HALAMAN JUDUL
MERUMUSKAN HIPOTESIS
Di ajukan Guna Memenuhi Tugas Matakuliah Metodologi Penelitian Bidang Studi
Oleh
HAPPY KHOIRUNNISA’ 110210302016
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS JEMBER 2013
i
KATA KATA PENGAN PE NGANT TAR
Puji syukur penulis kehadirat Allah SWT, atas rahmat-Nya rahmat-Nya maka penulis penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul Merumuskan Merumuskan Hipotesis Hipotesis Penu Penuli lisa san n maka makala lah h adal adalah ah salah salah satu satu tuga tugass matak matakul uliah iah Metodologi Penelitian Bidang Studi . Dalam Penulisan makalah ini, penulis merasa masih banyak kekurangan-kekurangan baik pada teknik penulisan maupun materi, mengingat mengingat akan kemampuan kemampuan yang dimiliki dimiliki penulis belum maksimal. maksimal. Untuk Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat penulis penulis harapkan harapkan demi penyempurnaan penyempurnaan pembuatan makalah ini. Dalam penulisan makalah ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang tak terhingga terhingga kepada kepada pihak-pihak pihak-pihak yang membantu membantu dalam menyelesaika menyelesaikan n makala makalah h ini, ini, khusu khususny snyaa kepada kepada Dosen Dosen Pembim Pembimbin bing g mataku matakuliah liah Metodo Metodolog logii Penelitian Bidang Studi, Dr. Nurul Umamah M.Pd yang telah membimbing dan mengarahkan bagaimana seharusnya makalah ini dibuat. Akhirn Akhirnya ya penuli penuliss berhar berharap ap semoga semoga Allah Allah member memberika ikan n imbala imbalan n yang yang setimpal pada mereka yang telah memberikan bantuan, dan dapat menjadikan semua bantuan ini sebagai ibadah, serta makalah makalah ini dapat menjadi manfaat bagi pembaca. Amiin Yaa Robbal ‘Alamiin.
Jember, 19 Oktober 2013
Penulis
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL......................................................................................i KATA PENGANTAR.................................................................................. ii DAFTAR ISI............................................................................................. iii BAB 1. PENDAHULUAN........................................................................... 1 1.1 Latar Belakang.............................................................................. 1 1.2 Rumusan Msalah...........................................................................2 1.3 Tujuan........................................................................................... 2 1.4 Manfaat......................................................................................... 2 BAB 2. PEMBAHASAN..............................................................................3 2.1 Pengertian Hipotesis..................................................................... 3 2.2 Kegunaan dan Ciri-ciri Hipotesis...................................................4 2.3 Jenis-jenis Hipotesis...................................................................... 7 2.4 Merumuskan Hipotesis................................................................10 BAB 3. PENUTUP................................................................................... 16 3.1 Kesimpulan................................................................................. 16 3.2 Saran........................................................................................... 16 DAFTAR PUSTAKA.................................................................................17
iii
1
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Penelitian merupakan salah satu unsur penting dalam kehidupan. Dengan dilakukan penelitian maka dihasilkan berbagai macam ilmu pengetahuan yang dapat dimanfaatkan oleh manusia. Dengan mempunyai rasa keingintahuan tentang sesuatu, mendorong manusia untuk meneliti dan menghasilkan kebenaran. Untuk melakukan penelitian maka harus dilewati berbagai tahapan, ini sesuai dengan pengertian penelitian ilmiah itu sendiri yakni menjawab masalah berdasarkan metode yang sistematis. Salah satu hal penting yang dilakukan terutama dalam penelitian kuantitatif adalah merumuskan hipotesis. Hipotesis Terdapat
tiga
merupakan alasan
antaranya: Pertama,
elemen
utama
Hipotesis
yang dapat
penting
dalam penelitian
mendukung dikatakan
pandangan
sebagai
kuantitatif . ini,
di
piranti kerja teori.
