ii
MAKALAH
KEGIATAN-KEGIATAN PEREKONOMIAN
Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Geografi Ekonomi dan Sumber Daya
di Universitas Negeri Yogyakarta
Dosen Pengampu :
Sriadi Setyawati, M. Si
Penulis
Disusun oleh :
Aisyah Nurul Lathifah
15405241014
JURUSAN PENDIDIKAN GEOGRAFI
FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2016
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis limpahkan kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Makalah dengan judul Kegiatan-Kegiatan Perekonomian dengan baik.
Untuk menyelesaikan makalah ini penulis mendapatkan bantuan dan kerjasama dari berbagai pihak. Dalam kesempatan ini penulis menyampaikan terimakasih kepada :
Ibu Sriadi Setyawati, M. SI selaku dosen pengampu.
Teman-teman Pendidikan Geografi, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Yogyakarta yang telah membantu dalam penyusunan laporan praktikum ini.
Akhirnya, penulis menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan dan kelemahan baik dalam isi maupun sistematikanya. Hal ini disebabkan oleh keterbatasan pengetahuan dan wawasan penulis. Oleh sebab itu penulis berharap kepada berbagai pihak untuk memberikan saran dan kritik yang membangun demi perbaikan makalah ini ke depannya. Semoga makalah ini dapat bermanfaat, khususnya bagi penulis dan umumnya bagi pembaca.
Terimakasih.
Yogyakarta, 26 Sepetember 2016
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN COVER i
KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI iii
BAB I PENDAHULUAN
Latar Belakang 1
Rumusan Masalah 1
Tujuan 1
BAB II PEMBAHASAN
Hakikat Warga Negara Dan Pewarganegaraan di Indonesia 3
Persamaan Kedudukan Warga Negara Berdasarkan Landasan UUD 1945 7
Persamaan Kedudukan Warganegara Dalam Aplikasi Di Kehidupan Nyata 10
BAB III PENUTUP
Kesimpulan............................................................................ 17
Saran............................................................................ 17
DAFTAR PUSTAKA 18
BAB I
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Di negara Indonesia terdapat berbagai kegiatan ekonomi. Di dalam perekonomian daerah, kemajuan dan kemundurannya salah satu yang mempengaruhi adalah investasi. Dengan adanya investasi akan menciptakan produksi,adanya produksi menimbulkan adanya permintaan dan penawaran dalam barang dan jasa. Setelah adanya permintaan dan penawaran maka menghasilkan pendapatan baik untuk perusahaan itu sendiri maupun yang lain. Seiring dengan kemajuan dan perkembangan ekonomi serta persaingan yang ketat dalam dunia usaha baik dalam negeri maupun luar negeri dengan sistem yang sudah global. Oleh sebab itu, perlu adanya pemahaman serta pengetahuan tinggi bagi kalangan pelaku ekonomi untuk meningkatkan mutu dam kinerjanya dalam mengembangkan usaha.
Di samping kegiatan ekonomi, akan tercipta berbagai macam perindustrian. Industri merupakan salah satu aktivitas ekonomi non pertanian yang memiliki peluang besar dalam rangka perluasan lapangan pekerjaan. Di negara-negara berkembang, seperti di Indonesia terdapat usaha kecil menengah yang sering dikaitkan dengan masalah-masalah ekonomi dan sosial, seperti tingginya angka kemiskinan, besarnya jumlah pengangguran dari golongan pendidikan rendah, ketimpangan distribusi pendapatan, pembangunan tidak merata, urbanisasi dengan segala efek-efek negatifnya.
Dalam kehidupan bermasyarakat kegiatan perekonomian dan perindustrian sangatlah penting. Dengan demikian, untuk mengetahui macam-macam industri di Indonesia serta makna perindustrian, penulis membuat sebuah makalah dengan judul Kegiata-Kegiatan Perekonomian.
RUMUSAN MASALAH
Apa saja macam-macam kegiatan ekonomi perindustrian dan pengertiannya?
TUJUAN
Mengetahui macam-macam kegiatan ekonomi perindustrian dan maknanya.
