LAPORAN PENDAHULUAN HIPERTENSI PENGENALAN PENYAKIT
1. DEFINI DEFINISI SI
Tekana Tekanan n Darah Darah Tinggi Tinggi (hiper (hiperten tensi) si) adalah adalah suatu suatu pening peningkat katan an tekana tekanan n darah darah di dalam arteri. ( Hiper Hiper artinya Berlebihan, Tensi artinya Tekanan/Tegangan; Jadi, Hipertensi adalah adalah Ganggu Gangguan an sistem sistem pereda peredaran ran darah darah yang yang menyeb menyebabk abkan an kenaik kenaikan an tekana tekanan n darah darah diatas nilai normal.) Hipertensi maligna adalah hipertensi yang sangat parah, yang bila tidak diobati, akan menimbulkan kematian dalam waktu 3-6 bulan. Hipertensi ini jarang terjadi, hanya 1 dari setiap 200 penderita hipertensi. Meningkatnya tekanan darah di dalam arteri bisa terjadi melalui beberapa cara:
Meningkatnya tekanan darah di dalam arteri bisa terjadi sehingga mengalirkan lebih banyak cairan pada setiap detiknya.
Arteri besar kehilangan kelenturannya dan menjadi kaku, sehingga mereka tidak dapat mengembang pada saat jantung memompa darah melalui arteri tersebut. Karena itu darah darah pada pada setiap setiap denyut denyut jantun jantung g dipaks dipaksaa untuk untuk melalu melaluii pembul pembuluh uh yang yang sempit sempit daripada biasanya dan menyebabkan naiknya tekanan. Inilah yang terjadi pada usia lanjut lanjut,, dimana dimana dindin dinding g arterin arterinya ya telah telah meneba meneball dan kaku kaku karena karena arterio arterioskl sklero erosis sis.. Dengan cara yang sama, tekanan darah juga meningkat pada saat terjadi vasokonstriksi, yait yaitu u jika jika arte arteri ri keci kecill (art (arter erio iola la)) untu untuk k seme sement ntar araa wakt waktu u meng mengke keru rutt kare karena na perangsangan saraf atau hormon di dalam darah.
Bertambahnya cairan dalam sirkulasi bisa menyebabkan meningkatnya tekanan darah. Hal ini terjadi jika terdapat kelainan fungsi ginjal sehingga tidak mampu membuang sejumlah garam dan air dari dalam tubuh. Volume darah dalam tubuh meningkat, sehingga sehingga tekanan darah juga meningkat. meningkat. Sebaliknya, Sebaliknya, jika aktivitas aktivitas memompa memompa jantung jantung berkurang, arteri mengalami pelebaran, dan banyak cairan keluar dari sirkulasi maka tekanan darah akan menurun.
1
2. ETIOLOGI PENYAKIT
Hipertensi berdasarkan penyebabnya dapat dibedakan menjadi 2 golongan besar yaitu : ( Lany Gunawan, 2001 ) 1. Hipertensi essensial ( hipertensi primer ) yaitu hipertensi yang tidak diketahui penyebabnya 2. Hipertensi sekunder yaitu hipertensi yang di sebabkan oleh penyakit lain Hiperrtensi primer terdapat pada lebih dari 90 % penderita hipertensi, sedangkan 10 % sisanya disebabkan oleh hipertensi sekunder. Meskipun hipertensi primer belum diketahui dengan pasti penyebabnya, data-data penelitian telah menemukan beberapa factor yang sering menyebabkan terjadinya hipertensi. Factor tersebut adalah sebagai berikut : a. Faktor keturunan Dari data statistik terbukti bahwa seseorang akan memiliki kemungkinan lebih besar untuk mendapatkan hipertensi jika orang tuanya adalah penderita hipertensi b. Ciri perseorangan Ciri perseorangan yang mempengaruhi timbulnya hipertensi adalah umur ( jika umur bertambah maka TD meningkat ), jenis kelamin ( laki-laki lebih tinggi dari perempuan ) dan ras ( ras kulit hitam lebih banyak dari kulit putih ) c. Kebiasaan hidup Kebiasaan hidup yang sering menyebabkan timbulnya hipertensi adalah konsumsi garam yang tinggi ( melebihi dari 30 gr ), kegemukan atau makan berlebihan, stress dan pengaruh lain misalnya merokok, minum alcohol, minum obat-obatan ( ephedrine, prednison, epineprin )
3. PATOFISIOLOGI
Banyak faktor yang mengontrol tekanan darah berkontribusi secara potensial dalam terbentuknya hipertensi; faktor-faktor tersebut adalah:
Meningkatnya aktifitas sistem saraf simpatik (tonus simpatis dan/atau variasi diurnal), mungkin berhubungan dengan meningkatnya respons terhadap stress psikososial dll
2
Produksi berlebihan hormon yang menahan natrium dan vasokonstriktor
Asupan natrium (garam) berlebihan
Tidak cukupnya asupan kalium dan kalsium
