Mukositis Oral Pendahuluan
kali rusak dan ini bisa termasuk sel-sel sehat sama seperti sel-sel kanker. #etika sel-sel yang sehat dalam rongga mulut rusak, selaput mukosa dari mulut menipis atau berkurang, menyebabkan mudah
Mucositis Oral adalah keadaan yang menyebabkan rasa sakit, peradangan atau ulcerasi pada pada lapisan mulut, yang bisa menyebabkan nyeri dan ketidaknyamanan. Ulser-ulser ini dapat menyebar dan berdarah. Rasa sakit yang lebih parah lagi dapat
terserang in!eksi atau terbentuk ulserasi. 'e"ala-ge"ala mucositis oral biasanya berkembang 7()0 hari setelah permulaan permulaan chemotherapi dan dapat berlangsung sampai dua minggu setelah pera*atan berakhir. +ika perlu, pera*atan kanker dapat dapat dikurangi atau
menyebabkan kesulitan saat makan atau minum Mucositis Oral
dihentikan sementara.
mengenai hampir semua pasien-pasien yang menerima radioterapi
Pathophysiology dari mucositis dapat dibagi men"adi tahapan
untuk kanker-kanker kepala dan leher, dan di atas 70% dari pasien-
termasuk tahap inisiasi, tahap generasi pesan, tahap pemberian
pasien tersebut menggunakan chemotherapi chemotherapi dengan dosis tinggi.
isyarat dan pembesaran, tahap ulcerasi dan tahap penyembuhan. Perbedaan sitokin-sitokin bertanggung "a*ab atas berbagai tahapan
Etiologi
ini. ahap ahap inisiasi termasuk pertambahan "enis oksigen yang reakti!
Penyakit berbahaya dan penggunaan chemotherapi dengan dosisi
/RO& yang disebabkan oleh produksi radikal bebas oleh radioterapi
tinggi adalah !aktor penting dalam menentukan ke"adian dan
atau chemoterapi, dimana radikal bebas ini akan merusak sel-sel
keparahan dari mukositis oral. #erusakan pembuluh darah dan
123 sehingga menyebabkan produksi !aktor-!aktor transkripsi sel
kelainan stomatoto$ic men"urus kepada mukositis oral lebih parah, tetapi masih banyak !actor-!aktor yang dapat memodi!ikasi ke"adian dan keparahan dari mukositis oral.
seperti 24k5, sitokin-sitokin tidak teratur. &ehingga menyebabkan perubahan biologis dan luka pada mukosa oral. 6al ini merupakan merupakan pertanda dari tahap a*al a*al ulcerasi. &itokin-sitokin terlibat yang yang menyebabkan peradangan utama adalah 8-) dan 24-alpha. ahap
Pathophysiology
Upregulation dan generasi pesan ter"adi sebagai hasil p engakti!an
hemotherapi dan radiotherapi menyerang sel-sel ketika mereka
transkripsi !actorsby dari kedua terapi radiasi maupun chemotherapi.
sedang dalam proses pemisahan. &el-sel yang terbagi paling sering
#etika dikati!kan, mereka mengendalikan sintese dari protein-
protein /sitokin-sitokin, yang mana menyebabkan menyebabkan "aringan target
Mucositis oral sangat menyakitkan. ingkatan rasa nyeri biasanya
spesi!ik, mengakibatkan kerusakan "aringan lebih "auh. &elama
berhubungan dengan banyaknya "aringan yang rusak. Penderitaan Penderitaan ini
tahap pemberian isyarat dan pembesaran, adanya kerusakan
sering digambarkan sebagai suatu sensasi n yala yang disertai dengan
langsung pada sel-sel oleh sitokin-sitokin, dengan pengakti!an !aktor
kemerahan. #arena rasa nyeri tersebut, pasien mengalami gangguan
nekrosis tumor /24-3, menimbulkan serangan balik yang
pembicaraan, makan, minum atau bahkan membuka membuka mulut.
mengarah pada perubahan pertambahan radang suatu. #erusakan ini ter"adi di ba*ah permukaan mucosal. ahap Ulcerasi secara klinis
3. :rythematous oral mucositis lesion pada mukosa bukal
sangat "elas, meluas dari epitelium ke submucosa, dengan paparan
5. Ulcerati;e oral mucositis lesion pada mukosa bukal
dari akhiran-akhiran neuron yang merespon terhadap rasa nyeri.
. Ulcerati;e oral mucositis lesion pada lateral and ;entral
1aerah ulser mengalami kolonisasi yang menembus ke dalam
permukaan lidah
sekitar "aringan, mendorong ke arah rangsangan sitokin-sitokin
1. Ulcerati;e oral mucositis lesions pada labial mukosa and dasar
proin!lammatory. 1i dalam tahap penyembuhan, permukaan dari
mulut
ulser men"adi tertutup dengan epitelium, /re-epithelialisasi dari ulser, mendorong ke arah lapisan s el-sel sehat dan akhirnya terbentuk mukosa normal kembali.
FaktorResiko
denti!ikasi a*al dari pasien-pasien yang beresiko terhadap Manifestasi Klinis
munculnya mukositis oral adalah penting. Pencegahan dan strategi
&ebagai akibat dari kematian sel dalam reaksi kemo atau radio-
penanganan mungkin bisa disatukan ke dalam rencana pera*atan. pera*atan.
therapi, lapisan mucosal mulut men"adi tipis, mudah mengelupas
4aktor-!aktor resiko tersebut telah digolongkan ke dalam kategori <
dan kemudian men"adi merah, meradang dan terbentuk ulser.. Ulser tersebut dilapisi oleh suatu gumpalan !ibrin putih yang kekuning-
4aktor-!akto rresiko terkait dengan pasien<
kuningan disebut s ebagai pseudomembrane. ampak *arna merah
=Umur/lebih beresiko pada orang tua
disekelilingnya. Ulser ini berukuran 0. cm sampai lebih dari 9 cm.
= &eks /bah*a *anita-*anita mempunyai resiko yang lebih
tinggiMerokok
yang larut dalam air dapat digunakan untuk membasahi permukaan
= 3lkohol
rongga mulut. 5erkumur dengan air garam dapat mengurangi rasa
= Pera*atan kanker sebelumnya
sakit dan men"aga partikel-partikel makanan tetap bersih sehingga
= 4ungsi gin"al tidak biasa
mencegah ter"adinya in!eksi. Pasien-pasien "uga didorong untuk
= 5uruknya kebersihan rongga mulut lemah/miskin
banyak minum air, sedikitnya tiga liter>hari, dan menghindari
= 5erat badan yang diba*ah standart
alkohol. 5uah-buahan yang asam, alkohol, dan makanan-makanan
= Menurunnya produksi air liur
yang panas, semuanya dapat mempeparah ter"adinya mucositis oral. Obat kumur yang biasa digunakan adalah hlorhe$idine gluconate
4aktor-!aktor resiko terkait dengan pera*atan
dan 8idocain yag ber!ungsi untuk menghilangkan rasa sakit.
