BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Latar Belakan Belakang g Masa Masalah lah
Bahasa adalah bentuk aturan atau sistem lambang yang digunakan anak dalam dalam berkom berkomuni unikas kasii dan beradap beradaptas tasii dengan dengan lingkun lingkungann gannya ya yang dila dilaku kuka kan n untu untuk k bert bertuk ukar ar gaga gagasa san, n, piki pikira ran n dan dan emos emosi. i. Baha Bahasa sa bisa bisa diekspresikan melalui bicara mengacu pada simbol verbal. Selain itu bahasa dapat juga diekspresikan melalui tulisan, tanda gestural dan musik. Bahasa juga dapat mencakup aspek komunikasi nonverbal seperti gestikulasi, gestural atau pantomim.(1)
Gangguan bicara dan bahasa adalah salah satu penyebab gangguan perkembangan yang paling sering ditemukan pada anak. Keterlambatan bicara b icara adalah adalah keluhan keluhan utama utama yang sering sering dicema dicemaska skan n dan dikeluh dikeluhkan kan orang orang tua kepada dokter. Gangguan ini semakin hari tampak semakin meningkat pesat.(1)
aki!laki aki!laki diidenti"ikasi diidenti"ikasi memiliki gangguan bicara dan bahasa hampir dua kali kali lebih lebih banyak banyak daripa daripada da #anita #anita.. $enurut $enurut peneli penelitia tian n anak anak dengan dengan ri#ayat sosial ekonomi yang lemah memiliki insiden gangguan bicara dan bahasa yang lebih tinggi daripada anak dengan ri#ayat sosial ekonomi menengah ke atas.(%)
Studi &ochrane terakhir telah melaporkan data keterlambatan bicara, bahasa dan gabungan keduanya pada anak usia prasekolah dan usia sekolah. 'revalensi keterlambatan perkembangan bahasa dan bicara pada anak usia % sampai , tahun adalah !*+, prevalensi keterlambatan bahasa adalah %,! 1-+. Sebagian besar studi melaporkan prevalensi dari + sampai /+.(%)
'revalensi keterlambatan perkembangan berbahasa di 0ndonesia belum pernah
diteliti
secara
luas.
Kendalanya
dalam
menentukan
kriteria
keterlambata keterlambatan n perkembangan perkembangan berbahasa. berbahasa. ata di epartemen epartemen 2ehabilitas 2ehabilitasii $edik 2S&$ tahun %/, dari 11% jumlah kunjungan pasien anak terdapat 1,1+ 1,1+ anak anak terdia terdiagnos gnosis is keterl keterlamba ambatan tan bicara bicara dan bahasa. bahasa.
'enelit 'enelitian ian
3ahjuni tahun 1--* di salah satu kelurahan di 4akarta 'usat menemukan prevalensi keterlambatan bahasa sebesar -,+ dari %1 anak yang berusia ba#ah tiga tahun.(%)
B. Tujuan juan Penu Penulis lisan an
5ntuk mengetahui mengetahui "isiologi "isiologi bicara, bicara, "isiologi "isiologi pendengaran, pendengaran, etiologi, etiologi, pemeriksaan penunjang dan deteksi dini delayed speech.
BAB II LAPORAN KASUS
I.
IDENTITAS PASIEN
6ama
7 8n. 8n. 8
5sia
7 tahun
Berat Badan
7 1/ kg
9inggi Badan
7 1 cm
4enis Kelamin
7 aki!laki
8gama
7 0slam
8lamat
7 Karangsembung 1:, Kab. &irebon
9angga nggall 'em 'emer eriiksaa ksaan n
7 1 1 ;kt ;ktob ober er %1/ %1/
II.
ANAMNESIS
8namnesis diperoleh dengan cara alloanamnesis terhadap orang tua pasien saat kontrol di 'oli 9<9 2S5 3aled 3aled
A. Keluhan Keluhan Utaa Utaa
Belum bisa bicara
B.
