A. Judul Praktikum
: Titrasi Asam Basa
B. Hari/Tanggal Percobaan : Senin, 4 April 2012 jam 10.00-12.30 C. Tujuan Percobaan
: 1. Menentukan skala PH 2. Membuat ekstrak tumbuh-tumbuhan 3. Menentukan trayek perubahan PH
D. Tinjauan Pustaka
:
DEFINISI TITRASI ASAM BASA
Salah satu aplikasi stoikiometri larutan adalah titrasi. Ti trasi merupakan suatu metode yang bertujuan untuk menentukan banyaknya suatu larutan dengan konsentrasi yang telah diketahui agar tepat habis bereaksi dengan sejumlah larutan yang dianalisis atau ingin diketahui kadarnya atau konsentrasinya. Suatu zat yang akan ditentukan konsentrasinya disebut sebagai “titran” dan biasanya diletakkan di dalam labu Erlenmeyer, sedangkan sedangkan zat yang telah diketahui konsentrasinya “titrat” dan biasanya diletakkan di dalam dalam “buret”. disebut sebagai sebagai “titer” atau “titrat” Baik titer maupun titran biasanya berupa larutan. Titrasi biasanya dibedakan berdasarkan berdasarkan jenis reaksi yang terlibat di dalam proses titrasi, sebagai contoh bila melibatkan reaksi asam basa maka disebut sebagai titrasi asam basa atau aside alkalimetri, titrasi t itrasi redox untuk titrasi yang melibatkan reaksi reduksi oksidasi, titrasi kompleksometri untuk titrasi yang melibatkan pembentukan pembentukan reaksi kompleks dan lain sebagainya. (Pada site ini hanya dibahas tentang titrasi asam basa). PRINSIP TITRASI ASAM BASA
Titrasi asam basa melibatkan asam maupun basa sebagai titer ataupun titrant. Kadar larutan asam ditentukan dengan menggunakan larutan basa atau sebaliknya. Titrant ditambahkan titer tetes demi tetes sampai mencapai keadaan ekuivalen ( artinya secara stoikiometri titrant dan titer tit er tepat habis bereaksi) yang biasanya ditandai dengan berubahnya warna indikator. Keadaan ini disebut sebagai “ titik ekuivalen”, yaitu titik dimana konsentrasi asam sama dengan konsentrasi basa atau titik dimana jumlah basa yang ditambahkan ditambahkan sama dengan jumlah asam yang dinetralkan : [H+] = [OH-]. Sedangkan keadaan dimana titrasi dihentikan dengan cara melihat perubahan warna indikator disebut sebagai “titik akhir titrasi”. Titik akhir titrasi ini mendekati titik ekuivalen, tapi biasanya titik akhir titrasi melewati titik ekuivalen. Oleh karena itu, titik akhir titrasi sering disebut juga sebagai titik ekuivalen. Definisi indikator Menurut Arrhenius, asam adalah zat yang dalam air dapat melepaskan ion + hidrogen (H ), sedangkan basa adalah zat yang dalam air dapat melepaskan + hidroksida (OH ). Menurut teori Bronsted-Lowry, asam adalah donor proton (H ),
sedangkan basa adalah akseptor proton. Menurut Lewis, asam adalah penerima/akseptor pasangan elektron, sedangkan basa adalah pemberi/donor pasangan elektron.
• Indikator Buatan Indikator buatan adalah indikator siap pakai yang sudah dibuat di laboratorium atau pabrik alat-alat kimia. Contoh indikator buatan adalah kertas lakmus yang terdiri dari lakmus merah dan lakmus biru, indikator universal, fenolptalin, dan metal jingga. Indikator universal, fenolptalin, dan metil jingga selain dapat mengidentifikasi sifat larutan asam basa juga dapat digunakan untuk menentukan derajat keasaman (pH) larutan. Contoh indikator
Phenolphtalein (PP)
Indikator
Phenolphtalein
dibuat
dengan
cara
kondensasi
anhidridaftalein (asamftalat) dengan fenol. Trayek pH 8,2 – 10,0 dengan warna asam yang tidak berwarna dan berwarna merah muda dalam lar utan basa. Penggunaan PP dalam titrasi : 1. Tidak dapat digunakan untuk titrasi asam kuat oleh basa kuat, karena pada titik ekivalen tidak tepat memotong pada bagian curam dari kurva titrasi, hal ini disebabakan karenan titrasi ini saling menetralkan sehingga akan berhenti pada pH 7, sedangkan warna berubah pada pH 8. 2. Titrasi Asam lemah oleh Basa kuat. Boleh digunakan karena pada pH + 9. Untuk konsentrasi 0,1 M. 3. Titrasi Basa lemah oleh Asam kuat, tidak dapat dipakai, 4. Titrasi Garam dari Asam lemah oleh Asam kuat. PP tidak dapat dipakai. Trayek pH tidak sesuai dengan titik ekivalen.
