METODE PELAKSANAAN KEGIATAN
: PENGELOLAAN SITU‐SITU WILAYAH SUNGAI CIWULAN‐CILAKI
PEKERJAAN
: NORMALISASI SITU 1 PAKET
LOKASI
: KECAMATAN MANGKUBUMI KOTA TASIKMALAYA
TAHUN
: 2016
Pada dasarnya untuk dapat memahami dan menghayati dengan sebaik‐baiknya seluruh seluk beluk pekerjaan ini, Penyedia Jasa diwajibkan mempelajari secara seksama seluruh Gambar Kerja serta Rencana Kerja dan Syarat‐Syarat Teknis seperti yang akan diuraikan dalam Bab ini. Di dalam hal terdapat ketidakjelasan, perbedaan‐perbedaan dan atau kesimpangsiuran informasi di dalam pelaksanaan, Penyedia Jasa diwajibkan mengadakan pertemuan dengan Konsultan Pengawas/Direksi Pekerjaan/Konsultan Perencana untuk mendapatkan kejelasan pelaksanaan. Pekerjaan ini harus dilaksanakan oleh Penyedia Jasa meliputi bagian‐bagian pekerjaan yang dinyatakan dalam Gambar Kerja serta Rencana Kerja dan Syarat‐Syarat ini. I.
PEKERJAAN PERSIAPAN 1. PEKERJAAN PENGUKURAN / UITZET = 1 LS Umum Penyedia Jasa harus mengerjakan pekerjaan pengukuran baik pada lokasi kolam maupun pada areal buangan (disposal area) sesuai dengan prosedur, persyaratan toleransi dan ketelitian, persyaratan peralatan dan bahan, persyaratan hasil akhir dan persyaratan kualifikasi personil yang ditetapkan oleh Pengguna Jasa. Pekerjaan pengukuran mencakup tiga tahap, yaitu : a. Pekerjaan pengukuran sebelum pelaksanaan konstruksi dimulai (MC 0%). b. Pekerjaan pengkuran selama berlangsungnya pelaksanaan konstruksi. c. Pekerjaan pengukuran setelah pelaksanaan konstruksi selesai (MC 100%). Biaya semua pekerjaan pengukuran harus dimasukkan ke dalam harga satuan pekerjaan tiap jenis kegiatan pokok yang ditetapkan dalam penawaran. Apabila Penyedia Jasa tidak dapat menyediakan semua persyaratan yang ditetapkan oleh Pengguna Jasa pada jadwalnya, Direksi dapat menunjuk pihak ketiga dan seluruh biaya untuk itu dibebankan kepada Penyedia Jasa. Pekerjaan pengukuran harus selalu di bawah pengawasan Direksi atau pejabat/petugas lain yang ditunjuknya.
Setelah memenuhi persyaratan‐persyaratan seperti tersebut di atas dan telah mendapat persetujuan dari Pengguna Jasa, hasil pengukuran baru diizinkan untuk proses lanjut. Pekerjaan Pengukuran a. Titik Tetap /Bench Mark (BM) BM yang akan digunakan sebagai referensi elevasi dan koordinat akan ditetapkan oleh Direksi di lapangan. Apabila BM tidak dijumpai di lapangan, Penyedia Jasa harus memasang baru dan mengikatkannya ke sistem BM yang ditetapkan oleh Direksi, sekurang‐ kurangnya dua buah. Biaya pembuatan, pemasangan dan pengikatannya dibebankan kepada Penyedia Jasa. Setiap BM yang rusak diakibatkan oleh Penyedia Jasa akan segera diganti dengan yang baru oleh Pengguna Jasa. Biaya pembuatan, pemasangan dan pengikatannya menjadi tanggung jawab Penyedia Jasa b. Pekerjaan Pengukuran Sebelum memulai pekerjaan pengukuran, Penyedia Jasa harus menyerahkan kepada Direksi untuk mendapatkan persetujuan metode dan peralatan yang akan digunakan untuk pengukuran situasi dan detail dari letak tampang melintang. Pekerjaan pengukuran harus dilakukan bersama‐sama dengan pengawas pengukuran. Hasil pengukuran harus disetujui oleh Direksi Pekerjaan. Patok‐patok harus dibuat dari kayu kelas II dengan ukuran diameter 10 cm, dipancang ke dalam tanah 60 cm dan di atas tanah 40 cm, kecuali patok poligon dan waterpass diameter 6 cm, dipancang 50 cm, diatas tanah 25 cm. c. Peralatan Ukur Penyedia Jasa harus menyediakan peralatan ukur dengan perlengkapannya, juru‐juru ukur dan pekerja‐pekerja yang diperlukan. Apabila Penyedia Jasa tidak dapat menyediakan semua peralatan ukur atau sebagian perlengkapannya, Direksi dapat menunjuk pihak ketiga dan seluruh biaya untuk itu menjadi beban Penyedia Jasa. Semua patok‐patok pengukuran termasuk bench mark yang terdapat pada daerah / lokasi pekerjaan harus tetap dipelihara dan dijaga dengan baik sampai pekerjaan tersebut diterima oleh pihak Pengguna Jasa untuk kedua kalinya. Pekerjaan Pengukuran Sebelum Pelaksanaan Konstruksi (MC 0%) Ada dua jenis pekerjaan pengukuran yang sangat penting sebelum pelaksanaan konstruksi dimulai yang harus dikerjakan Penyedia Jasa, yaitu:
