MAKALAH PONDASI DALAM
PELAKSANAAN PEMBUATAN TIANG BOR DI LAUT/SUNGAI DENGAN METODE CASING
Kelompok
: 2 (Dua)
Anggota
: Amsor Chairuddin (10314975) Chelsy Dysebel Mahubessy (12314342)
Kelas
: SMTS08
Jurusan
: Teknik Sipil
Dosen
: Dr. Ir. Damrizal Damoerin, M.Sc.
Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Universitas Gunadarma 2017
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa, yang telah melimpahkan berkat, rahmat dan hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah pondasi dalam ini tepat pada waktu yang telah ditentukan. Makalah ini kami susun sebagai bentuk rasa tanggung jawab sebagai mahasiswa dalam memenuhi tugas kelompok pada mata kuliah pondasi dalam. Dalam penyusunan makalah ini, kami mendapatkan banyak bantuan dari berbagai pihak. Maka, kami ingin mengucapkan banyak terima kasih kepada pihak-pihak yang telah bersedia membimbing dan memberikan petunjuk selama pennyusunan makalah ini, antara lain: 1.
Prof. Dr. E. S. Margianti, SE., MM., selaku Rektor Universitas Gunadarma.
2.
Dr. Heri Suprapto, ST., MT., selaku Ketua Jurusan Teknik Sipil Universitas Gunadarma.
3.
Dr. Ir. Damrizal Damoerin, M.Sc., selaku Dosen Pondasi Dalam Universitas Jalan Dalam penyusunan makalah ini, kami telah berusaha semaksimal
mungkin, namun kami sadar bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Sehingga kami mengharapkan koreksi, kritik, dan saran dari pembaca sebagai bentuk masukkan untuk menyempurnakan penyusunan makalah berikutnya. Semoga makalah ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca pada umumnya. Dan dapat digunakan sebagai bahan acuan referensi bagi para pembaca yang hendak menyusun makalah berikutnya.
Depok, Maret 2017 Penyusun
Kelompok 2
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR …........................................................................................ ii DAFTAR ISI …...................................................................................................... iii DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... . v
BAB 1
PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG ....................................................................... 1 1.2 TUJUAN PENULISAN MASALAH …............................................ 1 1.3 BATASAN MASALAH ....…............................................................ 1 1.4 SISTEMATIKA PENULISAN …...................................................... 2
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA 2.1 PENGERTIAN PONDASI TIANG …............................................. .. 3 2.2 JENIS-JENIS PONDASI TIANG .................................................... 3 2.2.1 Pondasi Tiang Pangcang .................................................... 3 2.2.2 Pondasi Tiang Bor ......................... ..................................... 4 2.3 METODE-METODE PELAKSANAAN
PEMBUATAN TIANG
BOR ............................................................................................ 4 2.4 KELEBIHAN DAN KEKURANGAN PONDASI TIANG BOR ......... 6 2.2.1 Kelebihan ............................................................................. 6 2.2.2 Kekurangan ................................... ..................................... 7
BAB 3
PEMBAHASAN 3.1 ALAT-ALAT PEMBUATAN TIANG BOR METODE CASING ........ 8 3.1.1 Drilling Auger dengan Drilling Bucket.................................... 8 3.1.2 Platform .............................................................................. 9 3.1.3 Steel Casing ...................................................................... 9 3.1.4 Slurry ...............................................,.................................. 10 3.1.4 Pipa Tremie ....................................,.................................. 10 3.2 PELAKSANAAN PEMBUATAN TIANG BOR METODE CASING 11 3.2.1 Fabrikasi dan Instalasi Steel Casing.................................... 11 3.2.2 Pemasangan Platform ....................................................... 12
iii
3.2.3 Pengeboran ...................................................................... 12 3.2.4 Instalasi dan Penempatan Tulangan ................................. 13 3.2.5 Persiapan dan Pengecoran Beton ..................................... 14 3.2.6 Pengetesan Integritas Pondasi Bored Pile ......................... 16 3.2.7 Uji Beban (Load Cell Test).................................................. 17
BAB 4
PENUTUP 6.1 KESIMPULAN .......................................................................... 18 6.2 SARAN ..................................................................................... 19
DAFTAR PUSTAKA …....................................................................................... vi
iv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1
Langkah-langkah pelaksanaan tiang bor metode kering .............. 4
