LAPORAN POSISI KEUANGAN Tinjauan Umum •
•
•
•
Potret Ripley Laporan posisi keuangan, yang juga dikenal sebagai neraca, adalah salah satu laporan utama yang disiapkan oleh akuntan. Seorang akuntan, William Ripley, menyamakan laporan posisi keuangan ini dengan potret diam (still photograph) badan usaha dengan aktivanya disisi yang satu dan keajiban serta ekuitasnya di sisi yang lain. !ktiva dan "eajiban !ktiva !ktiva pada pada hakika hakikatny tnyaa adalah adalah simpan simpanan an man#aat man#aat masa masa depan$ depan$ keaji keajiban ban pada pada hakikatnya adalah klaim atas man#aat itu. %erbagai aturan membedakan aktiva dan keajiban akuntansi dari perangkat sumberdaya dan keajiban ekonomis yang lebih luas. Pengakuan Sumber Sumberday dayaa dan keajib keajiban an diakui diakui dalam dalam lapora laporan n keuang keuangan an sebaga sebagaii aktiva aktiva dan keajiban hanya jika hal itu memenuhi de#inisi relevan yaitu dapat diukur, relevan, dan dapat diandalkan. "lasi#ikasi "lasi#ikasi "lasi#ikasi aktiva dan keajiban keajiban diperlukan diperlukan untuk pelaporan pelaporan keuangan keuangan yang berarti. &amun, klasi#ikasi apapun yang digunakan, tak terelakkan akan mengaburkan beberapa hubungan alau menyoroti hubungan'hubungan hubungan'hubungan lain, sehingga akan mengarah pada beberapa tujuan sambil mengorbankan yang lain.
POTRET RIPLEY Penyajian suatu ikhtisar sumberdaya dan keajiban suatu perusahaan kepada para pemegang saham dan investor lain dalam interval'interval yang tera tur dalam bentuk laporan posisi keuangan yang keuangan yang merupakan salah satu tujuan utama akuntansi. Laporan ini sehari'hari dikenal sebagai neraca. Pend Pendek ekata atan n yang yang lebi lebih h tua tua terh terhad adap ap penc pencip iptaa taan n nerac neracaa diseb disebut ut metod metodee aktiva kewajiban. kewajiban. alam alam pend pendek ekata atan n ini ini kita kita cuku cukup p memb membua uatt da#ta da#tarr akti aktiva va dan dan kea keajib jiban an perusahaan. Selisih antara keduanya menunjukkan hak residual pemilik dan jumlah yang membuat membuat kedua kedua sisi itu seimbang. seimbang. ika kita memasukkan memasukkan ekuitas ekuitas pemilik pemilik dalam perusahaan perusahaan dengan dengan nilai nilai pasar pasar yang yang sebena sebenarny rnya, a, neraca neraca tidak tidak akan akan seimba seimbang. ng. alam alam kasus kasus dimana dimana ekuitas ekuitas pemilik pemilik dimasukkan dimasukkan dengan nilai pasar, pasar, seperti ketika kita mengakuisisi mengakuisisi perusahaan perusahaan lain, terciptalah suatu penambal (plug) disisi kiri neraca, yang disebut goodill. alam pendekatan pendekatan terhadap terhadap akuntansi akuntansi yang didasarkan didasarkan pada penghasilan penghasilan,, neraca menjadi laporan residual * sebuah jenjang antara dua laporan laba rugi. engan demikian, neraca seringkali hanya memberikan sedikit in#ormasi karena tidak memiliki interpretabilitas. &eraca kadang'kadang disebut sebagai titik kedatangan dan pemberangkatan dalam proses akuntansi, tetapi bila diturunkan dari pendekatan pendapatan'beban. Walaup alaupun un ada kelema kelemahan han'ke 'kelem lemaha ahan n ini, ini, sudah sudah ada sejumla sejumlah h pernya pernyataan taan yang yang mendukung mendukung neraca tipe residual. residual. Pertama, Pertama, neraca konvensional konvensional dinyatakan dinyatakan menunjukkan menunjukkan akuntabilitas dolar'dolar yang diinvestasikan oleh pemilik. Rangkaian pernyataan yang kedua
