Reaksi Pengenalan Kation dan Anion
Politeknik Negeri Samarinda 2014
Laboratorium Kimia Analitik Klasik
Jurusan Teknik Kimia 17
BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Tujuan Percobaan
Dapat menyebutkan prosedur analisa berbagai macam anion dan menuliskan reaksinya.
Dapat menyebutkan prosedur analisa berbagai macam kation dan menuliskan reaksinya.
I.2 Dasar Teori
I.2.1 Analisa Kualitatif
Analisa kualitatif mempunyai arti mendeteksi keberadaan suatu unsur kimia dalam cuplikan yang tidak diketahui. Analisa kualitatif merupakan salah satu cara yang paling efektif untuk mempelajari kimia dan unsur-unsur serta ion-ionnya dalam larutan. Dalam metode analisis kualitatif kita menggunakan beberapa pereaksi diantaranya pereaksi golongan dan pereaksi spesifik, kedua pereaksi ini dilakukan untuk mengetahui jenis anion / kation suatu larutan.
Definisi dari analisis kualitatif adalah pemeriksaaan kimiawi tentang jenis unsur atau ion yang terdapat dalam suatu zat tunggal atau campuran beberapa zat (Ir. C.Poliling.1982)
Analisis kualitatif secara konvensional dapat dilakukan secara visual, baik dalam keadaan kering maupun basah. Dalam keadaan kering analisis dapat dilakukan melalui pengenalan bentuk dan warna, bau, serta nyala.
Pada analisis basah, langkah pertama adalah dengan cara melarutkan sampel dengan pelarut yang sesuai. Pelarut pertama yang digunakan adalah air, kalau sampel tidak larut dalam air, maka dapat digunakan asam klorida, asam nitrat dan air raja.
Regensia golongan yang dipakai untuk klasifikasi kation yang paling umum adalah asam klorida, hidrogen sulfida, ammonium sulfida, dan amonium karbonat. Klasifikasi ini didasarkan atas apakah suatu kation bereaksi dengan reagensia-reagensia ini dengan membentuk endapan atau tidak. Sedangkan metode yang digunakan dalam anion tidak sesistematik kation. Namun skema yang digunakan bukanlah skema yang kaku, karena anion termasuk dalam lebih dari satu golongan. Analisis kualitatif menggunakan dua macam uji, yaitu reaksi kering dan reaksi basah. Reaksi kering dapat digunakan pada zat padat dan reaksi basah untuk zat dalam larutan.
I.2.2 Reaksi Pengenalan (Identifikasi)
Terdapat beberapa metode untuk menganalisa adanya anion dan kation dalam suatu larutan. Salah satunya adalah metode secara organoleptik. Sifat-sifat organoleptik adalah sifat-safat yang dapat diukur dengan indra, misalnya rasa, aroma, warna, dan sebagainya. Sehingga uji organoleptik adalah suatu metode yang prinsipnya didasarkan pada penagamatan warna, bau dan bentuk sampel yang menunjukkan adanya kandungan kation dan anion dalam suatu larutan atau zat.
I.2.3 Reaksi Pengendapan
Endapan adalah zat yang memisahkan diri sebagai satu fase padat keluar dari larutan. Endapan mungkin berupa kristal atau koloid, dapat dikeluarkan dari larutan dengan penyaringan. Endapan terbentuk jika larutan menjadi terlalu jenuh dengan zat yang bersangkutan. Kelarutan suatu endapan menurut definisi adalah sama dengan konsentrasi molal dari larutan jenuhnya. Kelarutan bergantung pada berbagai kondisi, seperti suhu, tekanan, konsentrasi, dan komposisi pelarut.
Kenaikan suhu umumnya dapat memperbesar kelarutan endapan kecuali pada beberapa endapan, seperti kalsium sulfat. Kelarutan bergantung juga pada sifat dan komsentrasi zat-zat lain, terutama ion-ion dalam campuran itu. Bahan lain tersebut dikenal ion sekutu dan ion asing. Ion sekutu adalah suatu ion yang juga merupakan salah satu bahan endapan. Umumnnya kelarutan endapan berkurang dengan adanya ion sekutu. Dengan adanya ion asing kelarutan endapaan bertambah, tetapi penambahan ini umumnya sedikit. Kecuali bila terjadi reaksi kimia.