= 3gen-agen chemotherapi spesi!ik misalnya, antimetabolit-
Pali!ermin atau yang dikenal sebagai =#epi;ance=, adalah 6uman
antimetabolit, antitumor, antibiotik, agen alkylating
#'4 /keratinocyte gro*th !actor yang memperlihatkan
= 1osis dari agen-agen chemotherapi dan "ad*al pera*atan
perkembangan sel epitelium, pembedaan, dan migrasi. erapi-terapi
= #ombinasikan terapi yang digunakan< radiasi dan chemotherapi
sebelumnya telah dilaporkan, termasuk pemakaian sitokin-sitokin
memba*a resiko lebih besar
dan pemodi!ikasi lain dari radang /misalnya, 8-), 8-)), '45:3?, asam amino supplementation /seperti, glutamina, ;itamin-
Perawatan
;itamin, !aktor-!aktor perangsang koloni, cryotherapy, dan terapi
Pera*atan yang dilakukan pada mukositis oral hanya dapat
laser. Pera*atan-pera*atan untuk menghilangkan rasa sakit sudah
membantu mengatur rasa sakit. u"uannya adalah untuk melindungi
tersedia, termasuk 'elclair, yang tersedia di resep obat 26&. #etika
area ulserasi, mengurangi rasa nyeri dan mengurangi p eradangan.
dikumur-kumur, cairan ini akan membentuk suatu salut pelindung
#ebersihan rongga mulut adalah syarat utama dari pera*atan
terhadap mukosa oral yang ditu"ukan untuk pemulihan rasa sakit.
dimana pasien-pasien dimoti;asi untuk membersihkan mulut mereka
Perlekatan gel pada rongga mulut dapat digunakan sebagai bahan
setiap empat "am terutama saat mau tidur. #arena "ika dibiarkan
pembilas. 3gen-agen pembentukan !ilm di dalam bungkusan
kondisi ini akan membuat mucositis men"adi lebih buruk. +eli-"eli
'elclair melapisi mukosa oral untuk melindungi dari "aringan
ulserasi dan melindungi paparan akhiran sara!. Komplikasi
3danya rasa sakit atau ulserasi dapat terin!eksi oleh ;irus, bakteri atau "amur Rasa sakit berlebih dan hilangnya persepsi rasa akan
Papula 3dalah bercak putih pada kulit>mukosa, berbatas "elas, ada peninggian Ukuran< dari titik sampai B ) cm Aarna ber;ariasi< kemerahan, kekuningan, abu keputihan Contoh: 8ichen planus /pada mukosa dan 4ordyceCs spot
semakin menyulitkan saat makan, sehingga mengakibatkan turunnya berat badan. Ulserasi merupakan lokasi yang terin!eksi secara lokal dan dapat sebagai pintu gerbang masuknya mikroorganisme lain dalam rongga mulut, dalam b eberapa ke"adian, dapat menyebabkan keracunan darah /terutama pada pasien-pasien yang immunosuppresi!. #ira-kira setengah dari semua pasien yang
Plak &uatu bentuk ;ariasi dari papula diameter D ) cm *arna < putih keabuan Mengadakan perluasan ke tepi timbul bentuk yang melandai Permukaan halus, menon"ol atau bentuk !isura ontoh< 8eukoplakia
men"alani chemotherapi tersebut dapat berkembang men"adi mukositis oral yang lebih parah lagi "ika tidak ada pembatasan dosis sehingga pera*atan kanker pada pasien harus dimodi!ikasi. 8esi Primer Makula 5ercak pada kulit>mukosa, 5atas "elas, 5entuk @ ukuran ber;ariasi, 1atar /tak ada peninggian hanya berupa perubahan *arna. Aarna < Merah, coklat keputihan, merah kebiruan, biru kecoklatan ontoh penyakit < 6yperemia petechiae, purpura, ecchymoses
2odula Pemadatan massa "aringan yang berbatas "elas dan berisi "aringan ikat dilapisi epitel 1asar nodula< Melibatkan submukosa dan daerah diba*ah epidermis 1apat ter"adi karena iritasi kronis Contoh: Iritasi fibroma Eesikula Peninggian pada kulit atau mukosa yang berisi bahan cair /serum, plasma, darah. Ukuran< dari titik ) sampai mm "umlah< bisa tunggal atau banyak. 5entuk ;esikula karena in!eksi ;irus ontoh< 6erpes.
5ula 3dalah bentukan seperti ;esikula tetapi diameternya D mm. 5ila pecah dapat men"adi ulser>ulkus yang sembuh dengan "aringan parut. ontoh< pemphigus ;ulgaris. Pustula 3dalah bentukan yang sama seperti ;esikula>bula tetapi berisi nanah >pus. ontoh< penyakit impetigo, pada kulit berupa bisul-bisul kecil #eratosis 3dalah penebalan yang tidak normal d ari lapisan terluar epitel /stratum korneum. Aarna< putih sampai keabuan. ontoh< linea alba bukalis, leukoplakia, lichen planus. Aheals 3dalah bentukan yang sama seperti papula, diameter lebih kecil, cepat sembuh. 5erisi serum. ontoh< bintil karena gigitan serangga umor stilah yang dipakai pada massa padat dari "aringan, diameter D ) cm.
suatu neoplasma yang pertumbuhan "aringan bebas, baru, pembelahan sel yang progresi! dan tidak terkontrol, tidak punya kegunaan !isiologis. 1apat ber*arna apapun. 8okasi< pada "aringan lunak RM manapun. #linis< 8esi bulat menimbul dan tumor menetap bertangkai>ulseri ditengahnya 'elegata 'elegata merupakan ele;asi sementara kulit yang disebabkan oleh edema dermis dan dilatasi kapiler sekitarnya. 5iasanya berkaitan dengan respon alergi terhadap bahan asing. 8esi &ekunder Faitu merupakan lesi yang muncul setelah lesi primer muncul p ada "aringan lunak rongga mulut. 3da beberapa macam lesi sekunder, antara lain < :rosi 1apat sembuh tanpa "aringan parut. ontoh< 8ichen Planus tipe erosi Ulseri Rasa nyeri bertambah dan bila ditekan menimbulkan perdarahan karena kerusakan sampai lamina propia ontoh< ulkus traumatikus stomatitis a!tosa rekuren 4isura
ni merupakan retakan kecil yang meluas melalui epidermis dan memaparkan dermis. 1apat ter"adi pada kulit kering dan pada in!lamasi kronik &ikatriks 3dalah bentukan "aringan baru yang berlebihan pada penyembuhan luka ontoh< #eloid 1eskuamasi 3dalah pengelupasan lapisan epitel /stratum korneum 5isa !isiologis G pengelupasan epitel sehingga kulit mengalami regenerasi
ontoh< :ritema Multi!ormis &inus 3dalah suatu saluran atau !istula yang meman"ang dari rongga supurati!, kista atau abses ke permukaan epidermis. ontoh< 3ktinomikosis. 8esi - 8esi lainya +enis lesi-lesi lainnya pada "aringan lunak rongga mulut yaitu < lesi putih, lesi merah dan lesi berpigmen.
