Kemitraan dalam Promosi Kesehatan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pengembangan kesehatan masyarakat di Indonesia yang telah dijalankan selama sel ama ini mas masih ih mem memper perlih lihatk atkan an ada adanya nya ke ketid tidaks akses esuai uaian an ant antara ara pen pendek dekata atan n pembangunan kesehatan masyarakat dengan tanggapan masyarakat, manfaat yang diperoleh diper oleh masy masyarakat arakat,, dan partis partisipas ipasii masy masyaraka arakatt yan yang g dihar diharapka apkan. n. Mesk Meskipun ipun di dalam Undang-undan Undang-undang g No. 2 !ahun "##2 tentang Kese Kesehatan hatan telah diteg ditegaska askan n bah$ ba h$a a tu tuju juan an pe pemb mban angu guna nan n ke kese seha hata tan n ma masy syara araka katt sa sala lah h sa satu tuny nya a ad adal alah ah meningkatkan kemandirian masyarakat dalam mengatasi masalah kesehatannya. %leh karena itu pemer pemerintah intah maupun pihak-pihak pihak-pihak yang memiliki perhatian perhatian &uku &ukup p besar terhadap pembangunan kesehatan masyarakat termasuk pera$at spesialis komunitas perlu men&oba men&ari terobosan yang kreatif agar program-program tersebut dapat dilaksanakan se&ara optimal dan berkesinambunga berkesinambungan. n. 'alah satu inter(ensi kepera$atan komunitas di Indonesia yang belum banyak digali adalah kemampuan pera$at spesialis komunitas dalam membangun jenjang kemitraan di masyarakat. Padahal, membina hubungan dan bekerja sama dengan elemen lain dalam masyarakat merupakan salah satu pendekatan yang memiliki pengaruh signifikan pada keberhasilan program pengembangan kesehatan masyarakat )Kahan * +oodstadt, 2". Pada bagian lain r(in )22 menegaskan bah$a bah $a per pera$a a$att spe spesia sialis lis kom komuni unitas tas mem memilik ilikii tug tugas as ya yang ng sa sanga ngatt pe penti nting ng unt untuk uk membangun dan membina kemitraan dengan anggota masyarakat. /ahkan r(in mengatakan bah$a kemitraan merupakan tujuan utama dalam konsep masyarakat sebaga seb agaii seb sebuah uah su sumbe mberr day daya a yan yang g per perlu lu dio diopti ptimal malka kan n (community-as-resource) (community-as-resource),, dimana pera$at spesialis komunitas harus memiliki keterampilan memahami dan bekerja bersama anggota masyarakat dalam men&iptakan perubahan di masyarakat.
B. Tujuan
". 2. . .
0dapun tujuan pembelajaran pembelajaran dari kemitraan dalam promosi promosi dan pendidikan kesehatan yaitu 1 Pera$at dapat mengetahui pengertian dari kemitraan dalam pendidikan dan promosi kesehatan. Pera$at dapat mengetahui mengetahui dan menerapkan prinsip-prinsip kemitraan dalam pendidikan dan promosi kesehatan di masyarakat.. Pera$at dapat mengetahui dan menjelaskan model-model dalam kemitraan. Pera$at dapat mengetahui dan menerapkan kerangka berpikir dalam kemitraan.
BAB II PEMBAHASAN KEMITRAAN DALAM PROMOSI KESEHATAN A. Pengertian Kemitraan 1. 0danya interaksi dua pihak atau lebih, dimana kedua belah pihak merupakan mitra atau partner. 2. Penggabungan dari berbagai unsur untuk men&apai sesuatu sasaran3 tujuan yang tidak dapat sepenuhnya di&apai se&ara efektif dan efisien hanya oleh salah satu unsur saja. 3. 4ubungan kerjasama antara dua pihak atau lebih berdasarkan kesetaraan, keterbukaan dan saling menguntungkan ) memberi manfaat . 4. Upaya melibatkan berbagai komponen baik sektor, kelompok, masyarakat, lembaga pemerintah atau non pemerintah untuk bekerja sama men&apai tujuan bersama berdasarkan atas kesepakatan, prinsip dan peran masing-masing.
'uatu kesepakatan dimana seseorang, kelompok atau organisasiuntuk 5. bekerja sama men&apai tujuan, mengambil danmelaksanakan serta membagi tugas, menanggung bersama baikyang berupa resiko maupun keuntungan, meninjau ulang hubungan masing-masing se&ara teratur dan memperbaiki kembali kesepakatan bila diperlukan 6. 0dalah suatu bentuk ikatan bersama antara dua atau lebih pihakyang bekerjasama untuk men&apai tujuan dengan &ara berbagike$enangan dan tanggung ja$ab dalam bidang kesehatan, salingmemper&ayai, berbagi pengelolaan, in(estasi dan sumber dayauntuk program kesehatan, memperoleh keuntungan bersama dari
kegiatan yang dilakukan. Indonesia sehat 2" yang telah di&anangkan oleh departemen kesehatan, mempunyai (isi yang sangat ideal, yakni masyarakat Indonesia yang penduduknya hidup dalam lingkunganan prilaku sehat, mampu menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu, adil dan merata, serta memiliki derajat kesehatan yang setinggi tingginya. Untuk me$ujudkan (isi tersebut telah ditetapkan empat misi pembangunan kesehatan yang harus dilaksanakan beriringan 1 1. Mengerakkan pembangunan nasional yang ber$a$asan kesehatan 2.
