Nama : Adhitya Yudha Prawira NIM
: 16/398259/KT/08254 16/398259/KT/08254
SIFAT FISIKA KAYU Kayu merupakan bahan yang sangat sering dipergunakan untuk tujuan penggunaan tertentu, dalam kehidupan kita sehari – hari. Kita sebagai pengguna dari kayu yang setiap jenisnya mempunyai sifat – sifat yang berbeda, perlu mengenal sifat – sifat kayu tersebut sehingga dalam pemilihan atau penentuan jenis untuk tujuan penggunaan tertentu harus betul
– betul betul sesuai dengan yang kita inginkan. Kayu memiliki beberapa sifat yang tidak bisa ditiru oleh bahan – bahan bahan yang lain. Pemilihan dan penggunaan kayu untuk suatu tujuan pemakaian memerlukan pengetahuan tentang sifat – sifat kayu. Sifat – sifat ini penting dalam industri pengolahan kayu sebab dari pengetahuan tersebut, tidak hanya dapat memilih jenis kayu yang tepat, tetapi juga dapat mempertimbangkan penggantian jenis kayu apabila jenis kayu tersebut sulit didapat atau harganya yang terlalu mahal. Salah satu sifat yang dimiliki oleh kayu adalah sifat fisika kayu. Sifat fisik atau makroskopis adalah sifat yang dapat diketahui secara jelas melalui panca indra, baik dengan penglihatan, penciuman, perabaan dan sebagainya tanpa menggunakan alat bantu. Adapun sifat – sifat sifat Fisika Kayu, Ka yu, yaitu : A. Berat Jenis Berat suatu kayu tergantung dari jumlah zat kayu, rongga sel, kadar air dan zat ekstraktif di dalamnya. Kayu memiliki berat jenis yang berbeda-beda, antara 0,2 (kayu balsa) sampai 1,28 (kayu nani). Umumnya makin tinggi BJ kayu, kayu semakin berat dan semakin kuat pula. Kelas Berat Kayu
Berat Jenis
Contoh
Sangat Berat
< 0,90
Kayu Giam dan Balau
Berat
0,75 – 0,90
Kulim
Agak Berat
0,60 – 0,75
Bintangur
Ringan
< 0,60
Balsa, Pinus
B. Arah serat Arah serat adalah arah umum sel – sel kayu terhadap sumbu batang pohon. Arah serat dapat dibedakan menjadi serat lurus, serat berpadu, s erat berombak, serta terpilin dan serat diagonal (serat miring). C. Keawetan Keawetan adalah ketahanan kayu terhadap serangan dari unsur – unsur perusak kayu dari luar seperti jamur, rayap, bubuk, dll. Keawetan kayu tersebut disebabkan adanya zat ekstraktif di dalam kayu yang merupakan unsur racun bagi perusak kayu. Zat ekstraktif tersebut terbentuk pada saat kayu gubal berubah menjadi kayu teras sehingga pada umumnya kayu teras lebih awet dari kayu gubal. D. Higroskopis Kayu mempunyai sifat dapat menyerap atau melepaskan air. Makin lembab udara di sekitarnya makin tinggi pula kelembaban kayu sampai tercapai keseimbangan dengan lingkungannya. Dalam kondisi kelembaban kayu sama dengan kelembaban udara di sekelilingnya disebut kandungan air keseimbangan (EMC = Equilibrium Moisture Content ).
E. Tekstur Kayu Tekstur kayu yaitu ukuran relatif dari sel – sel kayu. Menurut teksturnya, kayu dibedakan menjadi : Kayu bertekstur halus, contohnya kayu giam, lara, kulim, dll.
Kayu bertekstur sedang, contohnya kayu jati, sonokeling, dll.
Kayu bertekstur kasar, contohnya kayu kempas, meranti, dll.
F. Kesan Raba Kesan raba adalah kesan yang diperoleh pada saat meraba permukaan kayu (kasar, halus, licin, dingin, berminyak). Kesan raba tiap jenis kayu berbeda – beda tergantung dari tekstur kayu, kadar air, dan kadar zat ekstraktif dalam kayu. G. Bau dan Rasa Kayu Bau dan rasa kayu mudah hilang bila kayu lama tersi mpan di udara terbuka. Beberapa jenis kayu mempunyai bau yang merangsang dan untuk menyatakan bau kayu tersebut, sering digunakan bau sesuatu benda yang umum dikenal misalnya bau bawang (kulim), bau zat penyamak (jati), bau kamper (kapur) dsb.
H. Sifat Kayu Terhadap Suara Sifat akustik, yaitu kemampuan untuk meneruskan suara berkaitan erat dengan elastisitas kayu. Sifat resonansi, yaitu turut bergetarnya kayu akibat adanya gelombang suara. Kualitas nada yang dikeluarkan kayu sangat baik, sehingga kayu banyak dipakai untuk bahan pembuatan alat musik (kulintang, gitar, biola dll). I. Daya Hantar Panas Sifat daya hantar kayu sangat jelek sehingga kayu banyak digunakan untuk membuat barang – barang yang berhubungan langsung dengan sumber panas. J. Daya Hantar Listrik Pada umumnya kayu merupakan bahan hantar yang jelek untuk aliran listrik. Daya hantar listrik ini dipengaruhi oleh kadar air kayu. Pada kadar air 0 %, kayu akan menjadi bahan sekat listrik yang baik sekali, sebaliknya apabila kayu mengandung air maksimum (kayu basah), maka daya hantarnya boleh dikatakan sama dengan daya hantar air. K. Kepadatan atau Kerapatan Kayu Kepadatan atau kerapatan kayu yaitu perbandingan antara berat kering oven dengan isi (volume) dari sepotong kayu. Kepadatan kayu mempengaruhi kekuatan kayu. Kepadatan kayu tergantung dari banyaknya dinding sel pada tiap satuan isi. Makin banyak selnya, dinding selnya banyak sehingga kepadatannya tinggi maka kekuatannya juga tinggi. Contoh : kayu gubal susunan selnya masih renggang sehingga kekuatannya lebih rendah dibandingkan kayu teras. L. Sifat Mengembang dan Menyusut Kayu akan mengembang bila kadar airnya naik dan menyusut bila kadar airnya berkurang. Besarnya pengembangan dan penyusutan tidak sama pada semua arah. Rata – rata besarnya pengembangan dan penyusutan pada arah tangensial: 4 – 14%, arah radial : 28 %, arah axial: 0,1 – 0,2 % . Bila air menguap dari kayu maka lapisan permukaan kayu yang banyak mengandung air akan menyusut sehingga timbul tegangan tarik, pada bagian dalam selnya timbul tegangan tekan. Bila tegangan tarik melebihi kekuatan serat maka akan menyebabkan kayu retak.