Hipotesis ini dapat dilihat dari teori yang digunakan untuk menjelaskan permasalahan yang akan diteliti. Misalnya, sebab dan akibat dari konflik dapat dijelaskan melalui teori mengenai konflik. Kedua, Hipotesis dapat diuji dan ditunjukkan kemungkinan benar atau tidak benar atau difalsifikasi. Ketiga, hipotesis adalah alat yang besar dayanya untuk memajukan pengetahuan karena membuat ilmuwan dapat keluar dari dirinya sendiri. Artinya, hipotesis disusun dan diuji untuk menunjukkan benar atau salahnya dengan cara terbebas dari nilai dan pendapat peneliti yang menyusun dan mengujinya. Namun tidak semua peneliti mampu merumuskan hipotesis dengan baik terutama peneliti pemula. Masih banyak terdapat kesalahan dalam menyusun hipotesis. Untuk menyusun hipotesis yang baik setidaknya peneliti harus mengacu pada kriteria perumusan hipotesis, bagaimana kegunaan dan ciri-ciri hipotesis, bagaimana kriteria yang baik dalam merumuskan hipotesis dan jenis-jenis hipotesis. Berdasarkan latar belakang tersebut, maka makalah ini akan membahas mengenai merumuskan hipotesis.
1.2 Rumusan Msalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang diuraikan di atas terdapat beberapa masalah antara lain yaitu : 1.2.1 Apa pengertian hipotesis ? 1.2.1 Bagaimana Kegunaan dan ciri-ciri Hipotesis ? 1.2.3 Apa Jenis-jenis Hipotesis ? 1.2.4 Bagaimana merumuskan hipotesis ?
1.3 Tujuan
Berdasrkan rumusan masalah diatas,maka tujuan dari makalah ini adalah: 1.3.1 Untuk Mengetahui pengertian hipotesis 1.3.2 Untuk Mengetahui Kegunaan dan ciri-ciri Hipotesis 1.3.3 Untuk Mengetahui Jenis-jenis Hipotesis 1.3.4 Untuk Mengetahui cara merumuskan hipotesis
1.4 Manfaat
Diharapkan penulisan makalah ini dapat memberikan manfaat yang sebesar besarnya kepada pihak-pihak terkait ataupun pihak lainnya yang memerlukan informasi lebih mengenai Metodologi Penelitian Bidang Studi khususnya dalam merumuskan hipotesis.
2
3
3
BAB 2. PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Hipotesis
Hipotesis (hypo = sebelum; thesis = pernyataan, pendapat) adalah suatu pernyataan yang pada waktu diungkapkan belum diketahui kebenarannya, tetapi memungkinkan untuk diuji dalam kenyataan empiris. Hipotesis memungkinkan kita menghubungkan teori dengan pengamatan, atau pengamatan dengan teori. Hipotesis mengemukakan “pernyataan tentang harapan peneliti mengenai hubungan-hubungan Antara variabel-variabel di dalam persoa1an. 1 Hipotesis tidak lain dari jawaban sementara terhadap masalah penelitian, yang kebenarannya harus diuji secara empiris. Hipotesis menyatakan hubungan apa yang kita cari atau yang ingin kita pelajari. Hipotesis adalah pernyataan yang diterima secara sementara sebagai suatu kebenaran sebagaimana adanya, pada saat fenomena dikenal dan merupakan dasar kerja serta panduan dalam verifikasi. Hipotesis adalah keterangan sementara dari hubungan fenomena-fenomena yang kompleks.
