BAB I PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Halusi Halusinasi nasi merupa merupakan kan salah salah satu ganggu gangguan an presep presepsi, si, dimana dimana terjadi terjadi pengalaman panca indera tanpa adanya rangsangan sensorik (pesepsi indera yang salah) meliputi panca indera secara keseluruhan (pendengaran, perabaan, penglihatan, pengecapan dan pembauan) terjad pada saat kesadaran individu penuh atau baik Di Indon Indonesia esia diperk diperkirk irkan an lebih lebih dari dari 90% klien klien dengan dengan skizof skizofren renia ia mengal mengalami ami halusin halusinasi. asi. meskip meskipun un bentuk bentuk halusi halusinas nasiny inyaa bervar bervarias iasii tetapi tetapi sebagia sebagian n besar besar klien klien skizof skizofren renia ia diruma dirumah h sakit sakit jiwa jiwa mengala mengalami mi halusi halusinas nasii dengar.Suara dapat bertasal dari dalam diri individu atau dai luar dirinya. Suara dapat tunggal atau multiple. Isi suara dapat memerintahkan sesuatu pada klien atau seringnya tentang perilaku klien sendiri.
1.3. Rumusan Masalah
1. Apakah Apakah peng pengert ertian ian dari dari halusi halusinas nasii ? 2. Apa saja saja jenis-j jenis-jeni eniss dari halu halusin sinasi asi ? 3. Apa saja saja tahap tahap – taha tahap p dari dari halusi halusinas nasii ? 4. Apa saja faktor faktor - faktor faktor yang yang mempengaru mempengaruhi hi halusinasi halusinasi ? 5. Apa saja saja tanda tanda dan gejal gejalaa dari halu halusin sinasi asi ? 6. Bagaimana Bagaimana cara mengkaji mengkaji klien klien dengan dengan halusinasi halusinasi ? 7. Apa saja saja Diagnosa Diagnosa ganggu gangguan an persepsi persepsi halusin halusinasi asi ? 8. Bagaimana Bagaimana tindak tindakan an keperaw keperawatan atan halusinasi halusinasi ?
1.2. 1.2. Tu Tuju juan an
1. Untuk mengetahui mengetahui pengertian pengertian dari halusin halusinasi. asi. 2. Untuk mengetahui mengetahui jenis-jenis jenis-jenis dari dari halusin halusinasi asi . 3. Untuk mengetahui mengetahui tahap – tahap tahap dari dari halusinasi halusinasi.. 4. Untuk mengetahui mengetahui faktor faktor yang yang mempengar mempengaruhi uhi halusinasi halusinasi..
1
5. Untuk mengetahui mengetahui tanda gejala dari halusin halusinasi. asi. 6. Untuk mengetahui mengetahui pengkajian pengkajian halusinasi. halusinasi. 7. Untuk mengetahui mengetahui Diagnos Diagnosaa gangguan gangguan persepsi persepsi halusinasi halusinasi.. 8. Untuk mengetahui mengetahui tindakan tindakan keperawa keperawatan tan halusin halusinasi. asi.
2
BAB II TINJAUAN TEORI
2.1 2.1 Peng Penger erti tian an Halu Halusi sina nasi si 2.1.1
Halusinasi adalah persepsi sensori palsu yang tidak dikaitkan dengan stimulus stimulus eksternal eksternal yang nyata; mungkin mungkin terdapat interpretasi interpretasi berupa waham atas pengalaman pengalaman halusinasi tersebut namun mungkin pula tidak (synopsis of psyciatric).
2.1.2
Halusinasi adalah suatu tangkapan atau penerimaan panca indra atau sensori persepsition tanpa adanya rangsangan panca indra yang wajar (ensiklopedi umum).
2.1.3 2.1.3
Halusin Halusinasi asi adala adalah h persepsi persepsi salah salah yang yang diter diterima ima panca panca indra indra ekster eksternal nal yang ang bias biasan any ya
tida tidak k diin diinte terp rpre reta tasi sika kan n ke dala dalam m peng pengal alam aman an
(Ensiklopedi Keperawatan). 2.1. 2.1.4 4
Halu Halusin sinasi asi adalah adalah persep persepsi si senso sensori ri imaji imajina nasi si semat semataa dapa dapatt beru berupa pa audi audiot otory oryik ik,, visu visual al,, tact tactil il,, olfac olfacto tory ry dan dan lain lain-la -lain in (Buk (Buku u Saku Saku Psyciatric edisi 6).