:schars 3dalah cacat atau kerusakan pada kulit > mukosa akibat luka bakar.
8esi Merah Rongga Mulut Merupakan lesi yg paling sering ter"adi Penyebab lesi merah rongga mulut< n!lamasi pada mukosa :rosi 3tro!i Purpura Easkuler neoplasma
#rusta ni terbentuk dari serum, darah atau nanah yang mengering pada kulit. Masing-masing dapat dikenal dengan *arna berikut < merah kehitaman /krusta darah, kuning kehitaman /krusta nanah, ber*arna madu /krusta serum.
8esi- 8esi Putih Penyebab utama dari lesi putih rongga mulut< 8eukodema Penyebab lokal #eturunan /misalnya ne;us spon putih 8eukoplakia
Pseudomembran 3dalah membran palsu. ontoh< #andidiasis Pseudomembran 3kut.
2eoplasama in!eksi Penyakit mukokutan 8esi Mukus 5erpigmen Merupakan perubahan *arna mukosa rongga mulut, dimana daerah antara *arna coklat ke *arna hitam. +enis< intrinsik dan ekstrinsik Penyebab dari pigmentasi rongga mulut terdiri dari < Pigmentasi ras n!lamasi kronis atto amalgam atto gra!it Obat-obatan
Pera*atan dan Pencegahan pada Penderita 8esi +aringan 8unak Rongga Mulut Pera*atan 8esi +aringan 8unak Untuk kasus ringan, "enisnya bisa berupa obat salep yang ber!ungsi sebagai topical coating agent yang melindungi lesi dari gesekan dalam rongga mulut saat ber!ungsi dan melindungi agar tidak berkontak langsung dengan makanan yang asam atau pedas. Pada kasus yang sedang hingga berat, dapat diberikan salep yang mengandung topikal steroid. Pencegahan yang dapat dilakukan antara lain<
6indari stres yang berlebihan Perbaiki pola makan +aga kebersihan dan kesehatan gigi dan mulut.
'ingi;itis adalah radang yang ter"adi pada gusi sebagai akibat dari in!eksi bakteri. Penyakit ini adalah salah satu penyakit periodontal, yaitu bisa menyebabkan kerusakan pada gigi dan gusi. 3dapun hal yang paling sering menyebabkan penyakit ini adalah buruknya kebersihan mulut. &alah satu cara untuk mencegah penyakit ini adalah menyikat gigi secara teratur dan penggunaan benang gigi atau dental !loss. 6al lain yang men"adi masalah bagi kesehatan mulut adalah sebagian besar masyarakat malas memeriksakan kesehatan mulutnya hingga akhirnya menimbulkan masalah tertentu. Padahal masalah mulut "uga bisa memicu berbagai penyakit lain bagi tubuh seperti reumatik, diabetes, "antung, kanker, bahkan masalah pada otak. 'igi yang rusak akan sangat rentan untuk menimbulkan berbagai penyakit pada bagian tubuh lainnya, contonya encok pada persendian. 2amun tidak menutup kemungkinan kalau gigi yang sehat "uga rentan untuk terkena in!eksi. Pada dasarnya, penyebab in!eksi adalah karang gigi atau plak adalah ketika dia terlalu lama menempel ataupun sisa dari akar gigi yang masih tertinggal saat gigi patah atau dicabut. &eperti yang di"elaskan sebelumnya adalah hal yang paling sering menyebabkan ter"adinya gingi;itis adalah buruknya kebersihan mulut yang kemudian menyebabkan pembentukan plak. Plak sendiri
tidak dapat dilihat dengan kasat mata. &alah satu cara paling e!ekti! untuk menghilangkan plak adalah dengan menyikat gigi dengan benar dan rutin. Plak biasanya akan terbentuk dalam "angka *aktu 9 "am, oleh k arena itu, 3nda harus ra"in menyikat gigi. #arena "ika plak menumpuk, maka 3nda hal tersebut akan menyebabkan karang gigi. +ika hal ini terus menerus dibiarkan, maka akan membuat gusi men"adi lunak, bengkak dan lebih mudah untuk terkena in!eksi.
disebabkan tiap mikroorganisme patogen dipengaruhi "uga ol eh se"umlah !aktor yang berperan saat timbul in!eksi. 4aktor tersebut bisa berasal dari mikroorganisme atau hospes. Faktor Mikroorganisme Jalan masuk
Untuk menyebabkan penyakit, organisme harus mendapatkan "alan masuk ke sel dan "aringan tubuh, dan kebanyakan masuk melalui saluran pernapasan atau tractus gastrointestinal. Organisme komensal bisa men"adi patogen bila dipindahkan ke daerah lain, misalnya Streptococcus viridans yang memasuki sirkulasi darah dapat menyebabkan endokarditis.
3dapun beberapa ge"ala dari gingi;itis adalah gusi yang membengkak gusi ber*arna kemerahan gusi men"adi lebih lunak gusi lebih mudah mengalami pendarahan dan bentuk gusi berubah men"adi agak bulat. +ika 3nda mengalami hal ini, maka hal pertama yang akan dilakukan oleh dokter adalah dengan melakukan scaling atau membersihkan karang gigi. &etelah dilakukan pembersihan, dokter kemudian akan kembali memeriksa keadaan gigi 3nda sepekan kemudian. +ika ternyata 3nda mengalami masalah, maka dokter akan memberikan pengobatan tertentu.
5eberapa mikroorganisme, seperti bakteri, spirochaeta, riketsia, klamidia, mikoplasma, "amur, ragi, dan protoHoa dapat mengin!eksi tubuh manusia. 5eberapa diantaranya secara normal dan tidak berbahaya /komensal beberapa lainnya bahkan menguntungkan / saprofit . etapi, banyak "uga yang patogen, menyebabkan penyakit dengan merusak "aringan dan sel hospes. Perbedaan ini kendati berguna, tidak selalu demikian di ba*ah keadaan tertentu /misalnya imunosupresi, organisme komensal dapat men"adi patogen, menimbulkan in!eksi oportunistik. +enis, luas, dan beratnya kerusakan mikroorganisme yang
•
Dosis dan virulensi
1osis menun"ukkan "umlah organisme yang memasuki tubuh dan ;irulensi mencerminkan kemampuannya menyebabkan penyakit. &ecara umum, makin besar dosisnya, makin besar kemungkinan timbulnya penyakit, tetapi makin tinggi ;irulensi makin sedikit organisme yang diperlukan. 1alam spesies, strain yang berbeda akan menun"ukkan ;irulensi yang berbeda pula. •
Kemampuan invasi
Menun"ukkan kemampuan untuk berbiak dan menyebar. n;asi dipermudah oleh produksi enHim ekstraselular dan endotoksin. Endotoksin, berhubungan erat dengan dinding sel organisme, dilepaskan saat autolisis untuk menimbulkan
kerusakan sel "aringan hospes enHim ekstraseluler /misalnya koagulase, kolagenase, dan hialuronidase menghancurkan "aringan setempat dan melindungi organisme dari mekanisme pertahanan tubuh. &elain itu,eksotoksin yang disekresikan ke sekitarnya oleh organisme dapat menyebabkan e!ek toksin "arak "auh atau merata. •
5anyak barier !isiologis mencegah organisme patogen mendapat "alan masuk, termasuk sekresi kulit, enHim sali;a di dalam mulut dan p6 asam di dalam perut. 5ila organisme patogen memasuki sirkulasi darah, biasanya dikeluarkan oleh sel sistem !agosit mononukleus /sel sistem retikuloendoteliel yang tersebar di seluruh tubuh.