Meningkatnya sekresi renin sehingga mengakibatkan meningkatnya produksi angiotensin II dan aldosteron
Defisiensi vasodilator seperti prostasiklin, nitrik oxida (NO), dan peptide natriuretik
Perubahan dalam ekspresi sistem kallikrein-kinin yang mempengaruhi tonus vaskular dan penanganan garam oleh ginjal
Abnormalitas tahanan pembuluh darah, termasuk gangguan pada pembuluh darah kecil di ginjal
Diabetes mellitus
Resistensi insulin
Obesitas
Meningkatnya aktivitas vascular growth factors
Perubahan reseptor adrenergik yang mempengaruhi denyut jantung, karakteristik inotropik dari jantung, dan tonus vaskular
Berubahnya transpor ion dalam sel
3
Pathway Hipertensi 0100090000032a0200000200a20100000000a201000026060f003a03574d4643010000000 0000100c67c0000000001000000180300000000000018030000010000006c000000000000 00000000001f000000420000000000000000000000374400002229000020454d460000010 01803000012000000020000000000000000000000000000004c0b00001d100000cc000000 23010000000000000000000000000000e01c0300b8700400160000000c000000180000000 a0000001000000000000000000000000900000010000000ab090000d6050000250000000c 0000000e000080250000000c0000000e000080120000000c0000000100000052000000700 1000001000000c9ffffff000000000000000000000000900100000000000004400022430061 006c006900620072006900000000000000000000000000000000000000000000000000000 0000000000000000000000000000000000000000000000000000011002430110010000000 88331100083111005251216a883311008030110010000000f03111006c3311002451216a8 8331100803011002000000049649701803011008833110020000000ffffffff1c494401d064 9701ffffffffffff0180ffff0180bf020180ffffffff0000000000080000000800006400590701000 000000000006801000025000000552e90010008020f0502020204030204ff0200e1ffac0040 09000000000000009f01000000000000430061006c0069006200720000000000430065006 e007400750072007900200047006f00b43011009c388f011f00000001000000f0301100f030 1100e8788d011f000000183111001c4944016476000800000000250000000c00000001000 000250000000c00000001000000250000000c00000001000000180000000c000000000000 02540000005400000000000000000000001f0000004200000001000000e4b9e140d6bee14 00000000034000000010000004c000000040000000000000000000000ab090000d5050000 5000000020009d862000000046000000280000001c0000004744494302000000fffffffffffff fffab090000d60500000000000046000000140000000800000047444943030000002500000 00c0000000e000080250000000c0000000e0000800e000000140000000000000010000000 140000000400000003010800050000000b0200000000050000000c022b01ef01040000002 e0118001c000000fb020300010000000000bc02000000000102022253797374656d003f00 003f3f3f3f3f3f3f3f3f3f0800000001003f3f3f3f3f00040000002d010000040000002d010000 04000000020101001c000000fb02f5ff0000000000009001000000000440002243616c6962 726900000000000000000000000000000000000000000000000000040000002d010100040 000002d010100040000002d010100050000000902000000020d000000320a0a000000010 0040000000000ee012b0120000600040000002d010000040000002d010000030000000000 Kelebihan volume cairan
4. GEJALA
Pada sebagian besar penderita, hipertensi tidak menimbulkan gejala; meskipun secara tidak sengaja beberapa gejala terjadi bersamaan dan dipercaya berhubungan dengan tekanan darah tinggi (padahal sesungguhnya tidak). Gejala yang dimaksud adalah sakit kepala, perdarahan dari hidung, pusing, wajah kemerahan dan kelelahan; yang bisa saja terjadi baik pada penderita hipertensi, maupun pada seseorang dengan tekanan darah yang normal. Jika hipertensinya berat atau menahun dan tidak diobati, bisa timbul gejala berikut:
4
- sakit kepala
- gelisah
- kelelahan
- pandangan menjadi kabur (yang terjadi
- mual
karena adanya kerusakan pada otak,
- muntah
mata, jantung dan ginjal)
