MAKALAH FISIKA RADIODIAGNOSTIK RADIODIAGNOSTIK GRID SINAR X Dosen Pengampu : Sri Mulyati, S.ST, MT
Disusun oleh Kelompok 1 Kelas 2C 1.
Afif Naufal Hisyam
(P1337430215061) (P1337430215061)
2.
Hendra Atmajaya
(P1337430215079) (P1337430215079)
3.
Ayu Yuliana Fajriyah
(P1337430215013) (P1337430215013)
4.
Ayudia Siswi Prihatiningrum
(P1337430215030) (P1337430215030)
5.
Indah Apriyani
(P1337430215047) (P1337430215047)
6.
Intania Megantari Putri
(P1337430215035) (P1337430215035)
7. Nurilma Anggid Kusumasari
(P1337430215073) (P1337430215073)
8. Nur Khamidah
(P1337430215033) (P1337430215033)
9.
(P1337430215007) (P1337430215007)
Sarika Setya Putri
10. Silvina Roadha
(P1337430215053) (P1337430215053)
PRODI DIV TEKNIK RADIOLOGI JURUSAN TEKNIK RADIODIAGNOSTIK DAN RADIOTERAPI SEMARANG POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SEMARANG TAHUN AJARAN 2017
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah Fisika Radiodiagnostik dengan judul “Grid “ Grid Sinar-X” Sinar-X”. Makalah ini dibuat dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah Fisika Radiodianostik serta diharapkan makalah ini dapat bermanfaat untuk menambah informasi mengenai penggunaan grid dalam bidang radiografi. Selanjutnya kami mengucapkan terimakasih kepada Ibu Sri Mulyati, S.ST, MT selaku dosen pengampu mata Fisika Radiodiagnostik, yang telah membimbing kami dalam menyusun makalah ini. Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi perbaikan dan kesempurnaan makalah ini.
Semarang, April 2017 Penulis
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .................................................................................................
i
KATA PENGANTAR ..............................................................................................
ii
DAFTAR ISI ..............................................................................................................
iii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ...............................................................................................
1
B. Rumusan Masalah ..........................................................................................
1
C. Tujuan Penulisan ...........................................................................................
2
D. Manfaat Penulisan .........................................................................................
2
BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian dan Sejarah Penemuan Grid ........................................................
3
B. Fungsi dan Tujuan Penggunaan Grid .............................................................
4
C. Konstruksi Grid..............................................................................................
4
1. Rasio Grid ...............................................................................................
5
2. Frekuensi Grid.........................................................................................
6
3. Interspace Material ..................................................................................
6
4. Grid Strip.................................................................................................
7
D. Prinsip dan Mekanisme Kerja Grid................................................................
7
1. Faktor Perbaikan Nilai Kontras...............................................................
8
2. Selektivitas Grid......................................................................................
8
3. Jarak Fokus ke Film ................................................................................
8
E. Jenis-Jenis Grid 1. Grid Paralel .............................................................................................
9
2. Crossed Grid ...........................................................................................
10
3. Focus Grid ...............................................................................................
10
4. PseudoFocus Grid ...................................................................................
11
5. Moving Grid ............................................................................................
11
F. Masalah yang Timbul dari Pemakaian Grid 1. Off – Level Grid ......................................................................................
12
2. Off – Center Grid ....................................................................................
13
3. Off – Focus Grid .....................................................................................
13 iii
4. Upside – Down Grid ...............................................................................
14
G. Faktor Pemilihan Grid....................................................................................
14
BAB III PENUTUP A. Kesimpulan ...................................................................................................
16
B. Saran .............................................................................................................
16
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................