berhubungan dengan #ungsi laporan posisi sebagai suatu ikhtisar dari si#at operasi badan usaha serta si#at aktiva moneter dan jasa perusahaan yang belum dipakai. "etiga, dinyatakan baha sejarah telah menunjukkan baha, bila penilaian yang subyekti# dibiarkan didalam neraca, bukan saja neraca itu menjadi kurang in#ormati#, tetapi laporan laba rugi juga mengalami distorsi. adi, lebih baik mempunyai satu laporan * laporan laba rugi * yang ditentukan secara objekti# dan bisa dimengerti daripada dua laporan yang menyesatkan dan tidak dapat diperbandingkan. Permyataan'pernyataan ini sama sekali tidak memadai untuk mendukung neraca residual. Salah satu alasannya, merekonsiliasi yang subjekti# dan yang objekti# itu relati# sederhana. !lasan lainnya, dengan adanya ketentuan membuat laporan arus kas, pembaca mempunyai satu laporan yang benar'benar objekti# yang bisa diandalkan.
AKTIVA DAN KEWAJIBAN +!S% mende#inisikan aktiva dalam S+! - sebagai$ kemungkinan man#aat ekonomi
masa depan yang diperoleh atau dikendalikan oleh satuan usaha tertentu sebagai hasil dari transaksi atau peristia di masa lalu./ +!S% mende#inisikan keajiban dalam pernyataan yang sama dengan gaya yang paralel$ kemungkinan pengorbanan man#aat ekonomi di masa depan, yang timbul dari keajiban satuan usaha pada saat ini untuk menyerahkan aktiva atau memberikan jasa kepada satuan' satuan usaha lain di masa depan sebagai hasil dari transaksi atau peristia di masa lalu./ Pro#esor ohn anning dari Stan#ord adalah salah seorang yang pertama'tama
mencoba merumuskan de#inisi yang komprehensi# untuk elemen'elemen neraca. %eliau mende#inisikan aktiva sebagai$ setiap man#aat masa depan dalam bentuk uang atau setiap man#aat masa depan yang bisa dikonversikan menjadi uang . . . hak atas man#aat itu secara legal atau karena keadilan dijamin bagi orang atau sekelompok orang tertentu. 0an#aat seperti itu merupakan aktiva hanya bagi orang atau sekelompok orang itu./ 1a mende#inisikan keajiban sebagai$ suatu man#aat, yang bisa dinilai dengan uang, yang secara legal (atau karena keadilan) harus diserahkan oleh pemilik 2pemegang aktiva3 kepada orang (atau sekelompok orang) kedua . . ./ "ebaikan kedua de#inisi ini adalah baha keduanya memungkinkan pena#siran semantis, yaitu, seseorang yang berakal sehat dapat memutuskan apakah suatu pos itu aktiva atau keajiban dengan menelaah karakter ekonomis dan legalnya. +!S% mengikuti anning dalam mencoba memberikan de#inisi yang semantik. !P% Statement &o. 4
!P% Statement &o. 4 mende#inisikan aktiva sebagai$ sumberdaya ekonomi suatu badan usaha yang diakui dan diukur sesuai dengan prinsip * prinsip akuntansi yang berlaku umum 2termasuk3 beban'beban tertentu yang ditangguhkan, yang tidak merupakan sumberdaya./
!P% Statement &o. 4 mende#inisikan keajiban sebagai $ keajiban (obligation) ekonomi suatu badan usaha yang diakui dan diukur sesuai dengan prinsip'prinsip akuntansi yang berlaku umum./ !lasan dibalik de#inisi keajiban yang pada hakikatnya bersi#at sintaktis ini adalah baha, dalam model akuntansi tradisional, kredit cenderung debet. Pelaporan suatu keajiban tergantung pada penting tidaknya mengakui sisi lain transaksi atau peristia itu * akrual suatu beban, pengakuan kerugian, atau diterimanya aktiva tertentu oleh perusahaan. Accounting Temoni!og" Bu!!etin
