LAPORAN PENDAHULUAN TUMOR PARU
DISUSUN OLEH :
NAILA FITRIAH
PROGRAM PROFESI NERS PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
TUMOR PARU
A. Defii!i Tumor adalah neoplasma pada jaringan yaitu pertumbuhan jaringan baru yang
abnormal. Paru merupakan organ elastis berbentuk kerucut dan letaknya didalam rongga dada. Jenis tumor paru dibagi untuk tujuan pengobatan, meliputi SCLC ( Small Cell Lung Cancer ) dan SLC ( on Small Cell Lung Cancer ! "arsinoma Skuamosa, adenokarsinoma, karsinoma sel besar ). Pada umumnya tumor paru terbagi atas tumor jinak (# $) antara lain adenoma, hamartoma dan tumor ganas (%&$) adalah karsinoma bronkogenik. "arena pertimbangan klinis maka yang
dibahas adalah kanker paru atau
karsinoma bronkogenik. 'enurut ood lsaga**, dkk. +%%, karsinoma bronkogenik adalah tumor ganas paru primer yang berasal dari saluran napas. Sedangkan menurut Susan -ilson dan June Thompson, +%%&, kanker paru adalah suatu pertumbuhan yang tidak terkontrol dari sel anaplastik dalam paru.
". E#i$%$&i
Seperti kanker pada umumnya, etiologi yang pasti dari tumor paru belum diketahui, namun
diperkirakan
inhalasi jangka
panjang
bahanbahan
karsinogen merupakan *actor utama, tanpa mengesampingkan kemungkinan peranan predisposisi hubungan keluarga ataupun suku bangsa, ras serta status imunologis. /ahan inhalasi karsinogen yang banyak disorot adalah rokok +. Pengaruh 0okok 1iperkirakan terdapat metabolit dalam asap rokok yang bersi*at karsinogen terhadap organ tubuh tersebut. 2at3at yang bersi*at karsinogen (C), kokarsinogenik (CC), tumor promoter (TP), mutagen (') yang telah dibuktikan terdapat dalam rokok. "andungan 3at yang bersi*at karsinogenik dalam rokok inilah yang dapat mengakibatkan perubahan epitel bronkus termasuk metaplasia atau displasia.
penyumbatan pembuluh darah. Penyumbatan dan penyempitan ini bisa terjadi pada pembuluh darah koroner, yang bertugas memba8a oksigen ke jantung. ikotin, merupakan alkaloid yang bersi*at stimulant dan beracun pada dosis tinggi. 2at yang terdapat dalam tembakau ini sangat adikti*, dan mempengaruhi otak dan system sara*. :*ek jangka panjang penggunaan nikotin akan menekan kemampuan otak untuk mengalami kenikmatan, sehingga perokok akan selalu membutuhkan kadar nikotin yang semakin
tinggi untuk
mendapatkan
tingkat
kepuasan. Tar,
mengandung 3at kimia sebagai penyebab terjadinya kanker dan menganggu mekanisme alami pembersih paruparu, sehingga banyak polusi udara tertinggal menempel di paruparu dan saluran bronchial . Tar dapat membuat system pernapasan terganggu salah satu gejalanya adalah pembengkakan selaput mucus. 5. Pengaruh paparan industri ;ang berhubungan dengan paparan 3atkaninogen, seperti < a. sbestos, sering menimbulkan mesoteliom, dinyatakan bah8a asbestos dapat meningkatkan risiko kanker =+& kali b. 0adiasi ion pada pekerja tambang uranium, para penambang uranium mempunyai resiko menderita kanker paru > kali lebih besar daripada populasi umum. c. 0adon, arsen, kromium, nikel, polisiklik hidrokarbon, ?inil klorid d. Pengaruh 4enetik dan status imunologis Terdapat perubahan!mutasi beberapa gen yang berperanan dalam kanker paru, yakni< Protooncogen, Tumor supressor gene, Gene encoding enzyme.Teori