Ada berbagai batasan yang dikemukakan oleh berbagai ahli mengenai apa yang dimaksudkan dengan hipotesis. F.N Kerlinger ( dalam Malo,2000) memberikan batasan “ hipotesis
adalah kesimpulan sementara atau proposisi tentatif tentang hubungan antara dua variabel atau lebih” K.D Bailey ( dalam Malo, 2000) berpendapat “ suatu hipotesis merupakan
suatu preposisi yang dinyatakan dalam bentuk yang dapat diuji dan meramalkan suatu hubungan tertentu antara dua variabel”
1
W.Gulo.Metodologi Penelitian. Hal 57
4
Treelease (1960,dalam Nazir 1983) memberikan definisi hipotesis
sebagai” suatu keterangan sementara dari suatu fakta yang dapat diamati ” Good dan Scates (1954, dalam Nazir 1983) menyatakan bahwa
“hipotesis adalah sebuah taksiran atau referensi yang dirumuskan serta diterima untuk sementara yang dapat menerangkan fakta-fakta yang diamati ataupun kondisi-kondisi yang diamati, dan digunakan sebagai petunjuk untuk langkah penelitian selanjutnya” Berdasarkan berbagai batasan yang dikemukakan di atas dapatlah ditarik pemahaman bahwa suatu hipotesis adalah suatu pernyataan tentang fakta yang dapat diamati, dirumuskan dalam bentuk yang dapat diuji dan menjelaskan bentuk hubungan yang ada antara dua atau lebih variabel;dan pernyataan tersebut masih merupakan jawaban sementara suatu permasalahan penelitian.
2.2 Kegunaan dan Ciri-ciri Hipotesis
Secara garis besar, kegunaan hipotesis adalah sebagai berikut : a. Memberikan batasan serta memperkecil jangkauan penelitian dan kerja penelitian. b. Menyiagakan peneliti kepada kondisi fakta dan hubungan antar fakta,yang kadangkala hilang begitu saja dari perhatian peneliti. c. Sebagai alat yang sederhana dalam memfokuskan fakta yang becerai berai tanpa koordinasi kedalam suatu kesatuan penting dan menyeluruh. d. Sebagai panduan dalam pengujian serta penyesuaian dengan fakta dan antar fakta.2 Soerjono Soekanto (1981) menyebutkan empat fungsi atau kegunaan hipotesis. 2
Moh.Nazir,Ph.D. Metode Penelitian (Bogor : Ghalia Indonesia, 2009).151
4
5
1. Memberikan pedoman dan pengarahan pada penelitian dan pemecahan masalah 2. Membatasi data/informasi yang relevan dan pertinen perlu saja, dengan mengeliminasi data lain yang tidak berkaitan dengan inti permasalahan. 3. Menyadarkan kita akan keterbatasan indra manusia dan alat-alat pengukur hasil ciptaan akal manusia dalam menanggapi sesuatu masalah social yang rumit. 4. Mengurangi kesalahan dan kesesatan dalam usaha pengumpulan data.3 Tinggi rendahnya kegunaan hipotesis sangat bergantung dari hal berikut. a. Pengamatan yang tajam dari si peneliti b. Imajenasi serta pemikiran kreatif dari sipeneliti. c. Kerangka analisis yang digunakan oleh si peneliti. d. Metode serta desain penelitian yang dipilih oleh si peneliti 4
Hipotesis yang baik mempunyai ciri-ciri sebagai berikut : a. Hipotesis harus menyatakan hubungan b. Hipotesis harus sesuai dengan fakta c. Hipotesis harus berhubungan dengan ilmu, serta sesuai dengan tumbuhnya ilmu pengetahuan d. Hipotesis harus dapat diuji e. Hipotesis harus sederhana
3
Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum , (UI Press, Jakarta : Rajawali 1981).141
4
Moh.Nazir,Ph.D. Metode Penelitian (Bogor : Ghalia Indonesia, 2009).151-152
5
6
f. Hipotesis harus bisa menerangkan fakta Hipotesis harus merupakan pernyataan terkaan tentang hubunganhubungan antar variable. Ini berarti bahwa hipotesis mengandung dua atau lebih variable-variabel yang dapat diukur ataupun secara potensial dapat diukur. Hipotesis menspesifikasikan bagaimana variable-variabel tersebut berhubungan. Hipotesis yang tidak mempunyai ciri diatas sama sekali bukan hipotesis dalam pengertian metode ilmiah. Hipotesis harus cocok dengan fakta,artinya hipotesis harus terang, kandungan konsep dan variabel harus jelas. Hipotesis harus dapat dimengerti dan tidak mengandung hal-hal metafisik. Sesuai dengan fakta,bukan berarti hipotesis baru diterima jika hubungan yang dinyataknnya harus cocok dengan fakta. Hipotesis juga harus tumbuh dari dan ada hungannya dengan ilmu pengetahuan dan berada dalam bidang penelitian yang sedang dilakukan. Jika tidak, maka hipotesis bukan lagi terkaan,tetapi merupakan suatu pernyataan yang tidak berfungsis sama sekali. Hipotesis harus dapat diuji, baik dengan nalar dan kekuatan memberi alasan ataupun menggunakan alat-alat statistika. Alasan yang diberikan biasanya bersifat deduktif. Sehubungan dengan hal ini, maka agar dapat diuji,hipotesis harus spesifik. Pernyataan hubungan antar variabel terlalu umum biasanya akan memperoleh banyak kesulitan dalam pengjiannya kelak. Hipotesis harus dinyatakan dalam bentuk yang sederhana dan terbatas untuk mengurangi timbulnya kesalahpahaman pengertian. Semakin spesifik atau khas sebuah hipotesis dirumuskan,
maka semakin kecil pula kemungkinan
memasukkan hal yang tidak relevan kedalam hipotesis. Hipotesis juga harus dinyatakan dalam bentuk yang dapat menrangkan hubungan fakta-fakta yang ada dan dapat dikaitkan dengan teknik pengujian yang dapat dikuasai. Hipotesis harus dirumuskan sesuai dengan kemampuan teknologi serta ketrampilan menguji dari peneliti.
6
7
Secara umum, hipotesis yang baik harus mempertimbangkan semua faktafakta yang relevan,masuk akal,dan tidak bertentangan dengan hukum alam yang telah diciptakan tuhan. Hipotesis harus dapat diuji dengan aplikasi deduktif atau induktif untuk verifikasi dan harus sederhana. 5
2.3 Jenis-jenis Hipotesis
Pada umumnya hipotesis dirumuskan untuk menggambarkan hubungan dua variable akibat. Namun demikian, ada hipotesis yang menggambarkan perbandingan satu variable dari dua sample. Jenis-jenis hipotesis. Nazir (1983). 1. Hipotesis Hubungan dan perbedaan Hipotesis dapat kita bagi dengan melihat apakah pernyataan sementara yang diberikan adalah hubungan ataukah perbedaan. Hipotesis tentang hubungan adalah pernyataan rekaan yang menytakan tentang saling berhubungan Antara dua variabel atau lebih, yang mendasari teknik korelasi ataupun regresi. Sebaliknya, hipotesis yang menjelaskan perbedaan menyatakan adanya ketidaksamaan antar variabel tertentu disebabkan oleh adanya pengaruh variabel yang berbeda. Hipotesis ini mendasari teknik penelitian komparatif.
