BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
Kesehatan reproduksi adalah Istilah reproduksi berasal dari kata re re yang artinya kembali, produksi produksi artinya menghasilkan. Jadi reproduksi berarti suatu proses melanjutkan keturunan pada manusia demi kelestarian hidup manusia. Selain itu juga merupakan suatu keadaan sejahtera fisik, mental dan sosial secara utuh, tidak semata-mata bebas dari penyakit atau kecacatan dalam semua hal yang berkaitan dengan sistem reproduksi, serta fungsi dan prosesnya dan keadaan sehat secara fisik, mental maupun sosial yang berkaitan dengan sistem reproduksi kita. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di era globalisasi sekarang ini sangat mendukung dalam kehidupan manusia di Indonesia bahkan di dunia, penemuan yang setiap waktu terjadi dan para peneliti terus berusaha dalam penelitiannya demi kemajuan dan kemudahan dalam beraktivitas. Pengetahuan kesehatan reproduksi bukan saja penting dimiliki oleh para bidan atau spesialais tetapi sangat begitu penting pula dimiliki khususnya oleh para istri-istri atau perempuan sebagai ibu atau bakal ibu dari anak-anaknya anak -anaknya demi kesehatan, dan kesejahteraan meraka Dengan demikian, maka dianggap penting untuk mengetahui tentang ruang lingkup kesehatan reproduksi, sejarah kesehatan reproduksi, perhatian pemerintah dalam kesehatan reproduksi serta program kesehatan reproduksi di Indonesia.
B. Rumusan Masalah
1.
Apa pengertian dari kesehatan reproduksi?
2.
Bagaimana ruang lingkup kesehatan reproduksi?
3.
Apa sejarah dari kesehatan reproduksi?
4.
Bagaimana perhatian pemerintah dalam kesehatan reproduksi?
5.
Apa saja program kesehatan reproduksi di Indonesia?
1
C. Tujuan
1.
Mengetahui apa pengertian dari kesehatan reproduksi?
2.
Mengetahui bagaimana ruang lingkup kesehatan reproduksi?
3.
Mengetahui apa sejarah dari kesehatan reproduksi?
4.
Mengetahui bagaimana perhatian pemerintah dalam kesehatan reproduksi?
5.
Mengetahui apa saja program kesehatan reproduksi di Indonesia?
2
BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Kesehatan Reproduksi
Konferensi
Internasional
tentang
Kependudukan
dan
pembangunan/ICPD
( International Conference on Population and Development), di Kairo Mesir tahun 1994 diikuti 180 negara menyepakati perubahan paradigma dalam pengelolaan masaalah kependudukan dan pembangunan dari pendekatan pengendalian populasi dan penurunan fertilitas/keluarga berencana menjadi pendekatan yang terfokus pada kesehatan reproduksi serta hak reproduksi. Istilah reproduksi berasal dari kata re yang artinya kembali, produksi artinya menghasilkan. Jadi reproduksi berarti suatu proses melanjutkan keturunan pada manusia demi kelestarian hidup manusia. Tahun 1995 Konferensi sedunia IV tentang wanita dilaksanakan di Beijing, Cina, di Haquue 1999, di New York tahun 2000 menyepakati: Definisi kesehatan reproduksi adalah suatu keadaan sejahtera fisik, mental dan sosial secara utuh, tidak semata-mata bebas dari penyakit atau kecacatan dalam semua hal yang berkaitan dengan sistem reproduksi, serta fungsi dan prosesnya. Tujuan Kesehatan Reproduksi, yaitu: 1. Utama
meningkatkan
kesadaran kemandirian wanita remaja dalam mengatur fungsi
dan proses reproduksinya, termasuk kehidupan seksualitasnya, sehingga hak-hak reproduksinya dapat terpenuhi peningkatan kualitas hidup 2. Khusus: a)
Meningkatnya
kemandirian
remaja
dalam
memutuskan
peran
dan
fungsi
reproduksinya b)
Meningkatnya hak dan tanggungjawab sosial remaja (wanita) dalam menentukan kapan hamil, jumlah dan jarak kehamilan
c)
Meningkatnya peran dan tanggungjawab sosial remaja (pria) terhadap akibat dari perilaku seksual dan fertilitasnya kepada kesehatan dan kesejahteraan pasangan dean anak2nya
3
d)
Dukungan yang menunjang remaja untuk membuat keputusan yang berkaitan dengan proses reproduksinya
Visi dan misi direktorat kesehatan reproduksi: 1.
Visi Seluruh keluarga terbebas dari masalah kesehatan reproduksi tahun 2015
2.