Gambar 2.2
Langkah-langkah pelaksanaan tiang bor metode basah .............. 5
Gambar 2.3
Langkah-langkah pelaksanaan tiang bor metode casing....... 6
Gambar 3.1
Skema Pengeboran ..................................................................... 8
Gambar 3.2
Contoh Platform Baching Plant .................................................... 9
Gambar 3.3
Steel Casing .............................................................................. 10
Gambar 3.4
Campuran Slurry ........................................................................ 10
Gambar 3.5
Pemasangan Casing .................................................................. 11
Gambar 3.6
Proses Pengeboran ................................................................... 13
Gambar 3.7
Proses Instalasi Tulangan .......................................................... 13
Gambar 3.8
Pengecoran Pondasi Bored Pile ................................................ 16
Gambar 3.9
Proses Cross Hole Ultrasonic Test............................................. 17
Gambar 3.10 Alat Cross Hole Ultrasonic Test ................................................. 17
v
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1
LATAR BELAKANG Pondasi adalah sebuah struktur bawah bangunan yang berfungsi untuk menyalurkan beban struktur atas ke lapisan tanah keras (Qc = 250kg/cm3) agar bangunan tetap stabil. Secara umum pondasi dibagi menjadi dua macam, yaitu pondasi dangkal dan pondasi dalam. Penggunaan pondasi dalam dan pondasi dangkal tergantung oleh beban struktur atas serta keadaan tanahnya. Pada bangunan besar dan atau tanah yang lunak atau keladaman tanah kerasnya dangat dalam, diperlukan pondasi dalam. Terdapat dua pilihan pondasi dalam, yaitu tiang pancang dan tiang bor. Penggunaan tiang pancang terbatas pada kedalaman dan diameter dan kedamaan tertentu, sehingga pada beberapa kasus pekerjaan mengharuskan menggunakan tiang bor, selain karena ukurannya yang bisa disesuaikan, tiang bor juga tidak menimbulkan getaran berlebihan di sekitarnya pada proses pembuatannya.
1.2
TUJUAN PENULISAN MAKALAH Tujuan dari penulis melakukan penyusunan makalah ini adalah sebagai berikut:
1.
Memahami arti pondasi secara umum
2.
Memahami metode pelaksanaan pembuatan tiang bor, khususnya metode casing.
1.3
BATASAN MASALAH Penulis membatasi masalah yang akan dibahas pada bidangbidang berikut:
1.
Metode pelaksanaan pembuatan tiang bor metode casing
2.
Alat-alat pada pelaksanaan pembuatan tiang bor metode casing
3.
Tahapan pelaksanaan pembuatan tiang bor metode casing
1
1.4
SISTEMATIKA PENULISAN Sistematika penulisan berisi tentang uraian isi laporan secara jelas dan
sistematis. Sistematika penulisan bertujuan untuk mempermudah penulis untuk membuat laporan sesuai dengan tujuan dan ruang lingkup yang direncanakan. Adapun sistematika penulisan yang disusun sebagai berikut : BAB 1
PENDAHULUAN Menjelaskan pengertian pondasi secara umum dan jenis-jenis pondasi, khususnya pondasi dalam, tujuan penyusunan makalah, batasan masalah, dan sistematika penulisan.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA Menjelaskan pengertian secara umum beberapa istilah yang digunakan pada penyusunan makalah ini beserta sumber pustaka dari penyusunan makalah
BAB 3
METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN Menjelaskan proses pelaksanaan pembuatan pondasi tiang bor dari tahap persiapan hingga pelaksanaan.
BAB 4
KESIMPULAN DAN SARAN Berisi kesimpulan dan saran yang menjawab tujuan penyusunan makalah secara singkat.
2
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1
PENGERTIAN PONDASI TIANG Pondasi tiang adalah pondasi yang mampu menahan gaya orthogonal ke sumbu tiang dengan jalan menyerap lenturan. Pondasi tiang dibuat menjadi satu kesatuan yang monolit dengan menyatukan pangkal tiang yang terdapat di bawah konstruksi, dengan tumpuan pondasi (Ir.Suyono Sosrodarsono, Kazuto Nakazawa, 2000). Pondasi tiang dipergunakan bila lapisan-lapisan bagian atas tanah begitu lembek, dan kadang-kadang diketemukan keadaan tanah dimana lapisan keras sangat dalam sehingga pembuatan dan pemancangan tiang sampai lapisan tersebut sukar dilaksanakan. Dalam hal ini mungkin dapat dipergunakan friction pile yaitu tiang yang tertahan oleh perlekatan antara tiang dengan tanah, tiang semacam ini disebut juga dengan tiang terapung. Fungsi dari pondasi tiang yaitu untuk memikul beban dari struktur atas, menahan gaya angkat (up-lift force) pada pondasi, memadatkan tanah pasiran dengan cara penggetaran. mengurangi penurunan, memperkaku tanah dibawah pondasi mesin, mengurangi amplitudo getaran dan frekuensi alamiah dari system, memberikan tambahan faktor keamanan, khususnya pada kaki jembatan yang dikhawatirkan mengalami erosi, serta menahan longsoran atau sebagai soldier piles.
