MAKALAH NUTRITIONAL ASSESSMENT ANTHROPOMETRY ASSESSMENT OF GROWTH WEIGHT MEASUREMENT
By: Oktaviara Larasati A1 / 145070307111011
Jurusan Ilmu Gizi Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya Malang Tahun Ajaran 2014/2015
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Nutritional Assessment adalah suatu proses penilaian, pengukuran, dan pengkajian dasar status gizi seseorang. Nutritional assessment terdiri dari pengumpulan data, analisis data, dan membandingkan dengan data lain atau interpretasi. Metode yang digunakan untuk proses nutritional assessment adalah direct method dan indirect method. Direct method merupakan data yang telah dikumpulkan dapat digunakan langsung untuk menetapkan status gizi. Direct method terdiri dari Antropometri, Biokimia, Clinical Assessment, dan Dietary. Sedangkan indirect method adalah data yang dikumpulkan tidak langsung dapat digunakan untuk menetapkan status gizi seseorang. Salah satu metode untuk menentukan status gizi seseorang adalah dengan antropometri. Antropometri berasal dari kata antrophos dan metros. Antropos adalah tubuh dan metros adalah ukuran. Antropometri gizi adalah berhubungan dengan berbagai macam pengukuran dimensi tubuh dan komposisi tubuh dari berbagai tingkat umur dan tingkat gizi. Berbagai jenis ukuran tubuh antara lain berat badan, tinggi badan, lingkar lengan atas dan tebal lemak di bawah kulit. Salah satu variabel pengukuran antropometri adalah berat badan. Di dalam makalah ini akan dibahas lebih lanjut tentang antropometri pengukuran berat badan. Berat badan merupakan ukuran antropometri yang terpenting dan paling sering digunakan pada bayi baru lahir. Berat badan digunakan untuk mendiagnosa bayi lahir normal atau BBLR. Berat badan adalah salah satu jenis parameter penting yang dapat digunakan sebagai indikator pengukuran antropometri guna menentukan status gizi seseorang yang memberikan gambaran fungsi pertumbuhan yang dilihat dari keadaan berat badan lebih, normal, atau berat badan kurang. Berat badan merupakan pilihan utama karena berbagi perhitungan, antara lain: parameter yang paling baik, mudah terlihat perubahan dalam waktu singkat karena perubahan-perubahan konsumsi makanan dan kesehatan. Memberikan gambaran status gizi sekarang dan gambaran tentang pertumbuhan. Merupakan ukuran antropometri yang sudah dipakai secara umum dan luas di Indonesia sehingga tidak merupakan hal baru yang memerlukan penjelasan secara meluas. Ketelitian pengukuran tidak banyak dipengaruhi oleh ketrampilan pengukur. Untuk itu dalam makalah ini penulis ingin memberikan penjelasan mengenai prosedur cara yang benar dan tepat dalam pengukuran berat badan dengan berbagai macam metode baik untuk subjek dengan kondisi yang normal ataupun subjek dengan kondisi khusus, mengingat tidak semua subjek yang akan diukur berat badannya dapat berdiri secara normal maka dari itu diperlukan alat bantu untuk melakukan pengukuran antropometri berat badan.