@nkogenesis. Terjadinya kanker paru didasari dari
tampilnya gen supresor tumor dalam genom (onkogen). danya inisiator mengubah gen supresor tumor dengan cara menghilangkan (delesi!del) atau penyisipan (insersi!inS) sebagian susunan pasangan basanya, tampilnya gen erb/ + dan atau neu!erb/5 berperan dalam anti apoptosis (mekanisme sel untuk mati secara alamiah programmed cell death) Pcrubahan tampilan gen kasus ini menyebabkan sel sasaran dalam hal ini
Status imunologis penderita yang dipantau dari respon imun seluler menunjukkkan
adanya
derajat
di*erensiasi sel, stadium
penyakit,
tanggapan terhadap pengobatan, serta prognosis. Penderita yang anergi umumnya tidak memberikan tanggapan yang baik terhadap pengobatan lebih cepat meninggal (lsaga**Amukty, 5&&5) . 1iet. /eberapa penelitian melaporkan bah8a rendahnya konsumsi terhadap betakarotene, selenium dan ?itamin menyebabkan tingginya risiko terkena kanker paru. ipotesis ini didapatkan dari penelitian yang menyimpulkan bah8a ?itamin dapat menurunkan resiko peningkatan jumlah selsel kanker. al ini berkaitan dengan *ungsi utama ?itamin yang turut berperan dalam pengaturan di*erensiasi sel. >. Pengaruh penyakit lain!predisposisi oleh karena penyakit lain Tuberculosis paru banyak dikaitkan sebagai *aktor predisposisi tumor paru melalui mekanisme hiperplasia metaplasia. "arsinoma insitu dari karsinoma bronkogenik diduga timbul sebagai akibat adanya jaringan parut tuberkulosis. 1ata dari urbach (+%6%) menyatakan bah8a =,%$ dari kasus karsinoma bronkogenik berasal dari jaringan parut. 1ari ++9= karsinoma parut tersebut 5,5$ berasal dari bekas tuberkulosis. Patut dicatat bah8a data ini berasal dari merika serikat dimana insiden tuberkulosis paru hanya &,&+#$ atau B+!5& insiden tuberkulosis di 7ndonesia (lsaga**Amukty, 5&&5). '. P(#$fi!i$%$&i Sebabsebab keganasan tumor masih belum jelas, tetapi ?irus, *aktor
lingkungan, *aktor hormonal dan *aktor genetik semuanya berkaitan dengan resiko terjadinya tumor. Permulaan terjadinya tumor dimulai dengan adanya 3at yang bersi*at intiation yang merangasang permulaan terjadinya perubahan sel. 1iperlukan perangsangan yang lama dan berkesinambungan untuk memicu timbulnya penyakit tumor. 7nitiati agen biasanya bisa berupa nunsur kimia, *isik atau biologis yang berkemampuan bereaksi langsung dan merubah struktur dasar dari komponen genetik ( 1 ). "eadaan selanjutnya diakibatkan keterpaparan yang lama ditandai dengan berkembangnya neoplasma dengan terbentuknya tumor, hal ini berlangsung lama meingguan
epidermoid (sel skuamosa), karsinoma sel kecil (sel oat), karsinoma sel besar (tak terde*erensiasi) dan adenokarsinoma. Sel skuamosa dan karsinoma sel kecil umumnya terbentuk di jalan napas utama bronkial. "arsinoma sel besar dan adenokarsinoma umumnya tumbuh di cabang bronkus peri*er dan al?eoli. "arsinoma sel besar dan karsinoma sel oat tumbuh sangat cepat sehingga mempunyai
prognosis
buruk.