!P% Statement &o. 4 menunjukkan kemajuan nyata saat diterbitkan. alam !5% 6, yang muncul dalam tahun 6789, aktiva pada hakikatnya dide#inisikan sebagai saldo debet yang dibaa ke periode selanjutnya saat penutupan pembukuan sementara keajiban dide#inisikan sebagai saldo kredit yang dibaa ke periode selanjutnya * kecuali saldo'saldo kredit yang menunjukkan ekuitas pemilik. e#inisi ini hampir seluruhnya bersi#at struktural dalam penekanannya. e#inisi !P% jauh lebih banyak menekankan pada interpretabilitas sementara de#inisi +!S% bersi#at pragmatis. e#inisi +!S% mencerminkan keyakinan +!S% baha pelaporan keuangan harus berguna bagi investor, kreditor, dan pihak'pihak lainnya. Tiga Si#at Da$a A%ti&a
0enurut +!S%, suatu aktiva mempunyai tiga karakteristik dasar$ 6. !ktiva menyimpan kemungkinan man#aat masa depan yang menyangkut kapasitas, secara sendiri'sendiri atau dalam kombinasi dengan aktiva lain, untuk secara langsung atau tidak langsung memberi sumbangan pada arus masuk kas bersih di masa depan. :. Satuan usaha tertentu dapat memperoleh man#aat itu dan mengendalikan akses pihak lain pada aktiva itu. 9. 5ransaksi atau peristia lain yang menimbulkan hak atau kendali satuan usaha atas man#aat tersebut sudah terjadi. "emungkinan 0an#aat 0asa epan. ;arus ada hak yang spesi#ik atas man#aat atau potensi jasa di masa depan. ;ak dan jasa yang sudah daluarsa tidak dapat dimasukkan. uga, hak itu harus mempunyai man#aat positi#< hak dengan potensi man#aat nol atau negati# bukanlah aktiva. "endali. ;ak harus diperoleh oleh individu atau perusahaan tertentu. ;ak untuk berkendara dijalan umum tidak menghasilkan suatu aktiva. ;ak itu harus memungkinkan tidak diikutkannya pihak'pihak lain, alaupun dalam beberapa kasus hak itu bisa dibagi dengan perusahaan'perusahaan atau individu'individu tertentu. 5ransaksi dan Peristia Lain. 0an#aat ekonomi itu haruslahmerupakan hasil dan transaksi atau peristia yang terjadi di masa lalu. !ktiva tidak boleh mencakup man#aat yang akan timbul di masa depan tetapi saat ini belum ada atau tidak berada dalam kendali satuan usaha. !kan tetapi, perlunya kriteria ini masih dapat diperdebatkan karena jika man#aat ekonomi benat'benar ada dan berada di baah kendali satuan usaha, man#aat itu pastilah timbul dari peristia tertentu di masa lalu. "uncinya di sini adalah apakah peristia itu menurut akuntan memadai. Tiga Si#at Da$a Ke'aji(an
0enurut +!S%, suatu keajiban memiliki tiga karakteristik esensial berikut ini$ 6. "eajiban mengandung tugas atau tanggung jaab saat ini bagi satu atau lebih satuan usaha, yang memerlukan penyelesaian berupa kemungkinan penyerahan atau penggunaan aktiva di masa depan pada tanggal tertentu atau yang dapat ditentukan, bila terjadi suatu peristia tertentu, atau berdasarkan permintaan. :. 5ugas atau tanggung jaab itu menimbulkan keajiban bagi satuan usaha tertentu, dengan tidak atau sedikit menyisakan kebebasan untuk menghindari pengorbanan masa depan itu. 9. 5ransaksi atau peristia lain yang menimbulkan keajiban satuan usaha itu sudah terjadi. "eajiban Saat 1ni. =ang pertama dari ketiga karakteristik esensial di atas benar' benar suatu amalgam yang kompleks dari beberapa syarat yang berlainan. Syarat pertama adalah baha suatu keajiban haruslah merupakan keajiban saat ini (present obligation). Syarat kedua adalah baha keajiban itu timbul antarsatuan usaha. Syarat ketiga adalah baha harus ada saat atau peristia di mana keajiban itu akan diselesaikan. "eajiban Legal, "arena "eadilan, atau "onstrukti#. "arakteristik esensial keajiban yang kedua adalah baha keajiban itu tidak atau sedikit menyisakan kebebasan bagi pengutang untuk menyelesaikan utangnya. !kan tetapi, pernyataan ini tidak mengharuskan perusahaan harus secara legal berkeajiban. 