2.1. 2.1.5 5
Hallu Halluci cinat natio ions ns can be defin defined ed as sens sensory ory perc percep epti tion onss for for which which no external stimulus exists. Dapat didefinisikan sebagai terganggunya persepsi sensori seseorang, dimana tidak terdapat stimulus (Iyus Yosep, 2011).
2.1.6
Halu Halusi sin nasi asi
adal adalah ah
hila hilan ngny gnya
kemam emampu puan an
manu anusia sia
dala dalam m
membedakan rangsangan internal (pikiran) dan rangsangan ra ngsangan eksternal. Klien memberi persepsi atau pendapat tentang lingkungan tanpa ada objek atau rangsangan yang nyata. Sebagai contoh klien mengatakan mend menden enga garn rn suar suaraa pada padaha hall tida tidak k ada ada oran orang g yang ang berb berbic icar araa (Kusumawati Farida, 2011). 2.1.7
Halusinasi adalah salah satu gejala gangguan sensori persepsi yang dialami oleh pasien gangguan jiwa. Pasien merasakan sensasi berupa suara, suara, pengli penglihat hatan, an, pengec pengecapa apan, n, atau atau penghi penghidua duan n tanpa tanpa stimu stimulus lus nyata (Keliat Budi Anna, dkk, 2011).
3
2.1. 2.1.8 8
Halu Halusin sinasi asi adalah adalah penc pencera erapa pan n tanp tanpaa adan adanya ya rang rangsan sang g apap apapun un pada pada panca indra seorang pasien , yang terjadi dalam keadaan sadar atau bangun, dasarnya mungkin organic, fungsional,psikotik, ataupun histeric( Maramis, 1998).
2.1.9
Halusinasi adalah suatu persepsi yang salah tanpa dijumpai adanya rangsangan dari luar (Iyus Yosep, 2011).
2.2 2.2 Jeni Jeniss-Je Jeni niss Halu Halusi sina nasi si
Jenis-jenis Halusinasi menurut Buku Catatan Ilmu Kedokteran Jiwa (W.F Maramis): 1)
Halusinasi penglihatan (visual optic): tak berbentuk atau sinar, kilapan atau pola cahaya cahaya atau berbentuk berbentuk orang, orang, binatang binatang atau barang barang lain yang dikenalnya, berwarna atau tidak.
2)
Halu Halusi sina nasi si pend penden enga gara ran n (aud (audit itif, if, acusti acustic) c):: suar suaraa manu manusia sia,, hewa hewan n atau atau mesin, barang, kejadian alamiah dan musik.
3)
Halusi Halusinasi nasi penciu pencium m (olfac (olfactor toric): ic): menc mencium ium sesu sesuatu atu bau. bau.
4)
Halusinasi pengecap (gustactori): merasa/mengecap sesuatu.
5)
Halusinasi peraba (tactil): merasa diraba, disentuh, ditiup, disinari atau seperti ada ulat bergerak dibawah kulitnya.
6)
Halusi Halusinasi nasi kines kinestet tetik ik : merasa merasa badanny badannyaa bergerak bergerak dalam dalam sebuah sebuah ruang ruang,, atau anggota badannya badannya bergerak (umpamanya (umpamanya anggota badan bayangan atau “panthom limb”).
7)
Halusinasi viseral: perasaan timbul didalam tubuhnya.
8)
Halusinasi hipnagogic: terdapat ada kalanya pada seorang yang normal, tepat sebelum tertidur persepsi sensori bekerja salah.
9)
Halusi Halusinasi nasi hipnop hipnopomp ompic: ic: seperti seperti pada pada nomor nomor 8, tetapi tetapi terjad terjadii tepat tepat sebelum terbangun sama sekali dari tidurnya. Disamping itu ada pula pengalaman halusinatoric dalam impian yang normal.
10) 10) Halu Halusi sina nasi si hist hister eric ic:: timb timbul ul pada pada nero nerosa sa hist hister eric ic kare karena na konf konfli lik k emosional.