17
iv
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
Radiasi hambur yang mengenai image receptor akan memiliki kontribusi dalam proses terciptanyaa sebuah gambaran. Salah satu alat yang efektif untuk menurunkan tingkat radiasi hambur yang sampai pada image receptor adalah grid. Grid terbuat dari bahan radiopaque yang disusun secara urut perbagiannya (grid strip) dan diselaselanya terdapat sebuah bahan radiolucent (interspace material). Grid akan diposisikan antara pasien dengan image receptor. Teknik untuk mengurangi jumlah radiasi hambur yang sampai pada image receptor pertama kali didemondtrasikan pada tahun 1913 oleh Gustave Bucky. Seiring dengan berjalannya waktu, Bucky’s grid mengalami perkembangan pada segi kontruksinya, namun prinsip utamanya tidak mengalami perubahan. Grid didesain untuk mentransmisikan sinar-X yang searah dengan garis yang tercipta oleh tabung sinar-X dan image receptor saja. Sementara itu, radiasi hambur yang mengenaiya akan diserap oleh grid material. Menurut Carlton dengan menggunakan grid untuk mendapatkan densitas yang sama dibutuhkan jumlah sinar yang lebih besar dibanding dengan tanpa menggunakan grid, tetapi kontras radiografi yang didapat lebih baik. Alasan digunakan grid yaitu karena banyaknya radiasi hambur dan kurangnya kontras pada pemeriksaan radiografi pada obyek tebal, sehingga digunakan grid yang berfungsi untuk mengurangi radiasi hambur yang diterima pasien dan meningkatkan kontras radiograf. Ada tiga aspek penting dalam susunan grid yaitu : rasio grid, frekuensi grid dan bahan penyusun grid (material).
Grid didesain untuk mengurangi radiasi hambur
yang sampai ke film, sehingga gambar radiografi dapat dibaca oleh dokter radiologi untuk membantu menegakkan diagnosa penyakit. B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan grid dan bagaimana se jarah penemuannya ? 2. Apa fungsi dan tujuan penggunaan grid ? 3. Bagaimana kontruksi dari sebuah grid ? 4. Bagaimana prinsip dan mekanisme kerja grid?
1
5. Apa saja jenis grid yang biasa digunakan? 6. Bagaimana masalah yang dapat timbul dari pemakaian grid? 7. Apa saja faktor yang perlu diperhatikan dalam pemilihan grid? C. Tujuan
1. Mengetahui pengertian dan sejarah penemuan grid. 2. Memahami fungsi dan tujuan penggunaan grid. 3. Memahami konstruksi grid. 4. Memahami prinsip dan mekanisme kerja grid. 5. Mengetahui jenis-jenis grid yang biasa digunakan. 6. Memahami masalah yang dapat timbul dari pemakaian grid. 7. Mengetahui faktor yang perlu diperhatikan dalam pemilihan grid. D. Manfaat Penulisan
Membantu mahasiswa untuk lebih memahami tentang grid sinar-X dan mengetahui cara pemakaian grid yang sesuai.
2
BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian dan Sejarah Penemuan Grid
Salah satu alat yang efektif untuk menurunkan tingkat radiasi hambur yang sampai pada image receptor adalah grid. Grid terbuat dari bahan radiopaque yang disusun secara urut perbagiannya (grid strip) dan disela-selanya terdapat sebuah bahan radiolucent (interspace material). Grid akan diposisikan antara pasien dengan image receptor. Teknik untuk mengurangi jumlah radiasi hambur yang sampai pada image receptor pertama kali didemondtrasikan pada tahun 1913 oleh Gustave Bucky. Seiring dengan berjalannya waktu, Bucky’s grid mengalami perkembangan pada segi kontruksinya, namun prinsip utamanya tidak mengalami perubahan. Grid pertama radiografi Dr Bucky terdiri dari strip lebar timbal yang berjarak 2 cm dan berjalan dalam 2 arah panjangsepanjang satu film dan kemudian di seluruh film. Desain yang menciptakan sebuah gambar dari grid radiografi yang diberikan pada gambar pasien. Meskipun untuk melihat anatomi melalui pola kotak-kotak, grid radiografi asli tidak menyebarkan dan meningkatkan kontras gambar. Pada tahun 1920 Hollis Potter (1880-1963), seorang radiolog Chicago, meningkatkan desain jaringan radiografi Dr Bucky danDr Potter disesuaikan strip utama sehingga mereka menyebar hanya pada 1 arah. Membuat strip utama tipis dan karena itu kurang jelas pada gambar, dan kemudian merancang sebuah perangkat (sekarang dikenal sebagai diafragma Potter-Bucky), yang memungkinkan grid untuk radiografi bergerak selama eksposure. Dengan bergerak grid radiografi, strip timah menjadi kabur dan tidak lagi terlihat di film. Semua perbaikan ini menghasilkan perangkat jaringan praktis untuk aplikasi gambar radiografi. Pemanfaatan grid ini terutama digunakan pada organ-organ manusia yang memiliki nomor atom tinggi. Grid berfungsi untuk menyerap radiasi hambur yang tidak searah yang berasal dari obyek yang dieksposi ( Meredith , 2014). Menurut Carlton dengan menggunakan grid untuk mendapatkan densitas yang sama dibutuhkan jumlah sinar yang lebih besar dibanding dengan tanpa menggunakan grid, tetap kontras radiografi yang didapat lebih baik.