2.2
JENIS-JENIS PONDASI TIANG
2.2.1 Pondasi Tiang Pancang Sebuah tiang yang dipancang kedalam tanah sampai kedalaman yang cukup untuk menimbulkan tahanan gesek pada selimutnya atau tahanan ujungnya disebut pondasi tiang pancang. Pondasi tiang pancang dipergunakan pada tanah yang lembek,tanah berawa dengan kondisi daya dukung tanah kecil, kondisi air tanah tinggi dan tanah keras pada posisi yang sangat dalam. Bahan yang digunakan dalam pondasi tiang pancang bambu. Kayu besi, baja maupun beton bertulang.
3
2.2.2 Pondasi Tiang Bor Pondasi Tiang bor merupakan salah satu jenis pondasi yang merupakan bagian dari konstruksi yang terbuat dari beton dan tulangan baja. Sebuah tiang bor dikonstruksikan dengan cara penggalian sebuah lubang bor yang kemudian diisi dengan memberikan penulangan terlebih dahulu. Fungsi pondasi ini untuk mentransfer beban-beban dari atas kelapisan tanah. Bentuk distribusi beban dapat berbentuk beban vertikal melalui dinding tiang. Dengan kata lain daya dukung tiang dapat dikatakan merupakan kombinasi tahan selimut dengan tahanan ujung tiang. 2.3
METODE-METODE PELAKSANAAN PEMBUATAN TIANG BOR Terdapat tiga metode pelaksanaan pembuatan tiang bor, yaitu metode kering, metode basah, dan metode casing. Berikut ini penjelasan masing-masing metode tersebut:
1.
Metode Kering Metode kering cocok digunakan pada tanah di atas muka air tanah yang ketika dibor dinding lubangnya tidak longsor, seperti lempung kaku homogen. Metode kering juga dapat dilakukan pada tanah-tanah di bawah muka air tanah jika tanahnya mempunyai permeabilitas rendah, sehingga ketika dilakukan pengeboran air tidak masuk ke dalam lubang bor saat lubang masih terbuka. Setelah itu dasar lubang bor yang kotor oleh rontokan tanah dibersihkan. Tulangan yang telah dirangkai dimasukkan ke dalam lubang bor dan kemudian dicor beton.
Gambar 2.1 Langkah-langkah pelaksanaan tiang bor metode kering Sumber: Fleming et al., 2009
4
2.
Metode Basah Metode basah umumnya dilakukan bila pengeboran melewati muka air tanah sehingga lubang bor selalu longsor bila dindingnya tidak ditahan. Agar lubang tidak longsor, di dalam lubang bor diisi dengan larutan tanah lempung/bentonite atau larutan polimer. Jadi pengeboran dilakukan di dalam larutan. Jika kedalaman yang diinginkan telah tercapai, lubang bor dibersihkan dan tulangan yang telah dirangkai dimasukkan ke dalam lubang bor yang masih berisi cairan bentonite. Adukan beton dimasukan ke dalam lubang bor dengan pipa tremie. Larutan bentonite akan terdesak dan terangkut ke atas oleh adukan beton. Larutan yang ke luar dari lubang bor ditampung dan dapat digunakan lagi untuk pengeboran di lokasi selanjutnya.
Gambar 2.2 Langkah-langkah pelaksanaan tiang bor metode basah Sumber: Fleming et al., 2009
3. Metode Casing Metode ini digunakan bila lubang bor sangat mudah longsor, misalnya tanah di lokasi adalah pasir bersih di bawah muka air tanah atau di sungai dan di laut. Untuk menahan agar lubang tidak longsor digunakan pipa selubung baja (casing). Pemasangan casing ke dalam lubang bor dilakukan dengan cara memancang, menggetarkan atau menekan pipa baja sampai kedalaman yang ditentukan. Sebelum sampai menembus muka air tanah, pipa selubung (casing) dimasukkan. Tanah di dalam pipa selubung dikeluarkan saat penggalian atau setelah pipa selubung sampai kedalaman yang diinginkan.
5
Larutan bentonite digunakan untuk menahan longsornya dinding lubang, bila penggalian sampai di bawah muka air tanah. Setelah pipa selubung sampai pada kedalaman yang diinginkan, lubang bor lalu dibersihkan dan tulangan yang telah dirangkai dimasukkan ke dalam casing. Adukan beton dimasukkan ke dalam lubang (bila pembuatan lubang digunakan larutan, maka untuk pengecoran digunakan pipa tremie) dan casing ditarik ke atas, namun terkadang casing ditinggalkan di tempat.