B. Rumusan Masalah 1. Bagaimana prinsip metode pengukuran dan prosedur cara pengukuran yang digunakan untuk mengukur berat badan pada balita? 2. Bagaimana prinsip metode pengukuran dan prosedur cara pengukuran yang digunakan untuk mengukur berat badan pada subjek dengan kondisi normal? 3. Bagaimana prinsip metode pengukuran dan prosedur cara pengukuran yang digunakan untuk mengukur berat badan pada subjek dengan kondisi khusus ? 4. Apa saja kelebihan dan kelemahan dari metode pengukuran dan prosedur cara pengukuran berat badan? C. Tujuan 1. Mengetahui prinsip metode pengukuran dan prosedur cara pengukuran yang digunakan untuk mengukur berat badan pada balita 2. Mengetahui prinsip metode pengukuran dan prosedur cara pengukuran yang digunakan untuk mengukur berat badan pada subjek dengan kondisi normal 3. Mengetahui prinsip metode pengukuran dan prosedur cara pengukuran yang digunakan untuk mengukur tinggi badan pada subjek dengan kondisi khusus 4. Mengetahui kelebihan dan kelemahan dari metode pengukuran dan prosedur cara pengukuran berat badan
BAB II PEMBAHASAN A. Metode pengukuran Berat Badan Balita dalam kondisi normal Metode pengukuran berat badan pada subjek balita dengan kondisi normal ini menggunakan alat yang disebut timbangan bayi dan dacin. Alat tersebut memiliki prinsip penggunaan yang diperuntukan kepada subjek dengan kondisi normal yang belum bisa berdiri atau dengan kata lain subjek yang berusia dibawah 5 tahun. Contohnya adalah pada bayi baru lahir dan balita (usia 1-5 tahun). 1.1 Timbangan Bayi (Baby Scale) Timbangan bayi (Baby Scale) adalah neraca timbangan mekanikal untuk bayi yang baru lahir atau usia 0-1 tahun, yang menggunakan jarum penggerak, digunakan di rumah sakit dan dunia kedokteran untuk mengukur pertumbuhan bayi secara teratur. Timbangan bayi memiliki dua jenis yaitu digital dan manual, timbangan bayi digital dan manual mempunyai beban maximal yang sama yaitu 20 kg. Pada timbangan bayi manual terdiri dari 2 jarum yaitu jarum merah dan jarum biru. Jarum merah memiliki ukuran 0-10 kg dengan kepekaan 0,05 kg sedangkan jarum biru memiliki ukuran 10-20 kg dengan kepekaan 0,1 kg. B
Gambar dari timbangan bayi; A. Timbangan bayi digital dan B. Timbangan bayi manual PROSEDUR PENGUKURAN 1. Cara Pemasangan Alat Letakkan timbangan bayi pada meja atau bidang yang datar Pastikan timbangan berfungsi dengan baik, yaitu jarum pada timbangan bayi menunjukkan angka 0. Saat pengukuran berat badan bayi baru lahir, alat timbangan bayi (baby scale) dialasi terlebih dahulu dengan kain untuk mencegah hipotermi pada bayi
2. Cara Persiapan Subjek Jelaskan kepada ibu/pengasuh tujuan dari pengukuran berat badan dan berikan kesempatan untuk bertanya Pastikan bahwa bayi seminimal mungkin atau tidak menggunakan pakaian tebal, pampers, popok, selimut, dll, agar mendapatkan berat badan bayi seakurat mungkin 3. Cara mengukur Letakkan bayi pada timbangan Perhatikan jarum penunjuk, jika setelah bayi diletakkan dan jarum berhenti berwarna merah , maka yang dibaca adalah angka yang berwarna merah, namun jika jarum bergerak hingga batas akhir kemudian kembali lagi dan jarum warna biru, maka yang dibaca adalah angka yang biru Melihat hasil pengukuran tegak lurus dengan skala pengukuran untuk menghindari kesalahan paralaksbias Pembacaan skala hanya dilakukan jika bayi diam Catat hasil pengukuran berat badan
Timbangan bayi yang diberi alas kain
Kelebihan Timbangan Bayi (Baby Scale) Bayi bisa ditidurkan pada alat ini Kelemahan Timbangan Bayi (Baby Scale) Bayi tidak bisa diam, sehingga kesulitan membaca hasil pengukuran 1.2 Dacin Dacin terbuat dari kuningan seberat ± 5 kg dengan panjang 90 cm dan memiliki kepekaan 0,1 kg. Terdapat gelang gantung dan celana timbang. Dacin yang digunakan sebaiknya minimum 20 kg dan maksimum 25 kg. Bila digunakan dacin berkapasitas 50 kg dapat juga, tetapi hasilnya agak kasar, karena angka ketelitiannya 0,25 kg dan digunakan untuk mengukur balita atau anak-anak usia 15 tahun.
