OBAT OBA T ANTIFUNGI AN TIFUNGI By: ANNA SINGGIH.D.P.P.,S.Farm.,Apt
PENDAHULUAN
Infeksi oleh jamur disebut mikosis.
Infeksi ini lebih jarang dibanding infeksi bakteri atau virus.
Infeksi oleh jamur biasanya baru terjadi apabila ada kondisi yang menghambat salah satu mekanisme pertahanan.
Infeksi jamur dibagi menjadi 2 :
--Infeksi superfisial (infeksi dermatofit dan infeksi mukokutan)
--Infeksi sistemik (infeksi jaringan jaringan dan organ yang lebih dalam)
JENIS INFEKSI JAMUR Infeksi superfisial
Infeksi sistemik
lokasi
(infeksi dermatofit dan infeksi mukokutan)
(infeksi jaringan dan organ yang lebih dalam)
Terapi
Preparat lokal Obat sistemik dgn (dermatologi), kadang jangka waktu panjang dengan obat sistemik.
GOLONGAN ANTIJAMUR GOLONGAN
Polyene
Azol
CONTOH OBAT/ZAT AKTIF
SEDIAAN
PREG RISK
amfoterisin B, nistatin,
Injeksi Tab&tab.vag
B B vag/C oral
natamisin
Tab &Tab.Vag
C
Ketokonazol, ekonazol, klotrimazol, Mikonazol, flukonazol, itrakonazol
Tab & Crim
C
Tab Krim Tab Tab
C C C
Allilamin
Terbinafin
Griseofulvin
Griseofulvin
Flusitosin
Flusitosin
C Tab
C
DOSIS 3mg/kg BB/day 1tab vag/day,2 weeks
KLOTRIMAZOL
Golongan /Kelas Terapi : Obat Topikal Kulit Nama dagang : Canesten, Fungiderm Indikasi : Dermatomikosis yang disebabkan oleh dermatofites, ragi, cendawan & jenis jamur lainnya, panu, eritrasma. Dosis, cara pemakaian, dan lama pemberian : Oleskan 2-3 kali/hari
KLOTRIMAZOL
LANJUTAN…..
Farmakologi : Merupakan obat topikal untuk kulit, absorbsi untuk kulit Negligible melalui kulit Stabilitas dan penyimpanan : Dalam tube atau wadah tertutup rapat, simpan pada suhu ruangan (jangan difreezer) Kontraindikasi : Hipersensitif terhadap klotrimazol Efek samping : Eritema, rasa tersengat, lepuh, kulit mengelupas, edema, gatal, urtikaria, rasa terbakar, dan iritasi pada kulit
KLOTRIMAZOL
LANJUTAN…..
Interaksi obat Dengan obat lain : klotrimasol dapat meningkatkan efek dari benzodiazepine, kalsium-channel bloker, cisapride, siklosporin, mesoridazine, mirtazapine, nateglinide, nefazodone, pimozide. Pengaruh obat : hamil trimester-1, laktasi, klotrimasol tidak digunakanuntuk infeksi jamur secara per-oral. Parameter monitoring : Reaksi sensitifitas Bentuk sediaan : Cream Peringatan dan perhatian : Hindari penggunaan pada daerah wajah, mata, membrane mukosa, dan urethral meatus, jangan digunakan untuk inflamasi akut atau kulit terbuka. Hanya untuk penggunaan secara eksternal.
KLOTRIMAZOL
LANJUTAN…..
Kasus temuan dalam keadaan khusus : Tidak diketahui adanya kasus khusus pada penggunaan obat ini.
Informasi untuk pasien : Oleskan secara tipis 2-3 kali/hari pada kulit yang sakit, digunakan pada kondisi kulit bersih dan kering (kulit dibersihkan dulu)
Mekanisme aksi : Menghambat pertumbuhan jamur dengan meningkatkan permeabilitas sel membran jamur.
Monitoring penggunaan : Cara penggunaan obat, efek terapetik, efek samping obat.
MIKONAZOL
Golongan /Kelas Terapi : Obat Topikal Kulit Nama dagang : Daktarin, Fungares, Moladerm, Micrem, Mycorine, Sporend, Zolagel. Indikasi : Infeksi topikal dermatofit dan jamur lain seperti kandida, tinea, dan Pityaris versicolor. Kandidiasis vagina Dosis, cara pemakaian, dan lama pemberian : Oleskan 2 kali/hari, oleskan secukupnya, merata, pada kulit terinfeksi. Untuk mencegah kambuhan terapi dilanjutkan 10 hari sesudah gejala hilang, infeksi kuku dan ujung jari 1 kali sehari, oleskan secukupnya, bungkus rapat tidak berlubang, sesudah kuku terlepas, terapi diteruskan hingga tampak pertumbuhan kuku baru.