Penyebaran •
#elangsungan hidup "angka pan"ang setiap mikroorganisme tergantung pada kemampuannya untuk berpindah ke hospes lain yang lebih sesuai. +adi, banyak yang ditularkan melalui hembusan dari saluran penapasan atau yang lain beberapa diantaranya membentuk spora penahan, ada pula yang memerlukan ;ektor antara spesi!ik, yaitu binatang beberapa lainnya membutuhkan kontak !isik intim.
Respon peradangan
Organisme patogen adalah penyebab utama radang kronis dan akut, serta respon peradangan adalah salah satu mekanisme pertahanan alamiah tubuh yang palinng penting. •
Respon imunologis
Memberikan perla*anan dan imunitas terhadap agen-agen penyebab in!eksi tertentu. 2.
Faktor Hospes • •
Barier fisik
#ulit dan membrana mukosa utuh memberikan rintangan penting terhadap in!eksi. 5anyak organisme patogen membutuhkan adanya kerusakan dalam "aringan untuk mendapatkan "alan masuk. &elain itu, kulit dan banyak permukaan mukosa lain secara normal ditutupi oleh se"umlah organisme komensal yang membantu mela*an pembentukan organisme patogen. •
Barier fisiologis
Faktor-faktor lokal
'ambaran tertentu di tempat masuk organisme patogen akan membantu in!eksi dan menghalangi pemberantasan. 5eberapa organisme adalah anaerob, "adi memerlukan hipoksia setempat. •
Faktor-faktor sistemik
5eberapa kondisi sistemik atau penyakit memudahkan ter"adinya in!eksi, dalam hal ini termasuk malnutrisi, alkoholik kronik, diabetes melitus, sindroma ushing, dan
keadaan umum lemah seperti penyakit keganasan yang telah menyebar dan payah gin"al kronik. •
5akteri endogenous terutama terlibat dalam dua penyakit manusia yang paling umum yaitu penyakit periodontal dan karies gigi. Aalaupun "arang, kondisi-kondisi menular seperti tuberkulosis, gonorhoe, serta si!ilis dapat menimbulkan pengaruh pada mukosa mulut sehingga dirasakan sangat penting untuk diketahui.
Usia
5aik orang sangat muda ataupun sangat tua, keduanya mempunyai kerentanan yang meningkat terhadap penyakit in!eksi. •
Obat
•
Obat antimikroba yang tepat dalam konsentrasi d arah adekuat membantu membasmi banyak mikroorganisme rentan. (Lawyer, !!" : #$!%
BEBERP !"FEK#! #PE#!F!K Rongga mulut dihuni oleh berbagai "enis mikroorganisme yang membentuk mikro!lora yang komensal. Mikro!lora ini biasanya mengandung bakteri, mikoplasma, "amur, dan protoHoa, yang kesemuanya dapat menimbulkan in!eksi oportunistik simtomatik tergantung pada !aktor-!aktor lokal atau daya pertahanan tubuh pe"amu yang rendah. &ebagai tambahan, se"umlah ;irus dapat menimbulkan lesi oro!asial atau hadir secara asimtomatis di dalam sali;a pada saat timbulnya in!eksi ;irus secara sistemik atau pada pemba*a yang sehat.
).
!nfeksi yang $ise%a%kan oleh Bakteri
Tuberkulosis
1ahulu, in!eksi sekunder mukosa mulut yang disebabkan oleh &yobacterium tuberculosis yang terdapat dalam dahak penderita tuberkulosis pulmoler akti! merupakan hal yang biasa dan umum. api tuberkulosis oral de*asa ini sudah "arang ter"adi di :ropa dan 3merika Utara, *alaupun ada kenaikan insiden penderita 31&. 8esi intraoral biasanya terbentuk pada permukaan dorsal lidah tetapi dapat "uga ter"adi pada tempat lain. •
onor!oe
Penyakit kelamin menular ini di b eberapa negara telah mencapai tahap epidemik dan kesehatan rongga mulut sudah terdiagnosis sebagai akibat seksualitas yang meningkat di antara orang de*asa terutama pada pria homoseksual. 8esi primer dapat ter"adi akibat kontak orogenital. Penderita mengeluh tentang rasa sakit pada mukosa mulut diiringi dengan adanya perubahan pengecapan, halitosis, dan lim!adenopatik. Pemeriksaan klinis menun"ukkan tanda-
tanda yang ber;ariasi, termasuk eritema, edema, ulserasi, dan pseudomembran, terutama di daerah tonsil dan !aring. •
"ifilis
8esi primer dari penyakit kelamin umumnya ter"adi di daerah genetalia, dapat "uga di"umpai pada bibir atau mukosa mulut sebagai akibat kontak orogenital. 8esi primer dan si!ilis ba*aan ditandai oleh timbulnya nodul yang pecah setelah beberapa hari dab meninggalkan borok>luka dengan tepi keras yang tidak sakit. 5iasanya ter"adi pembengkakan serta kekenyalan kelen"ar lim!e ser;ikal. 8esi primer /chancre ini sangat in!ekti! dan oleh karena itu harus diperiksa dengan hati-hati. &i!ilis primer biasanya mereda setelah I-J minggu tanpa meninggalkan "aringan parut. &i!ilis sekunder secara klinis akan muncul kira-kira K minggu setelah in!eksi primer dan ditandai oleh sebuah ruam makular atau papular, demam, lesu, sakit kepala, lim!adenopati umum, serta sakit pada tenggorokan. Pada kira-kira sepertiga penderita, mukosa akan terlibat dan lesi digambarkan sebagai Llesi "e"ak siputC. &i!ilis sekunder ini akan hilang dalam -K minggu. &i!ilis dapat ter"adi laten dan menimbulkan lesi tersier beberapa tahun setelah in!eksi pertama. 1ua lesi yang dikenali sebagai tanda si!ilis tersier adalah gumma di langitlangit, serta leukoplakia pada permukaan dorsal lidah. .
oro!asial, sebagian besar kondisi !ungal disebabkan oleh spesies Candida. #ira-kira 90% dari populasi mempunyai spesies candida di dalam muut dalam "umlah kecil sebagai bagian yang normal dari mikro!lora oral. #andidosis oral telah dinyatakan sebagai Lpenyakit dari yang berpenyakitC karena kandidosis seringkali mengindikasikan adanya penyakit yang mendasari timbulnya proli!erasi komponen candida dari !lora mulut. &pektrum spesies candida yang dapat terbentuk di dalam rongga mulut meliputi Candida albicans, Candida glabrata, Candida tropicalis, Candida pseudotropicalis, Candida guillerimondi, sertaCandida krusei. Aalaupun setiap spesies candida dapat menimbulkan in!eksi mulut, sebagian besar kasus disebabkan oleh Candida albicans. &e"umlah !aktor predisposisi dilibatkan dalam ter"adinya kandidosis oral.
