LAPORAN PROGRAM PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT OLEH MAHASISWA MELALUI KULIAH KERJA NYATA TEMATIK CITARUM HARUM “RE-EDUKASI MASYARAKAT TERHADAP URGENSI PENGOLAHAN SAMPAH DENGAN PENDEKATAN ECOPEDAGOGY MELALUI GERAKAN “5N+1H” (NAMU, NGINGETAN, NGAJAK, NYONTOHKEUN, NGAHIJI, DAN HAYU) UNTUK MEWUJUDKAN GREEN BEHAVIOR DI DESA TEGALDATAR, KECAMATAN MANIIS, KABUPATEN PURWAKARTA”
OLEH: 1.
Dr. H. Mulyana Abdullah, M.Pd.I.
(196507092007011001, Dosen Pendidikan Umum, FPIPS)
2.
Yusuf Sahid Akbar
(1504162, Ilmu Pendidikan Agama Islam, FPIPS)
3.
Gini Erdiani
(1501645, Pendidikan Fisika, FPMIPA)
4.
Habibah Wasdah Sujati
(1504830, Pendidikan Teknologi Agroindustri, FPTK)
5.
R. Ahmad Mukhlis
(1505161, Teknologi Pendidikan, FIP)
6.
Tyas Suciati
(1505636, Pendidikan Bahasa Arab, FPBS)
7.
Ahmad Rasis Fadhlan
(1505839, Pendidikan Bahasa Jepang, FPBS)
8.
Fenti Khoerunnisa
(1506678, Pendidikan IPS, FPIPS)
9.
Dinda Bella Kinanti
(1506979, Manajemen Pemasaran Pariwisata, FPIPS)
10. Muhammad Dipa N.I.P.
(1506989, Pendidikan Tata Boga, FPTK)
11. Rinjani Maryati Sunarya
(1507203, Pendidikan Ekonomi, FPEB)
12. Ima Himatul Aliyah
(1507380, Pendidikan Khusus, FIP)
LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2018
LEMBAR PENGESAHAN
1. Judul
2. Identitas Dosen Pembimbing a. Nama b. NIP c. Departemen/Prodi 3. Jumlah Siswa yang Terlibat 4. Jumlah Sasaran Program 5. Waktu Pelaksanaan Program 6. Mitra
: “Re-Edukasi Masyarakat terhadap Urgensi Hidup Sehat dan Pengolahan Sampah dengan Pendekatan Ekoliterasi melalui Gerakan “5N+1H” (Namu, Ngingetan, Ngajak, Nyontohkeun, Ngahiji, dan Hayu) untuk Mewujudkan Green Behavior di Desa Tegaldatar, Kecamatan Maniis, Kabupaten Purwakarta”
: : : :
Dr. H. Mulyana Abdullah, M.Pd.I. 196507092007011001 Dosen Pendidikan Umum 11 orang
: 500 orang : 16 Juli – 25 Agustus 2018 : 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15.
7. Sumber dana
Kabupaten Purwakarta Kepala kecamatan Maniis Aparatur Desa Tegaldatar BABINSA Desa Tegaldatar SDN dan SMPN SATAP Terpadu 1 Tegaldatar SDN dan SMPN SATAP Terpadu 2 Tegaldatar RA As-Salam Masyarakat Kp. Ciloa Masyarakat RT 07 Masyarakat RT 23 Masyarakat RT 28 Masyarakat RT 31 Ibu-ibu pengajian di Kp. Rawa Taal Ibu-ibu pengajian di Kp. Cadas Bodas Ibu-ibu pengajian di Kp. Babakan Jati
: Iuran Kelompok Mahasiswa
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena atas berkat rahmat, dan ridha-Nya kami dapat menyelesaikan kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tematik Citarum Harum di Desa Tegaldatar, Kecamatan Maniis, Kabupaten Purwakarta dengan baik dan lancar hingga terselesaikannya laporan pengabdian kepada masyarakat melalui kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tematik Citarum Harum. Laporan kegiatan ini kami susun untuk memenuhi syarat kelulusan dari mata kuliah KKN. Selain itu, laporan ini kami susun untuk memberikan gambaran mengenai karakteristik dari Desa Tegaldatar sebagai lokasi KKN kelompok kami dan pelaksanaan program beserta permasalahan yang mewarnai kinerja kami selama pelaksanaan KKN ini. Laporan ini bisa dijadikan sebagai bahan evaluasi program Kami sampaikan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah membantu kami dalam melaksanakan program KKN dan dalam menyusun laporan kegiatan, terutama kepada: 1. Dra. Katiah, M.Pd. selaku Kepala Pusat Pemberdayaan Masyarakat, Kewirausahaan dan Pengembangan KKN. 2. Dr. H. Mulyana Abdullah, M.Pd.I. selaku dosen pembimbing yang senantiasa mengarahkan dan member motivasi untuk terus optimis dalam menjalankan program KKN. 3. Bapak Cecep Suhendar, S.Sos. selaku Camat Maniis yang telah memberikan izin dan dukungan kepada mahasiswa KKN Universitas Pendidikan Indonesia. 4. Bapak Bahrum M. Mansyur selaku Kepala Desa Tegaldatar yang telah memberi izin kepada kami untuk menjalankan program KKN di desa yang dipimpinnya. 5. Bapak Caca Saripudin selaku BABINSA Desa Tegaldatar yang telah memberikan izin dan perlindungan keamanan kepada kami selama kegiatan KKN berlangsung. 6. Warga Desa Tegaldatar yang telah menerima dan membantu kami dalam
i
melaksanakan program kerja KKN. 7. Seluruh aparat pemerintahan dan tokoh masyarakat Desa Tegaldatar yang telah mendukung kami selama pelaksanaan program KKN. 8. Seluruh anggota KKN Tematik Citarum Harum UPI 2018 yang telah menjalankan program KKN. 9. Semua pihak yang telah membantu kami dan tidak dapat kami sebutkan satu persatu. Semoga amal kebaikan dan bantuan yang telah diberikan kepada kami dibalas oleh Allah Swt. dengan pahala yang berlipat ganda. Amin. Akhirnya dengan segala kerendahan hati, kami berharap semoga laporan ini bermanfaat dan dapat diajukan untuk menjadi acuan program KKN tahun berikutnya.
Purwakarta, September 2018
Tim KKN Tematik UPI Desa Tegaldatar 2018
ii
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN .................................................................................... KATA PENGANTAR ............................................................................................ i DAFTAR ISI ......................................................................................................... iii DAFTAR TABEL ................................................................................................ iv BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1 A. Latar Belakang ................................................................................................. 1 B. Rumusan Masalah ............................................................................................ 4 C. Maksud dan Tujuan.......................................................................................... 4 D. Mitra yang Terlibat .......................................................................................... 5 BAB II TEORI DAN PENDEKATAN YANG DIGUNAKAN ......................... 6 A. Teori yang Mendukung Program Kegiatan ...................................................... 6 1. Lingkungan Hidup dan Pencemaran Air ..................................................... 6 2. Sampah dan Pengolahannya ........................................................................ 7 a. Pengertian Sampah ................................................................................. 8 b. Pengolahan Sampah dan Konsep 3R (Reuse, Reduce dan Recycle) ..... 10 3. Citarum Harum .......................................................................................... 12 B. Pendekatan dalam Pelaksanaan Program ....................................................... 14 1. Re-Edukasi Lingkungan Hidup ............................................................ 14 2. Ecopedagogy ........................................................................................ 15 BAB III TAHAPAN PELAKSANAAN PROGRAM ...................................... 16 A. Lokasi dan Khayalak Sasaran ........................................................................ 16 B. Langkah-langkah Kegiatan (Tahapan Kegiatan, Persiapan, Pelaksanaan, Monitoring dan Evaluasi) ......................................................... 18 1. Persiapan ................................................................................................... 18 2. Pelaksanaan ............................................................................................... 20 3. Monitoring dan Evaluasi ........................................................................... 32 C. Hasil yang Dicapai ......................................................................................... 34 D. Faktor Pendukung dan Kendala Program ...................................................... 50 BAB IV PROGRAM TINDAK LANJUT ......................................................... 52 BAB V KESIMPULAN, SARAN, DAN REKOMENDASI ............................ 54 A. Kesimpulan .................................................................................................... 54 B. Rekomendasi .................................................................................................. 54 DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 56 LAMPIRAN-LAMPIRAN ...................................... Error! Bookmark not defined.