3
B. Tujuan dan Fungsi Penggunaan Grid
Grid bertujuan untuk mengeliminasi radiasi sekunder yang bersifat lemah dan meneruskan radiasi primer yang merupakan foton utama dari focal spot hingga sampai ke film dalam rangka memperbaiki kontras radiograf. Sementara itu fungsi penggunaan grid meliputi: 1. Meningkatkan kontras radiograf. 2. Meningkatkan kualitas radiograf. 3. Mengurangi radiasi hambur yang menuju ke film. 4. Mengoptimalkan densitas radiografi C. Konstruksi Grid
Grid didesain untuk mentransmisikan sinar-X yang searah dengan garis yang tercipta oleh tabung sinar-X dan image receptor saja. Sementara itu, radiasi hambur yang mengenaiya akan diserap oleh grid material. Figure 11-18 merupakan gambaran skematik mengenai bagaimana grid dapat membersihkan radiasi hambur yang akan mengenai image receptor.
Sinar-X yang keluar dari pasien dan mengenai grid strip akan diabsorbsi sehingga tidak sampai ke image receptor. Pada umumnya, sebuah grid akan memiliki grid stips selebar 50 μm yang dipisahkan oleh interspace material selebar 350 μm. Sehingga 12,5% sinar-X yang ditransmisikan melalui pasien akan terabsorpsi. Radiasi primer sinar-X pada interspace material akan ditransmisikan menuju image receptor. Hamburan sinar-X yang melalui interspace material bisa saja diabsorbsi ataupun diteruskan, hal ini tergantung pada sudut datangnya sinar dan karakteristik fisik 4
dari grid tersebut. Jika sudut datangnya radiasi hambur cukup besar apabila diukur dari garis tegak lurus yang memotong grid strip, maka radiasi hambur itu akan diserap. Jika sudut datangnya sinar kecil, maka radiasi hambur sinar-X akan ditransmisikan seperti sinar-X primer. Pengukuran laboratorium menunjukkkan bahawa grid berkualitas tinggi akan mengatenuasikan 80% hingga 90% dari radiasi hambur. Grid sedemikian rupa disebut sebagai grid yang mampu melakukan pembersihan dengan baik. Dalam penyusunan sebuah grid terdapat beberapa aspek yang perlu diperhatikan, meliputi: 1. Rasio Grid Sebuah grid memiliki tiga dimensi penting yang pertama adalah tebal grid strip (T), lebar interspace material (D), dan tinggi grid (h). Grid rasio adalah tinggi grid dibagi dengan lebar interspace (Figure 11-19).
Grid rasio tinggi lebih efektif untuk mengurangi radiasi hambur dibandingkan grid dengan rasio grid rendah. Ini dikarenakan sudut datangnya hamburan yang diperbolehkan pada raso grid tinggi lebih kecil dibandingkan pada rasio grid rendah (Figure 11-20). Pada umumnya, rasio grid memiliki rentang 5:1 sampai 16:1, rasio grid yang lebih tinggi lebih sering digunakan pada radiografi dengan teknik kV tinggi. Grid 8:1 sampai 10:1 merupakan grid yang paling sering digunakan pada sistem imejing sinar-X general purpose. Grid 5:1 akan mereduksi kurang lebih 85% radiasi hambur, sedangkan grid 16:1 akan mereduksi radiasi hambur sebanyak 97%. 5
2. Frekuensi Grid Jumlah
grid strip per sentimeter disebut dengan frekuensi grid. Grid
dengan frekuensi tinggi menunjukkan grid line yang kurang jelas pada radiograf, dibandingkan dengan grid frekuensi rendah. Jika lebar grid strip dibuat konstan, frekuensi grid akan menjadi lebih tinggi, interspacenya menjadi lebih kecil dan rasio grid menjadi lebih besar. Dengan kenaikan frekuensi grid, secara relatif lebih banyak grid strip yang mampu mengabsorbsi sinar-X; oleh karena itu, dosis radiasi yang diterima pasien tinggi karena teknik radiografi tinggi diperlukan. Kerugian dari naiknya dosis radiasi yang diterima pasien berhubungan dengan grid frekuensi tinggi dapat diatasi dengan mengurangi lebar grid strip, sehingga rasio grid berkurang dan radiasi hambur akan diserap. Kebanyakan grid memi liki frekuensi dengan rentang 25 sampai 45 garis per sentimeter. Frekuensi grid dapat dihitung jika lebar dari grid strip dan interspace diketahui.