Ri!a" !a"at Pe Pen"akit Se Sekarang
;rang tua pasien datang ke poli 9<9 2S5 3aled 3aled karena anaknya yang yang suda sudah h beru berusi siaa tahun tahun,, belum belum bisa bisa bica bicara ra denga dengan n lanca lancar. r. $enu $enuru rutt orangtuanya, orangtuanya, kemampuan berbicara berbicara pasien pasien dirasa dirasa lebih lambat dibandingkan dibandingkan dengan anak seusiany seusianya. a. i usia tahun ini pasien pasien baru bisa mengoceh mengoceh dan mengucapkan mengucapkan satu sampai dua kata saja, seperti =mama>, =papa>, =makan>, dan kata!kata lain yang tidak spesi"ik. spesi"ik. 'asien belum bisa mengkombinasika mengkombinasikan n
kata kata dan belum bisa menirukan bunyi kata!kata. 'asien belum bisa mengenal nama dirinya sendiri, sulit menyebutkan nama!nama benda, dan sulit mengungkapkan keinginannya. Selain sulit berbicara, orangtua pasien juga mengeluhkan saat dipanggil, pasien jarang menoleh, hanya menoleh ketika disentuh saja. Saat ada suara keras seperti petir, pasien juga jarang menunjukkan respon apapun. 'asien juga dirasakan jarang memahami perintah sederhana yang diberikan kedua orang tuanya. 'asien tidak pernah mengeluhkan nyeri telinga, keluar cairan dari telinga disangkal, ri#ayat trauma pada telinga disangkal, ri#ayat benda asing pada telinga juga disangkal.
#. Ri!a"at Pen"akit Dahulu
2i#ayat kejang
7 disangkal
2i#ayat alergi obat : makanan
7 disangkal
2i#ayat sesak napas
7 (?)
2i#ayat dira#at di 2S
7 pasien pernah dira#at di 2S satu kali dengan keluhan sesak napas 1 tahun yang lalu
2i#ayat trauma dan jatuh
7 disangkal
D. Ri!a"at Pen"akit Keluarga
2i#ayat penyakit serupa
7 saudara
kembar
pasien
mengalami keluhan serupa. 2i#ayat kelainan ba#aan
7
disangkal
2i#ayat alergi obat : makanan
7 disangkal
2i#ayat kejang pada keluarga
7 disangkal
E. Ri!a"at Pen"akit "ang Pernah Di$erita
@aringitis
(!)
$orbili
(!)
'ertusis
(!)
i"teri
(!)
Aaricella
(!)
'olio
(!)
&acingan
(!)
Gegar otak
(!)
@raktur
(!)
%. Ri!a"at Pri&a$i $an S'sial Ek'n'i
'asien tinggal di rumah bersama kedua orangtuanya, satu orang kakaknya, dan satu saudara kembar. $enurut pengakuan orang tua pasien, kakaknya
tidak
mengalami keterlambatan bicara ataupun mengalami
gangguan pendengaran. ;rang tua pasien sering mengajak anaknya bicara, bermain bersama anak, dan mengajarkan anaknya berbicara. 8yah pasien bekerja sebagai buruh pabrik, penghasilan %.. per bulan. ;rang tua pasien memeriksakan pasien dengan B'4S.
(. Ri!a"at Peeriksaan Kehailan $an Prenatal
0bu pasien hamil dalam usia tahun dan merupakan kehamilan yang ke!%. 'asien memeriksakan kehamilannya secara teratur ke bidan, yaitu pertama pada umur kehamilan 1 bulan. 'ada trimester pertama dan kedua 1 kali sebulan. 'ada trimester ketiga, periksa ke bidan setiap % minggu sekali. 0bu mendapatkan asupan @e dan nutrisi yang cukup selama kehamilan. 9idak didapatkan adanya keluhan selama kehamilan. 2i#ayat sakit berat, konsumsi obat!obatan, atau trauma saat kehamilan juga disangkal.