Misi Meningkatkan akses dan kualitas informasi, promosi dan KIP/Konseling Kelangsungan Hidup Ibu, Bayi dan Anak, pencegahan IMS, HIV dan AIDS, kanker alat reproduksi serta penanganan infertilitas.
B. Ruang Lingkup Kesehatan Reproduksi
Secara luas, ruang lingkup kesehatan reproduksi meliputi : 1.
Kesehatan ibu dan bayi baru lahir
2.
Pencegahan dan penanggulangan Infeksi Saluran Reproduksi (ISR) termasuk PMSHIV/AIDS
3.
Pencegahan dan penaggulangan komplikasi aborsi
4.
Kesehatan reproduksi remaja
5.
Pencegahan dan penaganan infertilitas
6.
Kanker pada usia lanjut dan osteoporosis
7.
Berbagai aspek kesehatan reproduksi lain, misalnya kanker serviks, mutilasi genital, fistula, dan lain-lain. Kesehatan reproduksi ibu dan bayi baru lahir meliputi perkembangan berbagai organ
reproduksi mulai dari sejak dalam kandungan, bayi, remaja, wanita usia subur, klimakterium, menopause hingga meninggal. Kondisi kesehatan seorang ibu hamil mempengaruhi pada kondisi bayi yang dilahirkannya, termasuk di dalamnya kondisi kesehatan organ-organ reproduksi bayinya. Permasalahan kesehatan reproduksi remaja termasuk pada saat pertama anak perempuan mengalami haid yang bisa beresiko timbulnya anemia, perilaku seksual yang mana bila kurang pengetahuan dapat tertular penyakit hubungan seksual, termasuk HIV/AIDS.
4
Selain itu juga menyangkut kehidupan remaja memasuki masa perkawinan. Remaja yang menginjak masa dewasa bila kurang pengetahuan dapat mengakibatkan resiko kehamilan usia muda yang mana mempunyai resiko terhadap kesehatan ibu hamil dan janinnya. Selain hal tersebut diatas, ICPD juga menyebutkan bahwa kesehatan reproduksi juga mengimplikasikan seseorang berhak atas kehidupan seksual yang memuaskan dan aman. Seseorang berhak terbebas dari kemungkinan tertulari penyakit infeksi menular seksual yang bisa berpengaruh pada fungsi organ reproduksi, dan terbebas dari paksaan. Hubungan seksual dilakukan dengan memahami dan sesuai etika dan budaya yang berlaku. Penerapan
pelayanan
kesehatan
reproduksi
oleh
Departemen
Kesehatan
RI
dilaksanakan secara integrative memprioritaskan pada empat komponen kesehatan reproduksi yang menjadi masalah pokok di Indonesia yang disebut paket Pelayanan Kesehatan Reproduksi Esensial (PKRE), yaitu: 1.
Kesehatan ibu dan bayi baru lahir
2.
Keluarga berencana
3.
Kesehatan reproduksi remja
4.
Pencegahan dan penanganan infeksi saluran reproduksi, termasuk HIV/AIDS
Sedangkan Pelayanan Kesehtan Reproduksi Komprehensif (PKRK) terdiri dari PKRE ditambah kesehatan reproduksi pada usia lanjut. Hak-hak Reproduksi Hak-hak
reproduksi
menurut
kesepakatan
dalam
Konferensi
International
Kependudukan dan Pembangunan (ICPD) bertujuan untuk mewujudkan kesehatan bagi individu secara utuh, baik kesehatan jasmani maupun kesehatan rohani, meliputi : 1.
Hak mendapat informasi dan pendidikan kesehatan reproduksi.
2.
Hak mendapat pelayanan dan perlindungan kesehatan reproduksi
3.
Hak kebebasan berpikir tentang pelayanan kesehatan reproduksi
4.
Hak untuk dilindungi dari kematian karena kehamilan
5.
Hak untuk menentukan jumlah dan jarak kelahiran anak
6.
Hak atas kebebasan dan keamanan berkaitan dengan kehidupan reproduksinya 5
7.
Hak untuk bebas dari penganiayaan dan perlakuan buruk termasuk perlindungan dari perkosaan, kekerasan, penyiksaan, dan pelecehan se ksual
8.
Hak mendapatkan manfaat kemajuan, ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan kesehatan reproduksi
9.