Gambar dari dacin yang terdiri dari Besi, gelang gantung, dan celana Timbang/kain/ Sarung terbuat dari blacu dengan kualitas tebal dan kuat dan ada lubang pengikat.
PROSEDUR PENGUKURAN 1. Cara Pemasangan Alat Gantungkan dacin pada dahan pohon, palang rumah atau penyanggah khusus yang sudah dibuat sebelumnya, serta pasang tali pengaman pada ujung batang dacin. Pastikan posisi batang dacin harus sejajar dengan mata orang yang akan membaca hasil penimbangan Periksa apakah dacin sudah tergantung kuat. Cara untuk memeriksa ialah dengan cara menarik dacin kuat-kuat ke bawah. Hal tersebut sangat penting karena berhubungan denagn keselamatan balita yang akan ditimbang. Jika dacin tidak tergantung kuat akan terjadi insiden dimana dacin terlepas dan menimpa balita yang ditimbang Geser bandul pada skala 0,0 kg Pasang alat timbang lainnya (celana atau sarung timbang) dipasang pada dacin, lakukan peneraan yaitu cara menambah beban pada ujung tangkai dacin, misalnya plastik berisi pasir 2. Cara Persiapan Subjek Jelaskan kepada ibu/pengasuh tujuan dari pengukuran berat badan dan berikan kesempatan untuk bertanya Pastikan bahwa bayi seminimal mungkin atau tidak menggunakan pakaian tebal, pampers, popok, selimut, dll, agar mendapatkan berat badan bayi seakurat mungkin 3. Cara mengukur Letakkan balita pada dacin yang sudah siap Seimbangkan dacin, kedua ujung jarum terdapat pada satu titik lihatlah angka pada skala batang dacin yang menunjukkan berat badan balita Tentukan berat badan anak, dengan membaca angka di ujung bandul geser Catat berat badan dengan teliti sampai satu angka decimal Geserlah bandul ke angka 0 (nol), letakkan batang dacin dalam tali pengaman, setelah itu bayi atau anak dapat diturunkan. Kelebihan alat pengukuran Dacin : Dacin merupakan timbangan yang paling valid
Mudah ditemui karena setiap posyandu memiliki dacin Ketelitian dan ketetapan cukup baik Dibuat di Indonesia, bukan impor, dan mudah didapat Kelemahan alat pengukuran Dacin : Kurang praktis, karena ukurannya yang relatif besar dan berat Memiliki resiko jika terjadi kesalahan pemasangan alat anak terlalu aktif, sehingga sulit melihat skala dan anak biasanya menangis
Gambar cara pemasangan hingga pengukuran berat badan dengan dacin B. Metode pengukuran Berat Badan Orang Dewasa dalam kondisi normal Metode pengukuran berat badan pada subjek anak-anak yang sudah bisa berdiri maupun orang dewasa dengan kondisi normal ini menggunakan alat yang disebut timbangan injak (digital dan manual) dan detecto scale.
Alat tersebut
memiliki prinsip penggunaan yang diperuntukan kepada subjek dengan kondisi normal yang sudah bisa berdiri tegak. Namun bisa juga digunakan untuk balita yang sudah bisa berdiri namun dengan bantuan ibu/pengasuh balita. 2.1 Timbangan Injak Manual Alat ini digunakan baik untuk mengukur berat badan orang dewasa, anak yang sudah bisa berdiri maupun bayi, hanya cara pengukurannya saja yang
berbeda. Kapasitas maksimal 130 kg namun bervariasi pada setiap merk. Timbangan injak menggunakan jarum penunjuk. Apabila penimbangan pertama dan kedua berbeda 0,5 kg maka harus menimbang ulang.
