengan timbulnya bau busuk.
PARAMETER PT. SINAR SOSRO SUHU
pH
DO
COD
29,2
7,5
1,3
99
BOD
PERBANDINGAN PARAMETER PT. SINAR SOSRO DENGAN BAKU MUTU LIMBAH Berdasarkan parameter pada PT.SinarSosro, dapat dilihat bahwa parameter suhu yang digunakan yaitu 29,2 oC. Apabila dibandingkan dengan suhu pada baku mutu limbah yang kadar maksimumnya 38 oC, suhupada PT. Sinar Sosro masih di bawah kadar maksimum tersebut. Begitu juga dengan COD sebesar 99 ppm yang apabila dibandingkan dengan baku mutu limbah masih di bawah kadar maksimum yang sebesar COD 100 ppm dan BOD 50 ppm. pH yang digunakanpada PT. Sinar Sosro yaitu 7,5 juga masih di bawah kadar maksimum pada baku mutu limbah yaitu 6 – 9. Apabila parameter yang digunakanpada PT. Sinar Sosro dan baku mutu limbah dibandingkan, parameter PT. Sinar Sosro tidak melebihi kadar maksimum pada baku mutu limbah.
E. METODE PENGUKURAN LIMBAH
Dari beberapa parameter yang telah disebutkan di atas sebagai kategori pengukuran limbah industri minuman teh, berikut adalah metode pengukuran dari masing – masing parameter : a. COD
MetodeTitrasi Pengukuran parameter COD ini menggunakan oksidator Kalium dikromat yang berkadar asam tinggi dan dipertahankan padat pada temperature tertentu. Penambahan oksidator ini menjadikan proses oksidasi bahan organik menjadi air dan CO2. Setelah pemanasan, sisa dikromat diukur. Pengukuran ini menggunakan metodetitrasi. Oksigen yang ekuivalen dengan dikromat yang menyatakan COD dengan satuan ppm. Berikut ini cara penetapan COD pada limbah minuman teh dengan metodetitrasi. Bahan : Larutanindikator 10% K 2CrO4 Larutan Ag2SO4 80gr/lt Larutan H2SO4 95%-97% Larutan K 2Cr 2O7 0,12N IndikatorFerroinLosung HgSO4kristal Aquades Batudidih Larutan 0,025N (NH 4)2 Fe(SO4)2 6H2O NaOH/Ca(OH)2
Alat : Kondensorliebig/reflux Labudidih/Erlenmeyer asah 500 ml Buretcoklat 50 ml Gelasukur Pipetgondok 5, 10, 20 ml Tripotdanklem 2 buah + kasa Spatula Pemanas Labuukur Kacaarlojikecil Termometer -10 sampaidengan 150 oC
Beaker glass 250 ml Cara Uji : Pengambilan sampel daril imbah minuman teh. 500 ml Diperiksa kadar chloridenya, apabila<1000 ppm perlu dilakukan pengenceran. Ditambahkan larutan K 2Cr 2O7 0,12N sebanyak 5 ml dan5-10 batu didih Diaduk sampai dingin (dilemariasam) Ditambahkanlarutan H2SO4 95%-97% 20 ml lewat dinding dengan perlahan tutup, kocok, dinginkan Pasang kondensor liebig dan panaskan sampai mendidih Setelah mendidih selama 5 menit, ditambahkan 2,5 ml larutan Ag 2SO4 dan didihkan lagi selama 2 jam Didinginkan sampai suhunya 50 oC Ditambahkan 25 ml aquades perlahan-lahan melalui kondensor liebig dari at as dan tunggu sampai aquades masuk semua Angkat dan pisahkan labu didih dari kondensor lalu tutup dan dinginkan pada suhu kamar Masukkan ke dalam Erlenmeyer dan ditambahkan 3 tetes indicator Ferroin, dikocok, lalu dititrasi dengan larutan 0,025N (NH 4)2Fe(SO4)26H2O dari warna biru hijau berubah menjadi warna coklat kemerahan Bila warnanya sudah berwarna coklat kemerahan, berarti COD dari sampel tinggi, maka
perlu
pengenceran
dan
tidak
perlu
dititrasi
dengan
0,025N
(NH4)2Fe(SO4)26H2O.