5ransaksi dan Peristia Lain. "arakteristik esensial keajiban yang ketiga, menurut +!S%, adalah baha keajiban itu harus didahului oleh suatu transaksi atau peristia lain./ Suatu peristia dide#inisikan sebagai terjadinya konsekuensi bagi satuan usaha./ Suatu transaksi dide#inisikan sebagai jenis peristia tertentu, yaitu, peristia eksternal yang menyangkut penyerahan sesuatu yang bernilai (man#aat ekonomi masa depan) antara dua (atau lebih) satuan usaha./
PENGAKUAN
%ila suatu sumberdaya atau suatu keajiban muncul di dalam laporan posisi keuangan, sumberdaya atau keajiban itu disebut diakui. Pengakuan tidak secara otomatis mengikuti de#inisi$ kita tidak dapat mencatat suatu elemen bila kita tidak dapat mengukur elemen itu. >ntuk bisa mengakui suatu keajiban, misalnya, keajiban itu harus bisa diukur. 5etapi hanya karena suatu keajiban tidak bisa diukur tidak berarti baha pos itu bukan keajiban * pos itu tetap suatu keajiban yang belum diakui (unrecogni?ed). Ke'aji(an Kontinjen
0asalah pengakuan ini diilustrasikan dengan baik oleh kontinjensi kerugian. 0enurut S+!S 8, suatu kontinjensi didei#inisikan sebagai$ suatu kondisi, situasi, atau seperangkat keadaan yang sedang berlangsung, yang melibatkan ketidakpastian mengenai kemungkinan . . . keuntungan . . . atau kerugian . . . bagi suatu badan usaha yang pada akhirnya akan terselesaikan bila satu atau lebih peristia masa depan terjadi atau tidak terjadi. Penyelesaian ketidakpastian ini akan menegaskan . . . adanya suatu keajiban./
ika de#inisi kontinjensi ini digabungkan dengan de#inisi keajiban, suatu kontinjensi kerugian dapat dide#inisikan sebagai kemungkinan pengorbanan man#aat ekonomi masa depan, yang timbul dari keajiban satuan usaha tertentu pada saat ini, untuk menyerahkan aktiva atau memberikan jasa kepada satuan usaha lain di masa depan sebagai hasil dari transaksi atau peristia masa lalu, yang penyelesaiannya tergantung pada satu atau lebih peristia masa depan yang mempunyai probabilitas keterjadian tertentu. S+!S 8 menyatakan baha kontinjensi kerugian semacam itu harus diakui sebagai keajiban jika$ 6. 0emenuhi de#inisi keajiban. :. Probabilitas terjadinya peristia masa depan itu relati# tinggi. 9. "erugian kontinjen dapat diestimasi secara ajar. "ontinjensi kerugian tidak boleh diakui dalam laporan keruangan, tetapi diungkapkan dalam catatan kaki jika probabilitas terjadinya peristia masa depan itu hanya @mungkinA (possible). "ontinjensi tidak perlu disinggung jika kita menganggap probabilitas terjadinya kecil (remote). KLASI)IKASI
"lasi#ikasi diperlukan dalam penelitian dan pengkomunikasian in#ormasi yang relevan dalam semua ilmu #isika dan sosial. emikian pula dalam akuntansi. Pengklasi#ikasian sumberdaya dan komitmen suatu perusahaan ke dalam kategori'kategori yang tepat diperlukan untuk menyajikan ikhtisar in#ormasi yang bisa dita#sirkan, yang bisa dimengerti dan dianalisis oleh para investor dan pemakai laporan keuangan lainnya dalam proses keputusan mereka. Tujuan K!a$i#i%a$i Penyajian Solvabilitas kepada "reditor.