MIKONAZOL
LANJUTAN…..
Farmakologi : Absorpsi : topikal : sangat kecil. Stabilitas dan penyimpanan : Simpan dalam wadah tertutup baik dan terhindar dari jangkauan anak-anak, hindari panas, lemari pendingin dan cahaya. Kontraindikasi : Hipersensitif terhadap mikonazol dan komponen lain dalam sediaan. Efek samping : Iritasi lokal, sensitasi dan kontak dermatitis, eritema, rasa terbakar lemah.
MIKONAZOL
LANJUTAN…..
Interaksi obat Dengan obat lain : Tidak terjadi interaksi dengan obat lain maupun dengan makanan.
Pengaruh obat : Pada ibu hamil: factor risiko C ;Pada ibu menyusui: ekskresi melalui air susu belum diketahui.
Parameter monitoring : Reaksi sensitifitas
Bentuk sediaan : Krim 2%, Salep 2%
Peringatan dan perhatian : Hindari kontak dengan mata dan selaput mukosa.
MIKONAZOL
LANJUTAN…..
Kasus temuan dalam keadaan khusus : Kontak dengan mata dan selaput mukosa. Informasi untuk pasien : Pada saat pemakaian bersihkan terlebih dahulu kulit yang luka, bila perlu pakai sarung tangan bersih. Jauhkan dari jangkauan anak-anak, hindari panas, lemari pendingin dan cahaya, Jangan simpan di kamar mandi, dapur. Jangan menyimpan atau pakai ulang sisa obat yang lama ( Max : 3 bulan setelah dibuka) Mekanisme aksi : Inhibisi biosintesis ergosterol, merusak membran dinding sel jamur yang selanjutnya akan meningkatkan permeabilitas, sehingga menyebabkan hilangnya nutrisi sel. Monitoring penggunaan : Cara penggunaan obat, efek terapetik, efek samping obat.
TOLNAFTAT
Golongan /Kelas Terapi : Obat Topikal Kulit Nama dagang : Podactine Powder, Tinactine, Tinaderm. Indikasi Digunakan untuk pengobatan tinea podis, tinea corporis, dan tinea cruris Dosis, cara pemakaian, dan lama pemberian : Anak >2 tahun dan dewasa Topikal: cuci dan keringkan daerah yang sakit,semprotkan atau berikan 1-3 drop larutan atau cream atau bedak 2 kali sehari. Dapat digunakan sampai 4 minggu untuk tinea corporis dan tinea pedis dan sampai 2 minggu untuk tinea cruris.
TOLNAFTAT
LANJUTAN…..
Farmakologi : Onset: 24-72 jam
Stabilitas dan penyimpanan : Simpan pada suhu kamar di bawah 30 C.
Kontraindikasi : Hipersensitifitas
Efek samping : Iritasi lokal
TOLNAFTAT
LANJUTAN…..
Interaksi obat Dengan obat lain : Tidak terjadi interaksi dengan obat lain maupun dengan makanan.
Pengaruh obat : Pada ibu hamil: factor risiko C
Parameter monitoring : Reaksi sensitifitas
Bentuk sediaan : Aerosol, cream, liquid, bedak, larutan.
Peringatan dan perhatian : Hanya untuk pemakaian luar tubuh.
TOLNAFTAT
LANJUTAN…..
Kasus temuan dalam keadaan khusus : Tidak diketahui adanya kasus khusus pada penggunaan obat ini.
Informasi untuk pasien : Cara penggunaan dan efek samping obat.
Mekanisme aksi : Mengubah dan merusak susunan hifa pada fungi.
Monitoring penggunaan : Cara penggunaan obat, efek terapetik, efek samping obat.
KETOKONAZOLE
Golongan /Kelas Terapi : antifungi Nama dagang : Formyco (Sanbe) Krim 2%(K) ; Interzol (Interbat) Krim 2% (K) ;Ketomed Scalp Solution (Surya Demato Medica) Cairan 2%(K) ;Lusanoc (Meprofarm) Krim 2% (K) ; Mycoticum (Mecosin)2,5% (K) ; Nizoral-Ss Scalp Solution (Jhonson & Jhonson Indonesia); Cairan 1% (K) ; Nofung (Nufarindo) Krim 2% (K) ; Thicazol (Ethica) Krim 2% (K) ; Zolanol (Bintang Toedjo) 2% (K) ; Zoloral (Ikapharmindo) 2% (K) Indikasi :Mukosa sistemik, kandidiasis mukokutan resisten yang kronis, mukosa saluran cerna resisten serius, kandidiasis vaginal resisten yang kronis, infeksi dermatofita pada kulit atau kuku tangan (tidak pada kuku kaki) ; profilaksis mukosa pada pasien imunosupresan
KETOKONAZOLE
LANJUTAN….