4
2.3 2.3 Taha Tahapp-Ta Taha hap p Halu Halusi sina nasi si
2.3.1
Men Menurut Iyus Yosep sep,2011 fase awal awal sese seseo oran rang seb sebelu elum muncu ncul Sleep Sleep disord disorder er: fase
halusi halusinasi nasi.. Klien Klien merasa merasa banya banyak k masalah masalah,, ingin ingin menghi menghinda ndarr dari dari ling lingku kung ngan an,, taku takutt dike diketa tahu huii oran orang g lain lain bahw bahwaa diri diriny nyaa bany banyak ak masal masalah ah.. Masal Masalah ah maki makin n tera terasa sa suli sulitt kare karena na berb berbag agai ai stres stressor sor terakumulasi, terakumulasi, misalnya kekasih kekasih hamil, hamil, terlibat terlibat narkoba, narkoba, dikhianati dikhianati kekasih, masalah dikampus, PHK ditempat kerja, penyakit, utang, nila nilaii dika dikamp mpus us,, drop drop out. out. Masa Masala lah h mera merasa sa mene meneka kan n kare karena na terak terakum umul ulasi asi sedan sedangk gkan an supp suppor ortt syste system m kuran kurang g dan dan perse perseps psii terhada terhadap p masalah masalah sangat sangat buruk. buruk. Sulit Sulit tidur tidur dengan dengan terusterus-men meneru eruss sehingga terbiasa mengkhayal. Klien menganggap lamunan-lamunan awal tersebut sebagai pemecahan masalah. halusinasi asi secara secara Comforting Comforting moderate moderate level level of anxiety anxiety: halusin umum umum ia terima terima sebaga sebagaii sesuat sesuatu u yang yang alami. alami. Pasien Pasien mengala mengalami mi emosi emosi yang yang berlan berlanjut jut seperti seperti adany adanyaa perasaa perasaan n cemas, cemas, kesepi kesepian, an, perasaan berdosa, ketakutan dan mencoba memusatkan pikiran pada timbulnya timbulnya kecemasan. kecemasan. Ia beranggapan beranggapan bahwa pengalaman pengalaman pikiran pikiran dan sensori sensoriny nyaa dapat dapat ia contro controll bila bila kecema kecemasann sannya ya diatur diatur,, dalam dalam taha tahap p ini ini ada ada kece kecend nder erun unga gan n klie klien n meras erasaa nyam nyaman an deng dengan an halusinansinya. pengalama aman n sensori sensori Condemnin Condemning g severe severe level level of anxiety anxiety: pengal klien menjadi sering datang dan mengalami bias. Klien mulai merasa tidak tidak mampu mampu lagi lagi mengon mengontro trolny lnyaa berupa berupaya ya menjag menjagaa jarak jarak antara antara dirinya dengan objek yang dipersepsikan klien mulai menarik diri dengan orang lain dengan intensitas waktu yang lama. Controlling severe level of anxiety : klien mencoba melawan
suara-su suara-suara ara atau atau sensory abnormal yang yang data datang ng.. Klie Klien n dfap dfapat at merasakn merasakn kesepian kesepian bila halusinasiny halusinasinyaa berakhir. berakhir. Dari sinilah dimulai dimulai fase gangguan psychotic. psychotic.
5
Conquering panic level of anxiety : pengalaman sensorinya
terga tergang nggu gu,, klie klien n meras merasaa teran teranca cam m deng dengan an adan adanya ya suara suara-su -suara ara terutama bila klien tidak dapat menuruti ancaman atau perintah yang dengar dari halusinasinya. Halusinasinya dapat berangsung selama minim inimal al 4 jam jam atau atau seha sehari rian an bila ila klien lien tid tidak mend endapat apatka kan n komunikasi terapiutik. Terjadi gangguan psikotik berat.
