LAMPIRAN : SURAT KEPUTUSAN DIREKTUR RSIA FATMA NOMOR : 0147 /SK-DIR/RSIAF/XI/2018 TANGGAL : 01 NOVEMBER 2018 PANDUAN TRANSFUSI DARAH BAB I DEFINISI
1.1 Definisi Transfusi darah adalah suatu tindakan memasukkan cairan darah atau produk darah yang berasal dari donor kedalam tubuh pasien melalui pembuluh darah vena. Transfusi darah mencakup pemberian infus seluruh darah atau suatu komponen darah dari satu individu (donor) ke individu lain (resipien) melalui pembuluh darah vena. Target pelayanan transfuse darah adalah berupaya memenuhi kebutuhan darah yang bermutu, aman dan mencukupi serta dapat diperoleh dengan harga yang terjangkau. Kini, kegiatan tersebut dapat dilayani di 165 unit Transfusi Darah Pembina Darah dan Cabang tingkat Propinsi dan Daerah Tingkat II, yang tersebar di seluruh Indonesia. Hingga sekarang jumlah darah yang terkumpul baru sekitar 0,47% dari jumlah penduduk Indonesia, idealnya jumlah darah yang tersedia adalah berkisar 1% dari jumlah penduduk Indonesia. Darah diperoleh dari sumbangan darah para donor sukarela maupun donor darah pengganti. Meskipun kegiatan transfusi darah sudah dirintis sejak masa perjuangan revolusi oleh PMI, namun baru melalui Peraturan Pemerintah No.18 tahun 1980, pemerintah menetapkan peran PMI sebagai satu-satunya organisasi yang ditugaskan untuk melaksanakan kegiatan transfusi
darah
di
Indonesia.
Tugas
ini
ditegaskan
pula
melalui
SK
No.1147/YANMED/RSKS/1991, tentang upaya kesehatan di bidang Transfusi Darah. Adapun tujuan dari transfusi darah yaitu : 1. Meningkatkan volume darah sirkulasi (setelah pembedahan, trauma atau heragi) 2. Meningkatkan jumlah sel darah merah dan untuk mempertahankan kadar hemoglobin pada klien anemia 3. Memberikan komponen tertentu sebagai terapi sulih (misalnya : faktor pembekuan untuk membantu mengontrol perdarahan pada pasien hemofilia). 1|P
anduan
Transfusi
Darah
BAB II RUANG LINGKUP
Transfusi darah telah menjadi faktor utama dalam memperbaiki dan mempertahankan kualitas hidup bagi pasien-pasien penderita kanker, gangguan hematologic dan cedera yang berhubungan dengan trauma dan pasien-pasien yang telah menjalani prosedur bedah mayor. Meskipun transfuse darah penting untuk mengembalikan homeostasis, transfuse darah dapat membahayakan. Banyak komplikasi dapat ditimbulkan oleh terapi komponen darah, contohnya reaksi hemolitik akut yang mungkin dapat menyebabkan kematian, penularan penyakit infeksi (hepatitis, AIDS) dan reaksi demam. Kebanyakan reaksi transfusi yang mengancam hidup diakibatkan oleh identifikasi pasien yang tidak benar atau pembuatan label sampel darah atau komponen darah yang tidak akurat, menyebabkan pemberian darah yang tidak kompatibel. Pemantauan pasien yang menerima darah dan komponen darah dan pemberian produk-produk ini adalah tanggung jawab keperawatan. Komponen
darah
harus
diberikan
oleh
personel
yang
kompeten,
berpengalaman dan dilatih dengan baik dan mengikuti pedoman organisasi dan badan-badan yang telah diakreditasi dalam memberikan terapi komponen darah. Transfusi darah di RSIA Fatma dapat dilakukan di ruangan-ruangan berikut : 1. Instalasi Gawat Darurat 2. Ruang Bersalin 3. Ruang Anak 4. Ruang Bayi 5. Ruang Dewasa 6. Ruang HCU 7. Kamar Operasi
2|P
anduan
Transfusi
Darah
BAB III TATA LAKSANA
Untuk mencegah kemungkinan kontaminasi pada specimen darah, digunakan praprosedur dan prosedur yang steril, terampil dan teliti. Berikut ini adalah tahapannya: A. Pra Prosedur
