Komponen Sel Darah Putih (Leukosit) Normal dalam Darah
1.
Basofil
Fungsi utama basofil dan eosinofil (granulosit) yaitu melindungi tubuh terhadap organisme penyerang terutama dengan cara memakannya yaitu melalui fagositosis. Basofil dalam sirkulasi darahh juga menyerupai sel maast jaringan yang besar yang terletak tepat di sisis luar banyak kapiler dalam tubuh. Sel mast dan basofil melepaskan heparin ke dalam darah, yaitu suatu bahan yang dapat mencegah pembekuan darah. Selain itu, basofil juga melepaskan histamin, dan sejumlah kecil bradikinin serta serotonin yang terutama dilepaskan pada saat terjadi peradangan. Basofil terutama berperan dalam beberapa tipe reaksi alergi karena tipe antibodi yang menyebabkan reaksi alergi yaitu tipe imunoglobulin E (IgE). Selanjutnya bila terdapat antigen yang spesifik untuk antibodi IgE tertentu dan kemudian antigen ini bereaksi dengan antibodi, maka akan terjadi pelekatan antara antigen dan anntibodi yang menyebabkan sel mast atau basofil menjadi ruptur dan melepaskan banyak sekali histamin, bradikinin, serotonin, heparin, substansi anfilaksis yang bereaksi lambat, dan sejumlah enzim lisosomal. Bahan-bahan ini selanjutnya menyebabkan reaksi jaringan dan pembuluh darah setempat yang menyebabkan banyak atau sebagian besar manifestasi alergi. (Guyton, 2007) Morfologi normal basofil dalam darah menyerupai neutrofil tetapi nukleusnya tidak begitu jelas segmennya (sekedar berlekuk atau sebagian berlobus), granulanya lebih besar dan mempunyai afinitas kuat terhadap cat basa berwarna ungu tua, nukleusnya lebih pucat dan seringkali tersembunyi oleh granula sehingga bentuknya sulit diketahui. Jumlah normal dalam darah 0-2% (absolut 0-0,2 x 10 9 /L). 2.
Eosinofil
Eosinofil merupakan sel fagosit yang lemah, dan menunjukkan fenomena kemotaksis, namun bila dibandingkan dengan neutrofil, peran eosinofil dalam pertahanan tubuh terhadap tipe infeksi yang umum masih diragukan. Namun, eosinofil sering diproduksi dalam jumlah besar pada pasien infeksi parasit, dan eosinofil ini bermigrasi dalam jumlah besar ke jaringan yang diserang oleh infeksi parasit. Walaupun kebanyakan parasit terlalu besar untuk difagositosis oleh eosinofil akan melekatkan diri pada parasit melalui molekul permukaan khusus, dan melepaskan zat-zat yang dapat membunuh banyak parasit. Eosinofil melakukan hal ini melalui beberapa cara: (1)dengan melepaskan enzim hidrolitik dari granulanya, yang dimodifikasi lisosom; (2)mungkin juga dengan melepaskan bentuk oksigen yang sangat reaktif yang khususnya
bersifat mematikan bagi parasit; dan (3)dengan melepaskan suatu polipeptida yang sangat larvasidal dari granulanya yang disebut protein dasar utama. Eosinofil juga diduga mampu mendetoksikasi beberapa zat pencetus peradangan yang dilepaskan oleh sel mast atau basofil, dan mungkin juga menfagositosis dan menghancurkan kompleks alergen-antibodi, jadi mencegah penyebaran proses peradangan setempat. (Guyton and Hall, 2007) Morfologi normal dalam darah ukuran rata-rata 13 μ. Sitoplasma tidak berwarna dengan granula-granula bulat oval yang besar dan berwarna merah cerah, nukleus berwarna kurang gelap dibanding neutrrofil dan biasanya mempunyai 2 segmen yang dihubungkan. Jumlah normal dalam darah 0-4% (absolut 0-0,45 x 10 9 /L). 3.
Neutrofil Segmen/Polimorfonukleus
Neutrofil adalah sel matang yang dapat menyerang dan menghancurkan bakteri, bahkan di dalam darah sirkulasi. Fungsi terpenting neutrofil adalah fagositosis yang berarti pencernaan seluler terhadap agen pengganggu. Fagositosis utama dari neutrofil adalah sel bakteri, dan virus. Selain mencerna bakteri dalam fagosom, neutrofil juga mengandung bahan bakterisidal yang membunuh sebagian besar bakteri, bahkan bila enzim lisosomal gagal mencerna bakteri tersebut. Hal ini penting untuk penghancuran selubung pelindung bakterii yang menghambat proses fagositosis. Invasi netrofil ke daerah peradangan menjadi linea kedua pertahanan tubuh dalam menghadapi infeksi. Morfologi normal neutrofil segmen dalam darah ukuran rata-rata 12
μ.
