BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
Discharge planning atau perencanaan pulang merupakan suatu proses yang dinamis agar tim kesehatan mendapatkan kesempatan untuk mempersiapkan pasien melakukan perawatan mandiri di rumah. Discharge rumah. Discharge planning merupakan merupakan suatu program perawatan yang diberikan mulai awal pasien masuk rumah sakit (awal MRS) sampai pasien dinyatakan pulang oleh tim kesehatan. Pemberian informasi tersebut dapat manambah pengetahuan pasien sehingga sehi ngga mampu merubah perilaku per ilaku yang mengganggu kesehatan. Pengetahuan tentang penyakitnya bagi pasien adalah sesuatu yang sangat membantu dalam proses perawatan. Sayangnya informasi penyakit dan perawatan bagi pasien secara menyeluruh tidak banyak didapatkan dari perawat. Padahal salah satu tugas perawat adalah educator . Mayoritas rumah sakit tidak menyadari bahwa Discharge Planning sangat diperlukan untuk mengatasi masalah terlalu lamanya pasien “menghuni” rumah sakit. Discharge Planning Discharge Planning sebagai sebagai salah satu upaya pendidikan kesehatan kepada pasien dalam meningkatkan perilaku, baik selama pasien dirawat maupun sebelum pasien pulang dari Rumah Sakit, perubahan perilaku yang diharapkan akan meminimalkan tingkat ketergantungan dan meningkatkan perbaikan kondisi pasien yang signifikan. signifikan . Kenyataannya Discharge Planning belum dilaksanakan dengan optimal. Dengan demikian
Discharge
Planning
diharapkan
dapat
meningkatkan
pemahaman bagi pasien, keluarga, serta untuk mengurangi angka kekambuhan pasien. Kinerja perawat yang mempunyai pengetahuan yang baik menunjukkan peningkatan penerapan Discharge Planning pada pasien yang dirawat, serta sikap yang positif ditunjukkan perawat akan berdampak terhadap peaksanaan penerapan Discharge Planning dalam memberikan asuhan keperawatan, sehingga bukti layanan keperawatan
1
akan memberikan citra yang adekuat pada RS dimasa yang akan datang, serta terpenuhi kebutuhan perawatan berkesinambungan, yang berdampak meminimalkan komplikasi penyakit pasien (Supriyono, 2006) Perawatan selama pasien di Rumah Sakit akan bermanfaat jika dilanjutkan dengan perawatan di rumah. Sampai dengan saat ini, perencanaan pulang bagi pasien yang di rawat di rumah sakit khususnya di Ruang Tulip RSUD Dr. Harjono Ponorogo sudah dilaksanakan dengan menggunakan format yang telah tersedia, tetapi hanya untuk pasien yang akan pulang. Sedangkan untuk pasien yang baru datang belum pernah dilaksanakan tetapi sudah direncanakan oleh ruangan. Discharge Planning yang telah dilakukan antara lain: penjelasan tentang kontrol, obat, aktivitas dan perawatan setelah dirumah. Sudah terdapat format perencanaan pasien pulang yang bersisi sama dengan format Discharge Planning yang sesuai, tetapi belum ada leafletnya dan saat klien pulang tidak mendapatkan kartu khusus Discharge Planning ataupun kartu kontrol.
B. Tujuan 1. Tujuan Umum
Setelah dilaksanakan praktek manajemen keperawatan diharapkan mahasiswa
dan perawat di Ruang Tulip RSUD Dr. Haarjono
Ponorogo mampu menerapkan Discharge Planning dengan baik dan benar. 2. Tujuan Khusus
a. Mengidentifikasi pasien yang akan dilakukan Discharge Planning b. Mengidentifikasi masalah pasien dalam Discharge Planning c. Memprioritaskan masalah untuk Discharge Planning d. Membuat jadwal pelaksanaan Discharge Planning untuk pasien. e. Melaksanakan Discharge Planning f. Membuat evaluasi selama pelaksanaan Discharge Planning g. Pendokumentasian Discharge Planning
2
C. Manfaat 1. Bagi Klien
a. Meningkatkan kemandirian klien dalam melakukan perawatan di rumah. b. Meningkatkan kemampuan klien dalam kesiapan melakukan perawatan di rumah. c. Meningkatkan
pengetahuan,
sikap
dan
keterampilan
dalam
memperbaiki dan mempertahankan status kesehatan klien. 2. Bagi Perawat
a. Terjadinya pertukaran informasi antara mahasiswa sebagai perawat dengan klien sebagai penerima pelayanan. b. Mengevaluasi
pengaruh
intervensi
yang
terencana
pada
penyembuhan pasien. c. Membantu
kemandirian
pasien
dalam
kesiapan
melakukan
perawatan di rumah. d. Meningkatkan kualitas perawatan secara berkelanjutan pada klien saat di rumah. 3. Bagi Rumah Sakit
Terciptanya asuhan keperawatan profesional sehingga mutu pelayanan Rumah Sakit dapat meningkat.