3. Interspace Material Tujuan dari interspace material adalah untuk memastikan separasi yang akurat antar lead strip dari grid. Interspace material pada sebuah grid biasanya berbahan dasar alumunium atau plastik fiber. Alumunium dapat memproduksi gambaran garis yang tidak terlalu jelas pada radiograf, namun disisi lain penggunaan alumunium sebagai interspace akan meningkatkan absorbsi dari radiasi primer sinar-X terutama pada penggunaan kV rendah. Akibatnya adalah mAs dan dosis pasien semakin tinggi. Diatas 100 kVp, properti ini tidak penting, tapi saat low kVp, dosis pasien mungkin berkurang dari kira-kira 20%. Untuk alasan ini, interspace grid fiber seringkali disamakan dengan interspace grid alumunium. Tetap saja alumunium memiliki 2 kelebihan tambahan dibandingkan fiber. Itu adalah nonhygroscopic yang tidak menyerap kelembaban seperti yang dilakukan plastik fiber. Interspace grid fiber dapat menjadi melengkung jika menyerap kelembaban. Juga, interspace grid alumunium dengan kualitas tinggi lebih mudah untuk dibuat karena alumunium lebih mudah dibentuk dan digulung menjadi lembaran dengan ketebalan tertentu. 6
4. Grid Strip Secara teoritis grid strip harus jauh lebih tipis dan harus memiliki sifat penyerapan yang tinggi. Strip-strip ini dapat dibentuk dari beberapa material yang memungkinkan. Timbal adalah yang paling umum digunakan karena mudah dibentuk dan relative tidak mahal. Karena nomor atom dan densitas tinggi timbal dijadikan sebagai pilihan ntuk pembuatan grid. Tungsten, platinum, emas dan uranium sebelumnya telah dicoba namun tidak ada yang mempunyai karakteristik seperti timbal. D. Prinsip dan Mekanisme Kerja Grid
Radiasi yang dihasilkan yang dihasilkan oleh interaksi sinar X dengan materi (Objek) akan menyebar ke segala arah. Salah satu arahnya adalah ke film. Grid diletakkan diantara objek dan film, sehingga radiasi hambur yang akan mencapai film harus melewati grid tersebut. Arah radiasi hambur yang membentuk sudut dengan garis lempengan akan diserap oleh material timbal grid. Sedangkan yang arahnya sejajar dengan bahan penyekat (interspace) akan diteruskan ke film. Jumla h radiasi hambur yang diteruskan tentunya akan semakin berkurang sesuai dengan rasio grid (Sprawls, 2010). Berikut ini digambarkan prinsip kerja dari grid radiografi seperti gambar dibawah ini.