Gambar 2.3 Langkah-langkah pelaksanaan tiang bor metode casing Sumber: Fleming et al., 2009
2.4
KELEBIHAN DAN KEKURANGAN PONDASI TIANG BOR
2.4.1
Kelebihan Beberapa kelebihan dan alasan digunakannya pondasi bore pile dalam konstruksi :
1.
Bore pile tunggal dapat digunakan pada tiang kelompok atau pile cap
2.
Kedalaman tiang dapat divariasikan
3.
Bore pile dapat didirikan sebelum penyelesaian tahapan selanjtnya
4.
Ketika
proses
pemancangan
dilakukan,
getaran
tanah
akan
mengakibatkan kerusakan pada bangunan yang ada didekatnya, tetapi dengan penggunaan pondasi bore pile hal ini dapat dicegah 5.
Pada pondasi tiang pancang, proses pemancangan pada tanah lempung akan membuat tanah bergelombang dan menyebabkan tiang pancang sebelumnya bergerak ke samping. Hal ini tidak terjadi pada konstruksi pondasi borepile.
6
6.
Selama pelaksanaan pondasi bore pile tidak ada suara yang ditimbulkan oleh alat pancang seperti yang terjadi pada pelaksanaan pondasi tiang pancang.
7.
Karena dasar dari pondasi bore pile dapat diperbesar, hal ini memberikan ketahanan yang besar untuk gaya keatas.
8.
Permukaan di atas dimana dasar bore pile didirikan dapat diperiksa secara langsung.
9.
Pondasi bore pile mempunyai ketahanan yang tinggi terhadap beban lateral.
2.4.2
Kekurangan Dengan beberapa kelebihannya, pondasi tiang bor juga mempunyai kelemahan. Beberapa kelemahan dari pondasi bore pile sebagai berikut:
1. Keadaan cuaca yang buruk dapat mempersulit pengeboran dan pengecoran, dapat diatasi dengan cara menunda pengeboran dan pengecoran sampai keadaan cuaca memungkinkan. 2. Pengeboran dapat mengakibatkan gangguan kepadatan, bila tanah berupa pasir maka menggunakan bentonite sebagai penahan longsor. 3. Pengecoran beton sulit bila dipengaruhi air tanah karena mutu beton tidak dapat dikontrol dengan baik, maka diatasi dengan cara ujung pipa tremie berjarak 25-50 cm dari dasar lubang pondasi. 4. Air yang mengalir kedalam lubang bor dapat mengakibatkan gangguan tanah dan mengurangi kapasitas dukung tanah terhadap tiang, maka air yang mengalir langsung dihisap dan dibuang kembali kedalam kolam air. 5. Akan terjadi tanah runtuh jika tindakan pencegahan tidak dilakukan, maka dipasang casing untuk mencegah kelongsoran. 6. Karena diameter tiang cukup besar dan memerlukan banyak beton dan material, untuk
pekerjaan
kecil
mengakibatkan
biayanya
sangat
melonjak maka ukuran tiang bore pile disesuaikan dengan beban. 7. Walaupun dianggap
penetrasi
sampai
telah terpenuhi,
ke
tanah
kadang-kadang
pendukung terjadi
pondasi
bahwa
tiang
pendukung kurang sempurna karena adanya lumpur yang tertimbun didasar, maka dipasang pipa paralon pada tulangan bore pile untuk pekerjaan base grouting 7
BAB 3 PEMBAHASAN
3.1
ALAT-ALAT PEMBUATAN TIANG BOR METODE CASING
3.1.1 Drilling Auger dengan Drilling Bucket Drilling bucket digunakan jika alur yang ada pada peralatan pengeboran ”open helix” tidak dapat secara efektif mengeluarkan tanah. Misalnya pada tanah tidak kohesif. Tanah yang telah digali oleh peralatan pengeboran akan dipaksa masuk kedalam ”bucket” dan dicegah keluar bucket. Setelah Drilling Bucket penuh, maka drilling bucket harus diangkat keatas untuk mengeluarkan meterial hasil pengeboran. Pengaruh ”pumping-in” juga akan terjadi pada kasus drilling bucket. Untuk mengurangi pengaruh tersebut, metode yang digunakan adalah dengan membuat saluran khusus pada drilling bucket untuk menyalurkan air yang berada di atas bucket ke bawah. drilling sangat efektif digunakan pada kondisi tanah berbutir, tetapi tidak efektif digunakan pada batuan, karena kesulitan masuknya butiran ke dalam bucket.