Mendorong kemandirian masyarakat untuk hidup sehat
3. Memelihara dan meningkatkan pelayanan kesehatan yang bermutu, merata dan terjangkau 4. Memelihara dan meningkatkan kesehatan indi(idu, keluarga dan masyarakat beserta lingkungannya.
Untuk merealisasi (isi ini, jelas tidak dapat ter$ujud jika dibebankan pada sektor kesehatan saja karena kesehatan merupakan dampak dari pembangunan dari semua faktor pembangunan, oleh karena itu semua sektor harus saling bahu membahu me$ujudkan misi Indonesia 'ehat 2". memang 5epartemen Kesehatan yang paling bertanggung ja$ab namun dalam mengimplementasi
kebijakan dan program, inter(ensi harus bersama sama dengan sektor lain baik pemerintah maupun s$asta. 5engan kata lain sektor kesehatan merupakan pemrakarsa dalam menjalin kerjasama atau kemitraan ) partnership dengan sektor terkait.
Kemitraan adalah upaya yang melibatkan berbagai sektor, kelompok masyarakat, lembaga pemerintah maupun bukan pemerintah, untuk bekerjasama dalam mencapai suatu tujuan ujian bersama berdasarkan kesepakatan prinsip dan peran masing-masing . 5engan demikian untuk membangun kemitraan harus memenuhi beberapa persyaratan yaitu persamaan perhatian, saling per&aya dan saling menghormati, harus saling menyadari pentingnya kemitraan, harus ada kesepekatan misi , (isi, tujuan dan nilai yang sama harus berpijak pada landasan yang sama, kesediaan untuk berkorban.
B. Syarat Kemitraan ". Kesamaan perhatian ) &ommon interest 5alam membangun kemitraan,masing-masing anggota harusmerasa mempunyai perhatian dan kepentingan bersama. !anpaadanya perhatian dan kepentingan yang sama terhadap suatumasalah nis&aya kemitraan tidak akan terjadi. 'ektor kesehatan harus mampu menimbulkan perhatian terhadap masalah kesehatan bagi sektor-sektor lain non kesehatan, dengan upaya-upaya informasi dan ad(okasi se&ara intensif. 2. 'aling memper&ayai dan menghormati Keper&ayaan )trust adalah modal dasar setiap relasi3hubungan antar manusia, kesehatan harus mampu menimbulkan trust bagi partnernya . 'aling menyadari pentingnya arti kemitraan 0rti penting dari kemitraan adalah me$ujudkan kebersamaan antar anggota untuk menghasilkan sesuatu yang menuju kearah perbaikan kesehatan masyarakat pada khususnya, kesejahteraan masyarakat pada umumnya. Penting dilakukan ad(okasi dan informasi . Kesepakatan 6isi, misi, tujuan dan nilai 6isi, misi, tujuan dan nilai tentang kesehatan perlu disepakatibersama, dan akan sangat memudahkan untuk timbulnya komitmen bersama untuk menanggulangi masalah kesehatan bersama, hal ini harus meliputi semua tingkatan organisasi sampai petugas lapangan . Prin!i" Kemitraan #. Saling menguntungkan $mutual %ene&it' 'aling menguntungkan disini bukan hanya materi tetapi juga non materi, yaitu dilihat dari kebersamaan atau sinergisme dalam men&apai tujuan (. Pen)ekatan %er*rienta!i +a!il !indakan kemanusiaan yang efektif harus didasari pada realitas dan berorientasi pada tindakan. 4al ini membutuhkan koordinasi yang berorientasi hasil dan berbasis pada kemampuan efektif dan kapasitas operasional yang konkrit
,. Keter%ukaan $tran!"aran!i' 0pa yang menjadi kelebihan dan kekurangan m-amsainsging anggota mitra harus diketahhui oleh anggota yang lain !ransparansi di&apai melalui dialog )pada tingkat yang setara dengan menekankan konsultasi dan pembagian informasi terlebih dahulu. Komunikasi dan transparansi, termasuk transparansi finansial, membantu meningkatkan keper&ayaan antar organisasi -. Ke!etaraan Masing-masing pihak yang bermitra harus merasa duduk sama rendah dan berdiri sama tinggi, tidak boleh satu anggota memaksakan kehendak kepada yang lain. Kesetaraan membutuhkan rasa saling menghormati antar anggota kemitraan tanpa melihat besaran dan kekuatan. Para peserta harus saling menghormati mandat ke$ajiban dan kemandirian dari anggota yang lain serta memahami keterbatasan dan komitmen yang dimiliki satu sama lain. 'ikap saling menghormati tidak menghalangi masing-masing organisasi untuk terlibat dalam pertukaran pendapat yang konstruktif
. Tanggung /a0a% %rganisasi kemanusiaan memiliki tanggung ja$ab etis terhadap satu sama lain dalam menempuh tugas-tugasnya se&ara bertanggung ja$ab dengan integritas dan &ara yang rele(an dan tepat. %rganisasi kemanusiaan harus meyakinkan bah$a mereka hanya akan berkomitmen terhadap sesuatu kegiatan ketika mereka memang memiliki alat, kompetensi, keahlian dan kapasitas untuk me$ujudkan komitmen tersebut. Pen&egahan yang tegas dan jelas terhadap penyele$engan yang dilakukan oleh para pekerja kemanusiaan harus menjadi usaha yang berkelanjutan 1. Saling Melengka"i Keragaman dari komunitas kemanusiaan adalah sebuah aset bila dibangun atas kelebihan-kelebihan komparatif dan saling melengkapi kontribusi yang satu dengan yang lain. Kapasitas lokal adalah salah satu aset penting untuk ditingkatkan dan menjadi dasar pengembangang. Ketika memungkinkan, organisasi-organisasi kemanusiaan harus berjuang untuk menjadikan aset lokal sebagai bagian integral dari tindakan tanggap darurat dimana hambatan budaya dan bahasa harus diatasi