a. Pengukuran untuk mendapatkan gambar‐gambar pengukuran yang akan digunakan untuk pembuatan gambar pelaksanaan (Construction Drawing), b. Pengukuran untuk memindah titik‐titik utama konstruksi yang tergambar di gambar pelaksanaan menjadi patok‐patok utama konstruksi di lapangan (setting out, steak out, uitzet), dan pengukuran profil melintang pada patok‐patok utama konstruksi tersebut Pekerjaan Pengukuran Selama Pelaksanaan Konstruksi Pekerjaan pengukuran selama pelaksanaan konstruksi untuk maksud‐maksud pelurusan as, penetapan titik detail konstruksi elevasi dasar galian, kontrol posisi vertikal atau horizontal, pengecekan dimensi konstruksi, perhitungan volume dan kegiatan‐kegiatan lainnya. Pekerjaan pengukuran selama pelaksanaan harus berpedoman pada titik‐titik tetap yang berlaku dan patok‐patok hasil pengukuran sebelumnya serta data/informasi yang tercantum dalam gambar pelaksanaan (Construction Drawings). Pekerjaan Pengukuran Setelah Pelaksanaan Konstruksi (MC 100%) Pekerjaan pengukuran setelah pelaksanaan konstruksi selesai dilakukan untuk mendapatkan gambar pengukuran yang menjadi dasar pembuatan gambar purna‐laksana (as‐built drawings). Pekerjaan pengukuran untuk pembuatan gambar purna‐laksana harus mengikuti ketentuan‐ketentuan berikut : Pekerjaan pemasangan patok‐patok poligon, pengukuran poligon, pengukuran waterpas, pengukuran situasi, pengukuran profil melintang, perhitungan dan penggambaran Pekerjaan ini dikerjakan pada minggu ke 1 selama 1 hari dan minggu ke 12 selama 1 hari, minggu ke 26 selama 1 hari 2. PAPAN NAMA KEGIATAN = 1 UNIT Penyedia Jasa diwajibkan membuat dan memasang papan nama ditempat‐tempat yang ditunjukkan / ditentukan oleh Direksi Pekerjaan dalam waktu tidak lebih dari satu bulan setelah memulai pekerjaan. Ukuran papan nama (1,20 x 1,80) m2 seperti pada gambar standar dan dipasang di muka depan Direksi Keet. Sesudah penyerahan pekerjaan, maka Penyedia Jasa harus membongkar papan nama tersebut. Biaya untuk membuat, memasang serta pembongkaran / pemindahan papan nama tersebut harus sudah diperhitungkan dalam harga satuan pekerjaan sebagai “Lump Sump“ dalam Rencana Anggaran Biaya. Pekerjaan ini dikerjakan pada minggu ke 1 selama 3 hari kalender
3. DOKUMENTASI = 5 SET Sejak awal akan mulai melaksanakan pekerjaan, selama masa pelaksanaan pekerjaan dan pada akhir pelaksanaan pekerjaan, Penyedia Jasa diwajibkan membuat dokumentasi kegiatan pelaksanaan pekerjaan yang diwujudkan dalam bentuk photo dan video. Photo dokumentasi dan video kegiatan pelaksanaan pekerjaan tersebut, harus bisa memberikan gambaran secara lengkap dan menyeluruh mengenai kegiatan pelaksanaan pekerjaan sejak dari awal sampai akhir pelaksanaan pekerjaan, sehingga secara kronologis bisa merupakan satu gambaran tujuan yang akan dicapai oleh kegiatan tersebut. Photo dokumentasi dilaksanakan pengambilannya dari tiga titik tetap yang berbeda atau sesuai dengan pengarahan Direksi Pekerjaan, dan sudah harus bisa memberikan gambaran secara garis besar kegiatan pelaksanaan seluruh pekerjaan. Photo dokumentasi tersebut diambil pada titik dan arah yang sama untuk setiap tahapan kegiatan pelaksanaan pekerjaan :
saat awal sebelum mulai kegiatan pelaksanaan pekerjaan (0%).
saat kegiatan pelaksanaan pekerjaan mencapai prestasi 50%.
saat selesai pelaksanaan pekerjaan (100%).