5ujuan teraal klasi#ikasi neraca adalah menyajikan kepada kreditor in#ormasi yang memperlihatkan solvabilitas perusahaan, yaitu, kemungkinan memperoleh pelunasan seandainya perusahaan dilikuidasi. Pengujian utama atas keamanan pinjaman mereka adalah likuiditas aktiva'aktiva tertentu serta tersedianya aktiva'aktiva itu untuk membayar keajiban, khususnya keajiban'keajiban yang jatuh tempo dalam tahun berikutnya. Penekanan pada likuiditas aktiva ini serta urutan pembayaran keajiban timbul dari tidak adanya data operasi lain yang bisa diandalkan, dan dari #akta baha kreditor (khususnya kreditor jangka pendek) merupakan kelompok utama yang menginginkan in#ormasi keuangan. "lasi#ikasi lancar sebagai suatu deskripsi eskripsi Bperasi %adan >saha. operasi juga sudah lama ditetapkan dalam akuntansi dana pemerintah. !ktiva lancar dan keajiban lancar seringkali ditetapkan sebagai dana yang terpisah, entah dalam akun atau dalam laporan atau keduanya. 1stilah dana digunakan dalam situasi ini untuk mengacu pada pemisahan aktiva dan keajiban untuk tujuan tertentu sebagai unit operasi yang spesi#ik atau sebagai pusat kepentingan. "lasi#ikasi akuntansi seringkali Penjelasan 5entang Proses !kuntansi. ditetapkan karena memudahkan proses pembukuan. "lasi#ikasi beban yang ditangguhkan, misalnya, seringkali digunakan sebagai tempat istirahat bagi debet' debet yang belum diamortisasi, diskonto saham pre#eren, dan kerugian yang dikompensasi ke depan, mendapat tempat di antara aktiva'aktiva dalam neraca yang diterbitkan. Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, klasi#ikasi yang didasarkan pada prosedur'prosedur akuntansi banyak dikecam dalam tahun'tahun belakangan ini,
"esulitan utama dalam tujuan ini adalah baha tujuan ini merupakan upaya untuk menjelaskan hasil'hasil prosedur akuntansi teknis dan oleh karenanya bersi#at nonteoritis. "arena tidak mempunyai orientasi logis, penggunaan beban yang ditangguhkan dan kredit yang ditangguhkan memperbolehkan diterapkannya prosedur'prosedur yang tidak mempunyai dasar logika, atau paling tidak, tidak memperbolehkan dijelaskannya arti penangguhan itu. Bleh karena itu, klasi#ikasi beban pada pendapatan yang ditangguhkan serta kredit pada pendapatan yang ditangguhkan sangat tidak bisa disetujui. Pengelompokkan aktiva menurut 0enyoroti 0etode'metode Penilaian. konsep'konsep penilaian mencakup klasi#ikasi'klasi#ikasi berikut ini$ 6. "as dan penerimaan kas yang diharapkan (yang didiskontokan sebagaimana mestinya, bila tepat) :. !ktiva yang dinilai menurut harga penjualan yang berlaku atau yang diharapkan (harga keluaran). 9. !ktiva yang dinilai menurut biaya kini (harga masukan). 