LAPORAN PENDAHULUAN INFEKSI SALURAN PERNAFASAN AKUT (ISPA)
Disusun Oleh:
Youshian Youshian Elmy !"#"$"""%$
&URUSAN IL'U KEPERAATAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIERSITAS *RAI&AYA 'ALAN+ $"! PE'*AHASAN
De,inisi ISPA merupakan singkatan dari Infeksi Saluran Pernapasan Akut. ISPA meliputi saluran pernapasan bagian atas dan saluran pernapasan bagian bawah ISPA adalah infeksi saluran pernapasan yang berlangsung sampai 14 hari. Yang dimaksud dengan saluran pernapasan adalah organ mulai dari hidung sampai gelembung paru (alveoli! beserta organ"organ disekitarnya seperti # sinus! ruang telinga tengah dan selaput paru. Sebagian besar dari infeksi saluran pernapasan hanya bersifat ringan seperti batuk! pilek dan tidak memerlukan pengobatan dengan antibiotik! namun demikian anak akan menderita pneumoni bila infeksi paru ini tidak diobati dengan antibiotik dapat mengakibat kematian. ISPA adalah penyakit yang menyerang salah satu bagian dan atau lebih dari saluran nafas mulai dari hidung (saluran atas hingga alveoli (saluran bawah termasuk $aringan adneksanya! seperti sinus! rongga telinga tengah dan pleura. ISPA umumnya berlangsung selama 14 hari. Yang termasuk dalam infeksi saluran nafas bagian atas adalah batuk pilek biasa! sakit telinga! radang tenggorokan! influen%a! bron&hitis! dan $uga sinusitis. Sedangkan infeksi yang menyerang bagian bawah saluran nafas seperti paru itu salah satunya adalah Pneumonia.(') Infeksi saluran pernafasan akut (ISPA adalah infeksi saluran pernafasan akut yang menyerang tenggorokan! hidung dan paru"paru yang berlangsung kurang lebih 14 hari! ISPA mengenai struktur saluran di atas laring! tetapi kebanyakan penyakit ini mengenai bagian saluran atas dan bawah se&ara stimulan atau berurutan (*utta+in! ,--.
/adi disimpulkan bahwa ISPA adalah suatu tanda dan ge$ala akut akibat infeksi yang ter$adi disetiap bagian saluran pernafasan atau struktur yang berhubungan dengan pernafasan yang berlangsung tidak lebih dari 14 hari.
E-i.emiolo/i Salah satu penyakit yang di derita oleh masyarakat terutama adalah ISPA (Infeksi Saluran Pernafasan Atas! yaitu meliputi infeksi akut saluran pernafasan bagian atas dan akut saluran pernafasan bagian bawah. ISPA masih merupakan masalah kesehatan yang penting karena menyebabkan kematian bayi dan balita yang &ukup tinggi yaitu kira"kira 1 dan 4 kematian yang ter$adi. Setiap anak diperkirakan mengalami 0 2 episode ISPA setiap tahunnya. 3ata yang diperoleh dari kun$ungan ke puskesmas men&apai 4- 2- adalah oleh penyakit ISPA. 3ari seluruh kematian yang disebabkan ISPA adalah karena pneumonia dan pada bayi berumur kurang , bulan. ingga saat ini angka mortalitas ISPA yang berat masih sangat tinggi! kematian seringkali disebabkan karena penderita datang untuk berobat dalam keadaan berat dan sering disertai penyulit"penyulit kurang gi%i. Program pemberantasan ISPA se&ara khusus telah dimulai se$ak tahun 154! dengan tu$uan beerupaya untuk menurunkan kesakitan dan kematian khususnya pada bayi dan anak balita yang disebabkan oleh ISPA! namun kelihatannya angka kesakitan dan kematian tersebut masih tetap tinggi seperti yang telah dilaporkan berdasarkan penelitian yang telah disebutkan di atas.
E0iolo/i 6tiologi ISPA terdiri dari lebih dari 0-- $enis bakteri! virus dan ri&hetsia. 7akteri
penyebab ISPA antara lain
adalah dari
genus
Strepto&o&&us!