Selanjutnya photo dokumentasi harus dicetak ukuran kartu pos, masing‐masing rangkap 5 (lima), dengan distribusi 1 (satu) copy dipasang di direksi keet dan 4 (empat) copy lainnya ditata rapi pada album photo dan diserahkan bersama video kepada Pengguna Jasa. Disamping photo dokumentasi utama tersebut, atas permintaan Direksi Pekerjaan, Penyedia Jasa bisa melaksanakan pengambilan photo dokumentasi dan video kegiatan pelaksanaan pekerjaan lainnya yang dianggap berguna dan cukup mempunyai nilai penting untuk didokumentasikan. Semua biaya yang timbul akibat pembuatan photo dokumentasi tersebut sepenuhnya menjadi beban dan tanggung jawab Penyedia Jasa serta sudah harus diperhitungkan termasuk “overhead” pada analisa harga satuan. Pekerjaan ini dikerjakan pada minggu ke 1 selama 1 hari dan minggu ke 12 selama 1
hari, minggu ke 26 selama 1 hari 4. MOBILISASI & DEMOBILISASI = 1 LS Penyedia Jasa sebelum melaksanakan pekerjaan yang menggunakan peralatan berat akan melakukan Mobilisasi, begitu juga sesudah pelaksanaan pekerjaan akan melakukan Demobilisasi. Penyedia Jasa terlebih dahulu mengajukan daftar jenis peralatan yang
akan dilakukan Mobilisasi dan Demobilisasi kepada Pengguna Jasa untuk mendapat persetujuan Direksi. Dalam melakukan Mobilisasi dan Demobilisasi, Penyedia Jasa harus mengurus ijin yang terkait dengan penggunaan jalan dan prasarana yang rusak akibat pekerjaan ini dan merupakan tanggung jawab Penyedia Jasa. Mobilisasi dihitung dari dukungan alat (Bandung) Jarak Kota Bandung ‐ Situ Gede Kota Tasikmalaya + 112 Km Pekerjaan ini dikerjakan pada minggu ke 1 selama 7 hari dan minggu ke 26 selama 3 hari 5. Lokasi Pekerjaan Lokasi Situ Gede secara administratif berada di Kecamatan Mangkubumi Kota Tasikmalaya
II. PEKERJAAN KONSTRUKSI A. PEK. NORMALISASI SITU 1. GALIAN SEDIMEN TANAH SECARA MEKANIS = 76.189,50 M3 MOBILISASI dan DEMOBILISASI Penyedia Jasa harus mendatangkan kelokasi (mobilisasi) dan mengembalikan (demobilisasi) alat berat / excavator1 + ponton1 sesuai spesifikasi yang ditentukan dalam dokumen lelang dengan menggunakan alat angkutan darat (triler/truck besar). Sebelum dilakukan mobilisasi, Penyedia Jasa harus memberitahukan dan meminta persetujuan terhadap jenis/kapasitas excavator yang akan digunakan kepada Direksi Pekerjaan. Apabila jenis kapasitas excavator didatangkan tidak sesuai dengan spesifikasi dan tidak ada persetujuan Direksi Pekerjaan, Pengguna Jasa dapat memerintahkan Penyedia Jasa untuk mengembalikan dan mengganti alat tersebut yang sesuai dengan spesifikasi. Segala resiko dan biaya yang diakibatkan oleh pekerjaan mobilisasi dan demobilisasi ini menjadi tanggung jawab Penyedia Jasa dan telah diperhitungkan dalam harga satuan. PELAKSANAAN Untuk alat berat yang dioperasikan pada tanah lunak/rawa harus menggunakan alat bantuan metting. Biaya yang ditimbulkan dari ketentuan ini sudah diperhitungkan dalam harga satuan. Semua pekerjaan galian harus dilakukan sesuai garis batas galian, tingkat, ketinggian ukuran yang ditunjukkan dalam gambar atau atas saran yang ditunjukkan oleh Direksi. Penyedia Jasa harus merapikan semua penggalian permanen sampai garis dan ketinggian yang ditunjukkan dalam gambar. Jika suatu penggalian telah dilakukan dan dirapikan, Direksi harus diberi tahu supaya ia dapat memeriksa penggalian yang telah diselesaikan Sebelum mengadakan penggalian dengan alat berat, Penyedia jasa harus menyerahkan uraian lengkap dan metode‐metode yang diusulkan kepada Pengguna Jasa untuk mendapatkan persetujuannya. Uraian‐uraian ini harus termasuk lokasi serta persiapan‐persiapan dari daerah pembuangan angkutan material galian, tanggul‐tanggul penahan lumpur serta perlengkapan untuk keselamatan kerja. Penyedia jasa harus memperkerjakan tenaga‐tenaga operator yang ahli, berijazah untuk menangani mesin‐mesin alat berat. Daerah pembuangan harus dipersiapkan dan disetujui dulu oleh Penyedia Jasa.
