KONSELING KELUARGA
A.
PENGERTIAN KONSELING KELUARGA
Konseling keluarga pada dasarnya merupakan penerapan konseling pada situasi yang khusus. Konseling keluarga ini secara khusus memfokuskan pada masalah-masalah yang berhubungan dengan situasi keluarga dan penyelenggaraannya melibatkan anggota keluarga. Menurut D. Stanton konseling keluarga dapat dikatakan sebagai konseling khusus karena sebagaimana yang selalu dipandang oleh konselor terutama konselor keluarga, konseling keluarga sebagai (1 sebuah nodalitas yaitu klien adalah anggota dari suatu kelomp kelompok, ok, yang (! dalam dalam proses proses konsel konseling ing meliba melibatka tkan n keluar keluarga ga inti inti atau atau pasang pasangan an ("apu##i, 1$$1. Konsel Konseling ing keluar keluarga ga memand memandang ang keluar keluarga ga cara cara keselu keseluruh ruhan an bah%a bah%a anggota anggota keluarga adalah bagian yang tidak mungkin dipisahklan dari anak (klien baik dalam melihat melihat permasalah permasalahannya annya maupun penyelesaia penyelesaiannya. nnya. Sebagai suatu sistem sistem permasalaha permasalahan n yang yang dialam dialamii seoran seorang g anggota anggota keluar keluarga ga akan akan efekti efektiff diatas diatasii &ika &ika melibat melibatkan kan anggota anggota keluarga yang lain. Menurut Menurut "rane (1$$' salah salah seorang seorang konselor konselor behaioral, behaioral, konseling keluarga merupakan proses pelatihan terhadap orangtua dalam hal metode mengendalikan perilaku yang positif dan membantu orangtua dalam perilaku yang dikehendaki. Dalam pengertian ini konseling keluarga tidak bermaksud untuk mengubah kepribadian, sifat, dan karakter orang-orang yang terlibat, tetapi lebih mengusahakan perubahan dalam sistem keluarga melalui pengubahan perilaku, utamanya orangtua. Asumsi yang dikembangkan adalah pengubahan perilaku dari anggota sistem yang signifikan (orangtua akan mengarah perubahan secara tibal balik (reciprocal terhadap perilaku anggota sistem yang lain. Dengan demikian perubahan perilaku orangtua atau orang yang berpengaruh men&adi fokus dalam mengubah perilaku anggota keluarga lain (klien yang merupakan akibat dari perilakunya.
Atas dasar pen&elasan-pen&elasan diatas &elas bah%a dalam konseling keluarga yang men&adi unit terapi adalah keluarga sehubungan dengan masalah yang dihadapi oleh anggota keluarga tersebut. )al tersebut berbeda dengan konseling indiidual karena yang men&adi unit terapi adalah indiidu sekalipun masalah yang dihadapi dan yang dipecahkan adalah berhubungan dengan keluarganya. Dalam beberapa hal konseling keluarga
tampaknya
menguntungkan.
Semua
anggota
keluarga
mengerti
dan
bertanggung&a%ab terhadap upaya perbaikan perilaku anak. Konseling ini men&adi sangat efektif terutama untuk mengatasi masalah-masalah anak yang berhubungan dengan sikap dan perilaku orangtua sepan&ang berinteraksi dengan anak
B.
MASALAH-MASALAH KELUARGA
*ada masa lalu menurut Moursund (1$$+, konseling keluarga terfokus pada salah satu atau dua hal, yaitu (1 keluarga dengan anak yang mengalami gangguan yang berat seperti gangguan perkembangan dan ski#ofrenia, yang menun&ukkan &elas-&elas mengalami gangguan dan (! keluarga yang salah satu atau kedua orangtua tidak memiliki kemampuan, menelantarkan anggota keluarganya, salah dalam memberi kelola anggota keluarga, dan biasanya memiliki berbagai masalah. *ermasalahan pertama berhubungan dengan keadaan orangtua, banyak di&umpai orangtua tidak berkemampuan mengelola rumah tangganya, menelantarkan kehidupan rumah tangganya sehingga tidak ter&adi kondisi yang berkeseimbangan dan penuh konflik, atau memberi perlakuan secara salah (abuse) kepada anggota keluarga lain dan sebagainya merupakan keluarga yang memiliki berbagai masalah. ika mengerti dan berkeinginan membangun kehidupan keluarga yang lebih stabil, mereka membutuhkan konseling.