Hak atas kerahasiaan pribadi berkaitan dengan pilihan atas pelayanan dan kehidupan reproduksinya
10. Hak untuk membangun dan merencanakan keluarga 11. Hak untuk bebas dari segala bentuk diskriminasi dalam kehidupan berkeluarga dan kehidupan reproduksi 12. Hak atas kebebasan berkumpul dan berpartisipasi dalam politik yang berkaitan dengan kesehatan reproduksi
C. Sejarah Kesehatan Reproduksi
Kesehatan reproduksi mendapat perhatian khusus secara global sejak diangkatnya isutersebut
dalam
Konferensi
Internasional
tentang
Kependudukan
dan
Pembangunan(International Conference on Population and Development, ICPD), di Kairo, Mesir padatahun 1994. Hal penting dalam konferensi tersebut adalah disepakatinya perubahan paradigma dalam pengelolaan masalah kependudukan dan pembangunan dari pendekatan pengendalian populasi dan penurunan fertilitas menjadi pendekatan yang terfokus
pada
kesehatan
reproduksi
serta
upaya
pemenuhan
hak-hak
reproduksi
(Widyastuti,2009:1). Dengan demikian pengendalian kependudukan telah bergeser ke arah yang lebih luas, yang meliputi pemenuhan kebutuhan kesehatan reproduksi bagi laki-laki dan perempuan sepanjang siklus hidup, termasuk hak-hak reproduksinya, kesetaraan dan keadilan gender, pemberdayaan perempuan dan penanggulangan kekerasan berbasis gender, serta tanggung jawab laki-laki dalam kaitannya dengan kesehatan reproduksi. Paradigma baru ini berpengaruh besar antara lain terhadap hak dan peran perempuan sebagai subyek dalam ber-KB. Perubahan pendekatan juga terjadi dalam penanganan kesehatan ibu dan anak, kesehatan reproduksi remaja, pencegahan dan penanggulangan Infeksi Menular Seksual (IMS) termasuk HIV/AIDS, serta kesehatan reproduksi usia lanjut, yang dibahas
6
dalam konteks kesehatan dan hak reproduksi. Dengan paradigma baru ini diharapkan kestabilan pertumbuhan penduduk akan dapat dicapai dengan lebih baik. D. Perhatian Pemerintah Dalam Kesehatan Reproduksi
1.
PIK KRR (Pusat Informasi dan Konseling Kesehatan Reproduksi Remaja) Yaitu suatu wadah yang dikelola untuk remaja supaya mempermudah memperoleh informasi dan pelayanan konseling KRR. PIK KRR ini merupakan langkah-langkah operasional menuju remaja tegar , yaitu remaja yang berprilaku sehat, terhindar dari resiko TRIAD KRR (seksualitas, HIV/AIDS,NAPZA), mau menunda usia pernikahan hingga memasuki usia ideal perkawinan (20 bagi wanita dan 25 bagi pria), bercita-cita mewujudkan keluarga kecil bahagia sejahtera, serta mau mau menjadi contoh, model, idola dan sumber informasi bagi teman sebayanya. Dengan demikian , PIK KRR yanag menggunakan pendekatan kelompok (per group) ini diyakini mampu secara efektif cegah seks bebas pada remaja. Tujuan a. Pemerintah mengupayakan agar para remajatidak melewati masa remajanya dengan hal-hal yang tidak berguna b. Berupaya untuk membentuk remaja tegar , yaitu remaja yang berprilaku sehat, terhindar dari resiko TRIAD KRR (seksualitas, HIV/AIDS,NAPZA) c. Agar para remaja memiliki pengetahuan memadai seputar dunia
2.