Staphylo&o&&us! Pneumo&o&&us! aemophylus! 7ordetella dan 8orineba&terium. 9irus penyebab ISPA antara lain adalah golongan *iksovirus! Adenovirus! 8oronavirus! Pi&ornavirus! *i&oplasma! erpesvirus dan lain"lain. 6tiologi Pneumonia pada 7alita sukar untuk ditetapkan karena dahak biasanya sukar diperoleh. Penetapan etiologi Pneumonia di Indonesia masih didasarkan pada hasil penelitian di luar Indonesia. *enurut publikasi ')! penelitian di berbagai negara menun$ukkan bahwa di negara berkembang strepto&o&&us pneumonia dan haemophylus influen%a merupakan bakteri yang selalu ditemukan pada dua per tiga dari hasil isolasi! yakni :0! 5 aspirat paru
dan 25! 1 hasil isolasi dari spesimen darah. Sedangkan di negara ma$u! dewasa ini Pneumonia pada anak umumnya disebabkan oleh virus. a.
;aktor Pen&etus ISPA
1
Anak yang usianya lebih muda! kemungkinan untuk menderita atau terkena penyakit ISPA lebih besar bila dibandingkan dengan anak yang usianya lebih tua karena daya tahan tubuhnya lebih rendah. ,
Status Imunisasi
Anak dengan status imunisasi yang lengkap! daya tahan tubuhnya lebih baik dibandingkan dengan anak yang status imunisasinya tidak lengkap. 0
=ingkungan
=ingkungan yang udaranya tidak baik! seperti polusi udara di kota"kota besar dan asap rokok dapat menyebabkan timbulnya penyakit ISPA pada anak. b.
;aktor Pendukung ter$adinya ISPA
1
>ondisi 6konomi
>eadaan
ekonomi
yang
belum
pulih
dari
krisis
ekonomi
yang
berkepan$angan berdampak peningkatan penduduk miskin disertai dengan kemampuannya menyediakan lingkungan pemukiman yang sehat mendorong peningkatan $umlah 7alita yang rentan terhadap serangan berbagai penyakit menular termasuk ISPA. Pada akhirnya akan mendorong meningkatnya penyakit ISPA dan Pneumonia pada 7alita. ,
>ependudukan
/umlah penduduk yang besar mendorong peningkatan $umlah populasi 7alita yang besar pula. 3itambah lagi dengan status kesehatan masyarakat yang masih rendah! akan menambah berat beban kegiatan pemberantasan penyakit ISPA. 0
?eografi
Sebagai daerah tropis! Indonesia memiliki potensi daerah endemis beberapa penyakit infeksi yang setiap saat dapat men$adi an&aman bagi kesehatan masyarakat. Pengaruh geografis dapat mendorong ter$adinya peningkatan kaus maupun kemaian penderita akibat ISPA. 3engan demikian pendekatan dalam pemberantasan ISPA perlu dilakukan dengan mengatasi semua faktor risiko dan faktor"faktor lain yang mempengaruhinya. 4
Perilaku idup 7ersih dan Sehat (P7S
P7S merupakan modal utama bagi pen&egahan penyakit ISPA. Perilaku bersih dan sehat tersebut sangat dipengaruhi oleh budaya dan tingkat pendidikan penduduk. 3engan makin meningkatnya tingkat pendidikan di masyarakat diperkirakan akan berpengaruh positif terhadap pemahaman masyarakat dalam men$aga kesehatan 7alita agar tidak terkena penyakit ISPA yaitu melalui upaya memperhatikan rumah sehat dan lingkungan sehat. @
=ingkungan dan Iklim ?lobal
Pen&emaran lingkungan seperti asap karena kebakaran hutan! gas buang sarana transportasi dan polusi udara dalam rumah merupakan an&aman kesehatan terutama penyakit ISPA. 3emikian pula perubahan iklim gobal terutama suhu! kelembapan! &urah hu$an! merupakan beban ganda dalam pemberantasan penyakit ISPA. Agen infeksi adalah virus atau kuman yang merupakan penyebab dari ter$adinya infeksi saluran pernafasan. Ada beberapa $enis kuman yang merupakan penyebab utama yakni golongan A "hemolity& strepto&o&us! &lamydia tra&homatis! my&oplasma dan βstaphylo&o&us! haemophylus influen%ae! pneumokokus.