D. Kerangka Ber"ikir Dalam Kemitraan 1.
Penjajakan
Penting dilakukan penjajakan dengan &alon mitra 2. Penyamaan persepsi Perlu pertemuan a$al untuk penyamaan persepsi 3. Pengaturan peran Pengaturan peran harus dibi&arakan dan disepakati bersama 4. Komunikasi intensif Komunikasi antar mitra sangat diperlukan, agar apabila terdapat permasalahan di lapangan dapat dilakukan penanganan dengan &epat
5.
Melaksanakan kegiatan
4arus dilaksanakan dengan baik sesuai dengan ren&ana kerjatertulis 6. Pemantauan dan penilaian Perlu disepakati sejak a$al tentang &ara pemantauan dan penilaian. E. M*)el Kemitraan
". 2. . . 9.
!erdapat lima model kemitraan yang &enderung dapat dipahami sebagai sebuah ideologi kemitraan, sebab model tersebut merupakan a7as dan nafas kita dalam membangun kemitraan dengan anggota masyarakat lainnya. Model kemitraan tersebut antara lain1 Kepemimpinan (manageralism) )8ees, 29, Pluralisme baru (new-pluralism), 8adikalisme berorientasi pada negara (state-oriented radicalism), Ke$irausahaan (entrepreneurialism) dan Membangun gerakan (movement-building) )/atsler dan 8andall, "##2. /erkaitan dengan praktik kepera$atan komunitas di atas, maka model kemitraan yang sesuai untuk mengorganisasi elemen masyarakat dalam upaya pengembangan derajat kesehatan masyarakat dalam jangka panjang adalah model ke$irausahaan(entrepreneurialism). Model ke$irausahaan memiliki dua prinsip utama, yaitu prinsip otonomi (autonomy) kemudian diterjemahkan sebagai upaya ad(okasi masyarakat dan prinsip penentuan nasib sendiri (self-determination) yang selanjutnya diterjemahkan sebagai prinsip ke$irausahaan. Menurut penulis model ke$irausahaan memiliki pengaruh yang strategis pada pengembangan model praktik kepera$atan komunitas dan model kemitraan dalam pengorganisasian pengembangan kesehatan masyarakat di Indonesia. Praktik kepera$atan mandiri atau kelompok hubungannya dengan anggota masyarakat dapat dipandang sebagai sebuah institusi yang memiliki dua misi sekaligus, yaitu sebagai institusi ekonomi dan institusi yang dapat memberikan pembelaan pada kepentingan masyarakat terutama berkaitan dengan a7as keadilan sosial dan a7as pemerataan bidang kesehatan. %leh karenanya praktik kepera$atan sebagai institusi sangat terpengaruh dengan dinamika perkembangan masyarakat ):illiam, 2; Kors&hing * 0llen, 2, dan perkembangan kemasyarakatan tentunya juga akan mempengaruhi bentuk dan konteks kemitraan yang berpeluang dikembangkan )8obinson, 29 sesuai dengan slogan National
Pada bagian lain, saat ini mulai terlihat ke&enderungan adanya perubahan pola permintaan pelayanan kesehatan pada golongan masyarakat tertentu dari pelayanan kesehatan tradisional di rumah sakit beralih ke pelayanan kepera$atan di rumah disebabkan karena terjadinya peningkatan pembiayaan kesehatan yang &ukup besar dibanding sebelumnya )5epkes 8I, 2a, 2b; 'harkey, 2; Ma&0dam, 2. 'edangkan se&ara filosofis, saat ini telah terjadi perubahan =paradigma sakit> yang menitikberatkan pada upaya kuratif ke arah =paradigma sehat> yang melihat penyakit dan gejala sebagai informasi dan bukan sebagai fokus
pelayanan )
menggambarkan dua prinsip pendekatan utama kepera$atan komunitas, yaitu )" lingkaran pengkajian masyarakat pada pun&ak model yang menekankan anggota masyarakat sebagai pelaku utama pembangunan kesehatan, dan )2 proses kepera$atan. 0sumsi dasar mekanisme kolaborasi pera$at spesialis komunitas dengan masyarakat tersebut adalah hubungan kemitraan yang dibangun memiliki dua manfaat sekaligus yaitu meningkatnya partisipasi aktif masyarakat dan keberhasilan program kesehatan masyarakat )Kreuter, Ae7in, * Boung, 2. Mengikutsertakan masyarakat dan partisipasi aktif mereka dalam pembangunan kesehatan dapat meningkatkan dukungan dan penerimaan terhadap kolaborasi profesi kesehatan dengan masyarakat )'&hlaff, "##"; 'ienkie$i&7, 2. 