iii
DAFTAR TABEL
Tabel 1: Tabel Penanganan dan Cara Pengerjaan 3R ........................................... 11 Tabel 2: Tabel Monitoring dan Evaluasi Program ................................................ 32 Tabel 3: Tabel Hasil yang Dicapai dari ketika Program ....................................... 34 Tabel 4: Tabel Faktor Pendukung dan Kendala setiap Program ........................... 50
iv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Sungai Citarum tempo dulu, merupakan satu-satunya pilihan untuk jalur lalu lintas bagi kelancaran kegiatan perdagangan, pemerintah dan lain-lain. Sungai Citarum berada di Wilayah Kerajaan Padjajaran, yang merupakan sebagai penerus kerajaan Tarumanegara yang memerintah pada abad VIII (Citarum.org, 2011). Sebelum tercemar seperti saat ini, kondisi Sungai Citarum masih bersih dan mengalir sebagaimana mestinya. Air sungainya masih bersih dan masih bisa digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup masyarakat yang tempat tinggalnya di lalui oleh aliran Sungai Citarum. Sungai Citarum merupakan sungai yang keadaan airnya jauh dari standar layak dikonsumsi, masyarakat di daerah aliran sungai tetap menggantungkan hidup mereka kepadanya. Sungai Citarum memiliki peranan yang vital dan strategis. Selain digunakan masyarakat di sepanjang daerah aliran sungai, Sungai Citarum juga digunakan sebagai tempat budi daya perikanan air tawar, pengalir irigasi bagi 420.000 Ha sawah yang meliputi daerah Karawang, Purwakarta, Subang dan Indramayu, pemasok listrik 1.888 mega watt jaringan interkoneksi Jawa-Bali, serta pemasok air untuk dikonsumsi oleh 80% penduduk DKI Jakarta. Seiring berjalannya waktu dan yang diiringi oleh perubahan di segala lini kehidupan, Sungai Citarum pun mengalami perubahan, yang pada awalnya sebagai pemenuhan kebutuhan hidup, saat ini berubah menjadi layaknya tempat sampah yang, sebab kondisi Sungai Citarum saat ini dipenuhi oleh berbagai jenis sampah. Bukan hanya kotor, tetapi saat ini kondisi Sungai Citarum menimbulkan bau dari sampah dan limbah yang telah mencemari air sungainya. Bahkan saat ini Sungai Citarum telah dinobatkan menjadi sungai terkotor se-dunia. Menurut World Bank, Sungai Citarum yang memiliki panjang 300 km dinobatkan sebagai sungai terkotor di dunia (dalam Galih, 2018). Pencemaran air Sungai Citarum ini disebabkan oleh pembuangan limbah ke dalam sungai, baik itu limbah industri, rumah sakit, pertanian ataupun limbah domestik yang dihasilkan
1
2
oleh masyarakat. Terjadinya alih fungsi lahan hutan lindung secara masif untuk lahan pertanian di daerah hulu sungai memicu terjadinya erosi dan sedimentasi. Dari perubahan yang terjadi pada Sungai Citarum, diperlukan solusi atau usaha secara bersamaan antara pemerintah dan masyarakat, khususnya yang tinggal di sekitar bantaran sungai untuk bersinergi melakukan perbaikan terhadap eksistensi Sungai Citarum agar kejayaannya dapat kembali dirasakan dan dinikmati oleh masyarakat, khususnya oleh masyarakat Jawa Barat yang mana tempat mengalirnya Sungai Citarum. Pemerintah telah mencanangkan program Citarum Harum untuk mengembalikan kejayaan Sungai Citarum. Citarum Harum merupakan program pemerintah pusat yang bertujuan untuk memperbaiki kualitas air Sungai Citarum, mengatasi persoalan lingkungan di daerah aliran Sungai Citarum, dengan tujuan agar Sungai Citarum dapat kembali pulih dan bisa kembali digunakan untuk berbagai hal positif oleh masyarakat sekitar. Program ini digalakan selama tujuh tahun ke depan dengan melibatkan berbagai pihak. Untuk mengimplementasikan program Citarum Harum yang dicanangkan oleh pemerintah agar sampai dan dipraktikkan oleh semua subjek masyarakat, diperlukan ratusan agen perubahan untuk mengantarkan dan ikut melaksanakan program ini di masyarakat. Mahasiswa yang berperan sebagai agen perubahan dapat menghantarkan dan bertindak bersama dalam menyukseskan program Citarum Harum ini. Universitas Pendidikan Indonesia meluncurkan Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tematik Citarum Harum sebagai salah satu bentuk kontribusi untuk mendukung program tersebut sebagai langkah awal dan solusi meminimalisir pencemaran di Sungai Citarum. Cakupan wilayah yang termasuk ke dalam program Citarum Harum dibagi ke dalam 22 sektor. Salah satu desa yang termasuk ke dalam wilayah program Citarum Harum adalah desa Tegaldatar. Desa Tegaldatar merupakan salah satu desa dari Kecamatan Maniis, Kabupaten Purwakarta yang terdiri atas 4 Dusun, 8 RW, dan 32 RT. Mayoritas mata pencaharian masyarakat desa Tegaldatar adalah petani, baik itu petani di dalam air maupun di darat. Terdapat tiga dermaga yang berada di desa Tegaldatar, yaitu dermaga Cadas Bodas, Taneuh Beureum dan Rawa Taal. Dahulu,
3
air yang berasal dari waduk Cirata jernih dan dapat digunakan secara langsung oleh masyarakat. Namun, saat ini kondisi air Waduk Cirata tidak dapat dikonsumsi secara langsung karena warna, aroma, dan rasanya yang telah berubah. Beberapa hal yang menyebabkan perubahan tersebut adalah sampah rumah tangga, tinja, bangkai dan pakan ikan. Kualitas sumber daya manusia yang rendah, terlihat dari kepedulian akan kebersihan diri dan lingkungan sangat mempengaruhi hal tersebut. Sampah dan Keramba Jaring Apung (KJA) merupakan masalah utama di desa Tegaldatar. Tidak adanya fasilitas pembuangan sampah dan kurangnya kesadaran masyarakat akan kebersihan menjadi penyebab masyarakat membuang sampah sembarangan. Pembuatan lubang sampah telah dihimbau oleh aparat pemerintah desa, namun pola pikir masyarakat yang acuh menjadikan hal tersebut tidak terlaksana secara optimal. Mahasiswa KKN universitas lain pun pernah memprogramkan pembuatan lubang sampah tersebut, namun seiringnya berjalan waktu lubang sampah pun semakin penuh dan rata kembali dengan permukaan tanah. KJA yang tidak tertib seperti penggunaan pakan ikan yang tidak ramah lingkungan, perilaku masyarakat yang berada di kolam yang tidak bersih dapat mencemari air. Melihat permasalahan tersebut kami Mahasiswa KKN UPI Tematik Citarum Harum Desa Tegaldatar mengadakan Sosialisasi tentang Citarum Harum kepada masyarakat dan sekolah yang ada di Desa Tegaldatar. Selain itu, kami juga mengusahakan perubahan pola pikir masyarakat untuk membuang dan memilah sampah rumah tangga organik dan anorganik. Melakukan operasi bersih (OPSIH) merupakan salah satu upaya kami mengajak masyarakat untuk menjaga kebersihan lingkungan. Beberapa upaya tersebut harapannya dapat berguna untuk masyarakat sekitar dan dapat mengubah pola pikir masyarakat yang apatis agar memiliki kepedulian lebih terhadap lingkungan alam.
4
B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang ada di Desa Tegaldatar, maka rumusan masalahnya, yaitu: 1. Bagaimana kondisi lingkungan masyarakat Desa Tegaldatar? 2. Bagaimana kepedulian masyarakat Desa Tegaldatar berpengaruh terhadap kebersihan air di lingkungan sekitar Waduk Cirata, khususnya di Desa Tegaldatar? 3. Bagaimana solusi permasalahan sampah di Desa Tegaldatar? 4. Bagaimana program “5N+1H” (Namu, Ngingetan, Ngajak, Nyontohkeun, Ngahiji, dan Hayu) akan mengatasi permasalahan sampah di Desa Tegaldatar?
C. Maksud dan Tujuan 1. Maksud a. Teranalisisnya permasalahan kondisi lingkungan masyarakat Desa Tegaldatar. b. Terdapatnya peningkatan kepedulian masyarakat dalam batas-batas tertentu untuk peduli terhadap Sungai Citarum. c. Terealisasinya
kegiatan
KKN
Tematik
Citarum
Harum
untuk
meminimalisir permasalahan sampah di Desa Tegaldatar. d. Terdapatnya percontohan kawasan yang menerapkan konsep pelestarian lingkungan hidup.
2. Tujuan a. Mengetahui kondisi lingkungan masyarakat Desa Tegaldatar dan memberikan pemahaman kepada keluarga/masyarakat tentang lingkungan hidup. b. Memberikan
pemahaman
kepada
keluarga/masyarakat
tentang
permasalahan Sungai Citarum agar tumbuh rasa kepedulian terhadap kebersihan lingkungan di sekitar Waduk Cirata, khususnya di Desa Tegaldatar.
5
c. Mencari dan membuat solusi permasalahan sampah melalui program KKN Tematik Citarum Harum di Desa Tegaldatar. d. Menjadikan program “5N+1H” (Namu, Ngingetan, Ngajak, Nyontohkeun, Ngahiji, dan Hayu) menjadi salah satu solusi untuk mengatasi permasalahan lingkungan di Desa Tegaldatar.
D. Mitra yang Terlibat 1. Kabupaten Purwakarta 2. Kepala camatan Maniis 3. Aparatur Desa Tegaldatar 4. BABINSA Desa Tegaldatar 5. SDN dan SMPN SATAP Terpadu 1 Tegaldatar 6. SDN dan SMPN SATAP Terpadu 2 Tegaldatar 7. RA As-Salam 8. Masyarakat Kp. Ciloa 9. Masyarakat RT 07 10. Masyarakat RT 23 11. Masyarakat RT 28 12. Masyarakat RT 31 13. Ibu-ibu pengajian di Kp. Rawa Taal 14. Ibu-ibu pengajian di Kp. Cadas Bodas 15. Ibu-ibu pengajian di Kp. Babakan Jati
BAB II TEORI DAN PENDEKATAN YANG DIGUNAKAN
A. Teori yang Mendukung Program Kegiatan 1. Lingkungan Hidup dan Pencemaran Air Menurut Undang-Undang nomor 32 tentang Perlindungan dan Pengolahan Lingkungan Hidup tahun 2009, pasal 1 dinyatakan bahwa lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan, dan makhluk hidup, termasuk manusia dan perilakunya, yang mempengaruhi alam itu sendiri, kelangsungan perikehidupan, dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lain. Lingkungan hidup juga sering kali disebut kesatuan ruang semua benda, daya, keadaan, dan makhluk hidup, termasuk manusia dan perilakunya yang memengaruhi peri kehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lain (Kamus Besar Bahasa Indonesia offline, 2016). Perilaku manusia dalam kehidupan sejatinya harus selaras dengan lingkungan dengan melakukan
perlindungan
dan
pengolahan
lingkungan
akan
tercipta
keharmonisan untuk mendukung sustainability planet bumi, seperti yang dinyatakan dalam UU nomor 32 pasal 1, bahwa perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup adalah upaya sistematis dan terpadu yang dilakukan untuk melestarikan fungsi lingkungan hidup dan mencegah terjadinya pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan hidup yang meliputi perencanaan, pemanfaatan, pengendalian, pemeliharaan, pengawasan, dan penegakan hukum. Namun, faktanya manusia saat ini hidup mulai meninggalkan urgensi melestarikan eksistensi lingkungan hidup, sehingga terjadi suatu perubahan yang mengakibatkan berbagai kerugian, baik pada lingkungan yang mengalami perubahan, ataupun manusia sebagai subjek yang bisa jadi menjadi pembuat perubahan tersebut. Perubahan yang merugikan lingkungan hidup ini sering kali disebut sebagai pencemaran lingkungan. Pencemaran lingkungan hidup adalah masuk atau dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi, dan/atau komponen lain ke dalam lingkungan hidup oleh kegiatan manusia sehingga melampaui baku mutu lingkungan hidup yang telah ditetapkan.