- sesak nafas Kadang penderita hipertensi berat mengalami penurunan kesadaran dan bahkan koma karena terjadi pembengkakan otak. Keadaan ini disebut ensefalopati hipertensif, yang memerlukan penanganan segera. Krisis hipertensi merupakan suatu keadaan klinis yang ditandai oleh tekanan darah yang sangat tinggi yang kemungkinan dapat menimbulkan atau telah terjadinya kelainan organ target. Biasanya ditandai oleh tekanan darah >180/120 mmHg. Pada hipertensi emergensi tekanan darah meningkat ekstrim disertai dengan kerusakan organ target akut yang bersifat progresif, sehingga tekanan darah harus diturunkan segera (dalam hitungan menit – jam) untuk mencegah kerusakan organ target lebih lanjut. Contoh gangguan organ target akut: encephalopathy, pendarahan intrakranial, gagal ventrikel kiri akut disertai edema paru, dissecting aortic aneurysm , angina pectoris tidak stabil, dan eklampsia atau hipertensi berat selama kehamilan.
Hipertensi urgensi adalah tingginya tekanan darah tanpa disertai kerusakan organ target yang progresif. Tekanan darah diturunkan dengan obat antihipertensi oral ke nilai tekanan darah pada tingkat 1 dalam waktu beberapa jam s/d beberapa hari.
5. KOMPLIKASI
Tekanan darah tinggi dalam jangka waktu lama akan merusak endothel arteri dan mempercepat atherosklerosis. Komplikasi dari hipertensi termasuk rusaknya organ tubuh seperti jantung, mata, ginjal, otak, dan pembuluh darah besar. Hipertensi adalah faktor resiko utama untuk penyakit serebrovaskular (stroke, transient ischemic attack ), penyakit arteri koroner (infark miokard, angina), gagal ginjal, dementia, dan atrial fibrilasi. Bila penderita hipertensi memiliki faktor-faktor resiko kardiovaskular lain (tabel 3), maka akan meningkatkan mortalitas dan morbiditas akibat gangguan kardiovaskularnya tersebut. Menurut Studi Framingham, pasien dengan hipertensi mempunyai peningkatan resiko yang bermakna untuk penyakit koroner, stroke, penyakit arteri perifer, dan gagal jantung.
5
0100090000032a0200000200a20100000000a201000026060f003a03574d4643010000000 0000100c67c0000000001000000180300000000000018030000010000006c000000000000 00000000001f000000420000000000000000000000374400002229000020454d460000010 01803000012000000020000000000000000000000000000004c0b00001d100000cc000000 23010000000000000000000000000000e01c0300b8700400160000000c000000180000000 a0000001000000000000000000000000900000010000000ab090000d6050000250000000c 0000000e000080250000000c0000000e000080120000000c0000000100000052000000700 1000001000000c9ffffff000000000000000000000000900100000000000004400022430061 006c006900620072006900000000000000000000000000000000000000000000000000000 0000000000000000000000000000000000000000000000000000011002430110010000000 88331100083111005251216a883311008030110010000000f03111006c3311002451216a8 8331100803011002000000049649701803011008833110020000000ffffffff1c494401d064 9701ffffffffffff0180ffff0180bf020180ffffffff0000000000080000000800006400590701000 000000000006801000025000000552e90010008020f0502020204030204ff0200e1ffac0040 09000000000000009f01000000000000430061006c0069006200720000000000430065006 e007400750072007900200047006f00b43011009c388f011f00000001000000f0301100f030 1100e8788d011f000000183111001c4944016476000800000000250000000c00000001000 000250000000c00000001000000250000000c00000001000000180000000c000000000000 02540000005400000000000000000000001f0000004200000001000000e4b9e140d6bee14 00000000034000000010000004c000000040000000000000000000000ab090000d5050000 5000000020009d862000000046000000280000001c0000004744494302000000fffffffffffff fffab090000d60500000000000046000000140000000800000047444943030000002500000 00c0000000e000080250000000c0000000e0000800e000000140000000000000010000000 140000000400000003010800050000000b0200000000050000000c022b01ef01040000002 e0118001c000000fb020300010000000000bc02000000000102022253797374656d003f00 003f3f3f3f3f3f3f3f3f3f0800000001003f3f3f3f3f00040000002d010000040000002d010000 04000000020101001c000000fb02f5ff0000000000009001000000000440002243616c6962 726900000000000000000000000000000000000000000000000000040000002d010100040 000002d010100040000002d010100050000000902000000020d000000320a0a000000010 0040000000000ee012b0120000600040000002d010000040000002d010000030000000000
6
Rencana Tindakan Keperawatan
Diagnosa keperawatan
Tujuan dan kriteria
intervensi
hasil Penurunan curah
Tujuan :
jantung b.d
Tidak terjadi penurunan
peningkatan afterload
curah jantung selama dip
Mandiri
1. Pantau TD ukur pada kedua
1. Perban
tangan untuk evaluasi awal.