6
2. Hipotesis nol dan kerja Hipotesis Kerja, atau disebut dengan hipotesis alternatif, disingkat Ha. Hipotesis kerja menyatakan adanya hubunagn antara variable X dan Y, atau adanya perbedaan antara dua kelompok Rumusan hipotesis kerja : a. Jika………..maka………….. Contoh : jika orang banyak makan, maka berat badannya naik 5
Moh.Nazir,Ph.D. Metode Penelitian (Bogor : Ghalia Indonesia, 2009).152-153
6
Moh.Nazir,Ph.D. Metode Penelitian (Bogor : Ghalia Indonesia, 2009).153
7
8
b. Ada perbedan antara…………..dan………. Contoh : Ada perbedaan antara penduduk kota dan penduduk desa dalam cara berpakaian. c. Ada pengaruh ………….terhadap…………. Contoh: Ada pengaruh makanan terhadap berat badan
Hipotesis Nol (null hypotesis) disingkat ho Sering disebut juga hipotesis statistic, karena biasanya dipakai dalam penelitian yang bersifat statistic, yaitu diuji dengan perhitungan statistic. Hipotesis nol menyatakan perbedaan antara dua variable, atau tidak adnya pengaruh variable x terhadap variable y. pemberian nama “hipotesis nol” atau “hipotesis nihil” dapat dimengerti dengan mudah karena tidak ada perbedaan antara dua variabel. Rumusan hipotesis nol: a. Tidak ada perbedaan antara………….dengan…………… Contoh : Tidak ada perbedaan Antara mahasiswa tingkat I dan mahasiswa tingkat II dalam disiplin kuliah b. Tidak ada pengaruh ………………….terhdap……………. Contoh : Tidaka ada pengaruh jaraj dari rumah ke sekolah terhadap kerajinan mengikuti kuliah.
7
3. Hipotesis common sense dan ideal Hipotesis acapkali menyatakan terkaan tentang dalil dan pemikiran bersahaja dan common sense (akal sehat). Hipotesis ini biasanya menyatakan 7
Suharismi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2010),112-113.
8
9
hubungan keseragaman kegiatan terapan. Contohnya, hipotesis sederhana tentang produksi dan status pemilikan tanah, hipotesis mengenai hubungan tenaga kerja dengan luas garapan, hubungan Antara dosis pemupukan dengandaya tahan terhadap insekta, hubungan Antara kegiatan-kegiatan dalam industry, dan sebagainya. Sebaliknya, hipotesis yang menyatakan hubungan yang kompleks dinamakan hipotesis jenis ideal. Hipotesis ini bertujuan untuk menguji adanya hubungan logis Antara keseragaman-keseragaman pengalaman empiris. Hipotesis ideal adalah peningkatan dari hipotesis analitis. Misalnya, kita mempunyai suatu hipotesis ideal tentang keseragaman empiris dan hubungan antar daera. Jenis tanah, luas garapan,jenis pupuk,dan sebagainya.8 Jenis-jenis hipotesis berdasarkan hubungan antar variabel dalam Nanang Martono (2010:63), yaitu: 1. Hipotesis deskriptif Hipotesis deskriptif merupakan hipotesis yang menggambarkan sebuah kelompok atau variabel tanpa menghubungkan dengan variabel lain. Hipotesis deskriptif juga mampu memberikan gambaran atau deksripsi tentang sampel penelitian. Contoh 70% peduduk di pedesaan bekerja sebagai petani. 2. Hipotesis asosiasitf Hipotesis asosiatif merupakan jenis hipotesis yang menjelaskan hubungan antar variabel. Hipotesis ini dalam sebuah penelitian selalu dirumuskan dalam bentuk pernyataan yang menjelaskan hubungan antar dua variabel atau lebih. Contoh jenis kelamin mempengaruhi prestasi belajar. Neuman dalam Nanang Martono (2010:63), menjelaskan karakteristik hipotesis asosiatif yang baik antara lain: a) Mempunyai minimal dua variabel yang dihubungkan b) Menunjukan hubungan sebab akibat atau pengaruh mempengaruhi di anatara dua variabel atau lebih 8
Moh.Nazir,Ph.D. Metode Penelitian (Bogor : Ghalia Indonesia, 2009).154
9
10