Gambar 3.1 Skema Pengeboran Sumber: Jurnal Pelaksanaan Pondasi Bored Pile 240 cm Main Bridge-Jembatan Suramadu, Chomaedi.
8
3.1.2 Platform Platform adalah lantai kerja yang menumpu pada steel casing berfungsi untuk memikul beban operasional baik beban mati maupun beban hidup selama pelaksanaan pondasi tiang bor. Elevasi permukaan Platform harus flat dan aman terhadap muka air laut pada saat pasang. Platform harus terlindung dari benturan boat dan kapal. Pada malam hari dilengkapi dengan lampu peringatan dan di sekitarnya terpasang rambu navigasi.
Gambar 3.2 Contoh Platform Baching Plant Sumber: Jurnal Pelaksanaan Pondasi Bored Pile 240 cm Main Bridge-Jembatan Suramadu, Chomaedi.
3.1.3 Steel Casing Steel Casing adalah tabung baja yang berfungsi untuk melindungi lubang bor dari longsoran tanah disekitarnya. Diameter dalam casing harus dilebihkan antara 200mm sampai dengan 400mm dari diameter rencana bored pile. Casing dapat dipancang menggunakan static compaction, vibration dan hammering. Permukaan atas casing juga harus dilebihkan sekitar 1,5 sampai dengan 2 meter dari permukaan sungai/laut untuk kestabilan tekanan air dalam casing. Kedalaman casing dibawah sea bed ditentukan atas dasar hasil perhitungan untuk kebutuhan stabilitas casing terhadap beban vertical dan gaya-gaya lateral serta pengaruh kedalaman local scouring.
9
Gambar 3.3 Steel Casing Sumber: Jurnal Pelaksanaan Pondasi Bored Pile 240 cm Main Bridge-Jembatan Suramadu, Chomaedi.
3.1.4
Slurry Slurry pada umumnya terdiri dari air, clay (atau bentonite) dan additive dengan perbandingan yang tepat. Slurry berfungsi untuk menjaga kestabilan lubang bor sebelum pengecoran, menjaga besar tegangan efektif tanah ketika lubang terbuka serta menfasilitasi pemindahan hasil pengeboran pada pengeboran sirkulasi.
Gambar 3.4 Campuran Slurry Sumber: Jurnal Pelaksanaan Pondasi Bored Pile 240 cm Main Bridge-Jembatan Suramadu, Chomaedi.
3.1.5
Pipa Tremie Pipa tremie adalah pipa kedap air yang digunakan untuk mengatur tinggi jatuh beton pada saat pengecoran. Pipa tremie biasa dipasang pada ujung bawah concrete bucket sehingga beton yang keluar dari concrete bucket tidak langsung jatuh dan menumbuk lokasi pengecoran. 10
3.2
PELAKSANAAN PEMBUATAN TIANG BOR METODE CASING Tahapan proses pelaksanaan pondasi tiang bor pada sungai/laut adalah sebagai berikut: 1. Fabrikasi dan instalasi steel casing 2. Pemasangan Platform 3. Pengeboran 4. Instalasi dan penempatan reinforcement cage/tulangan 5. Persiapan dan pengecoran beton, 6. Pengetesan Integritas pondasi boredpile 7. Uji beban (Load Cell Test)
3.2.1 Fabrikasi dan Instalasi Steel Casing Tahap persiapan diawali dengan fabrikasi steel casing sesuai desain dari tiang bor yang akan dibuat. Diameter dalam casing harus dilebihkan 200mm-400mm untuk memudahkan pengeboran. Panjang casing juga harus dilebihkan 1,5-2 meter untuk kestabilan dan mencegah tenggelam karena pasang surut air laut. Instalasi Casing dapat dipancang menggunakan static compaction, vibration dan hammering. Selama pemancangan steel casing pipa baja, digunakan GPS dan Total Station untuk setting out dan pengukuran.
Gambar 3.5 Pemasangan Casing Sumber: Jurnal Pelaksanaan Pondasi Bored Pile 240 cm Main Bridge-Jembatan Suramadu, Chomaedi.