arena dengan lobang yang semakin sempit maka dengan adanya edematosa maka akan tertutup se&ara keseluruhan dari $alan nafas. >ondisi klinis se&ara umum turut berpengaruh dalam proses ter$adinya infeksi antara lain malnutrisi! anemia! kelelahan. >eadaan yang ter$adi se&ara langsung mempengaruhi saluran pernafasan yaitu alergi! asthma serta kongesti paru. Infeksi saluran pernafasan biasanya ter$adi pada saat ter$adi perubahan musim! tetapi $uga biasa ter$adi pada musim dingin ('haley and 'ong 1551 14,-.
Pa0o,isiolo/i Per$alanan alamiah penyakit ISPA dibagi 0 tahap yaitu # 1. Bahap prepatogenesis # penyuebab telah ada tetapi belum menun$ukkan reaksi apa"apa.
,. Bahap inkubasi # virus merusak lapisan epitel dan lapisan mukosa. Bubuh men$adi lemah apalagi bila keadaan gi%i dan daya tahan sebelumnya rendah. 0. Bahap dini penyakit # dimulai dari mun&ulnya ge$ala penyakit!timbul ge$ala demam dan batuk. Bahap lan$ut penyaklit! dibagi men$adi empat yaitu # a
3apat sembuh sempurna.
b
Sembuh dengan atelektasis.
&
*en$adi kronos.
d
*eninggal akibat pneumonia.
Saluran pernafasan selama hidup selalu terpapar dengan dunia luar sehingga untuk mengatasinya dibutuhkan suatu sistem pertahanan yang efektif dan efisien. >etahanan saluran pernafasan tehadap infeksi maupun partikel dan gas yang ada di udara amat tergantung pada tiga unsur alami yang selalu terdapat pada orang sehat yaitu keutuhan epitel mukosa dan gerak mukosilia! makrofag alveoli! dan antibodi. Antibodi setempat yang ada di saluran nafas ialah Ig A. Antibodi ini banyak ditemukan di mukosa. >ekurangan antibodi ini akan memudahkan ter$adinya infeksi saluran nafas! seperti yang ter$adi pada anak. Penderita yang rentan (imunokompkromis mudah terkena infeksi ini seperti pada pasien keganasan yang mendapat terapi sitostatika atau radiasi.Penyebaran infeksi pada ISPA dapat melalui $alan hematogen! limfogen! perkontinuitatum dan udara nafas. Infeksi bakteri mudah ter$adi pada saluran nafas yang sel"sel epitel mukosanya telah rusak akibat infeksi yang terdahulu. Selain hal itu! hal"hal yang dapat mengganggu keutuhan lapisan mukosa dan gerak silia adalah asap rokok dan gas S), (polutan utama dalam pen&emaran udara! sindroma imotil! pengobatan dengan ), konsentrasi tinggi (,@ atau lebih.
Tan.a Dan +e1ala Pada umumnya suatu penyakit saluran pernafasan dimulai dengan keluhan"keluhan dan ge$ala"ge$ala yang ringan. 3alam per$alanan penyakit mungkin ge$ala"ge$ala men$adi lebih berat dan bila semakin berat dapat $atuh dalam keadaan kegagalan pernafasan dan mungkin meninggal. 7ila
sudah
dalam
kegagalan
pernafasan
maka
dibutuhkan
penatalaksanaan yang lebih rumit dengan mortalitas yang lebih tinggi. *aka!