6
7
Lingkungan apabila sudah terkena pencemaran maka sustainability nya akan terancam. Pencemaran yang terjadi di lingkungan dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor. Salah satu jenis pencemaran ialah pencemaran air. Air yang merupakan sumber dari segala kehidupan jika mengelami gangguan atau pencemaran maka nilai dan fungsi dari air akan mengalami penurunan dan tidak bisa digunakan untuk memenuhi kebutuhan manusia sehari-hari. Sumaatmaja (2012, hlm. 85-86) menyampaikan dalam tulisannya, bahwa bagi kehidupan umat manusia, air itu memiliki multifungsi. Tanpa adanya air, bahkan di bawah batas minimum saja rasanya kehidupan manusia itu sudah tak akan wajar. Salah dua nya dari fungsi air yang ditulis oleh Sumaatmaja air memiliki fungsi sosial-budaya dan fungsi ekonomi. Menurut fungsi sosial budaya, bahwa air sangat mendukung untuk memenuhi kehidupan rumah tangga, kebersihan lingkungan, kesehatan, komunikasi, olahraga, dan kegiatan sosial lainnya. Kecukupan dan melimpahnya air, menjadi kebanggaan masyarakat. sebaliknya, kekurangan air dapat memengaruhi harga diri. Fungsi lain dari air ialah fungsi ekonomi, air sebagai sumber daya memiliki energi untuk membangkitkan tenaga listrik, memutarkan kincir, menghasilkan komoditas hayati (ikan, tumbuh-tumbuhan) dalam memenuhi kebutuhan ekonomi masyarakat. Air juga menjadi jalan dan prasarana angkutan yang murah. Ketika air mengalami pencemaran, kedua fungsi di atas tidak akan berjalan sebagaimana mestinya, sehingga hal ini akan berpengaruh pula kepada kehidupan masyarakat setempat. Air biasa mengalir dari tempat tinggi ke tempat yang lebih rendah, yang mengalir melalui sungai, jika air dalam sungai telah mengalami pencemaran, maka fungsi dari air itu akan menurun, salah satu sungai air sungai yang telah mengalami pencemaran ialah Sungai Citarum. Sungai Citarum yang memiliki panjang 300 km dinobatkan sebagai sungai terkotor di dunia. Pencemaran air Sungai Citarum ini disebabkan oleh pembuangan limbah ke dalam sungai, baik itu limbah industri, rumah sakit, pertanian ataupun limbah domestik yang dihasilkan oleh masyarakat. Terjadinya alih fungsi lahan hutan lindung secara masif untuk lahan pertanian di daerah hulu sungai memicu terjadinya erosi dan sedimentasi. 2. Sampah dan Pengolahannya
8
a. Pengertian Sampah Sampah ialah barang yang dianggap sudah tidak terpakai dan dibuang oleh pemilik/pemakai sebelumnya, tetapi bagi sebagian orang masih bisa dipakai jika dikelola dengan prosedur yang benar (Nugroho, P., 2013). Penumpukan sampah disebabkan oleh beberapa faktor, di antaranya adalah volume sampah yang sangat besar sehingga melebihi kapasitas daya tampung tempat pembuangan sampah akhir (TPA). Pengelolaan sampah yang terjadi selama ini dirasakan tidak memberikan dampak positif kepada lingkungan, dan kuranganya dukungan kebijakan dari pemerintah. Pengolahan sampah membutuhkan lahan sebagai tempat pembuangan akhir (TPA). Sampah sebagai barang yang masih bisa dimanfaatkan tidak seharusnya diperlakukan sebagai barang yang menjijikkan, melainkan harus dapat dimanfaatkan sebagai bahan mentah atau bahan yang berguna lainnya. Seharusnya pengolahan sampah harus dilakukan dengan efisien dan efektif, yaitu sebisa mungkin dekat dengan sumbernya, seperti di lingkungan RT/RW, sekolah, dan rumah tangga sehingga jumlah sampah dapat dikurangi. Menurut Panji Nugroho dalam buku Panduan Membuat Pupuk Kompos cair (2013), jenis-jenis sampah dapat digolongkan menjadi beberapa jenis, antara lain: a) Berdasarkan sumbernya 1) Sampah alam Yaitu sampah yang ada oleh proses alam yang dapat di daur ulang alami, seperti halnya daun-daunan kering di hutan yang terurai menjadi tanah. Di luar kehidupan liar, sampah-sampah ini dapat menjadi masalah, misalnya daun-daun kering di lingkungan pemukiman. 2) Sampah manusia Sampah manusia (human waste) adalah istilah yang biasa digunakan terhadap hasil-hasil pencernaan 7 manusia, seperti feses dan urine. Sampah manusia dapat menjadi bahaya serius bagi kesehatan karena dapat digunakan sebagai vektor (sarana perkembangan) penyakit yang disebabkan virus dan bakteri. Salah satu perkembangan dalam mengurangi penularan penyakit melalui sampah manusia dengan cara hidup yang
9
higienis dan sanitasi. Termasuk di dalamnya adalah perkembangan teori penyaluran pipa (plumbing). 3) Sampah konsumsi Sampah konsumsi merupakan sampah yang dihasilkan oleh manusia (pengguna barang), dengan kata lain adalah sampah hasil konsumsi seharihari. Ini adalah sampah yang umum, namun meskipun demikian, jumlah sampah kategori ini masih jauh lebih kecil dibandingkan sampah-sampah yang dihasilkan dari proses pertambangan dan industri. 4) Sampah industri Sampah industri adalah bahan sisa yang dikeluarkan akibat proses proses industri. Sampah yang dikeluarkan dari sebuah industri dangan jumlah yang besar dapat dikatakan sebagai limbah. Berikut adalah gambaran dari limbah yang berasal dari beberapa industri.
b) Berdasarkan sifatnya 1) Sampah padat Sampah padat adalah segala bahan buangan selain kotoran manusia, urine dan sampah cair. Dapat berupa sampah dapur, sampah kebun, plastik, metal, gelas dan lain-lain. Menurut bahannya sampah ini dikelompokkan menjadi sampah organik dan sampah anorganik. Berdasarkan kemampuan diurai oleh alam (biodegradability), maka dapat dibagi lagi menjadi: (a) Biodegradable, yaitu sampah yang dapat diuraikan secara sempurna oleh proses biologi baik aerob (menggunakan udara/terbuka) atau anaerob (tidak menggunakan udara/tertutup), seperti sampah dapur, sisa-sisa hewan, sampah pertanian dan perkebunan. (b) Non-biodegradable, yaitu sampah yang tidak bisa diuraikan oleh proses biologi, yang dapat dibagi lagi menjadi: (1) Recyclable yaitu sampah yang dapat diolah dan digunakan kembali karena memiliki nilai secara ekonomi seperti plastik, kertas, pakaian dan lain-lain.
10
(2) Non-recyclable yaitu sampah yang tidak memiliki nilai ekonomi dan tidak dapat diolah atau diubah kembali seperti tetra packs (kemasan pengganti kaleng), carbon paper, thermo coal dan lainlain.
2) Sampah cair Sampah cair adalah bahan cairan yang telah digunakan dan tidak diperlukan kembali dan dibuang ke tempat pembuangan sampah. (a) Limbah hitam yaitu sampah cair yang dihasilkan dari toilet. Sampah ini mengandung patogen yang berbahaya. (b) Limbah rumah tangga seperti sampah cair yang dihasilkan dari dapur, kamar mandi dan tempat cucian. Sampah ini mungkin mengandung patogen.
b. Pengolahan Sampah dan Konsep 3R (Reuse, Reduce dan Recycle) Pengolahan sampah erat kaitannya dengan masyarakat karena dari sampah tersebut akan hidup mikroorganisme penyebab penyakit (bakteri pathogen, jadi sampah harus betul-betul dapat diolah agar tidak menimbulkan masalah. Menurut Panji Nugroho (2013), berbagai cara yang dapat mengurangi efek negatif dari sampah, antara lain: 1) Penumpukan Metode ini dilakukan dengan cara menumpuk sampah sampai membusuk, sehingga dapat menjadi kompos. 2) Pembakaran Pembakaran merupakan cara yang sering dilakukan, bahkan di berbagai TPA metode ini kerap dipakai pemerintah, kelemahan metode ini adalah tidak semua sampah dapat habis dibakar.
3) Sanitary Landfill Metode ini juga kerap digunakan pemerintah, cara penerapannya adalah dengan membuat lubang baru untuk mengubur sampah.
11
4) Pengomposan Cara ini sangat dianjurkan karena berdampak positif dan menghasilkan barang bermanfaat dari sampah yang berguna bagi lingkungan dan alam.
Konsep 3R (Reuse, Reduce dan Recycle) Pemahaman masyarakat terhadap konsep 3R, yaitu reuse (memakai kembali barang bekas yang masih bisa dipakai), reduce (berusaha mengurangi sampah) dan recycle (mendaur ulang sampah agar dapat dimanfaatkan) juga masih rendah. Akibatnya produksi sampah yang dihasilkan oleh masyarakat semakin melimpah dan menumpuk di mana-mana. TPA-TPA liar bermunculan dan menjamur dimana-mana. Untuk itu peran serta masyarakat sangat penting untuk mengelola sampah yang dimulai dari rumah tangga sehingga nantinya sampah yang di buang ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sudah berkurang cukup banyak dan tidak menimbulkan timbunan yang menggunung di lokasi TPA tersebut. Ada beberapa hal yang dapat dilakukan untuk dapat melaksanakan pengolahan sampah dengan metode 3R ini: Tabel 1: Tabel Penanganan dan Cara Pengerjaan 3R Penanganan
Cara Pengerjaan
3R
Rumah Tangga 1. Gunakan kembali wadah/kemasan untuk fungsi yang sama atau fungsi lainnya. 2. Gunakan wadah/kantong yang dapat digunakan berulangReuse
ulang. 3. Gunakan baterai yang dapat di-charge kembali. 4. Jual atau berikan sampah yang telah terpilah kepada pihak yang memerlukan. 1. Pilih produk dengan pengemas yang dapat didaur-ulang.
Reduce
2. Hindari
pemakaian
dan
pembelian
produk
menghasilkan sampah dalam jumlah besar. 3. Gunakan produk yang dapat diisi ulang (refill).
yang
12
4. Kurangi penggunaan bahan sekali pakai. 1. Pilih produk dan kemasan yang dapat didaur ulang dan mudah terurai. Recylce
2. Lakukan pengolahan sampah organik menjadi kompos. 3. Lakukan pengolahan sampah non organik menjadi barang bermanfaat.
3. Citarum Harum Peraturan presiden No.15 tahun 2018 Percepatan Pengendalian Pencemaran Dan Kerusakan Ekosistem Daerah Aliran Sungai Citarum, pasal 12 c. Menristekdikti memberikan dukungan fasilitasi riset dan keikutsertaan akademisi dalam inovasi pengendalian DAS Citarum, serta KKN tematik. Sesuai dengan yang dinyatakan dalam Peraturan Presiden Republik Indonesia nomor 15 tahun 2018, tentang Percepatan Pengendalian Pencemaran Dan Kerusakan Daerah Aliran Sungai Citarum, yang menimbang bahwa Sungai Citarum merupakan sungai strategis nasional sebagai kesatuan ekosistem alami yang utuh dari hulu hingga hilir beserta kekayaan sumber daya alam dan sumber daya buatan merupakan karunia Tuhan Yang Maha Esa kepada bangsa Indonesia yang perlu disyukuri, dilindungi, dan diurus dengan sebaik-baiknya serta wajib dikembangkan dan didayagunakan secara optimal bagi sebesar-besarnya kesejahteraan rakyat. Secara geografis, Sungai Citarum mengalir dari hulu di Gunung Wayang selatan Kota Bandung yang mengalir ke utara dan bermuara di laut Jawa. Citarum mengaliri 12 wilayah administrasi kabupaten/kota dan menyuplai air untuk kehidupan sekitar 28 juta masyarakat yang wilayahnya teraliri sungai tersebut. Sungai Citarum juga merupakan sumber air minum untuk masyarakat di Jakarta, Bekasi, Karawang, Purwakarta, dan Bandung. Dengan panjang sekitar 269 km, mengaliri area irigasi untuk pertanian seluas 420.000 hektar. Sungai Citarum sejatinya merupakan sumber dari denyut nadi kehidupan yang perlu dirawat dengan baik. Sungai Citarum dinobatkan sebagai sungai terkotor di dunia. Padahal Sungai Citarum menghidupi masyarakat-masyarakat yang ada di provinsi Jawa
13
Barat, DKI Jakarta dan 8 kabupaten lainnya. Sungai Citarum dengan panjang + 269 km ini dicemari oleh setidaknya ribuan industri, baik di kabupaten Bandung maupun kabupaten lainnya. Selain itu, masyarakat yang berada dekat dengan DAS (Daerah Aliran Sungai) Citarum pun masih belum sadar akan pentingnya menjaga lingkungan, dilihat dari masih banyaknya masyarakat yang membuang sampah ke sungai. Program Citarum Harum ini merupakan program pemerintah yang melibatkan semua elemen masyarakat, termasuk mahasiswa dan masyarakat Indonesia. Dalam pelaksanaannya program Citarum Harum ini terbagi menjadi 3 bagian, yaitu bagian hulu, tengah dan bagian hilir. Program Citarum Harum ini dilaksanakan secara serentak di 3 bagian sungai
tersebut. Dengan
dilaksanakannya program Citarum Harum diharapkan masyarakat bisa menjadi lebih peduli dan mencintai lingkungan sekitar melalui bantuan dari semua pihak termasuk mahasiswa KKN Tematik Universitas Pendidikan Indonesia.