Menggalang Program kesehatan reproduksi melalui program keluarga berencana (KB) melalui alat kontrasepsi Data Program Keluarga Berencana Kalimantan Barat oleh BKKBN Kalbar Pencapaian peserta KB baru tahun 2010, 2011, dan 2012 TAHUN 2010 2011 2012
SASARAN 137,362 163,145 157,510
PENCAPAIN 163,171 178,217 178,896
% 118,8 % 109,2 % 113,6 % Sumber : F/II/KB 7
Persentase pencapaian peserta KB baru per mix kontrasepsi tahun 2012 290.56%
300.00%
250.00%
200.00% 154.48% 150.00%
140.82% 124.83% 109.35%
109.68% 86.55%
100.00%
50.00%
0.00% IUD
MOW
MOP
KONDOM
IMPLANT
SUNTIKAN
PIL
Pencapain PB Pria tahun 2010, 2011, dan 2012 Tahun 2010
Alat Kontrasepsi kondom MOP Jumlah
Sasaran 18,757 150 18,907
Hasil 24,016 121 24,137
% 128,04 % 80,67 % 127.66 %
2011
kondom MOP Jumlah
24,016 140 24,156
24,077 171 24,248
100.25% 122.14% 100.38%
2012
kondom MOP Jumlah
25,630 180 25,810
28,026 523 28,549
109.35% 290.56% 110.61% Sumber : F/II/KB
8
Persentase KB Pria tahun 2012 KAB. KETAPANG
344.84%
KAB. LANDAK
296.01%
KAB. SAMBAS
216.81%
KAB. SEKADAU
167.70%
KAB. KAPUAS HULU
160.92%
KOTA SINGKAWANG
128.33%
KAB. SANGGAU
116.42%
KAB. BENGKAYANG
100.92%
KAB. PONTIANAK
90.22%
KAB. MELAWI
85.24%
KAB. KUBU RAYA
81.13%
KAB. KAYONG UTARA KAB. SINTANG KOTA PONTIANAK
75.55% 62.32% 34.24%
Kalbar : 110,61%
< 65%
< 65,01% - 90 %
< 90,01% - 100 %
> 100 %
Pencapain Peserta KB baru wanita tahun 2010, 2011, dan 2012 Tahun 2010 2011 2012
Sasaran 118,455 138,989 131,700
Pencapain 139,042 153,969 150,347
% 117,38% 110.78% 114.16% Sumber : F/II/KB
9
Persentase pencapain KB wanita tahun 2012 KAB. SEKADAU
211.04%
KAB. KUBU RAYA
154.40%
KOTA PONTIANAK
148.92%
KAB. SANGGAU
121.69%
KAB. SAMBAS
115.85%
KAB. SINTANG
114.71%
KAB. BENGKAYANG
113.97%
KAB. LANDAK
103.56%
KAB. KAPUAS HULU
103.43%
KAB. PONTIANAK
96.94%
KAB. MELAWI
94.44%
KAB. KETAPANG
87.22%
KOTA SINGKAWANG
85.75%
KAB. KAYONG UTARA
61.86%
Kalbar : 114,16% < 65%
< 65,01% - 90 %
< 90,01% - 100 %
> 100 %
Pencapain PB MKJP(Metode tahu Kontrasepsi Jangka Panjang) tahun 2010, 2011, dan 2012 Tahun 2010 2011 2012
Sasaran 12,628 14,828 18,570
Pencapain 14,862 18,064 22,237
% 117.69% 121,82% 119,75% Sumber : F/II/KB
10
Persentase pencapain MKJP tahun 2012 KAB. SEKADAU
363.38%
KAB. KUBU RAYA
240.95%
KOTA PONTIANAK
197.43%
KAB. BENGKAYANG
144.95%
KAB. SAMBAS
136.59%
KAB. SANGGAU
124.66%
KOTA SINGKAWANG
112.66%
KAB. SINTANG
100.84%
KAB. PONTIANAK
86.58%
KAB. MELAWI
79.74%
KAB. KAYONG UTARA
66.67%
KAB. LANDAK
55.56%
KAB. KETAPANG
49.68%
KAB. KAPUAS HULU
25.32%
Kalbar : 119,75 % < 65%
< 65,01% - 90 %
< 90,01% - 100 %
> 100 %
E. Program Kesehatan Reproduksi Di Indonesia 1.
Pemeriksaan Pap Smear
Pap smear adalah suatu tes yang aman dan murah dan telah dipakai bertahuntahun lamanya untuk mendeteksi kelainan-kelainan yang terjadi pada sel-sel leher rahim (Fitria, 2007) Pap smear adalah ilmu yang mempelajari sel-sel yang lepas dari sistem alat kandungan wanita (Lestadi, 2009) Tujuan tes pap smear menurut sukaca 2009 adalah:
a)
Mencoba menemukan sel-sel yang tidak normal dan dapat berkembang menjadi kanker serviks
11
b)
Alat untuk mendeteksi adanya gejala pra kanker leher rahim bagi seseorang yang belum menderita kanker
c)
Untuk mengetahui kelainan-kelainan yang terjadi pada sel-sel kanker leher rahim
d)
Mengetahui tingkat berapa keganasan serviks
Manfaat pap smear menurut Lestadi 2009 yaitu:
a)
Evaluasi sitohormonal Penilaian hormonal pada seorang wanita dapat dievaluasi melaluipemeriksaan pap smear yang bahan pemeriksaanya adalah secretvagina yang berasal dari dinding lateral vagina sepertiga bagianatas.
