Morfologi Kutu Kutu Kucing
1. Klasifikasi Kutu Kucing Klasifikasi Ctenocephalus felis adalah sebagai berikut : Kingdom : Animalia Animalia Phylum : Arthropoda Arthropoda Kelas : Insekta Ordo : Siphonaptera Family : Pulicidae Pulicidae Genus : Ctenocep Ctenocephalidae halidae Spesies : Ctenocephalides felis 2. Morfologi Kutu jenis jenis ini memiliki memiliki ciri-ciri ciri-ciri tidak bersayap, bersayap, memiliki tungkai panjang, panjang, dan koksa-koksa koksa-koksa sangat besar, Tubuh gepeng di sebelah lateral dilengkapi banyak duri yang mengarah ke belakang dan rambut keras, Sungut pendek dan terletak dalam lekuk-lekuk di dalam kepala, Bagian mulut tipe penghisap dengan 3 stilet penusuk, Metamorfosis sempurna (telur-larva-pupa-imago), Telur tidak berperekat, abdomen terdiri dari 10 ruas, Larva tidak bertungkai kecil, dan keputihan, Memiliki 2 ktinidia baik genal maupun prenatal. Perbedaan antara jantan dan betina dapat dilihat dari struktur tubuhnya, yaitu jika jantan pada ujung ujung posterior posterior bentuknya bentuknya seperti seperti tombak yang mengarah mengarah ke atas atas dan antenna antenna lebih panjang, sedangkan sedangkan tubuh tubuh betina berakhir berakhir bulat bulat dan antenna antenna nya lebih lebih pendek pendek dari jantan jantan Kutu kucing ini berwarna coklat kemerahan sampai hitam, dengan betina yang warna nya sedikit berbeda. Selain dari sedikit perbedaan perbedaan dalam dalam ukuran dan warna, fitur utama utama lainnya membedakan membedakan antara antara jantan dan betina adalah adanya kompleks, alat kelamin berbentuk bekicot pada laki-laki. Ctenocephalides felis dibedakan dari kutu lain dengan ctenidia karakteristik, atau sisir, tetapi memiliki ctenidium pronotal dan ctenidium genal dengan dengan lebih dari dari 5 gigi. Morfologi kutu kucing kucing adalah mirip mirip dengan kutu anjing, anjing, canis Ctenocephalides, tetapi kutu kucing memiliki karakteristik dahi miring. Tibia belakang juga berbeda dari spesies loak loak lainnya dalam hal ini tidak memiliki gigi apikal apikal luar. Semua Semua anggota ordo Siphonapte Siphonaptera ra memiliki otot yang kuat berisi bresilin, protein sangat elastis, di kaki mereka, yang memungkinkan kutu melompat setinggi 33 cm.Larva kutu mirip belatung kecil dengan bulu pendek dan rahang untuk mengunyah. Kepompong hidup terbungkus dalam kepompong sutra-puing bertaburan . 3. Siklus Hidup
Telur akan menetas 2-10 hari menjadi larva yang makan darah kering (yang dikeluarkan pinjal dewasa), feses, bahan organik lainnya. Larva juga membuat pupa dengan menyilih 2 kali. Stadium larva berlangsung 1-24 minggu. Pupa dapat hidup selama 1 minggu sampai 1 tahun tergantung faktor lingkungan.Pinjal ini dapat sebagai hospes intermedier dari Dypillidium caninum, dan menyebabkan gatal dan iritasi pada tubuh hospes (kucing). Kutu kucing sering muncul pada saat anak kucing masih kecil. Halini karena kucing kecil masih belum bias membersihkan dirinya dengan baik, dan kondisi tubuh yang memungkinkan untuk perkembangbiakan kutu kucing . Berikut ini adalah penjelasan mengenai kutu kucing:
Morfologi
Panjang tubuh caplak kucing 2-3 mm. Merata dari sisi ke sisi. Memiliki kaki yang panjang, sehingga memungkinkannya untuk melompat. Memiliki sisir genal dan pronotal (ctenidia), sehingga membedakannya dari kebanyakan binatang kutu di area rumah tangga.
Siklus hidup
Kutu kucing melewati 4 tahap: telur, larva, kepompong, dewasa. Telur kecil dan putih. Tahapan ini merupakan kombinasi yang berlainan dari dua minggu hingga delapan bulan. Kutu dewasa akan bereaksi terhadap getaran binatang peliharaan atau gerakan manusia, tekanan, panas, suara, atau karbon dioksida untuk makanan darah yang potensial. Kutu kucing tidak dapat menyelesaikan siklus hidupnya bila makanannya hanya darah manusia.