4. Green Behavior Istilah Green behavior banyak kaji dari berbagai disiplin ilmu dan menghasilkan beragam istilah seperti go Green, think Green, Green Life, Green school, Green architecture, Green living, Green City, Green economy, dan lainlain (Kalawarta, dalam Supriatna, 2016, hlm. 285). Green behavior menjadi sangat penting untuk menunjang sustainable Development di tengah - tengah perilaku masyarakat kota-kota di dunia termasuk di Indonesia yang penuh dengan persaingan, rakus akan lahan, semangat individualistis, konsumtif pada barang yang tidak ramah lingkungan, konflik antarkelompok sosial, dan meninggalkan kearifan lokal mengenai hidup beradaptasi dengan alam. Green behavior merupakan salah satu perilaku kepedulian lebih terhadap lingkungan alam sekitar yang dimiliki oleh individu. Green behavior telah banyak dilakukan dalam beberapa penelitian yang tujuannya diperuntukkan agar siswa sekolah memiliki kecerdasan ekologi dan peduli terhadap lingkungan alam di sekitar. Menurut Supriatna (dalam Supriatna, 2016, hlm. 302) menyatakan bahwa Green behavior akan terbentuk setelah para peserta didik atau masyarakat
14
pembelajar memperoleh pendidikan untuk membangun kesadaran tentang pentingnya menjadikan mereka sebagai bagian dari alam. Pada prinsipnya pengembangan Green behavior dapat diterapkan kepada berbagai aktivitas yang dilakukan sehari-hari sebagai wujud dari kepedulian manusia terhadap kelestarian lingkungan dan peduli terhadap dirinya sendiri untuk kelangsungan hidup di massa yang akan datang. Menurut Supriatna juga bahwa untuk menciptakan Green behavior harus difokuskan kepada aspek Care of Life. Di mana masyarakat atau individu diharuskan bisa memiliki kepedulian terhadap keberlangsungan kehidupan.
B. Pendekatan dalam Pelaksanaan Program Dalam melaksanakan KKN Tematik Citarum Harum UPI 2018 didukung dengan metode pendekatan agar dalam pelaksanaan program bisa terselenggara dengan lancar dan terstruktur sesuai dengan kebutuhan dan permasalahan yang ada di masyarakat. Kami menggunakan dua metode pendekatan, yaitu: 1. Re-Edukasi Lingkungan Hidup Re-edukasi atau pendidikan ulang tentang lingkungan hidup menjadi cara yang dilakukan untuk menguatkan kembali pemahaman dan pengetahuan masyarakat tentang eksistensi kondisi pentingnya peran Sungai Citarum yang merupakan bagian dari lingkungan. Sejatinya masyarakat telah memiliki pendidikan dan mengetahui tentang Sungai Citarum, maka dilakukan pendidikan ulang untuk menguatkan dan meningkatkan kepedulian masyarakat terhadap kondisi Sungai Citarum saat ini. Diberikan edukasi ulang sangat penting, sebab dengan proses edukasi atau pendidikan untuk memanusiakan manusia, terutama agar manusia memiliki empati lebih untuk peduli terhadap lingkungan alam di sekitarnya. Seperti kita ketahui, bahwa proses pendidikan atau edukasi itu bisa mengubah perilaku individu secara perlahan. Seperti yang disampaikan oleh Setiawati (dalam Putra, A., 2016, hlm. 13) bahwa edukasi merupakan serangkaian upaya yang ditujukan untuk mempengaruhi orang lain, mulai dari individu, kelompok, keluarga dan masyarakat agar terlaksananya perilaku hidup sehat.
15
Penyataan ini didukung oleh Capra (dalam Supriatna, 2016, hlm. 300) yang menyatakan bahwa pendidikan untuk kehidupan yang berkelanjutan menumbuhkan pemahaman intelektual ekologi dan ikatan emosional dengan alam yang membuatnya lebih mungkin bahwa anak-anak kita akan tumbuh menjadi warga negara yang bertanggungj awab yang benar-benar peduli tentang keberlanjutan kehidupan, dan mengembangkan semangat untuk menerapkan pemahaman ekologi mereka. Dengan serangkaian upaya yang kita lakukan kembali sejatinya akan berpengaruh pada proses akhir, yaitu perubahan perilaku manusia ke arah yang lebih baik, khususnya perubahan perilaku masyarakat agar berubah menjadi manusia yang lebih peduli terhadap keberlangsungan alam.
2. Ecopedagogy Menurut Khan, ekopedgogi dapat kartika sebagai gerakan akademik untuk menyadarkan peserta didik menjadi individu yang memiliki pemahaman, kesadaran, dan keterampilan hidup selaras dengan kepentingan pelestarian alam. Penyataan dia atas juga sejalan dengan yang disampaikan oleh gadoti ekodagogi dapat juga digunakan sebagai pendekatan dalam pembelajaran yang menjadikan para siswa sebagai pembelajar yang mandiri, otonom, mampu mengembangkan potensi belajarnya berdasarkan pengalaman yang dibawa dari luar kelas serta menyadari bahwa setiap tindakannya akan berdampak pada diri dan lingkungannya. (dalam Supriatna, 2016, hlm. 9). Upaya implementasi melalui ekopedagogi dilakukan sebagai langkah untuk menyiapkan generasi yang akan datang sebagai generasi yang memiliki kepedulian pada lingkungan.
BAB III TAHAPAN PELAKSANAAN PROGRAM
A. Lokasi dan Khayalak Sasaran 1. Lokasi Lokasi pelaksanaan Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tematik Citarum Harum dilaksanakan di Desa Tegaldatar Kecamatan Maniis Kabupaten Purwakarta yang terdiri dari 4 dusun, 8 RW dan 32 RT. Pelaksanaan KKN dilakukan dengan melakukan berbagai usaha mulai dari sosialisasi Citarum Harum ke masyarakat dan sekolah, serta operasi bersih yang dilakukan bersama dengan masyarakat guna membersihkan lingkungan sekitar dermaga dan pemukiman masyarakat. Sasaran dalam melaksanakan KKN yaitu masyarakat Desa Tegaldatar, sekolah-sekolah yang ada di Tegaldatar, serta mencari kader untuk pemanfaatan sampah di masyarakat. a.
Kondisi Geografis Desa Tegaldatar merupakan bagian dari Kecamatan Maniis yang
berada di tepian Waduk Cirata. Luas Desa Tegaldatar + 574 Ha dengan batasbatas desa sebagai berikut: a)
Sebelah Utara
: Desa Gunung Karung
b) Sebelah Selatan
: Danau Cirata
c)
: Cianjur
Sebelah Barat
d) Sebelah Timur
: Desa Sinargalih
b. Orbitasi Orbitrasi (jarak dari pusat pemerintahan) Desa Tegaldatar sebagai berikut: a)
Jarak dari Pusat Pemerintahan Kecamatan : 4 km
b) Jarak dari Pusat Pemerintahan Kota
: 46 km
c)
: 60 km
Jarak dari Ibukota Provinsi
16
17
c.
Tingkat Pendidikan Masyarakat Berikut adalah rincian tingkat pendidikan warga Desa Tegaldatar:
a) Taman Kanak-kanak : 126 orang b) Sekolah Dasar
: 198 orang
c) SMP
: 266 orang
d) SMA/SMU
: 159 orang
e) Akademi/D1-D3
: 79 orang
f)
: 19 orang
Sarjana
g) Pascasarjana
:7
orang
d. Sarana dan Prasarana Berikut adalah sarana dan prasarana yang terdapat di Desa Tegaldatar: a) Prasarana Kesehatan 1) Puskesmas
: Tidak ada
2) Poskesdes
: 1 unit
3) UKBM (Posyandu, Polindes)
: 5 unit
b) Sarana Pendidikan 1) Perpusdes
: Tidak ada
2) PAUD
: 3 unit
3) TK
: 2 unit
4) SD
: 3 unit
5) SMP
: 3 unit
6) SMA
: Tidak ada
7) PT
: Tidak ada
c) Prasarana Ibadah 1) Masjid
: 11 unit
2) Mushola
: 34 unit
3) Gereja
: Tidak ada
4) Pura
: Tidak ada
18
2. Khalayak Sasaran a. Kebutuhan Masyarakat Masyarakat di Desa Tegaldatar membutuhkan tempat pembuangan sampah di tempat-tempat strategis serta TPS maupun TPA. Hal ini dapat diketahui dari banyaknya sampah yang berserakan di lingkungan sekitar karena kurangnya fasilitas pembuangan sampah. Maka, sasaran program dari kegiatan kuliah kerja nyata ini melakukan penertiban pembersihan sampah di tempattempat yang memang sering ditemukan sampah berserakan.
b. Sumber Daya Manusia Sumber daya manusia di Desa Tegaldatar terbilang cukup rendah dilihat dari tingkat pendidikan mayoritas masyarakat yang hanya sampai Sekolah Dasar (SD). Sebagian masyarakat sangat menjaga kelestarian budayanya, sehingga sulit menerima budaya asing yang masuk. Mayoritas penduduk berprofesi sebagai petani, baik petani di darat maupun petani di air. Berdasarkan sumber daya manusianya, maka program yang dilakukan menitik beratkan pada pemberdayaan potensi masyarakat, sehingga sasarannya ialah masyarakat setempat, pemuda dan pemudi, siswa-siswi sekolah dan anakanak.
B. Langkah-langkah Kegiatan (Tahapan Kegiatan, Persiapan, Pelaksanaan, Monitoring dan Evaluasi) 1.
Persiapan Pada tanggal 4 Juli 2018 kami melakukan survei lokasi ke Desa
Tegaldatar dengan tujuan silaturahmi ke kecamatan dan desa, identifikasi masalah yang terjadi di lokasi yang akan dijadikan tempat KKN, serta sarana dan prasarana. Pada tahapan survei ini kami memohon izin secara verbal kepada pihak kecamatan dan desa untuk melakukan KKN di Desa Tegaldatar. Setelah melakukan survei lokasi, kami mengadakan pertemuan internal anggota kelompok KKN Tegaldatar untuk mempersiapkan keberangkatan, penerimaan, program kerja selama 40 hari dan cara kita bertahan hidup selama di Desa Tegaldatar. Pertemuan ini dilakukan sebanyak 3 kali.