b) Mendiagnosis peradangan Peradangan pada vagina dan servik pada umumnya dapatdidiagnosa dengan pemeriksaan pap smear . Baik peradangan akutmaupun kronis. Sebagian besar akan memberi gambaranperubahan sel yang khas pada sediaan pap smear sesuai denganorganisme penyebabnya. Walaupun kadang-kadang ada pulaorganisme yang tidak menimbulkan reaksi yang khas pada sediaanpap smear. c) Identifikasi organisme penyebab peradangan Dalam vagina ditemukan beberapa macam organisme/kuman yangsebagian merupakan flora normal vagina yang bermanfaat bagiorgan tersebut. Pada umumnya organisme penyebab peradanganpada vagina dan serviks, sulit diidentifikasi dengan pap smear,sehingga berdasarkan perubahan yang ada pada sel tersebut, dapatdiperkirakan organisme penyebabnya. d) Mendiagnosis kelainan prakanker (displasia) leher rahim dan kanker leher rahim dini atau lanjut (karsinoma/invasif)pap smear paling banyak dikenal dan digunakan adalah sebagaialat pemeriksaan untuk mendiagnosis lesi prakanker atau kankerleher rahim.Pap smaer yang semula dinyatakan hanya sebagai alatskrining deteksi kanker mulut rahim, kini telah diakui sebagai alatdiagnostik prakanker dan kanker leher rahim yang ampuh denganketepatan diagnostik yang tinggi, yaitu 96% terapi didiagnostiksitologi tidak dapat mengantikan diagnostik histopatologik sebagaialat pemasti diagnosis. Hal itu berarti setiap diagnosik sitologikanker leher rahim harus dikonfirmasi dengan
12
pemeriksaanhistopatologi
jaringan
biobsi
leher
rahim,
sebelum
dilakukantindakan sebelumya.
e) Memantau hasil terapi Memantau hasil terapi hormonal, misalnya infertilitas ataugangguan endokrin. Memantau hasil terapi radiasi pada kasuskanker leher rahim yang telah diobati dengan radiasi, memantauadanya kekambuhan pada kasus kanker yang telah dioperasi,memantau hasil terapi lesi prakanker atau kanker leher rahim yangtelah diobati dengan elekrokauter kriosurgeri, atau konisasi.
2.
Pemeriksaan IVA (Pemeriksaan inspeksi visual dengan asam asetat )
Pengertian IVA IVA adalah merupakan metode untuk mendeteksi dini kanker leher rahim yang murah meriah menggunakan asam asetat 3-5%, dan tergolong sederhana dan memiliki keakuratan 90%. Tujuan Sama dengan pap semear untuk mendeteksi adanya sel-sel pada leher rahim yang tidak lazim (abnormal). Kegunaan a)
Sama dengan pap smear
b)
Pada pemeriksaan IVA tingkatnya sudah kelas III yaitu ditemukan sel-sel abnormal yang meragukan untuk keganasan ( abnormal), antara lain disebabkan
oleh
peradangan yang berat dapat disembuhkan menjadi normal kembali, follow up pengobatan radang dan kontrol lebih kurang 3 bulan.
3.
Sadari
13
Pemeriksaan sadari adalah cara sederhana menemukan tumor payudara sedini mungkin. Risiko wanita terjadi kanker payudara: a)
Anggota keluarga tingkat pertama (ibu atau kakak/adik) pernah menderita kanker payudara
b)
Mempunyai riwayat pernah kanker payudara
c) Nulipara (wanita belum mempunyai anak) d)
Primigra usia melebihi 30 tahun pada kehamilan pertama
e)
Mulai haid/menarche pada usia dini atau menopouse terlambat
f)
Riwayat gangguan haid
g) Nutrisi lemak yang berlebihan h)
Merokok
Tanda-tanda perubahan payudara yang perlu diwaspadai: a)
Perubahan besar dan kesimetrisan payudara
b)
Perubahan warna kulit payudara: lebih kemerahan, lebih mengkilap
c)
Ada lesi pada payudara
d)
Perubahan bentuk puting dan keluarnya discharge/cairan bening di puting
e)
Pada perabaan, ada bagian payudara yang terasa lebih hangat dari pada daerah sekitarnya
4.