*ermasalahan kedua, karena mengalami kondisi yang kurang harmoni di dalam keluarga akibat stressor perubahan-perubahan budaya, cara-cara baru dalam mengatur keluarganya, dan cara menghadapi dan mendidik anak-anak mereka. /erdasarkan pengalaman dalam penanganan konseling keluarga masalah yang dihadapi dan dikonsultasikan kepada konselor antara lain keluarga dengan anak yang tidak patuh terhadap harapan orangtua, konflik antar anggota keluarga, perpisahan diantara anggota keluarga karena ker&a diluar daerah, dan anak yang mengalami kesulitan bela&ar atau sosialisasi. /erbagai
permasalahan-permasalahan keluarga
dapat diselesaikan melalui
konseling keluarga. Konseling keluarga men&adi efektif untuk mengatasi masalahmasalah &ika semua anggota keluarga bersedia untuk mengubah sistem keluarganya yang telah ada dengan cara-cara baru untuk membantu mengatasi anggota keluarga yang bermasalah
C. PENDEKATAN KONSELING KELUARGA
0iga pendekatan konseling keluarga yaitu pendekatan sistem, conjoint ,dan struktural. a.
*endekatan Sistem Keluarga Murray /o%en merupakan peletak dasar pendekatan sistem. Menurutnya keluarga itu bermasalah &ika keluarga itu tidak berfungsi (disfunctioning family). Keadaan ini ter&adi karena anggota keluarga tidak dapat membebaskan dirinya dari peran dan harapan yang mengatur dalam hubungan mereka. Menurut /o%en dalam keluarga terdapat kekuatan yang membuat anggota keluarga bersam a-sama dan kekuatan itu dapat pula membuat anggota keluarga mela%an yang mengarah pada indiidualitas. Sebagian anggota keluarga tidak dapat menghindari sistem keluarga yang emosional, yaitu yang mengarahkan anggota keluarganya mengalami kesulitan (gangguan. ika hendak menghindar dari keadaan yang tidak fungsional itu, dia harus memisahkan diri dari sistem keluarga. Dengan demikian dia harus membuat pilihan atas rasionalitasnya bukan emosionalnya.
b.
*endekatan Conjoint Menurut Satir (1$2 masalah yang dihadapi oleh anggota keluarga berhubungan dengan self-esteem dan komunikasi. Menurutnya, keluarga adalah fungsi penting bagi keperluan komunikasi dan kesehatan mental. Masalah ter&adi &ika self-esteem yang dibentuk oleh keluarga itu sangat rendah dan komunikasi yang ter&adi dalam keluarga itu &uga tidak baik. Satir mengemukakan pandangannya ini berangkat dari asumsi bah%a anggota keluarga men&adi bermasalah &ika tidak mampu melihat dan mendengarkan keseluruhan yang dikomunikasikan anggota keluarga yang lain.
c.
*endekatan Struktural Miuchin (1$23 beranggapan bah%a masalah kelurga sering ter&adi karena struktur keluarga dan pola transaksi yang dibangun tidak tepat. Seringkali dalam membangun struktur dan transaksi ini batas-batas antara sub sistem dari sistem keluarga itu tidak &elas. Mengubah
struktur
dalam
keluarga
berarti
menyusun
kembali
keutuhan
dan
menyembuhkan perpecahan antara dan seputar anggota keluarga. /erbagai pandangan para ahli tentang keluarga akan memperkaya pemahaman konselor untuk melihat maslah apa yang sedang ter&adi, apakah soal struktur, pola komunikasi, atau batasan yang ada di keluarga, dan sebagainya.
D.
TUJUAN KONSELING KELUARGA
0u&uan konseling keluarga oleh para ahli dirumuskan secara berbeda, ya itu a.
/o%en menegaskan bah%a tu&uan konseling keluarga adalah membantu klien (anggota keluarga untuk mencapai indiidualitas, men&adi dirinya sebagai hal yang berbeda dari sistem keluarga.
b. Satir menekankan pada tu&uan mereduksi sikap defensif di dalam dan antar anggota keluarga. *ada saat yang sama konseling diharapkan dapat mempermudah komunikasi yang efektif dalam kontak hubungan antar anggota keluarga.
c.
Minuchin mengemukakan bah%a tu&uan konseling keluarga adalah mengubah struktur dalam keluarga dengan cara menyusun kembali kesatuan dan menyembuhkan perpecahan antara dan sekitar anggota keluarga. Diharapkan k eluarga dapat menantang persepsi untuk melihat realitas, mempertimbangkan alternatif sedapat mungkin dan p ola transaksional. Anggota keluarga dapat mengembangkan pola hubungan baru dan struktur yang mendapatkan self-reinforcing.
d.