19
Setelah sampai di lokasi KKN kami melakukan beberapa persiapan sebelum melakukan program KKN, yaitu: a) Identifikasi Program Kami berangkat ke lokasi KKN pada Senin, 16 Juli 2018. Keesokan harinya kami melakukan identifikasi program-program yang akan dilaksanakan selama 40 hari. Perencanaan program dibuat sebagai acuan dalam melaksanakan program lainnya. Program yang direncanakan tidak terlepas dari hasil pemikiran kelompok KKN Tegaldatar, masyarakat setempat, BABINSA dan aparatur Desa Tegaldatar. Identifikasi program ini dilakukan selama 3 hari. b) Sosialisasi Program KKN Setelah melakukan identifikasi program dan tersusunnya perencanaan program, kami mensosialisasikan perencanaan program yang akan dilaksanakan selama masa KKN di Desa Tegaldatar kepada aparatur desa pada Rapat Mingguan Desa. Rapat Mingguan Desa ini dilaksanakan pada hari Kamis, 19 Juli 2018. Selain mensosialisasikan perencanaan program yang akan dilaksanakan selama masa KKN, kami juga memohon bantuan kepada seluruh elemen desa agar membantu berpartisipasi dalam programpogram yang akan dilaksanakan. Perencanaan program yang telah dibuat terdiri dari beberapa program, yaitu: 1) BEWARA (Bebersih Wadah Runtah) 2) Tilu N (Namu, Ngingetan, Nyontohkeun) 3) Generasi Sehat 4) JUMSIH/MINGSIH 5) SAMAWA CIRATA (Sanitasi Masyarakat Cirata) 6) Semangat Citarum, Tujuh Belas Harum 7) Hayu Ngaji 8) Ngabodaskeun “Cadas Bodas” 9) Ngaendahkeun Bale Desa 10) Ngompos (Ngadamel Kompos) 11) Olahraga Gembira Bersama Citarum Harum
20
12) KKN Akbar
2.
Pelaksanaan Program kerja kegiatan KKN Citarum Harum yang telah dilaksanakan
di Desa Tegaldatar sebagai berikut: a) 5 N + 1 H (Namu, Ngingetan, Ngajak, Nyontohkeun, Ngahiji, Hayu) 1) Nama Kegiatan Nama kegiatan yang telah dilaksanakan adalah “5 N + 1 H (Namu, Ngingetan, Ngajak, Nyontohkeun, Ngahiji, Hayu)” 2) Latar Belakang Kegiatan Rendahnya tingkat kesadaran warga Desa Tegaldatar akan pentingnya menjaga lingkungan hidup merupakan salah satu latar belakang utama adanya program. Perilaku masyarakat dalam memelihara kebersihan lingkungan, menjadi faktor kami membuat program sosialisasi yang bukan hanya menyampaikan urgensi pengolahan sampah, tetapi dengan menjelaskan urgensi kebersihan menjaga lingkungan dan mengajak secara bersama-sama untuk menjaga eksistensi lingkungan khususnya Waduk Cirata yang menjadi tempat penampung aliran sungai Citarum, dengan mengembalikan kejayaan Sungai Citarum. 3) Tujuan Kegiatan (a) Menyosialisasikan program Citarum Harum. (b) Memberikan pemahaman kepada masyarakat akan pentingnya menjaga lingkungan, serta keterkaitan lingkungan bersih dengan kesehatan masyarakat. (c) Memberikan pengetahuan kepada masyarakat tentang cara memilah sampah agar tidak terbuang sia-sia. 4) Manfaat Kegiatan (a) Masyarakat mengetahui program Citarum Harum. (b) Masyarakat memahami pentingnya menjaga lingkungan, serta keterkaitan lingkungan bersih dengan kesehatan masyarakat. (c) Masyarakat mengetahui cara memilah sampah organik dan nonorganik.
21
5) Deskripsi Pelaksanaan Kegiatan Kegiatan ini merupakan kegiatan menyosialisasikan perihal pentingnya hidup sehat dan cara memilah sampah dengan metode bertamu ke rumah warga sambil mengingatkan dan mengajak warga untuk bersatu menjaga lingkungan tetap bersih. Kegiatan dimulai pukul 08.00 WIB dan berakhir pukul 13.00 WIB. Terdapat dua metode dalam pelaksanaan program ini yaitu, metode pertama dengan cara warga dikumpulkan di satu rumah yang memadai untuk melakukan sosialisasi dan metode yang kedua dengan cara menghampiri setiap rumah satu-persatu untuk bersilaturahmi sekaligus mengajak warga untuk menjaga lingkungan dan memilah sampah agar menjadi sesuatu yang lebih bermanfaat. 6) Target Kegiatan (a) Tersosialisainya program Citarum Harum. (b) Tumbuhnya peningkatan pemahaman masyarakat akan pentingnya menjaga lingkungan serta keterkaitan lingkungan bersih dengan kesehatan masyarakat. (c) Terwujudnya perilaku masyarakat tentang cara memilah sampah agar tidak terbuang sia-sia. 7) Sasaran Kegiatan Sasaran kegiatan ini adalah warga Desa Tegaldatar, dengan rincian sebagai berikut: (a) Warga RT 07 (b) Warga RT 23 (c) Warga RT 28 (d) Warga RT 31 (e) Warga Kp. Ciloa 8) Waktu dan Tempat Pelaksanaan Kegiatan Hari, Tanggal
: 1) Rabu, 1 Agustus 2018 2) Senin, 6 Agustus 2018 3) Selasa, 7 Agustus 2018 4) Kamis, 9 Agustus 2018
22
Waktu
: 08.00-13.00 WIB
Tempat
: 1) Kp. Ciloa 2) Sekitar Dermaga Cadas Bodas (RT. 31) 3) Sekitar Dermaga Taneuh Beureum (RT. 07) 4) Sekitar Rawa Taal (RT 23 dan 28)
9) Penanggung Jawab Kegiatan : R. Ahmad Mukhlis dan Yusuf Sahid Akbar. 10) Hambatan Kegiatan (a) Rendahnya tingkat partisipasi warga dalam kegiatan. (b) Karakteristik setiap warga yang berbeda-beda membuat mahasiswa sulit menyesuaikan dengan kebiasaan masing-masing warga. 11) Solusi Hambatan (a) Perlu adanya pendekatan yang lebih terhadap warga agar dapat berpartisipasi aktif dalam setiap kegiatan. Selain itu, koordinasi dengan aparatur desa yang memiliki kekuasaan di daerah-daerah tertentu. (b) Mahasiswa harus lebih memahami setiap adat kebiasaan warga.
b) Generasi Sehat 1) Nama Kegiatan Nama kegiatan yang telah dilaksanakan adalah “Generasi Sehat” 2) Latar Belakang Kegiatan Anak-anak merupakan generasi penerus bangsa yang seharusnya dididik agar menjadi generasi yang unggul. Berdasarkan hal tersebut, kami mengadakan program tersebut untuk memfasilitasi anak-anak sekolah agar dapat menjadi penerus bangsa yang unggul dengan salah satu cara yaitu dapat menjaga lingkungan yang mereka tempati. Berawal dari sosialisasi ke sekolah-sekolah yang berada di Desa Tegaldatar, sosialisasi berupa penjelasan tentang urgensi hidup sehat dan ajakan membiasakan perilaku membuang sampah kepada tempatnya. 3) Tujuan Kegiatan (a) Mensosialisasikan program Citarum Harum.
23
(b) Memberikan pemahaman kepada siswa sekolah yang berada di Desa Tegaldatar tentang pentingnya menjaga lingkungan agar tetap bersih. (c) Memberikan pengetahuan dan pembiasaan tentang membuang sampah sesuai dengan jenisnya (organik dan non-organik). 4) Manfaat Kegiatan (a) Siswa mengetahui program Citarum Harum (b) Siswa memahami tentang pentingnya menjaga lingkungan agar tetap bersih (c) Siswa mengetahui dan dapat membiasakan diri membuang sampah sesuai dengan jenisnya (organik dan non-organik) 5) Deskripsi Kegiatan Kegiatan ini merupakan kegiatan mensosialisasikan pentingnya hidup sehat dan pembiasaan diri memilah sampah sesuai dengan jenisnya (Organik dan non-organik). Kegiatan dimulai pukul 07.00 WIB dan selesai pukul 12.00 WIB. Metode pemberian materi sosialisasi berbeda setiap tingkatan satuan pendidikannya. Sosialisasi dilakukan dengan cara memasuki ruang-ruang kelas siswa. Pemberian materi pada siswa RA dilakukan dengan cara belajar sambil bermain dan bernyanyi. Sedangkan untuk siswa SD dan SMP dilakukan dengan cara story telling tentang Citarum Harum masa kini. 6) Target Kegiatan (a) Tersosialisasinya program Citarum Harum. (b) Tumbuhnya peningkatan
pemahaman siswa
sekolah tentang
pentingnya menjaga lingkungan agar tetap bersih yang berada di Desa Tegaldatar. (c) Terwujudnya perilaku membuang sampah sesuai dengan jenisnya (organik dan non-organik).