I.2.4 Ion
Ion adalah atom atau sekumpulan atom yang bermuatan listrik. Ion bermuatan negatif, yang menangkap satu atau lebih elektron, disebut anion, karena dia tertarik menuju anode. Ion bermuatan positif, yang kehilangan satu atau lebih elektron, disebut kation, karena tertarik ke katode. Proses pembentukan ion disebut ionisasi. Atom atau kelompok atom yang terionisasi ditandai dengan tikatas n+ atau n-, di mana n adalah jumlah elektron yang hilang atau diperoleh. (id.wikipedia.org)
Ion pertama kali disajikan dalam bentuk teori oleh Michael Faraday pada sekitar tahun 1830, untuk menggambarkan mengenai bagian molekul yang bergerak ke arah anode atau katode dalam suatu tabung hampa udara (vacuum tube, CRT). Namun, mekanisme peristiwa ini baru dideskripsikan pada 1884 oleh Svante August Arrhenius dalam disertasi doktornya di University of Uppsala. Pada mulanya, teori ini tidak diterima (ia memperoleh gelarnya dengan nilai minimum), tetapi kemudian disertasinya memenangi Hadiah Nobel Kimia pada tahun 1903. (id.wikipedia.org)
Larutan ion adalah larutan yang mengandung ion yang dapat bergerak bebas sehingga bisa menghantarkan arus listrik. Anion adalah ion bermuatan negatif, sedangkan kation adalah ion yang bermuatan positif. Masing-masing anion dan kation dapat dianalisis menggunakan metode khusus. (id.wikipedia.org)
I.2.5 Analisa Kation
Di dalam kation ada beberapa golongan yang memiliki ciri khas tertentu diantaranya :
Golongan I : Kation golongan ini membentuk endapan dengan asam klorida encer. Ion golongan ini adalah Pb, Ag, Hg.
Golongan II : Kation golongan ini bereaksi dengan asam klorida, tetapi membentuk endapan dengan hidrogen sulfida dalam suasana asam mineral encer. Ion golongan ini adalah Hg, Bi, Cu, cd, As, Sb, Sn.
Golongan III : Kation golongan ini tidak bereaksi dengan asam klorida encer, ataupun dengan hidrogen sulfida dalam suasana asam mineral encer. Namun kation ini membentuk endapan dengan ammonium sulfida dalam suasana netral / amoniakal. Kation golongan ini Co, Fe, Al, Cr, Co, Mn, Zn.
Golongan IV : Kation golongan ini bereaksi dengan golongan I, II, III. Kation ini membentuk endapan dengan ammonium karbonat dengan adanya ammonium klorida, dalam suasana netral atau sedikit asam. Ion golongan ini adalah Ba, Ca, Sr.
Golongan V : Kation-kation yang umum, yang tidak bereaksi dengan regensia-regensia golongan sebelumnya, merupakan golongan kation yang terakhir. Kation golongan ini meliputi : Mg, K, NH4+.