11
3.2.2 Pemasangan Platform Platform sebagai sarana bantu untuk pelaksanaan pekerjaan pondasi bored pile, yang terdiri dari platform batching plant untuk beton (concrete batching platform), platform untuk pengeboran (drilling platform) dan platform tambahan (auxillary platform). Setelah pelaksanaan pondasi bored pile selesai, sebagian dari komponen platform dibongkar, selanjutnya dilakukan pemasangan segmen caisson baja sebagai Platform menumpu pada Steel Casing harus dalam kondisi stabil dan mampu memikul semua beban operasional (beban mati dan beban hidup) selama pelaksanaan pekerjaan pondasi bored pile. 3.2.3 Pengeboran Pengeboran untuk pondasi tiang bor digunakan counter circulation drilling machine. Untuk mempercepat progress pelaksanaan dapat digunakan large-diameter drilling machine dengan kinerja yang handal. Slurry dengan kinerja dan kualitas tinggi digunakan untuk melindungi lubang pondasi tiang bor dari keruntuhan (collapsing) atau penyempitan lubang (narrowing). Setelah kedalaman elevasi dasar lubang bored tercapai, maka kedalaman dan diameter lubang harus dicek oleh engineer, setelah itu lubang bor dibersihkan dengan menggunakan slurry-changing. Selama pelaksanaan pengeboran, digunakan decompressing drilling, pilihan kenaikan kecepatan dan kecepatan rotasi sesuai dengan karakteristik lapisan tanah, setelah lubang bor (borehole) terbentuk, dilakukan
pembersihan
lubang
bor
dengan
penggantian
slurry.
Pengeboran harus diselesaikan sesuai dengan panjang desain pondasi tiang bor. Jika terjadi perbedaan antara kondisi geologi aktual dan data hasil soil investigasi yang digunakan pada perhitungan desain, elevasi dasar aktual dari pondasi tiang bor harus disetujui oleh site engineer dari desainer.
12
Gambar 3.6 Proses Pengeboran Sumber: Jurnal Pelaksanaan Pondasi Bored Pile 240 cm Main Bridge-Jembatan Suramadu, Chomaedi.
3.2.4 Instalasi dan Penempatan Tulangan Proses instalasi reinforcement cage ke dalam lubang bor dilakukan dengan alat crane dan drilling frame. Tulangan (rebar cage) untuk pondasi tiang bor dirakit di casting yard dalam bentuk segmental dan dikirim ke lokasi
dengan
menggunakan
ponton,
selanjutnya
bongkar
muat
danpengangkatan ke lubang bore menggunakan ponton crane. Antar segmen
tulangan
disambung
dengan
shock
baja khusus
untuk
mendapatkan panjang rakitan sesuai dengan kebutuhan panjang tiang bor rencana. Besi tulangan pondasi tiang bor harus diprosed dan ditempatkan secara akurat sesuai posisinya sebagaimana yang disyaratkan dalam desain. Jika diperlukan bracing besi tulangan harus dipasang pada sangkar tulangan untuk menghindari terjadinya deformasi
Gambar 3.7 Proses Instalasi Tulangan Sumber: Jurnal Pelaksanaan Pondasi Bored Pile 240 cm Main Bridge-Jembatan Suramadu, Chomaedi.
13
3.2.5 Persiapan dan Pengecoran Beton Tahap persiapan dimulai dari pengecekan kapasitas pencampur beton (mixing concrete) mampu menjamin pengecoran bored pile dapat terselesaikan sesuai waktu yang telah disyaratkan. Setelah dapat dipastikan memenuhi kapasitas, barulah tahap delivery campuran beton dilakukan dengan menggunakan concrete pump. Pengecoran bored pile menggunakan pipa tremie baja. Diameter dalam tremie adalah 200mm sampai dengan 350mm, tergantung pada diameter bored pile. Sebelum penggunaan tremie, perlu dilakukan tensile test of water-tight bearing joint. Tekanan air untuk water-tight test tidak boleh kurang dari 1,3 kali tekanan yang sama dengan kedalaman air pada lubang bor, juga tidak boleh kurang dari (1,3 x p) dapat dihitung dengan menggunakan rumus berikut:
p ϒc.hc ϒw.Hw ............................................................................(1) dimana: p : tekanan maksimum dimana tremie possibly bears (Kpa) hc : ketinggian maksimum kolom beton dalam tremie (m), merupakan total panjang tremie atau estimasi tinggi maksimum. ϒc : Berat jenis volume beton, diambil 24kN/m3 ϒg : Berat jenis volume air atau slurry di dalam lubang bor (kN/m3) hw : Kedalaman air atau slurry di dalam lubang bor (m)
Pengecoran beton harus dilakukan secara menerus. Waktu setting awal (initial setting time) dari beton dan pengangkatan pipa tremie harus dikontrol secara ketat untuk menghindari interlayer pada pile yang disebabkan oleh pengangkatan pipa tremie yang terlalu cepat. Sementara itu, pengangkatan pipa yang terlalu lambat juga tidak diijinkan. Kualitas semua pondasi tiang bor harus diuji menggunakan metode ultrasonic setelah pelaksanaan pondasi tiang bor selesai dilakukan. Kepala pondasi tiang bor (pile head) harus dipotong tanpa menyebabkan kerusakan pada tulangan utama dan pondasi tiang bor itu sendiri.