24
7) Sasaran Kegiatan Sasaran kegiatan ini adalah siswa-siswi sekolah yang berada di Desa Tegaldatar dengan rincian sebagai berikut: (a) RA. As-Salam (b) SDN dan SMPN SATAP Terpadu 1 Tegaldatar (c) SDN dan SMPN SATAP Terpadu 3 Tegaldatar
8) Waktu dan Tempat Kegiatan Hari, Tanggal
: 1) Kamis, 26 Juli 2018 2) Senin, 23 Juli 2018 3) Senin, 30 Juli 2018
Waktu
: 07.00-12.00 WIB
Tempat
: 1) RA As-Salam 2) SDN dan SMPN SATAP Terpadu 1 Tegaldatar 3) SDN dan SMPN SATAP Terpadu 3 Tegaldatar
9) Penanggung Jawab Kegiatan : Muhammad Dipa N.I.P. 10) Hambatan Kegiatan (a) Briefing pemateri yang kurang, sehingga terdapat sedikit perbedaan antar pemateri di setiap kelas. (b) Media penyampaian materi yang dipersiapkan kurang optimal. 11) Solusi Hambatan (a) Briefing pemateri harus dimatangkan. (b) Media penyampaian materi harus dipersiapkan jauh sebelum hari kegiatan.
c) Hayu Ngaji 1) Nama Kegiatan Nama kegiatan yang telah dilaksanakan adalah “Hayu Ngaji” 2) Latar Belakang Kegiatan Ibu merupakan sekolah pertama bagi anak-anaknya. Selain memberikan pemahaman tentang pentingnya menjaga lingkungan secara langsung kepada anak-anak, kami juga mencoba memberikan pemahaman kepada
25
ibu-ibu pengajian agar mampu membiasakan diri dan keluarga di rumah untuk menjaga lingkungan. 3) Tujuan Kegiatan (a) Mensosialisasikan program Citarum Harum melalui pengajian ibuibu. (b) Memberikan penjelasan kepada ibu-ibu pengajian mengenai keterkaitan tentang pentingnya menjaga lingkungan dengan ajaran agama. 4) Manfaat Kegiatan (a) Ibu-ibu pengajian mengetahui program Citarum Harum. (b) Ibu-ibu pengajian memahami pentingnya menjaga lingkungan sesuai dengan ajaran agama. 5) Deskripsi Kegiatan Kegiatan ini merupakan kegiatan mensosialisasikan pentingnya menjaga lingkungan terhadap ibu-ibu melalui pengajian rutin. Ibu-ibu yang notabenenya memiliki anak diharapkan mampu mengajarkan anaknya untuk menjaga lingkungannya agar tetap bersih. Kegiatan Hayu Ngaji ini diselenggarakan sesuai dengan jadwal pengajian ibu-ibu warga setempat yang dimulai pada pukul 07.00 WIB sampai dengan 10.00 WIB. Rangkaian acara dari pengajian ini sendiri adalah tilawah bersama dan ceramah mengenai lingkungan hidup. 6) Target Kegiatan (a) Tersosialisainya program Citarum Harum melalui pengajian ibu-ibu. (b) Tumbuhnya
peningkatan
perilaku
ibu-ibu
pengajian
terhadap
kepedulian untuk menjaga kebersihan lingkungan hidup. 7) Sasaran Kegiatan Sasaran kegiatan dari program ini adalah ibu-ibu pengajian di Desa Tegaldatar. 8) Waktu dan Tempat Pelaksanaan Hari, Tanggal
: 1) Sabtu, 28 Juli 2018 2) Selasa, 31 Juli 2018 3) Senin, 6 Agustus 2018
26
Waktu
: 07.00-10.00 WIB
Tempat
: 1) Rawa Taal 2) Cadas Bodas 3) Babakan Jati
9) Penanggung Jawab Kegiatan : Ima Himatul Aliyah dan Dinda Bella K. 10) Hambatan Kegiatan Waktu yang ditempuh untuk mencapai tempat pengajian harus dipertimbangkan kembali, mengingat tempat pengajian yang cukup jauh dari posko KKN. 11) Solusi Hambatan Diperlukannya pertimbagan waktu yang ditempuh dan waktu persiapan mengingat jarak antara posko dan tempat pengajian cukup jauh, sedangkan waktu pengajian dimulai pagi hari pukul 07.00 WIB.
d) OPSIH (Operasi Bersih) 1) Nama Kegiatan Nama kegiatan yang telah dilaksanakan adalah “Operasi Bersih (OPSIH)” 2) Latar Belakang Kegiatan Sampah yang banyak berserakan di jalan dan daerah tepian waduk Cirata melatarbelakangi kami mengadakan program OPSIH ini. Selain itu, belum adanya kegiatan OPSIH di Desa Tegaldatar, sehingga kami berinisiatif untuk membiasakan warga untuk bergotong royong membersihkan lingkungan sekitar secara rutin. 3) Tujuan Kegiatan (a) Membersihkan lingkungan sekitar pemukiman warga dan daerah bantaran waduk Cirata. (b) Menyadarkan masyarakat akan pentingnya menjaga lingkungan dengan cara bersama-sama membersihkan lingkungan sekitar pemukiman warga dan daerah bantaran waduk Cirata.
27
4) Manfaat Kegiatan (a) Bersihnya lingkungan sekitar pemukiman warga dan daerah bantaran waduk Cirata. (b) Masyarakat menyadari pentingnya menjaga lingkungan setelah melihat dan bersama-sama membersihkan lingkungan sekitar pemukiman warga dan daerah bantaran waduk Cirata. 5) Deskripsi Kegiatan Kegiatan ini merupakan kegiatan membersihkan daerah lingkungan sekitar dan tepian dermaga yang berada di Desa Tegaldatar. Setelah melaksanakan kegiatan tersebut diharapkan masyarakat tersadar akan pentingnya menjaga lingkungan, tersadar dari keacuhannya terhadap lingkungan sendiri. Kegiatan ini dimulai dari pukul 07.00 WIB sampai dengan pukul 13.00 WIB. Kegiatan dilakukan di sepanjang jalan menuju desa, balai desa dan daerah-daerah di sekitar dermaga yang ada di Desa Tegaldatar. 6) Target Kegiatan (a) Terwujudnya kondisi tanpa sampah yang berserakan dan terciptanya lingkungan sekitar pemukiman warga dan daerah bantaran Waduk Cirata yang bersih tanpa sampah. (b) Terwujudnya perilaku masyarakat yang berempat terhadap kebersihan lingkungan dengan ikut membersihkan secara bersama-sama lingkungan sekitar pemukiman warga dan daerah bantaran Waduk Cirata. 7) Sasaran Kegiatan Sasaran dari kegiatan ini adalah warga Desa Tegaldatar. 8) Waktu dan Tempat Kegiatan Hari, Tanggal
: 1) Kamis, 19 Juli 2018 2) Sabtu, 21 Juli 2018 3) Minggu, 22 Juli 2018 4) Jum’at, 27 juli 2018 5) Jum’at, 3 Agustus 2018 6) Jum’at, 10 Agustus 2018
28
7) Sabtu, 11 Agustus 2018 8) Minggu, 12 Agustus 2018 Waktu
: 07.00-13.00 WIB
Tempat
: 1) Depan Balai Desa 2) Cadas Bodas 3) Posyandu Desa 4) Daerah Tepian Dermaga Cadas Bodas 5) Daerah Tepian Dermaga Taneuh Beureum 6) Daerah Tepian Dermaga Cadas Bodas 7) Daerah Tepian Dermaga Rawa Taal 8) Daerah Tepian Dermaga Taneuh Beureum
9) Penanggung Jawab Kegiatan : Gini Erdiani dan Ahmad Rasis Fadhlan 10) Hambatan Kegiatan Kurangnya
partisipasi
masyarakat
untuk
bersama-sama
menjaga
lingkungan. 11) Solusi Hambatan Diperlukannya pendekatan yang lebih intens untuk menyadarkan dan mengajak warga untuk menjaga lingkungan bersama-sama.
e) Pembuatan Slogan 1) Nama Kegiatan Kegiatan yang telah dilaksanakan ini adalah “Pembuatan Slogan” 2) Latar Belakang Kegiatan Program KKN yang berada di Desa Tegaldatar tidak berlangsung lama, sehingga kami membuat program kerja ini agar warga tetap menyadari dan mengingat pentingnya menjaga lingkungan melalui tulisan yang ada pada slogan yang dibuat. Hal ini melatarbelakangi kami membuat slogan yang ditempatkan di beberapa titik tertentu. 3) Tujuan Kegiatan Memberikan peringatan dan ajakan kepada masyarakat mengenai lingkungan melalui tulisan, sebagai bentuk imbauan bahwa kondisi lingkungan sekitar rumah itu penting untuk dijaga dan kondisi Waduk
29
Cirata sudah memprihatinkan. Sehingga perlu dijaga dengan membiasakan perilaku membuang sampah sesuai jenisnya ke tempat pembuangan sampah yang telah disediakan. 4) Manfaat Kegiatan Masyarakat Desa Tegaldatar dapat mengingat akan pentingnya menjaga lingkungan melalui papan slogan yang ada di beberapa titik rawan sampah berserakan. 5) Deskripsi Kegiatan Kegiatan ini merupakan kegiatan non-formal, dimana mahasiswa mengajak anak-anak yang berada di sekitar desa untuk sama-sama membuat slogan tentang kebersihan. Slogan ini diharapkan dapat menjadi pengingat masyarakat Desa Tegaldatar akan pentingnya menjaga lingkungan. 6) Target Kegiatan Adanya papan slogan yang tertancap di titik-titik (tempat yang strategis) yang telah ditentukan, sebagai peringatan dan ajakan kepada masyarakat mengenai lingkungan melalui tulisan, juga sebagai bentuk imbauan bahwa kondisi lingkungan sekitar rumah itu penting untuk dijaga dan kondisi Waduk Cirata sudah memprihatinkan. Sehingga perlu dijaga dengan membiasakan perilaku membuang sampah sesuai jenisnya ke tempat pembuangan sampah yang telah disediakan. 7) Sasaran Kegiatan Sasaran dari kegiatan ini adalah anak-anak yang berada di sekitar posko KKN Tegaldatar. 8) Waktu dan Tempat Kegiatan Hari, Tanggal
: Rabu-Sabtu, 15-19 Agustus 2018
Waktu
: Kondisional
Tempat
: Posko KKN Tegaldatar
9) Penanggung Jawab Kegiatan : Rinjani Maryati Sunarya dan Tyas Suciati 10) Hambatan Kegiatan Waktu pembuatan slogan yang tidak terjadwal menjadikan slogan dibuat dengan waktu yang cukup lama.
30
11) Solusi Hambatan Waktu pembuatan slogan dijadwalkan dengan baik.
f)
Semangat Citarum, Tujuh Belas Harum
1) Nama Kegiatan Nama kegiatan yang telah dilaksanakan ini adalah “ Semangat Citarum, Tujuh Belas Harum” 2) Latar Belakang Kegiatan Program KKN berlangsung dari akhir Juli sampai bulan Agustus yang mana pada bulan Agustus terdapat hari Kemerdekaan Indonesia. Agar terbentuknya rasa nasionalisme pada anak-anak dan warga setempat kami berupaya untuk ikut meramaikan hari kemerdekaan di desa Tegaldatar dengan mengadakan kegiatan lomba-lomba khas tujuh belasan. 3) Tujuan Kegiatan (a) Meningkatkan kesadaran warga Desa Tegaldatar bahwasanya kemerdekaan ini didapat dengan cara yang tidak mudah, sehingga sebagai generasi yang hidup saat ini wajib menjaga apa yang telah diperjuangkan sebelumnya oleh para pahlawan. (b) Memeriahkan peringatan kemerdekaan RI ke-73. 4) Manfaat Kegiatan (a) Masyarakat menyadari akan pentingnya menjaga sesuatu yang telah diperjuangkan sebelumnya oleh para pahlawan kemerdekaan. (b) Terselenggaranya kegiatan “Semangat Citaru, Tujuh Belas Harum”. 5) Deskripsi Kegiatan Kegiatan ini diselenggarakan dalam rangka memperingati Hari Kemerdekaan Republik Indonesia ke-73 di Desa Tegaldatar. Kegiatan dimulai pada pukul 09.00 WIB sampai dengan pukul 14.00 WIB. Kegiatan ini berisikan perlombaan yang diperuntukan kepada anak-anak dan ibu-ibu. Adapun perlombaan yang terlaksana dalam kegiatan ini adalah: (a) Balap Karung (b) Makan Kerupuk
31
(c) Ambil Koin (d) Estafet Kelereng (e) Joged Balon (f) Tarik Tambang (g) Paku dan Botol (h) Estafet Karet (i) Bola Terong (j) Pecah Balon 6) Target Kegiatan (a) Terwujudnya kesadaran dan kepedulian warga Desa Tegaldatar bahwasanya kemerdekaan ini didapat dengan cara yang tidak mudah, sehingga sebagai generasi yang hidup saat ini wajib menjaga apa yang telah diperjuangkan sebelumnya oleh para pahlawan. (b) Terlaksananya kegiatan sebagai memeringati kemerdekaan RI ke-73. 7) Sasaran Kegiatan Sasaran dari kegiatan ini adalah warga Desa Tegaldatar yang meliputi anak-anak, remaja dan ibu-ibu rumah tangga. 8) Waktu dan Tempat Kegiatan Hari, Tanggal
: Sabtu, 19 Agustus 2018
Waktu
: 09.00-14.00 WIB
Tempat
: Desa Tegaldatar
9) Penanggung Jawab Kegiatan : Fenti Khoerunnisa dan Habibah Wasdah. 10) Hambatan Kegiatan (a) Waktu kegiatan kurang sesuai dengan rundown kegiatan yang telah ditentukan. (b) Terdapat beberapa perlombaan yang telah dipersiapkan tidak dilaksanakan, karena keterbatasan waktu. 11) Solusi Hambatan (a) Rundown yang dibuat harus disertai dengan save time yang telah dipertimbangkan dengan matang. (b) Waktu perlombaan tidak dilakukan dalam satu hari, tetapi bisa dalam waktu 2-3 hari sebelum dan sesudah Hari Kemerdekaan.