Sebelum mengadakan penggalian dengan alat berat. Persiapan‐persiapan harus meliputi ketentuan volumenya yang cukup dan tindakan untuk mengetahui material yang tergali. Penyedia jasa harus merancang dan memikul seluruh pembiayaan untuk mendapatkan air bagi kelebihan itu. Penyedia jasa dianggap sudah cukup mengetahui tentang sifat bahan yang akan digali oleh penyelidikannya sendiri. Sehubungan pekerjaan dipengaruhi oleh pasang surut dan debit sungai yang bervariasi maka ada kemungkinan gerakan dan aliran sungai akan mengendapkan sediment pada daerah yang telah digali. Untuk penggalian ulang hasil pengendapan tidak dilakukan penghitungan volume. Bahan hasil galian hanya diperbolehkan dibuang pada lokasi yang disetujui Direksi dan Penyedia jasa harus mengusahakan untuk mencegah kembalinya bahan hasil galian ke sungai dan mencegah tertumpuknya bahan hasil galian ke tambak perikanan, saluran irigasi atau saluran Drainase. Apabila terjadi klaim atas kesalahan ini, maka menjadi tanggung jawab Penyedia jasa. Pekerjaan ini dilaksanakan pada minggu ke 2 sampai minggu ke 24 selama 163 hari kalender 2. BUANGAN TANAH GALIAN KE LUAR LOKASI JARAK 1 KM = 61.189,50 M3 Umum Butir ini secara khusus menetapkan rencana kerja dan syarat‐syarat rinci terhadap kebutuhan perencanaan, perancangan area pembuangan dan fasilitas yang ada seperti tanggul, spillway, kecukupan peralatan, pengawasan selama pelaksanaan pekerjaan pengerukan. Pengguna Jasa harus melakukan investigasi kondisi area pembuangan dan memilah serta menentukan kecukupan masing‐masing area pembuangan dari material yang akan digali pada lokasi galian situ, serta menentukan jalur buangan. Gambar kerja yang menggambarkan posisi disposal area, jalur buangan, tanggul, kebutuhan peralatan yang dibutuhkan dalam disposal area harus diserahkankepada Direksi Pekerjaan. Disposal area lain yang diusulkan diluar dari gambaryang sudah diberikan harus mendapat persetujuan dari Direksi Pekerjaan. Biaya untuk disposal area termasuk fasilitas‐fasilitasnya, material dan peralatan yang diperlukan, operator, pekerja, oli, bahan bakar dan lain‐lain untuk pembuatan tanggul
disposal area, perataan material di disposal area telah tercakup dalam harga satuan pekerjaan disposal area dalam Rencana Anggaran Biaya. Manajemen dan Syarat‐syarat Disposal Area Disposal area harus dikelilingi oleh tanggul dengan ketinggian dan lebar yang yang cukup. Jika diperlukan tanggul harus diperkuat dengan pasangan, batu kosong atau gebalan rumput sebagaimana ditunjukkan dalam gambar atau sesuai pengarahan dari Direksi Pekerjaan. Disposal area harus dilengkapi dengan sistem pembuangan yang memadai dan spillway dilapisi dengan lapisan serat ijuk bersifat tembus air untuk mengalirkan air yang sudah bersih keluar dari disposal area Penyedia Jasa harus menugaskan seorang petugas yang bertanggung jawab terhadap manajemen disposal area meliputi pengawasan tanggul, inspeksi secara berkala, serta keamanan disposal area secara keseluruhan. Material galian yang ditempatkan ke disposal area, adalah milik Pengguna Jasa. Pengguna Jasa berhak untuk menggunakan material hasil galian yang sudah diukur dan dibayar. Pengguna Jasa harus menjaga disposal area dari jarahan orang lain atau pihak lain yang akan menggunakan kembali disposal area tersebut. Penyedia Jasa harus memperhatikan tinggi dari tanggul disposal area harus berada minimal 30 cm diatas material keruk yang dipindahkan. MC 0% untuk mengukur elevasi dasar disposal area harus dilaksanakan oleh Penyedia Jasa sebelum disposal area ditimbun material hasil kerukan. Hasil pengukuran MC 0% harus disetujui oleh Direksi Pekerjaan. Papan atau tanda peringatan harus dipasang disekitar disposal area oleh Penyedia Jasa selama penimbunan material hasil kerukan untuk mencegah personil yang tidak berhak memasuki areal kerja. Pemeliharaan Disposal Area Pengguna Jasa harus menugaskan seorang petugas untuk memeriksa tanggul di sekeliling disposal area secara berkala. Jika terjadi kerusakan tanggul, atau pipa drainase tersumbat maka Penyedia Jasa harus memperbaiki secepat mungkin. Pemeliharaan jalan akses ke disposal area harus dilakukan Penyedia Jasa selama periode pekerjaan pengerukan berlangsung. Penyedia Jasa harus melakukan perlindungan serta pemeliharaan terhadap lingkungan hidup sekitar jalan akses dan disposal area. Pengukuran dan Pembayaran Pengukuran dan pembayaran untuk disposal area berdasarkan panjang tanggul yang dibangun dengan satuan meter. Harga satuan sudah memperhitungkan segala aspek
peralatan, upah tenaga kerja, dan material yang dibutuhkan. Biaya pemeliharaan dan manajemen di disposal area merupakan bagian dari harga satuan tanggul. Pekerjaan ini dilaksanakan pada minggu ke 2 sampai minggu ke 20 selama 135 hari kalender 3. BUANGAN TANAH GALIAN KE LUAR LOKASI JARAK 3 KM = 15.000,00 M3 Umum Butir ini secara khusus menetapkan rencana kerja dan syarat‐syarat rinci terhadap kebutuhan perencanaan, perancangan area pembuangan dan fasilitas yang ada seperti tanggul, spillway, kecukupan peralatan, pengawasan selama pelaksanaan pekerjaan pengerukan. Pengguna Jasa harus melakukan investigasi kondisi area pembuangan dan memilah serta menentukan kecukupan masing‐masing area pembuangan dari material yang akan digali pada lokasi galian situ, serta menentukan jalur buangan. Gambar kerja yang menggambarkan posisi disposal area, jalur buangan, tanggul, kebutuhan peralatan yang dibutuhkan dalam disposal area harus diserahkankepada Direksi Pekerjaan. Disposal area lain yang diusulkan diluar dari gambaryang sudah diberikan harus mendapat persetujuan dari Direksi Pekerjaan. Biaya untuk disposal area termasuk fasilitas‐fasilitasnya, material dan peralatan yang diperlukan, operator, pekerja, oli, bahan bakar dan lain‐lain untuk pembuatan tanggul disposal area, perataan material di disposal area telah tercakup dalam harga satuan pekerjaan disposal area dalam Rencana Anggaran Biaya. Manajemen dan Syarat‐syarat Disposal Area Disposal area harus dikelilingi oleh tanggul dengan ketinggian dan lebar yang yang cukup. Jika diperlukan tanggul harus diperkuat dengan pasangan, batu kosong atau gebalan rumput sebagaimana ditunjukkan dalam gambar atau sesuai pengarahan dari Direksi Pekerjaan. Disposal area harus dilengkapi dengan sistem pembuangan yang memadai dan spillway dilapisi dengan lapisan serat ijuk bersifat tembus air untuk mengalirkan air yang sudah bersih keluar dari disposal area Penyedia Jasa harus menugaskan seorang petugas yang bertanggung jawab terhadap manajemen disposal area meliputi pengawasan tanggul, inspeksi secara berkala, serta keamanan disposal area secara keseluruhan. Material galian yang ditempatkan ke disposal area, adalah milik Pengguna Jasa. Pengguna Jasa berhak untuk menggunakan material hasil galian yang sudah diukur dan dibayar.