Gambar
dari timbangan injak manual PROSEDUR PENGUKURAN 1. Cara Pemasangan Alat Letakkan timbangan pada lantai yang datar (biasanya di kamar mandi /dekat kamar mandi) Jika berada di atas rumput yang tebal atau karpet tebal atau permadani, maka pasang kaki tambahan pada alat timbangan untuk bisa mengatasi daya pegas dari alas yang tebal Pastikan alat timbang menunjukkan angka “00.00” sebelum melakukan penimbangan dengan menekan alat timbang tersebut. 2. Cara Persiapan Subjek Responden yang akan ditimbang diminta membuka alas kaki dan jaket serta mengeluarkan isi kantong yang berat seperti kunci. Responden diminta untuk berpakaian seminim mungkin agar mendapatkan hasil pengukuran yang seakurat mungkin. 3. Cara Mengukur Ketika alat timbang sudah menunjukkan angka 0 mintalah responden tersebut untuk berdiri di tengah-tengah alat timbang Pastikan posisi badan responden dalam keadaan berdiri tegak, mata/kepala lurus ke arah depan, kaki tidak menekuk. Apabila responden adalah anakanak. Petugas dapat membantu anak tersebut berdiri dengan baik di atas timbangan dan untuk mengurangi gerakan anak yang tidak perlu yang dapat mempengaruhi hasil penimbangan. Setelah responden berdiri dengan benar, secara otomatis jarum penunjuk pada alat timbang akan bergerak dan menunjukkan hasil penimbangan. Lihat dan catat hasil penimbangan tersebut Responden bisa dipersilahkan turun dari alat timbangan Kelebihan alat pengukur timbangan injak manual Mudah dibawa kemana-mana
Kelemahan alat pengukur timbangan injak manual Menggunaka per sehingga mudah rusak dan kepekaannya berkurang
Gambar dari posisi saat mengukur berat badan dengan timbangan injak, berdiri tegak dan pandangan lurus kedepan.
2.2 Timbangan Injak Digital Alat ini digunakan baik untuk mengukur berat badan orang dewasa, anak yang sudah bisa berdiri maupun bayi, hanya cara pengukurannya saja yang berbeda. Kemampuan membaca hasil pengukuran sangat akurat karena sistemnya digital dan dapat mengurangi hasil pengukuran error. Timbangan injak digital bisa di tera-kan atau di nol-kan. Kapasitas berat maksimal adalah 130-150 kg namun bervariasi tiap merknya. Timbangan injak digital juga memiliki sistem Auto On.
Gambar dari timbangan injak digital
PROSEDUR PENGUKURAN Pada orang dewasa atau anak-anak yang sudah bisa berdiri 1. Cara Persiapan Alat Letakkan alat timbang di bagian yang rata/datar dan keras
Jika berada di atas rumput yang tebal atau karpet tebal atau permadani, maka pasang kaki tambahan pada alat timbangan untuk bisa mengatasi daya pegas dari alas yang tebal Pastikan alat timbang menunjukkan angka “00.00” sebelum melakukan penimbangan dengan menekan alat timbang tersebut. Jika alat timbang tidak menunjukkan angka “00.00” lakukan hal sebagai berikut : • Periksa apakah ada baterai pada alat timbang tersebut • Periksa apakah posisi positif dan negatif baterai sudah sesuai • Ganti baterai baru (pewawancara harus membawa baterai cadangan selama kegiatan pengukuran dilakukan)
2. Cara Persiapan Subjek Apabila responden adalah anak-anak, Jelaskan kepada ibu/pengasuh tujuan dari pengukuran berat badan dan berikan kesempatan untuk bertanya Responden yang akan ditimbang diminta membuka alas kaki dan jaket serta mengeluarkan isi kantong yang berat seperti kunci. Responden diminta untuk berpakaian seminim mungkin agar mendapatkan hasil pengukuran yang seakurat mungkin. 3. Cara Mengukur Setelah dipastikan timbangan sudah menunjukkan 00.00 Responden diminta naik ke alat timbang dengan posisi kaki tepat di tengah alat timbang tetapi tidak menutupi jendela baca Perhatikan posisi kaki responden tepat di tengah alat timbang, sikap tenang (JANGAN BERGERAK-GERAK) dan kepala tidak menunduk (memandang lurus kedepan) Angka di kaca jendela alat timbang akan muncul, dan tunggu sampai angka tidak berubah (STATIS) Lihat dan catat hasil pengukuran Mintalah responden untuk turun dari timbangan