Fungsi utama grid adalah memperbaiki nilai kontras radiografi dengan cara menyerap radiasi hambur dan meneruskan radiasi primer sampai ke film. Mekanisme kerja grid didasarkan pada :
7
1. Faktor Perbaikan Nilai Kontras Faktor perbaikan kontras adalah perbandingan antara kontras radiograf menggunakan grid dengan kontras radiograf tanpa menggunakan grid. Faktor perbaikan dirumuskan dengan persamaan (Meredith, 2014) :
Dengan K adalah faktor perbaikan Kontras radiografi , C adalah Kontras radiograf dengan menggunakan grid dan C’ adalah Kontras radiograf tanpa menggunakan grid. Semakin tinggi rasio grid yang dipakai faktor perbaikan kontras akan semakin tinggi. Faktor perbaikan kontras ini tergantung pada tegangan tabung yang diberikan, ukuran luas penyinaran, dan ketebalan objek penyinaran. 2. Selektivitas Grid Selektivitas grid adalah perbandingan antara radiasi primer yang diteruskan dengan radiasi hambur yang ikut diteruskan. Faktor selektivitas (S) dituliskan dengan :
Dengan Tp adalah radiasi primer yang diteruskan melalui grid, Ts adalah radiasi hambur yang diteruskan melalui grid. Selektivitas grid dipengaruhi oleh kadar timbal yang menyusun grid. Semakin tinggi kadar timbal yang dikandung semakin tinggi selektivitas grid dan semakin tinggi pula kemampuan grid dalam menyerap radiasi hambur. Daya selektifitas grid tergantung pada kemampuan meneruskan radiasi primer dan menyerap radiasi sekunder (hamburan). Makin berat suatu grid, maka semakin tinggi selektifitasnya, dan semakin tinggi pula faktor peningkatan kontras. 3. Jarak Fokus ke Film Jarak antara fokus dengan film (FFD) pada setiap penyinaran dengan mempergunakan grid perlu diperhatikan. Karena grid diletakkan menempel (sedekat mungkin) dengan film, semakin jauh jarak antara fokus dengan grid tentunya akan mempengaruhi jarak grid terhadap fokus. Semakin dekat jarak grid terhadap fokus makan akan semakin banyak radiasi primer yang terpotong oleh 8
lempengan timbal. Hal inilah yang disebut dengan cut off grid . Tingkat cut off yang paling tinggi adalah pada grid jenis silang dan linear, untuk jarak fokus ke film yang sangat dekat. Untuk mengurangi efek cut off tersebut, dapat digunakan grid dengan jenis fokus atau fokus semu. Tetapi didalam penggunaan kedua jenis grid tersebut harus menggunakan jarak tertentu sesuai dengan ketentuannya. E. Jenis- Jenis Grid
1. Grid Paralel Tipe grid yang paling sederhana adalah Parallel Grid. Tetapi pararel grid mempunyai grid cutoff, absorpsi sinar – X primer oleh grid yang tak diinginkan.Strip utama berjalan paralel satu sama lain dalam jenis pola grid. Strip tidak pernah selaras dengan balok utama karena mereka semua vertikal (kecuali untuk strip langsung di bawah sinar pusat). Grid linier paralel memungkinkan untuk angulasi tabung, meminimalkan risiko cutoff grid. Untuk mendapatkan Optical Density yang maksimum sepanjang pertengahan garis dari film dan akan menurun menuju ke sisi – sisinya.
Cut off pada parallel grid paling banyak dihasilkan ketika grid digunakan pada SID yang pendek dengan film yang areanya luas. Misalnya, secara teoritis grid dengan faktor 10 : 1 digunakan pada SID 100 cm seharusnya bisa menyerap semua energi sinar – x primer lebih jauh daripada 10 cm dari CP. Ketika film yang digunakan berukuran 35 x 43 cm, FOD harus jelas hanya melebihi 20 x 43 cm. Meningkatnya tingkat cut off grid dipengaruhi dengan meningkatnya SID.
9
2. Crossed Grid Crossed grid merupakan sebuah grid berselang-seling, juga disebut sebagai grid lintas adalah gabungan dari 2 grid dengan strip utama tegak lurus satu sama lain. Desain ini umumnya meningkatkan peningkatan kontras dan digunakan dalam tertentu Aplikasi prosedur radiografi khusus. Ketika crossed grid yang digunakan, tidak diperbolehkan ada kemiringan tabung, karena angulasi apapun akan mengakibatkan jaringan cutoff karena strip utama yang berjalan di kedua arah. Sebuah grid silang terutama cocok di mana kotak dengan rasio yang sangat tinggi diperlukan (misalnya, Mamografi dan pencitraan prosedur khusus, seperti cross-table angiografi).