H. Ri!a"at Kelahiran
'asien lahir di 2S5 3aled dengan section caesarea atas indikasi gemelli dengan letak lintang, pada usia kehamilan * minggu, kedua bayi langsung menangis segera setelah lahir dan tidak tampak kebiruan. Berat
#aktu lahir %C gram, panjang badan saat lahir * cm. Bayi tidak pernah dira#at di 2S, sakit kuning disangkal, ri#ayat kejang disangkal.
I. Ri!a"at Peeriksaan P'st Natal
2utin ke posyandu tiap bulan untuk timbang dan mendapatkan imunisasi.
). Ri!a"at Iunisasi
0munisasi
8#al 5sia 1 hari
5langan
B&G
5sia 1 bulan
'9!
5sia % bulan
5sia dan bulan
'olio
5sia 1 bulan
5sia %, dan bulan
&ak 5sia - bulan Kesimpulan 7 pasien mendapatkan imunisasi dasar lengkap
K. (en'gra
An. A 4 tahun
III.PEMERIKSAAN %ISIK A. Status (eneralis
1.
%.
Keadaan 5mum
7 baik
Kesadaran
7 compos mentis
Status giDi
7 kesan giDi cukup
9anda vital S
7 /, o&
6
7 1 E:menit, reguler, simetris, isi dan tegangan cukup.
22
7 %/ E:menit, reguler
.
Kulit 7 #arna kecoklatan, kelembaban baik, turgor baik.
.
Kepala 7 bentuk mesocephal, sutura sudah menutup, rambut hitam tidak mudah rontok dan sukar dicabut. ingkar kepala cm (!%S K S, normocephal)
.
$uka 7 sembab (!), #ajah do#n syndrome (!), laserasi (!)
/.
$ata 7 co#ong (!:!), slanted eyes (!:!), bulu mata hitam lurus tidak rontok, conjunctiva anemis (!:!), sclera ikterik (!:!), strabismus (!), Eero"talmia (!),
C.
*.
$ulut 7 sianosis (!), mukosa basah (?)
-.
9enggorokan 7 uvula di tengah, tonsil 91 F91, "aring hiperemis (!)
1. 9elinga 7 bentuk aurikula deEtra et sinistra normal, microtia (!:!), kelainan $8 (!), serumen (?:!), secret (!:!), $9 intak 11. eher 7 bentuk normal, trachea ditengah, kelenjar thyroid tidak membesar. 1%. im"onodi
7
kelenjar
lim"e
auricular,
submandibuler,
suparaklavikularis, aksilaris, dan inguinalis tidak membesar. 1. 9horaE 7 bentuk normothoraE, retraksi (!), gerakan simetris ka H ki &or 7
0nspeksi
7 0ctus cordis tidak tampak
'alpasi
7 0ctus cordis tidak kuat angkat
'erkusi
7 Batas jantung kesan tidak melebar
servikalis,
Kiri atas
7 S0& 00 'SS
Kiri ba#ah
7 S0& 0A 'SS
Kanan atas
7 S0& 00 'S
Kanan ba#ah 7 S0& 0A 'S
'ulmo 7
1. 8bdomen 7
8uskultasi
7 B4 0!00 intensitas normal, reguler, bising (!)
0nspeksi
7 'engembangan dada kanan H kiri
'alpasi
7 @remitus raba kanan H kiri
'erkusi
7 Sonor : Sonor di semua lapang paru
Batas paru!hepar
7 S0& A kanan
Batas paru!lambung
7 S0& A0 kiri
2edup relati" di
7 S0& A kanan
2edup absolut
7 S0& A0 kanan (hepar)
8uskultasi
7 S vesikuler (?:?), S9 (!:!)
0nspeksi
7 dinding dada sejajar dinding perut
8uskultasi
7 peristaltik (?) normal
'erkusi
7 tympani
'alpasi
7 supel, nyeri tekan (!), hepar tidak teraba, lien tidak teraba.