4lick dan Kessler (4oldenberg, 1$56 mengemukakan tu&uan umum konseling keluarga adalah untuk (1 memfasilitasi komunikasi pikiran dan perasaan antar anggota keluarga, (! mengganti gangguan, ketidakfleksibelan peran dan kondisi, (6 memberi pelayanan sebagai model dan pendidik peran tertentu yang ditun&ukkan kepada anggota lainnya.
E.
BENTUK KONSELING KELUARGA
nderungan pelaksanaan konseling keluarga adalah sebagai berikut a.
Memandang klien sebagai pribadi dalam konteks sistem keluarga. Klien merupakan bagian dari sistem keluarga sehingga masalah yang dialami dan pemecahannya tidak dapat mengesampingkan peran keluarga.
b.
/erfokus pada saat ini yaitu apa yang diatasi dalam konseling keluarga adalah masalahmasalah yang dihadapi klien pada kehidupan saat ini, bukan kehidupan masa lampaunya. 7leh karena itu masalah yang diselesaikan bukan pertumbuhan personal yang bersifat &angka pan&ang. /entuk konseling keluarga disesuaikan dengan keperluannya. 8amun banyak ahli yang mengan&urkan agar anggota keluarga dapat ikut serta dalam konseling. *erubahan pada sistem keluarga dapat dengan mudah diubah &ika seluruh anggota keluarga terlibat dalam konseling, karena mereka tidak hanya bicara tentang keluarganya tetapi &uga terlibat dalam penyusunan rencana perubahan dan tindakannya.
F.
PERANAN KONSELOR
*eran konselor dalam membantu klien dalam konseling keluarga dan perka%in%n dikemukakan oleh satir ("ottone, 1$$! diantaranya sebagai berikut a.
Konselor berperan sebagai ”facilitative a comfortable”, membantu klien melihat secara &elas dan ob&ektif dirinya dan tindakan-tindakannya sendiri.
b. Konselor menggunakan kemampuan treatment melalui setting peran interaksi. c.
/erusaha menghilangkan pembelaan diri dan keluarga. d. Membela&arkan klien untuk berbuat secara de%asa dan untuk bertanggung&a%ab dan melakukan self-control . e.
Konselor men&adi penengah dari pertentangan atau kesen&angan komunikasi dan menginterpretasi pesan-pesan yang disampaikan klien atau angg ota keluarga.
f.
Konselor menolak perbuatan-perbuatan penilaian dan membantu men&adi congruence dalam respon-respon anggota keluarga.
G. PROSES DAN TAHAPAN KONSELING KELUARGA
*ada mulanya seorang klien datang ke konselor untuk mengkonsultasikan masalahnya. /iasanya datang pertama kali ini lebih bersifat 9identifikasi pasien9. 0etapi untuk tahap penanganan (treat diperlukan kehadiran anggota keluarganya. Menurut Satir tidak mungkin mendengarkan peran, status, nilai, dan norma keluarga atau kelompok &ika tidak ada anggita keluarga yang hadir. adi dalam pandangan ini anggota keluarga yang lain harus datang ke konselor (/rammer dan Shostrom, 1$5!. Kehadiran klien ke konselor dapat dilangsungkan sampai 6 kali dalam seminggu. 0ahapan konselinh keluarga secara garis besar dikemukakan oleh "rane (1$$'!61-!6! yang mencoba menyusun tahapan konseling keluarga untuk mengatasi anak berperilaku oposisi. Dalam mengatasi problem, "rane menggunakan pendekatan behaioral yang disebutkan terdapat 3 tahap secara berturut-turut sebagai beriku.
a.
orangtua membutuhkan untuk dididik dalam bentuk perilaku-perilaku alternatif. )al
ini dapat dilakukan dengan kombinasi tugas-tugas membaca dan sessi penga&aran. b. Setelah orangtua membaca tentang prinsip dan atau telah di&elaskan materinya konselor menun&ukkan kepada orangtua bagaimana cara mengimplementasikan ide tersebut. *ertama kali menga&arkan kepada anak, sedangkan orangtua melihat bagaimana melakukannya sebagai ganti pembicaraan tentang bagaimana hal itu diker&akan. Secara tipikal orangtua akan membutuhkan contoh yang menun&ukkan bagaimana mengkonfrontasikan anak-anak yang beroposisi. Sangat penting menun&ukkan kepada orangtua yang kesulitan memahami dan menerapkan cara yang tepat dalam memperlakukan anaknya. c.
Selan&utnya orangtua mencoba mengimplementasikan prinsip-prinsip yang telah mereka pela&ari menggunakan situasi sessi terapi. 0erapis selama ini dapat memberi koreksi &ika dibutuhkan.
d.