32
3.
Monitoring dan Evaluasi Setelah melaksanakan program-program yang telah direncanakan kami
memonitoring dan mengevaluasi kegiatan tersebut. Berikut adalah rincian monitoring dan evaluasi dari setiap program. Tabel 2: Tabel Monitoring dan Evaluasi Program No 1
Nama Program
Monitoring
Evaluasi
5 N + 1 H (Namu, Mahasiswa mengajak
Mahasiswa
Ngingetan,
masyarakat untuk
menanyakan keadaan
Ngajak,
membudayakan
lubang sampah yang
Nyontohkeun,
operasi bersih setiap
dibuat dan pelaksanaan
Ngahiji, Hayu)
satu minggu sekali.
operasi bersih rutinan.
Dalam pelaksanaan operasi bersih mahasiswa memonitoring kegiatan tersebut. 2
Generasi Sehat
1. Siswa diberi
1. Siswa diminta
pertanyaan oleh
menjelaskan ulang
mahasiswa agar
materi yang telah
materi yang
disampaikan.
disampaikan dapat
2. Mahasiswa
benar-benar
memberikan
terserap.
penjelasan ulang
2. Siswa diberi
kepada siswa tentang
kesempatan untuk
materi yang
membuang sampah
disampaikan.
sesuai dengan jenisnya ke dalam tempat sampah yang telah tersedia.
33
3
Hayu Ngaji
Mahasiswa dan ibu-
Mahasiswa dan ibu-ibu
ibu pengajian
melakukan operasi
melakukan diskusi.
bersih sebagai implementasi dari menjaga lingkungan.
4
OPSIH
(Operasi Mahasiswa
Mahasiswa dan
Bersih)
mengontrol
masyarakat melakukan
kebersihan titik-titik
komitmen bersama
yang telah dijadikan
untuk menjaga
lokasi OPSIH secara
lingkungan sekitar.
berkala. 5
6
Pembuatan
Warga dan Ketua RT
Slogan
mengawasi kebersihan RT mengawasi
Semangat Citarum,
dermaga.
kebersihan dermaga.
Mahasiswa
Mahasiswa dan
Tujuh mengawasi
Belas Harum
BABINSA dan ketua
masyarakat
keberlangsungan
mengevaluasi acara
acara.
peringatan Hari Kemerdekaan RI ke-73.
34
C. Hasil yang Dicapai Tabel 3: Tabel Hasil yang Dicapai dari ketika Program No
Nama
Kondisi Sebelum Program
Program 1.
Kondisi Sesudah Program
OPSIH
Kondisi Kantor Desa Tegaldatar terbilang Kondisi Balai desa, Posyandu dan toilet,
(Operasi
kurang terurus. Terlebih untuk balai desa, setelah dilaksanakan Operasi Bersih menjadi
Bersih)
posyandu dan toilet yang tingkat kebersihannya sangat bersih dan layak untuk digunakan. cukup
memperihatinkan.
Berdasarkan
pengamatan kelompok, balai desa, posyandu dan
toilet
ini
sepertinya
tidak
pernah
dibersihkan karena banyak sampah, debu, serta ada beberapa ruangan yang tidak terpakai sehingga dijadikan gudang.
35
36
Selain itu, tempat penampungan sampah “Wadah Runtah” di Desa pun terlihat sangat tidak terurus dan tidak bisa digunakan karena penuh dengan tanah juga tidak memiliki lubang untuk dibersihkan.
Kondisi tempat penampungan sampah “Wadah Runtah” setelah dilaksanakan OPSIH menjadi bersih dari tumpukkan tanah dan bisa digunakan oleh warga sekitar sebagai tempat pembuangan sementara.
Desa Tegaldatar adalah Desa yang memiliki Mahasiswa bersama masyarakat khususnya sebuah dermaga yang bernama “Cadas Bodas” anak-anak sekolah bekerja sama untuk
37
yang diairi oleh Waduk Cirata yang tidak lain sumber airnya berasal dari sungai Citarum. keadaan dermaga Cadas Bodas bisa dikatakan sangat mengkhawatirkan, hal itu terlihat dari air dermaga yang tidak jernih, berbau disertai banyaknya sampah, juga banyak bangkai ikan yang mengapung. Selain itu, bantaran dermaga dipenuhi tumpukan sampah yang telah menyatu dengan tanah. Selain itu, parit-parit yang ada disekitar rumah warga pun tidak jauh memperihatinkan. Kondisinya sangat kotor dan penuh oleh sampah rumah tangga. Oleh karena itu, selain di lingkungan kantor desa, Operasi Bersih ini difokuskan di beberapa titik yang berhubungan langsung dengan dermaga Cadas Bodas yaitu diantaranya kampung Cadas Bodas, Rawa taal dan Taneuh Beureum.
melaksanakan program operasi bersih ini dalam upaya membersihkan lingkungan sekitar rumah dan bantaran dermaga dengan memungut sampah-sampah yang menumpuk dan bahkan telah menyatu dengan tanah. Adapun hasil setelah dilaksanakan program operasi bersih ini, kondisi lokasi yang menjadi titik fokus dilaksanakan operasi bersih yaitu bantaran-bantaran dermaga menjadi lebih bersih dari sampah organik maupun nonorganik yang telah menyatu dengan tanah. Sehingga ketika hujan turun dapat mengurangi sampah yang terbawa hanyut ke dermaga yang selanjutnya tidak menambah pencemaran terhadap air di dermaga. Selain itu, parit-parit di sekitar rumah warga pun menjadi bersih dari sampah-sampah rumah tangga dan parit menjadi tidak tersumbat. Walaupun hasilnya masih kurang optimal, hal tersebut dikarenakan keterbatan sarana prasana yang kami miliki.
38
39
40
2.
5 N + 1 H Sebelum program 5N + 1H dilaksanakan, kesadaran Masyarakat tentang pentingnya (Namu, menjaga lingkungan masih sangat kurang. Ngingetan, Khususnya, kesadaran dalam membuang Ngajak, sampah yang masih ke parit atau ke kebun serta pembakaran di halaman rumah tanpa Nyontohkeun, pemilahan terlebih dahulu. Ngahiji, Hayu)
Setelah
dilaksanakan
Masyarakat
sudah
program memiliki
5N+1H, kesadaran
pentingnya menjaga lingkungan, khususnya dalam membuang sampah dengan memilah terlebih dahulu antara organik dan anorganik. Masyarakat pun menjadi lebih peduli terhadap lingkungannya. Hal tersebut dapat terlihat dengan
keikutsertaan
masyarakat
meningkat dalam program OPSIH.
yang
41
42
43
3.
Generasi Sehat
Sebelum
dilaksanakan
program
Generasi Setelah dilaksanakannya program ini, para
Sehat, siswa-siswi RA As-Salam, SDN dan siswa dan siswi semakin menyadari bahwa SMPN SATAP Terpadu 1 Tegaldatar, SDN menjaga lingkungan itu sangat penting dan dan SMPN SATAP Terpadu 3 Tegaldatar sangat diperlukan. Selain itu, para siswa dan belum mengetahui jenis-jenis sampah organik siswi sudah mengetahui jenis-jenis sampah dan maupun anorganik. Selain itu, yang menjadi cara memilahnya. Sehingga program Generasi permasalahan utama adalah masih membuang Sehat ini dapat bermanfaat dalam menjaga sampah sembarangan serta belum peka dan lingkungan. peduli terhadap lingkungan sekitar.
44
45
3
Hayu Ngaji
Sebelum
dilaksanakannya
program
Hayu Setelah dilaksanakannya program Hayu Ngaji
Ngaji, ibu-ibu dari warga setempat belum ini, ibu-ibu dari warga setempat mulai semuanya menyadari akibat dari membuang menyadari bahwa membiarkan lingkungan sampah sembarangan dan membiarkan sampah kotor itu akan sangat merugikan kesehatan dan berserakan begitu saja, sehingga mereka hanya mengurangi rasa nyaman. Hal tersebut terlihat membersihkan sampah yang ada disekitar dengan dirutinkannya kembali kegiatan jum’at pekarangan rumah saja bahkan ada yang jarang bersih, sehingga daerah pekarang rumah dan sekali
membersihkannya.
Kurangnya fasilitas-fasilitas umum yang ada lebih nyaman
kepedulian terhadap fasilitas-fasilitas umum digunakan dan terlihat lebih asri. yang sering mereka gunakan seperti jalanan yang sering mereka lewati, mesjid, posyandu, madrasah, dan daerah sekitaran dermaga. Padahal dalam ilmu agama sendiri telah dikatakan
bahwa
sebagian dari iman.
kebersihan
itu
adalah
46
47
5
Pembuatan
Sebelum dilaksanakannya program ini, terlihat
Setelah
Slogan
begitu banyak sampah tersebar diberbagai dibeberapa tempat yang kami pasangkan sudut di desa Tegaldatar terutama di daerah slogan,
dilaksanakannya
sampah
sekitaran dermaga, sehingga upaya-upaya menumpuk
terlihat
yang
program
awalnya
sedikit
demi
ini,
selalu sedikit
penyadaran akan bahayanya buang sampah menjadi berkurang, tentunya setelah kami sembarangan dirasa perlu kami lakukan. bersihkan terlebih dahulu tempat tersebut. Salahsatu upayanya yaitu dengan program pembuatan slogan. Terlebih lagi di desa Tegaldatar terdapat banyak limbah perusahaan furniture yang tidak digunakan. Limbah ini digunakan sebagai bahan untuk membuat slogan.