5ukungan dan penerimaan tersebut dapat di$ujudkan dengan meningkatnya sumber daya masyarakat yang dapat dimanfaatkan, meningkatnya kredibilitas program kesehatan, serta keberlanjutan koalisi pera$at spesialis komunitas-masyarakat )/ra&ht, "##. (. M*)el kemitraan ke"era0atan k*munita! )alam "engem%angan ke!e+atan ma!yarakat Menurut 4it&h&o&k, '&ubert, dan !homas )"### fokus kegiatan promosi kesehatan adalah konsep pemberdayaan(empowerment) dan kemitraan (partnership). Konsep pemberdayaan dapat dimaknai se&ara sederhana sebagai proses pemberian kekuatan atau dorongan sehingga membentuk interaksi transformatif kepada masyarakat, antara lain1 adanya dukungan, pemberdayaan, kekuatan ide baru, dan kekuatan mandiri untuk membentuk pengetahuan baru. 'edangkan kemitraan memiliki definisi hubungan atau kerja sama antara dua pihak atau lebih, berdasarkan kesetaraan, keterbukaan dan saling menguntungkan atau memberikan manfaat )5epkes 8I, 29. Partisipasi klien3masyarakat dikonseptualisasikan sebagai peningkatan inisiatif diri terhadap segala kegiatan yang memiliki kontribusi pada peningkatan kesehatan dan kesejahteraan )Mapanga * Mapanga, 2 Pemberdayaan, kemitraan dan partisipasi memiliki inter-relasi yang kuat dan mendasar. Pera$at spesialis komunitas ketika menjalin suatu kemitraan dengan masyarakat maka ia juga harus memberikan dorongan kepada masyarakat. Kemitraan yang dijalin memiliki prinsip =bekerja bersama> dengan masyarakat bukan =bekerja untuk> masyarakat, oleh karena itu pera$at spesialis komunitas perlu memberikan dorongan atau pemberdayaan kepada masyarakat agar mun&ul partisipasi aktif masyarakat )Boo et. al, 2. Membangun kesehatan masyarakat tidak terlepas dari upaya-upaya untuk meningkatkan kapasitas, kepemimpinan dan partisipasi masyarakat )Nies * M&$an, 2", namun pera$at spesialis komunitas perlu membangun dan membina jejaring kemitraan dengan pihak-pihak yang terkait )8obinson, 29, misalnya1 profesi kesehatan lainnya, penyelenggara pemeliharaan kesehatan, Puskesmas, donatur 3 sponsor, sektor terkait, organisasi masyarakat, dan tokoh masyarakat. /erdasarkan hubungan elemen-elemen di atas, maka penulis men&oba untuk merumuskan sebuah model kemitraan kepera$atan komunitas dalam
pengembangan kesehatan masyarakat yang diji$ai oleh ideologi entrepreneurialisme. Model kemitraan kepera$atan komunitas dalam pengembangan kesehatan masyarakat merupakan suatu paradigma yang memperlihatkan hubungan antara beberapa konsep penting, tujuan dan proses dalam tindakan pengorganisasian masyarakat yang difokuskan pada upaya peningkatan kesehatan )4i&kman, "##9 dalam Nies * M&$an, 2". Konsep utama dalam model tersebut adalah kemitraan, kesehatan masyarakat, nilai dan keper&ayaan yang dianut, pengetahuan, partisipasi, kapasitas dan kepemimpinan yang didasarkan pada pelaksanaan prinsip-prinsip ke$irausahaan dan ad(okasi masyarakat.
BAB III PENUTUP A. Ke!im"ulan Kemitraan dapat disimpulkan berhasil jika banyaknya mitra yang terlibat, sumberdaya )M tersedia )input, pertemuan-pertemuan, lokakarya, kesepakatan bersama, seminat )proses, terbentuknya jaringan kerja, tersusunnya program dan pelaksanaan kegiatan bersama )output, membaiknya indikator derajat kesehatan )out&ome. @okus praktik kepera$atan komunitas adalah indi(idu, keluarga, kelompok khusus dan masyarakat. Pengorganisasikan komponen masyarakat yang dilakukan oleh pera$at spesialis komunitas dalam upaya peningkatan, perlindungan dan pemulihan status kesehatan masyarakat dapat menggunakan pendekatan pengembangan masyarakat (community development)# Inter(ensi kepera$atan komunitas yang paling penting adalah membangun kolaborasi dan kemitraan bersama anggota masyarakat dan komponen masyarakat lainnya, karena dengan terbentuknya kemitraan yang saling menguntungkan dapat memper&epat ter&iptanya masyarakat yang sehat.