!nfeksi yang $ise%a%kan oleh &amur
Aalaupun berbagai "amur dapat menimbulkan penyakit
?.
!nfeksi yang $ise%a%kan oleh 'irus
5anyak ;irus dapat menimbulkan penyakit oral dan perioral. 5er"enis-"enis ;irus, seperti kelompok herpes, menimbulkan erosi atau ulserasi, tetapi "enis lainnya seperti misalnya ;irus papilloma manusia dapat menimbulkan pertumbuhan mukosa yang berlebihan.
•
#irus Kelompok $erpes
Eirus kelompok ini, yang terdiri atas 6erpes simpleks tipe , 6erpes simpleks tipe , Earicella ooster, ;irus :pstein-5arr
dan sitomegalo;irus, bertanggung "a*ab atas sebagian besar lesi mukosa mulut yang disebabkan oleh ;irus. 'ari(ella )ooster 8esi primer oleh ;irus Earicella ooster dapat menimbulakan cacar air, sementara pengakti!an kembali ;irus ini dapat menimbulkan herpes Hooster. acar air, sebuah penyakit menular yang umum ter"adi p ada anak-anak, dikarakteristikan oleh adanya ruam kulit makulopapular. 8esi ini akan timbul pada batang tubuh dan menyebar ke *a"ah dan anggota badan. Pada kebanyakan penderita cacar air, lesi kutaneus dapat mendahului disertai denga timbulnya ulser kecil /diameter -9 mm di palatum dan daerah !ausial. Pengakti!an kembali Earicella Hoosterpada simpul /ganglia sara! sensoris menimbulkan nyeri hebat yang diikuti dengan mukolobulus kutaneus atau lesi mukosa. 'irus Epstein*Barr Eirus :pstein-5arr biasanya menimbulkan in!eksi mononukleosis, yang dikarakteristikan oleh pembesaran kelen"ar lim!e, demam, serta in!lamasi !aringeal. #ira-kira ?0% penderita "uga akan mengalami purpura atau petechiae di palatum serta ulserasi mukosa. #adang-kadang dapat timbul perdarahan pada gusi dan ulserasi yang mirip dengan ulserasi akut yang ternekrotisasi. #ondisi ini terutama ter"adi pada anak-anak atau de*asa muda dan diperkirakan transmisinya adalah melalui sali;a. •
Papillomavirus %anusia
6ingga kini, lebih dari K "enis papilloma;irus manusi /6PE sudah diidenti!ikasikan. 'olongan ;irus 123 ini sudah diketahui dampaknya pada pembentukan papillomatus
hiperplasti dan lesi sel skuamosa ;erukosis pada kulit serta berbagai tempat di mukosa. etapi perlu ditekankan bah*a keterlibatan dan penelitian mengenai peranan ;irus tersebut dalam penyakit mulut sedang dilakukan.
3bses merupakan rongga patologis yang berisi pus yang disebabkan oleh in!eksi bakteri campuran. 5akteri yang berperan dalam proses pembentukan abses ini yaitu Staphylococcus aureus dan Streptococcus mutans. Staphylococcus aureus dalam proses ini memiliki enHim akti! yang disebut koagulase yang !ungsinya untuk mendeposisi !ibrin. &edangkanStreptococcus mutans memiliki ? enHim utama yang berperan dalam penyebaran in!eksi gigi, yaitu streptokinase, streptodornase, dan hyaluronidase. 'yaluronidase adalah enHim yang bersi!at merusak "embatan antar sel, yang pada !ase akti!nya nanti, enHim ini berperan layaknya parang yang digunakan petani untuk merambah hutan. 5agaimana sebenarnya pola per"alanan abses iniN &eperti yang kita semua ketahui, pada umumnya abses merupakan proses yang kronis, meskipun sebenarnya ada "uga abses periapikal akut, namun di catatan ini saya hendak membahas mengenai per"alanan abses secara kronis. &eperti yang disebutkan diatas, bakteri Streptococcus mutans /selan"utnya disingkat Smutans memiliki ? macam enHim
yang si!atnya destrukti!, salah satunya adalah enHimhyaluronidase. :nHim ini berperan layaknya parang petani yang membuka hutan untuk di"adikan ladang persa*ahannya, ya.. enHim ini merusak "embatan antar sel yang terbuat dari "aringan ikat /hyalin>hyaluronat, kalau ditilik dari namanya )hyaluronidase*, artinya adalah enHim pemecah hyalin>hyaluronat. Padahal, !ungsi "embatan antar sel penting adanya, sebagai transpor nutrisi antar sel, sebagai "alur komunikasi antar sel, "uga sebagai unsur penyusun dan penguat "aringan. +ika "embatan ini rusak dalam "umlah besar, maka dapat diperkirakan, kelangsungan hidup "aringan yang tersusun atas sel-sel dapat terancam rusak>mati>nekrosis. Proses kematian pulpa, salah satu yang bertanggung "a*ab adalah enHim dari Smutans tadi, akibatnya "aringan pulpa mati, dan men"adi media perkembangbiakan bakteri yang baik, sebelum akhirnya mereka mampu merambah ke "aringan yang lebih dalam, yaitu "aringan periapikal. Pada per"alanannya, tidak hanya Smutans yang terlibat dalam proses abses, karenanya in!eksi pulpo-periapikal seringkali disebut sebagai mi+ed bacterial infection. #ondisi abses kronis dapat ter"adi apabila ketahanan host dalam kondisi yang tidak terlalu baik, dan ;irulensi bakteri cukup tinggi. Fang ter"adi dalam daerah periapikal adalah pembentukan rongga patologis abses disertai pembentukan pus yang si!atnya berkelan"utan apabila tidak diberi penanganan.