BAB II
PEMBAHASAN
MACAM-MACAM KEGIATAN PERINDUSTRIAN DAN PENGERTIANNYA
Kegiatan ekonomi perindustrian terdapat 8 macam, antara lain :
Hunting and Fishering Industries
Industri perikanan menurut Yatim (2014) adalah kompetitif dan dinamik untuk dimajukan kerana ia berpotensi menyumbang pendapatan eksport yang besar kepada negara.
Gambar 1.1 Kegiatan industri perikanan
Forest Gathering Industries
Industri hasil hutan menurut Gunarto (2016) merupakan salah satu usaha untuk meningkatkan nilai hasil hutan,menaikkan rentabilitas hutan, membantu memecahkan masalah penyediaan lapangan kerja(penyerapan tenaga kerja) dan merupakan usaha yang secara nyata ikut menunjang usaha pengalihan ekspor dolok (log) menjadi barang setengah jadi atau barang jadi.
Gambar 1.2 Pengolahan hasil indutri hutan
Mineral Working Industries
Pertambangan adalah suatu industri bahan mineral di proses dan dipisahkan dari materialpengikut yang tidak diperlukan. Industri pertambangan menurut Noor dalam Sulto (2011) sebagai industri hulu yang menghasilkan sumber daya mineral dan merupakan sumber bahan baku industri hilir yang diperlukan oleh umat manusia di seluruh dunia.
Gambar 1.3 Pertambangan Sumber Daya Alam (SDA)
Pastoral Industries
Peternakan adalah kegiatan mengembangbiakan dan membudidayakan hewan ternak untuk mendapatkan manfaat dan hasil dari kegiatan tersebut. Kegiatan di bidang peternakan dapat dibagi atas 2 golongan, yaitu peternakan hewan besar seperti sapi, kerbau, dan kuda. Sedang kelompok kedua yaitu peternakan hewan kecil.
Gambar 1.4 Kegiatan ternak sapi
Agricultural Industries
Pertanian dalam arti sempit merupakan suatu kegiatan bercocok tanam, sedangkan pertanian dalam arti luas adalah segala kegiatan manusia yang meliputi kegiatan bercocok tanam, perikanan, peternakan, dan kehutanan. Secara ringkas, pengertian pertanian menurut Banowati (2013 : 4) adalah sebagai berikut (1) proses produksi, (2) pertanian dan pengusahaan, (3) tanah tempat usaha, (4) usaha pertanian (farm business).
Gambar 1.5 Penyiraman padi pada industri pertanian.
Manufactural Industries
Industri menurut Riadi (2014) adalah kelompok perusahaan yang menghasilkan dan menjual barang sejenis atau jasa sejenis. Misalnya industri tekstil adalah kelompok perusahaan yang menjual dan menghasilkan bahan baku tekstil, barang setengah jadi tekstil dan barang jadi tekstil. Manufaktur berasal dari kata manufacture yang berarti membuat dengan tangan (manual) atau dengan mesin sehingga menghasilkan sesuatu barang. Misalnya membuat kue, baik dengan tangan maupun dengan mesin merupakan kegiatan yang disebut manufaktur.
Menurut Kieso (2002:444) perusahaan manufaktur terdapat tiga jenis barang yaitu:
Persediaan bahan baku untuk diproduksi. Meliputi bahan baku yang diperoleh dari sumber daya alam atau pun beberapa jenis produk yang di produk yang dibeli dari perusahaan lain.
Persediaan barang dalam proses. Meliputi produk-produk yang telah dimasukkan kedalam proses produksi, namun belum selesai diolah.
Persediaan barang jadi. Meliputi produk olahan yang siap dijual kepada pelanggan.