1. 5rogenital
7 penis (?) ukuran normal, hipospadia:epispadia (!), testis (?)
1/. kstremitas 7 8kral hangat, &29 % detik 1C. Kuku
7 keruh (!), spoon nail (!), konka" (!)
1*. Status 6eurologis 6. 00
7 dalam batas normal
6. 000, 0A, A0
7 dalam batas normal
6. A
7 dalam batas normal
6. A00
7 dalam batas normal
6. A000
7 dalam batas normal
6. 0I, I, I0, I00 7 dalam batas normal 2e"leks @isiologis 7 dalam batas normal 2e"leks 'atologis 7 (!) $eningeal Sign
7 (!)
B. Status L'kalis *.
Peeriksaan telinga
6o
'emeriksaan
9elinga kanan
9elinga kiri
. 1. %.
9elinga 9ragus 8uricula
6yeri tekan (!), edema (!) 6yeri tekan (!), edema (!) Bentuk dan ukuran dalam batas Bentuk dan ukuran dalam batas normal, hematoma (!), nyeri normal, hematoma (!), nyeri
.
.
&8
$embran timpani
tarik aurikula (!) tarik aurikula (!) Serumen (?), hiperemis (!), Serumen (!), hiperemis (!), "urunkel (!), edema (!), otorhea
"urunkel (!), edema (!), otorhea
(!)
(!)
0ntak. 2etraksi (!), bulging (!), 0ntak. 2etraksi (!), bulging (!), hiperemi
(!),
edema
(!), hiperemi
per"orasi (!), cone o" light (?)
(!),
edema
(!),
per"orasi (!), cone o" light (?)
I+. Peeriksaan hi$ung
Peeriksaan hi$ung De,tra
Sinistra
Bentuk normal
Bentuk normal
Sekret
!
+. Pe
!
$ukosa konka media
$ukosa
konka
in"erior $eatus media
$eatus in"erior
Septum
eviasi (!)
eviasi (!)
$assa
(!), polip (!)
(!), polip (!)
eriksaan Tengg'r'kan
Bibir $ulut Geligi Ginggiva idah
$ukosa bibir basah, ber#arna merah muda (6) $ukosa mulut basah ber#arna merah muda, stomatitis (!) 3arna kuning gading, caries (!), gangren(!), berlubang (!) 3arna merah muda, sama dengan daerah sekitar 9idak ada ulkus, pseudomembrane (!), dalam batas normal,
5vula 'alatum mole @aring
luka (!) Bentuk normal, hiperemis (!), edema (!) 5lkus (!), hiperemi (!) $ukosa hiperemi (!), re"leE muntah (?), membrane (!), eksudat (!)
9onsila palatine
Kanan
Kiri
5kuran 3arna 'ermukaan Kripte etritus ksudat 'eri 9onsil @ossa 9onsillaris
91
91
dan 8rkus @aringeus +I.
Peeriksaan Maksil'-aialis Kanan
Kiri
Bentuk dema $assa 'arese 6 Kranialis
Simetris, tidak tampak "acies adenoid (!) (!) (!) (!) (!) (!)
A00 6yeri tekan Krepitasi
(!) (!)
(!) (!)
+II. Peeriksaan Leher
eviasi trakhea (!), 'embesaran Kelenjar Getah Bening (!), 'embesaran kelenjar parotis (!)
+.