3danya keterlibatan bakteri dalam "aringan periapikal, tentunya mengundang respon keradangan untuk datang ke "aringan yang terin!eksi tersebut, namun karena kondisi host nya tidak terlalu baik, dan ;irulensi bakteri cukup tinggi, yang ter"adi alih-alih kesembuhan, namun malah menciptakan kondisi abses yang merupakan hasil sinergi dari bakteri Smutansdan Saureus Smutans dengan ? enHimnya yang bersi!at destrukti! tadi, terus sa"a mampu merusak "aringan yang ada di daerah periapikal, sedangkan Saureus dengan enHim koagulasenya mampu mendeposisi !ibrin di sekitar *ilayah ker"a Smutans, untuk membentuk sebuah pseudomembran yang terbuat dari "aringan ikat, yang sering kita kenal sebagai membran abses /oleh karena itu, "ika dilihat melalui ronsenologis, batas abses tidak "elas dan tidak beraturan, karena "aringan ikat adalah "aringan lunak yang tidak mampu ditangkap dengan baik dengan ronsen !oto. ni adalah peristi*a yang unik dimana Saureus melindungi dirinya dan Smutans dari reaksi keradangan dan terapi antibiotika. idak hanya proses destruksi oleh Smutans dan produksi membran abses sa"a yang ter"adi pada p eristi*a pembentukan abses ini, tapi "uga ada pembentukan pus oleh bakteri pembuat pus /pyogenik, salah satunya "uga adalah Saureus. "adi, rongga yang terbentuk oleh sinergi dua kelompok bakteri tadi, tidak kosong, melainkan terisi oleh pus yang konsistensinya terdiri dari leukosit yang mati /oleh karena itu pus terlihat putih kekuningan, "aringan nekrotik, dan bakteri dalam "umlah besar.
&ecara alamiah, sebenarnya pus yang terkandung dalam rongga tersebut akan terus berusaha mencari "alan keluar sendiri, n amun pada per"alanannya seringkali merepotkan pasien dengan timbulnya ge"ala-ge"ala yang cukup mengganggu seperti nyeri, demam, dan malaise. #arena mau tidak mau, pus dalam rongga patologis tersebut harus keluar, baik dengan bantuan dokter g igi atau keluar secara alami. Rongga patologis yang berisi pus /abses ini ter"adi dalam daerah periapikal, yang notabene adalah di dalam tulang. Untuk mencapai luar tubuh, maka abses ini harus menembus "aringan keras tulang, mencapai "aringan lunak, lalu barulah bertemu dengan dunia luar. erlihat sederhana memang, tapi per"alanan inilah yang disebut pola penyebaran abses. Pola penyebaran abses dipengaruhi oleh ? kondisi, yaitu /lagi-lagi ;irulensi bakteri, ketahanan "aringan, dan perlekatan otot. Eirulensi bakteri yang tinggi mampu menyebabkan bakteri bergerak secara leluasa ke segala arah, ketahanan "aringan sekitar yang tidak baik menyebabkan "aringan men"adi rapuh dan mudah dirusak, sedangkan perlekatan otot mempengaruhi arah gerak pus. &ebelum mencapai dunia luar, per"alanan pus ini mengalami beberapa kondisi, karena sesuai per"alanannya, dari dalam tulang melalui cancelous bone, pus bergerak menu"u ke arah tepian tulang atau lapisan tulang terluar yang kita kenal dengan sebutan korteks tulang. ulang yang dalam kondisi hidup dan normal, selalu dilapisi oleh lapisan tipis yang ter;askularisasi dengan baik guna menutrisi
tulang dari luar, yang disebut periosteum. #arena memiliki ;askularisasi yang baik ini, maka respon keradangan "uga ter"adi ketika pus mulai mencapai korteks, dan melakukan eksudasinya dengan melepas komponen keradangan dan sel plasma ke rongga subperiosteal /antara korteks dan periosteum dengan tu"uan menghambat la"u pus yang kandungannya berpotensi destrukti! tersebut. Peristi*a ini alih-alih tanpa ge"ala, tapi cenderung menimbulkan rasa sakit, terasa hangat pada regio yang terlibat, bisa timbul pembengkakan, peristi*a ini disebut periostitisserous periostitis. 3danya tambahan istilah )serous* disebabkan karena konsistensi eksudat yang dikeluarkan ke rongga subperiosteal mengandung kurang lebih 70% plasma, dan tidak kental seperti pus karena memang belum ada keterlibatan pus di rongga tersebut. -eriostitis dapat berlangsung selama -? hari, tergantung keadaan host. 3pabila dalam rentang -? hari ternyata respon keradangan diatas tidak mampu menghambat akti;itas bakteri pen yebab, maka dapat berlan"ut ke kondisi yang disebut abses subperiosteal . 3bses subperiosteal ter"adi di rongga yang sama, yaitu di sela-sela antara korteks tulang dengan lapisan periosteum, bedanya adalah.. di kondisi ini sudah terdapat keterlibatan pus, alias pus sudah berhasil menembus korteks dan memasuki rongga subperiosteal , karenanya nama abses yang tadinya disebut abses periapikal, berubah terminologi men"adi abses subperiosteal . #arena lapisan periosteum adalah lapisan yang tipis, maka dalam beberapa "am sa"a akan mudah tertembus oleh cairan pus yang kental, sebuah
kondisi yang sangat berbeda dengan peristi*a periostitis dimana konsistensi cairannya lebih serous. +ika periosteum sudah tertembus oleh pus yang berasal dari dalam tulang tadi, maka dengan bebasnya, proses in!eksi ini akan men"alar menu"u fascial space terdekat, karena telah mencapai area "aringan lunak. 3pabila in!eksi telah meluas mengenai fascial spaces, maka dapat ter"adi fascial abscess. .ascial spaces adalah ruangan potensial yang dibatasi>ditutupi>dilapisi oleh lapisan "aringan ikat. .ascial spaces dibagi men"adi < Fas(ial spa(es primer
). Maksila a. anine spaces b. 5uccal spaces c. n!ratemporal spaces . Mandibula a. &ubmental spaces b. 5uccal spaces c. &ublingual spaces d. &ubmandibular spaces * Fas(ial spa(es sekunder
4ascial spaces sekunder merupakan !ascial spaces yang dibatasi oleh "aringan ikat dengan pasokan darah yang kurang. Ruangan ini berhubungan secara anatomis dengan daerah dan struktur ;ital. Fang
termasuk !ascial spaces sekunder yaitu masticatory space, cer;ical space, retropharyngeal space, lateral pharyngeal space, pre;ertebral space, dan body o! mandible space. n!eksi yang ter"adi pada !ascial spaces sekunder berpotensi menyebabkan komplikasi yang parah. er"adinya in!eksi pada salah satu atau lebih !ascial space yang paling sering oleh karena penyebaran kuman dari penyakit odontogenik terutama komplikasi dari periapikal abses. Pus yang mengandung bakteri pada periapikal abses akan berusaha keluar dari apeks gigi, menembus tulang, dan akhirnya ke "aringan sekitarnya, salah satunya adalah !ascial spaces. 'igi mana yang terkena periapikal abses ini kemudian yang akan menentukan "enis dari !ascial spaces yang terkena in!eksi. Q anine spaces 5erisi musculus le;ator anguli oris, dan m. labii superior. n!eksi daerah ini disebabkan periapikal abses dari gigi caninus maksila. 'e"ala klinisnya yaitu pembengkakan pipi bagian depan dan hilangnya lekukan nasolabial. Penyebaran lan"ut dari in!eksi canine spaces dapat menyerang daerah in!raorbital dan sinus ka;ernosus. Q 5uccal spaces erletak sebelah lateral dari m. buccinator dan berisi kelen"ar parotis dan n. !acialis. n!eksi berasal dari gigi premolar dan molar yang u"ung akarnya berada di atas perlekatan m. buccinator pada maksila atau berada di ba*ah perlekatan m. buccinator pada mandibula. 'e"ala in!eksi yaitu edema pipi dan trismus ringan.