2.3. 2.3.2 2
Menu Menuru rutt kusu kusuma mawa wati ti,, fari farida da , 2011 2011 disebut ut juga juga fase fase comforting yaitu yaitu fase fase Fase Fase per pertam tama a diseb
menyenangk menyenangkan. an. Pada tahap ini masuk dalam golongan golongan nonpsikotik. nonpsikotik. Karakteristik: klien mengalami stres, cemas, perasaan perpisaan, rasa bersalah,
kesepian
yang
memuncak,
dan
yang
tidak
dapat
diselesaikan. diselesaikan. Klien mulai melamun dan memikirkan memikirkan hal-hal yang menyenangkan, cara ini hanya menolong sementara. Perilaku klien : tersenyum atau tertawa yang tidak sesuai, menggerakkan bibir tanpa suara, pergerakan mata cepat, respon ferbal yang lambat jika sedang asik dengan halusinasinya dan suka menyendiri. Fase Fase ked kedua ua diseb disebut ut juga juga deng dengan an fase fase condemning atau
ansieta ansietass berat berat yaitu
halusi halusinasi nasi menjad menjadii menjij menjijikk ikkan. an. Termasuk Termasuk
keda kedalam lam psik psikot otik ik ring ringan an.. Kara Karakt kter erist istik ik : peng pengal alam aman an senso sensori ri menjijikkan menjijikkan dan menakutkan menakutkan,, kecemasan kecemasan meningkat, meningkat, melamun, melamun, dan berpikir sendiri jadi dominan. Mulai dirasakan ada bisikan yang tidak jelas. Klien tidak ingin orang lain tahu, dan ia tetap dapat mengiontrolnya. Perilaku klien : meningkatnya tanda-tanda system saraf otonom seperti peningkatan denyut jantung dan tekanan darah. Klien asik dengan halusinasinya dan tidak bisa membedakan realitas. Fase ketiga adalah fase controlling atau ansietas berat yaitu
pengalaman sensori menjadi berkuasa. Termasuk dalam gangguan psikotik. Karakteristik : bisikan, suara, isi halusinasi, semakin meninjol, menguasai dan mengontrol klien. Klien menjadi terbiasa dan tidak berdaya berdaya terhadap terhadap halusinasiny halusinasinya. a. Perilaku Perilaku klien : kemauan kemauan
6
dikendalikan halusinasi, rentang perhatian hanya beberapa menit atau detik. Tanda-tanda fisik berupa klien berkeringat, tremor, dan tidak mampu mematuhi perintah. Fase ke empat adalah fase conquering atau panic yaitu klien
lebur lebur deng dengan an halu halusin sinasi asiny nya. a. Term Termasu asuk k dalam dalam psik psikot otik ik bera berat. t. Kara Karakt kter eris isti tik: k:
halu halusi sina nasi siny nyaa
beru beruba bah h
menja enjadi di
meng mengan anca cam, m,
meme memeri rint ntah ah,, dan dan mema memarah rahii klie klien. n. Klie Klien n menj menjad adii taku takut, t, tida tidak k berdaya, hilang control dan tidak dapat berhubungan secara nyata dengan dengan orang orang lain di lingku lingkunga ngan. n. Perila Perilaku ku klien klien : perila perilaku ku terror terror akibat panic, potensi bunuh diri, perilaku kekerasan, agitasi, menarik diri diri atau atau kata katato toni nik, k, tida tidak k mamp mampu u mere meresp spon on terh terhad adap ap perin perinta tah h kompleks dan tidak mampu berespon lebih dari satu orang.
2.4 Faktor-F Faktor-Fakto aktorr yang yang mempeng mempengaruh aruhii Halusin Halusinasi asi
a.
Faktor pre predisposisi 1.
Faktor perkembangan
Perk Perkem emba bang ngan an yang terg tergan angg ggu u misal misalny nyaa renda rendah h cont contro roll dan dan kehangatan keluarga menyebabkan klien tidak mampu mandiri sejak kecil, yang menyebabkan mudah frustasi, hilang percaya diri, dan lebih rentan terhadap strees. 2.
Faktor so sosiokultural
Seseo Seseora rang ng yang yang mera merasa sa tida tidak k terim terimaa ling lingku kung ngan anny nyaa sejak sejak bayi bayi ( unwan unwanted ted child) child) akan akan merasa merasa dising disingkir kirkan kan,, kesepia kesepian, n, dan tidak tidak percaya pada lingkungannya. 3.
Faktor biokimia
Mempunyai pengaruh terhadap terjadinnya gangguan jiwa, adannya strees yang berlebihan berlebihan dialami dialami seseorang seseorang maka di dalam tubuh akan dihasilkan suatu zat yang dapat bersifat halusinogenik neurokimia, sepe sepert rtii bufe bufenn nnol ol dan dan dime dimety tytr tran anfe fera rase se (DMP (DMP). ). Akib Akibat at stre stress ss bekepanjangan menyebabkan teraktifasinya, neurotransmitter otak, misanya terjadi ketidakseimbangan asetyl kolin dan dopamine.
7
4.
Faktor psikologis
Tipe Tipe kepr keprib ibad adia ian n lema lemah h dan dan tida tidak k bert bertan angg ggun ungja gjawa wab b muda mudah h terjeru terjerumu muss pada pada penya penyalahg lahguna unaan an zat adikti adiktif. f. Hal ini berpen berpengar garuh uh pada ketidak mampuan klien dalam dala m mengambil keputusan yang tepat demi masa depannya. Klien lebih memilih kesenangan sesaat dan lari dari alam nyata kea lam khayal. 5.
Faktor genetic dan pola asuh
Pemn Pemnel eliti itian an menu menunj njuk ukan an bahw bahwaa anak anak sehat sehat yang ang diasu diasuh h ortu ortu skiz skizof ofre rein inia ia
cend cender erun ung g
meng mengal alam amii
skiz skizof ofre rein inia ia..
hasi hasill
stud studii
menunjukkan bahwa faktor keluarga menunjukkan hubungan yang saling berpengaruh pada penyakit ini.
b.
