LEMBARAN PENGESAHAN
Judul Pratikum
: COD
Nama Mahasiswa
: Widia Puja Sardila
Nim
: 090302043
Kelas
: A3 – PPL
Semester
: V ( Lima )
Dosen Pembimbing
: Satria Nanda, ST.MT
NIP
: 19760521 200501 1 003
Ka. Laboratorium
: Satria Nanda, ST.MT
NIP
: 19760521 200501 1 003
Tanggal Pengesahan
:
Ka. Laboratorium
Dosen Pembimbing
Satria Nanda, ST.MT NIP.19760521 200501 1 003
Satria Nanda, ST.MT NIP.19760521 NIP.1976052 1 200501 1 003
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Tujuan Pratikum
Setelah melakukan pratikum ini, mahasiswa diharapkan dapat :
Mempelajari cara analisa kandungan organik dalam air atau limbah cair dengan mengukur kadar COD
Mengukur kadar COD dalam sampel.
1.2 Alat
COD reaktor
Tabung COD (tabung pencerna)
Kaca arloji dan spatula
Pipet tetes
Erlenmeyer 25 ml
Labu ukur 50 ml, 100 ml, 250 ml, 500 ml, dan 1000 ml
Pipet volume 5 ml, 10 ml, 15 ml, ml , 20 ml, dan 25 ml
Timbangan analitik
1.3 Bahan
Air suling bebas klorida dan bebas organik
Larutan pencerna (digestion solution) K 2Cr2O7 0,1 N
Larutan pereaksi asam sulfat
Larutan indikator ferroin
Larutan FAS 0,1 N
1.4 Prosedur Kerja
Air suling bebas klorida dan bebas organik
Larutan pencerna (digestion solution) K 2Cr2O7 0,1 N o
Tambahkan 4,913 gram K 2Cr2O7 yang telah dikeringkan pada suhu 105 C selama 2 jam ke dalam 500 ml air suling. Tambahkan dengan hati-hati 167 ml H2SO4 pekat melalui dinding labu ukur dan 33,3 garm kristal H gSO4. Dinginka larutan hingga suhu ruang dan diencerkan sampai tepat 1000 ml.
Larutan pereaksi asam sulfat Tambahkan Ag 2SO4 ke dalam H 2SO4 pekat dengan perbandingan 5,5 gram Ag2SO4 untuk setiap 1 kg H 2SO4 pekat (sekitar 550 ml) atau 10,12 g Ag2SO4 untuk tiap 1000 ml H 2SO4 pekat. Larutan dibiarkan selama 1-2 hari untuk melarutkan perak sulfat.
Larutan Indikator Ferroin Larutan 1,48 gram 1,10-phenantrolin monohidrat dan 695 mg FeSO 4.7H2O dalam aquadest. Larutan diencerkan sampai volumenya tepat 100 ml.
Larutan FAS 0,1 N Larutan 39,2 gram Fe(NH 4)2(SO4)2.6H2O dalam aquadest. Kemudian ditambahkan 20 ml H 2SO4 pekat dan didinginkan hingga suhu ruang. Setelah dingin, larutan diencerkan dengan air suling sampai volumenya tepat 1 liter. Larutan ini harus distandarkan terhadap larutan standar primer K2Cr2O7 0,1 N.
Prosedur Pengujian Sampel
Homogenkan contoh uji
Cuci tabung refluks dan tutupnya dengan H 2SO4 20% sebelum digunakan.
Pipet volume sampel sebanyak 2,5 ml dan tambahkan larutan pencerna sebanyak 1,5 ml. Kemudian ditambahkan larutan pereaksi asam sulfat sebanyak 3,5 ml ke dalam tabung COD.
Tutup tabung dan kocok perlahansampai perlahansampai homogen.
Letakkan tabung pada COD reaktor yang telah dipanaskan pada suhu 150 C, lakukan refluks selama 2 jam.
o
Setelah proses refluks, dinginkan sampel perlahan-lahan sampai suhu ruang untuk mencegah terbentuknya endapan. Jika perlu, saat pendinginan sesekali tutup contoh dibuka untuk mencegah adanya tekanan gas.