Gambar 1.6 Mesin untuk kegiatan industri manufaktur
Commercial Industries
Kegiatan komersial meliputi produksi dan persebaran masukan usaha tani (benih, pupuk, pestisida, alat, mesin) pemasaran, pengolahan, dan penyebaran hasil. Menurut KBBI, pengertian komersial adalah (1) berhubungan dengan niaga atau perdagangan; (2) dimaksudkan untuk diperdagangkan; (3) bernilai niaga tinggi, kadang-kadang mengorbankan nilai-nilai lain (sosial, budaya, dsb); mengomersialkan (1) menjadika sesuatu sebagai barang dagangan; (2) menggunakan sesuatu untuk berdagang (mencari keuntungan sendiri).
Gambar 1.7 Kegiatan industri komersial
Service Industries
Sektor ekonomi tersier (dikenal sebagai sektor jasa atau industri jasa) adalah satu dari tiga sektor ekonomi, yang lainnya adalah sektor sekunder (manufaktur) dan sektor primer (pertambangan, pertanian, dan perikanan). Definisi umum sektor tersier menurut Gultom adalah menghasilkan suatu jasa daripada produk akhir seperti sektor sekunder. Kadang sebuah sektor tambahan, "sektor kuartener" diartikan sebagai berbagi informasi (yang secara normal dimiliki oleh sektor tersier). Bisnis sektor jasa yang semakin meningkat berfokus pada ide "ekonomi pengetahuan" dengan memahami apa yang diinginkan konsumen dan bagaimana mengirimkannya dengan cepat dan efisien.
Satu contoh baik dari hal ini menurut Gultom ialah industri perbankan yang telah mengalami perubahan besar beberapa tahun belakangan ini. Menggunakan teknologi informasi dan komunikasi, bank dengan cepat mengurangi jumlah staf yang dibutuhkan. Banyak komunitas bank dan bangunan telah bergabung untuk membentuk bisnis yang lebih ramping yang mampu menghasilkan lebih banyak keuntungan dari basis pengguna luas. Kunci proses ini adalah memperoleh informasi mengenai pengguna jasa dan memberikan mereka produk-produk baru.
Gambar 1.8 Kegiatan industri pelayanan jasa
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Kegiatan-kegiatan ekonomi perindustrian di Indonesia cukup banyak, diantaranya hunting ad fishering industries, forest gathering industries, mineral working industries, pastoral industries, agricultural industries, manufactural industries, dan service industries. Walaupun Indonesia merupakan negara agraris atau lebih bergerak di bidang pertanian. Indonesia juga memiliki berbagai industri yang ada.Semua bidang industri yang ada sangat berperan dalam kehidupan masyarakat indonesia untuk melengkapi kebutuhannya, terutama kebutuhan primer. Industri ini tentu untuk menunjang tingkat ekonomi dengan pemanfaatan Sumber Daya Alam (SDA) dan Sumber Daya Manusia (SDM) yang ada di Indonesia.
SARAN
Sebaiknya masyarakat dan pihak pengelola baik perusahaan ataupun lembaga dapat memanfaatkan kegiatan perindustrian sebaik-baiknya tanpa mengeksploitasi secara berlebihan untuk meningkatkan ekonomi Indonesia di kalangan Internasional.
DAFTAR PUSTAKA
Banowati, Eva dkk. 2013. Geografi Pertanian. Yogyakarta: Ombak.
Gultom, Ruth Lina. (-). Sektor Industri Jasa. Diakses pada hari Senin 26 September 2016
di www.academu.edu
Gunarto, Tito. 2014. Industri Hasil Hutan. Diakses pada hari Senin 26 September 2016
di www.scrib.com
Kamus Bahasa Indonesia. Diakses pada hari Senin 25 September 2016 di
www.kamusbahasaindonesia.org
Kieso, Donald E, Jerry J. Weygandt, dan Terry D. Warfield. 2002. Akuntansi Intermediete.
Terjemahan Emil Salim. Jilid 1 Edisi Kesepuluh. Erlangga. Jakarta.
Riadi, Muchlisin. 2014. Pengertian dan Proses Pengendalian Industri Manufaktur, Ekonomi,
Manajemen. Diakses pada hari Senin 26 September 2016 di www.kajianpustaka.com
Yatim Nizam. 2014. Potensi Industri Perikanan. Diakses pada hari Senin 26 September 2016
di www.utusan.com