4. !ktiva yang dinilai menurut biaya historis atau biaya yang dinyatakan kembali untuk memperhitungkan perubahan dalam tingkat harga umum. "euntungan utama pengklasi#ikasian menurut konsep penilaian adalah baha cara ini memberikan pena#siran yang lebih baik mengenai neraca dan hubungannya dengan laporan laba rugi dan laporan arus dana. 5ujuan yang mungkin lainnya dalam 0endalami Pemikiran 0anajemen. pengklasi#ikasian aktiva dna keajiban adalah untuk memberi pemakai suatu pengertian tentang niat'niat manajemen sehubungan dengan apakah akan mengikatkan kembali (recommit) dana untuk digunakan dalam operasi. !ktiva lancar secara keseluruhan (agregat) mungkin sama permanennya dengan investasi dalam aktiva tak lancar, tetapi kesempatan untuk menginvestasikan kembali dalam operasi berjalan terjadi dalam siklus operasi berjalan bisnis tersebut. Pengklasi#ikasian lancar'tak lancar saja tidak mungkin Prediksi !rus "as. memungkinkan dibuatnya prediksi arus kas masa depan. Lagi pula, modal kerja hanyalah suatu angka bersih yang diperoleh dengan mengurangkan sebagian keajiban dari sebagian aktiva, tanpa ada hubungan tertentu antara kedua klasi#ikasi komponen'komponennya. Pengklasi#ikasian sumberdaya dan komitmen saja tidak memungkinkan dilakukannya prediksi arus kas masa depan, tetapi suatu klasi#ikasi mungkin relevan bila dikaitkan dengan in#ormasi arus kas historis atau yang dianggarkan. "lasi#ikasi semacam itu seharusnya memberikan in#ormasi mengenai saat (timing) yang mungkin untuk terjadinya konversi sumberdaya menjadi kas, atau ketersediaan sumberdaya untuk konversi, serta saat pembayaran keajiban. O*ea$i +an Si%!u$ O*ea$i, sebagai alat untuk menggambarkan operasi'operasi perusahaan, klasi#ikasi lancar'tak lancar ini kurang baik. !ktiva'aktiva seperti piutang bunga tidak timbul dari jenis operasi yang sama seperti piutang usaha dan persediaan, tetapi semua pos itu dikelompokkan bersama sebagai aktiva lancar. iantara keajiban'keajiban lancar, utang dividen tidak timbul dari jenis operasi yang sama seperti utang usaha, dan dari sudut
pandang operasional, porsi lancar dari utang jangka panjang bukannya tidak sama dengan sisa utang jangka panjang itu selebihnya. kesulitan ini dilipatgandakan dengan cara konsep siklus operasi Si%!u$ O*ea$i, diterapkan dalam praktik. >mumnya, jika siklus itu kurang dari satu tahun, aturan satu tahun tetap berlaku< hasilnya adalah baha klasi#ikasi aktiva lancar tidak mengungkapkan secara konsisten #rekuensi sirkulasi aktiva. Walaupun #rekuensi sirkulasi aktiva mungkin relevan dengan prediksi arus kas, kemampuan untuk mengaitkan in#ormasi ini dengan in#ormasi penghasilan dan arus kas sukar dilakukan bila semua aktiva lancar diklasi#ikasikan seakan' akan aktiva'aktiva itu mempunyai #rekuensi sirkulasi yang sama. -o+a! Keja Be$i#at Stati$, Penyajian modal kerja bisa memberikan in#ormasi yang sah kepada para pemberi kredit jangka pendek karena penyajian itu menunjukkan derajat proteksi atau jumlah penyangga yang dimiliki oleh kreditor jangka panjang dan pemegang saham. !kan tetapi, baik jumlah modal kerja maupun rasio modal kerja tidak mesti merupakan indikasi ynag baik mengenai kemampuan perusahaan untuk membayar keajiban lancar saat jatuh tempo. ;al ini karena modal kerja adalah konsep yang statis, dan kemampuan membayar utang bersi#at dinamis. uga diperdebatkan baha pengklasi#ikasian aktiva dan Ketia+aan Re!e&an$i, keajiban menjadi lancar tak lancar sebagai metodde untuk menyajikan solvabilitas perusahaan sekarang ini kurang penting dibandingkan sebelumnya, karena beberapa alasan$ 6. Laporan'laporan lain, terutama laporan laba rugi dan laporan arus kas, dapat memberikan in#ormasi yang lebih baik mengenai perkiraan solvabilitas. :. Laporan keuangan eksternal lebih banyak digunakan oleh investor dan kelompok' kelompok lain daripada oleh kreditor. 