Faktor Presipitasi 1.
Perilaku
Respon klien terhadap halusinasi halusinasi dapat berupa curiga, ketakutan, ketakutan, perasaan tidak aman, gelisah dan bingung, perilaku merusak diri, kurang kurang perhat perhatian ian,, tidak tidak mampu mampu mengam mengambil bil keputu keputusan san serta serta tidak tidak dapa dapatt memb membed edak akan an kead keadaa aan n nyat nyataa dan dan tida tidak k nyat nyata. a. Menu Menuru rutt Rawl Rawlin insh sh
Heac Heacoc ock, k,
1993 1993
menco encoba ba
mem mememca emcahk hkan an
masa masala lah h
halusinasi halusinasi berlandaskan berlandaskan atas hakikat hakikat keberadaan keberadaan seorang seorang individu individu sebagai makhluk yang dibangun atas dasar unsur bio, psiko, sosial, spiritual. Sehingga dapat dilihat dari 5 dimensi: a.
Dimensi fisik
Halusinasi dapat ditimbulkan oleh beberapa kondisi fisik seperti kelelah kelelahan an yang yang luar luar biasa, biasa, penggu penggunaa naan n obat-o obat-obat batan, an, demam demam hingga delirium, intoksikasi alcohol, dan kesulitan tidur dalam waktu lama. b.
Dimensi emosional
Perasaan cemas yang berlebihan atas dasar problem yang tidak dapat diatasi isi halusinasi dapat berupa perintah memaksa dan menakutkan.
8
c.
Dimensi intelektual
Dalam
dimensi
ini
individu
dengan
halu alusin sinasi
akan
memperl memperliha ihatka tkan n adany adanyaa penuru penurunan nan ego. ego. Awalny Awalnyaa halusin halusinasi asi meru merupa paka kan n usah usahaa dari dari ego ego send sendir irii mela melawa wan n impu impuks ks yang ang mene meneka kan, n, namu namun n meru merupa pakan kan suat suatu u hal hal yang yang meni menimb mbul ulka kan n kewaspadaaan yang dapat mengambil seluruh perhatian klien dan akan mengontrol semua perilaku klien. d.
Dimensi so sosial
Klien mengalami gangguan interaksi sosial dalam fase awal dan comforting, klien menganggap bahwa hidup di alam nyata sangat membahayakan. Klien asik dengan halusinasinya, seolah-olah dia merupa merupakan kan tempat tempat untuk untuk memenu memenuhi hi kebutu kebutuhan han agar agar interak interaksi si sosial, control diri, dan haarga diri yang tidak didapatkan dalam dunia nyata. Isi halusinasi dijadikan system control oleh individu tersebu tersebut, t, sehing sehingga ga jika jika perint perintah ah halusi halusinas nasii berupa berupa ancama ancaman, n, diriny dirinyaa dala dalam m
atau atau orang orang lain cenderu cenderung ng untuk untuk itu. itu. Aspek Aspek penting penting mela melaku kuka kan n
meng mengup upay ayak akan an
inte interv rven ensi si
suat suatu u
kepe kepera rawa wata tan n
pros proses es inte interak raksi si
klie klien n
deng dengan an
yang meni menimb mbul ulka kan n
pengalaman interpersonal yang memuaskan, serta mengusahakan klien tidak menyendiri sehingga klien selalu berinteraksi dengan lingkungannya lingkungannya dan halusinasi tidak berlangsung. e.
Dimensi spiritual
Secara spiritual klien halusinasi mulai dengan kehampaan hidup, ruti rutini nita tass
tida tidak k berm bermak akna na,, hila hilang ngny nyaa
akti aktivi vita tass ibad ibadah ah dan dan
berupaya secara spiritual untuk menyucikan diri.
2.5 2.5 Tand Tandaa-Ta Tand nda a dan dan Geja Gejala la i.
Menurut Ade Herman Surya Di Direja
Halusinasi pendengaran: 1.
Mendengar suara menyuruh melakukan sesuatu yang
berbahaya.
9
2.
Men Mendengar suara yang ang mengajak jak berca rcakap-c ap-cak akaap.
3.
Mengarahkan te telinga pa pada su sumber su suara.
4.
Bicara atau tertatawa sendiri.
5.
Marah-marah tanpa sebab.
6.
Menutup telinga.