Keluarga Berencana (KB)
KB adalah singkatan dari Keluarga Berencana. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1997), maksud daripada ini adalah: "Gerakan untuk membentuk keluarga yang sehat dan sejahtera dengan membatasi kelahiran." Keluarga berencana adalah upaya untuk: a)
Mewujudkan
keluarga
berkualitas
melalui
promosi,
perlindungan,
dan
bantuandalam mewujudkan hak-hak reproduksi serta penyelenggaraan pelayanan, pengaturan, dan dukungan yang diperlukan untuk membentuk keluarga dengan usia kawin yang ideal b)
Mengatur jumlah, jarak dan usia ideal melahirkan anak 14
c)
Pengatur kehamilan
d)
Membina ketahanan dan kesejahteraan keluarga
Metode Kontrasepsi Ada beberapa macam metode KB yang dikenal oleh masyarakat. Namun, semua metode tersebut tetap ada kelemahan dan kelebihannya. Berikut ini adalah beberapa metode KB yang bisa digunakan: 1. Kontrasepsi oral Kontrasepsi oral atau biasa dikenal dengan pil KB adalah salah satu pilihan kontrasepsi. Yang perlu diketahui pil KB mengandung hormon, baik dalam bentuk kombinasi progestin dengan estrogen atau progestin saja. Pil KB mencegah kehamilan dengan cara menghentikan ovulasi (pelepasan sel telur oleh ovarium) dan menjaga kekentalan lendir servikal sehingga tidak dapat dilalui oleh sperma. Keuntungan pemakaian pil KB adalah mengurangi: Resiko kanker jenis tertentu;
Angka
kekambuhan kram pada saat menstruasi; Ketegangan premenstruasi; Perdarahan tidak teratur; Anemia; Kista payudara; Kista ovarium; Kehamilan ektopik (kehamilan di luar kandungan); Infeksi tuba falopii. Adapun efek sampingnya ada beberapa macam, misalnya potting: yaitu sering terjadi pada tahun pertamapemakaian pil KB, jika tubuh telah menyesuaikan diri dengan hormon biasanya perdarahan abnormal akan berhenti. Selain itu beberapa bulan setelah berhenti menggunakan pil KB, mungkin tidak akan terjadi menstruasi, tetapi obat ini tidak menyebabkan berkurangnya kesuburan secara permanen. Resiko terjadinya kanker leher rahim tampaknya meningkat, terutama jika pil KB telah dipakai selama lebih dari 5 tahun. Karena itu wanita pemakai pil KB harus rutin menjalani pemeriksaan Pap smear (minimal 1 kali/tahun). Di lain fihak, wanita pemakai pil KB memiliki resiko kanker ovarium ataupun kanker rahim yang lebih rendah. Bekuan darah diperkirakan 3-4 kali lebih sering terjadi pada pemakaian pil KB dosis tinggi. Mual dan sakit kepala juga akan terjadi pada pemakai pil KB. 1-2% perempuan pemakai pil KB mengalami depresi dan kesulitan tidur. 2. Kontrasepsi penghalang 15
Yang termasuk kontrasepsi penghalang adalah: Kondom, Diafragma, Penutup serviks. a. Kondom bisa melindungi pemakainya dari penyakit menular seksual (misalnya AIDS) dan dapat mencegah perubahan prekanker tertentu pada sel-sel leher rahim. Ada kondom yang ujungnya memiliki penampung semen. Jika tidak ada penampung semen, sebaiknya kondom disisakan sekitar 1 cm didepan penis. Kondom wanita merupakan alat kontrasepsi penghalang baru yang dipasang di vagina dengan bantuan sebuah cincin. Kondom perempuan menyerupai kondom pria, tetapi lebih lebar dan memiliki angka kegagalan yang tinggi. b. Diafragma merupakan plastik berbentuk kubah dengan sabuk yang lentur, dipasang pada serviks dan menjaga agar sperma tidak masuk ke dalam rahim. Ukurannya bervariasi dan harus dicocokkan oleh dokter atau perawat. Pemakaiannya harus selalu bersamaan dengan krim atau jeli. Diafragma dipasang sebelum melakukan hubungan seksual dan tetap terpasang sampai minimal 8 jam tetapi tidak boleh lebih dari 24 jam. c. Penutup serviks (cervical cap) hampir menyerupai diafragma tetapi ukurannya lebih kecil dan lebih kaku, dipasang pada serviks. Ukurannya bervariasi dan harus dicocokkan oleh dokter atau perawat. Pemakaian penutup serviks harus selalu bersamaan dengan krim atau jeli. Penutup serviks dipasang sebelum melakukan hubungan seksual dan tetap terpasang sampai minimal 8 jam dan maksimal 48 jam sesudah melakukan hubungan seksual.