I.2.6 Reaksi Kation
Kation – kation akan membentuk reaksi yang khas pada setiap jenis kation, beberapa jenis reaksi kation diantaranya :
Golongan I
Ag+
1. Ag+ + HCL AgCL putih + H-
2. 2Ag+ + 2 NaOH 2AgOH + 2Na+ coklat
3. 2Ag+ + 2NH4 OH 2 AgOH NH+
Pb2+
1. Pb2+ + 2NaOH Pb(OH)2 putih + 2 Na+
2. Pb(OH)2 + 2NaOH Na2Pb(OH)4
3. Pb2+ +2 NH4OH Pb(OH)2 putih + 2 NH4+
4. Pb2+ + 2KI PbI2
Golongan II
Hg2+
1. Hg2+ + 2KI HgI2 merah + 2k+
HgI2 +2 KI K2 HgI2
2. Hg2+ + 2 NaOH Hg(OH)2 kuning +2 Na+
3. Hg2+ +2 NH4OH Hg(OH)2 putih + 2NH4+
4. Hg2+ + 2CuSO4 Hg(SO4 )2 + 2 CU2+
CU2+
1. CU2+ + 2KI CUI2 + 2K+
2. CU2+ + 2 NaOH CU(OH)2 biru + 2nA+
3. CU2+ + 2NH4 OH CU (OH)2 biru + 2NH
Cd2+
1. Cd2+ + KI
2. Cd2+ + 2NaOH Cd(OH)2 + 2 Na+
Cd (OH)2 + NaOH Cd(OH04 putih
3. Cd2+ + 2 NH4OH Cd(OH)2 + 2 NH+
Golongan III
Golongan III A
Fe2+
1. Fe2+ + 2NaOH Fe(OH)2 hijau kotor + 2Na+
2. Fe2+ + 2NH4OH Fe(OH)2 hijau kotor + 2NH4+
3. Fe2+ + 2K4Fe(CN)6 K4 {Fe(CN)6} biru + 4k+
4. Fe2+ + KSCN Fe(SCN)2 + 2K+
Fe3+
1. Fe3+ + 3 NaOH Fe(OH)3 kuning + 3Na+
2. Fe3+ + 3 NH4 OH Fe(OH)3 Kuning + 3NH4+
3. Fe3+ + 3K4Fe(CN)6}2 K4{Fe(CN)6}2 biru +3k+
4. Fe3+ + 3KCNS Fe(SCN)3 + 3K+
Al3+
1. Al3+ + 3NaOH Al(OH)3 putih + 3Na+
2. Al3+ + 3NH4OH Al(OH)3 putih + 3NH4+
Golongan III B
Zn2-
1. Zn2- + NaOH Zn(OH)2 putih + 2Na+
2. Zn2- + Na2CO3 ZN(CO3)2 putih + 2Na+
3. Zn2- + K4Fe(CN )6 Zn4{Fe(CN)6}2 tetap + 8k+
Ni2+
1. Ni2+ + 2NaOH Ni(OH)2 hijau + 2Na+
2. Ni2+ + NH4OH Ni(OH)2 hijau + 2NH4+
3. Ni2+ + 2Na2CO3 Ni(CO3)2 hijau muda + 2Na
4. Ni2+ + K4Fe(CN)6 Ni4{Fe(CN)6}2 tetap + 8k+
CO2-
1. CO2- + NH4OH CO(OH)2 hijau + 2NH4
2. CO2- + 2NaOH CO9OH)2 biru + 2Na+
3. CO2- + K4Fe(CN)6 CO4{Fe(CN)6}2 tetap + 8k+
4. CO2- + 2Na2CO3 CO(CO3)2 hijau muda + 2Na
Golongan IV
Ba2-
1. Ba2- + k2 CrO4 BaCrO4 kuning
2. Ba2- + Na2CO3 BaCO3 putih
Uji nyala
Ba kuning kehijauan
Ca2+
1. Ca2+ + K2CrO4 CaCrO4 Lart. Kuning +2K+
2. Ca2+ + Na2 CO3 CaCO3 + 2Na+
Untuk uji nyala
Ca merah kekuningan.
Sr2+
1. Sr2+ + K2CrO4 SrCrO4 Lart. Kuning + 2K
2. Sr2+ + Na2CO3 SrCO3 + 2Na+
Untuk uji nyala
Sr merah karmin
Golongan V
Mg2+
1. Mg2+ + 2 NaOH Mg(OH)2 putih + 2Na+
2. Mg2+ + 2 NH4OH Mg(OH)2 tetap + 2NH4+
3. Mg2+ + Na3CO(NO2)6 Mg3{CO(NO2)6} Lart. Merah darah + 3Na
I.2.7 Analisa Anion
Untuk anion dikelompokkan kedalam beberapa kelas diantaranya :
Anion sederhana seperti : O2-, F-, CN- , I, Cl, Br,
Anion okso diskret seperti : NO3-, SO42-, CO3, NO2,
Anion polimer okso seperti silikat, borat, atau fosfat terkondensasi
Anion kompleks halida seperti TaF6 dan kompleks anion yang
berbasis bangat seperti oksalat .