Setelah terapis memberi contoh kepada orangtua cara menangani anak secara tepat orangtua mencoba menerapkannya dirumah. Saat dicoba dirumah konselor dapat melakukan kun&ungan untuk mengamati kema&uan yang dicapai. ika masih diperlukan
pen&elasan lebih lan&ut terapis dapat memberi contoh lan&utan girumah dan diobserasi orangtua, selan&utnya orangtua mencoba sampai mereka merasa dapat menangani kesulitannya, mengatasi masalah sehubungan dengan masalah anaknya.
H. KESALAHAN UMUM DALAM KONSELING KELUARGA
Dalam konseling keluarga banyak di&umpai kesalahan-kesalahan yang dilakukan konselor, sehingga hasilnya tidak efektif. "rane (1$$' mengemukakan se¨ah kesalahan umum dalam penyelenggaraan konseling keluarga diantaranya sebagai berikut. a. tidak bertemu dengan seluruh keluarga (termasuk kedua orangtua untuk mendiskusikan masalah-masalah yang dihadapi. b. *ertama kali orangtua dan anak datang ke konselor bersama-sama, konselornya suatu saat berkata hanya orangtua dan anak tidak perlu turut dalam proses sehingga
menampakkan ketidak peduliannya terhadap apa yang men&adi perhatian anak. "ara yang baik adalah menga&ak anak untuk berbicara, memperhatikan apa yang mereka kemukakan, dan meresponnya secara tepat. c. Mengilmiahkan dan mendiskusikan masalah atau men&elaskan pandangannya kepada orangtua dan bukan menun&ukkan cara penanganan masalah yang dihadapi dalam kehidupan nyata. d . Melihat atau mendiagnosis untuk men&elaskan perilaku anak dan orangtua bukan menga&arkan cara untuk memperbaiki masalah-maslah yang ter&adi. adi penekanannya adalah mengubah sistem interaksi dengan &alan mengubah perilaku orangtua dan menga&arkan mereka bagaimana mengubah perilaku anak-anak mereka. e. Menga&arkan teknik modifikasi perilaku pada keluarga yang terlalu otoritarian atau terlalu membiarkan dalam interaksi mereka. 7rangtua perlu bela&ar cara memberikan dorongan dan afeksi kepada anak mereka, bukan mengendalikan perilaku anak. Kesalahan-kesalahan
dalam
konseling
keluarga
sebaiknya
dihindari
untuk
memperoleh hasil yang lebih baik. Konselor tentunya diharapkan melakukan ealuasi secara terus menerus terhadap apa yang dilakukan dan bagimana hasil yang dicapai dari usahanya.
I.
DEMOKRATISASI DAN KETERBUKAAN DALAM SUASANA KEHIDUPAN KELUARGA
Demokratisasi dan keterbukaan dalam suasana kehidupan keluarga adalah syarat essensial ter&adinya pengakuan dunia keorangtuaan, orangtua oleh anak dan dunia keanak-anak oleh orangtua dan situasi kehidupan yang dihayati bersama. Secara filosofis, terbukanya peluang bagi mereka untuk menghadirkan eksistensi dirinya akan memudahkan mereka untuk saling membaca. Kreatiitas mereka yang berkembang secara optimal merupakan persyaratan untuk saling beridentifikasi diri dengan situasi dan kondisi tersebut, masing-masing anggota keluarga dapat melakukan peran dan fungsi dengan baik dan anak-anak merasa diterima didalam anggota keluarga. ika anak merasa diterima dalam keluarga, mereka mudah untuk membangun konsep diri dan berfikir positif. Dengan demikian anak memiliki dasar-dasar untuk mau dan terdorong bela&ar dari siapa sa&a tentang suatu hal, termasuk ntuk memiliki dan mengembangkan nilai-nilai moral sebagai dasar berperilaku yang berdisiplin diri. Artinya, &ika anak tidak diterima dalam kelompoknya, dia tidak merasa asing karena dalam keluarga telah dimanusia%ikan. :ni merupakan fondasi yang kuat bagi anak untuk dapat memilahkan hasil dialektika dengan dunia luar, sesuai dengan nilai-nilai moral yang telah dimiliki dari upaya orangtuanya. Kehidupan keluarga dapat membangun konfirmitas dan transaksional dalam mereka. Konfirmitas dan transaksional yang dibangun dalam kehidupan keluarga merupakan unsur essensial diantara mereka untuk saling mempercayai. ;ntuk membangun suasana tersebut, dimulai dari sikap keterbukaan orangtua atau pendidik tentang upaya yang dilakukan, baik didalam lingkungan keluarga maupun diluar rumah. Dengan keterbukaan, kehidupan keluarga mereka harus siap untuk menerima saran atau beridentifikasi diri dari perilaku anggota keluarga lainnya.
DAFTAR PUSTAKA