Crossed grid lebih efisien dibandingkan dengan parallel grid, karena bisa membersihkan lebih banyak radiasi hambur. Faktanya, crossed grid mempunyai faktor peningkatan kontras yang lebih tinggi daripada dua kali rasio parallel grid. 3. Focus Grid Focus grid, di desain untuk meminimalisir cut off grid. Letak dari strip utama miring. Grid dari ujung ketengah grid searah menuju suatu fokus sehingga sinar obligue masih bisa lewat melalui lempengan aluminium (interspace).
10
4. Pseudofocus Grid Grid jenis ini seperti konstruksi linear akan tetapi ketinggian lempengan timbalnya dari tepi ke tengah semakin tinggi, sehingga sinar oblik masih dapat melewati grid untuk sampai ke
film. Susunan seperti ini berfungsi untuk
mengurangi adanya cut off.
5. Moving Grid Grid bergerak (moving grid) diciptakan oleh Dr Hollis E. Potter pada tahun 1920 dan selama bertahun-tahun, grid bergerak itu disebut grid Potter Bucky. alam beberapa tahun terakhir nama telah disingkat menjadi grid Bucky, yang sangat disayangkan, karena nama penemu dihilangkan. Grid digerakkan untuk mengaburkan bayangan strip timah hitam (lajur grid).
Biasanya grid ini
digerakkan oleh motor yang berada di bawah meja pemeriksaan atau tepatnya terletak diatas film. Sehingga disaat eksposure dengan cepat grid bergerak sehingga hasil pada gambar radiografi strip tidak lagi terlihat.
11
F. Masalah yang Timbul dari Penggunaan Grid
Grid memang sangat berguna dalam peningkatan kualitas radiograf, yang meliputi kontras dan densitas, akan tetapi grid juga seringkali menimbulkan cut-off pada hasil radiograf yang dibuat, karena adanya beberapa masalah pada saat penggunaannya. Masalah yang dapat timbul dari penggunaan grid antara lain adalah: 1. Off - Level Grid Grid yang berfungsi dengan baik harus berada di bidang tegak lurus terhadap central ray berkas sinar-X (Figure 11-27). Arah sumbu sinar berkas sinar-X adalah sinar-X yang melintas sepanjang pertengahan berkas sinar-X utama. Off-level grid dalam praktek nyata biasanya terjadi karena posisi X-ray tube yang tidak benar dan bukan karena posisi grid yang tidak benar. Akan tetapi, offlevel grid dapat terjadi ketika grid miring pada pemeriksaan menggunakan sinar horizontal atau pada mobile radiography ketika IR merosot turun ke meja pasien. Jika central ray diatur menyudut pada sebuah grid, maka sinar-X utama akan menyudut,diserap oleh grid strip, dan grid cut off yang akan diteruskan dan muncul pada radiograf, mengakibatkan intensitas pada IR menjadi rendah.
12
2. Off - Center Grid Sebuah grid bisa tegak lurus dengan arah sumbu sinar-X dan memproduksi cut-off grid jika bergeser ke kanan atau ke kiri. Ini merupakan masalah dnegan focus grid seperiti pada Figure 11-28, yang mana tampak off-center grid. Center dari focus grid harus diposisikan langsung dibawah target tabung sinar-X, dengan demikian arah sumbu sinar-X akan melalui pertengahan grid. Pergeseran lateral dari grid dapat menyebabkan cut-off sepanjang radiograf. Kesalahan semacam ini biasa disebut dengan lateral decentering.
3. Off - Focus Grid Masalah utama pada penggunaan focus grid adalah ketika radiograf diambil pada SID/FFD yang tidak sesuai dengan grid yang digunakan. Figure 11-29 13
menggambarkan apa yang terjadi ketika grid fokus tidak digunakan pada jarak fokus yang sesuai. Semakin jauh grid dari fokus maka semakin besar cut-off yang terjadi. Grid cut-off yang terjadi pada radiograf tidak akan sama, akan tetapi semakin parah pada bagian sudut atau ujungnya. Kondisi seperti ini biasanya tidak menjadi masalah apabila pada semua radiograf toraks diambil dengan FFD 180cm dan semua radiograf diatas meja pemeriksaan diambil pada FFD 100cm. Memposisikan grid dengan jarak fokus yang tepat jauh lebih penting pada grid dengan rasio tinggi dibandingkan pada grid dengan rasio grid rendah.