c) Menunjukan perkiraan atau prediksi mengenai hasil yang diharapkan d) Menghubungkan secara logis antara masalah penelitian dengan teori e) Dapat diuji kembali dalam fakt-fakta empiris dan menunjukan kebenaran atau kesalahan. 3. Hipotesis komparatif Hipotesis komparatif merupakan hipotesis yang menyatakan perbandingan antara sampel atau variabel yang satu dengan variabel lain. Contoh terdapat perbedaan prestasi belajar anatara siswa laki-laki dan perempuan.9
2.4 Merumuskan Hipotesis
Menemukan suatu hipotesis memerlukan
kemampuan si peneliti dalam
mengaitkan masalah-masalah dengan variable-variabel yang dapat diukur dengan menggunakan suatu kerangka analisis yang dibentuknya. Menggali dan merumuskan hipotesis mempunyai seni tersendiri. Si peneliti harus sanggup memfokuskan permasalahan sehingga hubungan-hubungan yang terjadi dapat diterka. Dalam menggali hipotesis, si peneliti harus : a. mempunyai
banyak informasi tentang masalah yang ingin dipecahkan
dengan jalan banyak membaca literature-literatur yang ada hubungannya dengan penelitian yang sedang dilaksanakan. b. Mempunyai kemampuan untuk memeriksa keterangan tentang tempattempat , objek-objek serta hal-hal yang berhubungan satu sama lain dalam fenomena yang sedang diselidiki. c. Mempunyai kemampuan untuk menghubungkan suatu keadaan dengan keadaan lainnya yang sesuai dengan kerangkan teori ilmu dan bidang yang bersangkutan 9
Nanang Martono. Metode Penelitian Kuantitatif: Analisa isi dan Analisis data sekunder .( Jakarta. Raja Grafindo Persada. 2010).63
10
11
Dalam penelitian-penelitian ilmu social yang telah cukup berkembang seperti ilmu ekonomi misalnya, perumusan hipotesis dimulai dari pembentukan kerangka analisis. Kerangka analisis ini biasnya dinyatakan dalam model matematika. Hipotesis-hipotesis dikaitkan dengan model matematika tersebut, yang kemudian diuji dengan menggunakan data empiris. Goode dan Hatt (1952) memberikan empat buah sumber untuk menggali
hipotesis: 1. Kebudayaan di mana ilmu tersebut dibentuk, atau pengetahuan tentang kebiasaan atau kegiatan dalam daerah yang sedang diselidiki. 2. Ilmu itu sendiri yang menghasilkan teori dan teori memberi arah kepada penelitian. 3. Analogi juga merupakan sumber hipotesis.Pengamatan terhadap jagad raya yang serupa atau pengamatan yang serupa pada ilmu lain, merupakan sumber hipotesis yang baik. Mengamati response berat hewan terhadap makanan, membrikan analogi tentang adanya response tanaman terhadap zat hara.Darinya dapat dirumuskan hubungan antara tumbuh dengan zat hara dalam tanah. 4. Reaksi individu dan pengalaman. Reaksi individu terhadap sesuatu, ataupun pengalaman-pengalaman sebagai suatu konsekuensi dari suatu fenomena dapat merupakan sumber hipotesis. Reaksi tanaman terhadap pestisida, reaksi ayam terhadap suntikan suatu obat dapat merupakan sumber hipotesis Good dan Scates (1954) memberikan beberapa sumber untuk menggali hipotesis
1. Ilmu pengetahuan dan pengertian yang mendalam tentang ilmu 2. Wawasan, serta pengertian yang mendalam tentang suatu wawasan 3. Imajinasi atau angan-angan
11
12
4. Materi bacaan dan literatur 5. Pengetahuan tentang kebiasaan atau kegiatan dalam daerah yang sedang diselidiki. 6. Data yang tersedia 7. Analogi atau kesamaan Merumuskan hipotesis bukanlah hal yang mudah. Penyebab kesukaran dalam memformulasikan hipotesis yaitu ; 1. Tidak adanya kerangka teori atau pengetahuan tentang kerangka teori yang terang 2. Kurangnya kemampuan untuk menggunakan kerangka teori yang sudah ada,dan 3. Gagal berkenalan dengan teknik-teknik penelitian yang ada untuk dapat merangkaikan kata-kata dalam membuat hipotesis secara benar. Merumuskan hipotesis hendaknya perlu dipikirkan bahwa : 1. Hipotosis yang dirumuskan tentang hubungan antara dua variabel atau lebih . 2. Hubungan yang direka sebaiknya berhungan dengan ilmu pengetahuan dan
