Pemisahan dan Pemurnian Zat
1. Tujuan :
Mengetahui tentang tehnik pemisahan dan pemurnian satu atau beberapa zat dari campurannya.
Mengenal beberapa sifat dasar materi atau zat melalui sifat fisik maupun maupun kimia.
2. Dasar Teori :
Dalam pratikum kimia seringkali berbagai campuran zat harus dipisahkan menjadi zat penyusunnya. penyusunnya. Suatu zat memiliki sifat fisik dan sifat kimianya. kimianya. Sifat fisik adalah suatu sifat yang dapat diukur dan diamati tanpa mengubah susunan atau identitas suatu zat, misalnya : titik leleh, titik didih, kerapatan, kalor jenis, tekanan uap dan lain-lain. Sedangkan sifat kimia adalah kwalitas yang khas dari suatu zat yang menyebabkan zat itu berubah baik sendirian maupun dengan berinteraksi dengan zat lain dan dengan perubahan itu dapat membentuk bahan bahan yang berlainan, misalnya : fermentasi, pembakaran dan lain-lain. Untuk mengukur kemurnian suatu zat dapat dilakukan dengan mengukur beberapa sifat fisiknya. Pemisahan dan pemurnian suatu zat dapat dilakukan dilakukan melalui beberapa beberapa proses. Proses tersebut dapat digolongkan menjadi menjadi : a). Pemisahan zat padat dari zat cair b). Pemisahan zat padat dari zat padat. a). Untuk pemisahan zat padat dari zat cair, dapat dilakukan dengan cara : 1. zat padat yang tidak melarut dalam zat cair
Dekantasi
yaitu suatu proses pemisahan pemisahan suatu zat yang
mengendap dengan yang tidak mengendap dilakukan dengan cara menuangkan ke wadah lain zat yang tidak mengendap
Filtrasi (penyaringan) adalah suatu proses pemisahan campuran berdasarkan perbedaan ukuran partikel dilakukan dengan alat saring, dengan menyaring zat yang menembus saringan dan zat yang tidak menembus saringan.
2. Zat padat yang melarut dalam zat cair
Penguapan
Kristalisasi yaitu suatu pemisahan berdasarkan perbedaan larutan dari komponen campuran dalam pelarut tertentu
Distilasi
adalah
suatu
proses
pemisahan
komponen-
komponen penyusun campuran berdasarkan titik didih komponen penyusun campuran. b). Untuk pemisahan zat padat dari zat padat, dapat dilakukan dengan cara
Melarutkan dan penyaringan
Kristalisasi bertingkat
Sublimasi adalah proses pemurnian suatu zat dengan jalan memanaskan campuran, sehingga dihasilkan sublimat
c). Cara pemisahan yang lain dapat dilakukan dengan cara:
Ekstraksi yaitu pemisahan komponen penyusun campuran berdasarkan perbedaan kelarutan zat terlarut dalam dua macam pelarut yang tidak saling melarutkan.
Kromatografi suatu pemisahan campuran berdasarkan perbedaan partisi fase bergerak pada fase diam.