Q n!ratemporal spaces
Q Masticator space
erletak di posterior dari maksila, lateral dari proc. Pterigoideus, in!erior dari dasar tengkorak, dan pro!undus dari temporal space. 5erisi ner;us dan pembuluh darah. n!eksi berasaal dari gigi molar maksila. 'e"ala in!eksi berupa tidak adanya pembengkakan *a"ah dan kadang terdapat trismus bila in!eksi telah menyebar.
5erisi m. masseter, m. pterygoid medial dan lateral, insersi dari m. temporalis. n!eksi berasal dari gigi molar mandibula. 'e"ala in!eksi berupa trismus dan "ika abses besar maka in!eksi dapat menyebar ke lateral pharyngeal space. Pasien membutuhkan intubasi nasoendotracheal untuk alat bantu bernapas.
Q &ubmental space
Q 8ateral pharyngeal space /parapharyngeal space
n!eksi berasal dari gigi incisi;us mandibula. 'e"ala in!eksi berupa bengkak pada garis midline yang "elas di ba*ah dagu.
5erhubungan dengan banyak space di sekelilingnya sehingga in!eksi pada daerah ini dapat dengan cepat menyebar. 'e"ala in!eksi berupa panas, menggigil, nyeri dysphagia, trismus.
Q &ublingual space Q Retropharyngeal space /posterior ;isceral space erletak di dasar mulut, superior d ari m. mylohyoid, dan sebelah medial dari mandibula. n!eksi berasal dari gigi anterior mandibula dengan u"ung akar di atas m. mylohyoid. 'e"ala in!eksi berupa pembengkakan dasar mulut, terangkatnya lidah, nyeri, dan dysphagia. Q &ubmandibular space erletak posterior dan in!erior dari m. m ylohyoid dan m. platysma. n!eksi berasal dari gigi molar mandibula dengan u"ung akar di ba*ah m. mylohyoid dan dari pericoronitis. 'e"ala in!eksi berupa pembengkakan pada daerah segitiga submandibula leher disekitar sudut mandibula, perabaan terasa lunak dan adanya trismus ringan.
n!eksi berasal dari gigi molar mandibula, dari in!eksi saluran pernapasan atas, dari tonsil, parotis, telinga tengah, dan sinus. 'e"ala in!eksi berupa kaku leher, sakit tenggorokan, dysphagia, hot potato ;oice, stridor. Merupakan in!eksi !ascial spaces yang serius karena in!eksi dapat menyebar ke mediastinum dan daerah leher yang lebih dalam /menyebabkan kerusakan n. ;agus dan n cranial ba*ah, 6orner syndrome PR!"#!P +ERP!
Pada dasarnya, prinsip terapi abses adalah insisi untuk drainase /mengeluarkan cairan pus, dengan catatan, prinsip ini dipergunakan untuk abses yang berada di "aringan lunak. 8alu bagaimana dengan
abses periapikalN Fang ter"adi didalam tulangN 5iasanya abses periapikal memiliki kondisi khas berupa gigi mengalami karies besar dan terasa menon"ol, sakit bila digunakan mengunyah, kadang terasa ada cairan asin keluar dari gigi yang berlubang tersebut. erapi kega*at-daruratannya dalam kondisi ini tentunya belum dapat dilakukan insisi, oleh karena pus berada dalam tulang, namun yang dapat dilakukan adalah melakukan prosedur open bur, melakukan eksterpasi guna mengeluarkan "aringan nekrotik, oklusal grinding, dan pemberian terapi !armakologi.
elainan pada mulut bisa %erlangsung pada siapa sa"a tidak mengetahui usia maupun umur, selan,utnya garis besar yang saya bisa ambil menimpa penyakit "aringan lunak pada mulut anak. +aringan Periodontal < 'ingi;a¬ &ementum¬ 8igamentum Periodontal¬ ulang 3l;eolar ¬
Pada 3nak-anak +aringan gingi;a tepi mengandung < Pembuluh darah yang banyak ¬ +aringan !iber yang sedikit¬ :pitel ingkat keratinisasi le%ih ke(il 'ingi;a lebih merah.◊ 8igamentum periodontal
#urang !ibrous /"aringan 4iber dan pembuluh d arah banyak sementum dan tulang al;eolar lebih tipis.◊Ruang ligamentum periodontal lebih luas ulang al;eolar Marro* &pace lebih luas, ;askularisasi banyak dan trabekula sedikit bila kena in!eksi, progresi;itas penyakit periodontal meningkat.
Penyakit Periodontal Penyakit Periodontal yang paling serimg %erlangsung pada anakanak dan rema"a ialah < gingi;itis 'ambaran klinis < ). Radang pada bagian marginal gingi;a . 6ilangnya stippling ?. Pembesaran gingi;a 9. wu,udnya perdarahan spontan atau gara*gara rangsangan. Pembagian penyakit periodontal Pubertas gingi;itis Batasan < Radang pada gusi yang disebabkan wu,udnya pergantian hormonal pada rema"a. #linis < ( Pembesaran interdental papil - Mudah berdarah
Penyebab < !aktor lokal dan gangguan keseimbangan hormonal sering %erlangsung pada bagian anterior gigi danumumnya pada anak-anak usia ))-)9 tahun.
erapi < ). mem%uat supaya tak terlihat !aktor lokal
. penaikkan O6 ?. restorasi karies yang mengiritasi 9. bila tak ada !aktor lokal dapat diker,akan tindakan bedah
,elek < 4aktor !aktor yang memper pemakaian alat orthodonsi /plat yang menghimpit dan alat cekat yang bisa menyebabkan penimbunan plak.
Pencegahan < penaikkan O6 /Oral 6ygiene #ontrol teratur
:ruption 'ingi;itis Batasan < #eradangan gusi yang disebabkan wu,udnya proses erupsi gigi pada anak anak. ni mempunyai kaitan dengan kesukaran erupsi yang menyebabkan wu,udnya pengumpulan plak. #linis < ( keradangan sekitar gigi yang akan erupsi - rasa sakit - sering %erlangsung pada anak K-7 tahun. Penyebab < ( kesukaran erupsi gigi permanen gara*gara posisi - 4aktor lokal - 1ebris, plak Ringan <◊erapi < penaikkan O6. /Oral 6ygiene 5erat < 3ntibiotik. ◊
Pericoronitis Batasan < #eradangan yang %erlangsung di mana operculum melakukan %lokadei erupsi gigi.