14
Campuran beton harus mempunyai workabilitas yang baik. Selama tranportasi dan pengecoran tidak boleh terjadi segregasi dan bleeding. Pengecoran harus tetap dalam kondisi fluidity. Nilai slump yang disyaratkan 180~220mm. Untuk membuat initial setting time beton lebih lama, dapat digunakan retarder. Kuantitas semen tiap m3 beton tidak boleh kurang dari 400 kg. Tebal selimut beton harus sesuai dengan gambar desain. Persyaratan teknis pengecoran beton:
Ketika campuran beton diangkut ke lokasi pengecoran, slump harus dicheck. Jika tidak memenuhi persyaratan, maka harus dilakukan pencampuran beton yang kedua. Jika masih belum juga memenuhi syarat, maka harus dilakukan penolakan.
Sebelum pengecoran, katup dengan lapisan plastik (the water barrier) di ujung dasar tremie untuk mencegah tercampurnya beton dan air harus terpasang sempurna. Setelah cor beton pertama, dilanjutkan dengan cor beton berikutnya .
Selama pengecoran, kedalaman tertanam tremie harus dipertahanakan di kedalaman tertentu.
Selama pengecoran berlangsung, buang air atau slurry yang keluar dari lubang harus dialirkan ke tempat yang sesuai untuk disposal. Disposal tidak boleh dibuang secara bebas yang akan menyebabkan polusi terhadap lingkungan.
Pipa tremie dinaikkan setinggi 25-50 cm di atas dasar lubang bor, air dalam pipa tremie dibiarkan dulu stabil, kemudian dimasukkan bola karet yang diameternya sama dengan diameter dalam pipa tremie, yang berfungsi untuk menekan air campur lumpur ke dasar lubang sewaktu beton dituang pertama sekali, sehingga beton tidak bercampur dengan lumpur.
Pada awal pengecoran, penuangan dilakukan lebih cepat, hal ini dilakukan supaya bola karet dapat benar-benar menekan air bercampur lumpur di dalam pipa tremie, setelah itu penuangan distabilkan sehingga beton tidak tumpah dari corong.
Jika beton dalam corong penuh, pipa tremie dapat digerakkan naik turun dengan syarat pipa tremie yang tertanam dalam beton minimal 1 meter pada saat pipa tremie dinaikkan. Jika pipa tremie yang tertanam dalam 15
beton terlalu panjang, hal ini dapat memperlambat proses syarat bahwa pipa tremie yang masih tertanam dalam beton minimal 1 meter.
Proses pengecoran dilakukan dengan mengandalkan gaya gravitasi bumi (gerak jatuh bebas), posisi pipa tremie harus berada pada pusat lubang bor, sehingga tidak merusak tulangan atau tidak menyebabkan tulangan terangkat pada saat pipa tremie digerakkan naik turun.
Pengecoran dihentikan 0,5-1 meter diatas batas beton bersih, sehingga kualitas beton pada batas beton bersih benar-benar terjamin (bebas dari lumpur).
Setelah pengecoran selesai dilakukan, pipa tremie diangkat dan dibuka, serta dibersihkan. Batas pengecoran diukur dengan meteran kedalaman.
Steel casing dapat dilepas sebelum terlambat sehingga tidak tertinggal di dalam tanah.
Gambar 3.8 Pengecoran Pondasi Bored Pile Sumber: Jurnal Pelaksanaan Pondasi Bored Pile 240 cm Main Bridge-Jembatan Suramadu, Chomaedi.
3.2.6 Pengetesan Integritas Pondasi Bored Pile Pekerjaan pondasi bored pile memiliki resiko yang sangat besar terhadap kualitas pelaksanaan serta integritas dari pondasi bored pile tersebut. Untuk mengetahui integritas dari pondasi bord pile, pada setiap pondasi dilakukan uji integritas dengan Cross Hole Ultrasonic Test, disebut juga Sonic Lodging Test. Gelombang ultrasonic dikirimkan dari transmitter menyeberangi beton bored pile menuju receiver untuk memeriksa kualitas dari beton. Berikut skema kerja Cross Hole Ultrasonic Test: 16
Gambar 3.9 Proses Cross Hole Ultrasonic Test Sumber: Jurnal Pelaksanaan Pondasi Bored Pile 240 cm Main Bridge-Jembatan Suramadu, Chomaedi.
Peralatan minimum yang diperlukan untuk pelaksanaan Cross Hole Ultrasonic adalah sebagai berikut (lihat Gambar 3.10) : a.
Tabung/pipa yang telah dipasang pada pondasi bored pile yang akan diuji
b.