RESUME
;rang tua pasien datang ke poli 9<9 2S5S 3aled karena anaknya yang sudah berusia tahun, belum bisa bicara dengan lancar. $enurut orangtuanya, kemampuan berbicara pasien dirasa lebih lambat dibandingkan dengan anak seusianya. i usia tahun ini pasien baru bisa mengoceh dan mengucapkan satu sampai dua kata saja, seperti =mama>, =papa>, =makan>, dan kata!kata lain yang tidak spesi"ik. 'asien belum bisa mengkombinasikan
kata kata dan belum bisa menirukan bunyi kata!kata. 'asien belum bisa mengenal nama dirinya sendiri, sulit menyebutkan nama!nama benda, dan sulit mengungkapkan keinginannya. Selain sulit berbicara, orangtua pasien juga mengeluhkan saat dipanggil, pasien jarang menoleh, hanya menoleh ketika disentuh saja. Saat ada suara keras seperti petir, pasien juga jarang menunjukkan respon apapun. 'asien juga dirasakan jarang memahami perintah sederhana yang diberikan kedua orang tuanya. 'ada pemeriksaan "isik didapatkan tanda vital dalam batas normal, kesan status giDi cukup, ditemukan adanya serumen impacted pada telinga kanan, tidak ditemukan kelainan lain pada pemeriksaan status generalis.
+I.
DIA(NOSIS KER)A
Speech delay ? serumen impacted 8
+II.
PENATALAKSANAAN
1.
dukasi orangtua pasien tentang penyakitnya
%.
@isioterapi #icara
.
0rigasi telinga kanan untuk membersihkan serumen
+III. PLANNIN(
1. 'emeriksaan ;8 (Otoacoustic Emissions) %.'emeriksaan B28 ( Brainstem Evoked Response Audiometry) .Konsul 2ehabilitasi $edik . Konsul 8nak
I/.
PRO(NOSIS
8d vitam
7 bonam
8d sanam
7 dubia
8d "ungsionam
7 dubia
BAB III TIN)AUAN PUSTAKA
A. %isi'l'gi Biara
$enurut beberapa ahli komunikasi, bicara adalah kemampuan anak
untuk
berkomunikasi
dengan
bahasa
oral
(mulut)
yang
membutuhkan kombinasi yang serasi dari sistem neuromuskular untuk mengeluarkan "onasi dan artikulasi suara. 'roses bicara melibatkan beberapa sistem dan "ungsi tubuh, melibatkan sistem pernapasan, pusat khusus pengatur bicara di otak dalam korteks serebri, pusat respirasi di dalam batang otak dan struktur artikulasi, resonansi dari mulut serta rongga hidung. (1) 9erdapat % hal proses terjadinya bicara, yaitu proses sensoris dan motoris. 8spek sensoris meliputi pendengaran, penglihatan, dan rasa raba ber"ungsi untuk memahami apa yang didengar, dilihat dan dirasa. 8spek motorik yaitu mengatur laring, alat!alat untuk artikulasi, tindakan artikulasi dan laring yang bertanggung ja#ab untuk pengeluaran suara.
i dalam otak terdapat pusat yang mengatur mekanisme berbahasa, dua pusat bersi"at resepti" yang mengurus penangkapan bahasa lisan dan tulisan serta satu pusat lainnya bersi"at ekspresi" yang mengurus pelaksanaan bahsa lisan dan tulisan. Ketiganya berada di hemis"er dominan dari otak atau sistem susunan sara" pusat. Kedua pusat bahasa resepti" tersebut adalah area 1 dan % disebut area #ernick, merupakan pusat persepsi auditoro!leksik yaitu mengurus pengenalan dan pengertian segala sesuatu yang berkaitan dengan bahasa lisan (verbal). 8rea - broadman adalah pusat persepsi visuo!leksik yang mengurus pengenalan dan pengertian segala sesuatu yang bersangkutan dengan bahasa tulis. Sedangkan area Broca adalah pusat bahasa ekspresi". Ketiga pusat tersebut berhubungan satu sama lain melalui serabut asosiasi.