Pengguna Jasa harus menjaga disposal area dari jarahan orang lain atau pihak lain yang akan menggunakan kembali disposal area tersebut. Penyedia Jasa harus memperhatikan tinggi dari tanggul disposal area harus berada minimal 30 cm diatas material keruk yang dipindahkan. MC 0% untuk mengukur elevasi dasar disposal area harus dilaksanakan oleh Penyedia Jasa sebelum disposal area ditimbun material hasil kerukan. Hasil pengukuran MC 0% harus disetujui oleh Direksi Pekerjaan. Papan atau tanda peringatan harus dipasang disekitar disposal area oleh Penyedia Jasa selama penimbunan material hasil kerukan untuk mencegah personil yang tidak berhak memasuki areal kerja. Pemeliharaan Disposal Area Pengguna Jasa harus menugaskan seorang petugas untuk memeriksa tanggul di sekeliling disposal area secara berkala. Jika terjadi kerusakan tanggul, atau pipa drainase tersumbat maka Penyedia Jasa harus memperbaiki secepat mungkin. Pemeliharaan jalan akses ke disposal area harus dilakukan Penyedia Jasa selama periode pekerjaan pengerukan berlangsung. Penyedia Jasa harus melakukan perlindungan serta pemeliharaan terhadap lingkungan hidup sekitar jalan akses dan disposal area. Pengukuran dan Pembayaran Pengukuran dan pembayaran untuk disposal area berdasarkan panjang tanggul yang dibangun dengan satuan meter. Harga satuan sudah memperhitungkan segala aspek peralatan, upah tenaga kerja, dan material yang dibutuhkan. Biaya pemeliharaan dan manajemen di disposal area merupakan bagian dari harga satuan tanggul. Pekerjaan ini dilaksanakan pada minggu ke 21 sampai minggu ke 25 selama 33 hari kalender 4. PENGANGKATAN GULMA PADAT, KETEBALAN 25 CM = 12.512,50 M3 LINGKUP PEKERJAAN Yang termasuk pekerjaan pengangkatan gulma adalah berupa pembersihan dari enceng gondok, rumput‐rumput, sampah‐sampah, tumbuh‐tumbuhan yang mengapung di dalam situ dengan menggunakan alat Excavator. Semua pekerjaan pengangkatan gulma harus dilakukan sesuai garis batas galian, tingkat, ketinggian ukuran yang ditunjukkan dalam gambar atau atas saran yang ditunjukkan oleh Direksi. Penyedia Jasa harus merapikan semua penggalian permanen sampai garis dan ketinggian yang ditunjukkan dalam gambar. Jika suatu penggalian telah dilakukan dan dirapikan, Direksi harus diberi tahu supaya ia dapat memeriksa penggalian yang telah
diselesaikan Sebelum mengadakan penggalian dengan alat berat, Penyedia jasa harus menyerahkan uraian lengkap dan metode‐metode yang diusulkan kepada Pengguna Jasa untuk mendapatkan persetujuannya. Uraian‐uraian ini harus termasuk lokasi serta persiapan‐persiapan dari daerah pembuangan angkutan material galian, tanggul‐tanggul penahan lumpur serta perlengkapan untuk keselamatan kerja. Penyedia jasa harus memperkerjakan tenaga‐tenaga operator yang ahli, berijazah untuk menangani mesin‐mesin alat berat. Daerah pembuangan harus dipersiapkan dan disetujui dulu oleh Penyedia Jasa. Sebelum mengadakan penggalian dengan alat berat. Persiapan‐persiapan harus meliputi ketentuan volumenya yang cukup dan tindakan untuk mengetahui material yang tergali. Penyedia jasa harus merancang dan memikul seluruh pembiayaan untuk mendapatkan air bagi kelebihan itu. Penyedia jasa dianggap sudah cukup mengetahui tentang sifat bahan yang akan digali oleh penyelidikannya sendiri. Sehubungan pekerjaan dipengaruhi oleh pasang surut dan debit sungai yang bervariasi maka ada kemungkinan gerakan dan aliran sungai akan mengendapkan sediment pada daerah yang telah digali. Untuk penggalian ulang hasil pengendapan tidak dilakukan penghitungan volume. Bahan hasil galian hanya diperbolehkan dibuang pada lokasi yang disetujui Direksi dan Penyedia jasa harus mengusahakan untuk mencegah kembalinya bahan hasil galian ke sungai dan mencegah tertumpuknya bahan hasil galian ke tambak perikanan, saluran irigasi atau saluran Drainase. Apabila terjadi klaim atas kesalahan ini, maka menjadi tanggung jawab Penyedia jasa. Pekerjaan ini dilaksanakan pada minggu ke 5 sampai minggu ke 10 selama 45 hari kalender
B. PEK. PEMBUATAN KANTONG LUMPUR 1. KISDAM / PENGERINGAN / DEWATERING = 700 BH Untuk memudahkan pelaksanaan pekerjaan karena terjadinya limpasan air (genangan air) maka tempat pekerjaan yang akan dikeringkan maka tempat tersebut dipasang kistdam. Dengan dipasang kistdam maka pasangan yang masih basah tidak akan terendam air hal ini dapat menjaga kekuatan konstruksi yang telah dibuat. Kisdam terbuat dari karung plastik diisi pasir diikat dengan tali rapia, atau bahan lainnya yang tidak dapat bocor oleh air. Pekerjaan ini dikerjakan pada minggu ke 2 selama 7 hari dan minggu ke 10 selama 7 hari kalender 2. BONGKAR PASANGAN BATU DPT EXISTING = 10,20 M3 Pekerjaan bongkaran meliputi :
Pembongkaran pasangan lama yang rusak/yang ambruk.