Uji Kelarutan bebagai macam garam dalam air, dapat diperkirakan jenis anion yang mungkin terdapat dalam sampel. Kelarutan anion dalam air :
Garam nitrat, klorat dan asetat larut dalam air kecuali garam dari perak(I) dan merkuri(I) asetat sedikit larut.
Semua garam nitrit larut dalam air kecuali perak(I) nitrit kurang larut dalam air.
Garam klorida dan bromida larut baik dalam air kecuali perak(I) dan merkuri(I), timbal(II) klorida larut dalam air panas.
Garam iodida larut baik dalam air kecuali perak(I), merkuri(I), dan merkuri(II), timbal(II) iodida sedikit larut dalam air.
Garam-garam karbonat pada umumnya tidak larut dalam air kecuali garam dari natrium(I), kalium(I), dan amonium(I), demikian juga garam hidrogen karbonat dari logam alkali tanah.
Garam dari sulfida umumnya tidak larut dalam air tetapi garam sulfida dan stronsium(II), barium(II), dan kalsium(II) sedikit larut, sedangkan natrium(I), kalium(I), dan amonium(I) sulfida sangat larut dalam air.
Garam dari sulfit pada umumnya tidak larut dalam air kecuali garam dari alkali dan hidrogen sulfit alkali tanah.
Garam sulfat umunya larut dalam air kecuali garam dari timbal(II), merkuri(I), stronsium(II), dan barium(II), perak(I) dan merkuri(II) sulfat sedikit larut dalam air.
Garam fosfat, arsenat dan arsenit tidak larut dalam air kecuali garam alkali.
Garam fluorida umumnya tidak larut dalam air kecuali garam alkali, perak(I), dan merkuri(I).
Garam borat tidak larut dalam air kecuali garam alkali.
Garam kromat sedikit larut dalam air kecuali garam dari alkali dan alkali tanah (tidak termasuk barium)
Garam dari tiosulfat umunya larut dalam air.
Asam oksalat, format, tartat dan sitrat tidak larut dalam air kecuali garam dari alkali tanah.
I.2.8 Reaksi Anion
Anion golongan A
Cl-
1. Cl- + AgNO3 AgCl (putih) + NO3-
AgCl + 2NH3 Ag(NH3)2 + Cl-
2. Cl- + Pb(CH3COO)2 PbCl2 (putih) + 2 CH3COO-
3. Cl- + PbNO3 PbCl2 + NO3-
I-
1. I- + AgNO3 AgI (putih) + NO3-
2. 2I- + Ba(NO3)2 BaI2 + NO3-
3. 2I- + Pb(CH3COO)2 PbI2 + 2 CH3COO-
SCN-
1. SCN- + AgNO3 AgSCN (putih) + NO3
2. SCN- + Pb(CH3 COO)2 Pb(SCN)2 (putih) + 2CH3COO-
3. SCN- + Pb(CH3 COO)2 Pb(SCN)2 (putih) + 2CH3COO-
Golongan B
S2-
1. S2- + AgNO3 Ag2S (hitam) + 2NO3
Ag2S + HNO3
2. S2- + FeCl3 FeS (hitam) + 3Cl-
3. S2- + Pb(CH3COO)2 PbSO4 (hitam) + 2CH3COO-
Golongan C
CH3 COO-
1. CH3COO- + H2SO4 CH3 COOH + SO42-
2. CH3COO- + Ba(NO3)2 CH3COOBa + 2NO3-
Golongan D
SO32-
1. SO32- + AgNO3 Ag2SO3 (putih) + 2 NO3
Ag2SO3 + 2HNO3 2AgNO3 + H2SO4
2. SO32- + Ba(NO3 )2 BaSO3 (putih) + 2NO3
BaSO3 + 2HNO3 Ba(NO3)2 + H2SO3
3. SO32- + Pb(CH3COO)2 PbSO3 (putih) + 2CH3 COO-
PbSO3 + 2HNO3 Pb(NO3) 2 + H2SO3
CO32-
1. CO32- + AgNO3 Ag2CO3 (putih) + 2NO3-