48
6
Semangat
Sebelum
dilaksanakannya
program
ini, Setelah dilaksanakannya program Semangat
Citarum, Tujuh kegiatan lomba-lomba dalam memperingati Citarum, Tujuh Belas Harum ini, semua anak Belas Harum
hari kemerdekaan hanya dilaksanakan di RT di desa Tegaldatar terfasilitasi untuk ikut serta tertentu sehingga tidak semua anak di desa meramaikan
hari
kemerdekaan,
dengan
Tegaldatar bisa ikut serta. Hal tersebut bisa saja harapan dapat meningkatkan jiwa nasionalisme menjadikan sebagian anak tidak memperingati anak. Dalam program ini juga, selepas acara bahkan
tidak
menyadari
adanya
hari anak-anak dihimbau untuk membersihkan
kemerdekaan yang berarti jiwa nasionalisme sampah yang mereka hasilkan agar tempat anak menjadi rendah. Dan juga selepas acara pelaksanaan kegiatan bersih seperti semula. biasanya
sampah-sampah
dibiarkan begitu saja.
sisa
kegiatan
49
50
D. Faktor Pendukung dan Kendala Program Tabel 4: Tabel Faktor Pendukung dan Kendala setiap Program No 1
Program
Faktor Pendukung
Faktor Kendala
5 N + 1 H (Namu, Tanggapan aparatur desa Pola pikir masyarakat Ngingetan,
sangat positif terhadap
yang
Ngajak,
adanya mahasiswa KKN.
kepada
Nyontohkeun,
berorientasi uang
(materialistis).
Ngahiji, Hayu)
Kurangnya
partisipasi
masyarakat
terhadap
program 5 N + 1 H. 2
Generasi Sehat
Tanggapan pihak sekolah Sarana
dan
prasarana
sangat positif terhadap kurang memadai di setiap adanya mahasiswa KKN. 3
Hayu Ngaji
Tanggapan
sekolah seperti infocus.
pihak Sebagian warga masih
penyelenggara pengajian melestarikan
budaya
ibu-ibu ini sangat positif setempat yang terhadap
adanya
mahasiswa KKN. 4
Operasi Bersih
Aparatur desa baik RT, Warga RW
maupun
kepala berpartisipasi bersedia kegiatan
dusun
kurang
aktif dalam
ini.
Hal
ini
meminjamkan peralatan terjadi karena rendahnya dan tingkat kesadaran warga
kebersihan membantu
tentang
menginformasikan
lingkungan
menjaga agar
tetap
kepada warga tentang bersih. program ini. 5
Pembuatan
Kepala
desa
turut Waktu
Slogan
berpartisipasi dengan cara terjadwal, menyumbangkan material slogan.
pembuatan
yang
tidak sehingga
pengerjaan lambat.
51
6
Semangat Citarum,
Pihak desa dan karang Waktu Tujuh taruna
Belas Harum
turut
serta untuk
membantu
secara
dimiliki
melaksanakan
program cukup terbatas.
keterlaksanaan program, baik
yang
materi,
pikiran maupun tenaga.
BAB IV PROGRAM TINDAK LANJUT
Program yang kami laksanakan pada Program Pengabdian Masyarakat melalui KKN Tematik Citarum Harum dengan tema Citraum Harum berkaitan dengan lingkungan dan pengolahan sampah. Program tersebut di antaranya adalah penyuluhan atau sosialisasi mengenai urgensi hidup sehat dan pengolahan sampah kepada masyarakat dan beberapa sekolah, dari PAUD, SD, dan SMP serta pembuatan papan cinta lingkungan sebagai ajakan dan upaya penyadaran secara tertulis untuk lebih memiliki perilaku perhatian, empati, dan melestarikan kesehatan lingkungan sekitar khususnya di dekat dermaga. Program yang telah kami laksanakan disesuaikan dengan karakteristik masyarakat Desa Tegaldatar. Masyarakat Desa Tegaldatar memiliki perilaku yang acuh terhadap eksistensi lingkungan, rendahnya kepedulian terhadap sampah, serta memiliki paradigma mementingkan kebendaan atau dengan kata lain memiliki sikap
yang
lebih
terhadap
materialis.
Sehingga
pendekatan
dalam
menyosialisasikan dan menyelesaikan program pengabdian kami lakukan dengan pendekatan yang ajakan secara personal ke rumah warga dengan re-edukasi lingkungan dengan konsep ekopedagogi. Melalui program Gerakan “5N+1H” (Namu, Ngingetan, Ngajak, Nyontohkeun, Ngahiji, dan Hayu) kami lakukan pendekatan dari “door to door” yaitu gerakan dari satu rumah ke rumah lain yang kami pilih beberapa sampel rumah untuk tempat sosialisasinya. Keberlanjutan dari kegiatan KKN ini ialah program PAPAN SLOGAN, ialah ajakan berupa tulisan yang kami buat dalam sebuah papan yang bersisi kalimat persuasif tentang urgensi menjaga kebersihan lingkungan alam (seperti membuang sampah harus pada tempatnya) sebagai upaya mengajak masyarakat untuk mengingat, perhatian, dan melestarikan
lingkungan, khususnya di sekitaran
dermaga yang kami telah lakukan sosialisasi, yaitu salah satunya dermaga Cadas Bodas dan di Taneuh Beureum. Dengan adanya papan slogan yang kami simpan di beberapa titik, lambat laun prilaku peduli lingkungan masyarakat Desa tegaldatar akan tumbuh.
52
53
Sehingga ketika dilaksanakan kembali KKN Tematik Citarum Harum UPI 2019 di Desa Tegaldatar berikutnya perilaku masyarakat sudah ada peningkatan dalam kepedulian terhadap lingkungan hidup. Program lain yang kami sarankan ialah adanya saung atau rumah kecil untuk berkreasi membuat suatu kerajaan tangan yang memanfaatkan sampah jenis plastik, pembuatan tempat sampah yang otomatis bisa memiliah sendiri sesuai jenisnya, dan karena di Desa Tegaldatar beragam, ada beberapa anak yang memiliki kekurangan (ABK) Anak berkebutuhan Khusus yang alangkah lebih baiknya dibuatkan pembekalan pendidikan secara khusus dalam pengolahan sampah, agar walaupun mereka memiliki kekurangan, tepi mereka memiliki kecerdasan ekologis, yang sama dengan anak seusia mereka. Selain ke depannya disarankan ada program seperti di sebutkan di atas, adapun program yang bisa dilakukan di Desa Tegaldatar untuk meningkatkan perekonomian masyarakat setempat, khususnya masyarakat Kampung di taneuh Beureum. Program yang disarankan ialah berupa pemberdayaan ibu-ibu sekitar yang memiliki lahan tanaman pohon pisang, yang bisa dimanfaatkan menjadi olahan makanan atau berupa kudapan yang cocok di jual di Desa Tegaldatar yang dominan bersuhu panas, misalnya kulit pisang yang diolah menjadi es krim yang dapat menarik perhatian masyarakat setempat, terutama para pelajar yang gemar memakan kudapan es krim.
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
A. Kesimpulan Berdasarkan program-program yang telah dilaksanakan selama Kuliah Kerja Nyata Tematik Citarum Harum di Desa Tegaldatar Kecamatan Maniis Kabupaten Purwakarta, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1.
Sebagian masyarakat cukup antusias dalam kegiatan sosialisasi tentang kebersihan lingkungan, terutama masyarakat sekolah yang notabene adalah anak-anak yang mudah diarahkan dan masyarakat lainnya yang paham tentang pentingnya menjaga lingkungan.
2.
Sama halnya dengan sosialisasi tentang kebersihan lingkungan, sosialisasi tentang permasalahan Sungai Citarum pun memiliki respond yang sama.
3.
Sebagian masyarakat telah menyadari akan pentingnya menjaga lingkungan terlihat dari kuantitas sampah yang dibuang sembarangan semakin sedikit di beberapa daerah yang masyarakatnya telah diberikan pemahaman akan pentingnya menjaga kebersihan lingkungan. Aparatur desa dijadikan sbagai kader pengingat masyarakat luas yang dipimpinnya. Selain itu, anak-anak sekolah juga dijadikan kader yang saling mengingatkan antar teman maupun orang dewasa lainnya untuk menjaga kebersihan lingkungan.
B. Rekomendasi Adapun beberapa rekomendasi yang dapat kami berikan selama menjalankan Kuliah Kerja Nyata Tematik Citarum Harum ini adalah: 1.
Bagi LPPM Cakupan wilayah KKN untuk satu kelompok diperkecil agar sasaran masyarakatnya lebih fokus dan program yang dilaksanakan dapat menyeluruh. Selain itu, harapannya program KKN di Desa Tegaldatar ini dilaksanakan secara berkelanjutan, karena dirasa masih diperlukannya peran mahasiswa untuk memberikan pemahaman perihal kebersihan lingkungan.
54
55
2.
Bagi Pemerintah Daerah Selama kami menjalankan kegiatan KKN di Desa Tegaldatar, kami menemukan beberapa anak yang berkebutuhan khusus. Menurut hipotesis kami, salah satu kemungkinan faktor yang menyebabkan hal ini adalah konsumsi ikan yang telah tercemar. Perlu adanya sekolah luar biasa agar anakanak berkebutuhan khusus di Desa Tegaldatar dapat terfasilitasi potensinya.
3.
Bagi Pemerintah Desa a. Diperlukan andil pemerintah desa yang cukup besar untuk membuat lubang sampah bagi masyarakat, minimal dalam 4 rumah memiliki 1 lubang sampah. b. Perlu dibentuk bank sampah, gunanya untuk mengumpulkan sampahsampah yang ada di masyarakat. Perlu di dorong kreativitas masyarakat dalam pengolahan sampah terutama plastik untuk menambah nilai jual dan menjadi penghasilan sampingan.
DAFTAR PUSTAKA
Cita-Citarum untuk Citarum yang lebih baik. (2011). Sungai Citarum riwayatmu dulu. [Online]. Diaskes dari http://citarum.org/info-citarum/arsipberita/media-online/790-sungai-citarum-riwayatmu-dulu.html Galih, A. (2018). Menurut World Bank: Citarum Merupakan Sungai Terkotor di Dunia. [Online]. Diakses dari: https://www.idntimes.com/science/discovery/eka-supriyadi/menurutworld-bank-citarum-merupakan-sungai-terkotor-di-dunia-c1c2. Kamus Besar Bahasa Indonesia offline. (2016). Lingkungan hidup. Nugroho, P. (2013). Panduan Membuat Pupuk Kompos Cair. Jakarta: Pustaka Baru Press. Putra, A. (2016). Pusat edukasi dan rekreasi kopi. (E-journal). Universitas Atma Jaya Yogyakart. Sumaatmaja, N. (2012). Manusia dalam konteks sosial , budaya, dan lingkungan hidup. Bandung: Alfabeta. Supriatna, N. (2016). Ecopedagogy. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offset. Undang-Undang Republik Indonesia. (2009). Perlindungan dan Pengolahan Lingkungan Nomor 32, pasal 1.