Bangunan yang dibongkar sebagian harus dikerjakan dengan hati hati agar pasangan lainnya tidak rusak.
Pembongkaran beton yang rusak.
Membuang sisa material bekas bongkaran ketempat yang telah ditentukan oleh Direksi Pekerjaan.
Pekerjaan ini dilaksanakan pada minggu ke 2 selama 7 hari kalender 3. GALIAN TANAH BERBATU = 652,43 M3 Pekerjaan galian tanah berbatu untuk pondasi pasangan dilakukan dengan menggunakan tenaga manusia. Tenaga kerja yang dilibatkan adalah Mandor dan pekerja (tukang gali). Alat yang digunakan adalah alat manual berupa cangkul, gaco, skop dan pengki dari plastik atau dari kaleng yang beratnya ringan dan ukurannya lebih kecil dari pengki biasa. Kedalaman penggalian akan disesuaikan dengan gambar bestek. Tanah bekas galian akan disimpan di sepanjang lubang galian yang nantinya sebagian akan diurugkan kembali, sedangkan sisanya bisa digunakan untuk urugan pada pekerjaan peninggian lantai. Apabila masih ada sisa, maka sisanya akan dibuang ke luar lokasi pekerjaan. Pekerjaan ini dilaksanakan pada minggu ke 2 sampai minggu ke 8 selama 49 hari kalender 4. CERUCUK BAMBU DIAMETER 8 CM–10 CM = 4.036,07 M’ Karena kondisi tanah khususnya didaerah situ termasuk tanah yang labil maka untuk menjaga penurunan tanah akibat beban konstruksi maka konstruksi akan diperkuat dengan cerucuk kayu bambu. Material yang digunakan pada umumya bahan yang tahan lama terhadap genangan air yaitu bambu ampel, dolken, kayu bengkirai atau kayu yang disetujui oleh Pengawas Lapangan. Dalamnya pemancangan disesuaikan dengan daya dukung tanah
dan jenis kontruksi yang akan dibuat. Teknis pelaksanaan pekerjaan cerucuk bambu dia. 8‐10 cm dilakukan pada awal pekerjaan setelah diketahui ukuran dan elevasi dasar dari pekerjaan pasangan. Karena pekerjaan pasangan merupakan pekerjaan lanjutan maka harus diketahui batas cerucuk pada pekerjaan terdahulu dan harus diketahui lebar dasar akhir dari pekerjaan pasangan. Pekerjaan cerucuk ini dilakukan dengan menggunakan tenaga manusia yaitu dengan menggunakan alat pemancang kayu (tripod) yang dikemudikan oleh tenaga manusia kemudian menekan kayu bambu yang telah diruncingkan sampai kedalaman yang diharapkan. Pekerjaan ini dilaksanakan pada minggu ke 3 sampai minggu ke 7 selama 35 hari kalender 5. PASANGAN BATU BELAH 1 PC : 4 PP = 795,92 M3 Bahan yang dipakai untuk pekerjaan ini antara lain Portland Cement (PC), Pasir Pasang, dan Batu Belah. Semua bahan yang dipakai harus memenuhi syarat dan perlu persetujuan dari direksi. Sebelum digunakan hendaknya batu belah disiram dengan air untuk menghilangkan tanah atau kotoran yang menempel pada batu tersebut. Untuk bahan pasir dan batu harus bersih dari kotoran dan tanah, begitu juga lokasi pekerjaan harus bebas dari kotoran dan genangan air. Sebelum dilaksanakan pekerjaan ini terlebih dahulu dipasang profil sesuai dengan rencana desain dan harus disetujui direksi. Dalam membuat adukan/campuran hendaknya membuat ukuran perbandingan dari kotak papan, sehingga adukan tidak akan bercampur dengan tanah sehingga diperoleh suatu kualitas campuran yang memenuhi syarat, sedangkan perbandingan campuran material perlu dibuat suatu kotak ukuran (0,25x0,70x0,40 ) Bahan‐bahan yang digunakan untuk pasangan batu adalah batu belah, pasir pasang, semen (PC) dan air, sedangkan syarat‐syarat bahan adalah sebagai berikut : Batu belah yang boleh digunakan harus merupakan batu belah yang keras / tidak rapuh, tidak keropos, tidak berpori, bersih dari benda asing dan tidak boleh memiliki cacat lainnya, harus merupakan batu belah, tidak boleh batu bulat dan berkulit dan mempunyai ukuran antara 20 – 30 cm Semen Portland yang boleh digunakan semen pabrikan yang memenuhi persyaratan SII yang masih dalam keadaan baik (lama dan membatu tidak boleh digunakan) Air yang digunakan untuk pasangan batu tidak boleh mengandung minyak, garam, bahan‐ bahan organik, lumpurnya terlalu banyak. Sebaiknya air yang digunakan adalah air yang dapat diminum orang banyak.