Gambar dari cara mengukur dengan timbangan injak digital
Pada anak <2 tahun dan anak yang belum bisa berdiri 1. Cara Persiapan Alat Letakkan alat timbang di bagian yang rata/datar dan keras Jika berada di atas rumput yang tebal atau karpet tebal atau permadani, maka pasang kaki tambahan pada alat timbangan untuk bisa mengatasi daya pegas dari alas yang tebal Pastikan alat timbang menunjukkan angka “00.00” sebelum melakukan penimbangan dengan menekan alat timbang tersebut. Jika alat timbang tidak menunjukkan angka “00.00” lakukan hal sebagai berikut : • Periksa apakah ada baterai pada alat timbang tersebut • Periksa apakah posisi positif dan negatif baterai sudah sesuai • Ganti baterai baru (pewawancara harus membawa baterai cadangan selama kegiatan pengukuran dilakukan) 2. Cara Persiapan Subjek Mintalah kepada ibu untuk membuka topi/tutup kepala, jaket, sepatu, kaos kaki atau asesoris yang digunakan anak maupun ibu. Siapkan buku catatan untuk mencatat hasil penimbangan ibu dan penimbangan ibu dan anak sebelum dipindahkan ke formulir. 3. Cara Mengukur Setelah dipastikan timbangan sudah menunjukkan 00.00 ibu/pengasuh diminta naik ke alat timbang dengan posisi kaki tepat di tengah alat timbang tetapi tidak menutupi jendela baca Perhatikan posisi kaki ibu tepat di tengah alat timbang, sikap tenang (JANGAN BERGERAK-GERAK) dan kepala tidak menunduk (pandangan lurus kedepan). Angka di kaca jendela alat timbang akan muncul, dan tunggu sampai angka tidak berubah (STATIS). Lihat dan catat hasil pengukuran berat badan ibu Minta Responden turun dari alat timbang Timbang ibu dan anak (digendong) bersama-sama. Lihat dan catat hasil pengukuran berat badan ibu dan anak Berat badan anak adalah selisih antara (berat badan ibu dan anak) dengan berat badan ibu. 4. Cara pengisian kolom pengukuran berat badan Kolom 1. Tuliskan hasil penimbangan yang didapat pada baris yang tersedia di kolom pertama Kolom 2. Ulangi pengukuran dan tuliskan hasilnya pada kolom ke dua. Jika hasil yang didapat pada kolom ke dua sama dengan kolom pertama, maka langsung tuliskan hasilnya pada kolom ke 4, dan pengukuran berat badan selesai. Namun, jika pengukuran berat badan pada kolom 2 menunjukkan hasil yang berbeda, maka lakukan pengukuran ke tiga. Kolom 3. Ulangi pengukuran sekali lagi. Jika hasilnya sama dengan salah satu kolom (kolom 1 atau kolom 2), maka tuliskan hasilnya pada kolom ke 4. Dan pengukuran selesai. Jika hasilnya berbeda dengan ke dua kolom
lainnya, maka cari rata-rata untuk berat anak dan (atau) ibu, rata-rata berat badan ini harus dituliskan di kolom ke 4. Perhatikan cara mencari rata-rata adalah sebagai berikut: 1. Bandingkan perbedaan antar kolom. 2. Jika perbandingan antar ke-tiga kolom adalah < 0.4, maka cari rata-rata dari ke-tiga kolom 3. Jika hanya ada dua kolom yang perbandingannya < 0.4, maka cari ratarata dari kedua kolom saja yang perbandingannya < 0.4. 4. Jika perbandingan antar kolom menunjukkan > 0.4, maka pengukuran harus diulang dengan menggunakan alat timbang yang berbeda. Kelebihan alat timbangan injak digital Mempunyai kepekaan yang lebih baik Mudah dibawa kemana-mana Lebih cepat dan akurat Kelamahan alat timbangan injak digital Rawan guncangan, harus diletakkan ditempat yang datar Apabila terkena sinar matahari langsung akan merusak sistem digital
Gambar dari proses pengukuran berat badan bagi anak yang belum bisa berdiri dengan dibantu oleh ibu/pengasuh anak
2.3 Detector Scale Detector scale merupakan alat pengukuran berat badan yang dilengkapi dengan alat pengukuran tinggi badan pula. Alat ini menggunakan bandul geser untuk pengukurannya, memiliki maksimal beban 120 kg, dan kepekaan 0,1 kg. Detector scale digunakan untuk menimbang berat badan berbagai kelompok usia, yaitu : anakanak, dewasa, dan lansia.