Dosis, cara pemakaian, dan lama pemberian : Oleskan 1-2 kali sehari, selama beberapa hari setelah lesi sembuh, kecuali untuk dermatitis seboroik dan pityriasis versicolor. Untuk dermatitis seboroik dan ketombe digunakan 2 kali seminggu untuk 2-4 minggu; untuk pityriasis versicolor sekali sehari untuk maksimum 5 hari; tunggu 2 minggu setelah pengobatan kortikosteroid topikal.
KETOKONAZOLE
LANJUTAN…..
Farmakologi : Absorpsi : Oral : absorpsi cepat (~ 75%) Distribusi : terdistribusi dengan baik dalam cairan sendi yang mengalamiinflamasi, saliva, empedu, urin, air susu ibu, sebum, serumen, feses, tendon, kulit dan jaringan lunak, dan testes; dapat menembus sawar darah otak (bood brain-arrier) dalam jumlah kecil; sejumlah kecil saja yang dapat masuk ke dalam cairan serebrospinal . ikatan protein : 93% hingga 96% Metabolisme: hati Ekskresi : Feses (57%); urin (13%) 0nset : 1 – 2 jam
KETOKONAZOLE
LANJUTAN…..
Stabilitas dan penyimpanan : Tablet ketoconazol harus dilindungi dari kelembaban dan disimpan dalam wadah tertutup rapat pada suhu 15 – 25°C Kontraindikasi : Kerusakan hati; kehamilan dan menyusui Efek samping : Mual, mutah, nyeri abdomen; sakit kepala; ruam, urticaria, pruritus; jarang terjadi angioedema, trombositopenia, paraesthesia, fotofobia, pusing, alopecia, ginecomastiadan oligosperma; kerusakan berat pada hati, resiko hepatitis lebih tinggi pada pemakaian lebih dari 14 hari.
KETOKONAZOLE
LANJUTAN…..
Interaksi obat Dengan obat lain : cisaprid,lovastatin,midazolam,simvastatin dan triazolam toksisitas meningkat amiodaron ,amfetamin, benzodiazepin, beta blocker, buspiron, busulfan, calsium channel blocker, citalopram, dexmedetomidin, dekstrometorfan, diazepam, digoksin,doxetacel, fluoksetin, fluvoksamine, glimepirid, glipizideifosfamid, anestesi inhalasi, lidokain, mesoridazin, metusuksimid, mexiletine, mirtazapin, nateglinid, nefazodon, paroxetin, fenitoin, pioglitazon, propanolol, risperidon, ritonavir, ropinirol, rosiglitazon, sertraline, sirolimus, takrolimus, teofilin, tioridazin, antidepresan trisiklik, trifluoperazin, trimetreksate, venlafaksine, vinkristin, vinblastin, warfarin, zolpidem dan substrat efek/kadar serum meningkat Dengan makanan: Kadar puncak serum ketokonazol dapat diperpanjang jika digunakan bersama makanan
KETOKONAZOLE
LANJUTAN…..
Pengaruh obat : Pada ibu hamil: factor risiko C; Ketokonazol terdistribusi dalam air susu ibu. Parameter monitoring : tes fungsi hati Bentuk sediaan : Aerosol, cream, liquid, bedak, larutan. Peringatan dan perhatian : Monitoring fungsi hati secara klinik dan biokimiawi untuk pengobatan yang berlangsung lebih dari 14 hari dengan melakukan tes fungsi hati sebelum memulai pengobatan, setelah 14 hari pengobatan kemudian selang sebulan sekali. Hindari pada pasien porfiria
KETOKONAZOLE
LANJUTAN…..
Informasi untuk pasien : Jumlah dan frekuensi penggunaan obat tergantung dari beberapa faktor, seperti kondisi pasien, umur dan punyai pertanyaan yang berat badan. Bila anda memberkaitan dengan jumlah dan/ frekwensi pemakaian obat tanyakan pada dokter atau apoteker. Digunakan bersama dengan makanan atau susu untuk menurunkan efek samping pada saluran cerna. Gunakan tablet 2 jam lebih dulu sebelum antasida untuk mencegah penurunan absorpsi disebabkan oleh pH lambung yang tinggi Jangan menghentikan pemakaian obat ini tanpa berkonsultasi dengan dokter Jangan menggunakan obat melebihi jumlah yang telah diresepkan, kecuali atas anjuran dokter. Jangan menggunakan OTC atau obat resep yang lain tanpa memberitahu dokter yang merawat. Jika pasien lupa minum obat, segera mungkin minum obat setelah ingat. Jika terlewat beberapa jam dan telah mendekati waktu minum obat berikutnya jangan minum obat dengan dosis ganda, kecuali atas saran dari dokter atau apoteker.