Peralatan pengirim dan penerima gelombang ultrasonic. Beserta kabel
c.
Data Acquisition system berupa komputer beserta software yang terdiri dari display, penyimpanan dan transfer data.
Gambar 3.10 Alat Cross Hole Ultrasonic Test Sumber: Jurnal Pelaksanaan Pondasi Bored Pile 240 cm Main Bridge-Jembatan Suramadu, Chomaedi.
3.2.7 Uji Beban (Load Cell Test) Seperti umumnya pembangunan struktur, uji beban terhadap pondasi perlu dilakukan untuk memverifikasi daya dukung yang sebenarnya mampu dipikul oleh pondasi tersebut. Untuk kasus pondasi dengan dimensi dan daya dukung yang besar, metode pengujian pembebebanan yang dapat dilakukan sangat terbatas, diantaranya Statnamic dan Load Cell Test atau Osterberg Cell Test. 17
BAB 4 KESIMPULAN DAN SARAN
4.1
KESIMPULAN Pondasi Tiang bor merupakan salah satu jenis pondasi yang merupakan bagian dari konstruksi yang terbuat dari beton dan tulangan baja. Sebuah tiang bor dikonstruksikan dengan cara penggalian sebuah lubang bor yang kemudian diisi dengan memberikan penulangan terlebih dahulu. Pada tanah di lokasi pasir bersih di bawah muka air tanah atau di sungai dan di laut, pembuatan tiang bor dilakukan dengan metode casing. Metode ini digunakan bila lubang bor sangat mudah longsor. Penggunaan pondasi tiang bor memiliki kelebihan dan kekurangan, maka dalam pembuatannya harus diperhatikan dengan cermat. Kesalahan pada metode pembuatan tiang bor akan mengakibatkan berkurangnya daya dukung pondasi. Diperlukan alat-alat khusus untuk pembuatan tiang bor pada metode casing di sungai atau di laut. Alat-alat khusus tersebut diantaranya sebagai berikut:
1.
Drilling Auger dengan Drilling Bucket
2.
Platform
3.
Steel Casing
4.
Slurry
5.
Pipa Tremie Tahapan proses pelaksanaan pondasi tiang bor pada sungai/laut adalah sebagai berikut:
1.
Fabrikasi dan instalasi steel casing
2.
Pemasangan platform
3.
Pengeboran
4.
Instalasi dan penempatan reinforcement cage/tulangan
5.
Persiapan dan pengecoran beton,
6.
Pengetesan Integritas pondasi bored pile
7.
Uji beban (load cell test) 18
4.2
SARAN Pekerjaan pembuatan pondasi diatas permukaan sungai/laut adalah pekerjaan yang memerlukan ketelitian tinggi. Tanah dan lumpur sangat mudah longsor, untuk itu sebagai penulis, kami memberikan saran sebagai berikut: 1. Pembuatan pondasi bored pile sangat dipengaruhi oleh cuaca, jika cuaca buruk dan tidak memungkinkan untuk dilakukan pekerjaan sebaiknya dapat diatasi dengan cara menunda pengeboran dan pengecoran sampai keadaan cuaca memungkinkan. 2. Kualitas pekerjaan pondasi bored pile sebaiknya diperiksa tiang demi tiang. Untuk bored pile dengan diameter besar dapat digunakan sonic lodging test untuk menjamin integrity dari pondasi. 3. Selalu utamakan keamanan dan keselamatan kerja.
19
DAFTAR PUSTAKA
Hardiyatmo, H.C. 2002. Teknik Pondasi 2, Edisi Kedua. Beta Offset: Yogyakarta. P. A. Galeh, “Perencanaan Pondasi Tiang Bor Pada Proyek Gedung Menara Palma”. Universitas Gunadarma: Jakarta. Edward Z. Halibu. Tugas Akhir: “Perencanaan Pondasi Bored Pile dan Metode Pelaksanaan pada Proyek Pembangunan Gedung Rsj Prof Dr. V.L. Ratumbuysang Manado”. Politeknik Negeri Manado: Manado. Gunawan, R. (1983). Pengantar Teknik pondasi. Penerbit Kanisius: Yogyakarta Chomaedi. 2008. Pelaksanaan Pondasi Bored Pile 240 cm. ITS:.Surabaya Wikipedia. Definisi Pondasi. Diperoleh 25 Februari 2016, dari https://id.wikipedia.org/wiki/Pondasi Ilmu Sipil. Concrete Bucket dan Pipa Tremie. Diperoleh 25 Februari 2016, dari https://www.ilmusipil.com/concrete-bucket-dan-pipa-tremie
vi