Model kemitraan kepera$atan komunitas dalam pengembangan kesehatan masyarakat> merupakan paradigma pera$at spesialis komunitas yang rele(an dengan situasi dan kondisi profesi pera$at di Indonesia. Model ini memiliki ideologi ke$irausahaan yang memiliki dua prinsip penting, yaitu ke$irausahaan dan ad(okasi pada masyarakat untuk mendapatkan pelayanan kesehatan yang sesuai dengan a7as keadilan sosial dan a7as pemerataan. 5alam tulisan ini telah disajikan analisis mengenai kemanfaatan model kemitraan kepera$atan komunitas terhadap1 kepera$atan spesialis komunitas, sistem pendidikan kepera$atan komunitas, regulasi, sistem pelayanan kesehatan, dan masyarakat serta implikasi model terhadap pengembangan kebijakan kepera$atan komunitas dan promosi kesehatan di Indonesia.
B. Saran2Saran #.
(. ,.
-. . 1.
5apat dikembangkannya model praktik kepera$atan komunitas yang terintegrasi antara praktik kepera$atan dengan basis riset ilmiah. Mengenalkan model praktik kepera$atan komunitas. Meningkatkan proses berpikir kritis dan pengorganisasian pengembangan kesehatan masyarakat Meningkatkan jejaring dan kemitraan dengan masyarakat dan sektor terkait Meningkatkan legalitas praktik kepera$atan spesialis komunitas Mendorong praktik kepera$atan komunitas yang profesional
DA3TAR PUSTAKA 0nonym, 2#. Model Kemitraan Kepera$atan Komunitas 5alamPengembangan Kesehatan Masyarakat. $inas Kesehatan kabupaten Ngawi )online.) http133$$$.dinkesnga$i.net3 di akses 2 %ktober 2#. 0nonym. 2C. Prinsip-prinsip Kemitraan. %ebuah &ernyataan Komitmen # 'lobal umanitarian &latform )online. )$$$.globalhumanitarianplatform.org di akses 2 %ktober 2# K%N'P 056%K0'I 50A0M P8%M%'I K'40!0N A. PENGERTIAN
Kurang berhasil atau kegagalan suatu program kesehatan, sering di sebabkan oleh karena kurang atau tidak adanya dukungan dari para pembuat keputusan, baik di tingktak nasional maupun lokal (provinsi, kabupaten, atau kecamatan. !kibat kurangnya dukungan itu, antara lain rendahnya alokasi anggaran untuk program kesehatan, kurangnya sarana dan prasarana, tidak adanya kebi"akan yang menguntungkan bagi kesehatan dan sebagainya. #ntuk memperoleh atau meningkatkan dukungan atau komitmen dari para pembuat kebi"akan, termasuk para pe"abat lintas sektoral diperlukan upaya disebut advokasi. !dvokasi secara har$iah berarti pembelaan, sokongan atau bantuan terhadap seseorang yang mempunyai permasalahan. %stilah advokasi mula&mula digunakan dibidang hukum atau pengadilan. 'esorang yang sedang tersangkut perkara atau pelanggaran hukum, agar memperoleh keadilan yang sesungguh&sungguhnya. engacu kepada istilah advokasi dibidang hukum tersebut, maka advokasi dalam kesehatan diartikan upaya untuk memperoleh pembelaan,
bantuan,
atau
dukungan
terhadap
program
kesehatan.
enurut )esbter *ncyclopedia advokasi adalah +act o$ pleading $or supporting or recommending active espousal+ atau tindakan pembelaan, dukungan, atau rekomendasi dukungan akti$. enurut ahli retorika ( -oss and -oss, et al 1/0 advokasi diartikan sebagai upaya persuasi yang mencakup kegiatan penyadaran, rasionalisasi, argumentasi dan rekomendasi tindak lan"ut mengenai sesuatu hal. enurut opkins (10 advokasi adalah usaha untuk mempengaruhi kebi"akan publik melalui bermacam&macam bentuk komunikasi persuasi$. ari beberapa catatan tersebut dapat disimpulkan secara ringkas, baha advokasi adalah upaya atau proses untuk memperoleh komitmen yang dilakukan secara persuasi$ dengan menggunakan in$ormasi yang akurat dan tepat.
B.
PROSES DAN ARAH ADVOKASI
roses advocacy(advokasi di bidang kesehatan mulai digunakan dalam program kesehatan masyarakat pertama kali oleh ) pada tahun 1/4, sebagai salah satu strategi global endidikan atau promosi kesehatan. ) merumuskan, baha dalam meu"udkan visi dan misi romosi Kesehatan secara e$ekti$ menggunakan 3 strategi pokok, yakni 1. advocacy(advokasi, 2. Social Support ( dukungan sosial dan 3. Empowerment (pemberdayaan masyarakat. 'trategi global ini dimaksudkan baha, dalam pelaksanaan suatu program kesehatan didalam masyarakat, maka langkah yang di ambil adalah 1. elakukan pendekatan lobi dengan para pembuat keputusan setempat, agar mereka ini menerima dan +commited +. an akhirnya mereka bersedia mengeluarkan kebi"akan, atau keputusan&keputusan untuk membantu atau mendukung program tersebut. Kegiatan inilah yang disebut advokasi. alam kesehatan para pembuat keputusan baik di tingkat pusat maupun daerah ini disebut sasaran tersier. 2. 7angkah selan"utnya adalah mekakukan pendekatan dan pelatihan kepada tokoh masyarakat $ormal maupun in$ormal. 3. 'elan"utnya petugas kesehatan bersama&sama tokoh masyarakat tersebut melakukan kegiatan penyuluhan kesehatan, konseling, dan sebagainya, melalui berbagai kesempatan dan media.