KETOKONAZOLE
LANJUTAN…..
Mekanisme Aksi : Mengubah permeabilitas dinding sel dengan menghambat sitokrom P-450 fungi, menghambat biosintesis trigliserida dan fosfolipida fungi; menghambat beberapa enzim fungi yang mengakibatkan pembentukan konsentrasi toksik hidrogen peroksida; juga menghambat sintesis androgen.
GRISEOFULVIN
Golongan /Kelas Terapi : antifungi Nama dagang : Fulcin; Fungistop; Griseofort ; Griseofulvin Prafa; Mycostop; Griseofulvin (Generik) Indikasi : Infeksi dermatofit pada kulit, kulit kepala, rambut dan kuku jika terapi topikal tidak berhasil atau tidak cocok. Dosis, cara pemakaian, dan lama pemberian : Dewasa :500 mg sehari dalam dosis terbagi atau dosis tunggal, pada infeksi berat dosis dapat ditingkatkan hingga dua kali lipat , kemudian dosis diturunkan jika telah ada respon; Anak-anak : 10 mg/kg sehari dalam dosis terbagi atau dosis tunggal.
GRISEOFULVIN
LANJUTAN…..
Farmakologi : Absorpsi : absorpsi Griseofulvin ultramicrosize hampir sempurna;Distribusi : menembus plasenta; Metabolisme : sebagian besar di hati; T½ eliminasi : 9-22 jam; Ekskresi : urine (< 1% dalam bentuk obat tidak berubah); feses dan keringat Stabilitas dan penyimpanan : harus disimpan pada suhu kurang dari 40°C Kontraindikasi : Penyakit hati yang berat, lupus erytematosus sistemik (risiko serangan); porfiria; kehamilan (hindari kehamilan selama penggunaan obat dan hingga 1 bulan setelah pengobatan; menyusui; pria sebaiknya tidak merencanakan mempunyai anak selama 6 bulan dalam pengobatan.
GRISEOFULVIN
LANJUTAN…..
Efek samping : Mual, muntah, diare ; sakit kepala; tidak banyak terjadi hepatotoksisitas, pusing, kebingungan, rasa lelah, gangguan tidur, gangguan koordinasi, neuropati perifer, leukopenia, ruam termasuk yang jarang terjadi erithema multiform, necrolysis epidermal toksik, dan fotosensitivitas
GRISEOFULVIN
LANJUTAN…..
Interaksi obat - Dengan Obat Lain :
Efek sitokrom P450: induksi CYP1A2 (lemah), 2C8/9 (lemah), 3A4 (lemah)
Meningkatkan efek/toksisitas : Toksisitas ditingkatkan dengan etanol, dapat menyebabkan takikardi dan flushing (kemerahan)
Menurunkan efek : barbiturat dapat menurunkan kadar griseofulvin. Menurunkan aktivitas warfarin. Menurunkan efektivitas kontrasepsi oral
- Dengan Makanan : Konsentrasi griseofulvin dapat meningkat jika digunakan bersama makanan , terutama makanan yang mengandung lemak tinggi. Etanol : hindari etanol (dapat meningkatkan depresi SSP), Etanol akan menyebabkan reaksi type ’’disulfiram’’ seperti kemerahan, sakit kepala, mual dan pada beberapa pasien mengalami muntah dan nyeri dada dan/atau abdominal.
GRISEOFULVIN
LANJUTAN…..
Pengaruh obat : - Terhadap Kehamilan : Dihindari penggunaannya pada wanita hamil , dilaporkan terjadi fenotoksisitas dan teratogenisitas pada hewan; gunakan alat kontrasepsi yang efektif selama pengobatan dan hingga paling sedikit 1 bulan sesudah pengobatan (penting : efektivitas oral kontrasepsi diturunkan; juga pria pria sebaiknya tidak merencanakan mempunyai anak selama 6 bulan setelah menjalani pengobatan. Faktor risiko : C - Terhadap Ibu Menyusui : Distribusi ke dalam air susu ibu tidak diketahui - Terhadap Anak-anak : - Terhadap Hasil Laboratorium : Interaksi terhadap tes laboratorium : reaksi palsu positif pada pemeriksaan kadar VMA urin
GRISEOFULVIN
LANJUTAN…..
Parameter Monitoring : Tes fungsi ginjal, hati dan hematopoetik
Bentuk Sediaan : Tablet
Peringatan :
Jangan menjalankan mesin, kendaraan bermotor karena griseofulvin dapat menurunkan kewaspadaan.
Kasus Temuan Dalam Keadaan Khusus : -