teori. 10 W.Gulo (2002) faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam merumuskan hipotesis adalah : 1. Hipotesis disusun dalam kalimat deklaratif. Kalimat itu bersifat positif dan tidak normative. Istilah-istilah seperti seharusnya atau sebaiknya tidak terdapat dalam kalimat hipotesis. 10
Moh.Nazir,Ph.D. Metode Penelitian (Bogor : Ghalia Indonesia, 2009).154-157
12
13
Contoh : Anak-anak harus hormat kepada orang tua. Kalimat ini bukan hipotesis. Lain halnya jika dikatakan demikian : Kepatuhan anak-anak kepada orang tua merka semakin menurun. 2. Variabel (variabel-variabel) yang dinyatakan dalam hipotesis adalah variabel yang operasional,dalam arti dapat diamati dan diukur. 3. Hipotesis menunjukkan hubungan tertentu di antara variabel=variabel. 11 Olehkarena itu, jika sumber dari hipotesis adalah asosiasi berdasarkan penemuan-penemuan lain,maka terdapat kemungkinan besar bahwa hipotesi yang dibentuk akan sesuai dengan penemuan pada penelitian. Selanjutnya jika hipotesis dikembangkan berdasarkan suatu kerangka teori yang jelas, maka sudah jelas bahwa hipotesis tersebut tidak akan bertentangan denga teori. Berkaitan dengan hal tersebut, maka hipotesis yang dirumusakan bersumber pada intuisi atau firasat, tetapi adakalanya dapat membirikan kontribusi yang besar kepada ilmu. hipotesis yang didasarkan pada intuisi dapat menjurus pada : 1. Tidak adanya jaminan bahwa hubungan yang diperoleh juga akan diperoleh dipenelitian lain, 2. Hubungan yang dibentuk tidak ada hubungannya dengan ilmu atau teori. Sebagai kesimpulan, maka beberapa petunjuk dalam merumuskan hipotesis adalah : 1. Hipotesis harus dirumuskan secara jelas dan padat serta spesifik 2. Hipotesis sebaiknya dinyatakan dalam kalimat deklaratif atau pernyataan. 3. Hipotesis sebaiknya menyatakan hubungan Antara dua atau lebih variabel yang dapat diukur.
11
W. Gulo, Metodologi penelitian (Jakarta: Grasindo, 2002) 57-58
13
14
4. Hipotesis hendaknya dapat diuji. 5. Hipotesis sebaiknya mempunyai kerangka teori. Hal yang perlu diperhatikan oleh peneliti bahwa ia tidak boleh mempunyai keiinginan kuat agar hipotesisnya terbukti dengan cara mengumpulkan data yang hanya bias membantu memenuhi keinginannya, atau memanipulasi data sedemikian rupa sehingga mengarah keterbuktian hipotesis. Peneliti harus bersikap objektif terhadap data yang terkumpul. Terhadap hipotesis yang sudah dirumuskan peneliti dapat bersikap 2 hal yakni : 1. Menerima keputusan seperti adanya seandainya hipotesisnya tidak terbukti (pada akhir penelitian) 2. Mengganti hipotesis seandainya melihat tanda-tanda bahwa data yang terkumpul tidak mendukung terbuktinya hipotesis (pada saat penelitian berlangsung). Apabila peneliti mengambil hak kedua, maka didalam laporan penelitian harus dituliskan proses pengganyian ini. Dengan demikian, peneliti telah bertindak jujur dan tegas, sesuatu yang memang sangat diharapkan dari seorang peneliti. Cara untuk mengtahui kedudukan hipotesis adalah : 1. Perlu diuji apakah ada data yang menunjuk hubungan Antara variabel penyebab dan variabel akibat ? 2. Adanya data yang menunjukkan bahwa akibat yang ada, memang ditimbulkan oleh penyebab itu. 3. Adanya data yang menunjukkan bahwa tidak ada penyebab lain yang bias menimbulkan akibat tersebut.