3. Penarikan penis sebelum terjadinya ejakulasi Disebut juga coitus interruptus atau senggama terputus. Pada metode ini, pria mengeluarkan/menarik penisnya dari vagina sebelum terjadinya ejakulasi (pelepasan sperma ketika mengalami orgasme). Metode ini kurang dapat diandalkan karena sperma bisa keluar sebelum orgasme juga memerlukan pengendalian diri yang tinggi serta penentuan waktu yang tepat. 4. Metoda ritmik/kalender
16
Pada metoda ritmik, pasangan suami istri tidak melakukan hubungan seksual selama masa subur wanita. Ovulasi (pelepasan sel telur dari ovarium) terjadi 14 hari sebelum menstruasi. Sel telur yang telah dilepaskan hanya bertahan hidup selama 24 jam, tetapi sperma bisa bertahan selama 3-4 hari setelah melakukan hubungan seksual. Karena itu pembuahan bisa terjadi akibat hubungan seksual yang dilakukan 4 hari sebelum ovulasi. 5. Kontrasepsi implant Kontrasepsi implan adalah kapsul plastik yang mengandung progestin, yang bekerja dengan cara mencegah ovulasi dan menghalangi masuknya sperma melalui lendir serviks yang kental. 6 kapsul dimasukkan ke bawah kulit lengan atas. Setelah diberi obat bius, dibuat sayatan dan dengan bantuan jarum dimasukkan kapsul implan. Tidak perlu dilakukan penjahitan. 6. Kontrasepsi suntikan Sepertiga pemakai KB suntik tidak mengalami menstruasi pada 3 bulan setelah suntikan pertama dan sepertiga lainnya mengalami perdarahan tidak teratur dan spotting (bercak perdarahan) selama lebih dari 11 hari setiap bulannya. Semakin lama suntikan KB dipakai, maka lebih banyak wanita yang tidak mengalami menstruasi tetapi lebih sedikit wanita yang mengalami perdarahan tidak teratur. Setelah 2 tahun memakai suntikan KB, sekitar 70% wanita sama sekali tidak mengalami perdarahan. Jika pemakaian suntikan KB dihentikan, siklus menstruasi yang teratur akan kembali terjadi dalam waktu 6 bulan-1 tahun. Efeknya berlangsung lama, sehingga kesuburan mungkin baru kembali 1 tahun setelah suntikan dihentikan, tetapi Medroksiprogesteron tidak menyebabkan kemandulan permanen. 7. IUD (intra uterine device, spiral). Terdapat 2 macam IUD, melepaskan progesteron (harus diganti setiap tahun) dan melepaskan tembaga (efektif selama 10 tahun). Biasanya IUD dipasang pada saat mentruasi. Jika kemungkinan terjadi inveksi serviks, masa pemasangan IUD ditunda
17
sampai infeksi mereda. Keuntungan IUD adalah efeksampingnya terbatas di dalam rahim. 8. Sterilisasi Sterilisasi merupakan cara KB yang sifatnya permanen. Sterilisasi pada pria dilakukan melalui vasektomi, sedangkan pada perempuan dilakukan prosedur ligasi tuba. Vasektomi adalah pemotongan vas deferens (saluran yang membawa sperma dari testis). Ligasi tuba adalah pemotongan dan pengikatan atau penyumbatan tuba falopii (saluran telur dari ovarium ke rahim) Dari sekian banyak metode kontrasepsi yang ada, kondom adalah kontrasepsi yang aman bagi tubuh perempuan, karena efeksamping yang ditimbulkan tidak ada. Dengan menggunakan kondom resiko terlular Penyakit Menular Seksual semakin sedikit. Penting diingat sebelum memilih jenis alat kontrasepsi yang tepat harus diketahui dulu bentuk dan efek sampingnya bagi tubuh karena tidak semua alat kontrasepsi cocok bagi tubuh, maka lebih baik konsultasikan terlebih dahulu dengan dokter atau bidan. 4.
Peningkatan Kesehatan Reproduksi Remaja
A. Pengertian Peningkatan Kesehatan Reproduksi Remaja program KRR bertujuan untuk meningkatkan pemahaman pengetahuan serta sikap atau perilaku positif remaja tentang kesehatan dan hak-hak reproduksi. Hal ini berguna untuk meningkatkan derajat kesehatan reproduksi serta mempersiapkan kehidupan berkeluarga dalam upaya peningkatan kualitas generasi mendatang, bertujuan meningkatkan kualitas pertahanan kesehatan reproduksi remaja melalui pusat informasi dan konseling (PIK-KRR) ditingkat kecamatan dan pendidikan KRR melalui kelompok sebaya dijalur sekolah maupun luar sekolah.