Halusinasi Penglihatan: 7.
Mel Melihat bay bayang angan,sin sinar be bentuk geo geometri etriss, ben bentuk kar kartoon,
melihat hantu atau monster 8.
Menunjuk-nunjuk kearah tertentu
9.
Ketakutan kepada sesuatu yang tidak jelas
ii.
Menurut Iyus Yosep
Halusinasi Pendengaran 1.
Mendengar sua suara ya yang me mengancam di diri kl klien at atau or orang
lain atau suara lain yang membahayakan. 2.
Mulut komat-kamit.
3.
Ada gerakan tangan.
Halusinasi Penglihatan 4.
Melihat se seseorang ya yang su sudah me meninggal
5.
Melihat makhluk tertentu
6.
Melihat bayangan, hantu ata atau sesuatu yan yang men menakutkan,
cahaya, monster yang memasuki perawat 7.
Tatapan pa pada tempat te tertentu
8.
Ketakutan pada objek yang dilihat
2.6 Pengkajia Pengkajian n Pada Pada Pasien Pasien denga dengan n Halusi Halusinasi nasi
Pengkajian yang dilakukan pada pasien halusinasi meliputi: 1.
Jen Jenis dan isi isi hal halu usin sinasi asi Data objektif dapat dikaji dengan cara mengobservasi perilaku pasien, sedang sedangkan kan data data subye subyetif tif dapat dapat dikaji dikaji dengan dengan melak melakuka ukan n wawanc wawancara ara
10
dengan pasien. Melalui data ini perawat dapat mengetahui isi halusinasi pasien. 2.
Waktu, Waktu, frek frekuen uensi si dan dan situasi situasi yang yang meny menyebab ebabkan kan halu halusin sinasi asi Pera Perawat wat perl perlu u meng mengka kaji ji waktu waktu,, freku frekuen ensi si,, dan dan situa situasi si munc muncul ulny nyaa halusi halusinas nasii yang yang dialam dialamii oleh oleh pasien pasien.. Kapan Kapan halusin halusinasi asi terjadi terjadi?? Jika Jika mungkin jam berapa? Frekuensi terjadinya apakah terus menerus atau hanya hanya sesekal sesekali? i? Situas Situasii terjadi terjadiny nya, a, apakah apakah jika jika sedang sedang sendir sendiri, i, atau setelah setelah terjadi terjadi kejadi kejadian an tertent tertentu? u? Hal ini dilaku dilakukan kan interv intervens ensii khusu khusu pada waktu terjadinya halusinasi dan untuk menghindari situasi yang menyebabkan munculnya halusinasi sehingga pasien tidak larut dengan halusi halusinas nasiny inya. a. Dengan Dengan menget mengetahu ahuii frekuen frekuensi si terjadi terjadiny nyaa halusi halusinas nasi, i, tidakan untuk mencegah terjadinya halusinasi dapat direncanakan.
3.
Respo spons Hal Halu usin sinasi Untuk Untuk menget mengetahu ahuii apa yang yang dilaku dilakukan kan pasien pasien ketika ketika halusi halusinas nasii itu muncul, muncul, perawat perawat dapat menanyakan menanyakan kepada kepada pasien tentang perasaan atau atau tind tindak akan an pasie pasien n saat saat halu halusi sina nasi si terjad terjadi. i. Pera Perawa watt dapa dapatt juga juga menanyakan kepada keluarga atau orang terdekat dengan pasien atau denganmengobservasi perilaku pasien saat halusinasi muncul.