Sedangkan
pada
sel
skuamosa
dan
adenokarsinoma prognosis baik karena sel ini pertumbuhan lambat. D. P(#)*(+
sap rokok Polusi dara Pemajanan @kupasi
7ritasi mukosa /ronkus
Peradangan "ronik
Pembelahan sel yang tidak terkendali
"arsinoma paru
7ritasi oleh massa tumor
danya massa dalam paru
yeri
Peningkatan
"erusakan membran al?eoli
Sekresi mukus
4angguan pertukaran gas Penurunan ekspansi paru
/atuk
Sesak na*as Pola na*as tidak e*etki*
/ersihan jalan na*as tidak e*ekti*
malaise 7ntoleran akti?itas
E. Ge,(%( -%ii!
Pada 8aktu masih dini gejala sangat tidak jelas utama seperti batuk lama dan in*eksi saluran pernapasan. @leh karena itu pada pasien dengan batuk lama 5 minggu sampai + bulan harus dibuatkan *oto D dengan gejala lain dyspnea,
0ata E rata lama hidup pasien dengan kanker paru mulai dari diagnosis a8al 5 E # tahun. lasannya adalah pada saat kanker paru terdiagnosa, sudah metastase ke daerah lim*atik dan lainnya. Pada pasien lansia dan pasien dengan kondisi penyakit lain, lama hidup mungkin lebih pendek. F. K%(!ifi-(!iPe#()(/( K%ii- '%ii(% !#(&i&
"lasi*ikasi berdasarkan T' < tumor, nodul dan metastase. +. T < T&
< tidak tampak tumor primer
T+
< diameter tumor F cm, tanpa in?asi ke bronkus
T5
< diameter G cm, dapat disertai atelektasis atau pneumonitis, namun berjarak lebih dari 5 cm dari karina, serta belum ada e*usi pleura.
T
< tumor ukuran besar dengan tanda in?asi ke sekitar atau sudah dekat karina dan atau disetai e*usi pleura.
5. < & < tidak didapatkan penjalaran ke kelenjar lim*e regional + < terdapat penjalaran ke kelenjar lim*e hilus ipsilateral 5 < terdapat penjalaran ke kelenjar lim*e mediastinum atau kontralateral < terdapat penjalaran ke kelenjar lim*e ekstratorakal . ' < '& '+
< tidak terdapat metastase jauh < sudah terdapat metastase jauh ke organ E organ lain.
G. S#3i Di(&$!#i-
a. Chest H E ray ( pandangan lateral dan poteroanterior), tomogra*i dada dan CT scanning. 'erupakan pemeriksaan a8al sederhana yang dapat mendeteksi adanya kanker paru. 'enggambarkan bentuk, ukuran dan lokasi lesi. 1apat menyatakan massa udara pada bagian hilus, e**use pleural, atelektasis erosi tulang rusuk atau ?ertebra. Pada kanker paru, pemeriksaan *oto rontgen dada ulang diperlukan juga untuk menilai doubling time-ny*.1ilaporkan bah8a, kebanyakan kanker paru mempunyai doubling time antara 6>=# hari./ila doubling time G +9 bulan, berarti tumoraya benigna.Tandatanda tumor benigna lainnya adalah lesi berbentuk bulat konsentris, solid dan adanya kalsi*ikasi yang tegas.
dada biasa tidak dapat memastikan keberadaan tumor. Pemeriksaan penunjang radiologis lain yang kadangkadang diperlukan juga adalah bronkogra*i,
*luoroskopi,
superior
?ena
ca?ogra*i,
ventilation/perfusion scanning, ultrasound sonography. Pemeriksaan T !can pada torak, lebih sensiti* daripada pemeriksaan *oto dada biasa, karena bisa mendeteksi kelainan atau nodul dengan diameter minimal mm, 8alaupun positi* palsu untuk kelainan sebesar itu mencapai 5#=&$. /ila *asilitas ini memungkinkan, pemeriksaan T !can bisa sebagai pemeriksaan skrining kedua setelah *oto dada biasa. Pemeriksaan "agnetic #esonance $maging ('07) tidak rutin dikerjakan, karena ia hanya terbatas untuk menilai kelainan tumor yang mengin?asi kedalam ?ertebra, medula spinal, mediastinum, di samping biayanya juga cukup mahal. Pemeriksaan '07 torak tidak lebih superior dibandingkan T !can torak. Saat ini sedang dikembangkan teknik imaging yang lebih akurat yakni Positron %mission Tomography (P:T) yang dapat membedakan tumor jinak dan ganas berdasarkan perbedaan biokimia dalam metabolisme 3at3at seperti glukosa, oksigen, protein, asam nukleat Cootoh
3at
yang
dipakai<
methionine
++C
dari
I+9
&luorodeo'yglucose (I1=). Tumor yang kurang dari + cm, agak sulit dideteksi karena ukuran kecil tersebut kurang diresolusi oleh P:T !canner. Sensiti?itas dan spesi*isitas cara P:T ini dilaporkan 9%$ sensiti* dan =&%&$ spesi*ik. /eberapa positi* palsu untuk tanda mahgnan ditemukan juga pada iesi in*lamasi dan in*eksi seperti aspergilosis dan tuberkulosis. Sungguhpun begitu dari beberapa studi diketahui pemeriksaan P:T mempunyai nilai akurasi lebih baik daripada pemeriksaan T !can. b. /one scanning Pemeriksaan ini diperlukan bila diduga ada tandatanda metastasis ke tulang.7nsiden tumor (on !mall ell ung ancer (SCL ke tulang dilaporkan sebesar +#$.