9. Perseroan biasanya dianggap lebih permanen si#atnya dan lebih stabil datipada sebagian besar perusahaan abad ke'67. 4. Luasnya penggunaan beberapa prosedur penilaian, seperti L1+B, membuat rasio modal kerja kurang berarti dibandingkan sebelumnya. 8. Permintaan kreditor dan pihak'pihak lain akan rasio modal kerja yang @menguntungkanA memaksa manajemen untuk mengambil tindakan'tindakan tertentu, seperti pembayaran keajiban lancar menjelang tanggal neraca, dan menekankan akuntan agar mengi?inkan reklasi#ikasi agar modal kerja tampak menguntungkan, alaupun dengan cara itu, operasi dan solvabilitas perusahaan tidak terpengaruh. -. %adan usaha menjadi sangat kompleks, sehingga tidak ada rasio modal kerja yang ditetapkan sebelumnya yang bisa dianggap perlu untuk mencapai solvabilitas yang memadai. C. Semakin banyaknya perusahaan yang memasukin industri jasa membuat solvabilitas perusahaan tidak begitu tergantung pada sumberdaya yang diklasi#ikasikan sebagai lancar. A!tenati# . a!tenati#, "arena adanya kesulitan'kesulitan sehubungan dengan pena#siran siklus operasi ini, dan karena tidak adanya bukti tentang relevansi pengklasi#ikasian aktiva lancar dengan kebutuhan pemakai tertentu, banyak orang yang percaya baha metode'metode pengklasi#ikasian aktiva lainnya harus diselidiki. Sudah pernah disarankan agar neraca diklasi#ikasikan berdasarkan metode penilaian. !lternati# lain yang pernah diajukan adalah$ /, 0enyajikan suatu klasi#ikasi keajiban yang didasarkan pada jenis sumber kredit ynag tersedia bagi perusahaan.
0, 0engungkapkan in#ormasi pelengkap mengenai jumlah dan saat penerimaan kas dan pengeluaran kas yang diharapkan, yang berkaitan dengan aktiva dan keajiban tertentu.
&iat untuk Sa!ing -enguang%an 1O##$etting2 Ke'aji(an +an A%ti&a, menggunakan sumberdaya tertentu tidak membenarkan saling pengurangan itu. 5etapi dalam beberapa kasus, saling mengurangkan itu mungkin dibenarkan. %ila dibenarkan, dikatakan ada suatu hak untuk saling mengurangkan. Syarat pembenaran itu dapat diikhtisarkan sebagai berikut$ 6. ;arus ada suatu hak legal untuk saling mengurangkan atau suatu pengurangan tak bersyarat yang disepakati bersama. Piutang dan utang kepada perusahaan yang sama adalah contoh yang baik. 5etapi esel bayar yang dapat dinegoisasikan pada perusahaan ! tidak dapat saling dikurangkan dengan piutang dari perusahaan ! tanpa adanya perjanjian tak bersyarat dengan tujuan itu, karena kalau tidak, hak untuk saling mengurangkan itu secara hukum tidak akan mengikat pemegangnya pada aktunya. :. ;arus ada niat untuk menerapkan hak untuk mengurangkan itu. ika pos'pos itu akan diperlakukan sebagai aktiva dan keajiban lain, pengurangan itu tidak mencerminkan keadaan sebenarnya. 3. umlah yang dikurangkan dari suatu keajiban tidak dapat lebih besar daripada jumlah keajiban itu dan sebaliknya.