2.7 Diagnosa Diagnosa gangguan gangguan Persepsi Persepsi Halusinasi Halusinasi
1)
Resik Resiko o Tin Tingg ggii Peri Perila laku ku Kekera Kekerasan san
2)
Perc Percob obaa aan n Bun Bunuh uh Diri Diri
3)
Isolasi So Sosial
4)
Harg Hargaa dir dirii ren renda dah h kro kroni niss
5)
Gang Ganggu guan an per perse seps psii halus halusin inas asii
2.8 Tindakan Tindakan Keper Keperawat awatan an pada pada Klien Klien dengan dengan Halusi Halusinasi nasi
Tindakan perawatan pada pasien 1. Tuju Tujuan an kep keper eraw awat atan an a. Pasien Pasien dapat dapat mengen mengenali ali halusin halusinasi asi yang yang dialamin dialaminya ya
11
b. Pasien dapat mengontrol halusinasinya c. Pasien Pasien mengik mengikuti uti progra program m pengoba pengobatan tan secara secara optima optimall 2. Tind Tindak akan an kepe keperaw rawat atan an a. Bantu Bantu pasien pasien mengen mengenali ali halusi halusinas nasii Untu Untuk k
memba embant ntu u
pasi pasien en meng mengen enal alii
halu halusi sina nasi si,,
pera perawa watt
dapa dapatt
berdiskusi dengan pasien tentang isi halusinasi (apa yang didengar, dilihat, dilihat, atau diraba), waktu terjadi halusinasi halusinasi , frekuensi frekuensi terjadinya terjadinya halusinasi, situasi yang menyebabkan halusinasi muncul dan respon pasien saat halusinasi muncul. b. Melatih pasien mengontrol halusinasi untuk membantu pasien agar mampu mengontrol halisinasi, perawat dapat melatih pasien 4 cara yang sudah terbukti terbukti dapat mengendalika mengendalikan n halusinasi. Ke 4 cara mengontrol halusinasi adalah sebagai berikut. 1. Mengha Menghardi rdik k halusi halusinas nasii adalah adalah cara mengend mengendalik alikan an diri terhad terhadap ap halusinasi dengan cara menolak halusinasi yang muncul. Pasein dilatih untuk mengatakan tidak terhadap halusinasi yang muncul atau tidak memperdulikan halusinasinya. Jika ini dapat dilakukan pasien akan mampu mengendalikan diri dan tidak mengikuti halusinasi halusinasi muncul. Mungkin halusinasi tetap ada, tetapi dengan dengan kemam emampu puan an
ini, ini, pasi pasien en tida tidak k
akan akan laru larutt
untu ntuk
menu enuruti ruti
halusi halusinasi nasiny nya. a. Beriku Berikutt ini tahapa tahapan n interv intervens ensii yang yang dilaku dilakuaka akan n perawat dalam mengajarkan pasien. a.menjelaskan cara menghardik halusinasi b. memperagakan cara menghardik c. meminta pasien memeragakan ulang
12
d. memantau penerapan cara, menguatkan perilaku pasien. 2. Bercak Bercakapap-cak cakap ap dengan dengan orang orang lain Bercakap-cak Bercakap-cakap ap dengan dengan orang lain dapat membantu mengontrol mengontrol halusinasi. Ketika pasien bercakap-cakap dengan orang lain, terjadi distr distrak aksi si,, foku fokuss perh perhat atia ian n pasi pasien en akan akan bera berali lih h dari dari halu halusi sina nasi si kepercakapan yang dilakukan dengan orang lain. 3. Melaku Melakukan kan aktiv aktivita itass sesuai sesuai jadwal jadwal Untuk mengurangi resiko halusinasi muncul lagi adalah dengan meny menyib ibuk ukka kan n diri diri mela melaku kuka kan n akti aktivi vias as yang ang terat teratur ur.. Deng Dengan an beraktivitas secara terjadwal, pasien pas ien tidak akan mengalami banyak waktu luang sendiri yang sering mencetuskan halusinasi. 4. Minum Minum obat obat secara secara tera teratur tur Dapat Dapat mengo mengontr ntrol ol halusi halusinas nasi. i. Pasien Pasien juga juga harus harus dilati dilatih h untuk untuk minum obat secara teratur sesuai dengan program terapi dokter. Pasien gangguan jkiwa yang dirawat di rumah sering mengalami putus
obat
keka kekam mbuha buhan n
sehingga terj terjad adi, i,
pasien untu untu
membutuhkan waktu.
13
mengalami
menc mencap apai ai
kekambuhan.