B. %isi'l'gi Pen$engaran
Saat
mendengar
ditimbulkan akan masuk
pembicaraan
maka
getaran
udara
yang
melalui lubang telinga luar kemudian
menimbulkan getaran pada membrane timpani. ari sini rangsangan diteruskan oleh ketiga tulang kecil dalam telinga tengah ke telinga bagian dalam. i telinga bagian dalam terdapat reseptor sensoris untuk pendengaran yang disebut &oclea. Saat gelombang suara mencapai coclea maka impuls ini diteruskan oleh sara" A000 ke area pendengaran
primer di otak diteruskan ke area #ernick. Kemudian ja#aban di"ormulasikan dan disalurkan dalam bentuk artikulasi, diteruskan ke area motorik di otak yang mengontrol gerakan bicara. Selanjutnya proses bicara dihasilkan oleh getaran vibrasi dari pita suara yang dibantu oleh aliran udara dari paru!paru, sedangkan bunyi dibentuk oleh gerakan bibir, lidah dan palatum (langit!langit). 4adi untuk proses bicara diperlukan koordinasi sistem sara" motoris dan sensoris dimana organ pendengaran sangat penting.(1)
Proses reseptif – Proses dekode
Segera saat rangsangan auditori diterima, "ormasi retikulum pada batang otak akan menyusun tonus untuk otak dan menentukan modalitas dan rangsang mana yang akan diterima otak. 2angsang tersebut ditangkap oleh talamus dan selanjutnya diteruskan ke area korteks auditori pada girus
Girus dan area asosiasi auditori akan memilah in"ormasi bermakna yang masuk. Selanjutnya masukan linguistik yang sudah dikode, dikirim ke lobus temporal kiri untuk diproses. Sementara
masukan paralinguistik
berupa intonasi, tekanan, irama dan kecepatan masuk ke lobus temporal kanan. 8nalisa linguistik dilakukan pada area 3ernicke di lobus temporal kiri.
Girus angular dan supramarginal membantu proses integrasi in"ormasi visual, auditori dan raba serta per#akilan linguistik. 'roses dekode dimulai dengan dekode "onologi berupa penerimaan unit suara melalui telinga, dilanjutkan dengan dekode gramatika. 'roses berakhir pada dekode semantik dengan pemahaman konsep atau ide yang disampaikan le#at pengkodean tersebut.
Proses ekspresif – Proses encode
'roses produksi berlokasi pada area yang sama pada otak. Struktur untuk pesan yang masuk ini diatur pada area 3ernicke, pesan diteruskan melalui "asikulus arkuatum ke area Broca untuk penguraian dan koordinasi verbalisasi pesan tersebut. Signal kemudian mele#ati korteks motorik yang mengakti"kan otot!otot respirasi, "onasi, resonansi dan artikulasi. 0ni merupakan proses akti" pemilihan lambang dan "ormulasi pesan. 'roses enkode dimulai dengan enkode semantik yang dilanjutkan dengan enkode gramatika dan berakhir pada enkode "onologi. Keseluruhan proses enkode ini terjadi di otak:pusat pembicara.
i antara proses dekode dan enkode terdapat proses transmisi, yaitu pemindahan atau penyampaian kode atau disebut kode bahasa. 9ransmisi ini terjadi antara mulut pembicara dan telinga pendengar. 'roses decode!encode diatas disimpulkan sebagai proses komunikasi. alam proses perkembangan
bahasa, kemampuan menggunakan bahasa resepti" dan ekspresi" harus berkembang dengan baik.
#. Eti'l'gi
'enyebab Gangguan Bicara dan Bahasa menurut Blager B@()
Penyebab
Efek pada Perkembangan Bicara
1. Lingkungan
a. Sosial ekonomi kurang
a. Terlambat
b. Tekanan keluarga
b. Gagap
c. Keluarga bisu
c.Terlambat pemerolehan bah asa
d.Dirumah menggunakan bahasa d.Terlambat pemerolehan stru ktur bahasa bilingual
2. Emosi
a.