perlu diusahakan agar yang ringan tidak men$adi lebih berat dan yang sudah berat &epat"&epat ditolong dengan tepat agar tidak $atuh dalam kegagalan pernafasan. 7erikut ini adalah tanda bahaya yang perlu diwaspadai pada penderita ISPA#
Banda ge$ala se&ara umumCklinis# a. Pada sistem pernafasan Dafas &epat dan tidak teratur (apnea! retraksiCtertariknya kulit ke dalam dinding dada! nafas &uping hidung! sesak! kulit wa$ah kebiruan(sianosis! suara nafas lemah atau hilang! mengi! suara nafas seperti ada &airannya sehingga terdengar keras dan ta&hypnea. b. Pada sistem peredaran darah 3enyut $antung &epat dan lemah (takikardi atau bradikardi! tekanan darah tinggi atau rendah (hipertensi atau hipotensi dan gagal $antung (&ardia& arresst. &. Pada sistem syaraf ?elisah! mudah terangsang! sakit kepala! bingung!ke$ang dan koma. d. ?angguan umum =etih dan keringat banyak.
Banda tanda bahaya pada anak golongan umur , bulan sampai @ tahun # tidak bisa minum! ke$ang! kesadaran menurun! stridorCmendengkur dan gi%i buruk.
Banda tanda bahaya pada anak golongan umur kurang dari , bulan # kurang bisa minum (kemampuan minumnya menurun sampai kurang dari setengah volume yang biasa! ke$ang! kesadaran menuru!! mendengkur! mengi! demam dan dingin.
Banda tanda labolatorium a. ypoEemia b. yper&apnia &. A&ydosis (metaboli& atau respiratorik
Banda dan ge$ala ISPA menurut Perhimpunan Fumah Sakit Seluruh Indonesia (PFSSI! ,--, adalah# a. 7atuk b. Serak (penderita bersuara parau &. Pilek d. Panas atau demam dengan suhu badan lebih dari 0!@ -8
e. Sesak nafas
Peme2i3saan Dia/nos0i3 3iagnosis ISPA oleh karena virus dapat ditegakkan dengan pemeriksaan laboratorium terhadap $asad renik itu sendiri. Pemeriksaan yang dilakukan adalah # 1. 7iakan virus ,. Serologis 0. 3iagnostik virus se&ara langsung. Sedangkan diagnosis ISPA oleh karena bakteri dilakukan dengan pemeriksaan sputum! biakan darah! biakan &airan pleura.
S02a0e/i Penan//ulan/an Pen&egahan dan Pengendalian ISPA di ;asilitas >esehatan menurut ') (,--# a4 Pen/a5asan a.minis02asi:
•
Struktur
organisasi
pen&egahan
dan
pengendalian
infeksi
(komite
pen&egahan dan pengendalian infeksi! tim pen&egahan dan pengendalian infeksi yang terlatih dan kebi$akan"kebi$akan (misalnya# pedoman
•
Bersedianya staf dan suplai yang memadai! pelatihan petugas kesehatan! penyuluhan pasien dan pengun$ung.
64 Pen/en.alian sum6e2: 3e6e2sihan -e2na-asan .an e0i3a 6a0u3
•
Petugas kesehatan! pasien! dan keluarga harus menutup mulut dan hidung saat batuk! bersin! dan membersihkan tangan.
74 Pen/en.alian lin/3un/an .an 0e3ni3
•
/aga $arak minimal 1 meter antarpasien.
•
/aga ventilasi dengan baik! antara lain dengan ventilasi alami (misalnya# $endela terbuka atau dengan ventilasi mekanik.
•
7ersihkan se&ara rutin permukaan yang sering disentuh dan bersihkan segera saat tampak kotor.
.4 Pen/enalan .ini .an -ela-o2an ISPA yan/ 7en.e2un/ e-i.emi a0au -an.emi
•
Segera informasikan kepada yang berwenang (3inkesC3epkes.
•
3inkesC3epkes memberitahukan kepada fasilitas pelayanan kesehatan apabila ada >=7 dalam masyarakat atau di rumah sakit lain.
e4 Penem-a0an -asien
•
Bempatkan pasien di ruang terpisah dengan ventilasi yang baik.
•
/ika kamar terpisah tidak dimungkinkan! kelompokkan pasien dengan diagnosis yang sama dan dengan $arak sedikitnya 1 meter pada satu ruangan (&ohorting.