3
BAB II TINJAUAN TEORI
A. Pengertian Discharge Planning
Discharge Planning adalah suatu proses dimana mulainya pasien mendapatkan pelayanan kesehatan yang diikuti dengan kesinambungan perawatan
baik
dalam
proses
penyembuhan
maupun
dalam
mempertahankan derajat kesehatannya sampai pasien merasa siap untuk kembali ke lingkungannya. Discharge Planning menunjukkan beberapa proses formal yang melibatkan team atau memiliki tanggung jawab untuk mengatur
perpindahan
sekelompok
orang
ke
kelompok
lainnya
(RCP,2010). Discharge planning merupakan suatu proses terintegrasi yang terdiri
dari
fase-fase
yang
ditujukan
untuk
memberikan
asuhan
keperawatan yang berkesinambungan. (Raden dan Tafft, 2010). Discharge Planning adalah suatu proses dimana mulainya pasien mendapatkan pelayanan kesehatan yang diikuti dengan kesinambungan perawatan
baik
dalam
proses
penyembuhan
maupun
dalam
mempertahankan derajat kesehatannya sampai pasien merasa siap untuk kembali ke lingkungannya (Silverberg, 2009). Discharge Planning adalah suatu proses dimana mulainya pasien
mend apat kan
pelaya nan
kesehatan yang diikuti dengan
kesinambungan perawatan baik dalam proses penyembuhan maupun dalam mempertahankan derajat kesehatannya sampai pasien me ra sa si ap un tu k kembali ke lingkungannya (Depkes,2008).
B. Tujuan Discharge Planning
1. Menyiapkan klien secara fisik, psikologis dan sosial. 2. Meningkatkan kemandirian klien saat perawatan di rumah. 3. Meningkatkan perawatan yang berkelanjutan pada klien. 4. Membantu rujukan pada klien pada sistem pelayanan yang lain.
4
5. Membantu klien dan keluarga agar memiliki pengetahuan, sikap dan keterampilan dalam mempertahankan status kesehatan klien.
C. Manfaat Discharge Planning
1. Dapat memberikan kesempatan untuk memperkuat pengajaran kepada pasien yang dimulai dari Rumah Sakit. 2. Dapat memberikan tindak lanjut yang sistematis yang digunakan untuk menjamin kontinuitas perawatan pasien. 3. Mengevaluasi penyembuhan
pengaruh pasien
dari
dan
intervensi
yang
mengidentifikasi
terencana
pada
kekambuhan
atau
kebutuhan perawatan baru. 4. Membantu kemandirian pasien dalam kesiapan melakukan perawatan dirumah.
D. Prinsip Prinsip Discharge Planning
1. Pasien merupakan focus dalam perencanaan pulang nilai keinginan dan kebutuhan dari pasien perlu dikaji dan dievaluasi. 2. Kebutuhan dari pasien diidentifikasi, kebutuhan ini dikaitkan dengan masalah yang mungkin timbul pada saat pasien pulang nanti, sehingga kemungkinan masalah yang timbul dirumah dapat segera diantisipasi. 3. Perencanaan pulang dilakukan secara kolaboratif, perencanaan pulang merupakan pelayanan multidisiplin dan setiap tim harus saling bekerjasama. 4. Perencanaan pulang disesuaikan dengan Sumber daya dan fasilitas yang ada. 5. Perencanaan pulang dilakukan pada setiap system pelayanan kesehatan.
5
E. Langkah-langkah Discharge Planning
Langkah-langkah dalam perencanaan pulang Pra Discharge Planning : 1. Perawat katim mengidentifikasikan pasien yang direncanakan untuk pulang. 2. Perawat katim melakukan identifikasi kebutuhan pasien yang akan pulang. 3. Perawat katim membuat perencanaan pasien pulang. 4. Melakukan kontrak waktu dengan pasien dan keluarga.