Terlambat pemerolehan baha sa a. Ibu yang tertekan
b. Terlambat atau gangguan perkembangan bahasa
b.Gangguan serius pada orang tu
c. Terlambat atau gangguan
a
perkembangan bahasa
c.Gangguan serius pada anak
3. Masalah pendengaran
a.
a.Terlambat atau gangguan bica
Kongenital
ra permanen
b.Terlambat atau gangguan bica ra permanen
b.Didapat
4.Perkembangan terlambat
a. Perkembangan lambat
a. Terlambat bicara
b.Retardasi mental
b. Pasti terlambat bicara
. !acat ba"aan
a.Palatoschiis
a.Terlambat dan terganggu kem ampuan bicara
b.Kemampuan bicaranya lebih r b.Sindrom Do!n endah
#. $erusakan otak
a.
a.
Kelainan neuromuscular
"empengaruhi kemampua n menghisap# menelan# men
gunyah dan akhirnya timb ul gangguan bicara dan artikulasi seper ti disartria
b.
Kelainan sensorimotor
b."empengaruhi kemamp uan menghisap#menelan# akhirnya menimbulkan ga ngguan artikulasi# seperti dispraksia
c.$erpengaruh pada perna pasan# makan dan timbul c. %uga masalah artikulasi ya Palsi serebral ng dapat mengakibatkan disartria dan dispraksia
d.Kesulitan membedakan suara# mengerti bahasa# si mbolisaasi# mengenal kon sep# akhirnya menimbulk d.Kelainan persepsi
an kesulitan bela%ar
di sekolah
alam literatur lain, disebutkan beberapa penyebab keterlambatan bicara dan berbahasa yang terlihat pada tabel di ba#ah ini 7 (1)
Pen"e&a&
Bahasa rese0ti-
Bahasa eks0resi-
Kea0uan P'la 0erke&angan 0eeahan asalah 1isu'2 't'r
Keterla&atan -ungsi'nal
6ormal
Kurang normal
6ormal
(angguan 0en$engaran
Kurang normal
Kurang normal
normal
isosiasi
Re$artasi ental
Kurang normal
Kurang normal
Kurang normal
Keterlambatan global
(angguan Kurang k'unikasi sentral normal
Kurang normal
normal
isosiasi, deviansi
Kesulitan &elajar
normal, kurang normal
6ormal
normal, kurang normal
isosiasi
Autis
Kurang normal
normal, 9ampaknya eviansi, disosiasi kurang normal normal, normal, selalu lebih baik dari bahasa
Mutise elekti-
6ormal
6ormal
normal, kurang normal
D. Peeriksaan Penunjang
a. 9S
B28
(Brainstem
voked
2esponse
8uditory)
atau
8B2
(8uditory Brainstem 2esponse).() $enguji kinerja seluruh alat pendengaran dari gendang telinga (telinga luar) sampai ke otak. &ara kerjanya dengan memberikan bunyik klik pada "rekuensi yang berbedaFbeda pada tingkat kekerasan yang berbedaFbeda pula responnya ditangkap langsung oleh sensor di otak. 9esnya tidak menyakitkan
(un!invasive), tidak perlu respon akti" dari pasien dan hasilnya menyeluruh. 9es ini adalah tes paling umum dalam mendeteksi gangguan pendengaran. b. 9S ;8 (;to 8coustic mission). $enguji kinerja alat pendengaran dari gendang sampai rumah siput tetapi terutama rumah siput. &ara kerjanya dengan memberikan nada murni ke telinga dan menangkap responnya melalui perubahan tekanan di saluran telinga. 9esnya juga tidak menyakitkan dan tidak memerlukan respon akti" dari pasien serta obyekti". Biasanya digunakan untuk mendeteksi gangguan pendengaran khususnya akibat gangguan di telinga tengah karena ;$, ;$8
atau
sensorinerual
hearing
loss
(S6<) yaitu kerusakan sel sara" di rumah siput. c. 9S 9J$'86;$920 $enguji kinerja alat pendengaran dari gendang sampai telinga tengah (tulang sanggurdi). &aranya mirip dengan ;8 tapi responnya dari de"leksi (perubahan gerak) gendang telinga. 9esnya juga tidak menyakitkan, obyekti" dan tidak perlu respon akti" dari pasien.