,4
Pen7e/ahan .an -en/en.alian in,e3si saa0 mem6e2i3an -elayanan -a.a -asien SARS .an ,lu 6u2un/
•
*embersihkan tangan se&ara memadai dan gunakan sarung tangan! gaun pelindung! masker bedah! dan ka&amata pelindung
•
7atasi $umlah petugas pelayanan kesehatanCanggota keluargaCpengun$ung pasien ISPA. Ke5as-a.aan S0an.a2 (Ru0in) : dengan dipromosikan kesemua PP>
untuk merawat semua pasien!
kewaspadaan standar merupakan dasar
pen&egahan dan pengendalian infeksi yang diran&ang untuk meminimalisasi pa$anan langsung terhadap darah! &airan tubuh! atau sekret.
Pen7e/ahan .an -en/en.alian in,e3si s-esi,3 0am6ahan: a4 Un0u3 -e2a5a0an semua -asien ISPA .ise20ai .emam4
•
Petugas kesehatan harus memakai masker bedah saat memberikan perawatan dengan $arak dekat.
•
/aga $arak antarpasien minimal 1 meter.
•
8ohorting dapat memfasilitasi penerapan pen&egahan dan pengendalian infeksi.
64 'em6e2i3an -elayanan -asien ana3 .en/an ISPA -a.a musim ISPA 0e20en0u (-a2ain,uen8a 9i2us a.eno9i2us)
•
Petugas kesehatan harus menggunakan masker bedah! gaun pelindung! dan sarung tangan saat merawat pasien G menggantinya bila beralih ke pasien lain.
•
/aga $arak antarpasien minimal 1 meter.
•
8ohorting dapat memfasilitasi penerapan pen&egahan dan pengendalian infeksi
4 Pe2a5a0an -enya3i0 a3u0 -a.a ana3;ana3 7eberapa aspek berlaku khusus pada pasien anak"anak dan harus dipertimbangkan
saat
melakukan
langkah
pen&egahan
dan
pengendalian infeksi. a. Anggota keluarga sangat penting bagi dukungan emosional pasien anak"anak rawat inap. b. ak anak untuk didampingi oleh orang tuaCkeluarga pasien setiap waktu harus di$amin &. Anggota keluarga mungkin sangat penting dalam membantu perawatan pasien anak"anak rawat inap! terutama bila tenaga petugas kesehatan kurang d. Pasien anak"anak mungkin sa$a sudah lebih lama terinfeksi ISPA dibandingkan orang dewasa ini akan mempengaruhi $angka waktu pelaksanaan tindakan pen&egahan dan pengendalian infeksi e. Pasien
anak"anak
mungkin
tidak
dapat
mematuhi
praktik
kebersihan pernapasan. f.
Sebagian patogen lebih sering ditemukan di kalangan pasien anak" anak
dan
memerlukan
>ewaspadaan
Bransmisi
(misalnya!
>ewaspadaan >ontak yang diperlukan untuk FS9 atau virus influen%a dan >ewaspadaan >ontak ditambah >ewaspadaan 3roplet untuk adenovirus atau metapneumovirus g. >ontaminasi lingkungan mungkin lebih menon$ol dibandingkan dengan kontaminasi yang ter$adi pada pasien dewasa atau &ontinent patient. h. *ainan harus dibersihkan dan didisinfeksi sehabis dimainkan anak yang berbeda! dan petugas harus berhati"hati saat mengumpulkan pasien di ruang bermain (ikuti prinsip yang sama dengan prinsip penggabunganC&ohorting pasien $4
atau
perawatan
keliling
untuk
semua
orang
yang
membutuhkannya. Ada kemungkinan fasilitas pelayanan kesehatan yang memberikan pelayanan perawatan penyakit akut akan mengklasifikasikan pasien dan mungkin hanya dapat memberikan
perawatan
bagi
mempunyai
pasien
peluang
yang
paling
berat
yang
hidup. Ada $uga kemungkinan
dianggap fasilitas
pelayanan kesehatan keliling tidak dapat memenuhi permintaan pelayanan perawatan kesehatan. b. Pasien yang terinfeksi ISPA yang dapat menimbulkan kekhawatiran mungkin memerlukan perawatan di rumah. Pasien seperti ini mungkin sakitnya &ukup berat. Selain itu! pasien seperti ini akan berbahaya bagi orang lain dalam $angka waktu tertentu dan dapat menularkan patogen dan infeksi atau penyakit sekunder ke anggota keluarganya.