Gambar dari alat Detector Scale PROSEDUR PENGUKURAN 1. Cara Persiapan Alat Letakkan Detector Scale pada lantai yang datar Pastikan bandul berada pada posisi nol (0) Pastikan bagian dari Detector Scale menempel pada objek tetap misalnya tembok 2. Cara Persiapan Subjek Pastikan subjek menggunakan pakaian seminimal mungkin atau pada setiap pengukuran memakai baju yang sama Pastikan pakaian subjek tidak menyentuh bagian dari Detector Scale 3. Cara mengukur Setelah bandul sudah pada posisi nol, responden menaiki detector scale Responden diminta naik ke detector scale dengan posisi kaki tepat di tengah detector scale Responden berdiri dengan badan tegap kedua lengan disamping dan pandangan lurus ke depan Lalu geser bandul puluhandan satuan hingga mencapai keseimbangan Baca angka yang tertera pada bandul yang sudah diseimbangkan tegak lurus Catat hasil pengukuran yang tertera pada bandul
Kelebihan alat Detector Scale Hasil pengukuran lebih akurat Kelemahan alat Detector Scale Sulit menggunakannya karena harus menyeimbangkan dengan cara menggeser bandul Tidak praktis karena alat ini besar dan berat. C. Metode Pengukuran Berat Badan pada Subjek dalam Kondisi Khusus Pengukuran berat badan untuk melihat atau menentukan status gizi seseorang bukan hanya suatu hal yang diperlukan oleh subjek (dalam hal ini adalah manusia) yang berada dalam kondisi normal saja, tetapi subjek yang berada dalam kondisi khusus juga memerlukan adanya pengkuran berat badan yang juga berfungsi untuk melihat atau menentukan keadaan status gizinya. Namun, pada subjek dengan kondisi khusus memungkinkan adanya keterbatasan dalam pengukuran berat badan selayaknya subjek dengan kondisi normal. Yang memerlukan alat khusus pengukuran berat badan adalah bayi yang lahir prematur, subjek yang tidak bisa berdiri,dll. Dengan adanya keterbatasan-keterbatasan ini maka perlu dilakukan metode-metode untuk pengukuran berat badan yang sesuai dengan kondisi khusus yang dialami subjek, sehingga subjek dengan kondisi khusus tersebut juga dapat atau berhak mengetahui status gizinya. Metode pengukuran berat badan yang akan dilakukan pada subjek dalam kondisi khusus ada beberapa macam, diantaranya adalah incubator scale, wheelchair scale, electronic chair scale, bed scale, dan flus mounted floor scale. 3.1 Incubator Scale Alat pengukuran berat badan pada bayi yang lahir prematur yang biasanya diletakkan di dalam inkubator untuk mengembalikan kesehatan organnya. Timbangan ini dimasukkan kedalam inkubator dengan cara memasangnya secara langsung dan diletakkan sebagai alas bayi. Timbangan ini tidak akan mengganggu bayi karena nyaman digunakan.