Ag2CO3 + 2NO3- 2AgNO3 + H2CO3
2. CO32- + Mg(SO4)2 MgCO3 (putih) + 2SO42-
Golongan E
S2O3
1. S2O32- + FeCl3 Fe(S2O3 )3 Cl + 2Cl-
2. Pb(CH3COO)2 + S2O32- PbS2O3 (putih) + 2CH3COO-
Golongan F
PO43-
1. PO43- + Ba(NO3 )2 Ba3(PO4 )2 (putih) + 2NO3-
2. PO43- + FeCl3 FePO4 (kuning) + 3 Cl-
BAB II
METODOLOGI
II.1 Alat
Tabung reaksi
Beaker gelas 500 mL
Hot plate
Pipet ukur 10 mL
Pipet tetes
Bulp
gegep
botol semprot
II.2 Bahan
AgNO3(aq)
HCl(aq)
NaOH(aq)
Pb(NO3)2(aq)
HgCl2(aq)
Na2CO3(aq)
FeCl3
KOH(aq)
K2CrO4(aq)
CH3COOH(aq)
CaCl2(aq)
Na2SO3(aq)
Na2S2O3(aq)
KBr(aq)
KI(aq)
NaCl
II.3 Prosedur Kerja
II.3.1 Analisa Kation
Memasukkan AgNO3 ke dalam tabung reaksi, menambahkan larutan NaCl ke dalam tabung reaksi.
Memasukkan AgNO3 ke dalam tabung reaksi, menambahkan larutan NaOH ke dalam tabung reaksi.
Memasukkan Pb(NO3)2 ke dalam tabung reaksi, menambahkan NaCl ke dalam tabung reaksi. Memanaskan setelah terbentuk endapan.
Memasukkan Pb(NO3)2 ke dalam tabung reaksi, menambahkan larutan NaOH ke dalam tabung reaksi.
Memasukkan HgCl2 ke dalam tabung reaksi, menambahkan larutan NaOH ke dalam tabung reaksi sampai terbentuk endapan.
Memasukkan HgCl2 ke dalam tabung reaksi, menambahkan Na2CO3 sampai terbentuk endapan lalu memanaskan sampai terjadi perubahan warna.
Memasukkan larutan FeCl3 ke dalam tabung reaksi, menambahkan KOH sampai terbentuk endapan, menambahkan HCl.
Mamasukkan larutan CaCl2 ke dalam tabung reaksi, menambahkan K2CrO4 dan alkohol sampai terbentuk endapan . menambahkan asam asetat encer (CH3COOH).
II.3.1 Analisa Anion
Memasukkan 5 tetes larutan Na2CO3 + 1 tetes larutan AgNO3
Memasukkan 5 tetes larutan Na2CO3 + 7 tetes larutan AgNO3. Panaskan.
Memasukkan 5 tetes larutan Na2SO3 + 1 tetes larutan AgNO3 dalam tabung reaksi, lalu kocok.
Memasukkan 5 tetes larutan Na2SO3 + 5 tetes larutan AgNO3 dalam tabung reaksi, lalu mengocok.
Memasukkan 5 tetes Na2S2O3 dalam tabung reaksi + 6 tetes larutan FeCl3.
Memasukkan 5 tetes larutan Na2S2O3 ke dalam tabung reaksi + 1 tetes larutan AgNO3.
Memasukkan 5 tetes larutan KBr ke dalam tabung reaksi + 2 tetes larutan Pb(NO3).
Memasukkan 5 tetes larutan KI ke dalam tabung reaksi + 1 tetes larutan AgNO3.
Memasukkan 1 ml larutan KI ke dalam tabung reaksi lalu menambahkan 4 tetes H2SO4(p).
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
III.1 Data Pengamatan dan Pembahasan
No.
Kegiatan
Pengamatan
Reaksi
Pembahasan Dan Kesimpulan
Analisa Kation
1
AgNO3 dimasukkan ke dalam tabung reaksi.
ditambah larutan NaCl.
Larutan putih keruh dengan endapan putih
Ag+ + Cl- AgCl
Ion Ag+ dan Cl- bereaksi membentuk AgCl. Sehingga dapat disimpulkan bahwa kation golongan I terutama Ag+ dapat bereaksi dengan ion klorida dan membentuk endapan putih.