Pemeriksaan sitologi sputum rutin dikerjakan terutama bila pasien ada kehihan seperti batuk. Pemeriksaan sitologi tidak selalu memberikan hasil positi* karena ia tergantung dari< Letak
tumor
mengeluarkan
terhadap sputum,
bronkus, Jumlah
1ianjurkan pemeriksaan #
Jenis
tumor,
sputum yang
Teknik
diperiksa.
hari berturutturut,
-aktu
pemeriksaan sputum (sputum harus segar). Pada kanker paru yang letaknya sentral, pemeriksaan sputum yang baik dapat memberikan hasil positi* sampai =69#$ pada karsinoma
sel
skuamosa.
Pemeriksaan
sitologi
sputum
dianjurkan sebagai pemeriksaan rutin dan skrining untuk diagnosis dini kanker paru, dan saat ini sedang dikembangkan diagnosis dini pemeriksaan sputum memakai immune staining dengan 'b dengan antibodi =5> untuk antigen SCLC small cell lung cancer) dan antibodi 6& +. untuk antigen SCLC non small cell lung cancer). Laporan dari (ational ancer $nstitute S tehnik ini memberikan hasil %+$ sensiti* dan 99$ spesi*ik.. Pemeriksaan sitologi lain untuk diagnostik kanker paru dapat dilakukan pada cairan pleura, aspirasi kelenjar getah bening ser?ikal, suprakla?ikula, bilasan dan sikatan bronkus pada bronkoskopi. ii. 'ediastinoskopi
H. M((,e5e 5ei!
a. 'anajemen umum < terapi radiasi 0adioterapi radikal, digunakan pada kasus kanker paru bukan sel kecil yang tidak bisa dioperasi. Tetapi radikal sesuai untuk penyakit yang bersi*at lokal dan hanya menyembuhkan sedikit diantaranya. 0adioterapi paliati*, untuk hemoptisis, batuk, sesak napas atau nyeri lokal
( #$ dari semua kasus ) yang telah hidup setelah # tahun. Tingkat mortalitas perioperati* sebesar $ pada lobektomi dan =$ pada pneumonektomi. Pembedahan pada kanker paru bertujuan untuk mengangkat tumor secara total berikut kelenjar getah bening disekitarnya. al ini biasanya dilakukan pada kanker paru yang tumbuh terbatas pada paru yaitu stadium 7 (T+ & '& atau T5 & '&), kecuali pada kanker paru jenis SCLS. Luas reseksi atau pembedahan tergantung pada luasnya pertumbuhan tumor di paru. Pembedahan paliati* mereduksi tumor agar radioterapi dan kemoterapi lebih e*ekti*, dengan demikian kualitas hidup penderita kanker paru dapat menjadi lebih baik. Prinsip pembedahan adalah sedapat mungkin tumor direseksi lengkap berikut jaringan
"4/
intrapulmoner,
dengan
lobektomi
maupun
pneumoktomi. Segmentektomi atau reseksi baji hanya dikerjakan jika *aal paru tidak cukup untuk lobektomi. Tepi sayatan diperiksa dengan potong beku untuk memastikan bah8a batas sayatan bronkus bebas tumor. "4/ mediastinum diambil dengan diseksi sistematis, serta diperiksa secara patologis anatonis (P1P7, 5&&). c. Terapi obat < kemoterapi "emoterapi,
digunakan
pada
kanker