Biasanya digunakan untuk
mengeliminasi kemungkinan gangguan telinga tengah jika hasil ;8 menunjukkan respon negati". d. 9S 850;$920 'emeriksaan audiometri memerlukan 7 audiometer, ruang kedap suara, dan pasien yang kooperati". 'emeriksaan standar yang adalah 7 (/) audiometri nada murni
audiometri tutur 8udiometri nada murni adalah tes dasar untuk mengetahui ada tidaknya gangguan pendengaran. Selama tes, orang yang dites akan mendengar nada murni yang diberikan pada "rek#ensi yang berbeda melalui sebuah headphone atau ear phone. 0ntensitas nada berangsur!angsur dikurangi sampai ambang dengar, titik dimana suara terkecil yang dapat didengar akan diketahui.
1/!1* bulan
'erbendaharan 1 kata, beberapa ekolalia (meniru kata yang diucapkan orang lain), %+ dapat dimengerti orang lain
%%!% bulan
'erbendaharan kata, kalimat % kata, C+ dapat dimengerti orang lain
%!%, tahun
'erbendaharan M kata, termasuk nama, kalimat %! kata, mengerti % perintah sederhana sekaligus
! tahun
Kalimat dengan !/ kata N bertanya, bercerita, berhubungan dengan pengalaman, hampir semua
dimengerti orang lain ! tahun
Kalimat degan /!* kata, menyebut #arna, menghitung sampai 1
5ntuk memudahkan orangtua ada beberapa tahap bicara yang dapat dijadikan parameter. Seperti telah dijelaskan bah#a semakin dini diketahui adanya gangguan perkembangan, semakin cepat dapat dilakukan intervensi berupa stimulasi. Orangtua harus ulai !as0a$a &ila 3 •
(-)
'ada usia / bulan, bayi tidak melirik atau menoleh pada sumber suara yang datang dari belakang atau sampingnya
•
'ada usia 1 bulan, bayi tidak merespons bila dipanggil namanya
•
'ada usia 1 bulan, anak tidak mengerti atau merespons terhadap kata LtidakL atau LjanganL
•
'ada usia %1 bulan, anak tidak merespons terhadap perintah 7 duduk, kesini, atau berdiri
•
'ada usia % bulan, anak tidak dapat menunjuk dan menyebutkan bagian tubuh seperti mulut, hidung, mata atau kuping.
BAB I+ KESIMPULAN
1. 'roses terjadinya bicara ada dua, yaitu proses sensoris dan motoris. %. tiologi delayed speech antara lain "aktor lingkungan, emosi, masalah pendengaran, perkembangan terlambat, cacat ba#aan dan k erusakan otak. . 'emeriksaan penunjang pada delayed speech dapat berupa B28, ;8, tympanometri, audiometri dan 8SS2. . eteksi dini delayed speech sangat penting agar stimulasi dan intervensi dapat segera dilakukan.
DA%TAR PUSTAKA
8sad. %. Aspek Klinik Dan Sosiologik angguan Pendengaran Sensorineural Bilaterlal Kongenital Pada Anak Balita !ang Dideteksi Dengan Pemeriksaan BERA. 9esis 'rogram 'endidikan okter Spesialis Kesehatan 9<9!K. Bandung Berg, 8. ., 'rieve, B. 8., Serpanos, J. &., O 3heaton, $. 8. %11. "earing Screening in a #ell$%nfant &ursery' Profile of Automated ABR$(ailOAE$Pass* 'ediatrics + ,-. (%), %/-!%C. doi7 1.1%:peds. ily 2undjan, 0dham 8mir, 2onny Su#erno, 0ra#an $angunatmadja. %. Skrining angguan Pendengaran pada &eonatus Risiko /inggi* ivisi 'erinatologi epertemen 0lmu Kesehatan 8nak @K50!2S&$