AgNO3 dimasukkan ke dalam tabung reaksi.
Ditambah larutan NaOH.
Larutan keruh dengan endapan cokelat tua.
1Ag+ + OH- AgOH
22 AgOH Ag2O +H2O
Ion Ag+ bereaksi dengan ion OH- sehingga membentuk AgOH. Selanjutnya AgOH akan terurai menjadi Ag2O yang mengendap dan berwarna cokelat. Jadi dapat disimpulkan bahwa kation golongan I terutama Ag+ dapat bereaksi dengan basa terutama yang memiliki gugus OH- dan membentuk endapan cokelat.
2
Pb(NO3)2 dimasukkan ke dalam tabung reaksi.
Larutan NaCl ditambahkan.
dipanaskan setelah terbentuk endapan.
Larutan bening dan terbentuk endapan putih. Setelah dipanaskan endapan menghilang.
Pb2+ + 2Cl- PbCl2
PbCl2 Pb2+ + Cl-
Pb2+ akan bereaksi dengan Cl- membentuk PbCl2 yang berwarna putih dan kurang larut. Sehingga dapat disimpulkan bahwa kation golongan I terutama ion Pb2+ dapat bereaksi dengan ion klor dan membentuk endapan putih, yang jika dipanaskan akan menghilang.
Pb(NO3)2 dimasukkan ke dalam tabung reaksi.
Ditambah larutan NaOH.
Larutan bening tidak terbentuk endapan
Pb2+ + 2OH- Pb(OH)2
Pb2+ bereaksi dengan OH- membentuk Pb(OH)2. . Sehingga dapat disimpulkan bahwa kation golongan I terutama ion Pb2+ dapat bereaksi dengan basa terutama yang memiliki gugus OH- dan suatu senyawa yang memiliki kelarutan tinggi sehingga cenderung tidak mengendap.
3
HgCl2 dimasukkan ke dalam tabung reaksi.
Ditambahkan larutan NaOH hingga terbentuk endapan.
Larutan kuning bening, dan terbentuk endapan kuning.
1Hg2+ + 2OH- Hg(OH)2
2Hg(OH)2 HgO + H2O
Ion Hg2+ bereaksi dengan ion OH- sehingga membentuk Hg(OH)2. Selanjutanya dapat disimpulkan bahwa kation golongan I terutam ion Hg2+ dapat bereaksi dengan klor dan akan membentuk endapan HgO yang berwarna kuning.
HgCl2 dimasukkan ke dalam tabung reaksi.
Na2CO3 ditambahkan hingga terbentuk endapan lalu dipanaskan hingga terjadi perubahan warna.
Larutan berwarna coklat bening dengan endapan cokelat. Setelah dipanaskan endapan berkurang.
1Hg2+ + CO32- HgCO3
2HgCO3 HgO + Hg + CO2
Ion Hg2+ bereaksi dengan ion CO32- membentuk HgCO3. HgCO3 akan mengendap dengan warna coklat tua. Pemanasan akan mengurai HgCO3 sehingga endapan berkurang. Dapat disimpulkan bahwa kation golongan I terutam ion Hg2+ dapat bereaksi dengan ion karbonant dan akan membentuk endapan HgCO3 yang berwarna coklat. Dan akan menimbulkan endapan HgO jika dipanaskan.
4
Larutan FeCl3 dimasukkan ke dalam tabung reaksi. Ditambahkan KOH hingga terbentuk endapan. Ditambahkan HCl.
Terbentuk endapan berwarna cokelat.
Lalu endapan larut
Fe3++3OH- Fe(OH)3
Fe(OH)3+H+ Fe3++H2O
FeCl3 direaksikan dengan KOH akan membentuk endapan Fe(OH)3. Dapat disimpulkan bahwa kation golongan III terutama ion Fe3+ dapat bereaksi dengan gugus OH- pada basa dan membentuk endapan coklat Fe(OH)3. penambahan HCl akan melarutkan endapan tersebut.
5
Larutan CaCl2 dimasukkan ke dalam tabung reaksi.
Ditambahkan K2CrO4 dan alkohol sampai terbentuk endapan.