paru
sel
kecil,
karena
pembedahan tidak pernah sesuai dengan histologi kanker jenis ini. Peran kemoterapi pada kanker bukan sel kecil belum jelas. "emoterapi merupakan pilihan utama untuk kanker paru karsinoma sel kecil ("P"S") dan beberapa tahun sebelumnya diberikan sebagai terapi paliati* untuk kanker paru karsinoma bukan sel kecil ("P"/S") stage lanjut. Tujuan pemberian kemoterapi paliati* adalah mengurangi atau menghilangkan gejala yang diakibatkan oleh perkembangan sel kanker tersebut sehingga diharapkan akan dapat meningkatkan kualitas hidup penderita. Tetapi akhirakhir ini berbagai penelitian telah memperlihatkan man*aat kemoterapi untuk "P"/S" sebagai upaya memperbaiki prognosis, baik sebagai modaliti tunggal maupun bersama modiliti lain, yaitu radioterapi dan atau pembedahan. 7ndikasi pemberian kemoterapai pada kanker paru ialah<
5. Penderita kanker jenis karsinoma bukan sel kecil ("P"/S") yang inoperabel (stage 777/ dan 7K), jika memenuhi syarat dikombinasi dengan radioterapi, secara konkuren, sekuensial atau alternating kemoradioterapi. . "emoterapi adju?an yaitu kemoterapi pada penderita kanker paru jenis karsinoma bukan sel kecil stage 7, 77, dan 777 yang telah dibeda h. >. "emoterapi neoadju?an yaitu kemoterapi pada penderita stage 777 dan beberapa kasus stage 777/ yang akan menjalani pembedahan. 1alam hal ini kemoterapi merupakan bagian terapi multimodaliti. Penderita yang akan mendapat kemoterapi terlebih dahulu harus menjalani pemeriksaan dan penilaian, sehingga terpenuhi syaratsyarat sebagai berikut (;usu* et al,. 5&) +). 1iagnosis hispatologis telah dipastikan Pemilihan obat yang digunakan tergantung pada jenis histologis. @leh karena itu diagnosis histologis perlu ditegakkan. 5). Pemeriksaan darah peri*er untuk pemberian siklus pertama< Leukosit G >.&&&!mm Trombosit G +&&.&&&!mm emoglobinG +& g$. bila perlu, trans*usi darah diberikan sebelum pemberian obat.Sedangkan untuk pemberian siklus berikutnya, jika nilai di atas itu lebih rendah maka beberapa obat masih dapat diberikan dengan penyesuaian dosis ). Sebaiknya *aal hati dalam batas normal >). Iaal ginjal dalam batas normal (creatini clearence lebih dari 6& ml!menit) :?aluasi hasil pengobatan
pemberian (siklus) kemoterapi ke5 dan kalau memungkinkan menggunakan CTScan toraks setelah > kali pemberian (P1P7, 5&&). d. Terapi endobronkia, seperti kerioterapi, tetapi laser atau penggunaan stent dapat memulihkan gejala dengan cepat pada pasien dengan penyakit endobronkial yang signi*ikan. e. Pera8atan paliati*, opiat terutama membantu mengurangi nyeri dan dispnea. Steroid membantu mengurangi gejala non spesi*ik dan memperbaiki selera makan.