3. Alat dan Bahan
a. Alat :
4 gelas kimia
1 corong
1 gelas ukur 25 ml
1 pemanas
1 tabung reaksi
1 cawan penguapan
1 kaca arloji
1 spatula
1 batang pengaduk
Kertas saring
b). Bahan :
CuSO4.5H2O
Garam dapur
Kapur barus
Kapur tulis
Pasir
Iod
CHCl3
4. Prosedur Kerja
a). Dekantasi : 1. Masukan 1 sendok pasir ke dalam gelas kimia yang berisi 80 ml air 2. Kemudian diaduk dan biarkan beberapa saat 3. Mengamati yang terjadi 4. Kemudian tuangkan perlahan-lahan larutan bagian atas ke dalam gelas kimia yang kosong. b). Filtrasi (penyaringan) 1. Masukan 1 sendok spatula bubuk kapur tulis ke dalam gelas kimia yang berisi air, lalu aduk. 2. Siapkan cosron dan kertas saring dan lakukan penyaringan
3. Membandingkan warna sebelum dan sesudah penyaringan. c). Rekristalisasi 1. Larutkan 5 gram CuSO 4.5H2O ke dalam 25 ml air. 2. Saring dan uapkan sehingga volumenya menjadi 10 ml 3. Dinginkan dan biarkan pada suatu tempat agar tidak terganggu 4. Lalu amati yang terjadi. d). Filtrasi dan Kristalisasi 1. Campurkan 1 sendok spatula pasir dan garam dapur ke dalam gelas kimia 2. Tambahlan 50 ml air hingga garam larut semua 3. Panaskan campuran itu lalu saring 4. Zat padat yang tertinggal di kertas saring, dicuci 2 kali dengan 5 ml air 5. Campurkan air saringan dan air cucian , kemudian uapkan dengan cawan penguapan 6. Jika airnya hampir habis, hentikan pemananasan dan biarkan air menguap sendiri 7. Mengamati apa yang terjadi e). Sublimasi 1. Campurkan bubuk kapur barus dengan pasir 2. Masukan 2 sendok spatula campuran tersebut ke dalam cawan penguapan 3. Tutup cawan peguapan tersebut dengan kaca arloji yang berisi air. 4. Panaskan perlahan-lahan samapi terbentuk zat padat pada alas kaca arloji 5. Sesudah didinginkan, kumpulkan kristal-kristal tersebut. 6. Bandingkan zat yang terbentuk dengan zat semula
f). Ekstraksi 1. Masukan sebutir kecil kristal iod ke dalam tabung reaksi yang berisi 5 ml air 2. Lalu kocok dan perhatikan warna larutan 3. Ambil 1 ml CHCl3 (Kloroform), perhatikan warnanya 4. Lalu kloroform dicampurkan dengan larutan iod 5. Kocok dengan cara membenturkan dasar tabung pada telapak tangan 6. Mengamati yang terjadi. 5. Hasil Pengamatan
No Percobaan
Hasil Pengamatan
1
Dekantasi
Terjadi pengendapan, air berwarna keruh
2
Filtrasi
Setelah di saring ,warna air menjadi bening kembali
3
Rekristalisasi
Terdapat
kristal
dinding cawan
biru
keputih-putihan
pada
4
Filtrasi dan Kristalisasi
Terbentuk endapan garam setelah dipanaskan
5
Sublimasi
terdapat kristal pada alas kaca arloji
6
Ektraksi
Terjadi penggumpalan warna ungu di dasar tabung reaksi
6. Pembahasan
a). Pada percobaan dekantasi, pasir yang dicampur dengan air berada di dasar gelas kimia, mengalami pengendapan, air berwarna keruh. Setelah di tuangkan airnya, pasir masih tetap mengendap. Pemisahan dengan cara ini belum dapat memisahkan larutan dengan baik. Sebab pada larutan pada bagian atas yang dipisahkan dari endapan masih terdapat kristal - kristal pasir. Sehingga air hasil pemisahan ini tidak jernih lagi seperti sebelum pencampuran, melainkan keruh. Pada percobaan ini setelah proses pemisahan dihasilkan air yang keruh disebut filtrat dan endapan pasir. b). Pada percobaan filtrasi, sebelum dilakukan penyaringan warna air yang bercamou dengan air adalah putih.setelah disaring dengan kertas saring, warna air kembali seperti semula yaitu bening. Pemisahan dengan cara filtrasi ini