gambar
anti
keterlib
Criteria hasil :
-
Klien
2. Denyut
denyutan sentral dan perifer.
femoral
menunjukkan
tungkai
TD dalam batas
efek da
normal: 120/70
-
2. Catat keberadaan, kualitas
Klien
3. Auskultasi tonus jantung dan
3. S4 terd
bunyi napas.
berat k
memperlihatkan
perkem
irama dan
hipertro
frekuensi dalam
4. Amati warna kulit,
4. Adanya
rentang normal:
kelembaban, suhu dan masa
masa p
regular frekuensi
pengisian kapiler.
berkait mencer
80x/menit.
5. Dapat 5. Catat adanya edema umum.
vascula
6. Pertahankan pembatasan
6. Menuru
aktivitas istirahat, bantu
mempe
pasien melakukan aktivitas
penyaki
perawatan diri sesuai dengan kebutuhan.
1. Pembata
Kolaborasi
dengan r
1. Berikan pembatasan cairan
menurun
dan diit natrium sesuai
Penggua mun kin
indikasi.
7
untuk m 2. Berikan obat bloker ganglion seperti kaptropil
Diagnosa keperawatan
Tujuan dan kriteria
intervensi
hasil
Nyeri ( sakit kepala )
Tujuan :
1. Pertahankan tirah baring,
berhubungan dengan
Nyeri atau sakit kepala
lingkungan yang tenang,
peningkatan tekanan
hilang atau berkurang
sedikit penerangan.
vaskuler serebral
setelah dilakukan
menggunkan penggunaan
selama 2 x 24 jam
nikotin.
Kriteria hasil :
-
2. Dapat m
3. Aktivitas
3. hilangkan atau minimalkan
Pasien
aktivitas fase konstriksi dijual
mengungkapkan
dan dapat , mengejan, batuk
tidak
panjang dan membungkuk.
adanya
sakit kepala
-
relaksasi
2. Hindari merokok atau
tindakan keperawatan
-
1. Memini
Pasien
menyeba peningk
Kolaborasi:
tampak
4. Berikan yang sesuai analgesic.
4. Menuru
nyaman.
menurun
TTV dalam batas
simpatis.