PROSEDUR PENGUKURAN 1. Cara Persiapan Alat Pastikan alat berfungsi normal Pastikan alat/skala pada timbangan berada pada angka nol (0) Letakkan dan pasang timbangan di dalam inkubator
2. Cara Mengukur Setelah alat terpasang didalam inkubator Letakkan bayi yang akan ditimbang berat badannya ke dalam inkubator Baca dan catat hasil pengkuran berat badan bayi yang tertera pada alat Kelebihan alat Incubator Scale Nyaman digunakan oleh bayi
Gambar dari Incubator Scale 3.2 WheelChair Scale WheelChair Scale merupakan alat ukur berat badan yang diperuntukkan oleh lansia yang sudah tidak bisa berdiri maupun bagi orang dewasa yang berada di kursi roda. PROSEDUR PENGUKURAN 1. Cara Persiapan Alat Letakkan alat timbangan di tempat yang datar Mengaktifkan timbangan wheelchair dan memastikan bahwa timbangan menunjukan angka nol (0) 2. Cara Mengukur Timbang terlebih dahulu kursi roda yang sama dengan yang digunakan oleh pasien menggunakan Wheelchair Scale Kemudian pasien yang tengah berada diatas kursi roda di naikan ke alat timbangan dengan posisi yang tepat yaitu berada di tengah timbangan Lalu kunci roda yang digunakan oleh pasien, dengan tujuan agar kursi roda tidak bergerak Meminta pasien dalam keadaan tenang Memastikan kursi roda dalam keadaan statis atau diam Saat angka pada skala statis baca dan catat hasil pengukuran yang muncul pada alat BB PASIEN = BERAT PASIEN DAN KURSI RODA – BERAT KURSI RODA
Gambar
dari WheelChair Scale 3.3 Electronic Chair Scale Electronic Chair Scale merupakan alat pengukuran berat badan yang diperuntukkan untuk orang yang tidak bisa berdiri maupun orang yang menggunkan kursi roda. PROSEDUR PENGUKURAN 1. Cara Persiapan Alat Pastikan electronic chair pada keadaan normal Pastikan angka/skala yang tertera pada alat menunjukkan angka nol (0) 2. Cara Mengukur Pasien dipindahkan ke electronic chair scale yang sebelumnya di kursi roda biasa dengan cara dibantu oleh orang lain. Posisikan pasien berada di tengah Electronic Chair Scale Setelah pasien berada dalam kondisi nyaman, pasien diharapkan untuk tenang sejenak Baca dan catat hasil pengkuran berat badan yang tertera pada alat Electronic Chair Scale
Gambar dari Electronic Chair Scale 3.4 Bed Scale Bed Scale atau timbangan tidur merupakan alat pengukuran berat badan bagi orang yang tidak dapat berdiri tanpa bantuan, berada pada kondisi koma, keadaan edema, dll. PROSEDUR PENGUKURAN 1. Cara persiapan alat Persiapkan timbangan terlebih dahulu dan pastikan bahwa timbangan berada pada kondisi normal. Pastikan angka/skala pada bed scale menunjukan nilai nol (0) 2. Cara Mengukur Tempatkan subjek diatas bed scale dengan posisi terlentang lurus dan tenang. Kemudian subjek diangkat oleh gendongan pada timbangan bed scale Baca dan catat hasil pengukuran berat badan yang tertera pada alat bed scale
Gambar dari Bed Scale
PERKIRAAN BERAT BADAN Pada setiap keadaan, rumus dan tabel berikut dapat digunakan unutk memperkirakan berat badan ideal berdasarkan panjang badan pasien.