Diagnosa Keperawatan/ Masalah Kolaborasi
-
-
-
Rencana keperawatan Tujuan dan Kriteria Hasil
Intervensi
Bersihan Jalan Nafas tidak efektif D)8# (espiratory status : )entilation berhubungan dengan: Pastikan kebutuhan oral / tra%heal su%tioning. Infeksi, disfungsi neuromuskular, (espiratory status : *ir"ay paten%y &erikan O- ++l/mnt, metode+++ hiperplasia dinding bronkus, alergi jalan *spiration Control *njurkan pasien untuk istirahat dan napas dalam nafas, asma, trauma Setelah dilakukan tindakan • Posisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi Obstruksi jalan nafas : spasme jalan kepera"atan selama ++++..pasien • 0akukan fisioterapi dada jika perlu nafas, sekresi tertahan, banyaknya menunjukkan keefektifan jalan nafas • eluarkan sekret dengan batuk atau su%tion mukus, adanya jalan nafas buatan, dibuktikan dengan kriteria hasil : sekresi bronkus, adanya eksudat di endemonstrasikan batuk efektif dan • *uskultasi suara nafas, %atat adanya suara tambahan alveolus, adanya benda asing di jalan suara nafas yang bersih, tidak ada • &erikan bronkodilator : nafas. sianosis dan dyspneu !mampu - +++++++++ DS: mengeluarkan sputum, bernafas - +++++++++. dengan mudah, tidak ada pursed lips$ - +++++++++ Dispneu enunjukkan jalan nafas yang paten • onitor status hemodinamik DO: !klien tidak merasa ter%ekik, irama • &erikan pelembab udara assa basah 1aCl 0embab Penurunan suara nafas nafas, frekuensi pernafasan dalam • &erikan antibiotik : Orthopneu rentang normal, tidak ada suara nafas ++++++++. Cyanosis abnormal$ ++++++++. elainan suara nafas !rales, "hee#ing$ ampu mengidentifikasikan dan esulitan berbi%ara • *tur intake untuk %airan mengoptimalkan keseimbangan. men%egah faktor yang penyebab. &atuk, tidak efekotif atau tidak ada • onitor respirasi dan status O Saturasi O- dalam batas normal Produksi sputum • Pertahankan hidrasi yang adekuat untuk mengen%e oto thorak dalam batas normal 'elisah sekret Perubahan frekuensi dan irama nafas • 2elaskan pada pasien dan keluarga tentang penggu peralatan : O-, Su%tion, Inhalasi.
ASKEP
Diagnosa Keperawatan/ Masalah Kolaborasi
Pola Nafas tidak efektif berhubungan dengan : 3iperventilasi Penurunan energi/kelelahan Perusakan/pelemahan muskulo4skeletal elelahan otot pernafasan 3ipoventilasi sindrom 1yeri e%emasan Disfungsi 1euromuskuler Obesitas Injuri tulang belakang
-
-
Rencana keperawatan Tujuan dan Kriteria Hasil
Intervensi
NIC: • Posisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi • Pasang mayo bila perlu • 0akukan fisioterapi dada jika perlu • eluarkan sekret dengan batuk atau su%tion Setelah dilakukan tindakan • *uskultasi suara nafas, %atat adanya suara tambahan kepera"atan selama +++..pasien • &erikan bronkodilator : menunjukkan keefektifan pola nafas, 4+++++++.. dibuktikan dengan kriteria hasil: ++++++++. endemonstrasikan batuk efektif dan • &erikan pelembab udara assa basah 1aCl 0embab suara nafas yang bersih, tidak ada • *tur intake untuk %airan mengoptimalkan keseimbangan. sianosis dan dyspneu !mampu mengeluarkan sputum, mampu• onitor respirasi dan status ODS: bernafas dg mudah, tidakada pursed &ersihkan mulut, hidung dan se%ret trakea Pertahankan jalan nafas