Tahap pelaksanaan Discharge Planning : 1. Menyiapkan pasien dan keluarga, peralatan, status, kartu dan lingkungan. 2. Perawat katim dibantu perawat pelaksana melakukan pemeriksaan fisik sesuai kondisi pasien. 3. Perawat katim memberikan pendidikan kesehatan yang diperlukan pasien dan keluarga untuk perawatan di rumah tentang : aturan diet, obat yang harus diminum di rumah,
aktivitas di rumah, rencana
kontrol, yang perlu di bawa saat kontrol, prosedur kontrol, jadwal pesan khusus. 4. Perawat katim memberikan kesempatan kepada pasien dan keluarga untuk mencoba mendemonstrasikan pendidikan kesehatan yang telah diajarkan. 5. Perawat katim memberikan kesempatan kepada pasien dan keluarga untuk bertanya bila belum mengerti.
Tahap post pelaksanaan Discharge Planning : 1. Karu melakukan evaluasi terhadap perencanaan pulang 2. Karu memberikan reinforcement atau reward kepada pasien dan keluarga jika dapat menyampaikan kembali dengan benar apa yang sudah disampaikan perawat. 3. Follow Up
6
F. Jenis pemulangan pasien
1. Conditional Discharge (pemulangan sementara) Jika klien pulang dalam keadaan baik dan tidak ada komplikasi, klien pulang untuk sementara di rumah dan masih dalam proses perawatan dan harus ada pengawasan dari pihak rumah sakit atau puskesmas terdekat. 2. Absolute Discharge (pulang mutlak atau selamanya) Jika klien sudah selesai masa perawatan dan dinyatakan sembuh dari sakitnya. Jika klien perlu perawatan kembali, maka prosedur perawatan dapat dilakukan kembali. 3. Judical Discharge (pulang paksa) Jika kondisi klien masih perlu perawatan dan belum memungkinkan untuk pulang, tetapi klien harus dipantau dengan melakukan kerjasama dengan perawat puskesmas terdekat. G. Komponen perencanaan pulang
1. Perawatan di rumah 2. Pemberian pembelajaran dan pendidikan kesehatan mengenai : diet, obat, aktivitas atau istirahat, waktu dan tempat kontrol 3. Penjelasan mengenai obat-obatan yang masih diminum, dosis, cara pemberian, dan waktu yang tepat untuk minum obat. 4. Obat-obatan yang dihentikan. Walaupun obat-obatan klien sudah tidak diminum lagi, namun tetap dibawa oleh klien serta ditentukan siapa yang akan menyimpan obat tersebut. 5. Hasil pemeriksaan 6. Hasil pemeriksaan luar sebelum MRS dibawakan kepada klien waktu pulang. 7. Surat-surat seperti surat keterangan sakit.
7
H. Tindakan keperawatan pada waktu perencanaan pulang
1. Pendidikan
(edukasi,
reedukasi,
reorientasi)
kesehatan
yang
diharapkan dapat mengurangi angka kekambuhan dan meningkatkan pengetahuan pasien serta keluarga. 2. Melatih pasien kembali ke lingkungan dan masyarakat antara lain yang dilakukan pasien di rumah sakit, dan tugas keluarga. 3. Rujukan. Integrasi pelayanan kesehatan harus mempunyai hubungan langsung antara perawatan komunitas dengan rumah sakit sehingga dapat mengetahui perkembangan pasien di rumah.
I. Evaluasi
1.
Stuktur a. Persiapan dilakukan saat klien masuk Ruang Tulip RSUD Dr. Harjono Ponorogo b. Koordinasi dengan pembimbing klinik dan akademik. c. Menyusun proposal d. Menetapkan kasus. e. Pengorganisasian peran. f. Penyusunan booklet , kartu Discharge Planning dan lembar Discharge Planning. g. Persiapan obat, hasil-hasil lab, dan pemeriksaan penunjang. h. Kontrak waktu dengan keluarga dan pasien serta lingkungan
2.
Proses a. Kelancaran kegiatan. b. Peran serta perawat yang bertugas. c. Klien dan keluarga berperan aktif dalam diskusi
3.
Hasil Pasien dan keluarga mengatakan memahami/ mengerti dengan apa yang dijelaskan dan mampu mengulangi apa yang telah disampaikan dengan baik dan jelas.