normal:
TD
120/70
mmHg,
N:
80x/menit,
RR:
20x/menit,
dan S: 36,0
8
9
DAFTAR PUSTAKA
Almatsier, Sunita. 2004. Penuntun Diet edisi baru. Jakarta : Gramedia Depkes, Direktorat Bina Farmasi Komunitas Dan Klinik, Ditjen Bina Kefarmasian Dan Alat Kesehatan. PHARMACEUTICAL CARE UNTUK PENYAKIT HIPERTENSI . 2006 Doenges, E. Marilynn dan MF. Moorhouse, 2001, Rencana Asuhan Keperawatan, (Edisi III), EGC, Jakarta. Goodman, Cathrine Cavallaro .1998. Pathology Implication for The Physical Therapist . US : W. B. Saunders company Ruhyanuddin, Faqih. 2006. Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Gangguan Sistem
KARDIOVASKULER. Malang : UMM Press Stump, Kathleen Mahan, Sylvia Escoot. 1996. Krause’s Food, Nutrition, & Diet Therapy . 9th edition. W. B. Saunders Company www.kalbe.co.id www.medicastore.com www.wikipedia.com
LAMPIRAN
OBAT-OBAT ANTIHIPERTENSI YANG UTAMA Kelas
Nama obat
Dosis lazim (mg/hari)
Freq / hari
Diuretik
Tiazid
Loop
Penahan kalium
Komentar
Pemberian pagi hari untuk menghindari diuresis malam hari, sebagai antihipertensi gol.tiazid lebih efektif dari diuretik loop kecuali pada pasien dengan GFR rendah (± ClCr<30 ml/min); gunakan dosis lazim untuk mencegah efek samping metabolik,; hiroklorotiazid (HCT) dan klortalidon lebih disukai, dengan dosis efektif maksimum 25 mg/hari; klortalidon hampir 2 kali lebih kuat dibanding HCT; keuntungan tambahan untuk pasien osteoporosis; monitoring tambahan untuk pasien dengan sejarah pirai atau hiponatremia Klortalidon Hidroklorotiazi d Indapamide Metolazone Bumetanide Furosemide Torsemide
6.25-25 12.5-50 1.25-2.5 0.5
1 1 1 1
0.5-4 20-80 5
2 2 1
Pemberian pagi dan sore untuk mencegah diuresis malam hari; dosis lebih tinggi mungkin diperlukan untuk pasien dengan GFR sangat rendah atau gagal Jantung
Triamteren Triamteren/ HCT
50-100 37.5-75/ 25-50
1 atau 2 1
Pemberian pagi dan sore untuk mencegah diuresis malam hari; diuretik lemah, biasanya dikombinasi dengan diuretik
11
tiazid untuk meminimalkan hipokalemia; karena hipokalemia dengan dosis rendah tiazid tidak lazim, obatobat ini diberikan pada pasien yang mengalami hipokalemia akibat diuretik; hindari pada pasien dengan penyakit ginjal kronis (± ClCr<30 ml/min); dapat meyebabkan hiperkalemia, terutama kombinasi dengan ACEI, ARB, atau supplemen kalium Antagonis Aldostero n
Eplerenone Spironolakton Spironolakton / HCT
50-100 25-50 25-50 / 25-50
1 atau 2 1
Pemberian pagi dan sore untuk mencegah diuresis malam hari; diuretic ringan biasanya di kombinasi dengan tiazid untuk meminimalkan hipokalemia; karena hipokalemia dengan diuretic tiazid dosis rendah tidak lazim, obat-obat ini biasanya dipakai untuk pasien-pasien yang mengalami diureticinduced hipokalemia; hindari pada pasien dengan penyakit ginjal kronis (± ClCr < 30ml/ min); dapat menyebabkan hiperkalemia, terutama kombi nasi dengan ACEI, ARB, atau suplemen kalium)
ACE inhibitor
Benazepril Captopril Enalapril Fosinopril Lisinoril Moexipril Perindopril Quinapril Ramipril Trandolaapril Tanapres
10-40 12.5-150 5-40 10-40 10-40 7.5-30 4-16 10-80 2.5-10 1-4
1 atau 2 2 atau 3 1 atau 2 1 1 1 atau 2 1 1 atau 2 1 atau 2
Dosis awal harus dikurangi 50% pada pasien yang sudah dapat diuretik, yang kekurangan cairan, atau sudah tua sekali karena resiko hipotensi; dapat menyebabkan hiperkalemia pada pasien dengan penyakit ginjal kronis atau pasien yang juga mendapat diuretik penahan kalium, antagonis aldosteron,
atau ARB; dapat menyebabkan gagal ginjal pada pasien dengan renal arteri stenosis; jangan digunakan pada perempuan hamil atau pada pasien dengan sejarah angioedema Penyekat reseptor angiotensi n
Kandesartan Eprosartan Irbesartan Losartan Olmesartan Telmisartan Valsartan
Penyekat beta