14
15
Apanila ketiga hal tersebut dapat dibuktikan, maka hipotesis yang dirumuskan mempunyai kedudukan yang kuat dalam penelitian. Walaupun hipotesis ini sangat penting sebagai pedoman kerja dalam penelitia, namun tidak selalu
semua
penelitian
berorientasikan
hipotesis.
Jenis
penelitian
eksploratif,survey,atau kasus, dan penelitian development biasanya justru tidak berhipotesis. Tujuan penelitian jenis ini bukan untuk menguji hipotesis tetapi mempelajari tentang gejala-gejala sebanyak-bnyaknya. Sehubungan dengan hal ini G.E.R. Brurrough mengatakan bahwa penelitian berhipotesis (penelitian hipotesis) penting dilakukan bagi : 1. Penelitian menghitung banyaknya sesuatu (magnitude). 2. Penelitian tentang perbedaan (differencies). 3. Penelitian hubungan (relationship). Deobold Van Dalen mengutarakan adanya 3 bentuk inter relationship studies yang termasuk penelitian hipotesis yaitu : 1. Case studies. 2. Causal comparative studies. 3. Correlation studies.12
12
Suharismi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2010),111-112.
15
16
BAB 3. PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Hipotesis tidak lain dari jawaban sementara terhadap masalah penelitian, yang kebenarannya harus diuji secara empiris. Hipotesis adalah suatu pernyataan tentang fakta yang dapat diamati, dirumuskan dalam bentuk yang dapat diuji dan menjelaskan bentuk hubungan yang ada antara dua
atau lebih
variabel;dan pernyataan tersebut masih
merupakan jawaban sementara suatu permasalahan penelitian.
Secara umum, hipotesis yang baik harus mempertimbangkan semua faktafakta yang relevan,masuk akal,dan tidak bertentangan dengan hokum alam yang telah diciptakan tuhan. Hipotesis harus dapat diuji dengan aplikasi deduktif atau induktif untuk verifikasi dan harus sederhana. Menemukan suatu hipotesis memerlukan
kemampuan si peneliti dalam
mengaitkan masalah-masalah dengan variable-variabel yang dapat diukur dengan menggunakan suatu kerangka analisis yang dibentuknya. Menggali dan merumuskan hipotesis mempunyai seni tersendiri. Si peneliti harus sanggup memfokuskan permasalahan sehingga hubungan-hubungan yang terjadi dapat diterka.
3.2 Saran
Pembaca diharapkan untuk terus meningkatkan kompetensi dan wawasan yang
berhubungan
dengan
penelitian,khususnya
dalam
merumuskan
hipotesis,walaupun pengggunaan hipotesis tidak pada semua jenis penelitian. Hal ini
dikarenakan
penelitian
merupakan
cara
primer
manusia
dalam
mengembangkan kajian ilmu. Dengan berkembangnya ilmu bimbingan dan
17
konseling tentunya akan mempermudah personal-personal dalam menghadapi persoalan-persoalan hidup yang makin kompleks mengikuti perkembangan masa. DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik . Jakarta; Rineka Cipta. 2006. Gulo ,W. Metodologi penelitian Jakarta: Grasindo, 2002. Malo, Manasse dan Sri Trisnoningtias. Metode Penelitian Masyarakat, PAU Ilmu-ilmu Sosial Universitas Indonesia, Jakarta. 1990. Nanang Martono. Metode Penelitian Kuantitatif: Analisa isi dan Analisis data sekunder . Jakarta. Raja Grafindo Persada. 2010 . Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum, UI Press, Jakarta : Rajawali 1981.