Pola hidup
Kutu kucing ini sering tidak dapat menentukan apakah inang yang ditinggali cocok untuknya sampai inang tersebut digigit. Jika induk tersebut dianggap tidak cocok, kutu akan segera melompat. Sarang kutu biasanya adalah tempat peristirahatan induk, misalnya, keranjang kucing. Di sinilah tempat anak kutu beranjak dewasa. Cara Mengatasi
Cara membasmi kutu kucing yang bias saya sarankan ke teman-teman adalah dengan menggunakan minyak kayu putih. Menggunakan zat kimia dari pet shop juga bisa, tapi menurut saya sangat beresiko terhadap kesehatan kucing kesayangan kita. Menurut drh. Sutarman, M.Sc, minyak kayu putih adalah bahan alami yang sejak dahulu kala digunakan untuk membasmi hama kutu-kutuan bahkan untuk mengusir lalat dan nyamuk dengan cara disemprotkan. Nah, untuk mengusir kutu kucing, teman-teman dapat mengaplikasikan dengan cara menggunakan sisir yang dilumuri minyak kayu putih, lalu sisirkan pada bulu-bulu si manis. (by Yus) Klasifikasi: Domain : Eukaryota (Whittaker & Margulis, 1978) Kingdom : Animalia (Linnaeus, 1758) Phylum : Arthropoda (Latreille, 1829) Subphylum : Mandibula (Snodgrass, 1938) Class : Insecta (Linnaeus, 1758) Subclass : Dicondylia Order : Siphonaptera Family : Pulicidae Subfamily : Pulicinae Genus : Ctenocephalides (Stiles & Collins, 1930) Spesies : Ctenocephalides felis (Bouche, 1835)
Gambar 1. Ctenocephalides felis. Deskripsi: Kutu kucing (Ctenocephalides felis) merupakan kelompok hewan ektoparasit yang menggunakan kucing sebagai hospes (sel inang). Kutu ini mempunyai kemampuan untuk bermetamorfosis secara sempurna. Mereka memperoleh makanan dengan cara menghisap darah dari hospesnya dan sebagian besar kutu yang menghisap darah adalah kutu dewasa, sedangkan kutu muda (larva) hanya memakan darah kering dari feses yang dikeluarkan oleh kutu dewasa. Kutu menghisap darah minimal sekali dalam sehari. Hal ini dikarenakan darah hospes sangat berguna dalam menghasilkan telur. Kutu dewasa bisa menjadi hospes intermediet dari Dypillidium caninum, dan menyebabkan gatal dan iritasi pada tubuh hospes. Nama lokal: Cat Flea (English), Kutu Kucing (Bahasa Indonesia), Pinjal Kucing (Bahasa Indonesia). Habitat: Terrestrial. Ektoparasit pada kulit kucing. Morfologi: Kutu kucing (Ctenocephalides felis) berukuran kecil 1-2 mm, berwarna coklat t ua atau hitam, tubuh pipih, suka meloncat-loncat, sering terlihat di sela rambut kucing dan akibat dari gigitannya akan menyebabkan rasa gatal. Ciri-ciri Ctenocephalides felis yaitu tidak bersayap, memiliki tungkai panjang, dan koksa-koksa sangat besar. Tubuh gepeng di sebelah lateral dilengkapi banyak duri yang mengarah ke belakang dan rambut keras. Sungut pendek dan terlet ak dalam lekuk-lekuk di dalam kepala. Bagian mulut tipe penghisap dengan 3 stilet penusuk. Metamorfosis sempurna (telur-larva-pupa-imago). Telur tidak berperekat, abdomen terdiri dari 10 ruas. Larva tidak bertungkai kecil, dan keputihan. Memiliki 2 ktinidia baik genal maupun prenatal.
Perbedaan jantan dengan betina adalah pada jantan memiliki tubuh dengan ujung posterior seperti tombak yang mengarah ke atas, antena le bih panjang dari betina. Sedangkan pada betina, tubuh berakhir bulat dan antena lebih pendek dari jantan.
Tabel 1. Bagian-bagian tubuh Ctenocephalides felis. Gambar
Keterangan Anterior End. Kutu kucing mempunyai distribusi yang luas dan genusnya dikenal dari adanya sisir genal dan pronotal. Dahi yang miring adalah salah satu ciri dari C. felis. Ctenocephalides canis memiliki dahi yang lebih melengkung. Hind Tibia. Persebaran dari setae pada hind tibia memberi standar diagnostic lain. Di antara postmedian dan apical long setae pada hind tibia terdapat satu duri pendek yang kuat. Second instar cat flea larvae. Makanan larva dari ketiga instar umumnya terdapat pada feses kutu dewasa yang bisa mencerna darah kering inangnya, sampai larva menjadi pupa yang akan menjaga perutnya penuh berisi makanan itu. Third instar cat flea larva. Larva berganti kulit dua kali, dan panjang instar terakhir me njadi 5,0 mm. Pada akhir dari perkembangannya, larva mengkosongkan perut dan menjadi memutih, lepas, kokon ovoid, dan menjadi pupa. Cat flea pupae. Ketika tumbuh penuh, larva instar ketiga berhenti makan, mengosongkan saluran pencernaannya, dan menjadi kokon silken. Di alam, beberapa kokon dapan berkamuflasi dengan partikel debris seperti butiran pasir dan sedikit feses kutu, yang cenderung menempel ke kokon dan membungkusnya dengan rapi. Teased open pupal case showing one pupa in more advanced metamorphosis. Selama periode pupa sekitar seminggu terakhir, larva sepert i ulat dan mulai membentuk enam kaki kutu dewasa.
Adult flea removed from the cocoon. Pada akhir periode pupa, kutu dewasa putih, bentuknya menjadi lebih jelas dan semakin gelap dengan adanya penebalan eksoskeleton.
Siklus hidup: Telur akan menetas 2-10 hari menjadi larva yang makan darah kering (yang dikeluarkan pinjal dewasa), feses, bahan organik lainnya. Larva juga membuat pupa dengan menyilih 2 kali. Stadium larva berlangsung 1-24 minggu. Pupa dapat hidup selama 1 minggu sampai 1 tahun tergantung faktor lingkungan. Setelah melewati masa pupa, maka kutu dewasa akan terlahir dengan tipe mulut penghisap yang dilengkapi tiga stilet penusuk.