Kardioselektif Atenolol Betaxolol Bisoprolol Metoprolo
Nonselektif Nadolol Propranolol Propranolol LA Timolol Sotalol
8-32 600-800 150-300 50-100 20-40 20-80 80-320
1 atau 2 1 atau 2 1 1 atau 2 1 1 1
Dosis awal harus dikurangi 50% pada pasien yang sudah dapat diuretik, yang kekurangan cairan, atau sudah tua sekali karena resiko hipotensi; dapat menyebabkan hiperkalemia pada pasien dengan penyakit ginjal kronis atau pasien yang juga mendapat diuretik penahan kalium, antagonis aldosteron, atau ACEI; dapat menyebabkan gagal ginjal pada pasien dengan renal arteri stenosis; tidak menyebabkan batuk kering seperti ACEI,; jangan digunakan pada perempuan hamil
25-100 5-20 2.5-10 50-200 50-200
1 1 1 1 1
Pemberhentian tiba-tiba dapat menyebabkan rebound hypertension ; dosis rendah s/d sedang menghambat reseptor β1, pada dosis tinggi menstimulasi reseptor β2; dapat menyebabkan eksaserbasi asma bila selektifitas hilang; keuntungan tambahan pada pasien dengan atrial tachyarrythmia atau preoperatif hipertensi
40-120 160-480 80-320
1 2 1
Pemberhentian tiba-tiba dapat menyebabkan rebound hypertension, menghambat reseptor β1 dan β2 pada semua dosis; dapat memperparah asma; ada keuntungan
13
tambahan pada pasien dengan essensial tremor, migraine, tirotoksikosis Aktifitas simpatomimetik intrinsik Acebutolol Carteolol Pentobutolol Pindolol
200-800 2.5-10 10-40 10-60
2 1 1 2
Campuran penyekat α dan
β Karvedilol Labetolol Antagonis kalsium
Dihidropiridin Amlodipin Felodipin Isradipin Isradipin SR Lekarnidipin Nicardipin SR Nifedipin LA Nisoldipin
Nondihidropiridin Diltiazem SR Verapamil SR
12.5-50 200-800
2.5-10 5-20 5-10 5-20 60-120 30-90 10-40
180-360
2 2
1 1 2 1 2 1 1
1 1
Pemberhentian tiba-tiba dapat menyebabkan rebound hypertension; secara parsial merangsang reseptor β sementara menyekat terhadap rangsangan tambahan; tidak ada keuntungan tambahan untuk obat-obat ini kecuali pada pasien-pasien dengan bradikardi, yang harus mendapat penyekat beta; kontraindikasi pada pasien pasca infark miokard, efek samping dan efek metabolik lebih sedikit, tetapi tidak kardioprotektif seperti penyekat beta yang lain. Pemberhentian tiba-tiba dapat menyebabkan rebound hypertension ; penambahan penyekat α meng akibatkan hipotensi ortostatik Dihidropiridin yang bekerja cepat (long-acting) harus dihindari, terutama nifedipin dan nicardipin; dihidropiridin adalah vasodilator perifer yang kuat dari pada nondihidropiridin dan dapat menyebabkan pelepasan simpatetik refleks (takhikardia), pusing, sakit kepala, flushing, dan edema perifer; keuntungan tambahan pada sindroma Raynaud Produk lepas lambat lebih disukai untuk hipertensi; obatobat ini menyekat slow channels di jantung dan menurunkan denyut jantung;
dapat menyebabkan heart block; keuntungan tambahan untuk pasien dengan atrial takhiaritmia
OBAT-OBAT ANTIHIPERTENSI ALTERNATIF
Kelas
Nama obat
Dosis lazim (mg/hari)
Freq / hari
Komentar
Penyekat alfa-1
Doxazosin Prazosin Terazosin
1-8 2-20 1-20
1 2 atau 3 1 atau 2
Dosis pertama harus diberikan malam sebelum tidur; beritahu pasien untuk berdiri perlahan-lahan dari posisi duduk atau berbaring untuk meminimalkan resiko hipotensi ortostatik; keuntungan tambahan untuk laki-laki dengan BPH (benign prostatic hyperplasia)
Agonis sentral
Klonidin Metildopa
01-0.8 250-1000
2 2
Pemberhentian tiba-tiba dapat menyebabkan rebound hypertension; paling efektif bila diberikan bersama diuretik untuk mengurangi retensi cairan
Antagonis Adrenergik Perifer
Reserpin
0.05-0.25
Vasodilator arteri langsung
Minoxidil Hidralazin
10-40 20-100
α-2
Gunakan dengan diuretik untuk mengurangi retensi cairan 1 atau 2 2 atau 4
Gunakan dengan diuretic dan penyekat beta untuk mengurangi retensi cairan dan refleks takhikardi
15