lebih baik dari pada dengan cara dekantasi, sebab setelah dilakukan pe nya ringa n, larut an ya ng awa lnya ke ru h setelah di sari ng men jad i jer nih ke mba li ka ren a bu bu k ka pur tul is tida k laru t dal am air. Pa da pr os es penyaringan air ini dihasilkan air jernih hasil saringan dan bubuk kapur. c). Pada percobaan rekristalisasi, rekristalisasi dilakukan dengan cara penguapan dan pendinginan. Setelah melalui proses pemanasan dan penguapan larutan tersebut menjadi kering, dan setelah didinginkan terdapat kristal di dinding cawan, kristal tersebut berwarna biru agak keputih-putihan d). Pada percobaan filtrasi dan kristalisasi, setelah dipanaskan pasir berada di dasar cawan dan garam telah bercampur secara homogen dengan air. Setelah dipanaskan lalu campuran tersebut disaring, dalam proses penyaringan tersebut, pasir dapat dipisahkan. Kemudian dipanaskan lagi dan diuapkan, dalam pemanasan dan peguapan tersebut terbentuk endapan garam berwarna putih yang berbentuk serbuk. e). Pada percobaan sublimasi, sebelum di panaskan serbuk kapur barus berbentuk bubuk, setelah mengalami pemanasan yang disebut sublimasi, serbuk tersebukt berubah menjadi kristal bening yang berada di dasar kaca arloji. f). Pada percobaan ekstraksi, larutan iod yang digunakan berwarna kuning bening,sedangkan warna kloroform putih bening. Setelah larutan iod dan kloroform dicampurkan, terdapat pengendapan berwarna ungu di dasar tabung reaksi. 7. Kesimpulan
Dari percobaan di atas dapat disimpulkan:
Tehnik pemisahan campuran dapat dilakukan dengan 6 cara yaitu dekantasi, filtrasi, rekristalisasi, kristalisasi dan filtrasi, sublimasi dan ekstraksi
Materi atau zat yang digunakan dalam percobaan diatas dapat dikenali melalui proses pemisahan yang telah dilakukan.
8. Daftar Pustaka Chang, R. (2005). Kimia Dasar Konsep-Konsep Inti Edisi Ketiga. Jakarta: Erlangga.
Subagia, I. W. (2005). Buku Penuntun Belajar Kimia Dasar. Singaraja: Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan Negeri Singaraja. Subagia, I. W. (2004). Materi Pratikum Kimia Dasar I. Singaraja: Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan Negeri Singaraja.
Destilasi 1. Tujuan
Memisahkan campuran dari zat cair berdasarkan perbedaan titik didih
2. Dasar Teori
Destilasi merupakan suatu teknik pemisahan larutan yang berdasarkan pada perbedaan titik didihnya. Dasar pemisahan suatu campuran dengan destilasi adalah adanya perbedaan titik didih dua cairan atau lebih yang jika campuran tersebut dipanaskan, maka komponen yang titik didihnya lebih rendah akan menguap lebih dulu. Dengan mengatur suhu secara cermat, kita dapat menguapkan
dan
kemudian
mengembunkan
komponen-komponen
secara
bertahap. Proses distilasi didahului dengan penguapan senyawa cair dengan pemanasan, dilanjutkan dengan pengembunan uap yang terbentuk dan ditampung dalam wadah yang terpisah untuk mendapatkan distilat. Dasar proses destilasi adalah kesetimbangan senyawa volatil antara fasa cair dan fasa uap. 3. Alat dan Bahan
a) Alat :
b) Bahan :
Labu destilasi
Kondensor Liebig
Adaptor
Alon
Penampung destilat
Termometer -100-1000 C
Pemanas
Klem
Statif
Selang karet
Air tinta
Batu didih
4. Prosedur Kerja
1. Pasang alat destilasi 2. Isi labu destilasi dengan air tinta dan masukan 2 butir batu didih 3. Alirkan air melalui kondensor 4. Panaskan labu destilasi sampai air mendidih 5. Amati kenaikan temperatur pada termometer 6. Lalu baca titik didih destilatnya 5. Hasil Pengamatan
a). Perbedaan destilat dan cairan sebelum didestilasi No
1
Cairan Sebelum Destilasi
Destilat
Cairan berwarna hijau pada
Cairan berwarna bening pada labu
labu dasar bulat
erlenmeyer
2
Cairan tinta dan pengotornya tertinggal pada labu dasar bulat
b). Titik didih destilat 990 C
6. Pembahasan
Pada percobaan destilasi ini air tinta dipanaskan hingga mencapai titik didihnya, yaitu 99 0 C. Saat sudah mencapai titik didih maka campuran air dan tinta menguap dan uap tersebut mengalir melalui kondensor sehingga uap tersebut mengembun dan berubah menjadi titik air. Sehinnga air terpisah pada labu erlenmeyer dan tinta serta pengotornya tertinggal pada dasar labu dasar bulat
Jawaban Soal : 1. Apa sebabnya aliran air di dalam kondensor dibuat berlawanan arah dengan aliran destilat ?