Adukan pasangan batu dibuat dalam kotak pengadukan, diaduk dengan cangkul (untuk pekerjaan volume kecil) atau dengan mesin pengaduk/ molen. Perbandingan volume semen dan pasir adalah 1 : 4 atau sesuai dengan mix desain. Semen atau yang tertera dalam Kontrak. Semen dan pasir ditakar dengan kotak‐kotak dari kayu yang berukuran sama. Pengadukan harus benar‐benar homogen. Dalam waktu paling lama 30 (tiga puluh) menit setelah pengadukan, adukan harus sudah dipasang. Sebelum batu dipasang, batu harus dibersihkan dari lumpur atau tanah yang melekat serta dibasahi dengan air agar ikatannya dengan adukan menjadii kuat. Lubang diantara batu‐batu diisi adukan sampai penuh/mampat (dirojok dengan sendok adukan). Dalam pemasangan pasangan batu maka batu‐batu tersebut tidak boleh saling bersentuhan satu sama lain, harus ada adukan setebal 5 cm, sesuai gambar disain/gambar pelaksanaan atau sesuai petunjuk Direksi Pekerjaan. Pekerjaan ini dilaksanakan pada minggu ke 4 sampai minggu ke 15 selama 84 hari kalender 6. SIARAN BATU MUKA 1 PC : 2 PP = 755,99 M2 Bagian permukaan pasangan batu yang telah selesai akan terlihat, sesuai gambar disain/gambar pelaksanaan /petunjuk Direksi Pekerjaan harus disiar. Persyaratan bahan (semen, pasir pasang dan air) untuk pekerjaan siaran sama dengan yang dipersyaratkan untuk pekerjaan plesteran. Adukan untuk siaran adalah menggunakan perbandingan volume semen dan pasir pasang adalah 1 : 2. Tebal batu muka yang digunakan minimal 15 cm dengan ukuran batu muka yang terlihat antara 15 – 20 cm. Sebelum siaran dipasang adukan pasangan batu diantara batu‐batu harus dikorek sampai kedalaman berkisar 1 – 2 cm, dibersihkan dan disiram dengan air kemudian baru disiar. Siaran ini berkisar 1 – 2 cm untuk siar rata dan siar timbul, sedangkan untuk siar tenggelam berkisar 2‐3 cm. Pekerjaan ini dilaksanakan pada minggu ke 12 sampai minggu ke 15 selama 28 hari kalender 7. PLESTERAN 1 PC : 3 PP = 25,20 M2 Bagian‐bagian tertentu dari pasangan batu sesuai gambar disain/kontrak harus diplester. Persyaratan bahan untuk pekerjaan plesteran (pasir pasang, semen/PC, air) sama dengan yang dipersyaratkan untuk pekerjaan pasangan batu diameter butir < 0,50 mm. Adukan Plesteran menggunakan perbandingan volume semen dan pasir pasang 1 : 3 Tebal plesteran berkisar 1,5 – 2 cm dari permukaan pasangan batu. Sebelum plesteran dipasang, adukan pasangan diantara batu‐batu harus dikorek sampai kedalaman 1 ‐ 2 cm dibawah permukaan batu, kemudian permukaan pasangan dibersihkan dan disiram air agar terjadi ikatan yang kuat antara pasangan dan plesteran. Perhitungan volume pekerjaan plesteran
untuk pembayaran diukur dalam meter persegi dari luas plesteran sesuai dengan gambar desain / gambar pelaksanaan atau yang disetujui oleh Direksi Pekerjaan. Pekerjaan ini dilaksanakan pada minggu ke 16 selama 7 hari kalender 8. PENINGGIAN MERCU KANTONG LUMPUR EXISTING LINGKUP PEKERJAAN : a. Wiremesh M5 = 47,30 Kg Semua pekerjaan penulangan/wiremesh harus mengikuti peraturan dan syarat‐syarat Beton Indonesia. Besi beton harus dari jenis baja lunak dapat dilas dengan tegangan luluh minimum 2,400 kg/cm², atau mutu U‐24. Sebelum besi wiremesh ditempatkan pada tempat‐ tempat yang dikehendaki permukaan harus dibersihkan terhadap karat, kotoran, lemak, atau bahan‐bahan lain yang merugikan. Besi wiremesh harus dijaga agar selalu dalam keadaan bersih sampai saat‐saat besi wiremesh tersebut akan dicor. Semua besi wiremesh baik ujung maupun sambungan harus dikaitkan pada sebuah pasak dengan diameter tidak kurang dari 5x penampang pasak dapat dibuat minimum 2x penampang nominal besi wiremesh. Sambungan batang‐batang baja wiremesh dapat dilakukan hanya bila ditunjukkan dalam gambar. Panjang sambungan harus 30 s/d 40x diameter batang dan minimum 30 cm kecuali ditentukan lain oleh Direksi. Ujung kait dengan bengkok 45 derajat harus ditambah dengan bagian lurus yang mempunyai panjang tidak kurang 65 mm. Pada tiap‐tiap persilangan antara besi‐besi wiremesh harus