a. BOD
-
Metode Titrasi dengan cara Winkler Prinsipnya yaitu dengan menggunakan titrasi iodometri. Metode ini melibatkan ion Mn2+. Sampel limbah industri teh yang akan dianalisis terlebih dahulu ditambah kan larutan MnCl 2 dan NaOH – Kl, sehingga terjadi endapan MnO 2.
-
Metode Elektro kimia dengan DO meter Prinsipnya yaitu menggunakan elektroda yang terdiri dari katoda dan anoda yang terendam dalam larutan elektrolit (larutangaram). Pada DO meter elektroda terdiri dari katoda Ag dan Anoda Pb atau Au. Sistem elektroda ini dilindungi dengan
membrane plastic tertentu yang bersifat permeable terhadap oksigen dan hanya oksigen yang dapat menembus membrane tersebut. F. PENGOLAHAN LIMBAH INDUSTRI TEH
Pengolahan
terhadap
limbah
teh
dibedakan
berdasarkan
jenis
dan
karakteristiknya yaitu limbah gas, limbah cair dan limbah padat. Berikut pengolahan dari masing-masing jenis limbah tersebut :
Pengolahan Limbah Gas
Industri minuman teh menghasilkan limbah gas berupa gas – gas hasil pembakaran berupa gas CO, , dan . Gas CO merupakan hasil pembakaran tidak sempurna yang bersifat beracun apabila terhirup. Sedangkan gas merupakan hasil pembakaran yang merupakan salah satu gas yang menyebabkan efek rumah kaca. Pengolahan terhadap limbah gas ini tidak terlalu diperhatikan karena masih dalam batas yang dapat diterima. Maka beberapa industri yang berbasis Green Industri akan menggunakan tanaman untuk meminimalisir pengaruh limbah gas dari industri teh.
Pengolahan Limbah Cair
Limbah cair dari industri teh berupa air cucian dan sterilisasi botol untuk minuman teh kemasan botol kaca yang memiliki pH 10-12, BOD 500 mg.l, COD 1250 mg/l, (BOD : COD = 0,4), TSS 316,7 mg/l, Minyak dan Lemak 19 mg/l. Untuk mengolahnya dilakukan dengan dua cara yaitu dengan activated sludge (lumpur aktif) dan wetland. Pada metode lumpur aktif terdiri dari 3 langkah utama meliputi : flokulasi, adsorbs, dan oksidasi dengan anabolisi zat organik. Sedangkan untuk proses penjernihan dilakukan koagulasi dan filtr asi. Waktu yang dibutuhkan untuk mengolah limbha cair ini adalah sekitar 12-24 jam. Seecara garis besar terdapat dua jenis pengolahan limbah cair yaitu : 1.