Proses akut disebabkan < &isa makanan◊ rauma◊ #linis < ( &akit, operculum membesar - Pergerakan rahang terbatas - 5au na!as tak sedap gara*gara O6 "elek erapi < ( Pemberian obat obatan untuk mem%uat supaya tak terlihat radang - Pencabutan gigi bila tidak mempunyai peran untuk menghin kekambuhan. - Pera*atan paliati! < rigasi, Membebaskan oklusi, #umur-kumur.
32U' /3cute 2ecrotiHing Ulcerati;e 'ingi;itis Batasan < n!eksi akut pada gingi;a yang d isebabkan bakteri borrelia ;incentii. 5akteri 'ram /-, anaerob S Porphyromonas 'ingi;alis, Eeillonella sp, &elonomonas sp. /6asman @ Murray dalam Aelbury, 0) #linis < ( %erlangsung pada anak usia K-) tahun - Radang pada gusi - &akit - Perdarahan pada gusi - 2a!as tidak sedap gara*gara wu,udnya akumulasi plak dan "aringan nekrotik - 1emam - Pembengkakan pada interdental dan wu,udnya pseudomembran pada marginal gingi;a.
erapi < 8okal ( Pengambilan "aringan nekrotik - penaikkan O6
- rigasi dan kumur dengan chlorhe$idine &istemik ( Pemberian antibiotik
8ocaliHed +u;enile Periodontitis Batasan < 'angguan respon "aringan periodontal kepada bakteri spesifik pada sulkus gingi;a. /actinobacillus actinomycotans #linis < ( 5one 8oss sekitar dan M permanen - n!eksi pada sulkus gingi;a - %erlangsung perdarahan /probing
erapi < a. #hemoterapi < ( pemberian antibiotik dalam "angka *aktu yang lama, diikuti dengan pengu,ian lab, untuk melihat kuman yang ada. b. Mekhanoterapi < ( &calling, kurretase - Periodontal surgery - Pencabutan gigi - Pera*atan ortho. 1iperlukan kontrol teratur untuk menyetop kekambuhan.
Mani!estasi Oral Eeneral 1esease (uma terlihat pada rema"a yang terkena pen yakit gara* gara ,alinan seksual erapi < antibiotik untuk mem%uat supaya tak terlihat sumber penyakit.
Mouth 5reathing - teraturitas berna!as melewati mulut -◊- Perlu identi!ikasi penyebab teraturitas -#elainan - #linis < radang gus i pada bagian anterior. - erapi < ).Perlu penanganan orthodontis dan 6 bila penyebabnya gangguan perna!asan .Pemberian 8ubricant atau pemakaian oral screen pada *aktu tidur. ?.penaikkan O6 untuk mem%uat supaya tak terlihat plak.
%er%asi(kan Mc.1onald R.
). &imple 'ingi;itis a. 'ingi;itis :rupsi. b. 'ingi;itis gara*gara O6 "elek. c. 3lergi.
. 3cute 'ingi;al 1esease a. n!eksi herpes simpleks b. recurent apthous ulcer c. 32U' d. andidiasis akut e. n!eksi bakteri akut
?. Pembesaran 'ingi;a a. Puberty 'ingi;itis b. P'O / Phenytoin nduce 'ingi;al O;ergro*th
9. &corbuting 'ingi;itis - mempunyai kaitan dengan kekurangan ;itamin . - erbatas pada marginal d an papila - perdarahan pada gusi - erapi < Pemberian Eitamin . a. Prapubertal Periodontitis b. +u;enil Periodontitis
4aktor-!aktor yang mempengaruhi terbentuknya plak ). :rupsi 'igi . Maloklusi ?. #aries 9. Restorasi 'igi . pemakaian alat Ortho.
Macam macam kelainan pada lidah. ). Magroglosia - Ukuran lidah semakin %esar normal, umumnya kongenital. - &ebab lain gara*gara alergi, trauma dan ini bersi!at tatkala. - sering pada anak kretinisme dan anak-anak pada type mongol. - Pada situasi ini umumnya perkem%angan ◊tulang rahang terganggu %erlangsung kelainan klass . - Pera*atan < ergantung etiologi.
. 3ncyloglosia - 4renulum 8ingua Pendek, antara u"ung lidah dan %asi( akan◊mulut %erlangsung gangguan gerakan dan bicara.
?. 4issure ongue - +arang terdapat pada anak. - 3da pada pasien kretinisme dan mongol - erdapat pada do rsum lidah, simetris meman"ang. - %er%asi(kan robinson Perihal ini %erlangsung gara* gara de!isiensi Eit. 5 ompleks. ◊- Permukaan lidah tidak licin sering timbul in!lamasi. 9. oated ongue - wu,udnya susunan putih tipis gara*gara ada sisa makanan dan mikroorganisme. - 5isa gara*gara !aktor lokal dan sistemik tapi Mayoritas !aktor lokal. - erdapat epithel yang keratinisasi - erdapat debris, mikroorganisme gara*gara aliran ludah men"adi kurang. ◊- Penyebab sistemik gara*gara demam. . Ahite 6airy ongue - %erlangsung pembesaran papilla !ili!ormis dan wu,udnya desTuamasi papilla !ili!ormis. (ontohnya < Pada P$. Fang alami demam, Bilamana demam menurun penyakit sembuh dengan sendirinya. K. 5lack 6airy ongue - Peman"angan papilla !ili!ormis pada )>? pan"ang lidah - +arang %erlangsung pada anak-anak. - Pada rema"a sering %erlangsung gara*gara pemakaian antibiotik sistemik. - 5ersi!at asimtomatik /sembuh dengan sendirinya.
7. 'eographic ongue /sama ,uga dengan !issure tongue - sering di"umpai - :tiologi < tidak diketahui - %er%asi(kan 5UR#: gara*gara in!eksi !ungi dan bakteri - susunan keratin papilla alami desTuamasi dan in!lamasi korium. - %erlangsung pe*arnaan merah halus dan d ibatasi papilla !ili!ormis pada dorsum lidah.
I. renation - wu,udnya Bendel>tanda pada lidah gigi-gigi 1ibagian lingual dan mandibula. (ontohnya < gara*gara gen(etan makroglosia, kekurangan ;it.5 kompleks gara*gara gen(etan otot yang kurang.
- pengu,ian Pada Mukosa < - wu,udnya luka - pergantian *arna - tetapsi - 3pakah ada in!lamasi. - 2ormal < Muka dan gingi;a, bukal dan lingual *arnanya merah muda. - Pada gingi;a dipandang < - Aarna, Ukuran, 5entuk, tetapsi dan stabilitas kapiler. - Aarna gingi;a umumnya merah muda. - pergantian *arna biasa %erlangsung pada in!lamasi, gigi yang mau erupsi. - #elainan pada gigi dapat ditin"au < - +umlah, bentuk, *arna, susunan dan erupsinya.