Memperkirakan berat badan berdasarkan panjang badan The Hamwi Methode Bangun tubuh Sedang
Laki-laki
Perempuan
48 kg untuk 152 cm yang 45, 5 kg untuk 152 cm yang pertama; selanjutnya tambahkan pertama; selanjutnya tambahan 2,3 2,7 kg untuk setiap 2,5 cm kg untuk setiap 2,5 cm tambahan; tambahan; kurangi 1, 13 kg kurangi 1,13 kg untuk setiap cm untuk setiap cm bila TB<152 cm bila TB< 152 cm Kecil Kurangi 10 % Kurangi 10 % Besar Tambahkan 10% Tambahkan 10% Sumber : Grant, J: Handbook of Total Parenteral Nutrition, Philadelphia, W.B. Saunders Co. 1980. Cara menentukan bangun tubuh Bangun tubuh dapat ditentukan hanya dengan cara langsung mengamati pasien. Namun untuk lebih meyakinkan, penentuan kerangka tubuh dapat berdasarkan lingkar pergelangan tangan, yaitu sbb: Tinggi badan(cm) R= Lingkar Pergelang an Tangan(cm) Penentuan Kerangka Tubuh Kerangka tubuh kecil Sedang Besar
Laki-laki >10,4 9,6-10,4 <9,6
Perempuan >11,0 10,1-11,0 <10,1
Berat badan koreksi Pada pasien yang mengalami oedema atau ascites, hitumg BB sebenarnya menggunakan BB koreksi, yaitu : BB Koreksi = BB saat ini – Koreksi Oedema/Ascites Tingkatan Ringan (bengkak pada tangan dan kaki) Sedang (bengkak pada wajah dan tangan atau kaki) Berat
Oedema -1 kg 10 %
Ascites -2,2 kg
-5 kg atau 20 %
-6 kg
-14 kg
-10 kg
(bengkak pada wajah, 30 % tangan, dan kaki) Estimasi berat badan untuk umur 65 tahun ke atas Perempuan BB = (MAC x 1,63) + (CC x 1,43) – 37,46 BB = (MAC x 0,92) + (CC x 1,50) + (SSF x 0,42) – 26,19 BB = (MAC x 0,98) + (CC x 1,27) + (SSF x 0,40) + (KH x 0,87) -62,35 Laki-laki BB = (MAC x 2,31) + (CC x 1,50) – 50,10 BB = (MAC x 1,92) + (CC x 1,44) + (SSF x 0,26) – 39,97 BB = (MAC x 1,73) + (CC x 0,98) + (SSF x 0,37) + (KH x 1,16) – 81,69 Sumber : Rosalind S Ginson, 2005 Keterangan : MAC (lingkar lengan atas) CC (lingkar pergelangan tangan) SSF (tebal lemak subscapular) KH (tinggi lutut)
4,96 kg 4,21 kg 3,80 kg 5,73 kg 5,34 kg 4,48 kg
Untuk kondisi amputasi Persentase berat badan berdasarkan bagian tubuh Bagian Tubuh Persentase Bagian lengan 6,5 Lengan atas 3,5 Lengan bawah 2,3 Tangan 0,8 Bagian kaki 18,5 Kaki bagian atas 11,6 Kaki bagian bawah 5,3 Kaki 1,8 Jika pasien mengalami amputasi, keadaan pasien tersebut dapt dihitung pada berat bagian yang di amputasi. Persentase berat badan dapat diketahui berdasarkan pada bagian tubuh yang teramputasi BB yang dicari =
BB sekarang x 100 100−%amputasi(tabel persentase)
DAFTAR PUSTAKA Anggraeni, Adisty Cynthia, S.Gz. 2012. Asuhan Gizi; Nutritional Care Process. Yogyakarta: Graha Ilmu. Hlm 1-8. Times, Nursing. 2014. Accurate assessment of patient weight. Nursing times learning, 110 : 12 Hanifah, L. 2009. Hubungan Antara Status GIZI Ibu Hamil dengan Berat Badan Bayi Lahir (STUDI KASUS di RB POKASI ). Tesis tidak diterbitkan. Surakarta: Universitas Sebelas Maret. WHO. 2008. Measuring a Child’s Growth. Switzerland : World Health Organization. Badan penelitian dan pengembangan kesehatan. 2007. Pedoman Pengukuran dan Pemeriksaan. Jakarta : Departemen Kesehatan RI. Aritonang, Irianton. 2010. Menilai Status Gizi untuk Mencapai Sehat Optimal. Yogyakarta : Leutika Books dengan CEBios.2. Arisman. 2007. Gizi dalam daur kehidupan. Jakarta : EGC.