I. P6$!e! Ke/e6(*(#(
a. Pengkajian Pemeriksaan Iisik < Pada pemeriksaansebagai berikut < M
I!/e-!i
dalah pemeriksaan yang dilakukan dengan cara melihat bagian tubuh yang diperiksa melalui pengamatan. Cahaya yang adekuat diperlukan agar pera8at dapat membedakan 8arna, bentuk dan kebersihan tubuh klien. Iokus inspeksi pada setiap bagian tubuh meliputi < ukuran tubuh, 8arna, bentuk, posisi, simetris. 1an perlu dibandingkan hasil normal dan abnormal bagian tubuh satu dengan bagian tubuh lainnya. Contoh < mata kuning (ikterus), terdapat struma di leher, kulit kebiruan (sianosis), dan lainlain. M
P(%/(!i
Palpasi adalah suatu teknik yang menggunakan indera peraba. Tangan dan jarijari adalah instrumen yang sensiti* digunakan untuk mengumpulkan data, misalnya tentang < temperatur, turgor, bentuk, kelembaban, ?ibrasi, ukuran. L(&-()7%(&-() +(& /e6%3 i/e6)(#i-( !e%(5( /(%/(!i :
M Ciptakan lingkungan yang nyaman dan santai. M Tangan pera8at harus dalam keadaan hangat dan kering M "uku jari pera8at harus dipotong pendek. M Semua bagian yang nyeri dipalpasi paling akhir. 'isalnya < adanya tumor, oedema, krepitasi (patah tulang), dan lain
permukaan tubuh tertentu untuk membandingkan dengan bagian tubuh lainnya (kiri kanan) dengan tujuan menghasilkan suara. Perkusi bertujuan untuk mengidenti*ikasi lokasi, ukuran, bentuk dan konsistensi jaringan. Pera8at menggunakan kedua tangannya sebagai alat untuk menghasilkan suara. A(/3 !3(6(7!3(6( +(& i,35/(i /(( /e6-3!i adalah < S$$6 < suara perkusi jaringan yang normal. Re3/ < suara perkusi jaringan yang lebih padat, misalnya di daerah
paruparu pada pneumonia. Pe-(- < suara perkusi jaringan yang padat seperti pada perkusi daerah
jantung, perkusi daerah hepar. Hi/e6!$$6#i5/(i < suara perkusi pada daerah yang lebih berongga
kosong, misalnya daerah ca?erna paru, pada klien asthma kronik. M
A3!-3%#(!i
dalah
pemeriksaan
mendengarkan
suara
*isik
yang
yang
dihasilkan
dilakukan oleh
dengan
tubuh.
cara
/iasanya
menggunakan alat yang disebut dengan stetoskop. alhal yang didengarkan adalah < bunyi jantung, suara na*as, dan bising usus. S3(6( #i(- $65(% +(& (/(# i(3!-3%#(!i /(( (f(! adalah <
R(%e! < suara yang dihasilkan dari eksudat lengket saat saluran
saluran halus perna*asan mengembang pada inspirasi (rales halus, sedang, kasar). 'isalnya pada klien pneumonia, T/C.
R$)i < nada rendah dan sangat kasar terdengar baik saat
inspirasi maupun saat ekspirasi. Ciri khas ronchi adalah akan hilang bila klien batuk. 'isalnya pada edema paru.
W)ee8i& < bunyi yang terdengar NngiiiO.k. bisa dijumpai pada
*ase inspirasi maupun ekspirasi. 'isalnya pada bronchitis akut, asma.
P%e36( F6i#i$ R39 Q bunyi yang terdengar Nkering seperti
suara gosokan amplas pada kayu. 'isalnya pada klien dengan peradangan pleura. +). kti?itas! istirahat. M
4ejala < "elemahan, ketidakmampuan mempertahankan kebiasaan rutin, dispnea karena akti?itas.
pericardial (menunjukkan e*usi), Takikardi! disritmia, Jari tabuh. ). 7ntegritas ego. M
4ejala < Perasaan takut. Takut hasil pembedahan,'enolak kondisi yang berat! potensi keganasan.
M
Tanda < "egelisahan, insomnia, pertanyaan yang diulang E ulang. >). :liminasi.
M
4ejala <
1iare yang hilang timbul (karsinoma sel kecil).
Peningkatan *rekuensi! jumlah urine (ketidakseimbangan hormonal, tumor epidermoid) #). 'akanan! cairan. M
4ejala < Penurunan berat badan, na*su makan buruk, penurunan masukan makanan, "esulitan menelan, aus! peningkatan masukan cairan.