Limbah Cair Aerob Untuk proses ini dibutuhkan beberapa bak yang melengkapi proses kelengkapan limbah meliputi : bak equalisasi, bak penampungan sementara, bak aerator, bak clarifier, bak pengendapan, dan bak kolam ikan yang masing – masing memiliki fungsi yang berbeda. Bak Equalisasi
Bak equalisasi berfungsi sebagai tempat penampungan awal limbah cair sebelum diolah lebih lanjut. Di dalam bak ini dilakukan pencampuran antara limbah lama dan limbah baru agar homogeny. Proses homogenisasi dilakukan dengan menggunakan udara yang dipompakan ke dalam bak. Pada tahap ini limbah memiliki pH 7-9, COD 2500 ppm, temperature 3040ºC, dan berwarna coklat tua. Bak Penampungan Sementara
Bak ini berfungsi sebagai tempat penampungan sementara air limbah yang telah mengalami pendinginan. Selanjutnya limbah akan dialirkan secara over flow ke bak aerator. Suhu limbah sekitar 30ºC Bak Aerator
Bak aerator berfungsi untuk mengaerasi air limbah dengan cara memasukkan udara ke dalam air limbah untuk proses penjernihan air oleh lumpur aktif yang banyak mengandung mikroorganisme. Mikroorganisme yang ada pada lumpur aktif ini adalah Paramecium. Pada bak diberikan udara dan nutrient untuk mendukung pertumbuhan microorganism pada lumpur aktif. Air limbah pada bak aerator memiliki pH 7-8, COD kurang dari 100ppm, warna jernih kekuningan, temperature suhu kamar, dan Kadar oksigen terlarut (DO) 1-4 ppm. Bak Clarifier
Pada bak ini dilakukan pemisahan terhadap lumpur aktif dengan olahan air limbah dari bak aerator. Endapan lumpur yang terbentuk akan dialirkan kembali ke bak aerator sedangkan air limbah olahan yang telah jernih akan dialirkan ke bak sekat. Air limbah pada kondisi ini memiliki pH 7-8 dan COD di bawah 70ppm. Bak Pengendapan
Bak ini berfungsi untuk mengendapkan zat tersuspensi (lumpur) sehingga diharapakan kondisi air memenuhi standar baku limbah. Karena air limbah dari bak clarifier masih memiliki nilai TSS yang tinggi. Bak Kolam Ikan
Air yang telah mengalami pengolahan dialirkan ke kolam yang berisi ikan nila atau ikan mas yang berfungsi sebagai bioindikator bahwa air tersebut sudah aman untuk dibuang atau digunakan lagi. 2.
Limbah Cair Anaerob
Pengolahan limbah secara anaerob merupakan pengolahan yang tidak membutuhkan oksigen di dalamnya. Pengolahan secara anaerobic banyak disukai di industri karena dapat mengurangi beban organik yang tinggi dan menghasilkan biomassa yang lebih sedikit dari pada pengolahan aerob. Setelah pengolahan secara anaerob limbah akan dialirkan ke wetland. Prinsip wetland adalah dengan memanfaatkan tumbuhan.
Pengolahan Limbah Padat
Limbah padat pada industri olahan teh berupa ampas teh, CTC (Cutting Tearing and Curling) Tea Waste berupa batang dan tulang daun, dan sisa kemasan teh. Ketiga limbah padat ini ditangani dengan cara yang berbeda-beda.
Ampas Teh
Limbah ampas teh dari hasil penyeduhan daun teh akan diolah menjadi pupuk kompos melalui dua cara yaitu : vermikompos dan termofil. Proses termofil merupakan proses penjemuran ampas teh yang ditutupi terpal di bawah sinar matahari hingga teh terurai dengan sendirinya selama sekitar 1,5 bulan. Sedangkan vermikompos merupakan pengolahan ampas teh menjadi pupuk kompos dengan media cacing sebagai pengurai. Cacing yang digunakan adalah Paratina dan Eisenia fetida. Cacing tersebut akan memakan zat organic pada ampas teh dan diberikan dedak sebagai nutrisi tambahan bagi cacing. Mekanisme pengolahan limbah dengan verminkompos adalah pertama mendinginkan ampas teh dengan shuh sekitas <40ºC dengan tebal tumpukan 30-40cm, tumpukan ditambahkan dedak dan ditutupi dengan terpal. Setiap 2 minggu dilakukan pembaliakn dan penyiraman dan setelah 2-3 bulan ampas teh akan terurai kemudian dilakukan pemisahan kompos dengan cacing CTC Tea waste