Indikator Universal
Indikator Universal adalah suatu pH indikator
untuk menandai
kadar keasaman atau kadar kebasaan suatu larutan. Indikator universal adalah gabungan dari beberapa indikator. Larutan indikator universal yang biasa digunakan
dalam laboratorium terdiri dari metal jingga (trayek : 2,9-4,0), metal merah (trayek : 4,2-6,3), bromtimol biru (trayek : 6,0-7,6), dan fenolftalein (trayek : 8,3-10,0). Indikator-indikator itu memberi warna yang berbeda bergantung pada pH larutan.
• Indikator Alam Indikator alam merupakan bahan-bahan alam yang dapat berubah warnanya dalam larutan asam, basa, dan netral. Indikator alam yang biasanya dilakukan dalam pengujian asam basa adalah tumbuhan yang berwarna mencolok, berupa bunga-bungaan, umbi-umbian, kulit buah, dan dedaunan. Perubahan warna indikator bergantung pada warna jenis tanamannya, misalnya kembang sepatu merah di dalam larutan asam akan berwarna merah dan di dalam larutan basa akan berwarna hijau, kol ungu di dalam larutan asam akan berwarna merah keunguan dan di dalam larutan basa akan berwarna hijau.
Tabel perubahan warna pada indikator alami Indikator alam Warna Asli
Warna dalam Asam
Kubis Merah
ungu/ merah lembayung
merah muda
Warna dalam Basa Hijau
Bunga Sepatu
merah tua
Merah
Kuning
Bunga Mawar
merah
merah
Hijau
Bayam Merah
merah keunguan
merah muda
Kuning
Geranium
Merah
jingga tua / orange
Kuning
Kunyit
jingga tua / orange
Kuning
Merah
Bunga Pacar
jingga tua / orange
Merah
Kuning
E. Rancangan Percobaan
:
1. Penentuan konsentrasi NaOH dengan larutan C 2H2O4 C2H2OH
buret
bilas buret dengan NaOH.
dengan
masukkan NaOH dengan corong ke dalam buret sampai melebihi skala nol. turunkan larutan sampai tepat skala nol.
Pipet 5 ml larutan C 2H2O4 pipet
gondok
dalam labu erlenmeyer.
Tambahkan
2
tetes
indikator PP 5 ml C2H2O4 + 2 tetes indikator PP
Catat keadaan kolom dalam buret.
Teteskan NaOH ke dalam larutan asam sampai warnanya menjadi merah muda (pink)
10 ml C2H2O4 + 2 tetes indikator PP + X ml NaOH
Catat volume NaOH yang diperlukan
X ml NaOH
Keterangan : Buret dibersihkan dengan NaOH kemudian memasukkan larutan NaOH ke dalam buret dengan corong sampai melebihi skala nol lalu larutan diturunkan sampai tepat pada skala nol. Sementara itu, disiapkan larutan C2H2OH 5 ml ke dalam labu erlenmeyer dengan menggunakan pipet gondok dan ditambahkan indicator PP. setelah itu dicaatat keadaan kolom dalam buret kemudian diteteskan larutan NaOH dari buret ke dalam larutan asam sampai warnanya berubah menjadi merah muda lalu dicatat volume NaOH yang diperlukan
2. Penentuan konsentrasi HCl dengan NaOH
buret
HCl bilas buret dengan NaOH.
masukkan NaOH dengan corong ke dalam buret sampai melebihi skala nol. turunkan larutan sampai tepat skala nol. bersihkan sisa larutan yang menempel di dinding buret dengan kertas saring.
Pipet 5 ml HCl dan masukkan ke dalam erlenmeyer Ditambahkan 2 tetes indikator PP
5 ml HCl + 2 tetes indikator PP
Catat keadaan kolom dalam buret.
Teteskan NaOH ke dalam larutan asam sampai warnanya menjadi merah muda (pink)
5 ml HCl + 2 tetes indikator PP + X ml NaOH
X ml NaOH
Keterangan : Buret dibersihkan dengan NaOH kemudian memasukkan larutan NaOH ke dalam buret dengan corong sampai melebihi skala nol lalu larutan diturunkan sampai tepat pada skala nol. Sementara itu, disiapkan larutan HCl 5 ml ke dalam labu erlenmeyer dengan menggunakan pipet gondok dan ditambahkan indicator PP. setelah itu dicaatat keadaan kolom dalam buret kemudian diteteskan larutan NaOH dari buret ke dalam larutan asam sampai warnanya berubah menjadi merah muda lalu dicatat volume NaOH yang diperlukan
3. Penetuan konsentrasi HCl dengan larutan NaOH dengan menggunakan indikator ekstrak tumbuhan.
buret
Buat
ekstrak
tumbuhan kunyit
bilas buret dengan NaOH. masukkan NaOH dengan corong ke dalam buret sampai melebihi skala nol.