diikat dengan kawat ikat yang berdiameter tidak kurang dari 1,5 mm, ujung‐ujung dari kawat pengikat ini harus dibengkok ke arah dalam menjauhi permukaan beton. Pekerjaan ini dilaksanakan pada minggu ke 3 selama 3 hari kalender b. Pekerjaan Bekisting = 26,4 M2 Pekerjaan ini dilaksanakan mengikuti bentuk struktur yang akan dikerjakan,dengan menggunakan bahan material multiplek sebagai cetakan plat lantai dan kayu sebagai penyangga. Pekerjaan ini dilaksanakan pada minggu ke 3 selama 3 hari kalender c. Pekerjaan Pengecoran Beton K‐100 = 13,93 M3 Sebelum beton dicor, semua acuan, wiremesh dan bagian‐bagian yang tertanam harus telah disetujui secara tertulis oleh Direksi, Permukaan tempat beton yang akan dicor harus bebas dari genangan air lumpur, puing‐puing dan harus dalam keadaan basah. Beton tidak boleh dicor pada tempat yang tergenang air. Beton tidak boleh dicor sebelum Direksi menyetujui persiapan‐persiapan yang telah dikerjakan. Beton harus dituangkan secepat mungkin dengan cara sedemikian sehingga tidak menyebabkan pemisahan bahan. Beton harus
dituangkan secara teratur dan terus menerus sampai dengan ukuran yang ditentukan sehingga tidak menyebabkan pemisahan bahan, dan harus dipadatkan dengan alat mekanik atau menurut petunjuk Direksi agar tidak terjadi rongga‐rongga dan harus menutup seluruh permukaan acuan. Pekerjaan Akhir / Finishing Pekerjaan akhir dari permukaan beton harus dikerjakan oleh tenaga kerja yang ahli dibawah pengawasan Direksi. Ketidakteraturan permukaan yang dibentuk akibat pengecoran tidak boleh lebih sepanjang 1,5 m. Pada permukaan‐permukaan yang tertutup tanah tidak perlu penanganan kecuali untuk perbaikan‐perbaikan dan koreksi‐koreksi penurunan yang melebihi 2,5 cm. Pekerjaan ini dilaksanakan pada minggu ke 4 selama 4 hari kalender d. Bongkar Bekisting = 26,40 M2 Waktu, cara pembongkatan dan pemindahan cetakan harus sesuai dengan petunjuk Direksi, Pekerjaan ini harus dikerjakan dengan hati‐hati untuk menghindari kerusakan pada beton. Beton yang masih muda tidak diizinkan untuk dibebani. Segera setelah cetakancetakan dibuang, permukaan beton harus diperiksa dengan hati‐hati dan permukaan yang tidak beraturan harus diperbaiki sampai disetujui Direksi. Waktu pembongkaran cetakan terhitung sejak selesai pengecoran harus terlebih dahulu disetujui Direksi, pada umumnya setelah beton berumur 3 (tiga) minggu. Apabila ada jaminan bahwa setelah cetakan acuan dibongkar, beban yang bekerja pada bagian konstruksi itu tidak akan melampaui 50 % dari beban rencana total, maka pembongkaran cetakan dan acuan itu dapat dilakukan setelah beton berumur 2 (dua) minggu. Jika tidak ditentukan lain, cetakan samping dari balok, dan dinding boleh dibongkar setelah 3 (tiga) hari. Cetakan‐cetakan balok dapat dibongkar setelah dari semua penunjangnya kelihatan baik dan baik pula pembetonannya. Bagian‐bagian konstruksi dimana terjadi sarang‐sarang kerikil harus diperbaiki dengan penuh keahlian. Apabila menurut pendapat Direksi, sarang‐sarang kerikil harus yang terjadi dapat melemahkan/membahayakan konstruksi, maka pemborong harus membongkar beton pada lokasi tersebut dan melekukan pengecoran ulang atas biaya pemborong. Pekerjaan ini dilaksanakan pada minggu ke 5 selama 1 hari kalender
III. PEKERJAAN LAIN – LAIN 1. PERAPIHAN LOKASI PEKERJAAN = 1 LS Pekerjaan pemberesan merupakan pekerjaan terakhir sebelum pekerjaan diserah‐ terimakan, yaitu membereskan seluruh pekerjaan yang belum selesai, atau membersihkan dan merapihkan seluruh pekerjaan juga membuang sisa‐sisa barang bekas pekerjaan ke luar lokasi pekerjaan, sehingga seluruh hasil pekerjaan tersebut di atas benar‐benar kelihatan rapih dan bersih. Pekerjaan ini dilaksanakan pada minggu ke 26 selama 2 hari kalender Demikianlah Metoda Pelaksanaan ini diharapkan akan dapat digunakan sebagai perangkat untuk pengendalian dan pengawasan dalam rangka pencapaian hasil pekerjaan sesuai yang diinginkan. Pelembang, 11 Mei 2016 PT. PALCON INDONESIA Junaidi Direktur Utama