8
J. Peran perawat dalam discharge planning
1. Kepala ruangan a. Membuka acara discharge planning kepada pasien b. Memvalidasi informasi yang diberikan petugas/tim kesehatan lain. 2. Katim a. Membuat rencana discharge planning b. Membuat leaflet dan kartu discharge planning c. Memberikan konseling d. Memberikan pendidikan kesehatan e. Menyediakan format discharge planning f. Mendokumentasikan discharge planning g. Melakukan agenda discharge planning (pada awal perawatan sampai akhir perawatan) 3. Perawat Pelaksana Ikut membantu dalam melaksanakan discharge planning yang sudah direncanakan oleh Katim
9
Alur Discharge Planning
Pasien masuk RS
Pasien selama dirawat
Menyambut kedatangan pasien. Orientasi ruangan, jenis pasien, peraturan & denah ruangan. Memperkenalkan pasien pada teman sekamar, perawat, dokter & tenaga kesehatan yang lain. Melakukan pengkajian keperawatan.
Pemeriksaan klinis & pemeriksaan penunjang yang lain. Melakukan asuhan keperawatan. Penyuluhan kesehatan : penyakit, perawatan, pengobatan, diet, aktivitas, kontrol.
Pasien KRS
Penyelesaian administrasi
Perencanaan pulang
Program HE : Pengobatan / kontrol. Kebutuhan nutrisi Aktivitas & istirahat Perawatan di rumah
Lain - lain
Monitoring oleh petugas kesehatan & keluarga
Bagan 2.1 Alur Discharge planning
10
Perawat Dokter Tim kesehatan
BAB III PERENCANAAN A. Metode
1. Pelaporan 2. Tanya Jawab 3. Observasi
B. Pelaksanaan Kegiatan
Hari/ tanggal
:
Jam
:
Topik
: Discharge planning
Tempat
: Ruang Tulip RSUD Dr. Harjono Ponorogo
Sasaran
: Karu, Katim, PP, dan Pasien
C. Media
1. Status 2. Buku catatan dan alat tulis 3. Kartu & Leaflet
D. Pengorganisasian
Kepala Ruangan
:
Katim I
:
PP I
:
Katim II
:
PP II
:
11
E. Mekanisme Kegiatan Tahap
Kegiatan
Persiapan
1. Katim memberitahu Kepala
(pra DP)
ruangan ada pasien mau
Waktu
Tempat
Pelaksanaan
5 menit
Nurse
Karu, katim
Station
dan PP
20
Kamar
Katim dan PP
menit
klien
dilakukan discharge planning 2. Katim meminta PP menyiapkan format discharge planning dalam status pasien, serta leaflet yang di perlukan. 3. Katim memeriksa kelengkapan dicharge planning. Yaitu : 1) Lembar pendokumentasian DP 2) Resume Keperawatan 3) hasil photo Rontgen/ laboratorium. 4) Obat oral untuk minum di rumah 5) Surat kontrol 4. Setelah persiapan lengkap, Katim dan PP menuju ke kamar pasien. Pelaksana an discharge planning
1. Katim dengan PP menyapa klien sambil tersenyum 2. Katim menanyakan keadaan klien dan menjelaskan bahwa klien sudah diijinkan
12
untuk pulang 3. Katim menyampaikan pada klien beberapa informasi untuk persiapan klien di rumah. 4. Katim menyampaikan kontrak waktu, memberikan pendidikan kesehatan, melakukan demonstrasi dan redemonstrasi tentang : a. Jadwal Kontrol b. Aktivitas dan istirahat c. Minum obat teratur d. Perawatan diri selama di rumah 5. Katim memberi kesempatan kepada klien dan keluarga untuk bertanya. 6. Katim menanyakan kembali pada pasien dan keluarga tentang materi yang telah disampaikan. 7. Katim memberikan reinforcement kepada klien dan keluarga. 8. Katim dan PP mengucapkan terima kasih. PP memberikan obat, hasilhasil photo/ laboratorium,leafled serta surat kontrol dan surat-surat
13
yang diperlukan klien. 9. Katim /PP melakukan pendokumentasian. Penutup
1. Kepala ruangan memeriksa 5 menit kelengkapan
Nurse
Kepala
station
ruangan
pendokumentasian, memberikan
pujian
dan
masukan atau saran kepada Katim dan PP. 2. Mengucapkan terima kasih 3. Menutup dengan salam
14
DAFTAR PUSTAKA
Nursalam. 2010. Proses dan Dokumentasi Keperawatan Konsep dan Praktik. Salemba Medika. Jakarta. Nursalam. 2012. Manajemen Keperawatan: Aplikasi Dalam Praktik Keperawatan Profesional. Salemba Medika. Jakarta.
15