Pipet HCl ke dalam erlenmeyer
5 ml HCl
turunkan larutan sampai tepat skala nol.
Ditambahkan 2 tetes indikator alami kunyit
5 ml HCl + 2 tetes indikator
Catat keadaan kolom dalam buret
Teteskan NaOH ke dalam larutan asam sampai larutan berubah menjadi orange
5 ml HCl + 2 tetes indikator kunyit + X ml NaOH
Catat volume NaOH yang diperlukan
X ml NaOH
Keterangan : Buret dibersihkan dengan NaOH kemudian memasukkan larutan NaOH k e dalam buret dengan corong sampai melebihi skala nol lalu larutan diturunkan sampai tepat pada skala nol. Sementara itu, disiapkan ekstrak kunyit dan larutan HCl 5 ml ke dalam labu erlenmeyer dengan menggunakan pipet gondok dan ditambahkan indicator alami kunyit. setelah itu dicaatat keadaan kolom dalam buret kemudian diteteskan larutan NaOH dari buret ke dalam larutan asam sampai warnanya berubah menjadi orange lalu dicatat volume NaOH yang diperlukan.
F. Hasil Pengamatan NO
PERCOBAAN
1.
Penentuan Konsentrasi NaOH dengan larutan C2H2O4
HASIL PERCOBAAN SEBELUM SESUDAH NaOH V1 = 4,9 tidak V2 = 4,6 berwarna V3 = 5,0 C2H2O4 HCl + tidak NaOH berwarna berwarna merah (pink)
2.
Penentuan konsentrasi HCl dengan NaOH
HCl tidak berwarna NaOH tidak berwarna
3.
Penentuan konsentrasi HCl dengan larutan NaOH dengan menggunakan indicator alami kunyit
HCl tidak berwarna NaOH tidak berwarna Indikator alami kunyit berwarna kuning
HCl+indikator pp+NaOH berwarna merah muda (pink) V1 = 5,3 ml V2 = 5,1 ml V3 = 5,4 ml HCl+NaOH+ indikatoor alami kunyit berwarna kuning kecoklatan V1= 5,1 ml V2= 4,9 ml V3= 4,8 ml
G. Analisis Data
1. Pada percobaan pertama, yaitu penentuan konsenntrasi NaOH yaitu dengan meneteskan indicator pp ke dalam larutan C 2H2O4 kemudian ditetesi larutan NaOH yang ada di buret secara perlahan sampai terjadi perubahan warna menjadi merah muda dan pada percobaan pertama perubahan warna C2H2O4 terjadi ketika volume NaOH yang diteteskan sebesar 4,9 ml, pada pengulangan kedua volume NaOH sebesar 4,6 ml dan pada pengulangan ketiga volume NaOH sebesar 5,0 ml.
2. Penentuan konsentrasi HCl dilakukan dengan cara meneteskan larutan NaOH yang sudah diketahui konsentrasinya ke dalam larutan HCl yang sudah ditetesi indicator pp sampai terjadi perubahan warna. Terjadi perubahan warna pada larutan HCl menjadi merah muda setelah volume NaOH mencapai 5,3 ml. pada pengulangan kedua terjadi perubahan warna ketika volume NaOH mencapai 5,1 ml dan pada pengulangan ketiga volume NaOH mencapai 55,4 ml.
3. Penentuan konsentrasi HCl dengan menggunakan larutan NaOH dan indicator kunyit alami yaitu dengan meneteskan NaOH ke dalam larutan HCl yang sudah ditetesi indicator alami kunyit sampai terjadi perubahan warna menjadi kuning kecoklatan. Terjadi perubahan warna ketika NaOH mencapai volume 5,1 ml kemudian pada pengulangan
kedua volume NaOH mencapai 4,9 ml dan pada pengulangan ketiga volume NaOH mencapai 4,8 ml.
H. Pembahasan
I. Kesimpulan J. Pertanyaan dan Jawaban
K. Daftar Pustaka
Tim kimia dasar.2012.Penuntun Praktikum Kimia Dasar Lanjut .Surabaya : Unipres 2010_anita. file:///E:/materi/praktikum%20indikator/trayek%20pH.htm Rino Safrizal,May 23, 2011. http://jejaringkimia.blogspot.com/2009/12/indikator-asam-basa.html. diakses pada 4 April 2012 Ratisah,sri.2009.titrasiasambasa.http://kimia.upi.edu/utama/bahanajar/kuliah
_web/2008/Sri%20Ratisah%20054828/materi.HTM. diakses pada 4 April 2012
Lampiran
Gambar Percobaan 1
Gambar Percobaan 2
Gambar Percobaan 3