Larutan berwarna kuning keruh dengan endapan kuning
CaCl2 + K2CrO4 CaCrO4 + KCl
CaCrO4 tidak larut dalam alkohol sehingga memebentuk endapan kuning. Maka dapat disimpulkan bahwa kation golongan IV terutama ion Ca2+ dapat bereaksi dengan ion klorida dan membentuk endapan berwarna kuning.
Ditambahkan asam asetat encer (CH3COOH).
Larutan berwarna orange bening tanpa endapan
CaCrO4 + CH3COOH Ca(CH3COOH)2 + H2CrO4
Maka dapat disimpulkan bahwa endapan kuning yang dihasilkan dengan mereaksikan kation golongan IV terutama ion Ca2+ dengan ion klorida dapat larut dalam asam lemah terutam asam asetat.
Analisa Anion
1
5 tetes larutan Na2CO3 dan 1 tetes larutan AgNO3 direaksikan.
Larutan keruh, dengan endapan berwarna cokelat
2 Ag++CO32- Ag2CO3
Na2CO3 yang direaksikan dengan AgNO3 menghasilkan endapan Ag2CO3 yang berwarna cokelat. Dapat disimpulkan bahwa anion golongan okso diskret terutama ion CO32- dapat bereaksi dengan ion Ag+ dan membentuk endapan yang berwarna cokelat.
5 tetes larutan Na2CO3 dan 7 tetes larutan AgNO3 direaksikan.
Larutan berwarna keruh dengan endapan cokelat yang semakin banyak
2 Ag++CO32- Ag2CO3
Penambahan volume AgNO3 pada reaksi menyebabkan kesetimbangan bergeser ke arah kanan sehingga endapan Ag2CO3 yang terbentuk akan semakin banyak. Dapat disimpulkan bahwa anion golongan okso diskret terutama ion CO32- dapat bereaksi dengan ion Ag+ dan membentuk endapan yang berwarna cokelat.
Dipanaskan
Larutan berubah menjadi bening dengan endapan hitam
AgCO3 Ag2O + CO2
Dapat disimpulkan bahwa anion golongan okso diskret terutama ion CO32- bereaksi dengan ion Ag+ dan membentuk endapan yang berwarna cokelat. Dan ketika dipanaskan endapan akan terurai menjadi endapan Ag2O yang berwarna hitam.
2
5 tetes larutan Na2SO3 dan 1 tetes larutan AgNO3 direaksikan, lalu dikocok.
Larutan bening tak terdapat endapan
Na2SO3 + 2AgNO3 Ag2SO3 + 2NaNO3
Ag2SO3 yang terbentuk dari reaksi tersebut merupakan garam yang tidak larut dalam air yang menyebabkan dapat terbentuk endapan. Namun karena jumlah pereaksi terlalu sedikit menyebabkan larutan belum jenuh dan tidak menimbulkan endapan
5 tetes larutan Na2SO3 dan 5 tetes larutan AgNO3 direaksikan, lalu dikocok.
Larutan tetap bening dan tidak terbentuk endapan
Na2SO3 + 2AgNO3 Ag2SO3 + 2NaNO3
Penambahan volume AgNO3 yang direaksikan belum cukup untuk membentuk adanya endapan. Ag2SO3 telah terbentuk namun karena konsentrasinya tergolong sangat kecul maka cenderung tidak terbentuk endapan. Namun begitu dapat disimpulkan terdapat ion SO23- dalam larutan. Namun konsentrasi yang kecil menyebabkan tidak terbentuknya endapan. Maka disimpulkan bahwa anion golongan okso diskret terutama ion SO32+ dapat bereaksi dengan ion perak dan membentuk senyawa yang tidak mengendap.
3
5 tetes Na2S2O3 dan 6 tetes larutan FeCl3 direaksikan dalam tabung reaksi.
Larutan berwarna ungu bening dengan endapan putih
2Fe3++3S2O32- Fe2(S2O3)3
Reaksi ion tersebut menghasilkan senyawa Fe2(S2O3)3 yang sukar larut sehingga menimbulkan endapan berwarna putih. Maka dapat disimpulkan anion golongan okso diskret terutama ion S2O32- dapat bereaksi dengan ion Fe3+ dan membentuk endapan putih.