!dvokasi di artikan sebagai upaya pendekatan terhadap orang lain yang dianggap mempunyai pengaruh terhadap keberhasilan suatu program atau kegiatan yang dilaksanakan. leh karena itu, orang yang men"adi sasaran atau target advokasi ini para pimpinan suatu organisasi atau institusi ker"a baik di lingkungan pemerintah maupun sasta dan organisasi kemasyarakatan di berbagai "en"ang administrasi pemerintahan ( tingkat pusat, provinsi, kabupaten, kecamatan dan kelurahan alam advokasi peran komunikasi sangat penting sebab dalam advokasi merupakan aplikasi dari komunikasi interpersonal, maupun massa yang di tu"ukan kepada para penentu kebi"akan (policy makers atau para pembuat keputusan ( decission makerspada semua tingkat dan tatanan sosial. !8#' K#9%K!'% !:K!'% K*'*!;!9
!rus komunikasi advokasi Kesehatan. Komunikasi dalam rangka advokasi kesehatan memerlukan kiat khusus agar komunikasi tersebut e$ekti$ antara lain sebagai berikut 1. . Kontekstual ( conte?tual advokasi kesehatan hendaknya bersi$at kontekstual. !rtinya pesan atau program yang akan diadvokasi harus diletakkan atau di kaitkan dengan masalah pembangunan daerah bersangkutan. esan&pesan atau program&program kesehatan apapun harus dikaitkan dengan upaya&upaya peningkatan kese"ahteraan masyarakat pemerintah setempat. /. =erani (courage seorang petugas kesehatan yang akan melakukan advokasi kepada para pe"abat, harus mempunyai keberanian berargumentasi dan berdiskusi dengan para pe"abat yang bersangkutan. . ati&hati ( contious meskipun berani, tetapi harus hati&hati dan tidak boleh keluar dari etika berkomunikasi dengan para pe"abat, hindari sikap +menggurui+ para pe"abat yang bersangkutan. 10. 'opan (courteous disamping hati&hati, advokator harus bersikap sopan, baik sopan dalam tutur kata maupun penampilan $isik, termasuk cara berpakaian. !dvokasi adalah suatu kegiatan untuk memperoleh komitmen politik, dukungan kebi"akan, penerimaan sosial, dan dukungan sistem dari para pembuat keputusan atau pe"abat pembuat kebi"akan (), 1/. leh karena itu, tu"uan utama advokasi adalah memberikan dorongan dan dukungan dikeluarkannya kebi"akan&kebi"akan publik yang berkaitan dengan program&program kesehatan. C. PRINSIP DASAR ADVOKASI
!dvokasi adalah kombinasi antara pendekatan atau kegiatan individu dan sosial, untuk memperoleh komitmen politik, dukungan kebi"akan, penerimaan sosial, dan adanya sistem yang mendukung terhadap suatu program kesehatan. #ntuk mencapai tu"uan advokasi ini, dapat diu"udkan dengan berbagai kegiatan atau pendekatan. #ntuk melakukan kegiatan advokasi yang e$ekti$ memerlukan argumen yang kuat. leh sebab itu, prinsip&prinsip advokasi ini akan membahas tentang tu"uan, kegiatan, dan argumentasi&argumentasi advokasi. ari batasan advokasi tersebut, secara inklusi$ terkandung tu"uan&tu"uan advokasi, yakni political commitment, policy support, social aceptance dan sistem support. a.
Komitmen politik (political comitment) Komitmen para pembuat keputusan atau alat penentu kebi"akan di tingkat dan disektor manapun terhadap permasalahan kesehatan tersebut. embangunan nasional tidak terlepas dari pengaruh kekuasaaan politik yang sedang ber"al.
b. ukungan kebi"akan (policy support) ukungan kongkrit yang diberikan oleh para pemimpin institusi disemua tingkat dan disemua sektor yang terkait dalam rangka meu"udkan pembangunan di sektor kesehatan. ukungan politik tidak akan berarti tanpa dilan"utkan dengan dikeluarkannya kebi"akan kongkret dari para pembuat keputusan tersebut. c. enerimaan 'osial ( social acceptance) enerimaan sosial, artinya diterimanya suatu program oleh masyarakat. 'uatu program kesehatan apapun hendaknya memperoleh dukungan dari sasaran utama program tersebut, yakni masyarakat, terutama tokoh masyarakat. d. ukungan 'istem (System Support) !danya sistem atau organisasi ker"a yang memasukkan uinit pelayanan atau program kesehatan dalam suatu institusi atau sektor pembangunan adalah mengindikasikan adanya dukungan sistem
D. METODE DAN TEHNIK ADVOKASI
'eperti yang diuraikan di atas, baha tu"uan utama advokasi di sektor kesehatan adalah memperoleh komitmen dan dukungan kebi"akan para penentu kebi"akan atau pembuat keputusan di segala tingkat. etode atau cara dan tehnik advokasi untuk mencapai tu"uan itu semua ada bermacam&macam, antara lain 1. 7obi olitik (political lobying) 7obi adalah bincang&bincangsecara in$ormal dengan para pe"abat untuk mengin$ormasikan dan membahas masalah dan program kesehatan yang dilaksanakan 2. 'erminar resentasi 'eminar presentasi yang di hadiri oleh para pe"abat lintas program dan sektoral. etugas kesehatan menya"ikan maslah kesehatan diilayah ker"anya, lengkap dengan data dan
ilustrasi yang menarik, serta rencana program pemecahannya. Kemudian dibahas bersama& sama, yang akhirnya dhara$kan memproleh komitmen dan dukungan terhadap program yang akan dilaksanakan tersebut. 3. edia !dvokasi media (media advocacy)adalah melakukan mengumpulkan media, khususnya media massa.