M
Tanda < "urus, atau penampilan kurang berbobot (tahap lanjut) :dema 8ajah! leher, dada punggung (obstruksi ?ena ka?a), edema 8ajah! periorbital (ketidakseimbangan hormonal, karsinoma sel kecil) 4lukosa
dalam
urine
(ketidakseimbangan
hormonal,
tumor
epidermoid). =). yeri! kenyamanan. M
4ejala < yeri dada (tidak biasanya ada pada tahap dini dan tidak selalu pada tahap lanjut) dimana dapat! tidak dapat dipengaruhi oleh perubahan posisi. yeri bahu! tangan (khususnya pada sel besar atau adenokarsinoma) yeri abdomen hilang timbul. 6). Perna*asan.
M
4ejala < /atuk ringan atau perubahan pola batuk dari biasanya dan atau produksi sputum. a*as pendek, Pekerja yang terpajan polutan, debu industri, Serak, paralysis pita suara, 0i8ayat merokok Tanda < 1ispnea, meningkat dengan kerja. Peningkatan *remitus taktil (menunjukkan konsolidasi). "rekels! mengi pada inspirasi atau ekspirasi
(gangguan
aliran
udara),
krekels!
mengi
menetapQ
pentimpangan trakea ( area yang mengalami lesi). emoptisis. 9). "eamanan. M
Tanda < 1emam mungkin ada (sel besar atau karsinoma) "emerahan, kulit pucat (ketidakseimbangan hormonal, karsinoma sel
sel besar). menorea! impotent (ketidakseimbangan hormonal, karsinoma sel kecil) +&). Penyuluhan. M
4ejala <
Iaktor resiko
keluarga,
kanker(khususnya paru),
tuberculosis, "egagalan untuk membaik. b. 1iagnosa "epera8atan +) "etidake*ekti*an bersihan jalan na*as b.d produksi sputum yang berlebih 5) yeri akut b.d agen cedera ) "etidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d *aktor biologis >) 7ntoleran akti?itas b.d ketidaksimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen c. 7nte?ensi "epera8atan Di(&$!( Ke#i(- efe-#if( 9e6!i)( ,(%( (f(! 9. /6$3-!i !/3#35 +(& 9e6%e9i)
T3,3( NO':
Re(( Ti(-( NI': +. Pastikan kebutuhan oral!tracheal suctioning status< - respiratory 5. /erikan @5....l!menit, metode..... . njurkan pasien untuk istirahat dan na*as ?entilation status< - respiratory dalam >. Posisikan pasien untuk memaksimalkan air8ay patency - aspiration control ?antilasi Setelah dilakukan #. Lakukan *isioterapi dada jika perlu =. "eluarkan sekret dengan batuk atau suction asuhan kepera8atan 6. uskultasi suara na*as. Catat adanya suara +H5> jam pasien tambahan menunjukkan 9. /erikan bronkodilator %. 'onitor status dinamik kee*ekti*an jalan na*as +&. /erikan pelembab udara kassa basah aCl dengan kriteria hasil< lembab - mendemonstrasikan ++. tur intake untuk ciran mengoptimalkan batuk e*ekti* dan suara keseimbangan na*as yang bersih, +5. 'onitor respirasu dan status @5 +. Pertahankan hidrasi yang adekuat untuk tidak ada sianosis dan
dyspneu - menunjukkan
jalan
na*as yang paten - saturasi @5 dalam batas normal
mengencerkan sekret +>. Jelaskan pada pasien dan keluarga tentang penggunaan peralata< suction, o5, inhalasi
N+e6i (-3#
9.