5 tetes Na2S2O3 dan 6
tetes Pb(NO3)2, direaksikan dalam tabung reaksi. Dipanaskan
Larutan berwarna putih susu, setelah dipanaskan larutan menjadi bening dengan endapan putih
Pb2++S2O32- PbS2O3
Reaksi ion tersebut menghasilkan senyawa PbS2O3 yang membentuk endapan putih. Pemanasan yang dilakukan menyebabkan endapan putih terbentuk dengan jelas karena sebelumnya larutan terlihat sebagai koloid tersuspensi. Maka dapat disimpulkan anion golongan okso diskret terutama ion S2O32- dapat bereaksi dengan ion Pb2+ dan membentuk endapan putih.
4
5 tetes larutan KBr dan 1 tetes larutan AgNO3 direaksikan dalam tabung reaksi.
Larutan putih dengan endapan putih kekuningan
Ag++Br- AgBr
Dari reaksi ion tersebut, akan dihasilkan AgBr dengan warna khas yaitu putih kekuningan. Dapat disimpulkan bahwa anion sederhana terutama ion Br- dapat bereaksi dengan ion Ag+ dan membentuk endapan berwarna putih kekuningan.
5 tetes larutan KBr dan 2 tetes larutan Pb(NO3)2 direaksikan dalam tabung reaksi.
Terbantuk endapan berwarna putih
Pb2+ + 2Br- PbBr2
Garam PbBr2 yang terbentuk dari hasil reaksi merupakan garam yang membentuk endapan putih. Dapat disimpulkan bahwa anion sederhana terutama ion Br- dapat bereaksi dengan ion Pb2+ dan membentuk endapan berwarna putih.
5
5 tetes larutan KI dan 1 tetes larutan AgNO3 direaksikan dalam tabung reaksi.
Larutan berwarna kuning pucat terbentuk sedikit endapan putih
Ag++I - AgI
Garam AgI yang terbentuk merupakan endapan yang berwarna putih. Dapat disimpulkan bahwa anion sederhana terutama ion I- dapat bereaksi dengan ion Ag+ dan membentuk endapan berwarna putih.
1 ml Larutan KI dan 4 tetes H2SO4 (p). direaksikan dalam tabung reaksi.
Larutan berwarna kuning tanpa endapan
KI + H2SO4 KHSO4 + HI
2 HI + H2SO4 I2 + SO2 + 2 H2O
Reaksi antara KI dan H2SO4 menyebabkan larutan berwarna kuning bening. Reaksi ion tersebut akan membentuk gas I2. Dapat disimpulkan bahwa anion sederhana terutama ion I- dapat bereaksi dengan ion H+ akan membentuk gas I2.
BAB IV
PENUTUP
IV.1 Kesimpulan
Dari hasil praktikum dapat disimpulkan bahwa :
Kation yang dikenal dalam praktikum ini adalah Ag+, Pb2+, Hg2+, Ca2+, dan Fe3+
Anion yang dikenal dalam praktikum ini adalah CO32-, S2O32-, Br-, SO32-, dan I-.
Dalam analisa kualitatif, reaksi digunakan adalah reaksi-reaksi organoleptik.
DAFTAR PUSTAKA
Shvehla, G. 1995. Vogel Buku Teks Analisis Makro dan Semimikro I. PT. Kalman Media Pustaka: Jakarta.
Haryadi. 1990. Ilmu Kimia Analitik Dasar. PT. Gramedia: Jakarta.
Anonim. 2010. Stoikiometri Larutan. http://www.bimbelsmes.com/artikel/rangkuman/KimXI/ R-StoikiometriLarutan.pdf. 08-07-10. 15 : 37
A, Svehla G. 1985. Buku Teks Analisis Kualitatif Makro dan Semimikro bagian 1. Jakarta: T. Kalman Media
Day Jr, R. A dan Underwood, A L. 1989. Analisis Kimia Kuantitatif, Erlangga : Jakarta
Shofyan. 2010. http://forum.um.ac.id/kelarutan-garam. 08-07-10, 15 : 25