Penyebab aliran air harus ada dalam kondensor dibuat berlawanan arah dengan aliran destilas yaitu agar proses pengembunan uap air berlangsung cepat dan agar pendingin uap air lebih merata daripada yang searah
2. Jelaskan prinsip pemurnian air dengan cara destilat ?
Prinsip dasar dari destilasi adalah perbedaan titik didih dari zat-zat cair dalam campuran zat cair tersebut sehingga zat (senyawa) yang memiliki titik didih terendah akan menguap lebih dahulu, kemudian apabila didinginkan akan mengembun dan menetes sebagai zat murni (destilat)
7. Kesimpulan
Prsoses pemurnian melalui proses destilasi yaitu dengan cara pemisahan zat cair yang dilakukan dengan cara memanaskan cairan tersebut lalu mengembunkannya. Prinsip dasar dari proses destilasi yaitu perbedaan titik didih yang terdapat pada campuran tersebut. Zat yang memiliki titik didih yang lebih rendah akan menguap.
8. Daftar Pustaka Chang, R. (2005). Kimia Dasar Konsep-Konsep Inti Edisi Ketiga. Jakarta: Erlangga.
Subagia, I. W. (2005). Buku Penuntun Belajar Kimia Dasar. Singaraja: Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan Negeri Singaraja. Subagia, I. W. (2004). Materi Pratikum Kimia Dasar I. Singaraja: Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan Negeri Singaraja.
Kromatografi 1. Tujuan
Menentukan Rf dari suatu senyawa
2. Dasar Teori
Pemisahan camuran senyawa menjadi senyawa murninya dan mengetahui kuantitasnya merupakan masalah penting dari pekerjaan di laboratorium kimia. Untuk itu, kemurnian bahan atau komposisi campuran dengan kandungan yang berbeda dapat dianalisis dengan benar. Analisis ini dapat dilakukan dengan kromatografi. Kromatografi adalah teknik pemisahan campuran didasarkan atas perbedaan distribusi dari komponen-komponen campuran tersebut diantara dua fase, yaitu fase diam (padat atau cair) dan fase gerak (cair atau gas). Bila fase diam berupa zat padat yang aktif, maka dikenal istilah kromatografi penyerapan (adsorption chromatography). Bila fase diam berupa zat cair, maka teknik ini disebut kromatografi pembagian ( partition chromatography). Ada beberapa macam kromatografi, antara lain : kromatografi kertas, kromatografi lapis tifis dan kromatografi kolom. Kromatografi kertas menggunakan kertas sebagai fase diam. Salah satu penggunaan kromatografi kertas adalah pemisahan zat warna penyusun suatu tinta. Pada identifikasi noda atau penampakan noda, jika noda sudah bewarna dapat langsung diperiksa dan ditentukan harga Rf. Rf merupakan nilai dari Jarak relative pada pelarut. Harga Rf dihitung sebagai jarak yang ditempuh oleh komponen dibagi dengan jarak tempuh oleh fase gerak untuk setiap senyawa berlaku rumus sebagai berikut: Rf =
3. Alat dan Bahan
a). Alat :
Kertas kromatografi
Gelas Kimia
Lidi
Tinta hitam, hijau, merah muda
b). Bahan :
4. Prosedur Kerja