18
B. Tujuan dan sasaran kesehatan reproduksi remaja a. Tujuan umum Mewujudkan
keluarga
berkualitas
tahun
2015
melalui
peningkatan
pengetahuan , kesadaran sikap dan perilaku remaja dan orang tua agar peduli dan bertanggung jawab dalam kehidupan berkeluarga, serta pemberian pelayanan kepada remaja yang memiliki permasalahan khusus (BKKBN,2002 :98) Sasaran program kesehatan reproduksi remaja (KRR) adalah agar seluruh remaja dan keluarganya memiliki pengetahuan, kesadaran sikap dan prilaku kesehatan reproduksi sehingga menjadikan remaja siap sebagai keluarga berkualitas pada tahun 2015 (BKKBN,2002 :98) b. Tujuan khusus Mengutip buku materi Program KB dan Kesehatan Reproduksi (BKKBN, 2002 : 98-101) tujuan khusus dalam program kesehatan reproduksi remaja adalah sebagai berikut : a. seluruh lapisan masyarakat mendapatkan informasi tentang KRR. Sasarannya adalah meningkatnya cakupan penyebaran informasi KRR melalui mass media b. seluruh remaja disekolah mendapatkan informasi tentang KRR sasarannya ialah meningkatnya cangkupan penyebaran informasi KRR disekolah umum, SLTP,dan SMU,pusantren,dll c. seluruh remaja dan keluarga yang menjadi anggota kelompok masyarakat mendapat informasi tentang KRR . sasarnya ialah meningkatnya cakupan remaja dan orang tua yang memperoleh informasi KRR melalui kelompok remaja dan orang tua seperti: karang taruna,remaja mesjid,perusahaan,remaja gereja,pkk,pramuka,pengajian dan arisan. d. Seluruh remaja diperusahaan tempat kerja mendapatkan informasi tentang KRR. Sasaranya ialah meningkatkan cakupan remaja yang memperoleh informasi dan layanan KRR melalui perusahaan ditempat mereka bekerja.
19
e. Seluruh remaja yang membutuhkan konseling serta pelayanan khusus dapat dilayani. Sasarannya ialah meningkatkan jumlah dan pemanfaatan pusat konseling dan pelayanan khusus bagi remaja.seluruh masyarakat mengerti dan mendukung
pelaksanaan
program
KRR.
Sasarannya
ialah
meningkatnyakomitmen bagi politisi, toga, toma serta LSM dalam pelaksanaan KRR
C. Kebijakan Teknis Operasional dan Strateginya
Meningkatkan promosi kesehtan reproduksi remaja
Meningkatkan sokongan (advokasi) kesehatan Reproduksi Remaja
KIE (Komunikasi, Informasi, dan Edukasi) kesehatan reproduksi remaja
Meningkatkan aktivitas konseling remaja melalui KIE
Meningkatkan dukungan pelayanan remaja yang memiliki masalah khusus
Meningkataka dukungan bagi kegiatan remaja yang positif
20
BAB 3 PENUTUP
A. Kesimpulan Kesehatan reproduksi adalah suatu keadaan sejahtera fisik , mental dan sosial secara utuh, tidak semata-mata bebas dari penyakit atau kecacatan dalam semua hal yangberkaitan dengan sistem reproduksi,serta fungsi dan prosesnya. Penerapan pelayanan kesehatan reproduksi oleh Departemen Kesehatan RI dilaksanakan secara integrative memprioritaskan pada empat komponen kesehatan reproduksi yang menjadi masalah pokok di Indonesia yang disebut paket Pelayanan Kesehatan Reproduksi Esensial (PKRE), yaitu: Kesehatan ibu dan bayi baru lahir, Keluarga berencana, Kesehatan reproduksi remaja, Pencegahan dan penanganan infeksi saluran reproduksi, termasuk HIV/AIDS. B. Saran Program yang pemerintah jalankan mengenai kesehatan reproduksi ini telah bagus, baik tentang konseling maupun program KB telah banyak membantu rakyat sedikit demi sedikit sehingga dapat membuat negara ini akan selalu sehat kesehatan reproduksi walaupun tidak semua dan tidak terjadi lagi perilaku yang dapat membuat permasalahan yang merugikan bagi kesehatan reproduksi masing-masing dan pemerintah harus selalu meningkatkan kinerja untuk menggalang kesehatan reproduksi bagi seluruh rakyat. Dan untuk para pembaca di harapkan kritik dan sarannya untuk kami dapat memperbaiki kesalahan atau menambah kebenaran sehingga dapat menyempurnakan makalah yang telah kami buat.
21
DAFTAR PUSTAKA
Widyaastuti, Yani et al. 2011. Kesehatan Reproduksi. Fitramaya
Hasyim, Abdullah et al. 2011. Keluarga Sejahtera & Kesehatan Reproduksi: Dalam Pandangan Islam. Direktorat Advokasi dan KIE BKKBN
RAKERDA. 2013. Pembangunan Kependudukan & Keluarga Berencana Provinsi Kalimantan Barat. BKKBN
BkkbN (Badan kependudukan dan keluarga Berencana Nasioanal)
22