Setelah sampai dingin, tambahkan 1 tetes indikatoor ferroin dan dilakukan titrasi dengan larutan FAS 0,1 N
Catat volume FAS 0,1 N yang terpakai pada saat tercapainya titik akhir titrasi.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Dasar Teori
Chemical Oxygen Demand (COD) atau sering disebut dengan Kebutuhan Oksigen Kimiawi (KOK) menyatakan jumlah kandungan oksigen dalam suatu sampel air yang dapat dioksidasi secara kimiawi menggunakan oksidatr kuat 2-
(K2Cr2O7) atau banyaknya jumlah oksidan Cr 2O7
yang bereaksi dengan contoh
uji dan dinyatakan sebagai mg O 2 untuk tiap 1000 ml contoh uji. Senyawa organik dalam air dioksidasi oleh larutan Kalium Dikromat o
dalam suasana asam pada temperatur 150 C selama 2 jam. Kelebihan Kalium Dikromat di titrasi dengan larutan Ferroammonium Sulfat (FAS) dengan menggunakan indikator ferroin. Materi organik yang teroksidasi akan dikalkulasi dalam bentuk ekivalensi oksigen. Senyawa organik dan anorganik, terutama organik dalam contoh uji 2-
dioksidasi oleh Cr 2O7 dalam refluks tertutup menghasilkan Cr 3+. Jumlah oksidan yang dibutuhkan dinyatakan dalam ekuivalen oksigen (O 2 mg/L) diukur secara titrasi menggunakan larutan FAS. Untk nilai KOK lebih besar dari 250 mg/L, maka sampel harus diencerkan terlebih dahulu agar hasil pengukuran dapat dideteksi. Angka COD merupakan ukuran bagi pencemaran air oleh zat-zat organik yang secara alamiah dapat maupun tidak dapat dioksidasikan melalui proses mikrobiologis, dan mengakibatkan berkurangnya oksigen terlarut dalam air (Alaerts dan Sumestri, 1984). Perairan dengan nilai COD tinggi tidak diinginkan bagi kepentingan perikanan dan pertanian. Nilai COD pada perairan yang tidak tercemar biasanya kurang dari 20 mg/L, sedangkan pada perairan tercemar dapat lebih dari 200 mg/L dan pada limbah industri dapat mencapai 60.000 mg/L. Kadar COD dalam air limbah akan Karbon aktif mempunyai suatu gaya gabung dengan bahan organik, hal tersebut dapat digunakan untuk meremoval bahan kontaminan organik dari air limbah (Cheremisionoff,1978).
BAB IV PEMBAHASAN
Pada percobaan ini yaitu Chemical Oxygen Demand (COD) digunakan air limbah tahu sebagai sampel. Pertama sampel diencerkan dengan menambahkan aquadest ke dalam air limbah tahu. Dilakukan pengenceran sebanyak 20x, 50x, dan 100x. Setelah diencerkan, larutan dimaukkan ke dalam tabung COD sebanyak 2,5 ml, lalu dilakukan pemenasan dengan reaktor refluks selama 2 jam dengan o
suhu 105 C. Setelah pemanasan selama 2 jam, tabung-tabung COD dipindahkan, dan ditambahkan larutan Ferroin dan dititrasi dengan larutan FAS. Pada saat titrasi terjadi perubahan warna sebanyak 3x, pada awal saat penambahan indikator larutan berubah menjadi warna kuning, setelah di titrasi warna berubah menjadi hijau-biru muda dan pada saat titik akhir titrasi tercapai larutan berubah warna menjadi orange.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil pembahasan dan pengolahan data, dapat disimpulkan bahwa :
Semakin banyak senyawa organik yang terdapat pada sampel air, maka semakin banyak larutan K 2Cr2O7 yang teroksidasi dan sebaliknya.
Pada sampel A dengan pengenceran 50x COD yang dihasilkan adalah 2080 mgO2 /L
Pada sampel B dengan pengenceran 100x COD yang dihasilkan adalah 9600 mgO2 /L
5.2 Saran
Sebaiknya pada saat melakukan percobaan gunakan sarunng tangan, karena pada percobaan ini banyak digunakan larutan-larutan berbahaya.
Saat melakukan penambahan larutan AgSO 4 harus dilakukan dengan hatihati dan melalui dinding tabung.
DAFTAR PUSTAKA
Team Laboratorium, Penuntun Praktikum Organik. Jurusan Teknik Kimia, Politeknik Negeri Negeri Lhokseumawe, Lhokseumawe, 2010. 2010.