Sitoplasma dan
granula sama dengan neutrofil batang, nukleusnya gelap berbentuk huruf E, Z, atau S yang terpisah menjadi segmen-segmen/lobus-lobus yang dihubungkan oleh filamen-filamen yang halus, banyaknya lobus pada neutrofil segmen normal berkisar antara 2-5 lobus, dengan ratarata 3 lobus. Jumlah normal dalam darah 40-64% dari leukosit total (absolut 1,8-7,0 x 10 9 /L). 4.
Neutrofil Batang
Fungsi neutrofil batang secara umum sama dengan neutrofil segmen. Perbedaannya dalah neutrofil segmen lebih matang dan punya kemampuan fagositosis yang lebih cepat daripada neutrofil batang, sehingga apabila terjadi infeksi atau kemasukan benda asing, maka yang lebih banyak dikeluarkan adalah neutrofil segmen. Morfologi normal neutrofil batang dalam darah ukuran rata-rata 12
μ.
Sitoplasma tak
berwarna penuh dengan granula-granula yanga sangat kecil dan berwarna coklat kemerahan sampai merah muda, kira-kira
2
/3nya merupakan granula spesifik sedangkan
1
/3nya
merupakan granula azurofilik (merah biru sampai ungu), nukleus lebih tebal berbentuk huruf U dengan kromatin kasar dan rongga parakromatin yang batasnya agak jelas. Jumlah normal dalam darah 40-54% (absolut 0-0,7 x 10 9 /L).
5.
Monosit
Monosit memiliki spesialisasi sebagai fagositosis. Jika monosit keluar dari sirkulasi darah menuju ke jaringan, maka akan membesar dan menjadi makrofag. Makrofag mempunyai kemampuan untuk memfagosit sejumlah besar bakteri, virus, jaringan nekrotik, ataupun partikel asing lainnya dala jaringan. Makrofag jaringan merupakan lini pertahanan pertama dalam melawan infeksi dan apabila monosit belum berkembang menjadi makrofag, amak peningkatan jumlah granulosit dan monosit oleh sumsum tulang dapat menjadi lini pertahanan keempat dalam melawan infeksi. (Guyton and Hall, 2007) Monosit adalah sel terbesar dalam darah normal. Ukurannya rata-rata 14-20 μ (2-3 kali ukuran eritrosit). Sitoplasma bayak sekali berwarna biru abu-abu dan tampak seperti gelas yang digosok, sering berisi granula kecil, halus berwarna merah ungu. Mempunyai satu nukleus yang sebagian berlobus, berlekuk atau seperti tapal kuda (horse shaped), kadangkadang nukleus tampak bulat atau oval, kromatin inti tampak sebagai untaian halus dan sejajar yang dipisahkan oleh parakromatin yang jelas batasnya, dari hasil pengecatan nukleus kurang rapat dibandingkan dengan leukosit lain. Jumlah normal dalam darah 0-7% dari leukosit total (absolut 0-0,8 x 10 9 /L). 6.
Limfosit
Limfosit adalah sel mononukleas tanpa granula sitoplasma yang spesifik. Limfosit dibedakan menjadi limfosit kecil dan limfosit besar. a. Limfosit kecil Ukuran 6-10
μ (seukuran
eritrosit), sitoplasma berwarna biru pucat kecuali tepi
nukleus berwarna jernih, nukleus bulat kadang berlekuk, bataas tegas dengan kromatin padat berwarna biru tua serta parakromatin strip-strip berwarna lebih muda. b. Limfosit besar Ukuran 12-15
μ,
sitoplasma lebih banyak tepinya, kadang-kadang cacat dan
berlekuk (akibat tekanan sel-sel sekitarnya), nukleus berwarna tidak begitu pekat. Tidaklah penting untuk mengklasifikasikan antara limfosit kecil dan limfosit besar secara terpisah dalam perhitungan hitung jenis leukosit. Jumlah normal limfosit dalam darah yaitu 22-44% (absolut 1,0-4,8 x 10 9 /L). Fungsi limfosit adalah sebagai sistem imun tubuh. Limfosit paling banyak ditemukan dalam nodus limfe, namun dapat juga dijumpai dalam jaringan limfoid khusus seperti limpa, daerah submukosa saluran cerna, timus, dan sumsum tulag. Jaringan limfoid tersebar di
lokasi-lokasi yang sangat menguntungkan di dalam tubuh untuk menahan invasi organisme atau toksin sebelum dapat menyebar lebih luas.
Gambar 1. Pembentukan antibodi dan limfosit yang tersensitisasi oleh nodus limfe sebagai respons terhadap antigen. Gambar ini juga menunjukkan sumber limfosit dari timus (T) dan bursa (B) yang secara berturut-turut berperan dalam proses imun yang diperantarai sel dan proses i mun humoral.