kegiatan
advokasi
dengan
4. erkumpulan (asosiasi eminat !sosiasi atau perkumpulan orang&orang yang mempunyai minat atau interes terhadap permaslahan tertentu atau perkumpulan pro$esi, "uga merupakan bentuk advokasi. E.
ARGUMENTASI UNTUK ADVOKASI
'ecara sederhana, advokasi adlah kegiatan untuk meyakinkan para penentu kebi"akan atau para pembuat keputusan sedemikian rupa sehingga mereka memberikan dukungan baik kebi"akan, $asilitas dan dana terhadap program yang ditaakan. eyakinkan para pe"abat terhadap pentingnya program kesehatan tidaklah mudah, memerlukan argumentasi @ argumentasi yang kuat. engan kata lain, berhasil tidaknya advokasi bergantung pada kuat atau tidaknya kita menyiapkan argumentasi. ibaah ini ada beberapa hal yang dapat memperkuat argumen dalam melakukan kegiatan advokasi, antara lain a. Kredibilitas (Creadible Kredibilitas (Creadible adalah suatu si$at pada seseorang atau institusi yang menyebabkan orang atau pihak lain mempercayainya atau meyakininya. rang yang akan melalukan advokasi (petugas kesehatan harus Creadible. 'eseorang itu Creadible apabila mempunyai 3 si$at, yakni 1 Capability (kapabilitas, yakni mempunyai kemampuan tentang bidangnya. 2 Autority ( otoritas, yakni adanya otoritas atau eenang yang dimiliki seseorang berdasarkan aturan organisasi yang bersangutan. 3 Integrity (integritas, adalah komitmen seseorang tehadap "abatan atau tanggung "aab yang diberikan kepadanya.
b. 7ayak ( Feasible !rtinya program yang dia"ukan tersebut baik secara tehnik, politik, maupun ekonomi dimungkinkan atau layak. 'ecara tehnik layak ($easible artinya program tersebut dapat dilaksanakan. !rtinya dari segi petugas yang akan melaksanakan program tersebut, mempunyai kemampuan yang baik atau cukup.
c.
8elevan ( Relevant !rtinya program yang yang dia"ukan tersebut tidak mencakup 2 kriteria, yakni memenuhi kebutuhan masyarakat dan benar&benar memecahkan masalah yang dirasakan masyarakat. d. enting dan endesak (Urgent !rtinya program yang dia"ukan harus mempunyai urgensi yang tinggi harus segera dilaksanakan dan kalau tidak segera dilaksanakan akan menimbulkan masalah F. UNSUR DASAR ADVOKASI
1. 2. 3. 4. 5. 6. >. /.
!da / unsur dasar advokasi yaitu enetapan tu"uan advokasi eman$aatan data riset untuk advokasi %denti$ikasi khalayak sasaran advokasi engembangan dan penyampaian pesan advokasi embangun koalisi embuat presentasi yang persuasi$ enggalangan dana untuk advokasi *valuasi upayaadvokasi
G. PENDEKATAN UTAMA ADVOKASI
!da 5 pendekatan utama dalam advokasi (#9-! dan =KK=9 2002 yaitu 1. elibatkan para pemimpin ara pembuat undang&undang, mereka yang terlibat dalam penyusunan hukum, peraturan maupun pemimpin politik, yaitu mereka yang menetapkan kebi"akan publik sangat berpengaruh dalam menciptakan perubahan yang terkait dengan masalah sosial termasuk kesehatan dan kependudukan. leh karena itu sangat penting melibatkan meraka semaksimum mungkin dalam isu yang akan diadvokasikan. 2. =eker"a dengan media massa
edia massa sangat penting berperan dalam membentuk opini publik. edia "uga sangat kuat dalam mempengaruhi persepsi publik atas isu atau masalah tertentu. engenal, membangun dan men"aga kemitraan dengan media massa sangat penting dalam proses advokasi. 3. embangun kemitraan alam upaya advokasi sangat penting dilakukan upaya "aringan, kemitraan yang berkelan"utan dengan individu, organisasi&organisasi dan sektor lain yang bergerak dalam isu yang sama. Kemitraan ini dibentuk oleh individu, kelompok yang beker"a sama yang bertu"uan untuk mencapai tu"uan umum yang samahampir sama. 4. emobilisasi massa emobilisasi massa merupakam suatu proses mengorganisasikan individu yang telah termotivasi ke dalam kelompok&kelompok atau mengorganisasikan kelompok yang sudah ada. engan mobilisasi dimaksudkan agar termotivasi individu dapat diubah men"adi tindakan kolekti$ 5. embangun kapasitas embangu kapasitas disini di maksudkan melembagakan kemampuan untuk mengembangakan dan mengelola program yang komprehensi$ dan membangun critical mass pendukung yang memiliki keterampilan advokasi. Kelompok ini dapat diidenti$ikasi dari 7' tertentu, kelompok pro$esi serta kelompok lain. H. LANGKAH-LANGKAH ADVOKASI
1.