4. Upside – Down Grid Penjelasan tentang upside-down grid sudah sangat jelas. Hal tersebut hanya butuh terjadi sekali untuk langsung mengetahuinya. Sebuah radiograf yang diambil dengan menggunakan grid yang terbalik akan menunjukkan cut-off yang parah pada bagian lain dari titik tengah sumbu sinar (Figure 11-30). G. Faktor dalam Pemilihan Grid yang Tepat
Secara garis besar faktor yang perlu diperhatikan dalam pemilihan grid yang tepat antara lain adalah: 1. Dosis pasien meningkat seiring dengan peningkatan rasio grid. 2. Rasio grid tinggi digunakan pada pemeriksaan dengan teknik kV tinggi. 3. Dosis pasien pada kV tinggi lebih rendah daripada kV rendah.
14
Alternatif lain dari penggunaan grid adalah penggunaan teknik air-gap. Teknik ini dapat mengurangi scatter yang sampai pada image receptor dan diklaim memiliki hasil yang sama dengan penggunaan grid 8:1. Akan tetapi teknik air-gap ini justru dapat meningkatkan dosis radiasi yang diterima pasien. Radograf yang dihasilkan juga akan mengalami magnifikasi. Pada teknik ini, kaset atau image receptor akan ditempatkan pada jarak 10cm-15cm dari objek. Biasanya pada penggunaan teknik ini mAs akan dinaikkan 10% dari mAs awal.
15
BAB III PENUTUP A. Kesimpulan
Grid adalah suatu alat yang berfungsi menaikkan kontras radiografi dengan cara menyerap radiasi hambur dan meneruskan radiasi primer. Prinsip kerjanya adalah meneruskan radiasi primer yang sejajar dengan interspace dan menyerap radiasi hambur berkekuatan lemah yang tidak sejajar dengan interspace. Selain itu grid memiliki mekanisme tertentu yang didasarkan pada faktor perbaikan nilai kontras, selektivitas grid, dan fokus ke film. Aspek penting dalam sebuah grid meliputi; rasio grid, frekuensi grid, interspace material, dan grid strip. Faktor tersebut dapat mempengaruhi penggunaan grid. Sementara itu jenis-jenis grid yang biasa dijumpai antara lain; grid paralel, crossed grid, focus grid, pseudofocus grid, dan moving grid. Dalam penggunaan grid seringkali terjadi masalah, antara lain; off-level grid, offcenter grid, off-focus grid, dan upside-down grid. Semakin jauh jarak fokus ke film maka cut-off yang terjadi akan semakin parah. Penentuan ketepatan grid berkaitan langsung dengan dosis yang diterima pasien. Akan tetapi penentuan grid yang tepat juga dipengaruhi oleh objek yang diperiksa, apakah objek tersebut termasuk kedalam objek yang perlu menggunakan kV tinggi atau hanya perlu kV rendah. Pemeriksaan dengan kV tinggi memerlukan rasio grid yang tinggi, namun peningkatan rasio grid dapat menyebabkan peningkatan dosis radiasi yang diterima pasien. B. Saran
a. Penggunakan grid perlu disesuaikan dengan penggunaan kV, semakin tinggi kV maka semakin besar rasio grid yang digunakan. b. Perlu diperhatikan ketepatan posisi grid agar tidak terjadi masalah seperti yang disebutkan sebalumnya. c. Dalam penggunaanya perlu diperhatikan konstruksi dan jenis grid yang akan dignakan, karena beberapa grid memiliki fungsi yang spesifik.
16
DAFTAR PUSTAKA Bushberg, Jerrold. 2012. The Essential physics of Medical Imaging: Third Edition. Lippincott: Williams and Wilkins. Bushong, Stewart Carlyle. 2013. Radiologic Science For Technologists: Physics, Biology, and Protection :Tenth Edition. St. Louis: Elsevier. Carlton, Richard R. 2001. Principles of Radioghraphic Imaging an Quality Control : 3rd Edition. Harles, C. Thomas Publisher. Spring Field. Illionis USA. Sprawls, Perry. 2010. Physical Principles of Diagnostic Radiology. Lippincott: Williams and Wilkins. Meredith, W.J. dan Massey, J.B, 2014. Fundamental Physics of Radiology, Bristol: John Wright and Sons Ltd.
17