1. Jelaskan pada pasien atau keluarga tentang indikasi, tujuan, resiko transfusi pada pasien oleh dokter penanggung jawab pasien atau dokter ruangan 2. Buat surat permohonan permintaan darah, isi sesuai dengan format yang telah telah disediakan sesuai ketentuan PMI 3. Minta persetujuan pasien atau keluarga untuk tindakan transfusi dengan menandatangani formulir persetujuan tindakan kedokteran 4. Periksa kembali apakah pasien telah menandatangani formulir persetujuan tindakan kedokteran 5. Lakukan konfirmasi bahwa jumlah dan jenis komponen darah yang akan ditransfusi telah dituliskan di lembar pengadaan darah untuk transfusi ke PMI 6. Jelaskan prosedur pengadaan darah pada pasien atau keluarga 7. Perawat ruangan yang bertugas mengambil sampel darah pasien sebanyak ±3cc dalam tabung EDTA 8. Keluarga pasien atau kurir dari RSIA Fatma mengambil darah yang dibutuhkan dengan membawa sampel darah, lembar pengadaan darah dan kotak penyimpanan darah ke PMI terdekat 9. Jika darah compatible PMI akan memberikan jenis dan jumlah darah yang diminta untuk transfuse. Namun bila darah incompatible maka PMI akan memberikan surat keterangan untuk pemeriksaan lebih lanjut 10. Jika PMI telah memberikan jenis dan jumlah darah yang diminta kepada keluarga pasien atau kurir maka sesampainya di RSIA Fatma darah tersebut langsung diberikan kepada perawat jaga ruangan yang bersangkutan 3|P
anduan
Transfusi
Darah
11. Saat menerima darah atau komponen darah perawat melakukan : a. Periksa ulang label dengan perawat lain atau dokter sebagai double cek untuk menyakinkan bahwa golongan ABO dan RH nya sesuai dengan catatan b. Periksa adanya gelembung darah dan adanya warna yang abnormal dan pengkabutan. Gelembung udara menunjukkan adanya
pertumbuhan
bakteri.
Warna
abnormal
dan
pengkabutan menunjukkan hemolisis. c. Periksa jumlah dan jenis darah donor sesuai dengan catatan resipien 12. Periksa identitas pasien dengan menanyakan nama lengkap, tanggal lahir pasien sambil memeriksa gelang identitas 13. Periksa ulang jumlah kebutuhan dan jenis resipien 14. Periksa suhu, denyut nadi, respirasi dan tekanan darah pasien sebagai dasar perbandingan tanda-tanda vital selanjutnya
B. Prosedur
1. Pakai sarung tangan yang dianjurkan oleh universal precaution yang menyatakan bahwa sarung tangan harus dikenakan saat prosedur yang memungkinkan kontak dengan darah atau cairan tubuh lainnya. 2. Catatlah tanda vital sebelum memulai transfusi darah pada lembar monitoring transfusi darah 3. Jangan sesekali menambahkan obat ke dalam darah atau produk lain 4. Yakinkan bahwa darah sudah harus diberikan dalam 30 menit setelah dikeluarkan dari pendingin 5. Pastikan pasien terpasang IV line minimal berukuran 20 atau lebih atau lebih pada vena (kecuali pada pasien anak dan bayi) 6. Gunakan infus set kusus yang memiliki filter darah untuk menyaring bekuan fibrin dan bahan partikel lainnya 7. Jangan melubangi kantung darah
4|P
anduan
Transfusi
Darah
8. Untuk 15 menit pertama berikan transfusi secara perlahan tidak lebih dari 5 ml/menit 9. Lakukan observasi pasien dengan cermat akan adanya efek samping 10. Apabila tidak terjadi efek samping dalam 15 menit, naikkan kecepatan aliran kecuali jika pasien beresiko tinggi mengalami kelebihan sirkulasi 11. Observasi pasien sesering mungkin selama pemberian transfusi : a. Lakukan pemantauan ketat selama 15 – 30 menit untuk mendeteksi adanya tanda-tanda reaksi atau kelebihan beban sirkulasi b. Lakukan pemantauan tanda-tanda vital dengan interval teratur 12. Selalu waspada terhadap adanya tanda reaksi efek samping transfusi darah, antara lain : a. Kelebihan beban sirkulasi b. Sepsis c. Demam d. Reaksi alergi e. Reaksi hemolitik akut 13. Setelah selesai transfusi darah bilas selang infus dengan NaCl 0,9%
5|P
anduan
Transfusi
Darah
BAB IV DOKUMENTASI
1. Inform Consent pemberian darah 2. Formulir pengadaan darah ke PMI 3. Lembar monitoring Transfusi darah
Direktur RSIA Fatma
Dr.Winandra Putra,M.MKes
6|P
anduan
Transfusi
Darah