2.
3.
a. & & & & & & b. & & &
!dvokasi adalah proses atau kegiatan yang hasil akhirnya adalah diperolehnya dukungan dari para pembuat keputusan terhadap program kesehatan yang ditaarkan atau diusulkan. leh sebab itu, proses ini antara lain melalui langkah&langkah sebagai berikut ;ahap persiapan ersiapan advokasi yang paling penting adalah menyusun bahan (materi atau instrumen advokasi. ;ahap pelaksanaan elaksanaan advokasi sangat tergantung dari metode atau cara advokasi. Aara advokasi yang sering digunakan adalah lobbi dan seminar atau presentasi. ;ahap penilaian 'eperti yang disebutkan diatas baha hasil advokasi yang dihara$kan adalah adanya dukungan dari pembuat keputusan, baik dalam bentuk perangkat lunak (sotware)maupun perangkat keras (!ardware)" leh sebab itu, untuk menilai atau mengevaluasi keberhasilan advokasi dapat menggunakan indikator&indikator seperti dibaah ini Sotware (piranti lunak misalnya dikeluarkannya #ndang&undang eraturan pemerintah eraturan pemerintah daerah (perda Keputusan menteri 'urat keputusan gubernur bupati 9ota kesepahaman(#, dan sebagainya #ardware (piranti keras misalnya eningkatnya anggaran kesehatan dalam !=9 atau != eningkatnya anggaran untuk satu program yang di priorit askan !danya bantuan peralatan, sarana atau prasarana program dan sebagainya.
KEMITRAAN DALAM PROMOSI KESEHATAN Indonesia sehat 2010 yang telah dicanangan oleh de!a"te#en esehatan$ #e#!%nyai &isi yang sangat ideal$ yani #asya"aat Indonesia yang !end%d%nya hid%! dala# ling%nganan !"ila% sehat$ #a#!% #en'anga% !elayanan esehatan yang (e"#%t%$ adil dan #e"ata$ se"ta #e#ilii de"a'at esehatan yang setinggi tingginya)
*nt% #e+%'%dan &isi te"se(%t telah diteta!an e#!at #isi !e#(ang%nan esehatan yang ha"%s dilasanaan (e"i"ingan , 1.
Mengerakkan pembangunan nasional yang berwawasan kesehatan
2.
Mendorong kemandirian masyarakat untuk hidup sehat
3.
Memelihara dan meningkatkan pelayanan kesehatan yang bermutu, merata dan terjangkau
4.
Memelihara dan meningkatkan kesehatan individu, keluarga dan masyarakat beserta lingkungannya. Untuk merealisasi visi ini, jelas tidak dapat terwujud jika dibebankan pada
sektor kesehatan saja karena kesehatan merupakan dampak dari pembangunan dai semua semua faktor pembangunan, oleh karena itu semua sektor harus saling bahu membahu mewujududkan misi indonesia sehat 21. memang departemen
kesehatan
yang
paling
bertanggung
jawab
namun
dalam
mengiplementasi kebijakan dan program, intervensi harus bersama sama dengan sektor lain baik pemerintah maupun swasta. !engan kata lain sektor kesehatan
merupakan
pemrakarsa
dalam
menjalin
kerjasama
atau
kemitraan " partnership # dengan sektor terkait $emitraan adalah upaya yang melibatkan berbagai sektor, kelompok masyarakat,
lembaga
pemerintah
maupun
bukan
pemerintah,
untuk
bekerjasama dalam men%apai suatu tujuan bersama berdasarkan kesepakatan prinsip
dan
peran
masing&masing.dengan
demikian untuk
membangun
kemitraan harus memenuhi beberapa persyaratan yaitu persamaan perhatian, saling per%aya dan saling menghormati, harus saling menyadari pentingnya kemitraan, harus ada kesepakatan misi, visi, tujuan dan nilai yang sama, harus berpijak padalandasan yang sama, kesediaan untuk berkorban
$emitraan dapat disimpulkan berhasil jika banyaknya mitra yang terlibat, sumberdaya
"3M#
tersedia
kesepakatan
bersama,seminat
tersusunnya
program
dan
"
input "
#,
proses
pelaksanaan
pertemuan&pertemuan, #,
terbentuknya
kegiatan
membaiknya indikator derajat kesehatan " out%ome #
lokakarya,
jaringan
bersama
"
kerja,
output
#,