kond kondis isii
semu semula la
Jika akan akan
BAB IV PENUTUP
KESIMPULAN Halusinasi adalah terganggunya persepsi sensori seseorang dimana tidak terd terdap apat at stimu stimulu lus. s. Perh Perhat atik ikan an apak apakah ah terma termasu suk k ke dalam dalam tipe tipe halu halusi sina nasi si pengelihatan (optik), halusinasi pendengaran (akustik), halusinasi pengecap (gustatorik), halusinasi peraba (taktil), halusinasi penciuman (olfaktori), halusinasi gerak (kinestetik), halusinasi histerik, halusinasi hipnogogik, ataukah halusinasi viseral. Sedangkan seseorang yang mengalami gangguan persepsi halusinasi akan mengalami fase-fase berikut: 1. Sleep disorder disorder (fase (fase awal seseorang seseorang sebelum sebelum muncul muncul halusinasi) halusinasi) 2. Comf Comfor ortin ting g mode moderat ratee leve levell of anxi anxiety ety (halus (halusin inas asii secar secaraa umum umum ia terima sebagai sesuatu yang alami) 3. Condem Condemnin ning g severe level level of anxiet anxiety y (secara (secara umum umum halusin halusinasi asi sering sering mendatangi klien) 4. Cont Contro roll llin ing g sever severee leve levell of anxi anxiety ety (fungs (fungsii senso sensori ri menj menjad adii tida tidak k relefan dengan kenyataan)
14
5. Conque Conquerin ring g panic level level of anxiety anxiety (klien (klien mengalam mengalamii ganggu gangguan an dalam menilai) Adapun Faktor-faktor penyebab halusinasi: c. Fakt Faktor or pred predisp ispos osisi isi (Fak (Fakto torr perk perkem emba bang ngan an,, Fakt Faktor or sosio sosioku kult ltur ural al,, Faktor Faktor biokimi biokimia, a, Faktor Faktor psikolog psikologis, is, serta Faktor Faktor
geneti geneticc dan pola
asuh) d. Fakt Faktor or Pres Presip ipit itas asii (Dim (Dimen ensi si fisi fisik, k, Dime Dimens nsii emos emosio iona nal, l, Dime Dimens nsii intelektual, Dimensi sosial, Dimensi spiritual) Seseorang dapat dikatakan mengalami gangguan presepsi halusinasi ketika muncul tanda gejala halusinasi seperti : Bicara atau tertawa sendiri, Marah-marah tanpa sebab, Ketakutan kepada sesuatu yang tidak jelas, Menghidu seperti sedang membaui membaui bau-bauan bau-bauan tertentu, tertentu, Sering meludah atau muntah, muntah, Mengaruk-n Mengaruk-ngaruk garuk permukaan kulit seperti ada serangga di permukaan kulit. Sehingga didapatkan diagnosa sebagai berikut: isolasi social, resti pk, gangguan persepsi halusinasi, harga diri rendah kronis, percobaan bunuh diri karena rasa bersalah. Hal yang perlu dikaji pada pasien dengan kasus gangguan persepsi halusinasi meliputi: 4. Jenis dan isi halusinasi 5. Waktu, frekuensi dan situasi yang menyebabkan halusinasi 6. Respons Halusinasi
Dari Dari pengka pengkajian jian di atas, atas, kita kita dapat dapat melaku melakukan kan tindak tindakan an keperaw keperawata atan n sebagai berikut: Tindakan perawatan pada pasien 5. Tind Tindak akan an kepe keperaw rawat atan an c. Bantu Bantu pasien pasien mengen mengenali ali halusi halusinas nasii
15
perawat dapat berdiskusi dengan pasien tentang isi halusinasi (apa yang didengar, dilihat, atau diraba), waktu terjadi halusinasi , frekuensi terjadinya halusinasi, situasi yang menyebabkan halusinasi muncul dan respon pasien saat halusinasi muncul. d. Melatih Melatih pasien pasien meng mengont ontrol rol halu halusin sinasi asi Ke 4 cara mengontrol halusinasi adalah sebagai berikut: 2. Mengha Menghardi rdik k halusi halusinas nasii adalah adalah cara mengend mengendalik alikan an diri terhad terhadap ap halusinasi dengan cara menolak halusinasi yang muncul. 3. Bercak Bercakapap-cak cakap ap dengan dengan orang orang lain lain 6. Melaku Melakukan kan aktiv aktivita itass sesuai sesuai jadwal jadwal 7. Minum Minum obat obat secara secara tera teratur tur SARAN
Diharapkan kepada para pembaca, jika menjumpai seseorang yang mengalami gangguan gangguan persepsi halusinasi halusinasi agar memberikan perhatian dan perawatan perawatan yang tepat kepada penderita sehingga keberadaannya dapat diterima oleh masyarakat seperti sediakala.
16
DAFTAR PUSTAKA
1. Yosep Iyus. 2011. Keperawatan 2011. Keperawatan Jiwa.Bandung: Jiwa.Bandung: Reflika Aditama. 2. Hartono Hartono Y, Kusuma Kusumawat watii F. 2011. 2011. Buku Ajar Keperawatan Jiwa. Jakarta:
Medika Salemba. 3. Akemat, dkk. 2011. Keperawatan 2011. Keperawatan Kesehatan Jiwa Komunitas Komunitas . Jakarta: EGC.
4. Maramis Maramis W.F. W.F. 1998. 1998. Catatan Catatan Ilmu Kedokt Kedokteran eran Jiwa. Surabay Surabaya: a: Airlan Airlangga gga University press.
17