CTC Tea waste berupa sisa batang ataupun tangkai daun yang tidak digunakan lagi dari proses produksi teh kemasan kualitas sangat baik. Limbah pada teh berupa batang dan sisa tangkai daun teh ini diolah menjadi bentuk effervescent teh yaitu tablet effervescent teh yang bisa diseduh tanpa pengadukan. Prinsip pembuatan effervescent ini adalah pencampuran bahan baku berupa tangkai dan tulang daun yang telah dihancurkan dengan bahan pembantu berupa asam sitrat, dekstrin, natrium bikarbonat, dan gula halus. Peralatan yang dibutuhkan berupa kain saring atau ayakan, blender,
timbangan, pengering cabinet, vacuum rotary evaporator , press sealer tablet, Loyang, mixer, pisau, dan baskom. 1. Dilakukan pencampuranbahan-bahan padat untuk mendapatkan massa tablet yang homogen. 2. Dilanjutkan dengan pemekatan menggunakan vacuum rotary evaporator pada suhu 70ºC selama 1 jam sehingga didapatkan filtrat pekat. 3. Filtrat pekat selanjutnya ditambahkan dengan dekstrin dan gula halus dan dicampur rata sehingga didapatkan ekstrak teh basah. 4. Ekstrak teh basah kemudian dikeringkan dalam pengering cabinet pada suhu 50ºC selama 3-4 jam. 5. Ekstrak teh kering diblender selama 5 menit sehingga didapatkan serbuk ekstrak Tea Waste. 6. Ditambahakan asam sitrat 16% dan dikeringkan lagi dalam pengering nkabinet selama 3-4 jam. 7. Ditambhakan natrium bikarbonat 16% dan dihomogenisasi selama 2 menit hingga didapatkan serbuk effervescent. 8. Serbuk kemudian diayak dan dilakukan pentabletan dengan tebal 0,5 cm, diameter 2,5 cm, bobot 4 gr hingga didapat 500 Tablet Efervescent Tea Waste dari 5 kg Tea waste. Kemasan
Limbah kemasan teh berasal dari proses pengemasan yang berupa kemasan rusak ataupun kemasan yang tidak terpakai. Kemasan berupa botol kaca didapat dari produksi teh kemasan botol. Kemasan kardus didapat dari produksi teh dalam kemasan tetrapack dan kemasan kertas dari produksi teh instan siap pakai. Limbah kemasan umumnya tidak diolah sendiri oleh industri minuman teh melainkan didistribusikan ke pihak ke tiga untuk di daur ulang.
PENUTUP
A. Kesimpulan Pada industri teh, terdapat beberapa jenis limbah yaitu limbah gas yang dihasilkan dari proses pemanasan, limbah padat yang berupa ampas hasil penyeduhan daun teh, limbah cari yang berasal dari penggunaan air dalam sistem prosesnya. Limbah tersebut memiliki karakteristik tersendiri baik secara kimia maupun biologis. Proses pengolahan limbah minuman teh, ada beberapa parameter yang harus diperhatikan, yaitu suhu, SV, pH, DO, COD, dan BOD. Adapun pengolahan limbah teh yang dibedakan berdasarkan jenis dan karakteristiknya.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2007. Baku Mutu Limbah Minuman Ringan. http://www.academia.edu/3459074/beberapa_standar_baku_mutu_limbah_industri. dikses 30 Maret 2014 pukul 20.00 WIB. Aidi, Wira. 2010. Pengolahan Limbah Cair di PT. Sinar Sosro. Malang : Universitas Brawijaya. Indriyati. 2008. Pengolahan Limbah Cair Industri Minuman. Volume 9, No.1, Halaman 2530. ejurnal.bppt.go.id. Diakses pada tanggal 30 Maret 2014 pukul 20.05 WIB. Kailaku, Sari Intan. 2009. Formulasi Pembuatan Effervescent Teh Hitam. Bogor : Balai Litbang Pascapanen Pertanian. Projo, Yusuf. 2010. Industri Pengolahan Teh Hitam di PT. Pagilaran . Surakarta : Universitas Sebelas Maret. Wulandari, Desi. 2009. Proses Pengolahan Limbah Cair Teh. Semarang : Universitas Diponegoro Yulian, Asri. 2010. Proses Produksi Teh Hitam di PT. Perkebunan Teh Tambi. Surakarta : Universitas Sebelas Maret.