1. Siapkan kertas saring 2. Buat garis kurang lebih 1 cm dengan pensil dari ujung bawah kertas kromatografi 3. Buat titik dengan tinta warna hijau di tengah garis itu 4. Buat titik dengan tinta warna meah muda di sebelah kiri dan di sebelah kanan titik hitam pada jarak 2 cm. Biarkan titik menjadi kering 5. Gulung kertas sehingga menjadi silinder 6. Tempatkan kertas dalam gelas kimia yang berisi air setinggi 1 cm, sehingga ujung kertas tercelup dalam air. 7. Biarkan air merambat ke bagian atas kertas 8. Jika air sudah merambat mendekati ujung atas kertas, keluarkan kertas dan beri tanda batas rambatan air 9. Perhatikan noda-noda zat warna dalam tinta dan biarkan kertas saring menjadi kering 10. Ukur jarak batas air dan jarak tiap noda zat warna, dari garis pensil pada ujung bawah kertas 11. Ukur harga perbandingan kedua jarak (Rf) = jarak noda/jarak air 12. Buat kromatogram dari titik tinta yang tidak dikenal, misalnya campuran dua macam tinta. 5. Hasil Pengamatan
Macam tinta :
Warna tinta
Merah muda
Warna noda
Merah muda
Rf
Hitam
Hitam
Hijau
Biru
Hijau muda
6. Pembahasan
Dari percobaan kromatografi kertas ini dapat diketahui bahwa tinta warna hijau memiliki 2 zat penyusun warna yang berbeda yaitu warna hijau muda yang memiliki jarak noda 9 cm dan biru memiliki jarak 10 cm. Untuk tinta hitam memiliki satu penyusun warna yaitu hitam dengan jarak noda 0 cm. Sedangkan untuk tinta merah muda memiliki satu zat penyusun warna yaitu merah muda dengan jarak noda 4 cm. Dan untuk jarak zat pelarut adalah 11,5. Sehingga dari hasil pengamatan di atas di dapat nilai Rf. Jawaban soal : 1. Apakah di antara tinta yang berbeda ada zat warna yang sama ? Bagaimana hal tersebut bisa diketahui?
Tidak ada, hal ini dapat diketahui dengan melihat tinta pada kertas kromatografi tidak menyebarkan warna yang sama, tinta masing-masing memiliki warna khas
2. Apakah tinta yang tidak dikenal itu dibuat dari dua tinta yang sama ?
Tinta yang digunakan bukan berasal dari dua tinta yang sama yaitu hijau muda, biru, merah muda dan hitam
7. Kesimpulan
Dari percobaan ini dapat diambil kesimpulan bahwa kromatografi kertas merupakan kromatografi dengan menggunakan kertas penyaring sebagai penunjang fase diam dan fase bergerak, berupa cairan yang terserap di antara struktur pori kertas. Dimana noda penyusun tinta akan diuraikan oleh pelarut dan dengan kejadian tersebut akan didapat nila Rf dengan membagi jarak tempuh noda zat dengan jarak tempuh pelarut.
8. Daftar Pustaka Chang, R. (2005). Kimia Dasar Konsep-Konsep Inti Edisi Ketiga. Jakarta: Erlangga.
Subagia, I. W. (2005). Buku Penuntun Belajar Kimia Dasar. Singaraja: Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan Negeri Singaraja. Subagia, I. W. (2004). Materi Pratikum Kimia Dasar I. Singaraja: Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan Negeri Singaraja.
Kelas
:C
Nama Kelompok : I Ketut Angger Bajresena
(1113031030)
I Wayan Sudantra
(1113031033)
Luh Gede Eka Pratiwi
(1113031039)
UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA SINGARAJA 2011