yang paten Dyspnea lips$ 1afas pendek enunjukkan jalan nafas yang paten Observasi adanya tanda tanda hipoventilasi DO: !klien tidak merasa ter%ekik, irama onitor adanya ke%emasan pasien terhadap oksigenasi Penurunan tekanan inspirasi/ekspirasi nafas, frekuensi pernafasan dalam onitor vital sign Penurunan pertukaran udara per menit rentang normal, tidak ada suara nafas Informasikan pada pasien dan keluarga tentang te relaksasi untuk memperbaiki pola nafas. enggunakan otot pernafasan tambahan abnormal$ *jarkan bagaimana batuk efektif Orthopnea 5anda 5anda vital dalam rentang Pernafasan pursed4lip normal !tekanan darah, nadi, onitor pola nafas 5ahap ekspirasi berlangsung sangat lama pernafasan$ Penurunan kapasitas vital (espirasi: 6 77 8 -9 /mnt
Diagnosa Keperawatan/ Masalah Kolaborasi
NOC:
(espiratory status : )entilation (espiratory status : *ir"ay paten%y )ital sign Status
Rencana keperawatan Tujuan dan Kriteria Hasil
Intervensi
Gangguan Pertukaran gas NOC: (espiratory Status : 'as e%hange &erhubungan dengan : • ketidakseimbangan perfusi ventilasi eseimbangan asam &asa, ;lektrolit • perubahan membran kapiler4alveolar (espiratory Status : ventilation • DS: )ital Sign Status • sakit kepala ketika bangun Setelah dilakukan tindakan • Dyspnoe kepera"atan selama +. 'angguan 'angguan penglihatan pertukaran pasien teratasi dengan • kriteria hasi: DO: endemonstrasikan peningkatan Penurunan COventilasi dan oksigenasi yang adekuat • 5akikardi emelihara kebersihan paru paru dan • 3iperkapnia bebas dari tanda tanda distress • eletihan pernafasan Iritabilitas • endemonstrasikan batuk efektif dan 3ypoia suara nafas yang bersih, tidak ada • kebingungan sianosis dan dyspneu !mampu • sianosis mengeluarkan sputum, mampu "arna kulit abnormal !pu%at, kehitaman$ bernafas dengan mudah, tidak ada 3ipoksemia • pursed lips$ hiperkarbia 5anda tanda vital dalam rentang normal *'D abnormal • *'D dalam batas normal p3 arteri abnormal • frekuensi dan kedalaman nafas abnormal Status neurologis dalam batas normal •
NIC : Posisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi Pasang mayo bila perlu 0akukan fisioterapi dada jika perlu eluarkan sekret dengan batuk atau su%tion *uskultasi suara nafas, %atat adanya suara tambahan &erikan bronkodilator < 4+++++++. 4+++++++. &arikan pelembab udara *tur intake untuk %airan mengoptimalkan keseimbangan. onitor respirasi dan status OCatat pergerakan dada,amati kesimetrisan, penggunaan otot tambahan, retraksi otot supra%lavi%ular dan inter%ostal onitor suara nafas, seperti dengkur onitor pola nafas : bradipena, takipenia, kussmaul, hiperventilasi, %heyne stokes, biot *uskultasi suara nafas, %atat area penurunan / tidak adanya ventilasi dan suara tambahan onitor 55), *'D, elektrolit dan ststus mental Observasi sianosis khususnya membran mukosa 2elaskan pada pasien dan keluarga tentang persiapan tindakan dan tujuan penggunaan alat tambahan !O-, Su%tion, Inhalasi$ • *uskultasi bunyi jantung, jumlah, irama dan denyut jantung
DAFTAR PUSTAKA
Alsagaff ! *ukty A (ed # Dasar-dasar Ilmu Penyakit Paru. Airlanggga
,--4.
In&eksi
Saluran
Perna&asan
Akut
(ISPA)
dan
Penanggulangannya . Sumatra esehatan *asyarakat