(&e i,36+ fi!i-
NO' :
NI' : PAIN MANAGEMENT
- Pain Le?el, - pain control, - com*ort le?el
+. Lakukan
Setelah
dilakukan
kepera8atan selama + H jam
nyeri
berkurang,
dapat dengan
kriteria hasil<
-
nyeri
secara
komprehensi*
termasuk lokasi, karakteristik, durasi, *rekuensi,
tindakan
5>
pengkajian
'ampu mengontrol nyeri
kualitas dan *aktor presipitasi 5. @bser?asi reaksi non?erbal dari ketidaknyamanan . /antu pasien dan keluarga untuk mencari dan menemukan dukungan >. "ontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri seperti suhu ruangan, pencahayaan dan kebisingan #. "urangi *aktor presipitasi nyeri =. "aji tipe dan sumber nyeri untuk menentukan inter?ensi 6. jarkan tentang teknik non *armakologi< napas dalam,
relaksasi, distraksi, kompres hangat! dingin 9. Tingkatkan istirahat nyeri, %. /erikan in*ormasi tentang nyeri seperti penyebab
(tahu - penyebab mampu
nyeri
menggunakan tehnik
"olaborasi < +. /erikan analgetik untuk mengurangi nyeri bila perlu
non*armakologi untuk mengurangi nyeri,
mencari
bantuan) - Tanda ?ital dalam
-
rentang normal Tidak mengalami gangguan tidur
Di(&$!( Ke#i(-
T3,3( NO':
!ei59(&
- utritional
( 3#6i!i
adeRuacy o* nutrient - utrional status< *ood
-36(& (6i -e93#3)( #393) 9. f(-#$6
Re(( Ti(-( NI': NUTRITION MANAGEMENT
status<
and *luaid intake - -eight control Setelah tindakan
dilakukan kepera8atan
+. "olaborasi
dengan
ahli
gi3i
untuk
menentukan jumlah kalori yang di butuhkan pasien 5. 'onitor adanya penurunan berat badan . 'onitor kekeringan, rambut kusam, total protein, b dan kadar t >. 'onitor mual dan muntah #. 'onitor pucat, kemerahan, dan kekeringan
lbumin serum
9. njurkan banyak minum %. Pertahankan terapi i? line +&. /eri makan sedikit tapi sering ++. "olaborasi pemberian antiemetik< 0anitidin
lbumin serum ematokrit emoglobin
Total
iron
binding
capasity Jumlah lim*osit Tidak terjadi penurunan berat badan
Di(&$!( I#$%e6( (-#ii#(! 9. -e#i(-!i 59(&( (#(6( !3/%(i ( -e93#3)( $-!i&e
T3,3( Re(( Ti(-( NO': NI': +. @bser?asi adanya pembatasan klien dalam - Sel* care< 1Ls - Toleransi akti?itas melakukan akti?itas - "onser?asi energi 5. "aji adanya *aktor yang menyebabkan Setelah dilakukan kelelahan asuhan kepera8atan . 'onitor nutrisi dan sumber energi yang selama H5> jam. adekuat >. 'onitor pasien akan adanya kelelahan *isik Pasien bertoleransi #. 'onitor respon kardio?askuler terhadap terhadap akti?itas akti?itas dengan kriteria hasil< =. 'onitor pola tidur dan lamanya tidur!istirahat - /erpartisipasi dalam pasien akti?itas *isik tanpa 6. /antu klien untuk mengidenti*ikasi akti?itas disertai peningkatan yang mampu dilakukan 9. /antu untuk memiih akti?itas konsisten yang tekanan darah, nadi,
dan 00 - 'ampu melakukan akti?itas seharihari secara mandiri - "eseimbangan akti?itas istirahat
dengan
sesuai dengan kemampuan *isik %. /antu kien!keluarga untuk mengidenti*ikasi kekurangan dalam akti?itas +&. 'onitor respon *isik, emosi, spiritual
sosial
dan
DAFTAR PUSTAKA
Phipps, -ilma. et al, (+%%+), "edical !urgical (ursing oncepts and linical Practice, >th edition, 'osby ;ear /ook, Toronto Smelt3er, Su3anne C. 5&&5. uu 0ar 1epera2atan "edial edah %disi 3 4ol 5. Jakarta< :4C. 1oengoes, 'arilynn, dkk, (5&&&), #encana suhan 1epera2atan 6 Pedoman untu Perencanaan dan Pendoumentasian Pera2atan Pasien, edisi , alih bahasa < 7 'ade "ariasa dan i 'ade S, :4C, Jakarta :ngram, /arbara, (+%%%), #encana suhan 1epera2atan "edial edah, alih bahasa Suharyati S, ?olume +, :4C, Jakarta Carpenito, Lynda Juall.+%%9. uu !au +iagnosa 1epera2atan. Jakarta < :4C